Lompat ke isi

Elisabeth Gruyters: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Erik Evrest (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.3
 
(28 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Orphan|date=November 2022}}
'''Elisabeth Gruyters''' adalah pendiri Kongregasi Suster-Suster Cinta Kasih Santo Carolus Borromeus atau di [[Indonesia]] biasa dikenal dengan Kongresasi CB. [[Kongresasi]] ini didirikan tanggal [[29 April]] [[1837]] di [[Maastrich]], [[Belanda]]. Santo Carolus Borromeus adalah pelindung Kongregasi Susuter-Suster Cinta Kasih Santo Carolus Borromeus dan pelindung [[sekolah]] [[Tarakanita]]. Awalnya ada 10 [[suster]] CB yang diutus dari [[Belanda]] ke [[Indonesia]]. Perjalanan menghabiskan waktu 107 hari melewati darat maupun laut. Apalagi waktu itu sedang terjadi [[Perang Dunia II]], sehingga banyak [[ranjau]]. Sesampainya di [[Indonesia]], juga harus mempelajari [[bahasa]], [[makanan]], [[cuaca]], [[kebudayaan]] sambil melayani orang yang membutuhkan. Pelayanan pun terus berlanjut hingga sekarang. Selain di [[Indonesia]], [[suster]] CB juga melayani di [[Amerika]], [[Afrika]], [[Belanda]], [[Belgia]], [[Brasil]], [[Norwegia]], [[Filipina]], [[Vietnam]], [[Timor Leste]], dan masih banyak lagi. Di [[bidang]] [[pendidikan]], Suster CB mengelola Yayasan Tarakanita ([[Playgroup]], [[TK]], [[SD]], [[SMP]], [[SMA]], dan [[SMK]]) dan Yayasan Pendidikan Tinggi Tarakanita yang ada di berbagai tempat. Selain itu Suster CB juga berkarya dalam [[bidang]] [[kesehatan]], [[sosial]], dan [[pastoral]].


{{rapikan}}
==Referensi==
[[Berkas:Maastricht, Klooster Zusters onder de Bogen, Noviciaatsgebouw, museumzaal 19.jpg|thumb|230px|Potret Elisabeth Gruyters]]
Mekar, Edisi 13 tahun 2009
'''Nama lengkap: Maria Elisabeth Gruyters/Elisabeth Gruyters'''


({{lahirmati|desa Leut yang terletak dipinggir [[sungai Maas]], [[Limburg]], [[Belgia]]|1|11|1789|[[Wolder]], dekat [[Maastricht]]|26|6|1864}}) Elisabeth Gruyters adalah pendiri Kongregasi Suster-Suster Cinta Kasih Santo Carolus Borromeus atau di [[Indonesia]] biasa dikenal dengan Kongregasi CB.
==Pranala Luar==
* {{id}} [http://www.cbsisters.org/text-BI-CB-Sisters/1_4_bi.htm]


[[Kongregasi]] ini didirikan tanggal [[29 April]] [[1837]] di [[Maastricht]], [[Belanda]]. Santo Carolus Borromeus adalah pelindung Kongregasi Susuter-Suster Cinta Kasih Santo Carolus Borromeus dan pelindung [[sekolah]] [[Tarakanita]]. Awalnya ada 10 [[Perawat|suster]] CB yang diutus dari [[Belanda]] ke [[Indonesia]]. Perjalanan menghabiskan waktu 107 hari melewati darat maupun laut. Apalagi waktu itu sedang terjadi [[Perang Dunia II]], sehingga banyak [[ranjau]]. Sesampainya di [[Indonesia]], juga harus mempelajari [[bahasa]], [[makanan]], [[cuaca]], [[kebudayaan]] sambil melayani orang yang membutuhkan. Pelayanan pun terus berlanjut hingga sekarang. Selain di [[Indonesia]], [[Perawat|suster]] CB juga melayani di [[Amerika Serikat|Amerika]], [[Afrika]], [[Belanda]], [[Belgia]], [[Brasil]], [[Norwegia]], [[Filipina]], [[Vietnam]], [[Timor Leste]], dan masih banyak lagi. Di [[bidang]] [[pendidikan]], Suster CB mengelola Yayasan Tarakanita ([[Playgroup]], [[TK]], [[SD]], [[SMP]], [[SMA]], dan [[SMK]]) dan Yayasan Pendidikan Tinggi Tarakanita yang ada di berbagai tempat. Selain itu Suster CB juga berkarya dalam [[bidang]] [[kesehatan]], [[sosial]], dan [[pastoral]]. Ayahnya yang bernama Nicolaas Gruyters merupakan seorang bendahara puri di Leut.
{{katolik-stub}}

