Lompat ke isi

Suku Buru: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Elijah Mahoebessy (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Elijah Mahoebessy (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(3 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 3: Baris 3:
|image=[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Groepsportret van mannen en kinderen op Boeroe. TMnr 60045883.jpg|260px]]<br/>Suku Buru dalam busana tradisonalnya, sekitar tahun 1900-an.
|image=[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Groepsportret van mannen en kinderen op Boeroe. TMnr 60045883.jpg|260px]]<br/>Suku Buru dalam busana tradisonalnya, sekitar tahun 1900-an.
|poptime=35.000
|poptime=35.000
|popplace=[[Buru]]: 33.000
|popplace=[[Buru]]: 33.000<br>''Lainnya'': 2.000
|langs=[[Bahasa Buru|Buru]], [[Bahasa Melayu Ambon|Melayu Ambon]]
|langs=[[Bahasa Buru|Buru]], [[Bahasa Melayu Ambon|Melayu Ambon]]
|rels=[[Islam]], [[Kristen]], [[animisme]]
|rels=[[Islam]], [[Kristen]], [[animisme]]
|related-c=[[Suku Lisela|Lisela]]{{•}}[[Suku Kayeli|Kayeli]]{{•}}[[Suku Ambelau|Ambelau]]
|related-c=[[Suku Lisela|Lisela]]{{•}}[[Suku Kayeli|Kayeli]]{{•}}[[Suku Ambelau|Ambelau]]
}}
}}
'''Suku Buru''' adalah [[kelompok etnis]] yang berasal dari [[Pulau Buru]], [[Indonesia]]. Mereka menyebut dirinya sebagai ''Gebfuka'' atau ''Gebemliar'' yang secara harfiah berarti 'orang dunia' atau 'orang tanah'. Orang Buru terkait dengan kelompok antropologi [[Orang Indonesia Timur|Indonesia Timur]] dan dari titik etnografis pandang yang sama dengan masyarakat adat lain dari Pulau Buru. Mereka umumnya berbicara dalam [[bahasa Buru]] dan [[bahasa Melayu Ambon]].<ref name="Etno" /><ref>{{cite web|author=[[Ethnologue]]: Languages of the World|url=http://www.ethnologue.com/show_language.asp?code=mhs|title=Buru: A language of Indonesia (Maluku)}}</ref>
'''Suku Buru''' adalah [[kelompok etnis]] yang berasal dari [[Pulau Buru]], [[Indonesia]]. Mereka menyebut dirinya sebagai ''Gebfuka'' atau ''Gebemliar'' yang secara harfiah berarti 'orang dunia' atau 'orang tanah'. Orang Buru terkait dengan kelompok antropologi [[Orang Indonesia Timur|Indonesia Timur]] dan dari titik etnografis pandang yang sama dengan masyarakat adat lain dari Pulau Buru. Mereka umumnya berbicara dalam [[bahasa Buru]] dan [[bahasa Melayu Ambon]].<ref name="Etno" /><ref name="etnologue">{{cite web|author=[[Ethnologue]]: Languages of the World|url=http://www.ethnologue.com/show_language.asp?code=mhs|title=Buru: A language of Indonesia (Maluku)}}</ref>

==Distribusi==
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Inwoners van het dorp Waepote voor een huis op het eiland Boeroe TMnr 10005850.jpg|thumb|Rumah adat Buru, awal tahun 1900-an.]]
Sekitar 33.000 dari 35.000 penduduk Buru tinggal di Pulau Buru; mereka merupakan seperempat populasi pulau tersebut (sekitar 135.000 jiwa pada tahun 2009) dan merupakan etnis yang paling banyak jumlahnya di Buru; sekitar 2.000 orang tinggal di [[Pulau Ambon]] dan beberapa ratus lainnya tersebar di pulau-pulau lain di provinsi [[Maluku (provinsi)|Maluku]] dan ibu kota [[Jakarta]] di Indonesia. Terdapat komunitas kecil Buru di [[Belanda]] yang dibentuk oleh keturunan tentara [[Republik Maluku Selatan]] ({{lang-id|Republik Maluku Selatan}}) yang mengungsi ke sana setelah aksesi negara yang memproklamirkan diri ini di Indonesia pada tahun 1950.<ref name="etnologue" />

