Lompat ke isi

Cixi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Dyanisa (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 1 pranala ditambahkan.
 
(143 revisi perantara oleh 43 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{refimprove|date=Februari 2018}}
{{Infobox person
{{Infobox royalty
| name = Ibusuri Cixi
|name = Ibu Suri Cixi<br />(慈禧太后)
| image = Cixi's Official Portrait.jpg
|image = The Ci-Xi Imperial Dowager Empress (5).JPG
| imagesize = 250px
|reign1 = 11 November 1861 - 15 November 1908<br />({{age in years and days|1861|11|11|1908|11|15}})<br /> ''(bersama [[Ci'an|Ibu Suri Ci'an]]; 1861 - 1881)''
| caption = Potret gambar Cixi.
|reign-type1 =Perwalian
| spouse = [[Kaisar Xianfeng]]
|predecessor1 =[[Sushun]] <br /> [[Zaiyuan]], Pangeran Yi <br /> [[Duanhua]], Pangeran Zheng <br /> Jing Shou <br /> Muyin <br /> Kuangyuan <br /> Du Han <br /> Jiao Youying
| father = Huizheng
|successor1 =[[Ibusuri Longyu|Ibu Suri Longyu]] <br /> [[Zaifeng]], Pangeran Chun
| royal house = [[Dinasti Qing]]
|rent =[[Kaisar Tongzhi]]<br />[[Kaisar Guangxu]]
| date of birth = {{Birth date|1835|11|29|df=y}}
|reg-type1 =Penguasa monarki
| date of death = {{Death date and age|1908|11|15|1835|11|29|df=y}}
|spouse = [[Kaisar Xianfeng]]
|issue = [[Kaisar Tongzhi]]
|father = Yehenara Huizheng
|mother = Nyonya Fucha
|posthumous name = '''Singkat:''' Permaisuri Xiao Qin Xian <br /> ({{lang-zh|孝欽顯皇后}}) <br /><br /> '''Lengkap:''' Permaisuri Xiaoqin Cixi Duanyou Kangyi Zhaoyu Zhuangcheng Shougong Qinxian Chongxi Peitian Xingsheng Xian <br /> ({{lang-zh|孝欽慈禧端佑康頤昭豫莊誠壽恭欽獻崇熙配天興聖顯皇后}})
|royal house = [[Aisin Gioro]] (dari pernikahan)
|birth_date = {{Birth date|1835|11|29|df=y}}
|place of birth =
|death_date = {{Death date and age|1908|11|15|1835|11|29|df=y}}
|death_place = [[Beijing]], [[Dinasti Qing]]
|burial = [[Makam Qing Timur]]
|title = Ibu Suci, Ibu Suri Cixi
|birth_name = Yehenara Xingzhen
|succession1 = Wali Kaisar
|succession = Ibu Suri Dinasti Qing
|reign = 22 Agustus 1861 - 15 November 1908
|predecessor = [[Permaisuri Xiao Jing Cheng|Ibu Suri Kangci]]
|successor = [[Longyu|Ibu Suri Longyu]]
}}
}}
'''Ibu Suri Cixi''' ({{lang-zh|慈禧太后}}, [[pinyin]]: Cíxǐ Tàihòu; [[Wade-Giles]]: Tz'u-Hsi T'ai-hou) ([[29 November]] [[1835]] – [[15 November]] [[1908]]), umumnya dikenal di [[Tiongkok]] sebagai '''Ibu Suri Barat''' ({{zh|c=西太后}}), adalah istri [[Kaisar Xianfeng]] dari klan [[Yehenara]] Manchu. Bersama dengan '''Ibu Suri Timur''' ([[Ci'an]]), ia memerintah dari balik tirai sesaat setelah wafatnya Kaisar Xianfeng.


Cixi berasal dari keluarga bangsawan [[Suku Manchu|Manchu]]. Suatu hari ia terpilih menjadi selir [[Kaisar Xianfeng]]. Cixi melahirkan seorang anak laki-laki sebelum kematian kaisar. Ia menjatuhkan menteri-menteri yang ditunjuk oleh kaisar, lalu memerintah dari balik tirai atas nama putranya, [[Kaisar Tongzhi]]. Pada tahun 1875, kematian menuntut nyawa Tongzhi. Cixi lalu menunjuk keponakannya [[Kaisar Guangxu|Guangxu]] sebagai kaisar. Ia berkuasa di Tiongkok selama 47 tahun dari tahun 1861 sampai kematiannya pada tahun 1908.
'''Ibusuri Cixi''' ({{zh-cpw|c=慈禧太后|p=Cíxǐ Tàihòu|w=Tz'u-Hsi T'ai-hou}}) ([[29 November]] [[1835]] – [[15 November]] [[1908]]), umumnya dikenal di [[Tiongkok]] sebagai '''Ibusuri Barat''' ({{lang-zh|西太后}}), adalah istri [[Kaisar Xianfeng]] dari klan [[Yehenara]] Manchu. Ibusuri Barat membedakannya dari '''Ibusuri Timur''' ([[Ci'an]]) yang memerintah bersamanya dari balik tirai sesaat setelah wafatnya Kaisar Xianfeng.


Sang ibusuri adalah pemimpin konservatif yang menolak menerapkan model pemerintahan Barat. Ia menentang pandangan reformis mengenai pemerintahan, bahkan hingga menempatkan Guangxu dalam tahanan rumah karena mendukung para reformis. Akan tetapi, Cixi masih mendukung modernisasi teknologi dan militer Tiongkok.
Berasal dari keluarga [[Manchu]] sederhana dan terpilih oleh Kaisar Xianfeng sebagai selir, ia adalah figur yang kuat dan karismatik yang menjadi penguasa ''[[de facto]]'' [[Dinasti Qing]] dengan bertindak sebagai wali atas dua kaisar yaitu putranya, [[Kaisar Tongzhi]] dan anak tirinya, [[Kaisar Guangxu]]. Ia berkuasa di Tiongkok selama 47 tahun dari tahun 1861 sampai kematiannya pada tahun 1908. Ia merupakan tokoh yang konservatif selama era kekuasaannya dan menolak mereformasi sistem politik. Banyak sejarawan menganggap rezimnya sebagai [[despotisme|despotis]]. Dalam sejarah Tiongkok ia juga dianggap sebagai [[tiran]], yang mengakibatkan Tiongkok terpuruk dan berakibat jatuhnya Dinasti Qing. Bahkan banyak orang Tionghoa menganggapnya penjahat yang menyebabkan jatuhnya Tiongkok ke tangan asing.


Sejarawan [[Kuomintang]] dan [[Partai Komunis Tiongkok|Komunis]] menggambarkannya sebagai seorang [[despotisme|despot]] dan penjahat yang bertanggung jawab atas jatuhnya Dinasti Qing. Sejarawan lain menyatakan bahwa ia adalah "kambing hitam"<ref>Woo (2002)</ref> dari masalah di luar kemampuannya.
== Kehidupan awal ==
[[Berkas:The Qing Dynasty Ci-Xi Dowager Empress of China at the time being the Imperial Concubine Yi.PNG|thumb|left|Potret Cixi sebagai selir]]


== Kehidupan awal ==
Kehidupan awal Cixi secara pasti masih tidak jelas, namun banyak biografi mengklaim bahwa ia merupakan putri dari pejabat [[Manchu]] bernama Huizheng ({{lang-zh|惠徵}}) dari klan [[Yehenara]] Manchu, dan istrinya, yang masuk kedalam klan Fucha ({{lang-zh|富察}}) Manchu. Huizheng merupakan gubernur dari provinsi [[Anhui]].
[[Berkas:The Qing Dynasty Ci-Xi Dowager Empress of China at the time being the Imperial Concubine Yi.PNG|jmpl|kiri|Potret Cixi sebagai selir]]


Kehidupan awal Cixi masih tidak jelas, namun banyak biografi mengklaim bahwa ia merupakan putri dari pejabat [[Suku Manchu|Manchu]] yang bernama Huizheng ({{zh|c=惠徵}}) dari klan [[Yehenara]] Manchu, dan istrinya, yang merupakan bagian dari klan Fucha ({{zh|c=富察}}) Manchu. Huizheng merupakan gubernur provinsi [[Anhui]].
Cixi lahir pada tanggal 29 November 1835 dengan nama "Lan Kueu" (Anggrek Kecil), atau "Yu Lan". Terdapat banyak cerita mengenai latar belakang Cixi, yang bukan merupakan catatan sejarah. Dalam kisah yang paling populer, berkisah bahwa Cixi berasal dari salah satu dari 4 tempat ini: wilayah [[Yangtze]]; [[Changzhi]], [[Shanxi]] (versi ini menyatakan Cixi adalah suku [[Han]] yang diadopsi oleh keluarga Manchu); Suiyuan (kini [[Hohhot]]), [[Mongolia Dalam]]; dan [[Beijing]].


Cixi lahir pada tanggal 29 November 1835 dengan nama "Lan Kueu" (Anggrek Kecil), atau "Yu Lan". Terdapat banyak kisah mengenai latar belakang Cixi yang bukan merupakan catatan sejarah. Dalam cerita yang paling populer, Cixi berasal dari salah satu dari empat tempat berikut: wilayah [[Sungai Panjang|Yangtze]]; [[Changzhi]], [[Shanxi]] (versi ini menyatakan bahwa Cixi adalah suku [[Han]] yang diadopsi oleh keluarga Manchu); Suiyuan (kini [[Hohhot]]), [[Mongolia Dalam]]; dan [[Beijing]].<ref name="ce">{{cite web|title=传奇一生:揭开慈禧太后扑朔迷离的身世之谜(图) Membongkar misteri Kehidupan Cixi|url=http://www.ce.cn/xwzx/gnsz/gdxw/200804/29/t20080429_15316714.shtml|publisher=Caijing|accessdate=2008-04-29|archive-date=2008-05-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20080501225759/http://www.ce.cn/xwzx/gnsz/gdxw/200804/29/t20080429_15316714.shtml|dead-url=yes}}</ref>
Secara umum diterima bahwa ia menghabiskan kehidupan awalnya di provinsi [[Anhui]] sebelum pindah ke [[Beijing]]. Menurut biografi, ayahnya dipecat dari [[pegawai negeri|layanan sipil]] tahun 1853, dua tahun setelah Cixi memasuki [[Kota Terlarang]], karena tidak melawan [[Pemberontakan Taiping]] di [[Anhui]] dan meninggalkan tugasnya.<ref> Chung, S.F, ''The Much Maligned Empress Dowager'', hal. 3. </ref> Beberapa biografi mengklaim bahwa ayahnya dipancung akibat kejahatannya.


Secara umum diyakini bahwa ia menghabiskan kehidupan awalnya di provinsi [[Anhui]] sebelum pindah ke [[Beijing]]. Menurut biografi, ayahnya dipecat dari [[pegawai negeri|kepegawaian negeri]] tahun 1853, dua tahun setelah Cixi memasuki [[Kota Terlarang]], karena tidak melawan [[Pemberontakan Taiping]] di [[Anhui]] dan meninggalkan tugasnya.<ref>Chung, S.F, ''The Much Maligned Empress Dowager'', hal. 3.</ref> Beberapa biografi mengklaim bahwa ayahnya dipancung akibat kejahatannya.
Pada September 1851, Cixi berpartisipasi dalam seleksi selir [[Kaisar Xianfeng]] bersama 60 perempuan Manchu lainnya. Cixi merupakan salah satu dari beberapa perempuan lainnya yang terpilih sebagai selir.


Pada tahun 1855, Putri Yehenara (nama Cixi ketika memasuki Kota Terlarang) hamil, dan pada 27 April 1856 melahirkan [[Kaisar Tongzhi|Tongzhi]], satu-satunya anak laki-laki Kaisar Xianfeng.<ref> Laidler, Keith (2003), "The Last Empress" (hal. 58), John Wiley & Sons Inc., ISBN 0-470-84881-2. </ref>
Pada September 1851, Cixi ikut serta dalam seleksi selir [[Kaisar Xianfeng]] bersama enam puluh perempuan Manchu lainnya. Ia merupakan salah satu yang beruntung. Pada tahun 1855, Putri Yehenara (nama Cixi ketika memasuki Kota Terlarang) telah mengandung, dan pada 27 April 1856 melahirkan [[Kaisar Tongzhi|Tongzhi]], satu-satunya anak laki-laki Kaisar Xianfeng.<ref name="Laidler, Keith 2003">Laidler, Keith (2003), "The Last Empress" (hal. 58), John Wiley & Sons Inc., ISBN 0-470-84881-2.</ref> Berkat kelahiran sang anak, pangkat Cixi dalam keseliran langsung meningkat.<ref name="Laidler, Keith 2003"/>


== Kematian Kaisar Xianfeng ==
== Kematian Kaisar Xianfeng ==
Pada September 1860, tentara [[Britania]] dan [[Perancis]] menyerang Beijing selama fase akhir [[Perang Candu Kedua]], dan membakar [[Yuan Ming Yuan|Kompleks Istana Musim Panas Kaisar]]. Serangan ini, dibawah komando [[James Bruce, Earl Elgin ke-8|Lord Elgin]], merupakan balasan dari penangkapan duta besar Britania [[Harry Smith Parkes|Harry Parkes]] pada tanggal 18 September dan penyiksaan serta eksekusi beberapa sandera barat. Kaisar Xianfeng dan orang-orang penting, termasuk Cixi, melarikan diri ke [[Chengde|Rehe]] di Manchuria.<ref>Immanual Hsu (1985), ''The Rise of Modern China'' (hal. 215).</ref> Setelah mendengar berita hancurnya Istana Musim Panas, Kaisar Xianfeng (yang sudah menunjukan gejala dementia) mengalami depresi, lalu meminum minuman beralkohol dan obat-obatan, lalu akhirnya sakit.<ref>Edward Behr, ''The Last Emperor'', 1987, hal. 44</ref>
Pada September 1860, tentara [[Britania Raya|Britania]] dan [[Prancis]] menyerang Beijing dalam fase akhir [[Perang Candu Kedua]], dan membakar [[Yuan Ming Yuan|Kompleks Istana Musim Panas Kaisar]]. Serangan ini, di bawah komando [[James Bruce, Earl Elgin ke-8|Lord Elgin]], merupakan balasan atas penangkapan duta besar Britania [[Harry Smith Parkes|Harry Parkes]] pada tanggal 18 September dan penyiksaan serta eksekusi beberapa sandera barat. Kaisar Xianfeng dan orang-orang penting, termasuk Cixi, melarikan diri ke [[Chengde|Rehe]] di Manchuria.<ref>Immanual Hsu (1985), ''The Rise of Modern China'' (hal. 215).</ref> Setelah mendengar kabar hancurnya Istana Musim Panas, Kaisar Xianfeng (yang sudah menunjukan gejala [[demensia]]) mengalami depresi, lalu meminum minuman beralkohol dan obat-obatan, lalu akhirnya jatuh sakit.<ref>Edward Behr, ''The Last Emperor'', 1987, hal. 44</ref>


