Lompat ke isi

Zainal Arifin Mochtar: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Jelajahlangit (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(23 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{otherpeople|Zainal Arifin}}
{{otherpeople|Zainal Arifin}}
{{tanpa_referensi}}
{{tanpa_referensi}}
{{Infobox person
'''[[Doktoral|Dr]]. Zainal Arifin Mochtar, [[Sarjana Hukum|S.H]]., [[:en:Master of Laws|LL.M]].''' ({{lahirmati|Makassar|8|12|1978}}) adalah seorang [[Akademisi]] dan [[Peneliti]] [[Hukum tata negara|Hukum Tata Negara]] Indonesia serta [[aktivis]] yang saat ini menjabat sebagai ''Wakil Ketua Komite Pengawas Perpajakan'' di [[Kementerian Keuangan Republik Indonesia]]<ref>{{cite news|url=https://komwasjak.kemenkeu.go.id/in/post/zainal-arifin-mochtar|title=Wakil Ketua Komite Pengawas Perpajakan|website=komwasjak.kemenkeu.go.id|}}</ref>. Ia adalah Ketua Departemen Hukum Tata Negara di Fakultas Hukum [[Universitas Gadjah Mada]]<ref>{{cite news|url=https://law.ugm.ac.id/zainal-arifin-mochtar/|title= Profil Dosen|website=law.ugm.ac.id|}}</ref> dan Direktur Pusat Kajian Anti-Korupsi (Pukat) FH UGM <ref>{{cite news|url=https://kagama.co/2017/12/15/ketua-pukat-ugm-korupsi-lebih-terkait-etika/|title=Ketua Pukat UGM korupsi lebih terkait etika|website=kagama.co|}}</ref>. Ia termasuk akademisi yang sangat lantang mengkritik pemerintah terutama dalam hal [[korupsi]] dan [[oligarki]].
| honorific-prefix =
| name = Zainal Arifin Mochtar
| honorific-suffix =
| image = Zainal Arifin Mochtar 2023.png
| imagesize =
| alt =
| caption =
| birth_name =
| birth_date = {{Birth date and age|1978|12|8}}
| birth_place = [[Kota Makassar|Makassar]], [[Sulawesi Selatan]], Indonesia
| death_date = <!-- {{Death date and age|YYYY|MM|DD|YYYY|MM|DD}} (tanggal meninggal diikuti tanggal lahir) -->
| death_place =
| nationality =
| other_names =
| alma_mater = [[Universitas Gadjah Mada]]<br>[[:en:Northwestern University|Northwestern University]]
| occupation = [[Dosen]], [[akademikus]]
| known_for = Pakar hukum tata negara, pahlawan demokrasi
| spouse =
| children =
| parents =
}}

[[Doktor|Dr]]. '''Zainal Arifin Mochtar''', [[Sarjana Hukum|S.H.]], [[:en:Master of Laws|LL.M.]] ({{lahirmati|Makassar|8|12|1978}}) adalah seorang [[dosen]], [[akademikus]], dan [[pakar]] [[hukum tata negara]] Indonesia serta [[aktivis]] yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Komite Pengawas Perpajakan di [[Kementerian Keuangan Republik Indonesia]].<ref>{{cite news|title=Wakil Ketua Komite Pengawas Perpajakan|url=https://komwasjak.kemenkeu.go.id/in/post/zainal-arifin-mochtar|website=komwasjak.kemenkeu.go.id|}}</ref> Ia adalah Ketua Departemen Hukum Tata Negara di Fakultas Hukum [[Universitas Gadjah Mada]]<ref>{{cite news|url=https://law.ugm.ac.id/zainal-arifin-mochtar/|title= Profil Dosen|website=law.ugm.ac.id|}}</ref> dan Direktur Pusat Kajian Anti-Korupsi (Pukat) [[Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada|FH UGM]] <ref>{{cite news|url=https://kagama.co/2017/12/15/ketua-pukat-ugm-korupsi-lebih-terkait-etika/|title=Ketua Pukat UGM korupsi lebih terkait etika|website=kagama.co|}}</ref>. Ia merupakan seorang akademisi yang selalu lantang mengkritik pemerintah terutama dalam hal [[korupsi]] dan [[oligarki]]. Bersama [[Bivitri Susanti]] dan [[Feri Amsari]] masuk ke dalam kelompok Kerja Reformasi Sektor Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh [[Mahfud MD]].


