Bank Commonwealth: Perbedaan antara revisi
Perubahan nama pemegang saham pengendali |
|||
(24 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{bukan|text=mantan induk usahanya di Australia, [[Commonwealth Bank]]}} |
|||
{{tentang|anak perusahaan PT Bank OCBC NISP Tbk|PT Bank OCBC NISP Tbk|Bank Commonwealth}} |
|||
{{Infobox Company |
{{Infobox Company |
||
| company_name = PT Bank Commonwealth |
| company_name = PT Bank Commonwealth |
||
| company_logo = |
| company_logo = Commonwealth Bank Indonesia.png |
||
| company_type = [[Anak perusahaan]] |
| company_type = [[Anak perusahaan]] |
||
| industry = [[Jasa keuangan]] |
| industry = [[Jasa keuangan]] |
||
| trading_name = Commonwealth Bank |
|||
| founder = |
| founder = |
||
| foundation = 20 Agustus 1996 |
|||
| defunct = 1 September 2024 |
|||
| location = Treasury Tower 65th Floor |
| location = Treasury Tower 65th Floor |
||
Lot. 28 SCBD |
Lot. 28 SCBD Jl. Jenderal Sudirman Kav 52-54, Jakarta 12190 |
||
Jl. Jenderal Sudirman Kav 52-54 |
|||
Jakarta 12190 |
|||
| key_people = [[Lauren Sulistiawati]] ([[CEO|Presiden Direktur]]) |
| key_people = [[Lauren Sulistiawati]] ([[CEO|Presiden Direktur]]) |
||
| owner = [[PT Bank OCBC NISP Tbk]] |
| owner = [[Bank OCBC NISP|PT Bank OCBC NISP Tbk]] |
||
| shareholders = |
| shareholders = |
||
| revenue = |
| revenue = |
||
Baris 18: | Baris 19: | ||
}} |
}} |
||
[[Berkas:Commonwealth Bank.svg|al=Logo Bank Commonwealth (2020-2022)|jmpl|200x200px|Logo Bank Commonwealth (2020-2022)]] |
[[Berkas:Commonwealth Bank.svg|al=Logo Bank Commonwealth (2020-2022)|jmpl|200x200px|Logo Bank Commonwealth (2020-2022)]] |
||
'''PT Bank Commonwealth''' adalah sebuah perusahaan [[perbankan]] di [[Indonesia]] yang pernah berdiri dari tahun 1996 hingga 2024. |
|||
{{Tanpa referensi|date=Juni 2022}} |
|||
'''Bank Commonwealth''' adalah lembaga keuangan di bidang Jasa keuangan perbankan.Saat ini,direktur utamanya adalah Lauren Sulistiawati. |
|||
== Sejarah == |
== Sejarah == |
||
Cikal-bakal bank ini dapat ditarik ke tahun 1992, ketika sebuah bank terkemuka di [[Australia]], [[Commonwealth Bank|Commonwealth Bank of Australia]] (CBA, Bank Persemakmuran Australia) membuka kantor perwakilannya di Jakarta.<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=kkgXAQAAMAAJ&dq=bank+bii+commonwealth+1997&focus=searchwithinvolume&q=BII Indonesia Bank Directory]</ref> Pada tanggal 20 Agustus 1996, bersama dengan Bank Internasional Indonesia (BII, kini [[Bank Maybank Indonesia|Maybank Indonesia]]), bank tersebut mendirikan PT Bank BII Commonwealth.<ref name=pros>[https://www.commbank.co.id/Repository/file/pdf/prospektus-ringkas/Ringkas-Bank-Commonwealth-Bisnis-20-Juli-2020-z-FINAL.pdf Prospektus ringkas Bcomm 2020]</ref> Pada saat itu komposisi kepemilikannya adalah 50%-50% untuk BII dan CBA dengan modal disetor mencapai Rp 150 miliar. Adapun izin operasional bank campuran ini diberikan lewat Keputusan [[Menteri Keuangan Republik Indonesia]] pada 11 Juni 1997<ref>[https://books.google.co.id/books?id=Z_QVAQAAMAAJ&q=dikeluarkan+oleh+Notaris+Sutjipto+SH&dq=dikeluarkan+oleh+Notaris+Sutjipto+SH&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjD5ZrI1Z6IAxWT5DkIHd_KIakQ6AF6BAgHEAI Perbankan Indonesia pasca krisis: analisis, prospek, dan profil]</ref> dan operasionalnya diresmikan di tanggal 29 Oktober 1997, dalam sebuah acara yang dihadiri oleh [[Perdana Menteri Australia]], [[John Howard]] yang saat itu berkunjung ke Indonesia.<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=FGkqAAAAMAAJ&dq=yang+juga+preskom+BBC+.+Sementara+dari+pihak+Commonwealth+Bank+of+Australia+...