First Media (telekomunikasi): Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(35 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Merge from|First Lifestyle|date=April 2024}} |
|||
{{Merge from|First Football|date=April 2024}} |
|||
{{bedakan|text=PT [[First Media]] Tbk}}<!--Awalnya antara PT First Media Tbk dan layanan yang menggunakan merek "First Media" sempat memiliki kaitan, karena LinkNet dahulu dikuasai oleh perusahaan tersebut. Namun setelah LinkNet dijual seluruhnya ke Axiata, kaitan antara "First Media" sebagai layanan dan PT First Media Tbk tidak ada lagi--> |
{{bedakan|text=PT [[First Media]] Tbk}}<!--Awalnya antara PT First Media Tbk dan layanan yang menggunakan merek "First Media" sempat memiliki kaitan, karena LinkNet dahulu dikuasai oleh perusahaan tersebut. Namun setelah LinkNet dijual seluruhnya ke Axiata, kaitan antara "First Media" sebagai layanan dan PT First Media Tbk tidak ada lagi--> |
||
{{Infobox Network |
{{Infobox Network |
||
Baris 5: | Baris 7: | ||
|country = [[Indonesia]] |
|country = [[Indonesia]] |
||
|network_type = [[Internet]], [[Televisi protokol internet]] [[televisi berlangganan|berlangganan]] |
|network_type = [[Internet]], [[Televisi protokol internet]] [[televisi berlangganan|berlangganan]] |
||
|owner = [[ |
|owner = PT [[XL Axiata]] Tbk |
||
|broadcast_area = |
|broadcast_area = |
||
|headquarters = [[Centennial Tower]] Lt. 26 Unit D |
|headquarters = [[Centennial Tower]] Lt. 26 Unit D<br>Jalan Jend. Gatot Subroto Kav. 24-25<br>[[Jakarta Selatan]] 12930<Ref name=arlin/> |
||
|launch_date = 1 Maret 1999 (sebagai Kabelvision) |
|launch_date = 1 Maret 1999 (sebagai Kabelvision) |
||
|slogan = '' |
|slogan = ''Lebih Kencang, Lebih Bebas'' |
||
|past_names = Kabelvision (1999-2007)<br />Digital1 (2005-2007) |
|past_names = Kabelvision (1999-2007)<br />Digital1 (2005-2007) |
||
|affiliation = [[Astro Nusantara]] (2006–2008)<br />[[BiG TV]] (2013-2020) |
|affiliation = [[Astro Nusantara]] (2006–2008)<br />[[BiG TV]] (2013-2020) |
||
|website = {{URL|http://www.firstmedia.com/}} |
|website = {{URL|http://www.firstmedia.com/}} |
||
}} |
}} |
||
'''First Media''' merupakan layanan ''triple play'' yang dioperasikan oleh PT [[ |
'''First Media''' merupakan layanan ''triple play'' yang dioperasikan oleh PT [[XL Axiata]] Tbk<Ref name=excel>[https://www.liputan6.com/tekno/read/5728768/first-media-resmi-jadi-bagian-dari-xl-axiata-pelanggan-lama-tak-perlu-registrasi-ulang First Media Resmi Jadi Bagian dari XL Axiata, Pelanggan Lama Tak Perlu Registrasi Ulang]</ref> (dahulu oleh [[LinkNet]]), anak usaha [[Axiata]]. Layanan yang diberikan menggabungkan antara [[televisi berlangganan]] berbasis [[Televisi kabel|kabel]] dan [[IPTV]], [[penyedia jasa internet]],{{efn|Layanan televisi dijalankan oleh anak usaha LinkNet, PT First Media Television, sedangkan LinkNet hanya mengoperasikan jaringan internet.}} ditambah fitur lainnya seperti ''smart home'' dan [[Layanan media over-the-top|layanan OTT]] bersama sejumlah penyedia.<ref>[https://www.firstmedia.com/product/why-first-media WHY CHOOSE FIRST MEDIA?]</ref> |
||
== Produk == |
== Produk == |
||
First Media menawarkan layanan internet berbasis ''hybrid fiber-coaxial'' atau ''fiber to home'' yang saat ini sudah menjangkau 3,12 juta rumah dan memiliki 757.000 pelanggan pada akhir 2022. Internet yang ditawarkan diklaim mencapai kecepatan 1 Gbps. Selain itu, paket ini juga menawarkan penyediaan televisi berlangganan yang meliputi 116 kanal SD, 101 kanal HD dan 4 kanal 4K. Jaringan First Media tersedia di sejumlah kota di Indonesia, meliputi [[ |
First Media menawarkan layanan internet berbasis ''hybrid fiber-coaxial'' atau ''fiber to home'' yang saat ini sudah menjangkau 3,12 juta rumah dan memiliki 757.000 pelanggan pada akhir 2022. Internet yang ditawarkan diklaim mencapai kecepatan 1 Gbps. Selain itu, paket ini juga menawarkan penyediaan televisi berlangganan yang meliputi 116 kanal SD, 101 kanal HD dan 4 kanal 4K. Jaringan First Media tersedia di sejumlah kota di Indonesia, meliputi [[Mebidangro|Medan–Binjai–Deli Serdang]], [[Pulau Batam]], [[Jabodetabek]], [[Kota Cilegon|Cilegon]]–[[Kota Serang|Serang]], [[Gerbangkertosusila|Surabaya–Gresik–Sidoarjo–]][[Kota Malang|Malang]], [[Cekungan Bandung|Bandung–Cimahi–Padalarang–Jatinangor]], [[Purwasuka|Karawang–Purwakarta]], [[Kota Cirebon]], [[Kota Madiun]], [[Kota Tegal]], [[Kota Semarang]], [[Kota Surakarta|Surakarta]]–[[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]], [[Kota Kediri]], dan [[Sarbagita|Denpasar–Badung–Ubud]].<Ref name=arlin>{{cite report|url=https://www.linknet.co.id/files/document/report/annual/id/2023/LN%20AR%202023-Broadband%20Freedom.pdf|title=Laporan Tahunan Link Net tahun 2023|location=Jakarta|publisher=Link Net}}</ref> |
||
Paket First Media ditawarkan dengan nama Stream, |
Paket First Media ditawarkan dengan nama Stream, Joy dan Star, dimana masing-masing untuk layanan internet + OTT, internet + TV berlangganan dan ketiganya. Masing-masing juga memiliki varian ''value'' (hemat), pro dan premium.<ref>[https://www.firstmedia.com/get/packages/global/pilih-paket-first-media Pilih paket]</ref> Selain produk internet dan TV berlangganan, First Media memiliki layanan OTT dengan dua aplikasi, yaitu FirstMediaX (yang memungkinkan pelanggan menyaksikan tayangan dari saluran yang ada di gawai mereka) dan First+ (kolaborasi dengan sejumlah OTT eksternal seperti [[Viu]] dan [[CatchPlay|Catchplay+]]). Tersedia juga layanan teknologi tinggi dalam merek First Living dan First Cloud. First Living adalah layanan rumah pintar (''smart home'') yang mampu diatur dari telepon pintar, sedangkan First Cloud menyediakan penyimpanan ''cloud'' kepada konsumen.<Ref name=arlin/> |
