Lompat ke isi

Senja Makin Merah: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Raafianisme (bicara | kontrib)
Raafianisme (bicara | kontrib)
 
(23 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 9: Baris 9:
| director = [[Nasri Cheppy]]
| director = [[Nasri Cheppy]]
| theme_music_composer = Chossy Pratama
| theme_music_composer = Chossy Pratama
| opentheme = "Senja Makin Merah" Retno Susanti
| opentheme = "Senja Makin Merah" oleh Retno
| endtheme =
| endtheme = "Senja Makin Merah" oleh Retno
| composer = Chossy Pratama
| composer = Chossy Pratama
| country = [[Indonesia]]
| country = [[Indonesia]]
Baris 40: Baris 40:
Hendri Wicaksono, seorang pengacara idealis bersama rekannya, Sofyan, menghadapi suatu kasus yang harus segera diselesaikan. Sebuah kasus pembunuhan terhadap Sherly, sekretaris Hermanto, oleh Bonny, mantan kekasihnya. Di satu sisi, hati kecil Hendri berkata bahwa Hermanto, tidak bersalah. Segala cara dan upaya dilakukan Nyonya Darmawan, Ibunda Bonny, untuk melepaskan anaknya dari penjara, meski tahu bahwa anaknya sering merugikan ia dan nama besar keluarganya. Nyonya Darmawan memanggil Andre, adiknya untuk melobi Hendri. Cobaan muncul, Maryam yang sedang hamil besar, jatuh dari tangga dan masuk rumah sakit. Dibutuhkan uang 50 juta rupiah untuk dapat menyelamatkan Mariam serta bayinya bernama Bobby. Hendri terpaksa memutar kesaksian demi mendapatkan uang tersebut, meski Hermanto yang semestinya tidak bersalah, justru ialah yang dijatuhi hukuman penjara. Hermanto meninggal dalam penjara, meninggalkan Dewi, istrinya, serta adik Hermanto, Susiana.<ref>Majalah Vista TV, Edisi 04 Tahun ke-III, 1-15 November 1995 Hal 66-69 : ''Cerbung- Senja Makin Merah, bagian kesatu</ref>
Hendri Wicaksono, seorang pengacara idealis bersama rekannya, Sofyan, menghadapi suatu kasus yang harus segera diselesaikan. Sebuah kasus pembunuhan terhadap Sherly, sekretaris Hermanto, oleh Bonny, mantan kekasihnya. Di satu sisi, hati kecil Hendri berkata bahwa Hermanto, tidak bersalah. Segala cara dan upaya dilakukan Nyonya Darmawan, Ibunda Bonny, untuk melepaskan anaknya dari penjara, meski tahu bahwa anaknya sering merugikan ia dan nama besar keluarganya. Nyonya Darmawan memanggil Andre, adiknya untuk melobi Hendri. Cobaan muncul, Maryam yang sedang hamil besar, jatuh dari tangga dan masuk rumah sakit. Dibutuhkan uang 50 juta rupiah untuk dapat menyelamatkan Mariam serta bayinya bernama Bobby. Hendri terpaksa memutar kesaksian demi mendapatkan uang tersebut, meski Hermanto yang semestinya tidak bersalah, justru ialah yang dijatuhi hukuman penjara. Hermanto meninggal dalam penjara, meninggalkan Dewi, istrinya, serta adik Hermanto, Susiana.<ref>Majalah Vista TV, Edisi 04 Tahun ke-III, 1-15 November 1995 Hal 66-69 : ''Cerbung- Senja Makin Merah, bagian kesatu</ref>


Mengetahui Hermanto meninggal, Hendri merasa bersalah dan berinisiatif untuk memberikan sejumlah uang untuk Dewi dan Susiana, namun dengan nama samaran. Hendri terpaksa mengorbankan penghasilan dan pengeluaran rumah tangganya untuk diserahkan pada Dewi. Hendra, adik Hendri, menyukai Susiana saat di perkuliahan. Dan pada perkenalan, Dewi terkejut bahwa Hendra adalah adik Hendri, pengacara yang dianggap telah menyengsarakan hidupnya dengan menyeret Hermanto ke penjara.
Mengetahui Hermanto meninggal, Hendri merasa bersalah dan berinisiatif untuk memberikan sejumlah uang untuk Dewi dan Susiana, tetapi dengan nama samaran. Hendri terpaksa mengorbankan penghasilan dan pengeluaran rumah tangganya untuk diserahkan pada Dewi. Hendra, adik Hendri, menyukai Susiana saat di perkuliahan. Dan pada perkenalan, Dewi terkejut bahwa Hendra adalah adik Hendri, pengacara yang dianggap telah menyengsarakan hidupnya dengan menyeret Hermanto ke penjara.


