Lende Induk, Sirenja, Donggala: Perbedaan antara revisi
Wagino Bot (bicara | kontrib) k Bot: Menambah referensi |
Wagino Bot (bicara | kontrib) k →Pranala luar: Bot: PWDI - Merapikan artikel |
||
Baris 22: | Baris 22: | ||
Pada awalnya merupakan salah satu Desa yang tertua di antara 5 Desa di kecamatan [[Sirenja, Donggala|Sirenja]], dikarenakan waktu itu masih dipegang oleh ( DISTRIK TAVAILI UTARA ) kersidenan Donggala. Diperkirakan Desa Lende sudah terbentuk menjadi kampung kurang lebih 100 tahun yang lalu. Seiring dengan perjalan waktu, pada tahun 1964 berakhirlah yang disebut Distrik tersebut. Atas dasar peraturan pemerintah dan kebijakan telah berubah maka mulailah sebutan kampung menjadi Desa. Untuk memenuhi persyaratan sebagai kecamatan definitif maka oleh kepala wilayah kecamatan sirenja yang pertama adalah Bapak Abdullah Sitopan BA. Terjadilah pemekaran wilayah dari 5 Desa menjadi 11 Desa. Dan diantaranya Desa lende dimekarkan menjadi 3 Desa yakni Desa Lende dan Desa Lompio. Dari penuturan nara sumber pengertian nama Lende berasal dari sejenis kayu yang dijadikan alat untuk melicinkan jalanya perahu yang didorong dari darat kelaut ( LENDERE ). Ditilik dari penamaan bahasa kaili Rai terhadap alat yang dimaksud diatas bukan Lendere tetapi Kolora, dan fakta masa lampau bahwa di Desa Lende tidak ada pemilik perahu jenis penisi atau lambo yang harus menggunakan alat tersebut. Lagi pula pantai Desa Lende bukan pelabuhan, dan jenis kayu yang dimaksud kurang bahkan hampir tidak ada tumbuh disekitar pantai.Menurut versi kedua kedua dari nara sumber Bapak H. Sofyan Farid Lembah SH. Pada saat melakukan penelitian adat istiadat terhadap suku anak dalam Topo Da’a diatas Biromaru dia sangat kaget mendengar penuturan yang disampaikan oleh salah seorang kepala suku ketika bercerita tentang Desa Lende. Karena menurut Suku Da’a Lende berasal dari bahasa Lendu ( Petalendu ), aratinya tempat berlindung atau bersembunyi, dalam pengertian sebenarnya adalah benteng karena ada hubungan sejarah masa lampau. Dari sejak terbetuknya hingga pada saat ini Desa Lende telah dipimpin oleh 18 Kepala Desa. Namun periode pertama samapai kedelapan tidak dapat dijelaskan karna terbatasnya data dan informasi yang diketahui. Dan yang dapat kami jelaskan sejak kepala desa kesembilan sampai dengan sekarang. Dan mengangkat Kepala Desa ke-9 yakni LABASO pada tahun 1942 dan berakhir pada 1953. Sekitar tahun 1953 – 1960 dijabat oleh SALIM, kemudian dijabat sementara oleh [[TAHEBO.L.LAMAGISI]] pada tahun [[1960-1962]]. Kemudian dijabat kembali oleh [[SALIM]] tahun [[1962-1966]]. Dan pada tahun 1966-1974 dijabat oleh [[A.R.B LEMBAH]]. Kemudian tahun [[1974 – 1976]] dijabat oleh [[A.D. LATUTU]]. Dan kemudian dijabat [[S.DJ. LAMAGISI]] dari tahun [[1976]] sampai tahun [[1997]] yang menjabat kurang lebih 20 tahun dan merupakan Kepala Desa paling lama masa jabatanya. Dan pada tahun [[1997-2004]] dipegang oleh [[RAMID LATUTU]]. |