||
Pasca-akuisisi LinkNet oleh Axiata, saat ini First Media juga memiliki produk kerjasama dengan [[XL Axiata]] yang menawarkan internet dalam dan luar rumah berkecepatan tinggi yang bebas kuota.<Ref name=arlin/> |
Pasca-akuisisi LinkNet oleh Axiata, saat ini First Media juga memiliki produk kerjasama dengan [[XL Axiata]] yang menawarkan internet dalam dan luar rumah berkecepatan tinggi yang bebas kuota.<Ref name=arlin/> |
||
=== Saluran eksklusif === |
=== Saluran eksklusif === |
||
Di samping memberikan layanan televisi berbayar, First Media juga menjalankan sejumlah [[saluran televisi]] eksklusif/''in-house'', yang dimiliki oleh PT First Media Production |
Di samping memberikan layanan televisi berbayar, First Media juga menjalankan sejumlah [[saluran televisi]] eksklusif/''in-house'', yang dimiliki oleh PT First Media Production. Saluran-saluran tersebut antara lain: |
||
* [[First Highlights]] |
* [[First Highlights]] |
||
* [[Jakarta Globe News Channel]] |
|||
* [[IDTV]] |
|||
* [[Dangdutz]] |
|||
* [[First Atmos]] |
* [[First Atmos]] |
||
* [[First Warriors]] |
* [[First Warriors]] |
||
* [[First Football]] |
* [[First Football]] |
||
* [[First Lifestyle]] |
* [[First Lifestyle]] |
||
* [[Hi!]] |
|||
* Balai Kota Network |
* Balai Kota Network |
||
** |
** Balai Kota Channel - Jakarta - kerjasama dengan [[Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta|pemerintah provinsi DKI Jakarta]] |
||
** |
** Balai Kota Channel - Bandung - kerjasama dengan pemerintah [[kota Bandung]] |
||
** [[Balai Kota Bandung (saluran TV)|Balai Kota Channel - Bandung]] - kerjasama dengan pemerintah [[kota Bandung]] |
|||
** [[Balai Kota Malang (saluran TV)|Balai Kota Channel - Malang]] - kerjasama dengan pemerintah [[kota Malang]] |
|||
** [[Balai Kota Medan (saluran TV)|Balai Kota Channel - Medan]] - kerjasama dengan pemerintah [[kota Medan]] |
|||
* [[Holland Village Jakarta]] |
|||
* [[Kairos (saluran TV)|Kairos]] |
* [[Kairos (saluran TV)|Kairos]] |
||
* [[KaraOKE Channel]] |
* [[KaraOKE Channel]] |
||
* [[Meikarta]] |
|||
=== OneStream === |
|||
** [[Meikarta|Meikarta District 1]] |
|||
Selain menyediakan layanan internet dan TV kabel kepada pelanggannya, First Media juga menghadirkan produk [[Dekoder (televisi)|dekoder]] berbasis Android bernama '''OneStream''' yang ditujukan kepada masyarakat (terutama yang tidak terjangkau jaringan First Media) untuk dapat menikmati tayangan TV berlangganan First Media sekaligus mengubah televisinya menjadi ''smart TV'' (itu berarti produk ini sejenis dengan Nex[[Vidio]] keluaran [[Nex Parabola]], [[Transvision]] Xstream ataupun [[Vision+]] TV keluaran [[MNC Play]]). Meski begitu, jumlah saluran yang disediakan lebih sedikit dari TV kabel konvensionalnya dengan hanya 121 saluran TV.<ref>{{Cite web|title=One Stream Smart Box {{!}} Powered by First Media|url=https://www.onestream.co.id/}}</ref><ref>{{Cite web|title=SMART BOX ONE STREAM FIRST MEDIA {{!}} Suara Pembaruan|url=https://suarapembaruan.com/article/hi-tech/smart-box-one-stream-first-media}}</ref> |
|||
** [[Meikarta|Meikarta District 2]] |
|||
== Perkembangan == |
== Perkembangan == |
||
Baris 54: | Baris 50: | ||
[[Berkas:Logo kabelvision.gif|jmpl|ka|150px|kiri|Logo Kabelvision (1 Maret 1999-15 Juni 2007)]] |
[[Berkas:Logo kabelvision.gif|jmpl|ka|150px|kiri|Logo Kabelvision (1 Maret 1999-15 Juni 2007)]] |
||
[[Berkas:HomeCable logo.png|jmpl|ka|150px|kiri|Logo HomeCable]] |
[[Berkas:HomeCable logo.png|jmpl|ka|150px|kiri|Logo HomeCable]] |
||
Pada mulanya layanan televisi berlangganan First Media dikenal dengan nama KabelVision, yang diluncurkan pada tanggal 1 Maret 1999, sebagai layanan [[televisi kabel]] pertama di Indonesia.<ref name="Panji masyarakat">{{Cite web |url=https://books.google.co.id/books?id=GEUuAAAAMAAJ&q=tanjung+bangun+semesta&dq=tanjung+bangun+semesta&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj-i9_M3vruAhXiH7cAHeiMAucQ6AEwAnoECAAQAg |title=Panji masyarakat |access-date=2021-02-21 |archive-date=2023-07-21 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230721221751/https://books.google.co.id/books?id=GEUuAAAAMAAJ&q=tanjung+bangun+semesta&dq=tanjung+bangun+semesta&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj-i9_M3vruAhXiH7cAHeiMAucQ6AEwAnoECAAQAg |dead-url=no }}</ref> Layanan tersebut sebelumnya dirintis oleh PT |
Pada mulanya layanan televisi berlangganan First Media dikenal dengan nama KabelVision, yang diluncurkan pada tanggal 1 Maret 1999, sebagai layanan [[televisi kabel]] pertama di Indonesia.<ref name="Panji masyarakat">{{Cite web |url=https://books.google.co.id/books?id=GEUuAAAAMAAJ&q=tanjung+bangun+semesta&dq=tanjung+bangun+semesta&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj-i9_M3vruAhXiH7cAHeiMAucQ6AEwAnoECAAQAg |title=Panji masyarakat |access-date=2021-02-21 |archive-date=2023-07-21 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230721221751/https://books.google.co.id/books?id=GEUuAAAAMAAJ&q=tanjung+bangun+semesta&dq=tanjung+bangun+semesta&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj-i9_M3vruAhXiH7cAHeiMAucQ6AEwAnoECAAQAg |dead-url=no }}</ref> Layanan tersebut sebelumnya dirintis oleh PT Anditirta Indonusa, sebuah perusahaan yang sudah merintis bisnis tersebut dalam skala kecil di sejumlah pemukiman elit di [[Jabodetabek]] sejak 1994,<ref>[https://web.archive.org/web/20010309051930/http://www.kabelvision.co.id/corporate_profile.html Corporate profile]</ref> sebelum akhirnya diakuisisi oleh PT Broadband Multimedia (pengelola KabelVision). Pada tahun 2003 layanan KabelVision mencatatkan angka 100.000 pengguna yang tersebar di Jabodetabek, [[Bali]] dan [[Surabaya]].<ref name=duabelas>[https://live.firstmedia.com/uploads/FM_AR2012_small.pdf LapTahunan KBLV 2012]</ref> |