Pada 22 Agustus 1861, Kaisar Xianfeng meninggal dunia di Istana Rehe di kota [[Chengde|Rehe]] (kini [[Chengde]], [[Hebei]]). Sebelum kematiannya, Xianfeng memanggil delapan dari menteri-menteri paling berwibawanya, dikepalai oleh [[Sushun]], [[Zaiyuan]], dan [[Duanhua]], dan mengangkat mereka sebagai "''Eight Regent Ministers''" untuk mengarahkan dan mendukung kaisar selanjutnya. Putranya, yang merupakan putra dari Cixi, masih berusia lima tahun. Menjelang kematiannya, Xianfeng memanggil Cixi dan [[Ci'an]], memberikan mereka segel. Ia berharap bahwa ketika anaknya menjadi kaisar, Cixi dan Ci'an akan bekerja sama membantu kaisar muda tumbuh dan dewasa. Tujuan pemberian segel kerajaan juga merupakan untuk memeriksa kinerja ''Eight Regent Ministers''.<ref>Sui Lijuan: Carrying out the Coup. CCTV-10 Series on Cixi, Ep. 4</ref>
Pada 22 Agustus 1861, Kaisar Xianfeng meninggal dunia di Istana Rehe di kota [[Chengde|Rehe]] (kini [[Chengde]], [[Hebei]]). Sebelum kematiannya, Xianfeng memanggil delapan dari menteri-menterinya yang paling berwibawa, yang dikepalai oleh [[Sushun]], [[Zaiyuan]], dan [[Duanhua]]. Kaisar mengangkat mereka sebagai "Delapan Menteri Wali" untuk mengarahkan dan mendukung kaisar selanjutnya. Putranya, yang merupakan putra dari Cixi, masih berusia lima tahun. Menjelang kematiannya, Xianfeng memanggil Cixi dan [[Ci'an]], memberikan mereka segel kerajaan. Ia berharap bahwa ketika anaknya menjadi kaisar, Cixi dan Ci'an akan bekerja sama membantu kaisar muda tumbuh dan dewasa. Selain itu, tujuan penyerahan segel kerajaan adalah untuk memeriksa kinerja Delapan Menteri Wali.<ref>Sui Lijuan: Carrying out the Coup. CCTV-10 Series on Cixi, Ep. 4</ref>


== Kudeta Xinyou ==
== Kudeta Xinyou ==
[[Berkas:The Cixi Imperial Dowager Empess of China (1).PNG|thumb|300px|right|Cixi berdiri di depan kursinya di kamar tidurnya.]]
[[Berkas:The Cixi Imperial Dowager Empess of China (1).PNG|jmpl|250px|ka|Cixi berdiri di depan kursi di kamar tidurnya.]]


Pada saat wafatnya Kaisar Xianfeng, Cixi menjadi manipulator yang ulung. Di [[Chengde|Rehe]], sementara menunggu waktu yang tepat secara astrologi untuk mengirim peti mati kembali ke Peking, Cixi berencana mengambil kekuasaan. Ia bersekutu dengan tokoh-tokoh kuat lainnya. Mengambil keuntungan dari naifnya [[Ci'an]], istri utama kaisar, Cixi mengusulkan agar mereka memerintah bersama, dengan kekuatan lebih besar dari ''Eight Regent Ministers''.<ref name="Edward Behr 1987, p. 45">Edward Behr, ''The Last Emperor'', 1987, hal. 45</ref>
Pada saat wafatnya Kaisar Xianfeng, Cixi menjadi manipulator yang ulung. Di [[Chengde|Rehe]], sementara menunggu waktu yang tepat dalam astrologi untuk mengirim peti mati kaisar kembali ke Peking, Cixi berencana mengambil kekuasaan. Ia bersekutu dengan tokoh-tokoh kuat lainnya. Dengan memanfaatkan kenaifan [[Ci'an]] (istri utama kaisar), Cixi mengusulkan agar mereka memerintah bersama, dengan kekuatan lebih besar dari Delapan Menteri Wali.<ref name="Edward Behr 1987, p. 45">Edward Behr, ''The Last Emperor'', 1987, p. 45</ref>


Ketegangan meningkat antara ''Eight Regent Ministers'', dikepalai oleh [[Sushun]], dengan Ibusuri. Menteri-menteri tidak menyukai campur tangan Cixi dalam masalah politik, dan konfrontasi yang sering terjadi membuat Ci'an kesal, hingga ia menolak menghadiri audensi istana, membiarkan Cixi menangani menteri-menteri. Diam-diam Cixi menerima dukungan dari menteri berbakat, tentara dan orang lain yang tidak menyukai ''eight regent ministers''. Diantaranya adalah [[Yixin, Pangeran Gong|Pangeran Gong]], yang memiliki ambisi besar dan tersingkirkan dari lingkaran kekuasaan, dan [[Yixuan|Pangeran Chun]]. Keduanya merupakan putra ke-6 dan ke-7 Kaisar Daoguang. Sementara ia bersekutu dengan pangeran-pangeran, petisi datang dari [[Shandong]] meminta Cixi "Mendengarkan politik dibelakang tirai", yang mana berarti meminta Cixi menjadi penguasa. Petisi itu juga meminta Pangeran Gong memasuki arena politik sebagai "pembantu" utama Kaisar.
Ketegangan meningkat antara Delapan Menteri Wali, yang dikepalai oleh [[Sushun]], dengan kedua Ibusuri. Menteri-menteri tidak menyukai campur tangan Cixi dalam masalah politik, dan konfrontasi yang sering terjadi membuat Ci'an kesal, hingga ia menolak menghadiri audensi istana, membiarkan Cixi menangani menteri-menteri. Diam-diam Cixi menerima dukungan dari menteri berbakat, tentara dan orang lain yang tidak menyukai Delapan Menteri Wali. Di antaranya adalah [[Yixin|Pangeran Gong]], yang memiliki ambisi besar dan tersingkirkan dari lingkaran kekuasaan, dan [[Yixuan|Pangeran Chun]]. Keduanya merupakan putra ke-6 dan ke-7 [[Kaisar Daoguang]]. Sementara ia bersekutu dengan pangeran-pangeran, petisi datang dari [[Shandong]] meminta Cixi "mendengarkan politik di belakang tirai", yang berarti meminta Cixi menjadi penguasa. Petisi itu juga meminta Pangeran Gong memasuki arena politik sebagai "pembantu" utama Kaisar.


Ketika prosesi pemakaman dimulai di Beijing, Cixi menggunakan persekutuannya dengan Pangeran Gong dan Pangeran Chun. Ia dan kaisar muda kembali ke ibukota, sementara Sushun menemani peti mati Kaisar. Kembalinya Cixi ke Beijing bertujuan agar ia dapat bersekongkol dengan Pangeran Gong. ''Eight regent ministers'' dipecat karena melakukan negosiasi yang tidak kompeten dengan "bangsa barbar" yang menyebabkan Kaisar Xianfeng melarikan diri ke Rehe, diantara tuduhan lainnya.<ref name="Edward Behr 1987, p. 45"/>
Ketika prosesi pemakaman dimulai di Beijing, Cixi menggunakan persekutuannya dengan Pangeran Gong dan Pangeran Chun. Ia dan kaisar muda kembali ke ibu kota, sementara Sushun menemani peti mati Kaisar. Kembalinya Cixi ke Beijing bertujuan agar ia dapat bersekongkol dengan Pangeran Gong. Delapan Menteri Wali dipecat karena melakukan negosiasi yang tidak kompeten dengan "bangsa barbar" yang menyebabkan Kaisar Xianfeng melarikan diri ke Rehe.<ref name="Edward Behr 1987, p. 45"/>


Untuk menunjukan kepada dunia bahwa Cixi memiliki standar moral yang tinggi, Cixi hanya mengeksekusi tiga dari delapan menteri. Pangeran Gong mengusulkan bahwa Sushun dan lainnya dieksekusi dengan metode yang paling menyakitkan, yaitu dengan dipotong-potong bagian tubuhnya, namun Cixi menolak dan memutuskan untuk memancung Sushun, sementara yang lainnya, Zaiyuan dan Duanhua, diberikan sutra putih agar mereka bunuh diri.
Untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Cixi memiliki standar moral yang tinggi, Cixi hanya menghukum mati tiga dari delapan menteri. Pangeran Gong mengusulkan agar Sushun dan lainnya dihukum mati dengan metode yang paling menyakitkan, yaitu dengan dipotong-potong bagian tubuhnya, namun Cixi menolak dan memutuskan untuk memancung Sushun, sementara yang lainnya, Zaiyuan dan Duanhua, diberikan sutra putih agar mereka bunuh diri.


Kudeta ini dikenal sebagai "Kudeta Istana Xinyou" ({{lang-zh|辛酉政變}}) di Tiongkok.
Kudeta ini dikenal sebagai "Kudeta Istana Xinyou" ({{zh|c=辛酉政變}}) di Tiongkok.


== Dibelakang tirai ==
== Di balik tirai ==
=== Era baru ===
=== Era baru ===
{| class="wikitable" align="right"
{|Class="wikitable" align="right"
|+Penugasan provinsial oleh Cixi tahun 1863
|+Penugasan provinsial oleh Cixi tahun 1863
|- style="background:"FFFF99"; color:black"
|- style="background:"FFFF99"; color:black"
Baris 69: Baris 88:
| [[Hunan]] || [[Mao Hongbin]] || 毛鴻賓
| [[Hunan]] || [[Mao Hongbin]] || 毛鴻賓
|}
|}
Pada November 1861, beberapa hari setelah ''kudeta'', Cixi menghadiahi Pangeran Gong atas bantuannya. Ia menjadi kepala Urusan Umum dan Internal. Namun, Cixi tidak memberi Yixin kekuatan politik absolut seperti [[Dorgon]] selama era [[Kaisar Shunzhi]]. Sebagai salah satu dari tindakan pertama dari belakang tirai, Cixi (bersama dengan Ci'an) mengeluarkan dua dekrit penting atas nama Kaisar. Dekrit pertama menyatakan bahwa kedua Ibusuri adalah pembuat keputusan "tanpa campur tangan", dan dekrit kedua mengubah nama era kekuasaan Kaisar dari '''Qixiang''' (祺祥) menjadi '''Tongzhi''' (同治).
Pada November 1861, beberapa hari setelah ''kudeta'', Cixi menghadiahi Pangeran Gong karena bantuannya. Ia menjadi kepala Urusan Umum dan Internal, namun Cixi tidak memberi Yixin kekuatan politik absolut. Sebagai salah satu dari tindakan pertama dari belakang tirai, Cixi (bersama dengan Ci'an) mengeluarkan dua dekret penting atas nama Kaisar. Dekret pertama menyatakan bahwa kedua Ibusuri adalah pembuat keputusan "tanpa campur tangan", dan dekret kedua mengubah nama era kekuasaan Kaisar dari '''Qixiang''' (祺祥) menjadi '''Tongzhi''' (同治).


=== Membersihkan birokrasi ===
=== Membersihkan birokrasi ===
Dampak dari [[Perang Candu Kedua]] masih menghantui negara. [[Pemberontakan Taiping]] terus berlanjut, memakan Qing sedikit demi sedikit. Birokrasi digerogoti oleh korupsi. 1861 merupakan tahun pemeriksaan nasional, dimana pejabat-pejabat dari semua tingkat mempresentasikan laporan politik mereka tiga tahun terakhir. Cixi meminta audensi dengan semua pejabat diatas tingkat gubernur provinsi, yang harus melapor kepadanya secara langsung. Cixi juga mengeksekusi dua pejabat penting: [[Qingying]], ''shilang'' militer yang mencoba menyogok agar tidak diturunkan pangkatnya, dan [[He Guiqing]], Viceroy Liangjiang, yang lari ke [[Changzhou]] ketika tentara Taiping datang.
Dampak dari [[Perang Candu Kedua]] masih menghantui negara. [[Pemberontakan Taiping]] terus berlanjut, menghancurkan Qing sedikit demi sedikit. Birokrasi digerogoti oleh korupsi. 1861 merupakan tahun pemeriksaan nasional, dimana pejabat-pejabat dari semua tingkat mempresentasikan laporan politik mereka dalam tiga tahun terakhir. Cixi meminta audensi dengan semua pejabat di atas tingkat gubernur provinsi, yang harus melapor kepadanya secara langsung. Cixi juga mengeksekusi dua pejabat penting: [[Qingying]], ''shilang'' militer yang mencoba menyogok agar tidak diturunkan pangkatnya, dan [[He Guiqing]], Viceroy Liangjiang, yang lari ke [[Changzhou]] ketika tentara tentara Taiping menyerang.


Tantangan penting lain bagi Cixi adalah meningkatnya kelemahan orang-orang penting [[Manchu]]. Sejak awal dinasti kebanyakan posisi penting di istana diduduki oleh orang Manchu. Cixi, melawan tradisi kerajaan, menyerahkan komando satuan militer paling kuat di Tiongkok kepada seorang suku Han, [[Zeng Guofan]], untuk melawan pemberontak Taiping. Tahun-tahun berikutnya ia menunjuk pejabat Han untuk menjadi gubernur semua provinsi selatan Tiongkok.
Tantangan penting lain bagi Cixi adalah meningkatnya kelemahan orang-orang penting [[Suku Manchu|Manchu]]. Sejak awal dinasti kebanyakan posisi penting di istana diduduki oleh orang Manchu. Cixi, melawan tradisi kerajaan, menyerahkan komando satuan militer paling kuat di Tiongkok kepada seorang suku Han, [[Zeng Guofan]], untuk melawan pemberontak Taiping. Tahun-tahun berikutnya ia menunjuk pejabat Han untuk menjadi gubernur semua provinsi selatan Tiongkok.