&focus=searchwithinvolume&q=Katz Panji masyarakat, Volume 1]</ref> BII Commonwealth didirikan demi melayani nasabah korporat dari Australia<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=16BLAQAAIAAJ&dq=bank+bii+commonwealth+cater&focus=searchwithinvolume&q=cater Asian Company Handbook]</ref> dengan diklaim mampu menggabungkan kompetensi CBA selama hampir seabad dan kekuatan BII sebagai bank swasta terkemuka saat itu.<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=YREMAAAAIAAJ&q=telah+berusia+hampir+90+tahun+,+dengan+pengetahuan+BII+...&dq=telah+berusia+hampir+90+tahun+,+dengan+pengetahuan+BII+...&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiRruWb156IAxVubmwGHRpnGGUQ6AF6BAgIEAI Eksekutif, Masalah 223-228]</ref> |
|||
'''PT Bank Commonwealth''' berkomitmen untuk menyediakan produk dan layanan keuangan yang berkualitas di Indonesia. Induk perusahaan Bank, [[Commonwealth Bank]] of Australia (CBA) Group, merupakan penyedia layanan keuangan terkemuka yang terdaftar di [[Bursa Efek Australia]] (ASX). CBA, yang juga masuk dalam Morgan Stanley Capital Global Index, pertama kali berdiri di Indonesia pada tahun 1992 melalui kantor perwakilannya sebagai bagian dari strategi jangka panjang memperluas bisnisnya ke Asia Pasifik. |
|||
=== Perubahan nama dan ekspansi usaha === |
|||
Bank kemudian mendirikan menjadi PT Bank BII Commonwealth, dalam bentuk usaha patungan antara CBA dan [[Bank Maybank Indonesia|Bank Internasional Indonesia]] (BII) pada tahun 1997, yang menyediakan Layanan Perbankan Korporat bagi badan usaha di Indonesia. Saat CBA Group menjadi pemegang saham pengendali dengan 99% kepemilikan saham, namanya diubah menjadi PT Bank Commonwealth. |
|||
BII Commonwealth merupakan bank campuran terakhir yang didirikan (hingga saat ini) di Indonesia. Pendiriannya yang berdekatan dengan jatuhnya Indonesia dalam [[krisis finansial Asia 1997|krisis moneter]] membuat operasionalnya cukup terdampak.<Ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=IJFuAAAAMAAJ&dq=CURRENCY+CRISIS+-+AP+%2C+Sydney+%2C+Oct+9+-+The+Commonwealth+...&focus=searchwithinvolume&q=BIIIndonesia News Service, Masalah 1209-1287]</ref> Meskipun demikian, pihak CBA saat itu tetap menganggap pasar Indonesia cukup potensial untuk digarap, dan sudah menargetkan bisnis ritel untuk dikembangkan oleh BII Commonwealth.<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=LJi2AAAAIAAJ&dq=bank+bii+commonwealth+cater&focus=searchwithinvolume&q=retail+banking Asia Today, Volume 16]</ref> Jatuhnya kondisi BII akibat krisis tersebut membuat CBA memutuskan mengakuisisi seluruh saham partnernya tersebut di bank ini pada tahun 1999.<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=3MXsAAAAMAAJ&dq=150+miliar+.+%22+Ketika+krisis+%2C+saham+mereka+%28+pihak+BII+%29+50+%25+%2C+nilainya+sekitar+A+%24+12+juta+atau+US+%24+7+juta+...&focus=searchwithinvolume&q=CBA Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 12,Masalah 9-17]</ref> Pada 10 Juli 2000, akuisisi senilai Rp 75,6 miliar tersebut resmi dilakukan,<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=dikXAQAAMAAJ&dq=bii+commonwealth+75.6&focus=searchwithinvolume&q=commowealth Indonesia Bank Directory]</ref> yang diikuti perubahan nama perusahaan pada hari yang sama dari PT Bank BII Commonwealth menjadi PT Bank Commonwealth.<ref name=pros/> Pada saat itu, bank ini mencatatkan aset sebesar Rp 999,11 miliar (naik dari Rp 329,76 miliar pada 1998).<ref name=ekuin>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=pXMPAQAAMAAJ&dq=bank+bii+commonwealth+1997&focus=searchwithinvolume&q=Commonwealth Dunia EKUIN dan PERBANKAN, Volume 14,Masalah 1-2]</ref> |