'''Biogarafi'''

Pada tahun [[1821]] Elisabeth berangkat ke Maastricht, di mana ia bertahun-tahun bekerja sebagai pengurus rumah tangga pada keluarga Nijpels. Dalam catatan pribadi yang ia tinggalkan, ia menuliskan kerinduannya agar diterima dalam sebuah biara. Begitu tinggal Maastricht kerinduan ini makin bertambah besar. Pada waktu itu kota Maastricht menderita akibat penindasan [[Prancis]]. Biara-biara ditutup, Gereja dilarang mengadakan ibadat. Banyak biarawan dan biarawati pada menghilang. Kota Maastricht sungguh miskin akibat penindasan dan perampokan yang berkepanjangan. Tentara sangat berkuasa, penduduk sangat miskin serta berkekurangan. Elisabeth tersentuh hatinya melihat penderitaan lahir dan batin yang dialami penduduk. Kerinduannya untuk diterima dalam biara pelan-pelan berubah menjadi berharapan agar di kota Maastricht ini didirikan sebuah biara di mana Tuhan akan diabdi secara tulus dan ikhlas. Catatan-catatan yang ditulis oleh Elisabeth Gruyters pada tahun-tahun terakhir hidupnya mengandung banyak data mengenai berdirinya Kongregasi. Catatan itu sekaligus merupakan kisah panggilan pribadi dan perkembangan hidup rohaninya. Pada peringatan 150 tahun berdirinya Kongregasi pada tahun [[1987]], catatan-catatan itu kemudian dituliskan dalam bentuk buku yang berjudul "Elisabeth Gruyters, Pendiri sebuah Tarekat".Karena kebutuhan untuk mengadakan pendekatan atas naskah asli sesuai dengan zaman, maka Kongregasi meminta kepada [[Institut Titus Brandsma]] di [[Nijmegen]] untuk mempelajarinya. Hasilnya sungguh mengagumkan. Ternyata Elisabeth Gruyters termasuk dalam deretan para mistik. Sebagaimana terungkap dalam buku yang berjudul "Mistik Elisabeth Gruyters: Aku berdiri di tengah jalan, sangat tercengang" ([[1987]]).Salah satu karya dia bersama suster yang lain disana antara lain adalah pelayanan bagi mereka yang sakit di [[Rumah Sakit Calvariberg]], Maastricht.<ref>{{Cite web |url=http://www.cbsisters.org/text-BI-CB-Sisters/1_4_bi.htm |title=Memoriam Bunda Elisabeth |access-date=2009-08-14 |archive-date=2008-09-17 |archive-url=https://web.archive.org/web/20080917150519/http://www.cbsisters.org/text-BI-CB-Sisters/1_4_bi.htm |dead-url=yes }}</ref>

Pada tanggal [[1 Maret]] [[2006]], Kongregasi telah memiliki sekitar 700 anggota yang berkarya di Amerika, Belgia, Denmark, Indonesia, Belanda, Norwegia, Tanzania dan Republik Demokratik Timor Timur.<ref>{{Cite web |url=http://www.cbsisters.org/text-BI-CB-Sisters/main2_bi.htm |title=Zusters Onder de Bogen |access-date=2010-01-02 |archive-date=2009-01-06 |archive-url=https://web.archive.org/web/20090106144934/http://www.cbsisters.org/text-BI-CB-Sisters/main2_bi.htm |dead-url=yes }}</ref>

== Referensi ==

{{reflist}}

[[Kategori:Kelahiran 1789]]
[[Kategori:Kematian 1864]]
[[Kategori:Tokoh Belgia]]
[[Kategori:Tokoh Belgia]]
[[Kategori:Tokoh yang tidak memiliki informasi tahun kelahiran]]

Revisi terkini sejak 5 April 2023 03.22


Potret Elisabeth Gruyters

Nama lengkap: Maria Elisabeth Gruyters/Elisabeth Gruyters

(1 November 1789 – 26 Juni 1864) Elisabeth Gruyters adalah pendiri Kongregasi Suster-Suster Cinta Kasih Santo Carolus Borromeus atau di Indonesia biasa dikenal dengan Kongregasi CB.