Pada awalnya merupakan salah satu Desa yang tertua di antara 5 Desa di kecamatan [[Sirenja, Donggala|Sirenja]], dikarenakan waktu itu masih dipegang oleh ( DISTRIK TAVAILI UTARA ) kersidenan Donggala. Diperkirakan Desa Lende sudah terbentuk menjadi kampung kurang lebih 100 tahun yang lalu. Seiring dengan perjalan waktu, pada tahun 1964 berakhirlah yang disebut Distrik tersebut. Atas dasar peraturan pemerintah dan kebijakan telah berubah maka mulailah sebutan kampung menjadi Desa. Untuk memenuhi persyaratan sebagai kecamatan definitif maka oleh kepala wilayah kecamatan sirenja yang pertama adalah Bapak Abdullah Sitopan BA. Terjadilah pemekaran wilayah dari 5 Desa menjadi 11 Desa. Dan diantaranya Desa lende dimekarkan menjadi 3 Desa yakni Desa Lende dan Desa Lompio. Dari penuturan nara sumber pengertian nama Lende berasal dari sejenis kayu yang dijadikan alat untuk melicinkan jalanya perahu yang didorong dari darat kelaut ( LENDERE ). Ditilik dari penamaan bahasa kaili Rai terhadap alat yang dimaksud diatas bukan Lendere tetapi Kolora, dan fakta masa lampau bahwa di Desa Lende tidak ada pemilik perahu jenis penisi atau lambo yang harus menggunakan alat tersebut. Lagi pula pantai Desa Lende bukan pelabuhan, dan jenis kayu yang dimaksud kurang bahkan hampir tidak ada tumbuh disekitar pantai.Menurut versi kedua kedua dari nara sumber Bapak H. Sofyan Farid Lembah SH. Pada saat melakukan penelitian adat istiadat terhadap suku anak dalam Topo Da’a diatas Biromaru dia sangat kaget mendengar penuturan yang disampaikan oleh salah seorang kepala suku ketika bercerita tentang Desa Lende. Karena menurut Suku Da’a Lende berasal dari bahasa Lendu ( Petalendu ), aratinya tempat berlindung atau bersembunyi, dalam pengertian sebenarnya adalah benteng karena ada hubungan sejarah masa lampau. Dari sejak terbetuknya hingga pada saat ini Desa Lende telah dipimpin oleh 18 Kepala Desa. Namun periode pertama samapai kedelapan tidak dapat dijelaskan karna terbatasnya data dan informasi yang diketahui. Dan yang dapat kami jelaskan sejak kepala desa kesembilan sampai dengan sekarang. Dan mengangkat Kepala Desa ke-9 yakni LABASO pada tahun 1942 dan berakhir pada 1953. Sekitar tahun 1953 – 1960 dijabat oleh SALIM, kemudian dijabat sementara oleh [[TAHEBO.L.LAMAGISI]] pada tahun [[1960-1962]]. Kemudian dijabat kembali oleh [[SALIM]] tahun [[1962-1966]]. Dan pada tahun 1966-1974 dijabat oleh [[A.R.B LEMBAH]]. Kemudian tahun [[1974 – 1976]] dijabat oleh [[A.D. LATUTU]]. Dan kemudian dijabat [[S.DJ. LAMAGISI]] dari tahun [[1976]] sampai tahun [[1997]] yang menjabat kurang lebih 20 tahun dan merupakan Kepala Desa paling lama masa jabatanya. Dan pada tahun [[1997-2004]] dipegang oleh [[RAMID LATUTU]]. |
||
== |
== Pranala luar == |
||
{{RefDagri|2022}} |
{{RefDagri|2022}} |
||
Revisi terkini sejak 5 Desember 2023 01.49
Lende | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Sulawesi Tengah |
Kabupaten | Donggala |
Kecamatan | Sirenja |
Kode pos | 94354 |
Luas | 21,32 Km2 |
Jumlah penduduk | 1.528 jiwa |
Kepadatan | 124 jiwa/Km2 |
Lende adalah desa di kecamatan Sirenja, Donggala, Sulawesi Tengah, Indonesia.