=== Kemenangan melawan Taiping dan Pangeran Gong ===
=== Kemenangan melawan Taiping dan masalah Pangeran Gong ===
Dibawah komando Jendral Zeng Guofan, Dinasti Qing berhasil mengalahkan tentara [[Taiping]] dalam pertempuran besar di Tianjing (kini [[Nanjing]]) pada Juli 1864. Zeng Guofan mendapat gelar ''Marquess Yiyong, Kelas Satu'', dan saudaranya Zeng Guoquan bersama dengan [[Li Hongzhang]] dan [[Zuo Zongtang]], semua jendral Han dalam perang, mendapatkan hadiah dengan gelar. Dengan hilangnya ancaman Taiping, Cixi bisa lebih fokus dalam ancaman internal baru terhadap kekuasaannya. Pangeran Gong memiliki banyak orang yang setia padanya (hampir setengah negara), dan juga menguasai urusan istana. Oleh sebab itu ia dianggap sebagai ancaman oleh Cixi.
Di bawah komando Jendral Zeng Guofan, Dinasti Qing berhasil mengalahkan tentara [[Taiping]] dalam pertempuran besar di Tianjing (kini [[Nanjing]]) pada Juli 1864. Zeng Guofan mendapat gelar ''Marquess Yiyong, Kelas Satu'', dan saudaranya Zeng Guoquan bersama dengan [[Li Hongzhang]] dan [[Zuo Zongtang]], semua jenderal Han dalam perang, mendapatkan hadiah dengan gelar. Dengan hilangnya ancaman Taiping, Cixi bisa lebih fokus dalam ancaman internal baru terhadap kekuasaannya. Pangeran Gong memiliki banyak orang yang setia padanya (hampir setengah negara), dan juga menguasai urusan istana. Oleh sebab itu ia dianggap sebagai ancaman oleh Cixi.


[[Cai Shaoqi]], pejabat yang kurang terkenal, mengisi petisi yang meminta Pangeran Gong mundur. Pangeran Gong menganggap petisi ini tidak penting. Namun Cixi menggunakan petisi ini sebagai salah satu cara untuk menjatuhkan Pangeran Gong. Pada April 1865, dibawah alasan bahwa ia "melakukan hal yang tidak pantas terhadap kedua Ibusuri" dan alasan lainnya, semua jabatan Pangeran Gong dicabut kecuali gelarnya.<ref>[http://www.yifan.net/yihe/novels/history/qsgskym/qsg221.html 清史稿:恭忠親王奕訢,宣宗第六子]</ref> Hal ini mengejutkan pejabat dan bangsawan, dan menyebabkan munculnya petisi yang meminta posisinya kembali. [[Yicong]], Pangeran Tun, dan juga Yixuan, [[Pangeran Chun]], meminta kembalinya posisi saudara mereka. Pangeran Gong sendiri, dalam audensi dengan kedua Ibusuri, meneteskan air mata.<ref>清史稿:恭忠親王奕訢傳記載:“王入謝,痛哭引咎”。</ref> Karena banyak tekanan, Cixi mengembalikan posisi Pangeran Gong sebagai kepala menteri luar negeri. Ia tidak pernah memperoleh kepentingan politik lagi, dan juga kebijakan liberal dan pro-reformasinya. Penurunannya menunjukan tangan besi Cixi dalam politik Qing, dan juga ketidakinginannya memberikan kekuatan absolut pada siapapun, termasuk sekutunya yang paling penting dalam Kudeta Xinyou, Pangeran Gong.
[[Cai Shaoqi]], pejabat yang kurang terkenal, mengisi petisi yang meminta Pangeran Gong mundur. Pangeran Gong menganggap petisi ini tidak penting, namun Cixi menggunakan petisi ini sebagai salah satu cara untuk menjatuhkan Pangeran Gong. Pada April 1865, dengan menggunakan alasan bahwa ia "melakukan hal yang tidak pantas terhadap kedua Ibusuri" dan alasan lainnya, semua jabatan Pangeran Gong dicabut kecuali gelarnya.<ref>[http://www.yifan.net/yihe/novels/history/qsgskym/qsg221.html 清史稿:恭忠親王奕訢,宣宗第六子]</ref> Hal ini mengejutkan para pejabat dan bangsawan, dan menyebabkan munculnya petisi-petisi yang meminta dikembalikannya posisi Pangeran Gong. [[Yicong]], Pangeran Tun, dan juga Yixuan, [[Yixuan|Pangeran Chun]], meminta kembalinya posisi saudara mereka. Pangeran Gong sendiri, dalam audensi dengan kedua Ibusuri, meneteskan air mata.<ref>清史稿:恭忠親王奕訢傳記載:“王入謝,痛哭引咎”。</ref> Cixi mengembalikan posisi Pangeran Gong sebagai kepala menteri luar negeri karena banyaknya tekanan. Ia tidak pernah memperoleh kepentingan politik lagi. Penurunannya menunjukan tangan besi Cixi dalam politik Qing, dan juga ketidakinginannya memberikan kekuatan absolut pada siapapun, termasuk sekutunya yang paling penting dalam Kudeta Xinyou, Pangeran Gong.


=== Pengaruh asing ===
=== Pengaruh asing ===
[[Berkas:The Qing Dynasty Cixi Imperial Dowager Empress of China On Throne 7.PNG|thumb|300px|right|Cixi dengan perempuan-perempuan asing]]
[[Berkas:The Qing Dynasty Cixi Imperial Dowager Empress of China On Throne 7.PNG|jmpl|300px|ka|Cixi dengan perempuan-perempuan asing]]


Kekalahan Tiongkok dalam [[Perang Candu Kedua]] menjadi panggilan untuk bangkit terhadap penguasa-penguasanya. Cixi menguasai negara yang strategi militer dan persenjataannya sudah kadaluwarsa. Merasakan ancaman langsung dari orang asing dan menyadari ekonomi berbasis agrikultur Tiongkok tidak akan menyaingi industri Barat, Cixi memilih untuk belajar dari kekuatan Barat dan mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi mereka. Tiga pejabat Han, [[Zeng Guofan]], [[Li Hongzhang]] dan [[Zuo Zongtang]], memulai program industri di wilayah selatan Tiongkok. Untuk mendukung program tersebut, Cixi menyatakan pembukaan ''[[Tongwen Guan]]'' tahun 1862, institusi seperti universitas di Beijing yang menyewa orang asing sebagai pengajar. Beberapa pemuda juga dikirim untuk belajar di [[Amerika Serikat]].
Kekalahan Tiongkok dalam [[Perang Candu Kedua]] menjadi panggilan bagi Qing untuk bangkit. Cixi menguasai negara yang strategi militer dan persenjataannya sudah kedaluwarsa. Merasakan ancaman langsung dari orang asing dan menyadari ekonomi berbasis agrikultur Tiongkok tidak akan menyaingi industri Barat, Cixi memilih untuk belajar dari kekuatan Barat dan mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi mereka. Tiga pejabat Han, [[Zeng Guofan]], [[Li Hongzhang]] dan [[Zuo Zongtang]], memulai program industri di wilayah selatan Tiongkok. Untuk mendukung program tersebut, Cixi menyatakan pembukaan ''[[Tongwen Guan]]'' tahun 1862, institusi seperti universitas di Beijing yang menyewa orang asing sebagai pengajar. Beberapa pemuda juga dikirim untuk belajar di [[Amerika Serikat]].


Namun, sikap "belajar dari orang asing" Cixi segera berhenti. Militer Tiongkok perlu direformasi, dan solusi Cixi, atas saran pejabat istana, membeli tujuh kapal perang Britania. Ketika kapal perang tersebut tiba di Tiongkok, kapal tersebut malah membawa pelaut Britania dibawah komando Britania Raya. Tiongkok marah dengan hal tersebut, dan negosiasi dibatalkan, lalu Tiongkok mengembalikan kapal perang Britania. Para ahli terkadang menghubungkan kegagalan program luar negeri Cixi dengan pemikiran Cixi yang kuno. Karena alasan kereta api berin mengganggu makan Kaisar, Cixi melarang pembangunan rel kereta api. Ketika konstruksi berlangsung tahun 1877 atas rekomendasi Li Hongzhang, Cixi meminta kereta ditarik oleh kuda.<ref>Professor Sui Lijuang: Lecture Room Series on Cixi, Episode 9</ref> Cixi curiga dengan pemikiran liberal orang yang belajar di luar negeri, dan melihatnya sebagai ancaman terhadap kekuasaannya. Pada tahun 1881, Cixi menghentikan pengiriman pelajar ke luar negeri, dan menghentikan sikap terbukanya terhadap orang asing.
Sayangnya, sikap "belajar dari orang asing" Cixi tidak bertahan lama. Militer Tiongkok perlu direformasi, dan solusi Cixi, atas saran pejabat istana, membeli tujuh kapal perang Britania. Ketika kapal perang tersebut tiba di Tiongkok, kapal tersebut malah membawa pelaut Britania di bawah komando Britania Raya. Tiongkok marah dengan hal tersebut, dan negosiasi dibatalkan, lalu Tiongkok mengembalikan kapal perang Britania. Para ahli kadang-kadang menghubungkan kegagalan program luar negeri Cixi dengan pemikiran Cixi yang kuno. Dengan alasan terlalu berisik dan akan mengganggu makam Kaisar, Cixi melarang pembangunan rel kereta api. Ketika konstruksi berlangsung tahun 1877 atas rekomendasi Li Hongzhang, Cixi meminta kereta ditarik oleh kuda.<ref>Professor Sui Lijuang: Lecture Room Series on Cixi, Episode 9</ref> Cixi curiga dengan pemikiran liberal orang yang belajar di luar negeri, dan melihatnya sebagai ancaman terhadap kekuasaannya. Pada tahun 1881, Cixi menghentikan pengiriman pelajar ke luar negeri, dan menghentikan sikap terbukanya terhadap orang asing.


=== Pernikahan dan kekuasaan Tongzhi ===
=== Pernikahan dan kekuasaan Tongzhi ===
[[Berkas:002-The Imperial Portrait of a Chinese Emperor called "Tongzhi".JPG|thumb|right|200px|Kaisar Tongzhi]]
[[Berkas:002-The Imperial Portrait of a Chinese Emperor called "Tongzhi".JPG|jmpl|kiri|200px|Kaisar Tongzhi]]
Pada tahun 1872, ketika kaisar berusia 17 tahun, dengan panduan Ibusuri Ci'an, Kaisar Tongzhi menikah dengan [[Xiao Zhe Yi|Putri Alute]]. Kakek Alute adalah musuh Cixi selama Kudeta Xinyou. Sejak awal hubungan antara Cixi dengan Alute menegang dan sering membuat sebal Cixi.
Pada tahun 1872, ketika kaisar berusia 17 tahun, dengan panduan Ibusuri Ci'an, Kaisar Tongzhi menikah dengan [[Xiao Zhe Yi|Putri Alute]]. Kakek Alute adalah musuh Cixi selama Kudeta Xinyou. Sejak awal hubungan antara Cixi dengan Alute menegang.


Alute adalah kesukaan dari Ci'an, dan juga sering menghabiskan waktu dengan Kaisar Tongzhi, yang juga sering menghabiskan waktu dengan ibu kesayangannya, Ci'an. Cixi memusuhi Alute dan memberitahu mereka untuk lebih fokus mempelajari bagaimana mengurus negara. Cixi juga memata-matai Tongzhi menggunakan kasim. Setelah peringatannya diabaikan, Cixi memerintahkan Tongzhi fokus dalam mengurus negara. Tongzhi menghabiskan beberapa bulan di [[Istana Qianqing]] atas perintah Cixi.
Alute disukai oleh Ci'an, dan juga sering menghabiskan waktu dengan Kaisar Tongzhi, yang juga sering menghabiskan waktu dengan ibu kesayangannya, Ci'an. Cixi memusuhi Alute dan memberitahu mereka untuk lebih fokus mempelajari bagaimana mengurus negara. Cixi juga memata-matai Tongzhi menggunakan kasim. Setelah peringatannya diabaikan, Cixi memerintahkan Tongzhi fokus dalam mengurus negara. Tongzhi menghabiskan beberapa bulan di [[Istana Qianqing]] atas perintah Cixi.


Kaisar Muda, yang tidak dapat menanggulangi penderitaan dan rasa sepinya, semakin menjadi pemarah. Ia mulai memperlakukan pelayannya dengan buruk dan memukuli mereka karena kesalahan kecil. Atas pengaruh kasim dan [[Zaicheng]], putra sulung Pangeran Gong, yang juga merupakan teman baik Tongzhi, Kaisar Muda pergi keluar istana dan mencari kesenangan di Beijing. Ia menyamar sebagai rakyat jelata dan menghabiskan malam di rumah-rumah bordil di Beijing. Perilaku seksual Kaisar menjadi pembicaraan pejabat dan rakyat.
Kaisar Muda, yang tidak dapat menanggulangi penderitaan dan rasa sepinya, semakin menjadi pemarah. Ia mulai memperlakukan pelayannya dengan buruk dan memukuli mereka karena kesalahan kecil. Atas pengaruh kasim dan [[Zaicheng]], putra sulung Pangeran Gong, yang juga merupakan teman baik Tongzhi, Kaisar Muda pergi keluar istana dan mencari kesenangan di Beijing. Ia menyamar sebagai rakyat jelata dan menghabiskan malam di rumah-rumah bordil di Beijing. Perilaku seksual Kaisar menjadi pembicaraan di antara pejabat-pejabat dan rakyat.