Hendri yang mengetahui Hendra menyukai Susiana, meminta Sofyan membuat rekayasa agar Hendra melepaskan Susi dengan cara meminta dokter mengeluarkan surat berisi rekam medis Hendri. Hendra divonis kanker otak. Karena tidak tega dengan Hendra yang selalu gelisah, Hendri akhirnya mengakui bahwa vonis tersebut hanyalah rekayasa. Hendra dan Susi pun direstui untuk menikah.
Hendri yang mengetahui Hendra menyukai Susiana, meminta Sofyan membuat rekayasa agar Hendra melepaskan Susi dengan cara meminta dokter mengeluarkan surat berisi rekam medis Hendri. Hendra divonis kanker otak. Karena tidak tega dengan Hendra yang selalu gelisah, Hendri akhirnya mengakui bahwa vonis tersebut hanyalah rekayasa. Hendra dan Susi pun direstui untuk menikah.
Baris 46: Baris 46:
Persoalan lain dihadapi Sofyan, dimana Kristin telah berani menjual Susan, anaknya sendiri, pada muncikari. Kristin melakukannya demi uang dan perjudian. Bahkan Ivan, kekasih Susan, ikut dipukuli oleh orang suruhan Kristin. Meski begitu, Ivan tetap memaafkan Kristin dan tidak melanjutkan masalah ini ke ranah hukum. Kristin pun berjanji mengubah perilakunya.
Persoalan lain dihadapi Sofyan, dimana Kristin telah berani menjual Susan, anaknya sendiri, pada muncikari. Kristin melakukannya demi uang dan perjudian. Bahkan Ivan, kekasih Susan, ikut dipukuli oleh orang suruhan Kristin. Meski begitu, Ivan tetap memaafkan Kristin dan tidak melanjutkan masalah ini ke ranah hukum. Kristin pun berjanji mengubah perilakunya.


Balas dendam Dewi dengan menyuruh Susiana berbohong telah diperkosa Hendri, membawa Hendri mendekam di penjara. Hanny, adik Hendri terkecil juga nyaris menjadi korban perkosaan Bonny yang dulu pernah berulah dan kali ini didalangi oleh Rosa beserta putranya, Rudy yang sudah menjebak Hanny sejak awal dari beberapa hari sebelumnya. Beruntung dapat dicegah dan Bonie dijerat dengan pasal berlapis, termasuk terlibat dalam pembunuhan sekretaris Hermanto.
Balas dendam Dewi dengan menyuruh Susiana berbohong telah diperkosa Hendri, membawa Hendri mendekam di penjara. Hanny, adik Hendri terkecil juga nyaris menjadi korban perkosaan Bonny yang dulu pernah berulah dan kali ini didalangi oleh Rosa beserta Rudy yang sudah menjebak Hanny sejak awal dari beberapa hari sebelumnya. Beruntung dapat dicegah oleh aparat kepolisian yang menerima laporan Irna yang membelot dari Rosa dan Bonny dijerat dengan pasal berlapis, termasuk keterlibatannya dalam pembunuhan sekretaris Hermanto.