||
Mulanya KabelVision menggunakan sistem berbasis [[televisi analog]], dimana kabel disambung ke kabel antena di rumah dan televisi yang tersambung dengannya dapat langsung menikmati layanan TV berlangganan. Sejak tahun 2006 hingga 2008, sistem siarannya berubah dari berbasis analog menjadi [[televisi digital]] [[DVB-C]]<ref name=duabelas>[https://live.firstmedia.com/uploads/FM_AR2012_small.pdf LapTahunan KBLV 2012]</ref> berfrekuensi 870 Mhz. Siarannya menjadi disalurkan lewat kabel koaksial yang dipasang mengikuti saluran listrik [[PLN]] dan memiliki ujung terminal di Jakarta (Citra Graha), Bali (Denpasar), dan Surabaya (Gubeng). Digitalisasi memungkinkan kompresi data yang lebih besar untuk ditransmisikan melalui kabel, dengan demikian meningkatkan kapasitas kabel untuk melakukan transmisi internet berkecepatan tinggi, hingga mampu mentransmisi 100 saluran TV secara serempak, serta volume data yang sangat besar yang diperlukan demi kelancaran aplikasi beberapa industri. |
Mulanya KabelVision menggunakan sistem berbasis [[televisi analog]], dimana kabel disambung ke kabel antena di rumah dan televisi yang tersambung dengannya dapat langsung menikmati layanan TV berlangganan. Sejak tahun 2006 hingga 2008, sistem siarannya berubah dari berbasis analog menjadi [[televisi digital]] [[DVB-C]]<ref name=duabelas>[https://live.firstmedia.com/uploads/FM_AR2012_small.pdf LapTahunan KBLV 2012]</ref> berfrekuensi 870 Mhz. Siarannya menjadi disalurkan lewat kabel koaksial yang dipasang mengikuti saluran listrik [[PLN]] dan memiliki ujung terminal di Jakarta (Citra Graha), Bali (Denpasar), dan Surabaya (Gubeng). Digitalisasi memungkinkan kompresi data yang lebih besar untuk ditransmisikan melalui kabel, dengan demikian meningkatkan kapasitas kabel untuk melakukan transmisi internet berkecepatan tinggi, hingga mampu mentransmisi 100 saluran TV secara serempak, serta volume data yang sangat besar yang diperlukan demi kelancaran aplikasi beberapa industri. |
||
Baris 60: | Baris 56: | ||
Sementara itu, sejak tahun 2000 PT LinkNet juga sudah mengembangkan layanan televisi digitalnya sendiri, dengan nama Digital1,<Ref name=arlin/> namun mulai dipromosikan secara masif sejak Agustus 2005.<ref>[https://news.detik.com/suara-pembaca/d-565034/pelayanan-buruk-digital-1 Pelayanan Buruk Digital 1]</ref> Siaran Digital1 dijalankan dengan teknologi DVB-C. Pada tahun 2007, merek KabelVision dan Digital1 dileburkan menjadi satu merek bernama HomeCable yang menjadi layanan televisi berlangganan dari PT First Media Tbk. Pada tahun 2011 pengelolaan HomeCable dialihkan ke anak usahanya yang baru dibentuk, bernama PT First Media Television (FMTV),<ref name=duabelas/> dan di tahun 2015, PT FMTV diakuisisi oleh PT LinkNet Tbk.<Ref name=arlin/> Inovasi-inovasi pun dilakukan seperti lewat peluncuran kanal HD di tanggal 1 September 2010 (dengan nama First HD), adanya produk ''[[video on demand]]'' (VOD) di tahun 2011, diluncurkannya aplikasi First Media Live (kemudian First Media GO dan First Media X) sebagai layanan OTT dan ''personal video recorder'' dari HomeCable,<ref name=duabelas/> penggunaan dekoder berbasis [[Android]] pada 2014,<ref>[http://www.firstmedia.co.id/eng/about-us/milestone Milestone]</ref> dan siaran Ultra HD di bulan Juni 2016. |
Sementara itu, sejak tahun 2000 PT LinkNet juga sudah mengembangkan layanan televisi digitalnya sendiri, dengan nama Digital1,<Ref name=arlin/> namun mulai dipromosikan secara masif sejak Agustus 2005.<ref>[https://news.detik.com/suara-pembaca/d-565034/pelayanan-buruk-digital-1 Pelayanan Buruk Digital 1]</ref> Siaran Digital1 dijalankan dengan teknologi DVB-C. Pada tahun 2007, merek KabelVision dan Digital1 dileburkan menjadi satu merek bernama HomeCable yang menjadi layanan televisi berlangganan dari PT First Media Tbk. Pada tahun 2011 pengelolaan HomeCable dialihkan ke anak usahanya yang baru dibentuk, bernama PT First Media Television (FMTV),<ref name=duabelas/> dan di tahun 2015, PT FMTV diakuisisi oleh PT LinkNet Tbk.<Ref name=arlin/> Inovasi-inovasi pun dilakukan seperti lewat peluncuran kanal HD di tanggal 1 September 2010 (dengan nama First HD), adanya produk ''[[video on demand]]'' (VOD) di tahun 2011, diluncurkannya aplikasi First Media Live (kemudian First Media GO dan First Media X) sebagai layanan OTT dan ''personal video recorder'' dari HomeCable,<ref name=duabelas/> penggunaan dekoder berbasis [[Android]] pada 2014,<ref>[http://www.firstmedia.co.id/eng/about-us/milestone Milestone]</ref> dan siaran Ultra HD di bulan Juni 2016. |
||