Tekanan yang ada pada kaisar muda membuatnya membenci belajar selama hidupnya. Menurut catatan Weng Tonghe, Kaisar tidak dapat membaca secara lengkap pada usia enam belas tahun. Khawatir atas ketidakmampuan anaknya, Cixi semakin menekan Tongzhi. Ketika dapat berkuasa sendiri pada usia 18 tahun, ia menjadi Kaisar yang tidak kompeten.
Tekanan yang ada pada kaisar muda membuatnya membenci belajar selama hidupnya. Menurut catatan Weng Tonghe, Kaisar tidak dapat membaca secara lengkap pada usia enam belas tahun. Khawatir atas ketidakmampuan anaknya, Cixi semakin menekan Tongzhi. Ketika dapat berkuasa sendiri pada usia 18 tahun, ia menjadi Kaisar yang tidak kompeten.


Tongzhi membuat dua kebijakan penting selama kekuasaannya yang pendek dari tahun 1873 hingga 1875. Pertama, ia menyatakan agar Istana Musim Panas yang dihancurkan oleh tentara Inggris dan Perancis selama Perang dua, dibangun kembali sebagai hadiah untuk Cixi dan Ci'an. Sejarawan menganggapnya sebagai usaha menyingkirkan Cixi dari Kota Terlarang agar dapat berkuasa tanpa intervensi.
Tongzhi membuat dua kebijakan penting selama kekuasaannya yang pendek dari tahun 1873 hingga 1875. Pertama, ia menyatakan agar Istana Musim Panas/Yuan Ming Yuan yang dihancurkan oleh tentara Inggris dan Prancis selama Perang Candu Kedua dibangun kembali sebagai hadiah untuk Cixi dan Ci'an. Sejarawan menganggapnya sebagai usaha menyingkirkan Cixi dari Kota Terlarang agar dapat berkuasa tanpa intervensi.


Keuangan kerajaan hampir habis akibat masalah internal dan perang. Tongzhi meminta mencari dana, dan juga meminta pejabat dan bangsawan untuk menyumbangkan sebagian kekayaan mereka. Rekonstruksi Yuan Ming Yuan pun dimulai.
Keuangan kerajaan hampir habis akibat masalah internal dan perang. Tongzhi meminta mencari dana, dan juga meminta pejabat dan bangsawan untuk menyumbangkan sebagian kekayaan mereka. Rekonstruksi Yuan Ming Yuan pun dimulai.


Merasa kaisar mengabaikan masalah nasional, Pangeran Yixin dan Yixuan bersama dengan pejabat penting istana meminta Kaisar menghentikan rekonstruksi Yuan Ming Yuan. Tongzhi tidak menerima kritik dan mengeluarkan dekrit pada Agustus 1874 untuk menyingkirkan gelar Yixin dan menjadikannya rakyat jelata. Dua hari kemudian, [[Yicong]], Yixuan, Yihui, [[Jingshou]], [[Yikuang]], [[Wenxiang]], Baoju, [[Shen Guifen]] dan [[Li Hongzao]] juga mengalami hal yang sama.
Merasa kaisar mengabaikan masalah nasional, Pangeran Yixin dan Yixuan bersama dengan pejabat penting istana meminta Kaisar menghentikan rekonstruksi Yuan Ming Yuan. Tongzhi tidak menerima kritik dan mengeluarkan dekret pada Agustus 1874 untuk menyingkirkan gelar Yixin dan menjadikannya rakyat jelata. Dua hari kemudian, [[Yicong]], Yixuan, Yihui, [[Jingshou]], [[Yikuang]], [[Wenxiang]], Baoju, [[Shen Guifen]] dan [[Li Hongzao]] juga mengalami hal yang sama.


Melihat hal ini, Cixi dan Ci'an mengkritik kaisar atas tindakannya dan memintanya mencabut dekrit; Cixi mengatakan "tanpa Pangeran Gong, situasi kita sekarang tidak seperti ini."<ref>《清德宗實錄》</ref>
Melihat hal ini, Cixi dan Ci'an mengkritik kaisar atas tindakannya dan memintanya mencabut dekret; Cixi mengatakan "tanpa Pangeran Gong, situasi kita sekarang tidak seperti ini."<ref>《清德宗實錄》</ref>


Kaisar akhirnya kembali ke kebiasaan lamanya. Terdapat rumor bahwa ia terkena penyakit [[sifilis]]. Tabib menyebarkan rumor bahwa kaisar terkena [[variola]] dan memberikannya perawatan medis. Dalam beberapa minggu, pada 13 Januari 1875, kaisar meninggal dunia. Dilihat dari perspektif modern, serangan sifilis datang bertahap, dan kematian kaisar tidak menunjukan gejala sifilis, sehingga banyak sejarawan mempertahankan pendapat bahwa Tongzhi meninggal karena variola.
Kaisar akhirnya kembali ke kebiasaan lamanya. Terdapat rumor bahwa ia terkena penyakit [[sifilis]]. Tabib menyebarkan rumor bahwa kaisar terkena [[variola]] dan memberikannya perawatan medis. Dalam beberapa minggu, pada 13 Januari 1875, kaisar meninggal dunia. Dilihat dari perspektif modern, serangan sifilis datang bertahap, dan kematian kaisar tidak menunjukan gejala sifilis, sehingga banyak sejarawan mempertahankan pendapat bahwa Tongzhi meninggal karena variola.
Baris 110: Baris 129:
== Wali Kaisar Guangxu ==
== Wali Kaisar Guangxu ==
=== Tantangan baru ===
=== Tantangan baru ===
[[Berkas:The Imperial Portrait of Emperor Guangxu2.jpg|thumb|300px|right|Kaisar Guangxu]]
[[Berkas:The Imperial Portrait of Emperor Guangxu2.jpg|jmpl|200px|ka|Kaisar Guangxu]]


Tongzhi meninggal tanpa keturunan laki-laki, menyebabkan terjadinya krisis pewaris takhta. Anggota keluarga kerajaan yang lebih tua dari Tongzhi tidak cocok untuk menjadi kaisar, dan haruslah orang yang berasal dari generasi bawah atau generasi yang sama dengan Tongzhi. Setelah persetujuan antara kedua Ibusuri, Zaitian, putra pertama Pangeran Chun dan saudara kandung Cixi, yang masih berusia empat tahun, terpilih menjadi kaisar baru. 1875 merupakan tahun deklarasi era '''[[Guangxu]]'''.
Tongzhi meninggal tanpa keturunan laki-laki, menyebabkan terjadinya krisis pewaris takhta. Anggota keluarga kerajaan yang lebih tua dari Tongzhi tidak cocok untuk menjadi kaisar, dan haruslah orang yang berasal dari generasi bawah atau generasi yang sama dengan Tongzhi. Setelah persetujuan antara kedua Ibusuri, Zaitian, putra pertama Pangeran Chun dan saudara kandung Cixi, yang masih berusia empat tahun, terpilih menjadi kaisar baru. 1875 merupakan tahun deklarasi era '''[[Kaisar Guangxu|Guangxu]]'''.


Kematian Ci'an pada April 1881 memberikan tantangan baru pada Cixi. Ci'an tidak begitu tertarik dengan urusan negara, tetapi merupakan pembuat keputusan dalam urusan keluarga. Karena konflik hampir terjadi antara Cixi dan Ci'an dalam masalah eksekusi An Dehai, rumor bahwa Cixi meracuni Ci'an menyebar.<ref>Edward Behr, ''The Last Emperor'', 1987, hal. 49</ref> Pada Maret 1881 Ci'an mulai jatuh sakit dan Cixi menjadi satu-satunya wali di istana, dan dalam catatan kerajaan, Ci'an jatuh sakit pada 11 April, dan meninggal pada sore hari.<ref>清德宗實錄</ref> Dipercaya bahwa Ci'an meninggal akibat serangan [[stroke]]. Kematiannya berarti bahwa struktur kekuasaan kini sepenuhnya berada di tangan Cixi.
Kematian Ci'an pada April 1881 memberikan tantangan baru pada Cixi. Ci'an tidak begitu tertarik dengan urusan negara, tetapi merupakan pembuat keputusan dalam urusan keluarga. Rumor bahwa Cixi meracuni Ci'an menyebar karena konflik hampir terjadi antara Cixi dan Ci'an dalam masalah eksekusi [[An Dehai]].<ref>Edward Behr, ''The Last Emperor'', 1987, hal. 49</ref> Pada Maret 1881 Ci'an mulai jatuh sakit dan Cixi menjadi satu-satunya wali di istana, dan dalam catatan kerajaan, Ci'an jatuh sakit pada 11 April, lalu meninggal pada sore hari.<ref>清德宗實錄</ref> Ci'an diyakini meninggal akibat serangan [[stroke]]. Kematiannya berarti bahwa struktur kekuasaan kini sepenuhnya berada di tangan Cixi.


Pangeran Gong frustasi dengan kekuasaan Cixi, dan sedikit mempertanyakan Cixi dalam urusan negara, dan juga mendukung keterlibatan Tiongkok dalam [[Perang Tiongkok-Perancis]]. Cixi menggunakan kekalahan Tiongkok dalam perang untuk menyingkirkan Pangeran Gong dan pembuat keputusan penting lainnya di Dewan Penasehat tahun 1885. Ia menurunkan posisi Pangeran Gong menjadi penasehat, dan mengangkat jabatan Pangeran Chun. Setelah terpilih menjadi kepala angkatan laut, Pangeran Chun setia kepada Ibusuri Cixi, tetapi sebenarnya bertindak untuk melindungi putranya, sang Kaisar Baru. Ia memindahkan dana militer untuk merekonstruksi Istana Musim Panas diluar Beijing sebagai tempat pensiun Cixi. Pangeran Chun tidak mau Cixi campur tangan dalam urusan putranya Guangxu ketika ia sudah mapan. Cixi tidak menolak pembangunan istana tersebut.
Pangeran Gong frustasi dengan kekuasaan Cixi, dan sedikit mempertanyakan Cixi dalam urusan negara, dan juga mendukung keterlibatan Tiongkok dalam [[Perang Tiongkok-Prancis]]. Cixi menggunakan kekalahan Tiongkok dalam perang untuk menyingkirkan Pangeran Gong dan pembuat keputusan penting lainnya di Dewan Penasehat tahun 1885. Ia menurunkan posisi Pangeran Gong menjadi penasehat, dan mengangkat jabatan Pangeran Chun. Setelah terpilih menjadi kepala angkatan laut, Pangeran Chun setia kepada Ibusuri Cixi, tetapi sebenarnya bertindak untuk melindungi putranya, sang Kaisar Baru. Ia memindahkan dana militer untuk merekonstruksi Istana Musim Panas di luar Beijing sebagai tempat pensiun Cixi. Pangeran Chun tidak mau Cixi campur tangan dalam urusan putranya Guangxu ketika ia sudah mapan. Cixi tidak menolak pembangunan istana tersebut.


=== Kaisar Guangxu naik takhta ===
=== Kaisar Guangxu naik takhta ===
Guangxu mendapat hak berkuasa pada usia 16 tahun. Cixi mengeluarkan dekrit agar diadakan upacara untuk hal tersebut. Namun, pejabat istana menolak Guangxu berkuasa sendiri, dengan alasan utama kaisar masih terlalu muda. [[Shiduo]], [[Yixuan]], dan [[Weng Tonghe]], dengan alasan yang berbeda-beda, meminta pengangkatan Guangxu ditunda. Cixi menerima dan terus berkuasa untuk "membantu" Kaisar Guangxu.
Guangxu mendapat hak berkuasa pada usia 16 tahun. Cixi mengeluarkan dekret agar diadakan upacara untuk hal tersebut, namun pejabat istana menolak Guangxu berkuasa sendiri, dengan alasan kaisar masih terlalu muda. [[Shiduo]], [[Yixuan]], dan [[Weng Tonghe]], dengan alasan yang berbeda-beda, meminta pengangkatan Guangxu ditunda. Cixi menerima dan terus berkuasa untuk "membantu" Kaisar Guangxu.


Cixi pelan-pelan mulai melepas tangan besinya karena istana mempersiapkan upacara pernikahan Kaisar Guangxu tahun 1889. Pada saat itu kaisar sudah berusia 18 tahun, lebih tua daripada usia pernikahan konvensional kaisar. Saat pernikahan, api besar berkobar di sebuah gerbang di [[Kota Terlarang]], mengikuti rentetan bencana alam di Tiongkok, yang menurut teori politik Tiongkok berarti penguasa saat itu kehilangan "Mandat Surga".
Cixi pelan-pelan mulai melepas tangan besinya karena istana mempersiapkan upacara pernikahan Kaisar Guangxu tahun 1889. Pada saat itu kaisar sudah berusia 18 tahun, lebih tua daripada usia pernikahan konvensional kaisar. Saat pernikahan, api besar berkobar di sebuah gerbang di [[Kota Terlarang]], mengikuti rentetan bencana alam di Tiongkok, yang menurut teori politik Tiongkok berarti penguasa saat itu kehilangan "Mandat Surga".


Dalam tindakan politik lainnya, Cixi memaksa Guangxu memilih Jingfen, keponakannya, menjadi maharani. Namun, Guangxu akhirnya lebih memilih menghabiskan waktu dengan [[Zhenfei|selir Zhen]]. Pada tahun 1894, Cixi, menggunakan alasan campur tangan dalam urusan politik, menjatuhkan hukuman cambuk kepada selir Zhen. Meskipun Guangxu mulai berkuasa secara resmi pada usia 19 tahun, Cixi terus menjadi pembuat keputusan.
Dalam tindakan politik lainnya, Cixi memaksa Guangxu memilih Jingfen, keponakannya, menjadi maharani, namun Guangxu lebih memilih menghabiskan waktu dengan [[Zhenfei|selir Zhen]]. Pada tahun 1894, Cixi menjatuhkan hukuman cambuk kepada selir Zhen dengan alasan campur tangannya dalam urusan politik. Meskipun Guangxu mulai berkuasa secara resmi pada usia 19 tahun, Cixi terus menjadi pembuat keputusan.


