Lompat ke isi

Leukopenia: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Sumber percaya (bicara | kontrib)
Menambahkan materi
Muhammad Anas Sidik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox medical condition
'''Leukopenia''' adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan jumlah [[Sel (biologi)|sel]] darah putih yang rendah, khususnya penurunan jumlah leukosit dalam darah<ref>{{Cite journal|date=2024-05-09|title=Leukopenia|url=https://en.wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Leukopenia&oldid=1223063722|journal=Wikipedia|language=en}}</ref>. Sel darah putih adalah komponen penting dari sistem kekebalan tubuh, yang bertanggung jawab untuk melawan infeksi dan penyakit. Ketika jumlah sel darah putih turun di bawah tingkat normal, itu dapat melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan patogen, membuat individu lebih rentan terhadap infeksi. Maka, leukopenia dapat dikatakan sebagai suatu kondisi yang ditandai dengan rendahnya jumlah sel darah putih yang dapat melemahkan respon imun tubuh. Memahami penyebab, gejala, diagnosis, pilihan pengobatan, dan strategi pencegahan yang terkait dengan leukopenia sangat penting untuk mengelola kondisi medis ini secara efektif.<ref>{{Cite web|last=Halodoc|title=Leukopenia - Gejala, Penyebab, dan Pengobatan|url=https://www.halodoc.com/kesehatan/leukopenia|website=halodoc|language=id|access-date=2024-05-15}}</ref>
| name = Leukopenia
| synonyms = leukositopenia, leukopoenia
| image = Blausen 0909 WhiteBloodCells.png
| caption = Rendering 3D berbagai jenis sel darah putih<ref>{{Cite journal|title=Medical gallery of Blausen Medical 2014|url=https://en.wikiversity.org/wiki/WikiJournal_of_Medicine/Medical_gallery_of_Blausen_Medical_2014|journal=WikiJournal of Medicine|year=2014|language=en|volume=1|issue=2|doi=10.15347/wjm/2014.010|doi-access=free}} </ref>
| pronounce =
| field = [[Penyakit menular (spesialisasi medis)|Penyakit menular]], [[hematologi]]
| symptoms =
| complications =
| onset =
| duration =
| types =
| causes =
| risks =
| diagnosis =
| differential =
| prevention =
| treatment =
| medication =
| prognosis =
| frequency =
| deaths =
}}


'''Leukopenia''' adalah kondisi medis yang ditandai oleh penurunan jumlah sel darah putih (leukosit) dalam darah, yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi virus seperti HIV, gangguan autoimun seperti lupus, kanker yang mempengaruhi sumsum tulang, dan efek samping dari pengobatan tertentu seperti kemoterapi atau radiasi. Sel darah putih adalah komponen penting dari sistem kekebalan tubuh, yang bertanggung jawab untuk melawan infeksi dan penyakit. Ketika jumlah sel darah putih turun di bawah tingkat normal, itu dapat melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan patogen, membuat individu lebih rentan terhadap infeksi. Maka, leukopenia dapat dikatakan sebagai suatu kondisi yang ditandai dengan rendahnya jumlah sel darah putih yang dapat melemahkan respon imun tubuh. Memahami penyebab, gejala, diagnosis, pilihan pengobatan, dan strategi pencegahan yang terkait dengan leukopenia sangat penting untuk mengelola kondisi medis ini secara efektif.<ref>{{Cite web|last=Halodoc|title=Leukopenia - Gejala, Penyebab, dan Pengobatan|url=https://www.halodoc.com/kesehatan/leukopenia|website=halodoc|language=id|access-date=2024-05-15}}</ref>
== Penyebab leukopenia ==