Dekoder utama yang digunakan oleh layanan HomeCable mulanya adalah Eastern Electronics SE-830, yang mengubah sinyal digital menjadi sinyal audio/video analog. Belakangan dekodernya berganti menjadi HD Samsung SMT-C5050, yang memiliki kapabilitas penerimaan tayangan HD, layanan ''video-on-demand'', fitur perekaman digital serta ''time shifting''. Namun, sejak 2022, dekoder tersebut telah banyak diganti dengan dekoder Smart Box X1 4K berbasis Android, yang memiliki fitur seperti ''videostreaming'', rekaman video pribadi (''Personal Video Recording''), ''timeshift'', dan ''catch-up'' TV sampai dengan 7 hari ke belakang, serta menikmati konten TV dengan kualitas 4K.<Ref name=arlin/> Adaptasi dekoder produksi Jiuzhou tersebut menandakan |
Dekoder utama yang digunakan oleh layanan HomeCable mulanya adalah Eastern Electronics SE-830, yang mengubah sinyal digital menjadi sinyal audio/video analog. Belakangan dekodernya berganti menjadi HD Samsung SMT-C5050, yang memiliki kapabilitas penerimaan tayangan HD, layanan ''video-on-demand'', fitur perekaman digital serta ''time shifting''. Namun, sejak 2022, dekoder tersebut telah banyak diganti dengan dekoder Smart Box X1 4K berbasis Android, yang memiliki fitur seperti ''videostreaming'', rekaman video pribadi (''Personal Video Recording''), ''timeshift'', dan ''catch-up'' TV sampai dengan 7 hari ke belakang, serta menikmati konten TV dengan kualitas 4K.<Ref name=arlin/> Adaptasi dekoder produksi Jiuzhou tersebut menandakan HomeCable kini juga mentransmisikan siarannya melalui [[IPTV]], selain melalui kabel seperti biasanya.<ref>[https://www.androidtv-guide.com/pay-tv-provider/first-media-linknet-smart-box-x1-prime-i/ First Media (LinkNet)]</ref> |
||
=== Layanan internet === |
=== Layanan internet === |
||
[[Berkas:Fastnet.jpg|jmpl|200px|ka|Logo FastNet (2007-sekarang)]] |
[[Berkas:Fastnet.jpg|jmpl|200px|ka|Logo FastNet (2007-sekarang)]] |
||
Sejak mulai beroperasi di tahun 2000 usaha PT LinkNet sudah berbasis di bidang [[penyedia jasa internet]] berbasis jaringan kabel [[pita lebar]], dengan produk awal bernama DigitalNet, yang kemudian menjadi MyNet (2004).<Ref name=arlin/><ref name=pros>[https://fdokumen.com/document/pt-link-net-tbk.html?page=216 Prospektus LINK 2014]</ref> Adapun KabelVision saat itu meskipun masih sebagai penyedia televisi berlangganan kabel, juga membuka layanan internet yang bekerjasama dengan sejumlah ''provider'' seperti [[CBN]], [[Centrin Online]], IndosatNet, LinkNet, Mweb dan Uninet. Paket ''bundling'' kerjasama ini diberi nama KabelVision Cyber Entertainment (awalnya K@BELNET). Adapun jalurnya akan menggunakan kabel televisi KabelVision, sedangkan komunikasinya dilakukan melalui sejumlah ISP tersebut.<ref>[https://web.archive.org/web/20010309050943/http://www.kabelvision.co.id:80/press_release.html KABELVISION MEMPERKENALKAN "KABELVISION CYBER ENTERTAINMENT"]</ref><ref>[https://web.archive.org/web/20000407200520/http://www.kabelvision.co.id:80/products.html Products and Services]</ref><ref>[https://web.archive.org/web/20010309051930/http://www.kabelvision.co.id/corporate_profile.html Corporate profile]</ref> |
Sejak mulai beroperasi di tahun 2000 usaha PT LinkNet sudah berbasis di bidang [[penyedia jasa internet]] berbasis jaringan kabel [[pita lebar]], dengan produk awal bernama DigitalNet, yang kemudian menjadi MyNet (2004).<Ref name=arlin/><ref name=pros>[https://fdokumen.com/document/pt-link-net-tbk.html?page=216 Prospektus LINK 2014]</ref> Adapun KabelVision saat itu meskipun masih sebagai penyedia televisi berlangganan kabel, juga membuka layanan internet yang bekerjasama dengan sejumlah ''provider'' seperti [[CBN]], [[Centrin Online]], [[Indosat|IndosatNet]], LinkNet, Mweb dan Uninet. Paket ''bundling'' kerjasama ini diberi nama KabelVision Cyber Entertainment (awalnya K@BELNET). Adapun jalurnya akan menggunakan kabel televisi KabelVision, sedangkan komunikasinya dilakukan melalui sejumlah ISP tersebut.<ref>[https://web.archive.org/web/20010309050943/http://www.kabelvision.co.id:80/press_release.html KABELVISION MEMPERKENALKAN "KABELVISION CYBER ENTERTAINMENT"]</ref><ref>[https://web.archive.org/web/20000407200520/http://www.kabelvision.co.id:80/products.html Products and Services]</ref><ref>[https://web.archive.org/web/20010309051930/http://www.kabelvision.co.id/corporate_profile.html Corporate profile]</ref> |
||
Di bulan Juni 2007, produk MyNet resmi digantikan oleh FastNet, sebuah produk jaringan layanan internet ''broadband'' berkecepatan tinggi melalui kabel untuk pengguna di daerah hunian, seperti kompleks perumahan dan apartemen dengan kecepatan layanan mencapai 100 Mbps.<ref name=pros/> Pada saat diluncurkan produk ini menawarkan layanan internet murah (Rp 99.000 untuk 384 kbps, saat itu harga umumnya mencapai Rp 200.000-300.000) sehingga cukup mendapat sambutan hangat dari masyarakat. FastNet juga diklaim sebagai ISP pertama di Indonesia yang kecepatannya mencapai 10 Mbps, dan pada Februari 2010, fitur FastNet Kids diluncurkan yang menyasar pengguna internet ramah anak.<ref name=duabelas/> Inovasi lainnya dalam hal kecepatan, meliputi peluncuran jaringan berkecepatan 100 Mbps di tahun 2013 dan 1 Gbps di tahun 2016.<Ref name=arlin/> |