|||
Adapun nama baru perusahaan ini sebagai Bank Commonwealth mulai diperkenalkan ke publik sejak September 2000. Pada akhir tahun yang sama, Bank Commonwealth meresmikan kantornya yang kedua, yang dilanjutkan kantor pertamanya di luar Jakarta pada Januari 2003 ([[Surabaya]]). Per 29 Desember 2005, bank ini sudah memiliki 16 kantor cabang. Fokusnya kini ada di bisnis ritel, termasuk UMKM dan ''wealth management''.<ref>[https://web.archive.org/web/20070115124855if_/http://www.commbank.co.id:80/files_bhs/tentangkami/FA%20Annual%20Report%202005.pdf Annual Report BComm 2005]</ref> Seiring upaya bank memperkuat bisnis UMKM-nya, Bank Commonwealth pada akhir 2006 menandatangani kesepakatan pembelian sebuah bank yang berpusat di [[Surabaya]], PT [[Bank Arta Niaga Kencana]] Tbk (Bank ANK). Bank yang berdiri sejak tahun 1969 tersebut<ref>[https://finance.detik.com/moneter/d-718567/bank-commonwealth-beli-bank-ank Bank Commonwealth Beli Bank ANK]</ref> memiliki aset Rp 1,19 triliun pada 2005 dan saat itu dikendalikan keluarga Wijaya yang bergerak di bisnis properti. Pada mulanya Commonwealth ditargetkan hanya membeli 57% saham,<ref>[https://www.antaranews.com/berita/50439/cba-beli-saham-bank-arta-niaga-kencana CBA Beli Saham Bank Arta Niaga Kencana]</ref> namun, pasca-finalisasi transaksi pada 26 Juli 2007, CBA tercatat memiiki 95% saham ANK, sisanya masih milik pemegang saham lama.<ref>[https://www.antaranews.com/berita/71554/cba-tuntaskan-akuisisi-bank-ank CBA Tuntaskan Akuisisi Bank ANK]</ref><Ref>[https://www.antaranews.com/berita/71683/manajemen-targetkan-merger-commonwealth-artha-niaga-selesai-nopember Manajemen Targetkan Merger Commonwealth-Artha Niaga Selesai Nopember]</ref> Setelah itu, pada 31 Desember 2007 Bank ANK di[[merger]] dengan Bank Commonwealth, yang dilanjutkan transformasi cabang-cabang ANK ke Commonwealth Bank mulai 2 Januari 2008. Pasca-merger, Bank Commonwealth mencatatkan kenaikan kantor menjadi 53 lokasi dan menargetkan fokus baru di Indonesia Timur.<ref>[http://www.iddaily.net/2008/01/commonwealth-bank-mulai-resmi-mengganti.html#google_vignette Commonwealth Bank Mulai Resmi Mengganti Bank ANK]</ref> |
|||
Pada tahun 2007, Bank mengakuisisi Bank asal Surabaya, Arta Niaga Kencana (ANK), untuk memperluas jangkauannya dan memusatkan usahanya pada pasar Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sebagai upaya untuk membantu menyediakan produk dan layanan relevan yang mampu memenuhi kebutuhan para nasabahnya. Selama beberapa tahun terakhir, Bank fokus perhatiannya pada transformasi digital dengan senantiasa menciptakan inovasi produk dan layanan digital yang disertai dengan layanan nasabah yang unggul, demi memberikan nilai tambah bagi para nasabah maupun komunitas.<ref>{{Cite web|title=Bank Commonwealth - Sekilas Perusahaan|url=https://www.commbank.co.id/id/commonwealth-bank-indonesia/sekilas-perusahaan|website=www.commbank.co.id|language=en-US|access-date=2024-01-14}}</ref> |
|||
== |
=== Perubahan fokus usaha === |
||
Pada tahun 2011, tercatat Commonwealth Bank memiliki sekitar 130.000 nasabah,<ref>[https://keuangan.kontan.co.id/news/commonwealth-targetkan-penambahan-nasabah-hingga-40-1 Commonwealth targetkan penambahan nasabah hingga 40%]</ref> aset Rp 14,8 triliun dengan fokus pasar kalangan menengah ke atas.<ref>[https://economy.okezone.com/read/2010/07/07/320/350478/commonwealth-bank-targetkan-kredit-rp6-1-t Commonwealth Bank Targetkan Kredit Rp6,1 T]</ref> Di Juni pada tahun yang sama Commonwealth Bank merilis aplikasi [[perbankan bergerak]] (''mobile banking'').<ref>[https://keuangan.kontan.co.id/news/commonwealth-bank-luncurkan-mobile-banking-1 Commonwealth Bank luncurkan mobile banking]</ref> Sementara itu, di tahun 2012, bank mencatatkan 91 kantor cabang yang berlokasi di 32 kota besar di Indonesia plus 141 mesin [[ATM]].<ref>[https://web.archive.org/web/20131102055120/http://commbank.co.id/upublic/mod_home/default_content.aspx?code=CBI_sekilas Company Overview]</ref> Meskipun demikian, memasuki pertengahan [[2010-an]], bank ini mulai mengalami kerugian dengan pada 2016 mencatatkan kerugian hingga Rp 436 miliar dan penurunan aset.<Ref>[https://www.commbank.co.id//repository/file/report/66%5E1%5ECOMMBANK_AR_2017_webversion.pdf LapTahunan Commbank 2017]</ref> Dengan hadirnya direktur utama baru bank, Lauren Susilawati pada Februari 2016, Commonwealth Bank mulai melakukan berbagai pembenahan. Bank ini mulai berfokus pada sektor UMKM dan ritel, setelah sebelumnya berfokus di sektor korporat. Produk-produk yang berbasis digital pun diluncurkan, seperti kantor cabang digital; ''kiosk'' TymeBooth (yang kemudian sempat mencapai 100 lokasi); pembukaan rekening dalam waktu 10 menit; kartu debit [[MasterCard]]; kredit tanpa agunan dan ''mobile banking'' TymeDigital, dan lainnya. Di tahun 2020, bank juga memperkenalkan produk CommBank Mobile. Keberhasilan ''refocusing'' tersebut sempat membuat Commonwealth Bank mencatatkan penghargaan seperti ''Bank Service Excellence Monitor Awards'' yang diselenggarakan oleh Marketing Research Indonesia dan [[majalah]] ''[[Infobank]]''. Pada saat yang sama, jumlah kantor cabang bank terus merosot, dari 91 pada 2014 menjadi 38 pada 2019.<ref>[https://www.commbank.co.id//repository/file/report/121-1-20190426-COMMONWEALTH-AR2018-webversion.pdf LapTahunan Commbank 2018]</ref><ref>[https://www.commbank.co.id//repository/file/report/311-1-COMMBANK_2022AR_LORES.pdf LapTahunan Combank 2022]</ref> |
|||
=== Penurunan, akuisisi dan merger === |
|||
Meskipun demikian, kinerja Commonwealth Bank yang memiliki aset Rp 20,37 triliun pada 2021 ini kemudian tidaklah bagus, dengan sempat mencatatkan kerugian beberapa kali pada 2020<ref>[https://finansial.bisnis.com/read/20210731/90/1424253/bank-commonwealth-bukukan-aset-rp2037-triliun-akhir-semester-i2021 Bank Commonwealth Bukukan Aset Rp20,37 Triliun Akhir Semester I/2021]</ref> dan 2023.<Ref>[https://finansial.bisnis.com/read/20220331/90/1517225/bank-commonwealth-bukukan-rugi-bersih-rp145-miliar-pada-2021 Bank Commonwealth Bukukan Rugi Bersih Rp145 Miliar pada 2021]</ref> Penurunan tersebut disebabkan salah satunya oleh [[pandemi COVID-19]] yang menggoyang sektor UMKM, sebagai target penting bank yang memiliki 1,39 juta nasabah ini.<ref>[https://ionanalytics.com/insights/mergermarket/sale-process-for-bank-commonwealth-down-to-two-bidders-bajaj-finance-withdraws/ Sale process for Bank Commonwealth down to two bidders, Bajaj Finance withdraw]</ref> Kondisi yang kurang baik inilah, ditambah keinginan CBA mendapatkan dana segar, membuat mereka memutuskan menjual anak usahanya di Indonesia kepada pemilik baru. Memasuki awal 2023, sejumlah media massa melaporkan berbagai lembaga keuangan internasional berminat membeli PT Bank Commonwealth, seperti [[CIMB]] ([[Malaysia]]), J Trust ([[Jepang]]), [[Cathay Financial Holdings]] ([[Taiwan]]), [[Bajaj Finance]] ([[India]]), dan lainnya dengan harga jual sekitar US$ 400-500 juta.<Ref>[https://finansial.bisnis.com/read/20231105/90/1711270/di-tengah-kabar-akuisisi-oleh-induk-bnga-atau-bcic-bank-commonwealth-catatkan-kerugian-membengkak Di Tengah Kabar Akuisisi oleh Induk BNGA atau BCIC, Bank Commonwealth Catatkan Kerugian Membengkak]</ref><ref>[https://www.cnbcindonesia.com/market/20231103151047-17-486216/cimb-j-trust-incar-bank-commonwealth-nilai-akuisisi-segini CIMB & J Trust Incar Bank Commonwealth, Nilai Akuisisi Segini]</ref> |