Mengetahui Hendri berada di penjara atas kasus yang direkayasa oleh Dewi, Sofyan memberanikan diri untuk menjelaskan semua kepada Dewi dan Susiana serta uang yang diberikan selama ini adalah dari Hendri. Termasuk kepada keluarga Reynold, seorang laki-laki anak pengusaha kaya bernama Prayogo yang menyukai Hanny dan ingin segera menikahinya<ref>Majalah Vista TV, Edisi 05 Tahun ke-III, 16-30 November 1995 Hal 66-69 : ''Cerbung- Senja Makin Merah, bagian kedua</ref>
Mengetahui Hendri berada di penjara atas kasus yang direkayasa oleh Dewi, Sofyan memberanikan diri untuk menjelaskan semua kepada Dewi dan Susiana serta uang yang diberikan selama ini adalah dari Hendri. Termasuk kepada keluarga Reynold, seorang laki-laki anak pengusaha kaya bernama Prayogo yang menyukai Hanny dan ingin segera menikahinya<ref>Majalah Vista TV, Edisi 05 Tahun ke-III, 16-30 November 1995 Hal 66-69 : ''Cerbung- Senja Makin Merah, bagian kedua</ref>
Baris 52: Baris 52:
== Pemain ==
== Pemain ==
* [[Roy Marten]] sebagai Hendri Wicaksono
* [[Roy Marten]] sebagai Hendri Wicaksono
* [[Cynthia Maramis]] sebagai Mariam
* [[Cynthia Maramis]] sebagai Meriam Wicaksono
* [[Yati Octavia]] sebagai Dewi
* [[Yati Octavia]] sebagai Dewi Koto
* [[Roy Karyadi]] sebagai Hermanto Koto
* [[Roy Karyadi]] sebagai Hermanto Koto
* [[Deddy Rizaldi]] sebagai Hendra Wicaksono
* [[Deddy Rizaldi]] sebagai Hendra Wicaksono
* [[Cindy Fatika Sari]] sebagai Hanny
* [[Cindy Fatika Sari]] sebagai Hanny Wicaksono
* [[Marini Zumarnis]] sebagai Susiana Koto
* [[Marini Zumarnis]] sebagai Susiana Koto
* [[Dwi Yan]] sebagai Sofyan
* [[Dwi Yan]] sebagai Sofyan
Baris 62: Baris 62:
* [[Sarah Azhari]] sebagai Susan
* [[Sarah Azhari]] sebagai Susan
* [[Pedro Carrascalao]] sebagai Ivan
* [[Pedro Carrascalao]] sebagai Ivan
* [[Merry Mustaf]] sebagai Ibunda Ivan
* [[Reynold Surbakti]] sebagai Reynold Prayogo
* [[Reynold Surbakti]] sebagai Reynold Prayogo
* [[Kaharuddin Syah]] sebagai Pak Prayogo
* [[Kaharuddin Syah]] sebagai Pak Prayogo
* [[Ida Kusumah]] sebagai Ibu Prayogo
* [[Ida Kusumah]] sebagai Ibu Prayogo
* [[Aditya Warman Cader]] sebagai Bonny
* [[Aditya Warman Cader]] sebagai Bonny Darmawan
* [[Dien Novita]] sebagai Ibu Darmawan
* [[Dien Novita]] sebagai Ibu Darmawan
* [[Robert Syarif]] sebagai Pak Darmawan
* [[Robert Syarif]] sebagai Pak Darmawan
* [[Roy Lino]] sebagai Andre
* [[Roy Lino]] sebagai Andre
* [[Rika Callebaut]] sebagai Rika
* [[Emma Waroka]] sebagai Sherly
* [[Emma Waroka]] sebagai Sherly
* [[Paula Ganda]] sebagai Rosa
* [[Paula Ganda]] sebagai Rosa
* [[Santana Sartana]] sebagai Rudy
* [[Santana Sartana]] sebagai Rudy
* [[Megie Megawati]] sebagai Irna
* [[Megie Megawati]] sebagai Irna
* [[Sirjon de Gaud]] sebagai preman suruhan Kristin
* [[Merry Mustaf]] sebagai Ibunda Ivan
* [[Abe Fawzie]] sebagai Polisi
* [[Abe Fawzie]] sebagai Polisi
* [[Anton Indracaya]] sebagai Pak Sutomo
* [[Anton Indracaya]] sebagai Pak Sutomo
* [[Asmiar Yahya]] sebagai Bu Budiman
* [[Asmiar Yahya]] sebagai Ibu Budiman
* [[Ugik Suparmin]] sebagai Pak Budiman
* [[Ugi Suparmin Mandagie]] sebagai Pak Budiman

== Lagu tema ==
{| class="wikitable unsortable"
!Judul lagu
!Penyanyi
!Pencipta
!Produksi
|-style="background-color:#E6E6FA; color:black;"
|"Senja Makin Merah"
|Retno Susanti
|[[Chossy Pratama]]
|Multi Music
|-
|"Sesal"
|[[Utha Likumahuwa]]
|rowspan="2"|[[Chossy Pratama]]
|rowspan="2"|Chrisalies
|-
|"Kuakui"
|Renee Siregar
|}
;Keterangan
{{legenda|#E6E6FA|Lagu tema utama}}


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi terkini sejak 29 Oktober 2024 02.24

Senja Makin Merah
PembuatMultivision Plus
Ditulis olehSatmowi Atmowiloto
Nasri Cheppy
SutradaraNasri Cheppy
PemeranRoy Marten
Yati Octavia
Cynthia Maramis
Deddy Rizaldi
Dwi Yan
Roy Karyadi
Marini Zumarnis
Cindy Fatika Sari
Sherly Hambali
Pedro Carrascalao
Sarah Azhari
Penggubah lagu temaChossy Pratama
Lagu pembuka"Senja Makin Merah" oleh Retno
Lagu penutup"Senja Makin Merah" oleh Retno
Penata musikChossy Pratama
Negara asalIndonesia
Jmlh. episode16
Produksi
Produser eksekutifDhamoo Punjabi
Gobind Punjabi
ProduserRaam Punjabi
Lokasi produksiJakarta
Durasi39-42 menit
Rilis asli
Rilis3 September –
28 Desember 1995

Senja Makin Merah adalah sinetron Indonesia produksi Multivision Plus yang ditayangkan 3 September 1995 di RCTI[1]. Sinetron ini dibintangi oleh Roy Marten, Yati Octavia dan Cynthia Maramis dan disutradarai oleh Nasri Cheppy.