Di bulan Juni 2007, produk MyNet resmi digantikan oleh FastNet, sebuah produk jaringan layanan internet ''broadband'' berkecepatan tinggi melalui kabel untuk pengguna di daerah hunian, seperti kompleks perumahan dan apartemen dengan kecepatan layanan mencapai 100 Mbps.<ref name=pros/> Pada saat diluncurkan produk ini menawarkan layanan internet murah (Rp 99.000 untuk 384 kbps, saat itu harga umumnya mencapai Rp 200.000-300.000) sehingga cukup mendapat sambutan hangat dari masyarakat. FastNet juga diklaim sebagai ISP pertama di Indonesia yang kecepatannya mencapai 10 Mbps, dan pada Februari 2010, fitur FastNet Kids diluncurkan yang menyasar pengguna internet ramah anak.<ref name=duabelas/> Inovasi lainnya dalam hal kecepatan, meliputi peluncuran jaringan berkecepatan 100 Mbps di tahun 2013 dan 1 Gbps di tahun 2016.<Ref name=arlin/> |
||
Baris 80: | Baris 76: | ||
Pada tahun 2022, PT First Media Tbk menjual keseluruhan sahamnya di PT LinkNet Tbk kepada Axiata.<Ref name=arlin/> Hal ini membuat koneksi langsung antara First Media sebagai perusahaan dan merek layanan "First Media" resmi berakhir. Namun, merek "First Media" tetap digunakan oleh LinkNet dikarenakan kerjasama merek yang disepakati kedua perusahaan di tahun 2011.<Ref name=arlin/> Kerjasama lainnya yang tersisa adalah suplai program-program dan saluran ''in-house'' yang diproduksi/disediakan anak usaha PT First Media Tbk, PT First Media Production kepada layanan HomeCable/First Media milik LinkNet.<ref name=lapkeu>[http://www.firstmedia.co.id/pdf/79/33/37/Annual_Report_KBLV_2022.pdf LapTahunan KBLV 2022]</ref> |
Pada tahun 2022, PT First Media Tbk menjual keseluruhan sahamnya di PT LinkNet Tbk kepada Axiata.<Ref name=arlin/> Hal ini membuat koneksi langsung antara First Media sebagai perusahaan dan merek layanan "First Media" resmi berakhir. Namun, merek "First Media" tetap digunakan oleh LinkNet dikarenakan kerjasama merek yang disepakati kedua perusahaan di tahun 2011.<Ref name=arlin/> Kerjasama lainnya yang tersisa adalah suplai program-program dan saluran ''in-house'' yang diproduksi/disediakan anak usaha PT First Media Tbk, PT First Media Production kepada layanan HomeCable/First Media milik LinkNet.<ref name=lapkeu>[http://www.firstmedia.co.id/pdf/79/33/37/Annual_Report_KBLV_2022.pdf LapTahunan KBLV 2022]</ref> |
||
Dengan akuisisi tersebut, maka produk First Media dan bisnis LinkNet kemudian disinergikan dengan XL Axiata. XL Axiata menjadi [[operator seluler]] pertama yang menjalankan bisnis berbasis konvergensi layanan internet ''fixed'' dan ''mobile'' (''fixed-mobile convergence''/FMC) di Indonesia, sesuatu yang kemudian juga ditiru operator lainnya, seperti ketika [[Telkomsel]] mengakuisisi bisnis |
Dengan akuisisi tersebut, maka produk First Media dan bisnis LinkNet kemudian disinergikan dengan XL Axiata. XL Axiata menjadi [[operator seluler]] pertama yang menjalankan bisnis berbasis konvergensi layanan internet ''fixed'' dan ''mobile'' (''fixed-mobile convergence''/FMC) di Indonesia, sesuatu yang kemudian juga ditiru operator lainnya, seperti ketika [[Telkomsel]] mengakuisisi bisnis [[IndiHome]].<ref>[https://inet.detik.com/telecommunication/d-6490052/di-2022-operator-seluler-ramai-bertarung-ke-konvergensi Di 2022, Operator Seluler Ramai Bertarung ke Konvergensi]</ref> Sebenarnya bisnis tersebut sudah dirintis XL sejak Juni 2021, dengan nama XL Satu.<ref name=link>[https://teknologi.bisnis.com/read/20231227/101/1727399/aksi-korporasi-terbesar-telkomsel-xl-axiata-dan-indosat-demi-fmc-2023 Aksi Korporasi Terbesar Telkomsel, XL Axiata dan Indosat Demi FMC 2023]</ref> Dengan adanya perluasan diharapkan jaringan LinkNet bisa menembus 5 juta rumah dan layanan First Media bisa dinikmati di [[Sulawesi]], [[Kalimantan]], dan daerah lainnya.<ref>[https://visual.republika.co.id/berita/s3fsgp283/first-media-siap-ekspansi-ke-luar-pulau-jawa First Media Siap Ekspansi ke Luar Pulau Jawa]</ref> Pada awal 2023, paket-paket yang ditawarkannya juga dikemas ulang menjadi paket Joy, Stream dan Star (sebenarnya kesemua paket tersebut sudah diperkenalkan sejak akhir 2022),<ref>[https://www.antaranews.com/berita/3372663/first-media-kemas-ulang-paket-layanan-internet First Media kemas ulang paket layanan internet]</ref> yang ditambah percepatan internet hingga 5 kali.<ref>[https://koran.tempo.co/read/info-tempo/479825/first-media-kemas-ulang-3-paket-internet FIRST MEDIA KEMAS ULANG 3 PAKET INTERNET]</ref> Sejak 27 September 2024, First Media resmi beralih pengelolaan dari LinkNet ke XL Axiata. Meskipun demikian, perubahan ini tidak diiringi dengan berbagai perubahan yang signifikan dengan tetap mempertahankan layanan First Media pra-pengalihan. Hal ini karena integrasi keduanya akan dilakukan secara bertahap, dimulai dari penyebarluasan informasi First Media yang mulai dilakukan oleh kanal-kanal XL, seperti XL Center di sejumlah lokasi.<Ref name=excel/> |
||
== Lihat pula == |
== Lihat pula == |
||
Baris 86: | Baris 82: | ||
* [[First Media (telekomunikasi)|First Media]] - [[XL Axiata]] |
* [[First Media (telekomunikasi)|First Media]] - [[XL Axiata]] |
||
* [[IndiHome]] - [[Telkomsel]] |
* [[IndiHome]] - [[Telkomsel]] |
||
* |
* [[Indosat HiFi]] - [[Indosat|Indosat Ooredoo Hutchison]] |
||
* [[MyRepublic|MyRepublic Indonesia]] - [[Smartfren Telecom|Smartfren]] |
|||
== Catatan kaki == |
== Catatan kaki == |
Revisi terkini sejak 8 Januari 2025 13.20
First Media HomeCable (televisi berlangganan) FastNet (internet) | |
---|---|
Nama sebelumnya | Kabelvision (1999-2007) Digital1 (2005-2007) |
Jenis | Internet, Televisi protokol internet berlangganan |
Slogan | Lebih Kencang, Lebih Bebas |
Negara | Indonesia |
Tanggal peluncuran | 1 Maret 1999 (sebagai Kabelvision) |
Kantor pusat | Centennial Tower Lt. 26 Unit D Jalan Jend. Gatot Subroto Kav. 24-25 Jakarta Selatan 12930[1] |