|||
Namun, yang akhirnya keluar sebagai pemenang adalah [[OCBC]] lewat anak usahanya, PT [[Bank OCBC NISP]] Tbk. Pada 16 November 2023, OCBC NISP mengumumkan rencana akuisisinya pada PT Bank Commonwealth dalam transaksi senilai Rp 2,2 triliun. Dalam akuisisi itu OCBC membeli seluruh saham bank ini dari pemegang saham lamanya. Akuisisi tersebut diklaim muncul karena OCBC NISP melihat kesamaan yang saling melengkapi pada produk Commonwealth Bank selama ini, seperti ''wealth management'' dan ''automative joint financing''.<ref>[https://www.cnbcindonesia.com/market/20231116111822-17-489520/tok-ocbc-nisp-caplok-bank-commonwealth-senilai-rp-22-t Tok! OCBC NISP Caplok Bank Commonwealth Senilai Rp 2,2 T]</ref> Transaksi tersebut diselesaikan pada 1 Mei 2024 dan sejak saat itu kedua perusahaan memulai tahapan merger.<Ref>[https://www.commbank.co.id/id/berita/pemberitahuan-proses-penggabungan-merger-bank Pemberitahuan Proses Penggabungan (Merger) Bank Commonwealth dengan OCBC]</ref> Dalam periode ini, nasabah Commonwealth Bank akan mengalami transisi produk perbankan ke produk sejenis dari OCBC. Selanjutnya, di tanggal 2 Agustus 2024, RUPSLB Bank OCBC Indonesia menyetujui rencana penggabungan antara dua bank.<ref>[https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20240802165359-78-1128572/ocbc-nisp-resmi-merger-dengan-bank-commonwealth OCBC NISP Resmi merger dengan BANK Commonwealth]</ref> Sejak 31 Agustus 2024, Commonwealth Bank mengintegrasikan sistem digitalnya dalam OCBC Indonesia, dan efektif per 1 September 2024, operasional PT Bank Commonwealth dileburkan ke dalam PT Bank OCBC NISP Tbk.<ref>[https://www.commbank.co.id/strongertogether/ Informasi Penting Penggabungan Bank Commonwealth dengan OCBC]</ref> |
|||
Sayangnya, proses merger ini sempat menuai kontroversi, mengingat sekitar 1.146 karyawan eks-Bank Commonwealth akan di-[[PHK]] oleh OCBC Indonesia pasca-penggabungan.<ref>[https://keuangan.kontan.co.id/news/ocbc-nisp-akuisisi-99-saham-bank-commonwealth-ribuan-karyawan-terancam-phk OCBC NISP Akuisisi 99% Saham Bank Commonwealth, Ribuan Karyawan Terancam PHK]</ref> Isu yang sempat menuai polemik ini direspon pihak Bank Commonwealth dengan menyebutkan bahwa OCBC Indonesia siap menerima karyawan eks-bank ini setelah dilakukan seleksi tertentu.<ref>[https://money.kompas.com/read/2024/07/24/153900526/bank-commonwealth-sebut-karyawan-yang-kena-phk-berpeluang-gabung-ocbc-nisp- Bank Commonwealth sebut karyawan...]</ref> Menurut [[prospektus]] penggabungan, Bank OCBC Indonesia juga sudah berusaha mengantisipasi kemungkinan larinya nasabah dengan mengkomunikasikan solusi dari bank tersebut secara komprehensif dan berkesinambungan.<ref>[https://keuangan.kontan.co.id/news/manajemen-ocbc-antisipasi-risiko-kehilangan-nasabah-bank-commonwealth-pasca-merger Manajemen OCBC Antisipasi Risiko Kehilangan Nasabah Bank Commonwealth Pasca Merger]</ref> |
|||
== Komisaris dan direksi (sebelum merger) == |
|||
* Presiden Komisaris: David Cohen |
* Presiden Komisaris: David Cohen |
||
* Komisaris Independen: Suwartini |
* Komisaris Independen: Suwartini |
||
Baris 35: | Baris 46: | ||
* Presiden Direktur: Lauren Sulistiawati |
* Presiden Direktur: Lauren Sulistiawati |
||
* Direktur Operations, IT & Finance: Tim Delahunty |