=== Reformasi Seratus Hari ===
=== Reformasi Seratus Hari ===
[[Berkas:EDCX.JPG|thumb|300px|right|Cixi tetap meneruskan peran sebagai wali pada masa Kaisar Guangxu]]
[[Berkas:Empress Dowager Cixi (c. 1890, small version) - 01.jpg|jmpl|200px|kiri|Cixi tetap meneruskan peran sebagai wali pada masa Kaisar Guangxu]]


Kaisar Guangxu merupakan orang yang berfahan reformasi, berbeda dengan Cixi yang konservatif. Setelah mengalami kekalahan dalam [[Perang Tiongkok-Jepang Pertama]] tahun 1894, pemerintah Qing menghadapi tantangan-tantangan baik tantangan internal maupun luar negeri. Atas pengaruh [[Kang Youwei]] dan [[Liang Qichao]], Guangxu percaya bahwa dengan mempelajari monarki konstitusional di [[Jepang]] dan [[Jerman]], Tiongkok akan menjadi lebih kuat dalam bidang politik dan ekonomi. Pada Juni 1898, Guangxu memulai [[Reformasi Seratus Hari]] (戊戌变法), yang bertujuan melakukan perubahan di bidang politik, budaya, ekonomi dan pendidikan. Kaisar Guangxu juga mengeluarkan dekrit untuk melakukan modernisasi besar-besaran.
Kaisar Guangxu merupakan orang yang berpaham reformatif, berbeda dengan Cixi yang konservatif. Setelah mengalami kekalahan dalam [[Perang Tiongkok-Jepang Pertama]] tahun 1894, pemerintah Qing menghadapi tantangan-tantangan baik tantangan internal maupun eksternal. Atas pengaruh [[Kang Youwei]] dan [[Liang Qichao]], Guangxu percaya bahwa dengan mempelajari monarki konstitusional di [[Jepang]] dan [[Jerman]], Tiongkok akan menjadi lebih kuat dalam bidang politik dan ekonomi. Pada Juni 1898, Guangxu memulai [[Reformasi Seratus Hari]] (戊戌变法), yang bertujuan melakukan perubahan di bidang politik, budaya, ekonomi dan pendidikan. Kaisar Guangxu juga mengeluarkan dekret untuk melakukan modernisasi besar-besaran.


Namun, reformasi ini terlalu cepat dilakukan untuk Tiongkok yang masih berada dibawah pengaruh neo-Konfusius yang besar, dan membuat Cixi tidak senang karena mengancam kekuasaannya. Beberapa pejabat pemerintahan dan militer memperingatkan Cixi bahwa ''ming-shih'' (biro reformasi) berusaha melakukan konspirasi. Dengan tuduhan pengkhianatan terhadap kaisar, dan juga tuduhan adanya pengaruh Jepang dalam gerakan reformasi, membuat Cixi meneruskan perannya sebagai wali.
Sayang, reformasi ini terlalu cepat dilakukan untuk Tiongkok yang masih berada di bawah pengaruh neo-Konfusius yang besar, dan membuat Cixi tidak senang karena mengancam kekuasaannya. Beberapa pejabat pemerintahan dan militer memperingatkan Cixi bahwa ''ming-shih'' (biro reformasi) berusaha melakukan konspirasi. Dengan adanya tuduhan pengkhianatan terhadap kaisar dan juga tuduhan adanya pengaruh Jepang terhadap gerakan reformasi, Cixi kembali meneruskan perannya sebagai wali.


Dalam ''[[coup d'etat]]'' lainnya, dilancarkan oleh personel Jendral [[Ronglu]] pada 21 September 1898, Kaisar Guangxu dibawa ke sebuah istana di sebuah pulau di [[Zhongnanhai]], yang terhubung dengan [[Kota Terlarang]]. Cixi lalu mengeluarkan dekrit yang menyatakan aib Kaisar Guangxu dan menyatakan bahwa Guangxu "tidak cocok menjadi kaisar". Era Kaisar Guangxu pun berakhir.
Dalam [[kudeta]] yang dilancarkan oleh personel Jenderal [[Ronglu]] pada 21 September 1898, Kaisar Guangxu dibawa ke istana di sebuah pulau di [[Zhongnanhai]], yang terhubung dengan [[Kota Terlarang]]. Cixi lalu mengeluarkan dekret yang mengungkap aib Kaisar Guangxu dan menyatakan bahwa Guangxu "tidak cocok menjadi kaisar". Era Kaisar Guangxu pun berakhir.


Akibatnya, krisis terjadi di istana Qing. Namun, karena meningkatnya tekanan barat dan rasa tidak puas rakyat terhadap isu ini, Cixi tidak menjatuhkan Guangxu dari takhta. Era Guangxu secara resmi terus berlangsung hingga tahun 1908, tetapi kaisar kehilangan kehormatan, kekuatan dan harta benda, dan juga kebebasannya. Banyak pendukungnya, seperti [[Kang Youwei]], dibuang, sementara enam tokoh reformasi penting lainnya dieksekusi di depan umum oleh Cixi. Kang terus bekerja untuk Qing yang progresif selama dalam pembuangan, tetap setia kepada Kaisar Guangxu dan berharap bisa mengembalikan kekuasaannya. Namun usahanya sia-sia.
Akibatnya, krisis terjadi di istana Qing, namun karena meningkatnya tekanan barat dan rasa tidak puas rakyat terhadap isu ini, Cixi tidak menjatuhkan Guangxu dari takhta. Era Guangxu secara resmi terus berlangsung hingga tahun 1908, tetapi kaisar kehilangan kehormatan, kekuatan dan harta benda, dan juga kebebasannya. Banyak pendukungnya, seperti [[Kang Youwei]], dibuang, sementara enam tokoh reformasi penting lainnya dihukum mati di depan umum. Kang terus bekerja untuk Qing yang progresif selama dalam pembuangan, tetap setia kepada Kaisar Guangxu dan berharap bisa mengembalikan kekuasaannya. Sayangnya usahanya sia-sia.


=== Pemberontakan Boxer ===
=== Pemberontakan Boxer ===
Pada tanggal [[2 November]] [[1899]] [[Pemberontakan Boxer]] pecah di Tiongkok utara. Berhasrat untuk memelihara nilai tradisional Tiongkok, Cixi mengeluarkan dukungan terhadap pergerakan tersebut. Ketika Barat membalas dengan membentuk [[Aliansi Delapan Negara]], militer Tiongkok tidak dapat mencegah tentara Sekutu memasuki Peking dan menguasai Kota Terlarang karena gubernur regional menolak menurunkan tentara regional untuk membantu.<ref name="ReferenceA">Jaques Gernet, a history of chinese civilization second edition</ref> Cixi, bersama dengan Kaisar Guangxu dan Maharani Longyu, pergi ke [[Xi'an]] setelah melarikan diri dari Kota Terlarang. Untuk mencegah pemberontakan lainnya di Tiongkok, Barat memaksakan perjanjian yang memalukan terhadap Tiongkok ([[Protokol Boxer]]), dan Cixi terpaksa menandatanganinya .<ref name="ReferenceA"/> Perjanjian ini meminta kehadiran tentara militer internasional di Beijing dan pembayaran [[Pound sterling|£]]67&nbsp;juta.
Pada tanggal [[2 November]] [[1899]], [[Pemberontakan Boxer]] pecah di Tiongkok utara. Cixi berhasrat untuk memelihara nilai tradisional Tiongkok, sehingga ia mendukung pergerakan tersebut. Ketika Barat membalas dengan membentuk [[Aliansi Delapan Negara]], militer Tiongkok tidak dapat mencegah tentara Sekutu memasuki Peking<ref>{{cite book|url=http://books.google.com/?id=J07_tPJu9M8C&dq=kansu+braves+from+the+marines+path&q=path+braves+court|title=Dragon lady: the life and legend of the last empress of China|author=Sterling Seagrave, Peggy Seagrave|year=1993|publisher=Vintage Books|location=|page=311|isbn=0679733698|pages=601|accessdate=2010-06-28}}</ref> dan menguasai Kota Terlarang karena gubernur regional menolak menurunkan tentara regional untuk membantu.<ref name="ReferenceA">Jaques Gernet, a history of chinese civilization second edition</ref><ref>{{cite book|url=http://books.google.com/books?id=jVESdBSMasMC&pg=PA289&dq=Perhaps+their+magic+is+not+to+be+relied+upon:+but+can+we+not+rely+on+the+hearts+and+minds+of+the+people%3F+Today+China+is+extremely+weak.+We+have+only+the+people's+hearts+and+minds+to+depend+upon.+If+we+cast+them+aside+and+lose+the+people's+hearts,+what+can+we&hl=en&ei=sRa2TOuXDsG88gaL9azjCw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CCUQ6AEwAA#v=onepage&q=Perhaps%20their%20magic%20is%20not%20to%20be%20relied%20upon%3A%20but%20can%20we%20not%20rely%20on%20the%20hearts%20and%20minds%20of%20the%20people%3F%20Today%20China%20is%20extremely%20weak.%20We%20have%20only%20the%20people's%20hearts%20and%20minds%20to%20depend%20upon.%20If%20we%20cast%20them%20aside%20and%20lose%20the%20people's%20hearts%2C%20what%20can%20we&f=false|title=The origins of the Boxer Uprising|author=Joseph Esherick|year=1988|publisher=University of California Press|location=|isbn=0520064593|pages=|accessdate=2010-6-28}}</ref> Cixi, bersama dengan Kaisar Guangxu dan Maharani Longyu, melarikan diri ke [[Xi'an]]. Untuk mencegah pemberontakan lainnya di Tiongkok, Barat memaksakan perjanjian yang memalukan terhadap Tiongkok ([[Protokol Boxer]]), dan Cixi terpaksa menandatanganinya.<ref name="ReferenceA"/> Perjanjian ini meminta kehadiran tentara internasional di Beijing dan ganti rugi sebesar [[Pound sterling|£]]67&nbsp;juta.

Kaisar dan Cixi tidak kembali ke ibu kota hingga Januari 1902.<ref name="ReferenceA">Jaques Gernet, A History of Chinese Civilization (Cambridge: Cambridge University Press, second edition 1982): 604.</ref> Setelah kembali, Cixi mencoba merayu Barat. Ia mengundang istri korps diplomatik ke acara minum teh siang di Kota Terlarang. Cixi juga mengangkat pejabat yang sangat reformis, terutama [[Yuan Shikai]]. Pejabat-pejabat tinggi dikirim ke Jepang dan Eropa untuk mengumpulkan fakta dan menyusun rencana reformasi hukum, pendidikan, struktur pemerintahan, dan kebijakan sosial. Ironisnya, Cixi mendukung penerapan program reformasi yang lebih radikal daripada yang diusulkan oleh reformis-reformis yang ia penggal tahun 1898.<ref>Douglas Reynolds, ''China, 1898-1912: The Xinzheng Revolution and Japan'' (Cambridge, MA: Harvard University Press, 1993). ISBN 0-674-11660-7 passim.</ref>


== Kematian ==
== Kematian ==
Cixi meninggal dunia pada tanggal 15 November 1908 setelah memasang [[Puyi]] sebagai kaisar baru Dinasti Qing pada 14 November. Ia meninggal sehari setelah Kaisar Guangxu meningal.
Cixi meninggal dunia pada tanggal 15 November 1908 setelah memasang [[Kaisar Xuantong|Puyi]] sebagai kaisar baru Dinasti Qing pada 14 November. Ia meninggal sehari setelah Kaisar Guangxu meninggal.


Pada 4 November 2008, tes forensik melaporkan bahwa kematian kaisar diakibatkan oleh keracunan arsenik akut. China Daily mengkutip seorang sejarawan, Dai Yi, yang berspekulasi bahwa Cixi tahu ia akan meninggal dan takut Guangxu akan meneruskan reformasi setelah kematiannya. CNN melaporkan bahwa tingkat kandungan arsenik dalam mayatnya 2.000 kali lebih tinggi daripada orang biasa.<ref>http://www.cnn.com/2008/WORLD/asiapcf/11/04/china.emperor/index.html?eref=rss_world</ref>
Pada 4 November 2008, tes forensik melaporkan bahwa kematian kaisar diakibatkan oleh keracunan arsenik akut. China Daily mengkutip seorang sejarawan, Dai Yi, yang berspekulasi bahwa Cixi tahu ia akan meninggal dan takut Guangxu akan meneruskan reformasi setelah kematiannya. CNN melaporkan bahwa kandungan arsenik di mayatnya 2.000 kali lebih tinggi daripada orang biasa.<ref>http://www.cnn.com/2008/WORLD/asiapcf/11/04/china.emperor/index.html?eref=rss_world</ref>


Cixi dimakamkan di Makam Qing Timur ({{lang-zh|清東陵}}), 125&nbsp;km sebelah timur Beijing, bersama dengan Ci'an. Empress Dowager Ci'an. Pada Juli 1928, makam Cixi diduduki oleh jendral [[Kuomintang]] [[Sun Dianying]] dan tentaranya. Mereka membuka peti mati Cixi, melempar mayatnya ke lantai dan mencuri semua perhiasan di dalam peti mati tersebut, dan juga mutiara besar yang diletakkan di mulut Cixi untuk melindungi mayatnya dari pembusukan. Setelah tahun 1949, kompleks makam Cixi direstorasi oleh Republik Rakyat Tiongkok, dan masih berdiri hingga hari ini.
Cixi dimakamkan di Makam Qing Timur ({{zh|c=清東陵}}), 125&nbsp;km sebelah timur Beijing, bersama dengan Ci'an. Pada Juli 1928, makam Cixi diduduki oleh jenderal [[Kuomintang]] [[Sun Dianying]] dan tentaranya. Mereka membuka peti mati Cixi, melempar mayatnya ke lantai dan mencuri semua perhiasan di dalam peti mati tersebut, dan juga mutiara besar yang diletakkan di mulut Cixi untuk melindungi mayatnya dari pembusukan. Setelah tahun 1949, kompleks makam Cixi direstorasi oleh Republik Rakyat Tiongkok, dan masih berdiri hingga hari ini.


== Cixi dalam kebudayaan populer ==
== Cixi dalam kebudayaan populer ==

* Novel [[Pearl S. Buck]] ''[[Imperial Woman]]'' berisi kehidupan Cixi dari hari terpilihnya sebagai selir hingga kematiannya. Cixi digambarkan sebagai perempuan tegas dan bermotivasi yang memiliki gaya hidup dan pemerintahan lama dan menolak perubahan yang dibawa oleh barat.
* Novel [[Pearl S. Buck]] ''[[Imperial Woman]]'' berisi kehidupan Cixi dari hari terpilihnya sebagai selir hingga kematiannya. Cixi digambarkan sebagai perempuan tegas dan bermotivasi yang memiliki gaya hidup dan pemerintahan lama dan menolak perubahan yang dibawa oleh barat.