Pemilik | PT XL Axiata Tbk |
Afiliasi | Astro Nusantara (2006–2008) BiG TV (2013-2020) |
Situs web | www |
First Media merupakan layanan triple play yang dioperasikan oleh PT XL Axiata Tbk[2] (dahulu oleh LinkNet), anak usaha Axiata. Layanan yang diberikan menggabungkan antara televisi berlangganan berbasis kabel dan IPTV, penyedia jasa internet,[a] ditambah fitur lainnya seperti smart home dan layanan OTT bersama sejumlah penyedia.[3]
Produk
[sunting | sunting sumber]First Media menawarkan layanan internet berbasis hybrid fiber-coaxial atau fiber to home yang saat ini sudah menjangkau 3,12 juta rumah dan memiliki 757.000 pelanggan pada akhir 2022. Internet yang ditawarkan diklaim mencapai kecepatan 1 Gbps. Selain itu, paket ini juga menawarkan penyediaan televisi berlangganan yang meliputi 116 kanal SD, 101 kanal HD dan 4 kanal 4K. Jaringan First Media tersedia di sejumlah kota di Indonesia, meliputi Medan–Binjai–Deli Serdang, Pulau Batam, Jabodetabek, Cilegon–Serang, Surabaya–Gresik–Sidoarjo–Malang, Bandung–Cimahi–Padalarang–Jatinangor, Karawang–Purwakarta, Kota Cirebon, Kota Madiun, Kota Tegal, Kota Semarang, Surakarta–Yogyakarta, Kota Kediri, dan Denpasar–Badung–Ubud.[1]
Paket First Media ditawarkan dengan nama Stream, Joy dan Star, dimana masing-masing untuk layanan internet + OTT, internet + TV berlangganan dan ketiganya. Masing-masing juga memiliki varian value (hemat), pro dan premium.[4] Selain produk internet dan TV berlangganan, First Media memiliki layanan OTT dengan dua aplikasi, yaitu FirstMediaX (yang memungkinkan pelanggan menyaksikan tayangan dari saluran yang ada di gawai mereka) dan First+ (kolaborasi dengan sejumlah OTT eksternal seperti Viu dan Catchplay+). Tersedia juga layanan teknologi tinggi dalam merek First Living dan First Cloud. First Living adalah layanan rumah pintar (smart home) yang mampu diatur dari telepon pintar, sedangkan First Cloud menyediakan penyimpanan cloud kepada konsumen.[1]
Pasca-akuisisi LinkNet oleh Axiata, saat ini First Media juga memiliki produk kerjasama dengan XL Axiata yang menawarkan internet dalam dan luar rumah berkecepatan tinggi yang bebas kuota.[1]
Saluran eksklusif
[sunting | sunting sumber]Di samping memberikan layanan televisi berbayar, First Media juga menjalankan sejumlah saluran televisi eksklusif/in-house, yang dimiliki oleh PT First Media Production. Saluran-saluran tersebut antara lain:
- First Highlights
- Jakarta Globe News Channel
- First Atmos
- First Warriors
- First Football
- First Lifestyle
- Balai Kota Network
- Balai Kota Channel - Jakarta - kerjasama dengan pemerintah provinsi DKI Jakarta
- Balai Kota Channel - Bandung - kerjasama dengan pemerintah kota Bandung
- Kairos
- KaraOKE Channel
OneStream
[sunting | sunting sumber]Selain menyediakan layanan internet dan TV kabel kepada pelanggannya, First Media juga menghadirkan produk dekoder berbasis Android bernama OneStream yang ditujukan kepada masyarakat (terutama yang tidak terjangkau jaringan First Media) untuk dapat menikmati tayangan TV berlangganan First Media sekaligus mengubah televisinya menjadi smart TV (itu berarti produk ini sejenis dengan NexVidio keluaran Nex Parabola, Transvision Xstream ataupun Vision+ TV keluaran MNC Play). Meski begitu, jumlah saluran yang disediakan lebih sedikit dari TV kabel konvensionalnya dengan hanya 121 saluran TV.[5][6]
Perkembangan
[sunting | sunting sumber]Layanan First Media secara historis masih memiliki keterkaitan dengan korporasi bernama PT First Media Tbk, sebagai perintis bisnisnya sebelum diambilalih PT LinkNet Tbk. Layanan ini merupakan peleburan dari sejumlah layanan televisi kabel dan internet yang pernah dirintis kedua perusahaan tersebut, saat masih sama-sama dikuasai oleh Grup Lippo. Meskipun saat ini nama HomeCable dan FastNet masih digunakan,[1] penggunaannya terbatas hanya pada internal perusahaan saja.
Layanan televisi
[sunting | sunting sumber]Pada mulanya layanan televisi berlangganan First Media dikenal dengan nama KabelVision, yang diluncurkan pada tanggal 1 Maret 1999, sebagai layanan televisi kabel pertama di Indonesia.[7] Layanan tersebut sebelumnya dirintis oleh PT Anditirta Indonusa, sebuah perusahaan yang sudah merintis bisnis tersebut dalam skala kecil di sejumlah pemukiman elit di Jabodetabek sejak 1994,[8] sebelum akhirnya diakuisisi oleh PT Broadband Multimedia (pengelola KabelVision). Pada tahun 2003 layanan KabelVision mencatatkan angka 100.000 pengguna yang tersebar di Jabodetabek, Bali dan Surabaya.[9]
Mulanya KabelVision menggunakan sistem berbasis televisi analog, dimana kabel disambung ke kabel antena di rumah dan televisi yang tersambung dengannya dapat langsung menikmati layanan TV berlangganan. Sejak tahun 2006 hingga 2008, sistem siarannya berubah dari berbasis analog menjadi televisi digital DVB-C[9] berfrekuensi 870 Mhz. Siarannya menjadi disalurkan lewat kabel koaksial yang dipasang mengikuti saluran listrik PLN dan memiliki ujung terminal di Jakarta (Citra Graha), Bali (Denpasar), dan Surabaya (Gubeng). Digitalisasi memungkinkan kompresi data yang lebih besar untuk ditransmisikan melalui kabel, dengan demikian meningkatkan kapasitas kabel untuk melakukan transmisi internet berkecepatan tinggi, hingga mampu mentransmisi 100 saluran TV secara serempak, serta volume data yang sangat besar yang diperlukan demi kelancaran aplikasi beberapa industri.