* Direktur Operations, IT & Finance: Tim Delahunty |
||
* Direktur |
* Direktur Retail & SME Business: Sukarman Omar |
||
* Direktur Digital & Strategy: Ming Chen |
|||
* Direktur Sumber Daya Manusia: Bagus Harimawan |
* Direktur Sumber Daya Manusia: Bagus Harimawan |
||
⚫ | |||
{{reflist}} |
|||
== Pranala luar == |
== Pranala luar == |
||
* {{resmi|http://www.commbank.co.id/}} |
* {{resmi|http://www.commbank.co.id/}} |
||
<ref>https://www.commbank.co.id/id/tentang-kami/commonwealth-bank-indonesia/sekilas-perusahaan</ref> |
|||
<ref>https://www.commbank.co.id/id/bod</ref> |
|||
{{Bank di Indonesia}} |
{{Bank di Indonesia}} |
||
⚫ | |||
{{perbankan-stub}} |
|||
⚫ | |||
⚫ |
Revisi terkini sejak 1 September 2024 10.48
Commonwealth Bank | |
Anak perusahaan | |
Industri | Jasa keuangan |
Didirikan | 20 Agustus 1996 |
Ditutup | 1 September 2024 |
Kantor pusat | Treasury Tower 65th Floor Lot. 28 SCBD Jl. Jenderal Sudirman Kav 52-54, Jakarta 12190 |
Tokoh kunci | Lauren Sulistiawati (Presiden Direktur) |
Pemilik | PT Bank OCBC NISP Tbk |
Situs web | www.commbank.co.id |
PT Bank Commonwealth adalah sebuah perusahaan perbankan di Indonesia yang pernah berdiri dari tahun 1996 hingga 2024.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Cikal-bakal bank ini dapat ditarik ke tahun 1992, ketika sebuah bank terkemuka di Australia, Commonwealth Bank of Australia (CBA, Bank Persemakmuran Australia) membuka kantor perwakilannya di Jakarta.[1] Pada tanggal 20 Agustus 1996, bersama dengan Bank Internasional Indonesia (BII, kini Maybank Indonesia), bank tersebut mendirikan PT Bank BII Commonwealth.[2] Pada saat itu komposisi kepemilikannya adalah 50%-50% untuk BII dan CBA dengan modal disetor mencapai Rp 150 miliar. Adapun izin operasional bank campuran ini diberikan lewat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia pada 11 Juni 1997[3] dan operasionalnya diresmikan di tanggal 29 Oktober 1997, dalam sebuah acara yang dihadiri oleh Perdana Menteri Australia, John Howard yang saat itu berkunjung ke Indonesia.[4] BII Commonwealth didirikan demi melayani nasabah korporat dari Australia[5] dengan diklaim mampu menggabungkan kompetensi CBA selama hampir seabad dan kekuatan BII sebagai bank swasta terkemuka saat itu.[6]
Perubahan nama dan ekspansi usaha
[sunting | sunting sumber]BII Commonwealth merupakan bank campuran terakhir yang didirikan (hingga saat ini) di Indonesia. Pendiriannya yang berdekatan dengan jatuhnya Indonesia dalam krisis moneter membuat operasionalnya cukup terdampak.[7] Meskipun demikian, pihak CBA saat itu tetap menganggap pasar Indonesia cukup potensial untuk digarap, dan sudah menargetkan bisnis ritel untuk dikembangkan oleh BII Commonwealth.[8] Jatuhnya kondisi BII akibat krisis tersebut membuat CBA memutuskan mengakuisisi seluruh saham partnernya tersebut di bank ini pada tahun 1999.[9] Pada 10 Juli 2000, akuisisi senilai Rp 75,6 miliar tersebut resmi dilakukan,[10] yang diikuti perubahan nama perusahaan pada hari yang sama dari PT Bank BII Commonwealth menjadi PT Bank Commonwealth.[2] Pada saat itu, bank ini mencatatkan aset sebesar Rp 999,11 miliar (naik dari Rp 329,76 miliar pada 1998).[11]