== Penyebab ==
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan leukopenia, seperti: [[kemoterapi]] dan [[Radioterapi|terapi radiasi]] dapat menekan fungsi [[sumsum tulang]], di mana sel darah putih diproduksi, yang menyebabkan leukopenia. Lalu, [[Infeksi Virus]] tertentu seperti [[HIV]], [[hepatitis]], dan [[influenza]], dapat langsung menyerang sel darah putih atau mengganggu produksinya. Kondisi seperti [[lupus]] dan [[Rheumatoid Arthritis|rheumatoid arthritis]] dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh salah menargetkan dan menghancurkan sel darah putih. Beberapa obat, termasuk [[antibiotik]], [[antikonvulsan]], dan [[diuretik]], dapat menyebabkan leukopenia sebagai efek samping. Penyakit seperti [[anemia aplastik]] dan [[sindrom mielodisplastik]] dapat mengganggu kemampuan sumsum tulang untuk memproduksi sel darah putih dalam jumlah yang cukup.<ref>{{Cite web|date=2017-10-27|title=Leukopenia, Kenali 9 Penyebab Turunnya Sel Darah Putih dalam Tubuh|url=https://www.alodokter.com/leukopenia-ini-penyebab-turunnya-sel-darah-putih|website=Alodokter|access-date=2024-05-15}}</ref>
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan leukopenia, seperti: [[kemoterapi]] dan [[Radioterapi|terapi radiasi]] dapat menekan fungsi [[sumsum tulang]], di mana sel darah putih diproduksi, yang menyebabkan leukopenia. Lalu, [[Infeksi Virus]] tertentu seperti [[HIV]], [[hepatitis]], dan [[influenza]], dapat langsung menyerang sel darah putih atau mengganggu produksinya. Kondisi seperti [[lupus]] dan [[Rheumatoid Arthritis|rheumatoid arthritis]] dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh salah menargetkan dan menghancurkan sel darah putih. Beberapa obat, termasuk [[antibiotik]], [[antikonvulsan]], dan [[diuretik]], dapat menyebabkan leukopenia sebagai efek samping. Penyakit seperti [[anemia aplastik]] dan [[sindrom mielodisplastik]] dapat mengganggu kemampuan sumsum tulang untuk memproduksi sel darah putih dalam jumlah yang cukup.<ref>{{Cite web|date=2017-10-27|title=Leukopenia, Kenali 9 Penyebab Turunnya Sel Darah Putih dalam Tubuh|url=https://www.alodokter.com/leukopenia-ini-penyebab-turunnya-sel-darah-putih|website=Alodokter|access-date=2024-05-15}}</ref>


Baris 14: Baris 38:
* Kondisi genetik
* Kondisi genetik


== Gejala leukopenia. ==
== Gejala ==
Gejala leukopenia dapat bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan kondisinya seperti: infeksi yang sering karena respon imun yang lemah, orang dengan leukopenia dapat mengalami infeksi berulang. Gejala lainnya yaitu kelelahan yang menyebabkan jumlah sel darah putih yang rendah.Infeksi dapat menyebabkan demam terus-menerus atau berulang serta [[Seriawan|sariawan]] yang dapat berkembang lebih sering pada orang yang memiliki leukopenia<ref>{{Cite web|last=Halodoc|first=Redaksi|title=Gejala Kadar Leukosit Rendah yang Perlu Diwaspadai|url=https://www.halodoc.com/artikel/gejala-kadar-leukosit-rendah-yang-perlu-diwaspadai|website=halodoc|language=id|access-date=2024-05-15}}</ref><br />
Gejala leukopenia dapat bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan kondisinya seperti: infeksi yang sering karena respon imun yang lemah, orang dengan leukopenia dapat mengalami infeksi berulang. Gejala lainnya yaitu kelelahan yang menyebabkan jumlah sel darah putih yang rendah.Infeksi dapat menyebabkan demam terus-menerus atau berulang serta [[Seriawan|sariawan]] yang dapat berkembang lebih sering pada orang yang memiliki leukopenia<ref>{{Cite web|last=Halodoc|first=Redaksi|title=Gejala Kadar Leukosit Rendah yang Perlu Diwaspadai|url=https://www.halodoc.com/artikel/gejala-kadar-leukosit-rendah-yang-perlu-diwaspadai|website=halodoc|language=id|access-date=2024-05-15}}</ref>


== Cara mencegah ==
== Pencegahan ==
Meskipun tidak semua penyebab leukopenia dapat dicegah, ada beberapa strategi umum yang dapat diikuti  untuk mendukung kesehatan kekebalan tubuh secara keseluruhan. Pertahankan pola makan yang sehat dengan cara makan-makanan seimbang yang kaya buah-buahan, sayuran, protein tanpa lemak, dan biji-bijian dapat membantu mendukung fungsi kekebalan tubuh. Lalu, menjaga kebersihan dengan cara mencuci tangan secara teratur dan menjaga kebersihan yang tepat dapat mengurangi risiko infeksi. Selain itu, menghindari orang yang sakit dengan cara membatasi paparan pada orang yang sakit bisa memungkinkan dapat membantu mencegah infeksi yang  dapat membahayakan fungsi kekebalan tubuh, mencuci bersih makanan seperti sayuran dan buah-buahan sebelum dikonsumsi, rutin memeriksakan kondisi kesehatan, menghindari luka atau sayatan pada tubuh, dan memastikan cukup istirahat setiap harinya.
Meskipun tidak semua penyebab leukopenia dapat dicegah, ada beberapa strategi umum yang dapat diikuti  untuk mendukung kesehatan kekebalan tubuh secara keseluruhan. Pertahankan pola makan yang sehat dengan cara makan-makanan seimbang yang kaya buah-buahan, sayuran, protein tanpa lemak, dan biji-bijian dapat membantu mendukung fungsi kekebalan tubuh. Lalu, menjaga kebersihan dengan cara mencuci tangan secara teratur dan menjaga kebersihan yang tepat dapat mengurangi risiko infeksi. Selain itu, menghindari orang yang sakit dengan cara membatasi paparan pada orang yang sakit bisa memungkinkan dapat membantu mencegah infeksi yang  dapat membahayakan fungsi kekebalan tubuh, mencuci bersih makanan seperti sayuran dan buah-buahan sebelum dikonsumsi, rutin memeriksakan kondisi kesehatan, menghindari luka atau sayatan pada tubuh, dan memastikan cukup istirahat setiap harinya.