Sementara itu, sejak tahun 2000 PT LinkNet juga sudah mengembangkan layanan televisi digitalnya sendiri, dengan nama Digital1,[1] namun mulai dipromosikan secara masif sejak Agustus 2005.[10] Siaran Digital1 dijalankan dengan teknologi DVB-C. Pada tahun 2007, merek KabelVision dan Digital1 dileburkan menjadi satu merek bernama HomeCable yang menjadi layanan televisi berlangganan dari PT First Media Tbk. Pada tahun 2011 pengelolaan HomeCable dialihkan ke anak usahanya yang baru dibentuk, bernama PT First Media Television (FMTV),[9] dan di tahun 2015, PT FMTV diakuisisi oleh PT LinkNet Tbk.[1] Inovasi-inovasi pun dilakukan seperti lewat peluncuran kanal HD di tanggal 1 September 2010 (dengan nama First HD), adanya produk video on demand (VOD) di tahun 2011, diluncurkannya aplikasi First Media Live (kemudian First Media GO dan First Media X) sebagai layanan OTT dan personal video recorder dari HomeCable,[9] penggunaan dekoder berbasis Android pada 2014,[11] dan siaran Ultra HD di bulan Juni 2016.
Dekoder utama yang digunakan oleh layanan HomeCable mulanya adalah Eastern Electronics SE-830, yang mengubah sinyal digital menjadi sinyal audio/video analog. Belakangan dekodernya berganti menjadi HD Samsung SMT-C5050, yang memiliki kapabilitas penerimaan tayangan HD, layanan video-on-demand, fitur perekaman digital serta time shifting. Namun, sejak 2022, dekoder tersebut telah banyak diganti dengan dekoder Smart Box X1 4K berbasis Android, yang memiliki fitur seperti videostreaming, rekaman video pribadi (Personal Video Recording), timeshift, dan catch-up TV sampai dengan 7 hari ke belakang, serta menikmati konten TV dengan kualitas 4K.[1] Adaptasi dekoder produksi Jiuzhou tersebut menandakan HomeCable kini juga mentransmisikan siarannya melalui IPTV, selain melalui kabel seperti biasanya.[12]
Layanan internet
[sunting | sunting sumber]Sejak mulai beroperasi di tahun 2000 usaha PT LinkNet sudah berbasis di bidang penyedia jasa internet berbasis jaringan kabel pita lebar, dengan produk awal bernama DigitalNet, yang kemudian menjadi MyNet (2004).[1][13] Adapun KabelVision saat itu meskipun masih sebagai penyedia televisi berlangganan kabel, juga membuka layanan internet yang bekerjasama dengan sejumlah provider seperti CBN, Centrin Online, IndosatNet, LinkNet, Mweb dan Uninet. Paket bundling kerjasama ini diberi nama KabelVision Cyber Entertainment (awalnya K@BELNET). Adapun jalurnya akan menggunakan kabel televisi KabelVision, sedangkan komunikasinya dilakukan melalui sejumlah ISP tersebut.[14][15][16]
Di bulan Juni 2007, produk MyNet resmi digantikan oleh FastNet, sebuah produk jaringan layanan internet broadband berkecepatan tinggi melalui kabel untuk pengguna di daerah hunian, seperti kompleks perumahan dan apartemen dengan kecepatan layanan mencapai 100 Mbps.[13] Pada saat diluncurkan produk ini menawarkan layanan internet murah (Rp 99.000 untuk 384 kbps, saat itu harga umumnya mencapai Rp 200.000-300.000) sehingga cukup mendapat sambutan hangat dari masyarakat. FastNet juga diklaim sebagai ISP pertama di Indonesia yang kecepatannya mencapai 10 Mbps, dan pada Februari 2010, fitur FastNet Kids diluncurkan yang menyasar pengguna internet ramah anak.[9] Inovasi lainnya dalam hal kecepatan, meliputi peluncuran jaringan berkecepatan 100 Mbps di tahun 2013 dan 1 Gbps di tahun 2016.[1]
FastNet tidak menggunakan saluran telepon dalam menyediakan akses Internet, tetapi menggunakan jaringan pita lebar tersendiri bertipe Hybrid Fiber-Coaxial (HFC). Hal ini menyebabkan jangkauan areanya tidak seluas ADSL yang menggunakan saluran telepon, karena kabel pita lebar harus ditunjang dengan penggunaan fiber optik yang masih jarang digunakan di Indonesia. FastNet menggunakan standar teknologi DOCSIS (Data Over Cable Service Interface Specification) untuk menyalurkan layanan Internet ke pelanggan. Di sisi pelanggan dibutuhkan Cable Modem DOCSIS agar dapat memakai layanan internet FastNet. Saat masih ditawarkan sebagai produk mandiri (tidak di-bundle), layanannya ditawarkan dalam kecepatan 384 Kbps-3 Mbps dengan harga Rp 135.000-1.195.000.
Selain untuk konsumen, sejak 2002, PT LinkNet juga mengembangkan layanan internet bagi korporasi/bisnis dengan nama DataComm,[9] yang kemudian berganti nama menjadi First Media Business di tahun 2017 dan Link Net Business di tahun 2022. Layanan ini telah meraih dari 2.320 pelanggan di tahun 2022,[1] baik untuk sektor korporasi, pemerintahan, dan lainnya. DataComm juga merupakan penyedia tunggal layanan data komunikasi bagi sistem JATS Remote Trading Bursa Efek Jakarta (kini Bursa Efek Indonesia) yang memungkinkan para pialang saham untuk melakukan perdagangan efek secara remote dari kantor mereka masing-masing lewat jaringan serat optik.