Sejarah Singkat
[sunting | sunting sumber]Pada awalnya merupakan salah satu Desa yang tertua di antara 5 Desa di kecamatan Sirenja, dikarenakan waktu itu masih dipegang oleh ( DISTRIK TAVAILI UTARA ) kersidenan Donggala. Diperkirakan Desa Lende sudah terbentuk menjadi kampung kurang lebih 100 tahun yang lalu. Seiring dengan perjalan waktu, pada tahun 1964 berakhirlah yang disebut Distrik tersebut. Atas dasar peraturan pemerintah dan kebijakan telah berubah maka mulailah sebutan kampung menjadi Desa. Untuk memenuhi persyaratan sebagai kecamatan definitif maka oleh kepala wilayah kecamatan sirenja yang pertama adalah Bapak Abdullah Sitopan BA. Terjadilah pemekaran wilayah dari 5 Desa menjadi 11 Desa. Dan diantaranya Desa lende dimekarkan menjadi 3 Desa yakni Desa Lende dan Desa Lompio. Dari penuturan nara sumber pengertian nama Lende berasal dari sejenis kayu yang dijadikan alat untuk melicinkan jalanya perahu yang didorong dari darat kelaut ( LENDERE ). Ditilik dari penamaan bahasa kaili Rai terhadap alat yang dimaksud diatas bukan Lendere tetapi Kolora, dan fakta masa lampau bahwa di Desa Lende tidak ada pemilik perahu jenis penisi atau lambo yang harus menggunakan alat tersebut. Lagi pula pantai Desa Lende bukan pelabuhan, dan jenis kayu yang dimaksud kurang bahkan hampir tidak ada tumbuh disekitar pantai.Menurut versi kedua kedua dari nara sumber Bapak H. Sofyan Farid Lembah SH. Pada saat melakukan penelitian adat istiadat terhadap suku anak dalam Topo Da’a diatas Biromaru dia sangat kaget mendengar penuturan yang disampaikan oleh salah seorang kepala suku ketika bercerita tentang Desa Lende. Karena menurut Suku Da’a Lende berasal dari bahasa Lendu ( Petalendu ), aratinya tempat berlindung atau bersembunyi, dalam pengertian sebenarnya adalah benteng karena ada hubungan sejarah masa lampau. Dari sejak terbetuknya hingga pada saat ini Desa Lende telah dipimpin oleh 18 Kepala Desa. Namun periode pertama samapai kedelapan tidak dapat dijelaskan karna terbatasnya data dan informasi yang diketahui. Dan yang dapat kami jelaskan sejak kepala desa kesembilan sampai dengan sekarang. Dan mengangkat Kepala Desa ke-9 yakni LABASO pada tahun 1942 dan berakhir pada 1953. Sekitar tahun 1953 – 1960 dijabat oleh SALIM, kemudian dijabat sementara oleh TAHEBO.L.LAMAGISI pada tahun 1960-1962. Kemudian dijabat kembali oleh SALIM tahun 1962-1966. Dan pada tahun 1966-1974 dijabat oleh A.R.B LEMBAH. Kemudian tahun 1974 – 1976 dijabat oleh A.D. LATUTU. Dan kemudian dijabat S.DJ. LAMAGISI dari tahun 1976 sampai tahun 1997 yang menjabat kurang lebih 20 tahun dan merupakan Kepala Desa paling lama masa jabatanya. Dan pada tahun 1997-2004 dipegang oleh RAMID LATUTU.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Indonesia) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 050-145 Tahun 2022 tentang Pemberian dan Pemutakhiran Kode, Data Wilayah Administrasi Pemerintahan, dan Pulau tahun 2021
- (Indonesia) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan
- (Indonesia) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan