Ndalem Mbah Hasyim Asy'ari: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 23: | Baris 23: | ||
==Sejarah singkat== |
==Sejarah singkat== |
||
Rumah ini dulu pernah ditempati [[ulama]] besar, pejuang [[kemerdekaan Republik Indonesia]], dan pendiri [[Nahdlatul Ulama]] serta [[Pondok Pesantren Tebuireng]] Jombang, yaitu Hadratussyaikh [[K.H. Hasyim Asy’ari]] dan keluarganya. |
Rumah ini dulu pernah ditempati [[ulama]] besar, pejuang [[kemerdekaan Republik Indonesia]], dan pendiri [[Nahdlatul Ulama]] serta [[Pondok Pesantren Tebuireng]] Jombang, yaitu Hadratussyaikh [[Hasyim Asy'ari|K.H. Hasyim Asy’ari]] dan keluarganya. |
||
Hingga kemudian, pada tahun 1930-an, rumah bersejarah ini pernah dijadikan tempat pertemuan para tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia. Para tokoh tersebut antara lain berasal dari NU yang diwakili Hadratussyaikh [[K.H. Hasyim Asy’ari]], [[K.H. Wahab Hasbullah]], dan [[K.H. Hasan Gipo |
Hingga kemudian, pada tahun 1930-an, rumah bersejarah ini pernah dijadikan tempat pertemuan para tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia. Para tokoh tersebut antara lain berasal dari NU yang diwakili Hadratussyaikh [[Hasyim Asy'ari|K.H. Hasyim Asy’ari]], [[Wahab Hasbullah|K.H. Wahab Hasbullah]], dan [[K.H. Hasan Gipo Sedang]] dari [[PKI]] diwakili Musso dan Dipa Nusantara Aidit. Sementara dari PNI diwakili [[Ir. Soekarno]]. |
||
Tak hanya itu, rupanya kehadiran pendiri NU di Ponpes Kapurejo dalam kurun waktu singkat (2 tahun) langsung mengembangkan beberapa sektor, terutama di bidang pendidikan. Karena sebelumnya, KH. Hasan Muchyi (pendiri dan pengasuh pertama) hanya mengajar ngaji untuk masyarakat sekitar. |
Tak hanya itu, rupanya kehadiran pendiri NU di Ponpes Kapurejo dalam kurun waktu singkat (2 tahun) langsung mengembangkan beberapa sektor, terutama di bidang pendidikan. Karena sebelumnya, KH. Hasan Muchyi (pendiri dan pengasuh pertama) hanya mengajar ngaji untuk masyarakat sekitar. |
Revisi terkini sejak 23 Mei 2024 07.40
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
|
Gaya atau nada penulisan artikel ini tidak mengikuti gaya dan nada penulisan ensiklopedis yang diberlakukan di Wikipedia. |
Ndalem Mbah Hasyim Asy'ari | |
---|---|
Provinsi | Jawa Timur |
Lokasi | |
Lokasi | Depan Pondok Pesantren Salafiyah Kapurejo, Dusun Kapurejo, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, Indonesia |
Arsitektur | |
Tipe | Jawa |
Gaya arsitektur | Jawa Kuno |
Ndalem Mbah Hasyim Asy'ari adalah rumah yang dibuat dengan bentuk limasan. Terdiri dari separuh tembok dan separuh batu bata. Sedangkan atapnya terbuat dari kayu. Sepeninggal K.H. Hasan Muchyi, Ndalem (rumah) juga menjadi tempat tinggal keluarga K.H. Hasyim Asy'ari bersama Nyai Masruroh dan keempat aanaknya.
Sejarah singkat
[sunting | sunting sumber]Rumah ini dulu pernah ditempati ulama besar, pejuang kemerdekaan Republik Indonesia, dan pendiri Nahdlatul Ulama serta Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, yaitu Hadratussyaikh K.H. Hasyim Asy’ari dan keluarganya.
Hingga kemudian, pada tahun 1930-an, rumah bersejarah ini pernah dijadikan tempat pertemuan para tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia. Para tokoh tersebut antara lain berasal dari NU yang diwakili Hadratussyaikh K.H. Hasyim Asy’ari, K.H. Wahab Hasbullah, dan K.H. Hasan Gipo Sedang dari PKI diwakili Musso dan Dipa Nusantara Aidit. Sementara dari PNI diwakili Ir. Soekarno.
Tak hanya itu, rupanya kehadiran pendiri NU di Ponpes Kapurejo dalam kurun waktu singkat (2 tahun) langsung mengembangkan beberapa sektor, terutama di bidang pendidikan. Karena sebelumnya, KH. Hasan Muchyi (pendiri dan pengasuh pertama) hanya mengajar ngaji untuk masyarakat sekitar.
Sementara, pada masa Kyai Hasyim, mulai merumuskan sistem pendidikan dan pembangunan madrasah yang masih berjalan hingga saat ini. Bahkan, santri dan santriwati yang menuntut ilmu agama di Pondok Pesantren Kapurejo ini mencapai kurang lebih 300 orang.
Konon, oleh Kyai Hasyim, rumah ini disamping dijadikan sebagai pengembangan pendidikan agama, juga sebagai tempat mengatur strategi untuk melawan penjajah.