Produk bundling
[sunting | sunting sumber]Meskipun sudah menggarap paket internet dan televisi berlangganan sejak KabelVision beroperasi, namun PT First Media Tbk baru mulai serius mengelola kombinasi keduanya dalam layanan triple play di tahun 2007, setelah nama perusahaan dan produknya diganti.[9] Pada tahun 2008, perusahaan tersebut mengakuisisi kepemilikan LinkNet (yang juga dimiliki Lippo), yang disusul reorganisasi pada tahun 2011 dimana aset jaringan PT First Media Tbk dialihkan kepada PT LinkNet. Empat tahun kemudian, PT LinkNet Tbk juga mengakuisisi seluruh saham PT First Media Television, pengelola HomeCable.[13][17] Seiring konsolidasi di bidang korporasi, perusahaan tersebut juga menawarkan berbagai paket-paket kombinasi layanan internet (FastNet) dan televisi kabel (HomeCable), demi meraih pasar yang lebih luas.[18] Hal ini seiring minat konsumen yang lebih menyukai layanan berbasis triple play dibanding masing-masing produk secara individu.
Paket-paket tersebut dipasarkan dalam bendera First Media.[13][17][19] Sebagai contoh, pada Mei 2015, diluncurkan paket Combo Ultimate X1 HD dengan kecepatan 100 Mbps dan Combo Infinite X1 HD untuk kecepatan 200 Mbps, serta meningkatkan paket Combo Maxima X1 HD dengan layanan dual broadband.[20] First Media kemudian memiliki 8 paket combo yaitu Family, Family Plus, D'Lite, Elite, Supreme, Maxima, Ultimate, dan Infinite.[21] Semakin lama, pembedaan antara merek dan layanan HomeCable, FastNet dan Datacomm semakin kabur/ditinggalkan, digantikan layanan triple play di bawah bendera First Media. Hal ini terjadi meskipun layanan tersebut tidak dijalankan oleh PT First Media Tbk secara langsung, melainkan oleh LinkNet, anak usahanya.[b] Diperkirakan, jumlah pelanggan layanan kombinasi internet + TV berlangganan di bawah First Media naik dari 580.000 di tahun 2012[9] menjadi 816.000 di tahun 2020.[22]
Akuisisi Axiata
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 2022, PT First Media Tbk menjual keseluruhan sahamnya di PT LinkNet Tbk kepada Axiata.[1] Hal ini membuat koneksi langsung antara First Media sebagai perusahaan dan merek layanan "First Media" resmi berakhir. Namun, merek "First Media" tetap digunakan oleh LinkNet dikarenakan kerjasama merek yang disepakati kedua perusahaan di tahun 2011.[1] Kerjasama lainnya yang tersisa adalah suplai program-program dan saluran in-house yang diproduksi/disediakan anak usaha PT First Media Tbk, PT First Media Production kepada layanan HomeCable/First Media milik LinkNet.[23]
Dengan akuisisi tersebut, maka produk First Media dan bisnis LinkNet kemudian disinergikan dengan XL Axiata. XL Axiata menjadi operator seluler pertama yang menjalankan bisnis berbasis konvergensi layanan internet fixed dan mobile (fixed-mobile convergence/FMC) di Indonesia, sesuatu yang kemudian juga ditiru operator lainnya, seperti ketika Telkomsel mengakuisisi bisnis IndiHome.[24] Sebenarnya bisnis tersebut sudah dirintis XL sejak Juni 2021, dengan nama XL Satu.[25] Dengan adanya perluasan diharapkan jaringan LinkNet bisa menembus 5 juta rumah dan layanan First Media bisa dinikmati di Sulawesi, Kalimantan, dan daerah lainnya.[26] Pada awal 2023, paket-paket yang ditawarkannya juga dikemas ulang menjadi paket Joy, Stream dan Star (sebenarnya kesemua paket tersebut sudah diperkenalkan sejak akhir 2022),[27] yang ditambah percepatan internet hingga 5 kali.[28] Sejak 27 September 2024, First Media resmi beralih pengelolaan dari LinkNet ke XL Axiata. Meskipun demikian, perubahan ini tidak diiringi dengan berbagai perubahan yang signifikan dengan tetap mempertahankan layanan First Media pra-pengalihan. Hal ini karena integrasi keduanya akan dilakukan secara bertahap, dimulai dari penyebarluasan informasi First Media yang mulai dilakukan oleh kanal-kanal XL, seperti XL Center di sejumlah lokasi.[2]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Produk sejenis yang berkonvergensi:[25]
- First Media - XL Axiata
- IndiHome - Telkomsel
- Indosat HiFi - Indosat Ooredoo Hutchison
- MyRepublic Indonesia - Smartfren
Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ Layanan televisi dijalankan oleh anak usaha LinkNet, PT First Media Television, sedangkan LinkNet hanya mengoperasikan jaringan internet.
- ^ Hal serupa dapat ditemukan pada Telkom Indonesia dengan layanan UseeTV (televisi berlangganan) dan IndiHome (internet). Keduanya kemudian dibundel sehingga nama UseeTV kalah populer dibandingkan IndiHome, bahkan di tahun 2022 menjadi IndiHome TV.
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d e f g h i j k l m Laporan Tahunan Link Net tahun 2023 (PDF) (Laporan). Jakarta: Link Net.
- ^ a b First Media Resmi Jadi Bagian dari XL Axiata, Pelanggan Lama Tak Perlu Registrasi Ulang
- ^ WHY CHOOSE FIRST MEDIA?
- ^ Pilih paket
- ^ "One Stream Smart Box | Powered by First Media".
- ^ "SMART BOX ONE STREAM FIRST MEDIA | Suara Pembaruan".
- ^ "Panji masyarakat". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-21. Diakses tanggal 2021-02-21.
- ^ Corporate profile
- ^ a b c d e f g h LapTahunan KBLV 2012
- ^ Pelayanan Buruk Digital 1
- ^ Milestone
- ^ First Media (LinkNet)
- ^ a b c d Prospektus LINK 2014
- ^ KABELVISION MEMPERKENALKAN "KABELVISION CYBER ENTERTAINMENT"
- ^ Products and Services
- ^ Corporate profile
- ^ a b Lapkeu 2019 KBLV
- ^ About FirstMedia
- ^ LapTahunan KBLV 2014
- ^ "Link Net-First Media Luncurkan Combo HD Packs Terbaru". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-09-14. Diakses tanggal 2015-06-19.
- ^ "First Media - Paket internet dan tv kabel". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-06. Diakses tanggal 2020-05-07.
- ^ Laba Link Net turun 10,5%
- ^ LapTahunan KBLV 2022
- ^ Di 2022, Operator Seluler Ramai Bertarung ke Konvergensi
- ^ a b Aksi Korporasi Terbesar Telkomsel, XL Axiata dan Indosat Demi FMC 2023
- ^ First Media Siap Ekspansi ke Luar Pulau Jawa
- ^ First Media kemas ulang paket layanan internet
- ^ FIRST MEDIA KEMAS ULANG 3 PAKET INTERNET