Hendri Wicaksono, seorang pengacara idealis bersama rekannya, Sofyan, menghadapi suatu kasus yang harus segera diselesaikan. Sebuah kasus pembunuhan terhadap Sherly, sekretaris Hermanto, oleh Bonny, mantan kekasihnya. Di satu sisi, hati kecil Hendri berkata bahwa Hermanto, tidak bersalah. Segala cara dan upaya dilakukan Nyonya Darmawan, Ibunda Bonny, untuk melepaskan anaknya dari penjara, meski tahu bahwa anaknya sering merugikan ia dan nama besar keluarganya. Nyonya Darmawan memanggil Andre, adiknya untuk melobi Hendri. Cobaan muncul, Maryam yang sedang hamil besar, jatuh dari tangga dan masuk rumah sakit. Dibutuhkan uang 50 juta rupiah untuk dapat menyelamatkan Mariam serta bayinya bernama Bobby. Hendri terpaksa memutar kesaksian demi mendapatkan uang tersebut, meski Hermanto yang semestinya tidak bersalah, justru ialah yang dijatuhi hukuman penjara. Hermanto meninggal dalam penjara, meninggalkan Dewi, istrinya, serta adik Hermanto, Susiana.[2]

Mengetahui Hermanto meninggal, Hendri merasa bersalah dan berinisiatif untuk memberikan sejumlah uang untuk Dewi dan Susiana, tetapi dengan nama samaran. Hendri terpaksa mengorbankan penghasilan dan pengeluaran rumah tangganya untuk diserahkan pada Dewi. Hendra, adik Hendri, menyukai Susiana saat di perkuliahan. Dan pada perkenalan, Dewi terkejut bahwa Hendra adalah adik Hendri, pengacara yang dianggap telah menyengsarakan hidupnya dengan menyeret Hermanto ke penjara.

Hendri yang mengetahui Hendra menyukai Susiana, meminta Sofyan membuat rekayasa agar Hendra melepaskan Susi dengan cara meminta dokter mengeluarkan surat berisi rekam medis Hendri. Hendra divonis kanker otak. Karena tidak tega dengan Hendra yang selalu gelisah, Hendri akhirnya mengakui bahwa vonis tersebut hanyalah rekayasa. Hendra dan Susi pun direstui untuk menikah.

Persoalan lain dihadapi Sofyan, dimana Kristin telah berani menjual Susan, anaknya sendiri, pada muncikari. Kristin melakukannya demi uang dan perjudian. Bahkan Ivan, kekasih Susan, ikut dipukuli oleh orang suruhan Kristin. Meski begitu, Ivan tetap memaafkan Kristin dan tidak melanjutkan masalah ini ke ranah hukum. Kristin pun berjanji mengubah perilakunya.

Balas dendam Dewi dengan menyuruh Susiana berbohong telah diperkosa Hendri, membawa Hendri mendekam di penjara. Hanny, adik Hendri terkecil juga nyaris menjadi korban perkosaan Bonny yang dulu pernah berulah dan kali ini didalangi oleh Rosa beserta Rudy yang sudah menjebak Hanny sejak awal dari beberapa hari sebelumnya. Beruntung dapat dicegah oleh aparat kepolisian yang menerima laporan Irna yang membelot dari Rosa dan Bonny dijerat dengan pasal berlapis, termasuk keterlibatannya dalam pembunuhan sekretaris Hermanto.

Mengetahui Hendri berada di penjara atas kasus yang direkayasa oleh Dewi, Sofyan memberanikan diri untuk menjelaskan semua kepada Dewi dan Susiana serta uang yang diberikan selama ini adalah dari Hendri. Termasuk kepada keluarga Reynold, seorang laki-laki anak pengusaha kaya bernama Prayogo yang menyukai Hanny dan ingin segera menikahinya[3]

Lagu tema

[sunting | sunting sumber]
Judul lagu Penyanyi Pencipta Produksi
"Senja Makin Merah" Retno Susanti Chossy Pratama Multi Music
"Sesal" Utha Likumahuwa Chossy Pratama Chrisalies
"Kuakui" Renee Siregar
Keterangan
  Lagu tema utama

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Harian Republika Edisi Selasa, 22 Agustus 1995 Hal.5 : Masih Ada Sinetron Yang Rendahkan Wanita - Senja Makin Merah
  2. ^ Majalah Vista TV, Edisi 04 Tahun ke-III, 1-15 November 1995 Hal 66-69 : Cerbung- Senja Makin Merah, bagian kesatu
  3. ^ Majalah Vista TV, Edisi 05 Tahun ke-III, 16-30 November 1995 Hal 66-69 : Cerbung- Senja Makin Merah, bagian kedua