Adapun nama baru perusahaan ini sebagai Bank Commonwealth mulai diperkenalkan ke publik sejak September 2000. Pada akhir tahun yang sama, Bank Commonwealth meresmikan kantornya yang kedua, yang dilanjutkan kantor pertamanya di luar Jakarta pada Januari 2003 (Surabaya). Per 29 Desember 2005, bank ini sudah memiliki 16 kantor cabang. Fokusnya kini ada di bisnis ritel, termasuk UMKM dan wealth management.[12] Seiring upaya bank memperkuat bisnis UMKM-nya, Bank Commonwealth pada akhir 2006 menandatangani kesepakatan pembelian sebuah bank yang berpusat di Surabaya, PT Bank Arta Niaga Kencana Tbk (Bank ANK). Bank yang berdiri sejak tahun 1969 tersebut[13] memiliki aset Rp 1,19 triliun pada 2005 dan saat itu dikendalikan keluarga Wijaya yang bergerak di bisnis properti. Pada mulanya Commonwealth ditargetkan hanya membeli 57% saham,[14] namun, pasca-finalisasi transaksi pada 26 Juli 2007, CBA tercatat memiiki 95% saham ANK, sisanya masih milik pemegang saham lama.[15][16] Setelah itu, pada 31 Desember 2007 Bank ANK dimerger dengan Bank Commonwealth, yang dilanjutkan transformasi cabang-cabang ANK ke Commonwealth Bank mulai 2 Januari 2008. Pasca-merger, Bank Commonwealth mencatatkan kenaikan kantor menjadi 53 lokasi dan menargetkan fokus baru di Indonesia Timur.[17]
Perubahan fokus usaha
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 2011, tercatat Commonwealth Bank memiliki sekitar 130.000 nasabah,[18] aset Rp 14,8 triliun dengan fokus pasar kalangan menengah ke atas.[19] Di Juni pada tahun yang sama Commonwealth Bank merilis aplikasi perbankan bergerak (mobile banking).[20] Sementara itu, di tahun 2012, bank mencatatkan 91 kantor cabang yang berlokasi di 32 kota besar di Indonesia plus 141 mesin ATM.[21] Meskipun demikian, memasuki pertengahan 2010-an, bank ini mulai mengalami kerugian dengan pada 2016 mencatatkan kerugian hingga Rp 436 miliar dan penurunan aset.[22] Dengan hadirnya direktur utama baru bank, Lauren Susilawati pada Februari 2016, Commonwealth Bank mulai melakukan berbagai pembenahan. Bank ini mulai berfokus pada sektor UMKM dan ritel, setelah sebelumnya berfokus di sektor korporat. Produk-produk yang berbasis digital pun diluncurkan, seperti kantor cabang digital; kiosk TymeBooth (yang kemudian sempat mencapai 100 lokasi); pembukaan rekening dalam waktu 10 menit; kartu debit MasterCard; kredit tanpa agunan dan mobile banking TymeDigital, dan lainnya. Di tahun 2020, bank juga memperkenalkan produk CommBank Mobile. Keberhasilan refocusing tersebut sempat membuat Commonwealth Bank mencatatkan penghargaan seperti Bank Service Excellence Monitor Awards yang diselenggarakan oleh Marketing Research Indonesia dan majalah Infobank. Pada saat yang sama, jumlah kantor cabang bank terus merosot, dari 91 pada 2014 menjadi 38 pada 2019.[23][24]
Penurunan, akuisisi dan merger
[sunting | sunting sumber]Meskipun demikian, kinerja Commonwealth Bank yang memiliki aset Rp 20,37 triliun pada 2021 ini kemudian tidaklah bagus, dengan sempat mencatatkan kerugian beberapa kali pada 2020[25] dan 2023.[26] Penurunan tersebut disebabkan salah satunya oleh pandemi COVID-19 yang menggoyang sektor UMKM, sebagai target penting bank yang memiliki 1,39 juta nasabah ini.[27] Kondisi yang kurang baik inilah, ditambah keinginan CBA mendapatkan dana segar, membuat mereka memutuskan menjual anak usahanya di Indonesia kepada pemilik baru. Memasuki awal 2023, sejumlah media massa melaporkan berbagai lembaga keuangan internasional berminat membeli PT Bank Commonwealth, seperti CIMB (Malaysia), J Trust (Jepang), Cathay Financial Holdings (Taiwan), Bajaj Finance (India), dan lainnya dengan harga jual sekitar US$ 400-500 juta.[28][29]