* Novel ''"[[Empress Orchid]]"'' (2004) dan ''"[[The Last Empress (novel)|The Last Empress]]"'' (2007), oleh [[Anchee Min]], menggambarkan kehidupan Cixi melalui sudut pandang orang pertama.
* Novel ''"[[Empress Orchid]]"'' (2004) dan ''"[[The Last Empress (novel)|The Last Empress]]"'' (2007), oleh [[Anchee Min]], menggambarkan kehidupan Cixi melalui sudut pandang orang pertama.

* Cixi ditampilkan dalam novel [[George McDonald Fraser]], [[Flashman and the Dragon]] (1985).
* Cixi ditampilkan dalam novel [[George McDonald Fraser]], [[Flashman and the Dragon]] (1985).

* Novel ''Wij Tz'e Hsi Keizerin Van China'' yang ditulis oleh pengarang Belanda [[Johan Fabricius]] tahun 1968 adalah buku harian fiksi Cixi.
* Novel ''Wij Tz'e Hsi Keizerin Van China'' yang ditulis oleh pengarang Belanda [[Johan Fabricius]] tahun 1968 adalah buku harian fiksi Cixi.

* Cixi ditampilkan oleh [[Flora Robson]] pada film ''[[55 Days At Peking]]'' tahun 1963 dan [[Lisa Lu]] dalam film "[[The Last Emperor]]" tahun 1987.
* Cixi ditampilkan oleh [[Flora Robson]] pada film ''[[55 Days At Peking]]'' tahun 1963 dan [[Lisa Lu]] dalam film "[[The Last Emperor]]" tahun 1987.

* [[Forbidden City: Portrait of An Empress]], yang ditampilkan oleh [[Singapore Repertory Theatre]], berkisah mengenai kehidupan Ibusuri Cixi.
* [[Forbidden City: Portrait of An Empress]], yang ditampilkan oleh [[Singapore Repertory Theatre]], berkisah mengenai kehidupan Ibusuri Cixi.

* [[Towards the Republic]] produksi [[China Central Television]] menggambarkan Cixi sebagai pemimpin yang cakap, meskipun tidak sepenuhnya positif.
* [[Towards the Republic]] produksi [[China Central Television]] menggambarkan Cixi sebagai pemimpin yang cakap, meskipun tidak sepenuhnya positif.


== Daftar pustaka ==
== Daftar pustaka ==

*Chung, Sue Fawn. "The Much Maligned Empress Dowager: A Revisionist Study of the Empress Dowager Tz'u-Hsi (1835-1908)." ''Modern Asian Studies'' 13, no. 2 (1979): 177-96.
* Chung, Sue Fawn. "The Much Maligned Empress Dowager: A Revisionist Study of the Empress Dowager Tz'u-Hsi (1835-1908)." ''Modern Asian Studies'' 13, no. 2 (1979): 177-96.
*Hummel, Arthur William, ed. ''Eminent Chinese of the Ch'ing Period (1644-1912).'' 2 vols. Washington: United States Government Printing Office, 1943.
* Hummel, Arthur William, ed. ''Eminent Chinese of the Ch'ing Period (1644-1912).'' 2 vols. Washington: United States Government Printing Office, 1943.
*Warner, Marina. ''The Dragon Empress: Life and Times of Tz'u-hsi 1835-1908.'' Weidenfeld & Nicolson, 1972.
* Warner, Marina. ''The Dragon Empress: Life and Times of Tz'u-hsi 1835-1908.'' Weidenfeld & Nicolson, 1972.
*Hayter-Menzies, Grant, "Imperial Masquerade: The Legend of Princess Der Ling." Hong Kong University Press, 2008.
* Hayter-Menzies, Grant, "Imperial Masquerade: The Legend of Princess Der Ling." Hong Kong University Press, 2008.
*雷家聖(Lei Chiasheng)《力挽狂瀾-戊戌政變新探》,台北:萬卷樓,2004 ISBN 957-739-507-4
* 雷家聖(Lei Chiasheng)《力挽狂瀾-戊戌政變新探》,台北:萬卷樓,2004 ISBN 957-739-507-4


== Catatan kaki ==
== Catatan kaki ==
Baris 173: Baris 190:
== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
{{commonscat-inline|Empress Dowager Cixi}}
{{commonscat-inline|Empress Dowager Cixi}}
*[http://womenshistory.about.com/library/bio/blbio_cixi.htm?terms=cixi Cixi - Biografi Ibusuri Cixi atau Tz'u-hsi] di womenshistory.about.com
* [http://womenshistory.about.com/library/bio/blbio_cixi.htm?terms=cixi Cixi - Biografi Ibusuri Cixi atau Tz'u-hsi]{{Pranala mati|date=Januari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} di womenshistory.about.com
*[http://www.royalty.nu/Asia/China/TzuHsi.html Royalty.nu - Sejarah Tiongkok - Ibusuri Tzu Hsi atau Cixi] di www.royalty.nu
* [http://www.royalty.nu/Asia/China/TzuHsi.html Royalty.nu - Sejarah Tiongkok - Ibusuri Tzu Hsi atau Cixi] di www.royalty.nu
*[http://solongletty.tripod.com/princessderling Putri Der Ling] di solongletty.tripod.com
* [http://solongletty.tripod.com/princessderling Putri Der Ling] di solongletty.tripod.com
*[http://www.smithsonianmag.com/history-archaeology/da-cixi.html Cixi: The Woman Behind the Throne -- Smithsonian.com]
* [http://www.smithsonianmag.com/history-archaeology/da-cixi.html Cixi: The Woman Behind the Throne -- Smithsonian.com]
{{wikiquote}}
{{wikiquote}}


{{lifetime|1835|1908|}}
{{DEFAULTSORT:Cixi}}


{{DEFAULTSORT:Cixi}}
[[Kategori:Kelahiran 1835]]
[[Kategori:Kematian 1908]]
[[Kategori:Ibu Suri Dinasti Qing]]
[[Kategori:Tokoh Dinasti Qing]]

[[ar:تسي شي]]
[[arz:تسى شى]]
[[ast:Cixi]]
[[bat-smg:Imperatuorienė Cisi]]
[[be-x-old:Цы Сі]]
[[bg:Цъси]]
[[br:Cixi]]
[[bs:Carica Ciksi]]
[[ca:Cixi]]
[[cy:Ymerodres Cixi]]
[[da:Enkekejserinde Cixi]]
[[de:Kaiserinwitwe Cixi]]
[[en:Empress Dowager Cixi]]
[[eo:Ciŝji]]
[[es:Cixi]]
[[et:Cixi]]
[[eu:Cixi]]
[[fi:Cixi]]
[[fr:Cixi]]
[[gl:Cixi]]
[[he:צה שי]]
[[hr:Cixi]]
[[hu:Cixi]]
[[is:Cixi keisaraekkja]]
[[it:Cixi]]
[[ja:西太后]]
[[ko:서태후]]
[[la:Cixi]]
[[lt:Imperatorienė Cisi]]
[[mn:Цүши]]
[[ms:Maharani Balu Cixi]]
[[nds:Cixi]]
[[nl:Cixi]]
[[nn:Cixi]]
[[no:Cixi]]
[[pl:Cixi]]
[[pt:Tseu-Hi]]
[[ro:Împărăteasa văduvă Cixi]]
[[ru:Цыси]]
[[sh:Cixi]]
[[simple:Empress Dowager Cixi]]
[[sr:Ц'сји]]
[[sv:Änkekejsarinnan Cixi]]
[[sw:Malkia Cixi]]
[[szl:Cixi]]
[[ta:பேரரசி டோவாகர் சிக்சி]]
[[th:ซูสีไทเฮา]]
[[tr:İmparatoriçe Dowager Cixi]]
[[uk:Ци Сі]]
[[vi:Thái hậu Từ Hi]]
[[war:Cixi]]
[[zh:慈禧太后]]
[[zh-yue:慈禧太后]]

Revisi terkini sejak 18 Mei 2024 16.58

Ibu Suri Cixi
(慈禧太后)
Ibu Suci, Ibu Suri Cixi
Ibu Suri Dinasti Qing
Berkuasa22 Agustus 1861 - 15 November 1908
PendahuluIbu Suri Kangci
PenerusIbu Suri Longyu
Wali Kaisar
Perwalian11 November 1861 - 15 November 1908
(47 tahun, 4 hari)
(bersama Ibu Suri Ci'an; 1861 - 1881)
PendahuluSushun
Zaiyuan, Pangeran Yi
Duanhua, Pangeran Zheng
Jing Shou
Muyin
Kuangyuan
Du Han
Jiao Youying
PenerusIbu Suri Longyu
Zaifeng, Pangeran Chun
Informasi pribadi
KelahiranYehenara Xingzhen
(1835-11-29)29 November 1835
Kematian15 November 1908(1908-11-15) (umur 72)
Beijing, Dinasti Qing
WangsaAisin Gioro (dari pernikahan)
Nama anumerta
Singkat: Permaisuri Xiao Qin Xian
(Hanzi: 孝欽顯皇后)

Lengkap: Permaisuri Xiaoqin Cixi Duanyou Kangyi Zhaoyu Zhuangcheng Shougong Qinxian Chongxi Peitian Xingsheng Xian
(Hanzi: 孝欽慈禧端佑康頤昭豫莊誠壽恭欽獻崇熙配天興聖顯皇后)
AyahYehenara Huizheng
IbuNyonya Fucha
PasanganKaisar Xianfeng
AnakKaisar Tongzhi

Ibu Suri Cixi (Hanzi: 慈禧太后, pinyin: Cíxǐ Tàihòu; Wade-Giles: Tz'u-Hsi T'ai-hou) (29 November 183515 November 1908), umumnya dikenal di Tiongkok sebagai Ibu Suri Barat (Hanzi: 西太后), adalah istri Kaisar Xianfeng dari klan Yehenara Manchu. Bersama dengan Ibu Suri Timur (Ci'an), ia memerintah dari balik tirai sesaat setelah wafatnya Kaisar Xianfeng.

Cixi berasal dari keluarga bangsawan Manchu. Suatu hari ia terpilih menjadi selir Kaisar Xianfeng. Cixi melahirkan seorang anak laki-laki sebelum kematian kaisar. Ia menjatuhkan menteri-menteri yang ditunjuk oleh kaisar, lalu memerintah dari balik tirai atas nama putranya, Kaisar Tongzhi. Pada tahun 1875, kematian menuntut nyawa Tongzhi. Cixi lalu menunjuk keponakannya Guangxu sebagai kaisar. Ia berkuasa di Tiongkok selama 47 tahun dari tahun 1861 sampai kematiannya pada tahun 1908.

Sang ibusuri adalah pemimpin konservatif yang menolak menerapkan model pemerintahan Barat. Ia menentang pandangan reformis mengenai pemerintahan, bahkan hingga menempatkan Guangxu dalam tahanan rumah karena mendukung para reformis. Akan tetapi, Cixi masih mendukung modernisasi teknologi dan militer Tiongkok.

Sejarawan Kuomintang dan Komunis menggambarkannya sebagai seorang despot dan penjahat yang bertanggung jawab atas jatuhnya Dinasti Qing. Sejarawan lain menyatakan bahwa ia adalah "kambing hitam"[1] dari masalah di luar kemampuannya.

Kehidupan awal[sunting | sunting sumber]

Potret Cixi sebagai selir

Kehidupan awal Cixi masih tidak jelas, namun banyak biografi mengklaim bahwa ia merupakan putri dari pejabat Manchu yang bernama Huizheng (Hanzi: 惠徵) dari klan Yehenara Manchu, dan istrinya, yang merupakan bagian dari klan Fucha (Hanzi: 富察) Manchu. Huizheng merupakan gubernur provinsi Anhui.

Cixi lahir pada tanggal 29 November 1835 dengan nama "Lan Kueu" (Anggrek Kecil), atau "Yu Lan". Terdapat banyak kisah mengenai latar belakang Cixi yang bukan merupakan catatan sejarah. Dalam cerita yang paling populer, Cixi berasal dari salah satu dari empat tempat berikut: wilayah Yangtze; Changzhi, Shanxi (versi ini menyatakan bahwa Cixi adalah suku Han yang diadopsi oleh keluarga Manchu); Suiyuan (kini Hohhot), Mongolia Dalam; dan Beijing.[2]

Secara umum diyakini bahwa ia menghabiskan kehidupan awalnya di provinsi Anhui sebelum pindah ke Beijing. Menurut biografi, ayahnya dipecat dari kepegawaian negeri tahun 1853, dua tahun setelah Cixi memasuki Kota Terlarang, karena tidak melawan Pemberontakan Taiping di Anhui dan meninggalkan tugasnya.[3] Beberapa biografi mengklaim bahwa ayahnya dipancung akibat kejahatannya.

