Lompat ke isi

Ceketeng Robayan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Mata.77777777 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Pengalihan baru Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(21 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
#ALIH [[Masjid Baiturrahman 1 Robayan]]
{{Infobox Historic building
|image=Berkas:Gapura Robayan sebelum renovasi ke4 masjid robayan.jpg|right|thumb|225px|
|caption=Ceketeng Robayan
|name=Ceketeng Mbah Robaya
|map_type=
|map_size=258
|latitude=
|longitude=
|location_town= [[Robayan, Kalinyamatan, Jepara|Kalinyamatan]], [[Kalinyamatan, Jepara|Robayan]], [[Kabupaten Jepara]], [[Jawa Tengah]].
|location_country=[[Indonesia]]
|architect=
|client=
|engineer=
|construction_start_date=
|completion_date=
|date_demolished=
|cost=
|structural_system=
|style=[[paduraksa]]
|size=
}}

'''Ceketeng Robayan''' adalah sebuah Gapura paduraksa yang biasanya di bangun pada pintu masuk ke area yang dianggap suci atau inti.

== Mitologi ==
Ceketeng Robayan merupakan Gapura Paduraksa yang bagian atasnya berbentuk menyerupai gunung dan sayap tersebut terdapat kaitannya dengan Mitologi [[Hindu]] bahwa gunung memiliki sayap. Gunung dalam mitologi Hindu mempunyai sayap. Pintu gerbang paduraksa juga melambangkan gunung,
itulah sebabnya pada paduruksa bersayap. Selain itu makna sayap dalam mitologi hindu juga mengartikan pelepasan, sehingga dalam Masjid Robayan gapura bersayap ini dapat pula diartikan sebagai ''siapapun yang memasuki area [[Masjid|masjid]] maka harus melepaskan dirinya dari urusan [[Dunya|duniawi]]''.

== Makna ==
Ceketeng Robayan merupakan simbol pluralisme pada awal perkembangan Islam dengan perpaduan [[budaya Islam]] dan [[Hindu]] yang terdapat pada Gapura Masjid Jami' Baiturrahman Robayan. Gapura Masjid Jami' Baiturrohman 1 Robayan dahulunya hanya berupa [[batu bata]] yang disusun menjadi [[gapura]] berbentuk bangunan seperti sekarang ini. Untuk menjaga batu bata tidak lapuk, maka warga desa Robayan menutupi gapura dengan melapisi dengan semen (memplester) seperti sekarang. Walaupun bentuk masjidnya sekarang sudah direnovasi dan bentuk awalnya (seperti Masjid Agung Demak) sudah tidak kelihatan lagi bentuk masjidnya, tetapi ada yang tidak diubah dan masih dipertahankan bentuk aslinya yaitu '''''Gapura Masjid Robayan'''''. Bentuk gapura pada Masjid Jami' Baiturrahman I Robayan yang menggambarkan bentuk akulturasi arsitektur [[Hindu]] dan [[Islam]].

Gapura masjid tersebut dahulunya terdapat piring-piring khas [[Tiongkok]], kemungkinan dulu Mbah Roboyo mendapatkan [[piring]] tersebut sebagai hadiah dari saudagar dari Tiongkok, Karena Mbah Roboyo adalah tokoh ulama sekaligus tokoh masyarakat di Desa Robayan, sedangkan Desa Robayan adalah termasuk Ibu kota [[Kerajaan Kalinyamat]] bersama dengan Desa Kriyan dan Desa Bakalan. Tapi karena piring-piring tersebut rusak, pada saat mengganti plester atau semen pelapis gapura, sehingga piring tersebut tidak dipasang karena kondisinya rusak.

== Mitos ==
Ada [[mitos]] ketika jalan raya dan pembangunan parit di depannya ingin diperlebarkan. Gapura harus dibongkar, tetapi setelah diukur ulang tiba-tiba gapura seolah-olah bergeser, sehingga tidak menghalangi perlebaran jalan. Bahkan ketika masjid direnovasi masyarakat Robayan harus meminta izin kepada Mbah Roboyo, dengan cara sowan ke makam beliau.

== Cagar Budaya ==
Gapura Robayan (Gapura Masjid Jami' Baiturrahman I Robayan) berusia ratusan tahun, gapura tersebut memiliki corak arsitektur Islam-Hindu-Jawa. Gapura Robayan sangat ''disakralkan'' bagi masyarakat Robayan oleh karena itu masyarakat Robayan tidak berani dan tidak pernah membongkar maupun menghilangkan, bentuk Gapura Masjid Jami' Baiturrahman I Robayan masih asli hanya di plester dengan semen, karena dahulunya hanya batu-batu bata saja. Maka Gapura Robayan (Gapura Masjid Jami' Baiturrahman I Robayan) menjadi salah satu '''Cagar Budaya di Jepara'''.

Sesuai dalam UU RI Nomor 11 Tahun 2010<ref>{{Cite web |url=http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditpcbm/2015/05/11/definisi-cagar-budaya-dan-permuseuman/ |title=Salinan arsip |access-date=2015-12-25 |archive-date=2015-12-25 |archive-url=https://web.archive.org/web/20151225154233/http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditpcbm/2015/05/11/definisi-cagar-budaya-dan-permuseuman/ |dead-url=yes }}</ref> juga dijelaskan tentang kriteria Cagar Budaya yaitu jika berusia 50 tahun atau lebih, mewakili masa gaya paling singkat berusia 50 tahun, memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, kebudayaan, dan memiliki nilai budaya bagi penguatan kepribadian bangsa.

== Catatan kaki ==
{{reflist}}

== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.dutaislam.com/2017/10/sejarah-masjid-robayan-jepara-dan-keajaiban-mimbar-besar-yang-bisa-masuk-di-lubang-pintu-kecil.html?m=1 Sejarah Gapura Masjid Robayan]
* {{id}} [https://situsbudaya.id/sejarah-masjid-jami-baiturrohman-i-robayan/ Situs Budaya Masjid Robayan]
* {{id}} [https://id.foursquare.com/v/masjid-jami-baiturrahman-i/500e9f94e4b048366a4277a5/photos Foto {{PAGENAME}} Foto Gapura Masjid Robayan]

{{Wisata Jepara}}

[[Kategori: Gapura]]
[[Kategori: Cagar budaya]]
[[Kategori:Arsitektur Jepara]]
[[Kategori: Bangunan bersejarah]]

Revisi terkini sejak 7 Desember 2023 03.08