Masyarakat Buru tersebar merata di Pulau Buru, kecuali di beberapa bagian pesisir utara dan bagian tengah pegunungan yang berpenduduk jarang. Fraksi relatif mereka lebih rendah di kota-kota, seperti [[Namrole]] dan [[Namlea]], karena masuknya orang-orang dari etnis lainnya di Indonesia.<ref name = "Tribes" /> Pada masa awal penjajahan Belanda di pulau ini pada pertengahan abad ke-17, sebagian besar bangsawan suku Buru dipindahkan ke bagian timur dan kemudian menjadi salah satu komponen dalam [[etnogenesis]] etnis [[Suku Kayeli|Kayeli]].<ref name = "Tribes">{{cite book|author=Thomas Reuter|title=Sharing the Earth, Dividing the Land: Land and Territory in the Austronesian World|url=https://archive.org/details/sharingearthdivi00reut|url-access=registration|year=2006|publisher=ANU E Press|isbn=19-209-4270-X|page=[https://archive.org/details/sharingearthdivi00reut/page/n147 144]}}</ref> Ada beberapa kelompok etnis yang dibedakan dalam masyarakat Buru, yang berbeda dalam gaya hidup dan bahasa spesifik – Rana (14.258 orang; sebagian besar tinggal di bagian tengah pulau), Masarete (sekitar 9.600 orang; terutama di selatan), Wae Sama (6.622 orang; sebagian besar di tenggara) dan Fogi (sekitar 500 orang; terutama di barat).<ref name="Tribes" />


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi terkini sejak 22 Mei 2024 19.01

Buru

Suku Buru dalam busana tradisonalnya, sekitar tahun 1900-an.
Daerah dengan populasi signifikan
Buru: 33.000
Lainnya: 2.000
Bahasa
Buru, Melayu Ambon
Agama
Islam, Kristen, animisme
Kelompok etnik terkait
Lisela • Kayeli • Ambelau

Suku Buru adalah kelompok etnis yang berasal dari Pulau Buru, Indonesia. Mereka menyebut dirinya sebagai Gebfuka atau Gebemliar yang secara harfiah berarti 'orang dunia' atau 'orang tanah'. Orang Buru terkait dengan kelompok antropologi Indonesia Timur dan dari titik etnografis pandang yang sama dengan masyarakat adat lain dari Pulau Buru. Mereka umumnya berbicara dalam bahasa Buru dan bahasa Melayu Ambon.[1][2]

Distribusi

Rumah adat Buru, awal tahun 1900-an.

Sekitar 33.000 dari 35.000 penduduk Buru tinggal di Pulau Buru; mereka merupakan seperempat populasi pulau tersebut (sekitar 135.000 jiwa pada tahun 2009) dan merupakan etnis yang paling banyak jumlahnya di Buru; sekitar 2.000 orang tinggal di Pulau Ambon dan beberapa ratus lainnya tersebar di pulau-pulau lain di provinsi Maluku dan ibu kota Jakarta di Indonesia. Terdapat komunitas kecil Buru di Belanda yang dibentuk oleh keturunan tentara Republik Maluku Selatan (bahasa Indonesia: Republik Maluku Selatan) yang mengungsi ke sana setelah aksesi negara yang memproklamirkan diri ini di Indonesia pada tahun 1950.[2]

Masyarakat Buru tersebar merata di Pulau Buru, kecuali di beberapa bagian pesisir utara dan bagian tengah pegunungan yang berpenduduk jarang. Fraksi relatif mereka lebih rendah di kota-kota, seperti Namrole dan Namlea, karena masuknya orang-orang dari etnis lainnya di Indonesia.[3] Pada masa awal penjajahan Belanda di pulau ini pada pertengahan abad ke-17, sebagian besar bangsawan suku Buru dipindahkan ke bagian timur dan kemudian menjadi salah satu komponen dalam etnogenesis etnis Kayeli.[3] Ada beberapa kelompok etnis yang dibedakan dalam masyarakat Buru, yang berbeda dalam gaya hidup dan bahasa spesifik – Rana (14.258 orang; sebagian besar tinggal di bagian tengah pulau), Masarete (sekitar 9.600 orang; terutama di selatan), Wae Sama (6.622 orang; sebagian besar di tenggara) dan Fogi (sekitar 500 orang; terutama di barat).[3]

Referensi

  1. ^ "Buru people" (dalam bahasa Russian). Encyclopedia of people and religions of the world. Diakses tanggal 18 May 2010. 
  2. ^ a b Ethnologue: Languages of the World. "Buru: A language of Indonesia (Maluku)". 
  3. ^ a b c Thomas Reuter (2006). Sharing the Earth, Dividing the Land: Land and Territory in the Austronesian WorldPerlu mendaftar (gratis). ANU E Press. hlm. 144. ISBN 19-209-4270-X.