Kongregasi ini didirikan tanggal 29 April 1837 di Maastricht, Belanda. Santo Carolus Borromeus adalah pelindung Kongregasi Susuter-Suster Cinta Kasih Santo Carolus Borromeus dan pelindung sekolah Tarakanita. Awalnya ada 10 suster CB yang diutus dari Belanda ke Indonesia. Perjalanan menghabiskan waktu 107 hari melewati darat maupun laut. Apalagi waktu itu sedang terjadi Perang Dunia II, sehingga banyak ranjau. Sesampainya di Indonesia, juga harus mempelajari bahasa, makanan, cuaca, kebudayaan sambil melayani orang yang membutuhkan. Pelayanan pun terus berlanjut hingga sekarang. Selain di Indonesia, suster CB juga melayani di Amerika, Afrika, Belanda, Belgia, Brasil, Norwegia, Filipina, Vietnam, Timor Leste, dan masih banyak lagi. Di bidang pendidikan, Suster CB mengelola Yayasan Tarakanita (Playgroup, TK, SD, SMP, SMA, dan SMK) dan Yayasan Pendidikan Tinggi Tarakanita yang ada di berbagai tempat. Selain itu Suster CB juga berkarya dalam bidang kesehatan, sosial, dan pastoral. Ayahnya yang bernama Nicolaas Gruyters merupakan seorang bendahara puri di Leut.

Biogarafi

Pada tahun 1821 Elisabeth berangkat ke Maastricht, di mana ia bertahun-tahun bekerja sebagai pengurus rumah tangga pada keluarga Nijpels. Dalam catatan pribadi yang ia tinggalkan, ia menuliskan kerinduannya agar diterima dalam sebuah biara. Begitu tinggal Maastricht kerinduan ini makin bertambah besar. Pada waktu itu kota Maastricht menderita akibat penindasan Prancis. Biara-biara ditutup, Gereja dilarang mengadakan ibadat. Banyak biarawan dan biarawati pada menghilang. Kota Maastricht sungguh miskin akibat penindasan dan perampokan yang berkepanjangan. Tentara sangat berkuasa, penduduk sangat miskin serta berkekurangan. Elisabeth tersentuh hatinya melihat penderitaan lahir dan batin yang dialami penduduk. Kerinduannya untuk diterima dalam biara pelan-pelan berubah menjadi berharapan agar di kota Maastricht ini didirikan sebuah biara di mana Tuhan akan diabdi secara tulus dan ikhlas. Catatan-catatan yang ditulis oleh Elisabeth Gruyters pada tahun-tahun terakhir hidupnya mengandung banyak data mengenai berdirinya Kongregasi. Catatan itu sekaligus merupakan kisah panggilan pribadi dan perkembangan hidup rohaninya. Pada peringatan 150 tahun berdirinya Kongregasi pada tahun 1987, catatan-catatan itu kemudian dituliskan dalam bentuk buku yang berjudul "Elisabeth Gruyters, Pendiri sebuah Tarekat".Karena kebutuhan untuk mengadakan pendekatan atas naskah asli sesuai dengan zaman, maka Kongregasi meminta kepada Institut Titus Brandsma di Nijmegen untuk mempelajarinya. Hasilnya sungguh mengagumkan. Ternyata Elisabeth Gruyters termasuk dalam deretan para mistik. Sebagaimana terungkap dalam buku yang berjudul "Mistik Elisabeth Gruyters: Aku berdiri di tengah jalan, sangat tercengang" (1987).Salah satu karya dia bersama suster yang lain disana antara lain adalah pelayanan bagi mereka yang sakit di Rumah Sakit Calvariberg, Maastricht.[1]

Pada tanggal 1 Maret 2006, Kongregasi telah memiliki sekitar 700 anggota yang berkarya di Amerika, Belgia, Denmark, Indonesia, Belanda, Norwegia, Tanzania dan Republik Demokratik Timor Timur.[2]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Memoriam Bunda Elisabeth". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-09-17. Diakses tanggal 2009-08-14. 
  2. ^ "Zusters Onder de Bogen". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-01-06. Diakses tanggal 2010-01-02.