== Profil ==
== Profil ==
[[File:Zainal Arifin Mochtar MK 2018.jpg|jmpl|Guru Besar Hukum Tata Negara UGM [[Denny Indrayana]] beserta Zainal Arifin Mochtar menjadi ahli yang dihadirkan pihak Pemohon dalam sidang perkara uji materi UU APBN 2018 di Ruang Sidang Pleno Gedung [[Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia]]]]
Zainal Arifin Mochtar adalah seorang dosen hukum tata negara dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta.
Zainal Arifin Mochtar atau dengan panggilan akrab Mas Uceng adalah seorang dosen hukum Tata Negara dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta.


Laki-laki kelahiran Makassar itu penggiat antikorupsi lewat lembaga Pusat Kajian Anti Korupsi (Pukat) UGM, yang pernah juga membesarkan nama [[Denny Indrayana]].
Laki-laki kelahiran Makassar itu penggiat antikorupsi lewat lembaga Pusat Kajian Anti Korupsi (Pukat) UGM, yang pernah juga membesarkan nama [[Denny Indrayana]].
Baris 12: Baris 36:
Dia beberapa kali tampil di acara Indonesia Lawyers Club yang ditayangkan TVOne, serta pernah dipercaya menjadi moderator dalam debat Capres dan Cawapres pada 2014 lalu.
Dia beberapa kali tampil di acara Indonesia Lawyers Club yang ditayangkan TVOne, serta pernah dipercaya menjadi moderator dalam debat Capres dan Cawapres pada 2014 lalu.


Pada awalnya Zainal ingin berkuliah di Jurusan Teknik Geologi UGM namun 2 kali gagal dalam mencoba membuat ia melanjutkan studi di jurusan Hukum<ref>{{Cite news|url=https://www.kompas.id/baca/nama-peristiwa/2022/03/18/zainal-arifin-mochtar-pilihan-kedua|title=Zainal Arifin Mochtar, Pilihan kedua|website=kompas.id|}}</ref>. Setelah menyelesaikan S1 nya, Zainal Arifin Mochtar mengambil gelar master hukumnya dari Northwestern University, Amerika Serikat, pada 2006.
Pada awalnya Zainal ingin berkuliah di Jurusan Teknik Geologi UGM namun 2 kali gagal dalam mencoba membuat ia melanjutkan studi di jurusan Hukum.<ref>{{Cite news|url=https://www.kompas.id/baca/nama-peristiwa/2022/03/18/zainal-arifin-mochtar-pilihan-kedua|title=Zainal Arifin Mochtar, Pilihan kedua|website=kompas.id|}}</ref> Setelah menyelesaikan S1 nya, Zainal Arifin Mochtar mengambil gelar master hukumnya dari Northwestern University, Amerika Serikat, pada 2006.


== Kontroversi ==
== Kontroversi ==
Zainal pernah menjadi bahan bully warganet pada saat memandu debat Capres dan Cawapres pada 2014 lalu, dimana dia melarang penonton untuk bertepuk tangan sebelum dipersilakan. Selain itu, dia menuai kritikan karena dianggap tidak bisa mencairkan suasana dan terlalu kaku. Namun, dia mengklarifikasi bahwa kondisi tersebut mengharuskannya tampil demikian untuk menjaga agar para pendukung capres bisa menahan euforia mereka.<ref>https://m.solopos.com/debat-capres-2014-dibully-gara-gara-larang-tepuk-tangan-ini-jawaban-sang-moderator-512819</ref>
Zainal pernah menjadi bahan perundungan warganet pada saat memandu debat Capres dan Cawapres pada 2014 lalu, dimana dia melarang penonton untuk bertepuk tangan sebelum dipersilakan. Selain itu, dia menuai kritikan karena dianggap tidak bisa mencairkan suasana dan terlalu kaku. Namun, dia mengklarifikasi bahwa kondisi tersebut mengharuskannya tampil demikian untuk menjaga agar para pendukung capres bisa menahan euforia mereka.<ref>https://m.solopos.com/debat-capres-2014-dibully-gara-gara-larang-tepuk-tangan-ini-jawaban-sang-moderator-512819</ref>

Sosok Zainal Arifin turut menjadi sorotan setelah film ''[[Dirty Vote]]'' viral.<ref>{{Cite web|url=https://olenka.id/profil-3-pakar-hukum-yang-tampil-dalam-film-dirty-vote-zainal-arifin-bivitri-dan-feri-amsari|title=Profil 3 Pakar Hukum yang Tampil dalam Film Dirty Vote: Zainal Arifin, Bivitri, dan Feri Amsari|first=Witri|last=Nasuha|publisher=Olenka|date=12 Februari 2024|website=olenka.id|language=id|access-date=13 Februari 2024}}</ref> Film dokumenter tersebut menjadi perbincangan publik usai diunggah pada Minggu, 11 Februari 2024. Film ini mengambil sudut pandang dari tiga pakar hukum tata negara yang mengungkap kecurangan pemilihan umum.