Pada September 1851, Cixi ikut serta dalam seleksi selir Kaisar Xianfeng bersama enam puluh perempuan Manchu lainnya. Ia merupakan salah satu yang beruntung. Pada tahun 1855, Putri Yehenara (nama Cixi ketika memasuki Kota Terlarang) telah mengandung, dan pada 27 April 1856 melahirkan Tongzhi, satu-satunya anak laki-laki Kaisar Xianfeng.[4] Berkat kelahiran sang anak, pangkat Cixi dalam keseliran langsung meningkat.[4]

Kematian Kaisar Xianfeng[sunting | sunting sumber]

Pada September 1860, tentara Britania dan Prancis menyerang Beijing dalam fase akhir Perang Candu Kedua, dan membakar Kompleks Istana Musim Panas Kaisar. Serangan ini, di bawah komando Lord Elgin, merupakan balasan atas penangkapan duta besar Britania Harry Parkes pada tanggal 18 September dan penyiksaan serta eksekusi beberapa sandera barat. Kaisar Xianfeng dan orang-orang penting, termasuk Cixi, melarikan diri ke Rehe di Manchuria.[5] Setelah mendengar kabar hancurnya Istana Musim Panas, Kaisar Xianfeng (yang sudah menunjukan gejala demensia) mengalami depresi, lalu meminum minuman beralkohol dan obat-obatan, lalu akhirnya jatuh sakit.[6]

Pada 22 Agustus 1861, Kaisar Xianfeng meninggal dunia di Istana Rehe di kota Rehe (kini Chengde, Hebei). Sebelum kematiannya, Xianfeng memanggil delapan dari menteri-menterinya yang paling berwibawa, yang dikepalai oleh Sushun, Zaiyuan, dan Duanhua. Kaisar mengangkat mereka sebagai "Delapan Menteri Wali" untuk mengarahkan dan mendukung kaisar selanjutnya. Putranya, yang merupakan putra dari Cixi, masih berusia lima tahun. Menjelang kematiannya, Xianfeng memanggil Cixi dan Ci'an, memberikan mereka segel kerajaan. Ia berharap bahwa ketika anaknya menjadi kaisar, Cixi dan Ci'an akan bekerja sama membantu kaisar muda tumbuh dan dewasa. Selain itu, tujuan penyerahan segel kerajaan adalah untuk memeriksa kinerja Delapan Menteri Wali.[7]

Kudeta Xinyou[sunting | sunting sumber]

Cixi berdiri di depan kursi di kamar tidurnya.

Pada saat wafatnya Kaisar Xianfeng, Cixi menjadi manipulator yang ulung. Di Rehe, sementara menunggu waktu yang tepat dalam astrologi untuk mengirim peti mati kaisar kembali ke Peking, Cixi berencana mengambil kekuasaan. Ia bersekutu dengan tokoh-tokoh kuat lainnya. Dengan memanfaatkan kenaifan Ci'an (istri utama kaisar), Cixi mengusulkan agar mereka memerintah bersama, dengan kekuatan lebih besar dari Delapan Menteri Wali.[8]

Ketegangan meningkat antara Delapan Menteri Wali, yang dikepalai oleh Sushun, dengan kedua Ibusuri. Menteri-menteri tidak menyukai campur tangan Cixi dalam masalah politik, dan konfrontasi yang sering terjadi membuat Ci'an kesal, hingga ia menolak menghadiri audensi istana, membiarkan Cixi menangani menteri-menteri. Diam-diam Cixi menerima dukungan dari menteri berbakat, tentara dan orang lain yang tidak menyukai Delapan Menteri Wali. Di antaranya adalah Pangeran Gong, yang memiliki ambisi besar dan tersingkirkan dari lingkaran kekuasaan, dan Pangeran Chun. Keduanya merupakan putra ke-6 dan ke-7 Kaisar Daoguang. Sementara ia bersekutu dengan pangeran-pangeran, petisi datang dari Shandong meminta Cixi "mendengarkan politik di belakang tirai", yang berarti meminta Cixi menjadi penguasa. Petisi itu juga meminta Pangeran Gong memasuki arena politik sebagai "pembantu" utama Kaisar.

Ketika prosesi pemakaman dimulai di Beijing, Cixi menggunakan persekutuannya dengan Pangeran Gong dan Pangeran Chun. Ia dan kaisar muda kembali ke ibu kota, sementara Sushun menemani peti mati Kaisar. Kembalinya Cixi ke Beijing bertujuan agar ia dapat bersekongkol dengan Pangeran Gong. Delapan Menteri Wali dipecat karena melakukan negosiasi yang tidak kompeten dengan "bangsa barbar" yang menyebabkan Kaisar Xianfeng melarikan diri ke Rehe.[8]

Untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Cixi memiliki standar moral yang tinggi, Cixi hanya menghukum mati tiga dari delapan menteri. Pangeran Gong mengusulkan agar Sushun dan lainnya dihukum mati dengan metode yang paling menyakitkan, yaitu dengan dipotong-potong bagian tubuhnya, namun Cixi menolak dan memutuskan untuk memancung Sushun, sementara yang lainnya, Zaiyuan dan Duanhua, diberikan sutra putih agar mereka bunuh diri.

Kudeta ini dikenal sebagai "Kudeta Istana Xinyou" (Hanzi: 辛酉政變) di Tiongkok.

Di balik tirai[sunting | sunting sumber]

Era baru[sunting | sunting sumber]

Penugasan provinsial oleh Cixi tahun 1863
Provinsi Gubernur 中文
Zhejiang Zuo Zongtang 左宗棠
Henan Zheng Yuanshan 鄭元善
Anhui Li Xuyi 李續宜
Hubei Yan Shusen 嚴樹森
Jiangxi Shen Baozhen 沈葆楨
Jiangsu Li Hongzhang 李鴻章
Guangxi Liu Changyou 劉長佑
Hunan Mao Hongbin 毛鴻賓

Pada November 1861, beberapa hari setelah kudeta, Cixi menghadiahi Pangeran Gong karena bantuannya. Ia menjadi kepala Urusan Umum dan Internal, namun Cixi tidak memberi Yixin kekuatan politik absolut. Sebagai salah satu dari tindakan pertama dari belakang tirai, Cixi (bersama dengan Ci'an) mengeluarkan dua dekret penting atas nama Kaisar. Dekret pertama menyatakan bahwa kedua Ibusuri adalah pembuat keputusan "tanpa campur tangan", dan dekret kedua mengubah nama era kekuasaan Kaisar dari Qixiang (祺祥) menjadi Tongzhi (同治).

Membersihkan birokrasi[sunting | sunting sumber]

Dampak dari Perang Candu Kedua masih menghantui negara. Pemberontakan Taiping terus berlanjut, menghancurkan Qing sedikit demi sedikit. Birokrasi digerogoti oleh korupsi. 1861 merupakan tahun pemeriksaan nasional, dimana pejabat-pejabat dari semua tingkat mempresentasikan laporan politik mereka dalam tiga tahun terakhir. Cixi meminta audensi dengan semua pejabat di atas tingkat gubernur provinsi, yang harus melapor kepadanya secara langsung. Cixi juga mengeksekusi dua pejabat penting: Qingying, shilang militer yang mencoba menyogok agar tidak diturunkan pangkatnya, dan He Guiqing, Viceroy Liangjiang, yang lari ke Changzhou ketika tentara tentara Taiping menyerang.

Tantangan penting lain bagi Cixi adalah meningkatnya kelemahan orang-orang penting Manchu. Sejak awal dinasti kebanyakan posisi penting di istana diduduki oleh orang Manchu. Cixi, melawan tradisi kerajaan, menyerahkan komando satuan militer paling kuat di Tiongkok kepada seorang suku Han, Zeng Guofan, untuk melawan pemberontak Taiping. Tahun-tahun berikutnya ia menunjuk pejabat Han untuk menjadi gubernur semua provinsi selatan Tiongkok.

Kemenangan melawan Taiping dan masalah Pangeran Gong[sunting | sunting sumber]

Di bawah komando Jendral Zeng Guofan, Dinasti Qing berhasil mengalahkan tentara Taiping dalam pertempuran besar di Tianjing (kini Nanjing) pada Juli 1864. Zeng Guofan mendapat gelar Marquess Yiyong, Kelas Satu, dan saudaranya Zeng Guoquan bersama dengan Li Hongzhang dan Zuo Zongtang, semua jenderal Han dalam perang, mendapatkan hadiah dengan gelar. Dengan hilangnya ancaman Taiping, Cixi bisa lebih fokus dalam ancaman internal baru terhadap kekuasaannya. Pangeran Gong memiliki banyak orang yang setia padanya (hampir setengah negara), dan juga menguasai urusan istana. Oleh sebab itu ia dianggap sebagai ancaman oleh Cixi.

Cai Shaoqi, pejabat yang kurang terkenal, mengisi petisi yang meminta Pangeran Gong mundur. Pangeran Gong menganggap petisi ini tidak penting, namun Cixi menggunakan petisi ini sebagai salah satu cara untuk menjatuhkan Pangeran Gong. Pada April 1865, dengan menggunakan alasan bahwa ia "melakukan hal yang tidak pantas terhadap kedua Ibusuri" dan alasan lainnya, semua jabatan Pangeran Gong dicabut kecuali gelarnya.[9] Hal ini mengejutkan para pejabat dan bangsawan, dan menyebabkan munculnya petisi-petisi yang meminta dikembalikannya posisi Pangeran Gong. Yicong, Pangeran Tun, dan juga Yixuan, Pangeran Chun, meminta kembalinya posisi saudara mereka. Pangeran Gong sendiri, dalam audensi dengan kedua Ibusuri, meneteskan air mata.[10] Cixi mengembalikan posisi Pangeran Gong sebagai kepala menteri luar negeri karena banyaknya tekanan. Ia tidak pernah memperoleh kepentingan politik lagi. Penurunannya menunjukan tangan besi Cixi dalam politik Qing, dan juga ketidakinginannya memberikan kekuatan absolut pada siapapun, termasuk sekutunya yang paling penting dalam Kudeta Xinyou, Pangeran Gong.

Pengaruh asing[sunting | sunting sumber]

Cixi dengan perempuan-perempuan asing

Kekalahan Tiongkok dalam Perang Candu Kedua menjadi panggilan bagi Qing untuk bangkit. Cixi menguasai negara yang strategi militer dan persenjataannya sudah kedaluwarsa. Merasakan ancaman langsung dari orang asing dan menyadari ekonomi berbasis agrikultur Tiongkok tidak akan menyaingi industri Barat, Cixi memilih untuk belajar dari kekuatan Barat dan mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi mereka. Tiga pejabat Han, Zeng Guofan, Li Hongzhang dan Zuo Zongtang, memulai program industri di wilayah selatan Tiongkok. Untuk mendukung program tersebut, Cixi menyatakan pembukaan Tongwen Guan tahun 1862, institusi seperti universitas di Beijing yang menyewa orang asing sebagai pengajar. Beberapa pemuda juga dikirim untuk belajar di Amerika Serikat.

Sayangnya, sikap "belajar dari orang asing" Cixi tidak bertahan lama. Militer Tiongkok perlu direformasi, dan solusi Cixi, atas saran pejabat istana, membeli tujuh kapal perang Britania. Ketika kapal perang tersebut tiba di Tiongkok, kapal tersebut malah membawa pelaut Britania di bawah komando Britania Raya. Tiongkok marah dengan hal tersebut, dan negosiasi dibatalkan, lalu Tiongkok mengembalikan kapal perang Britania. Para ahli kadang-kadang menghubungkan kegagalan program luar negeri Cixi dengan pemikiran Cixi yang kuno. Dengan alasan terlalu berisik dan akan mengganggu makam Kaisar, Cixi melarang pembangunan rel kereta api. Ketika konstruksi berlangsung tahun 1877 atas rekomendasi Li Hongzhang, Cixi meminta kereta ditarik oleh kuda.[11] Cixi curiga dengan pemikiran liberal orang yang belajar di luar negeri, dan melihatnya sebagai ancaman terhadap kekuasaannya. Pada tahun 1881, Cixi menghentikan pengiriman pelajar ke luar negeri, dan menghentikan sikap terbukanya terhadap orang asing.

Pernikahan dan kekuasaan Tongzhi[sunting | sunting sumber]

Kaisar Tongzhi

Pada tahun 1872, ketika kaisar berusia 17 tahun, dengan panduan Ibusuri Ci'an, Kaisar Tongzhi menikah dengan Putri Alute. Kakek Alute adalah musuh Cixi selama Kudeta Xinyou. Sejak awal hubungan antara Cixi dengan Alute menegang.

Alute disukai oleh Ci'an, dan juga sering menghabiskan waktu dengan Kaisar Tongzhi, yang juga sering menghabiskan waktu dengan ibu kesayangannya, Ci'an. Cixi memusuhi Alute dan memberitahu mereka untuk lebih fokus mempelajari bagaimana mengurus negara. Cixi juga memata-matai Tongzhi menggunakan kasim. Setelah peringatannya diabaikan, Cixi memerintahkan Tongzhi fokus dalam mengurus negara. Tongzhi menghabiskan beberapa bulan di Istana Qianqing atas perintah Cixi.

Kaisar Muda, yang tidak dapat menanggulangi penderitaan dan rasa sepinya, semakin menjadi pemarah. Ia mulai memperlakukan pelayannya dengan buruk dan memukuli mereka karena kesalahan kecil. Atas pengaruh kasim dan Zaicheng, putra sulung Pangeran Gong, yang juga merupakan teman baik Tongzhi, Kaisar Muda pergi keluar istana dan mencari kesenangan di Beijing. Ia menyamar sebagai rakyat jelata dan menghabiskan malam di rumah-rumah bordil di Beijing. Perilaku seksual Kaisar menjadi pembicaraan di antara pejabat-pejabat dan rakyat.

Tekanan yang ada pada kaisar muda membuatnya membenci belajar selama hidupnya. Menurut catatan Weng Tonghe, Kaisar tidak dapat membaca secara lengkap pada usia enam belas tahun. Khawatir atas ketidakmampuan anaknya, Cixi semakin menekan Tongzhi. Ketika dapat berkuasa sendiri pada usia 18 tahun, ia menjadi Kaisar yang tidak kompeten.

Tongzhi membuat dua kebijakan penting selama kekuasaannya yang pendek dari tahun 1873 hingga 1875. Pertama, ia menyatakan agar Istana Musim Panas/Yuan Ming Yuan yang dihancurkan oleh tentara Inggris dan Prancis selama Perang Candu Kedua dibangun kembali sebagai hadiah untuk Cixi dan Ci'an. Sejarawan menganggapnya sebagai usaha menyingkirkan Cixi dari Kota Terlarang agar dapat berkuasa tanpa intervensi.

Keuangan kerajaan hampir habis akibat masalah internal dan perang. Tongzhi meminta mencari dana, dan juga meminta pejabat dan bangsawan untuk menyumbangkan sebagian kekayaan mereka. Rekonstruksi Yuan Ming Yuan pun dimulai.