Namun, yang akhirnya keluar sebagai pemenang adalah OCBC lewat anak usahanya, PT Bank OCBC NISP Tbk. Pada 16 November 2023, OCBC NISP mengumumkan rencana akuisisinya pada PT Bank Commonwealth dalam transaksi senilai Rp 2,2 triliun. Dalam akuisisi itu OCBC membeli seluruh saham bank ini dari pemegang saham lamanya. Akuisisi tersebut diklaim muncul karena OCBC NISP melihat kesamaan yang saling melengkapi pada produk Commonwealth Bank selama ini, seperti wealth management dan automative joint financing.[30] Transaksi tersebut diselesaikan pada 1 Mei 2024 dan sejak saat itu kedua perusahaan memulai tahapan merger.[31] Dalam periode ini, nasabah Commonwealth Bank akan mengalami transisi produk perbankan ke produk sejenis dari OCBC. Selanjutnya, di tanggal 2 Agustus 2024, RUPSLB Bank OCBC Indonesia menyetujui rencana penggabungan antara dua bank.[32] Sejak 31 Agustus 2024, Commonwealth Bank mengintegrasikan sistem digitalnya dalam OCBC Indonesia, dan efektif per 1 September 2024, operasional PT Bank Commonwealth dileburkan ke dalam PT Bank OCBC NISP Tbk.[33]
Sayangnya, proses merger ini sempat menuai kontroversi, mengingat sekitar 1.146 karyawan eks-Bank Commonwealth akan di-PHK oleh OCBC Indonesia pasca-penggabungan.[34] Isu yang sempat menuai polemik ini direspon pihak Bank Commonwealth dengan menyebutkan bahwa OCBC Indonesia siap menerima karyawan eks-bank ini setelah dilakukan seleksi tertentu.[35] Menurut prospektus penggabungan, Bank OCBC Indonesia juga sudah berusaha mengantisipasi kemungkinan larinya nasabah dengan mengkomunikasikan solusi dari bank tersebut secara komprehensif dan berkesinambungan.[36]
Komisaris dan direksi (sebelum merger)
[sunting | sunting sumber]- Presiden Komisaris: David Cohen
- Komisaris Independen: Suwartini
- Komisaris Independen: Khairil Anwar
- Komisaris Independen: Teuku Radja Sjahnan
- Presiden Direktur: Lauren Sulistiawati
- Direktur Operations, IT & Finance: Tim Delahunty
- Direktur Retail & SME Business: Sukarman Omar
- Direktur Sumber Daya Manusia: Bagus Harimawan
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Indonesia Bank Directory
- ^ a b Prospektus ringkas Bcomm 2020
- ^ Perbankan Indonesia pasca krisis: analisis, prospek, dan profil
- ^ Panji masyarakat, Volume 1
- ^ Asian Company Handbook
- ^ Eksekutif, Masalah 223-228
- ^ News Service, Masalah 1209-1287
- ^ Asia Today, Volume 16
- ^ Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 12,Masalah 9-17
- ^ Indonesia Bank Directory
- ^ Dunia EKUIN dan PERBANKAN, Volume 14,Masalah 1-2
- ^ Annual Report BComm 2005
- ^ Bank Commonwealth Beli Bank ANK
- ^ CBA Beli Saham Bank Arta Niaga Kencana
- ^ CBA Tuntaskan Akuisisi Bank ANK
- ^ Manajemen Targetkan Merger Commonwealth-Artha Niaga Selesai Nopember
- ^ Commonwealth Bank Mulai Resmi Mengganti Bank ANK
- ^ Commonwealth targetkan penambahan nasabah hingga 40%
- ^ Commonwealth Bank Targetkan Kredit Rp6,1 T
- ^ Commonwealth Bank luncurkan mobile banking
- ^ Company Overview
- ^ LapTahunan Commbank 2017
- ^ LapTahunan Commbank 2018
- ^ LapTahunan Combank 2022
- ^ Bank Commonwealth Bukukan Aset Rp20,37 Triliun Akhir Semester I/2021
- ^ Bank Commonwealth Bukukan Rugi Bersih Rp145 Miliar pada 2021
- ^ Sale process for Bank Commonwealth down to two bidders, Bajaj Finance withdraw
- ^ Di Tengah Kabar Akuisisi oleh Induk BNGA atau BCIC, Bank Commonwealth Catatkan Kerugian Membengkak
- ^ CIMB & J Trust Incar Bank Commonwealth, Nilai Akuisisi Segini
- ^ Tok! OCBC NISP Caplok Bank Commonwealth Senilai Rp 2,2 T
- ^ Pemberitahuan Proses Penggabungan (Merger) Bank Commonwealth dengan OCBC
- ^ OCBC NISP Resmi merger dengan BANK Commonwealth
- ^ Informasi Penting Penggabungan Bank Commonwealth dengan OCBC
- ^ OCBC NISP Akuisisi 99% Saham Bank Commonwealth, Ribuan Karyawan Terancam PHK
- ^ Bank Commonwealth sebut karyawan...
- ^ Manajemen OCBC Antisipasi Risiko Kehilangan Nasabah Bank Commonwealth Pasca Merger