== Pendidikan ==
== Pendidikan ==
Baris 24: Baris 50:
== Referensi ==
== Referensi ==
{{Reflist}}
{{Reflist}}
[[Kategori:Tokoh hukum Indonesia]]

[[Kategori:Dosen Indonesia]]
[[Kategori:Pengajar hukum Indonesia]]
[[Kategori:Pengajar hukum Indonesia]]




{{Indo-bio-stub}}
{{Indo-bio-stub}}
[[Kategori:Dosen Universitas Gadjah Mada]]
[[Kategori:Alumni Universitas Gadjah Mada]]
[[Kategori:Tokoh dari Makassar]]

Revisi terkini sejak 25 April 2024 11.39

Zainal Arifin Mochtar
Lahir8 Desember 1978 (umur 45)
Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia
AlmamaterUniversitas Gadjah Mada
Northwestern University
PekerjaanDosen, akademikus
Dikenal atasPakar hukum tata negara, pahlawan demokrasi

Dr. Zainal Arifin Mochtar, S.H., LL.M. (lahir 8 Desember 1978) adalah seorang dosen, akademikus, dan pakar hukum tata negara Indonesia serta aktivis yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Komite Pengawas Perpajakan di Kementerian Keuangan Republik Indonesia.[1] Ia adalah Ketua Departemen Hukum Tata Negara di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada[2] dan Direktur Pusat Kajian Anti-Korupsi (Pukat) FH UGM [3]. Ia merupakan seorang akademisi yang selalu lantang mengkritik pemerintah terutama dalam hal korupsi dan oligarki. Bersama Bivitri Susanti dan Feri Amsari masuk ke dalam kelompok Kerja Reformasi Sektor Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Mahfud MD.

Guru Besar Hukum Tata Negara UGM Denny Indrayana beserta Zainal Arifin Mochtar menjadi ahli yang dihadirkan pihak Pemohon dalam sidang perkara uji materi UU APBN 2018 di Ruang Sidang Pleno Gedung Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

Zainal Arifin Mochtar atau dengan panggilan akrab Mas Uceng adalah seorang dosen hukum Tata Negara dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta.

Laki-laki kelahiran Makassar itu penggiat antikorupsi lewat lembaga Pusat Kajian Anti Korupsi (Pukat) UGM, yang pernah juga membesarkan nama Denny Indrayana.

Zainal sempat menjabat Direktur Pukat UGM. Dia merupakan lulusan Fakultas Hukum UGM tahun 2003. Sebagai penggiat antikorupsi, Zaenal Arifin sering dimintai komentarnya oleh media massa.

Dia beberapa kali tampil di acara Indonesia Lawyers Club yang ditayangkan TVOne, serta pernah dipercaya menjadi moderator dalam debat Capres dan Cawapres pada 2014 lalu.

Pada awalnya Zainal ingin berkuliah di Jurusan Teknik Geologi UGM namun 2 kali gagal dalam mencoba membuat ia melanjutkan studi di jurusan Hukum.[4] Setelah menyelesaikan S1 nya, Zainal Arifin Mochtar mengambil gelar master hukumnya dari Northwestern University, Amerika Serikat, pada 2006.

Kontroversi

[sunting | sunting sumber]

Zainal pernah menjadi bahan perundungan warganet pada saat memandu debat Capres dan Cawapres pada 2014 lalu, dimana dia melarang penonton untuk bertepuk tangan sebelum dipersilakan. Selain itu, dia menuai kritikan karena dianggap tidak bisa mencairkan suasana dan terlalu kaku. Namun, dia mengklarifikasi bahwa kondisi tersebut mengharuskannya tampil demikian untuk menjaga agar para pendukung capres bisa menahan euforia mereka.[5]

Sosok Zainal Arifin turut menjadi sorotan setelah film Dirty Vote viral.[6] Film dokumenter tersebut menjadi perbincangan publik usai diunggah pada Minggu, 11 Februari 2024. Film ini mengambil sudut pandang dari tiga pakar hukum tata negara yang mengungkap kecurangan pemilihan umum.

Pendidikan

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]