Merasa kaisar mengabaikan masalah nasional, Pangeran Yixin dan Yixuan bersama dengan pejabat penting istana meminta Kaisar menghentikan rekonstruksi Yuan Ming Yuan. Tongzhi tidak menerima kritik dan mengeluarkan dekret pada Agustus 1874 untuk menyingkirkan gelar Yixin dan menjadikannya rakyat jelata. Dua hari kemudian, Yicong, Yixuan, Yihui, Jingshou, Yikuang, Wenxiang, Baoju, Shen Guifen dan Li Hongzao juga mengalami hal yang sama.

Melihat hal ini, Cixi dan Ci'an mengkritik kaisar atas tindakannya dan memintanya mencabut dekret; Cixi mengatakan "tanpa Pangeran Gong, situasi kita sekarang tidak seperti ini."[12]

Kaisar akhirnya kembali ke kebiasaan lamanya. Terdapat rumor bahwa ia terkena penyakit sifilis. Tabib menyebarkan rumor bahwa kaisar terkena variola dan memberikannya perawatan medis. Dalam beberapa minggu, pada 13 Januari 1875, kaisar meninggal dunia. Dilihat dari perspektif modern, serangan sifilis datang bertahap, dan kematian kaisar tidak menunjukan gejala sifilis, sehingga banyak sejarawan mempertahankan pendapat bahwa Tongzhi meninggal karena variola.

Wali Kaisar Guangxu[sunting | sunting sumber]

Tantangan baru[sunting | sunting sumber]

Kaisar Guangxu

Tongzhi meninggal tanpa keturunan laki-laki, menyebabkan terjadinya krisis pewaris takhta. Anggota keluarga kerajaan yang lebih tua dari Tongzhi tidak cocok untuk menjadi kaisar, dan haruslah orang yang berasal dari generasi bawah atau generasi yang sama dengan Tongzhi. Setelah persetujuan antara kedua Ibusuri, Zaitian, putra pertama Pangeran Chun dan saudara kandung Cixi, yang masih berusia empat tahun, terpilih menjadi kaisar baru. 1875 merupakan tahun deklarasi era Guangxu.

Kematian Ci'an pada April 1881 memberikan tantangan baru pada Cixi. Ci'an tidak begitu tertarik dengan urusan negara, tetapi merupakan pembuat keputusan dalam urusan keluarga. Rumor bahwa Cixi meracuni Ci'an menyebar karena konflik hampir terjadi antara Cixi dan Ci'an dalam masalah eksekusi An Dehai.[13] Pada Maret 1881 Ci'an mulai jatuh sakit dan Cixi menjadi satu-satunya wali di istana, dan dalam catatan kerajaan, Ci'an jatuh sakit pada 11 April, lalu meninggal pada sore hari.[14] Ci'an diyakini meninggal akibat serangan stroke. Kematiannya berarti bahwa struktur kekuasaan kini sepenuhnya berada di tangan Cixi.

Pangeran Gong frustasi dengan kekuasaan Cixi, dan sedikit mempertanyakan Cixi dalam urusan negara, dan juga mendukung keterlibatan Tiongkok dalam Perang Tiongkok-Prancis. Cixi menggunakan kekalahan Tiongkok dalam perang untuk menyingkirkan Pangeran Gong dan pembuat keputusan penting lainnya di Dewan Penasehat tahun 1885. Ia menurunkan posisi Pangeran Gong menjadi penasehat, dan mengangkat jabatan Pangeran Chun. Setelah terpilih menjadi kepala angkatan laut, Pangeran Chun setia kepada Ibusuri Cixi, tetapi sebenarnya bertindak untuk melindungi putranya, sang Kaisar Baru. Ia memindahkan dana militer untuk merekonstruksi Istana Musim Panas di luar Beijing sebagai tempat pensiun Cixi. Pangeran Chun tidak mau Cixi campur tangan dalam urusan putranya Guangxu ketika ia sudah mapan. Cixi tidak menolak pembangunan istana tersebut.

Kaisar Guangxu naik takhta[sunting | sunting sumber]

Guangxu mendapat hak berkuasa pada usia 16 tahun. Cixi mengeluarkan dekret agar diadakan upacara untuk hal tersebut, namun pejabat istana menolak Guangxu berkuasa sendiri, dengan alasan kaisar masih terlalu muda. Shiduo, Yixuan, dan Weng Tonghe, dengan alasan yang berbeda-beda, meminta pengangkatan Guangxu ditunda. Cixi menerima dan terus berkuasa untuk "membantu" Kaisar Guangxu.

Cixi pelan-pelan mulai melepas tangan besinya karena istana mempersiapkan upacara pernikahan Kaisar Guangxu tahun 1889. Pada saat itu kaisar sudah berusia 18 tahun, lebih tua daripada usia pernikahan konvensional kaisar. Saat pernikahan, api besar berkobar di sebuah gerbang di Kota Terlarang, mengikuti rentetan bencana alam di Tiongkok, yang menurut teori politik Tiongkok berarti penguasa saat itu kehilangan "Mandat Surga".

Dalam tindakan politik lainnya, Cixi memaksa Guangxu memilih Jingfen, keponakannya, menjadi maharani, namun Guangxu lebih memilih menghabiskan waktu dengan selir Zhen. Pada tahun 1894, Cixi menjatuhkan hukuman cambuk kepada selir Zhen dengan alasan campur tangannya dalam urusan politik. Meskipun Guangxu mulai berkuasa secara resmi pada usia 19 tahun, Cixi terus menjadi pembuat keputusan.

Reformasi Seratus Hari[sunting | sunting sumber]

Cixi tetap meneruskan peran sebagai wali pada masa Kaisar Guangxu

Kaisar Guangxu merupakan orang yang berpaham reformatif, berbeda dengan Cixi yang konservatif. Setelah mengalami kekalahan dalam Perang Tiongkok-Jepang Pertama tahun 1894, pemerintah Qing menghadapi tantangan-tantangan baik tantangan internal maupun eksternal. Atas pengaruh Kang Youwei dan Liang Qichao, Guangxu percaya bahwa dengan mempelajari monarki konstitusional di Jepang dan Jerman, Tiongkok akan menjadi lebih kuat dalam bidang politik dan ekonomi. Pada Juni 1898, Guangxu memulai Reformasi Seratus Hari (戊戌变法), yang bertujuan melakukan perubahan di bidang politik, budaya, ekonomi dan pendidikan. Kaisar Guangxu juga mengeluarkan dekret untuk melakukan modernisasi besar-besaran.

Sayang, reformasi ini terlalu cepat dilakukan untuk Tiongkok yang masih berada di bawah pengaruh neo-Konfusius yang besar, dan membuat Cixi tidak senang karena mengancam kekuasaannya. Beberapa pejabat pemerintahan dan militer memperingatkan Cixi bahwa ming-shih (biro reformasi) berusaha melakukan konspirasi. Dengan adanya tuduhan pengkhianatan terhadap kaisar dan juga tuduhan adanya pengaruh Jepang terhadap gerakan reformasi, Cixi kembali meneruskan perannya sebagai wali.

Dalam kudeta yang dilancarkan oleh personel Jenderal Ronglu pada 21 September 1898, Kaisar Guangxu dibawa ke istana di sebuah pulau di Zhongnanhai, yang terhubung dengan Kota Terlarang. Cixi lalu mengeluarkan dekret yang mengungkap aib Kaisar Guangxu dan menyatakan bahwa Guangxu "tidak cocok menjadi kaisar". Era Kaisar Guangxu pun berakhir.

Akibatnya, krisis terjadi di istana Qing, namun karena meningkatnya tekanan barat dan rasa tidak puas rakyat terhadap isu ini, Cixi tidak menjatuhkan Guangxu dari takhta. Era Guangxu secara resmi terus berlangsung hingga tahun 1908, tetapi kaisar kehilangan kehormatan, kekuatan dan harta benda, dan juga kebebasannya. Banyak pendukungnya, seperti Kang Youwei, dibuang, sementara enam tokoh reformasi penting lainnya dihukum mati di depan umum. Kang terus bekerja untuk Qing yang progresif selama dalam pembuangan, tetap setia kepada Kaisar Guangxu dan berharap bisa mengembalikan kekuasaannya. Sayangnya usahanya sia-sia.

Pemberontakan Boxer[sunting | sunting sumber]

Pada tanggal 2 November 1899, Pemberontakan Boxer pecah di Tiongkok utara. Cixi berhasrat untuk memelihara nilai tradisional Tiongkok, sehingga ia mendukung pergerakan tersebut. Ketika Barat membalas dengan membentuk Aliansi Delapan Negara, militer Tiongkok tidak dapat mencegah tentara Sekutu memasuki Peking[15] dan menguasai Kota Terlarang karena gubernur regional menolak menurunkan tentara regional untuk membantu.[16][17] Cixi, bersama dengan Kaisar Guangxu dan Maharani Longyu, melarikan diri ke Xi'an. Untuk mencegah pemberontakan lainnya di Tiongkok, Barat memaksakan perjanjian yang memalukan terhadap Tiongkok (Protokol Boxer), dan Cixi terpaksa menandatanganinya.[16] Perjanjian ini meminta kehadiran tentara internasional di Beijing dan ganti rugi sebesar £67 juta.

Kaisar dan Cixi tidak kembali ke ibu kota hingga Januari 1902.[16] Setelah kembali, Cixi mencoba merayu Barat. Ia mengundang istri korps diplomatik ke acara minum teh siang di Kota Terlarang. Cixi juga mengangkat pejabat yang sangat reformis, terutama Yuan Shikai. Pejabat-pejabat tinggi dikirim ke Jepang dan Eropa untuk mengumpulkan fakta dan menyusun rencana reformasi hukum, pendidikan, struktur pemerintahan, dan kebijakan sosial. Ironisnya, Cixi mendukung penerapan program reformasi yang lebih radikal daripada yang diusulkan oleh reformis-reformis yang ia penggal tahun 1898.[18]

Kematian[sunting | sunting sumber]

Cixi meninggal dunia pada tanggal 15 November 1908 setelah memasang Puyi sebagai kaisar baru Dinasti Qing pada 14 November. Ia meninggal sehari setelah Kaisar Guangxu meninggal.

Pada 4 November 2008, tes forensik melaporkan bahwa kematian kaisar diakibatkan oleh keracunan arsenik akut. China Daily mengkutip seorang sejarawan, Dai Yi, yang berspekulasi bahwa Cixi tahu ia akan meninggal dan takut Guangxu akan meneruskan reformasi setelah kematiannya. CNN melaporkan bahwa kandungan arsenik di mayatnya 2.000 kali lebih tinggi daripada orang biasa.[19]

Cixi dimakamkan di Makam Qing Timur (Hanzi: 清東陵), 125 km sebelah timur Beijing, bersama dengan Ci'an. Pada Juli 1928, makam Cixi diduduki oleh jenderal Kuomintang Sun Dianying dan tentaranya. Mereka membuka peti mati Cixi, melempar mayatnya ke lantai dan mencuri semua perhiasan di dalam peti mati tersebut, dan juga mutiara besar yang diletakkan di mulut Cixi untuk melindungi mayatnya dari pembusukan. Setelah tahun 1949, kompleks makam Cixi direstorasi oleh Republik Rakyat Tiongkok, dan masih berdiri hingga hari ini.

Cixi dalam kebudayaan populer[sunting | sunting sumber]

Daftar pustaka[sunting | sunting sumber]

  • Chung, Sue Fawn. "The Much Maligned Empress Dowager: A Revisionist Study of the Empress Dowager Tz'u-Hsi (1835-1908)." Modern Asian Studies 13, no. 2 (1979): 177-96.
  • Hummel, Arthur William, ed. Eminent Chinese of the Ch'ing Period (1644-1912). 2 vols. Washington: United States Government Printing Office, 1943.
  • Warner, Marina. The Dragon Empress: Life and Times of Tz'u-hsi 1835-1908. Weidenfeld & Nicolson, 1972.
  • Hayter-Menzies, Grant, "Imperial Masquerade: The Legend of Princess Der Ling." Hong Kong University Press, 2008.
  • 雷家聖(Lei Chiasheng)《力挽狂瀾-戊戌政變新探》,台北:萬卷樓,2004 ISBN 957-739-507-4

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Woo (2002)
  2. ^ "传奇一生:揭开慈禧太后扑朔迷离的身世之谜(图) Membongkar misteri Kehidupan Cixi". Caijing. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-05-01. Diakses tanggal 2008-04-29. 
  3. ^ Chung, S.F, The Much Maligned Empress Dowager, hal. 3.
  4. ^ a b Laidler, Keith (2003), "The Last Empress" (hal. 58), John Wiley & Sons Inc., ISBN 0-470-84881-2.
  5. ^ Immanual Hsu (1985), The Rise of Modern China (hal. 215).
  6. ^ Edward Behr, The Last Emperor, 1987, hal. 44
  7. ^ Sui Lijuan: Carrying out the Coup. CCTV-10 Series on Cixi, Ep. 4
  8. ^ a b Edward Behr, The Last Emperor, 1987, p. 45
  9. ^ 清史稿:恭忠親王奕訢,宣宗第六子
  10. ^ 清史稿:恭忠親王奕訢傳記載:“王入謝,痛哭引咎”。
  11. ^ Professor Sui Lijuang: Lecture Room Series on Cixi, Episode 9
  12. ^ 《清德宗實錄》
  13. ^ Edward Behr, The Last Emperor, 1987, hal. 49
  14. ^ 清德宗實錄
  15. ^ Sterling Seagrave, Peggy Seagrave (1993). Dragon lady: the life and legend of the last empress of China. Vintage Books. hlm. 311. ISBN 0679733698. Diakses tanggal 2010-06-28. 
  16. ^ a b c Jaques Gernet, a history of chinese civilization second edition Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "ReferenceA" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  17. ^ Joseph Esherick (1988). The origins of the Boxer Uprising. University of California Press. ISBN 0520064593. Diakses tanggal 2010-6-28. 
  18. ^ Douglas Reynolds, China, 1898-1912: The Xinzheng Revolution and Japan (Cambridge, MA: Harvard University Press, 1993). ISBN 0-674-11660-7 passim.
  19. ^ http://www.cnn.com/2008/WORLD/asiapcf/11/04/china.emperor/index.html?eref=rss_world

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Media terkait Empress Dowager Cixi di Wikimedia Commons