Revisi terkini sejak 8 Oktober 2024 13.22

Leukopenia
Rendering 3D berbagai jenis sel darah putih[1]
Informasi umum
Nama lainleukositopenia, leukopoenia
SpesialisasiPenyakit menular, hematologi

Leukopenia adalah kondisi medis yang ditandai oleh penurunan jumlah sel darah putih (leukosit) dalam darah, yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi virus seperti HIV, gangguan autoimun seperti lupus, kanker yang mempengaruhi sumsum tulang, dan efek samping dari pengobatan tertentu seperti kemoterapi atau radiasi. Sel darah putih adalah komponen penting dari sistem kekebalan tubuh, yang bertanggung jawab untuk melawan infeksi dan penyakit. Ketika jumlah sel darah putih turun di bawah tingkat normal, itu dapat melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan patogen, membuat individu lebih rentan terhadap infeksi. Maka, leukopenia dapat dikatakan sebagai suatu kondisi yang ditandai dengan rendahnya jumlah sel darah putih yang dapat melemahkan respon imun tubuh. Memahami penyebab, gejala, diagnosis, pilihan pengobatan, dan strategi pencegahan yang terkait dengan leukopenia sangat penting untuk mengelola kondisi medis ini secara efektif.[2]

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan leukopenia, seperti: kemoterapi dan terapi radiasi dapat menekan fungsi sumsum tulang, di mana sel darah putih diproduksi, yang menyebabkan leukopenia. Lalu, Infeksi Virus tertentu seperti HIV, hepatitis, dan influenza, dapat langsung menyerang sel darah putih atau mengganggu produksinya. Kondisi seperti lupus dan rheumatoid arthritis dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh salah menargetkan dan menghancurkan sel darah putih. Beberapa obat, termasuk antibiotik, antikonvulsan, dan diuretik, dapat menyebabkan leukopenia sebagai efek samping. Penyakit seperti anemia aplastik dan sindrom mielodisplastik dapat mengganggu kemampuan sumsum tulang untuk memproduksi sel darah putih dalam jumlah yang cukup.[3]

Secara umum, faktor risiko leukopenia mempengaruhi produksi, distribusi, atau kelangsungan hidup sel darah putih. Berikut adalah uraian faktor-faktor risiko pasien bisa terkena leukopenia:

  • Terpapar radiasi atau bahan kimia beracun yang berpengaruh pada darah
  • Kekurangan nutrisi
  • Penyakit sumsum tulang
  • Penyakit autoimun
  • Penggunaan obat-obatan yang berpotensi menimbulkan efek samping kerusakan sumsum tulang sehingga produksi sel darah putih menurun.
  • Infeksi virus
  • Kondisi genetik

Gejala leukopenia dapat bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan kondisinya seperti: infeksi yang sering karena respon imun yang lemah, orang dengan leukopenia dapat mengalami infeksi berulang. Gejala lainnya yaitu kelelahan yang menyebabkan jumlah sel darah putih yang rendah.Infeksi dapat menyebabkan demam terus-menerus atau berulang serta sariawan yang dapat berkembang lebih sering pada orang yang memiliki leukopenia[4]

Pencegahan

[sunting | sunting sumber]

Meskipun tidak semua penyebab leukopenia dapat dicegah, ada beberapa strategi umum yang dapat diikuti  untuk mendukung kesehatan kekebalan tubuh secara keseluruhan. Pertahankan pola makan yang sehat dengan cara makan-makanan seimbang yang kaya buah-buahan, sayuran, protein tanpa lemak, dan biji-bijian dapat membantu mendukung fungsi kekebalan tubuh. Lalu, menjaga kebersihan dengan cara mencuci tangan secara teratur dan menjaga kebersihan yang tepat dapat mengurangi risiko infeksi. Selain itu, menghindari orang yang sakit dengan cara membatasi paparan pada orang yang sakit bisa memungkinkan dapat membantu mencegah infeksi yang  dapat membahayakan fungsi kekebalan tubuh, mencuci bersih makanan seperti sayuran dan buah-buahan sebelum dikonsumsi, rutin memeriksakan kondisi kesehatan, menghindari luka atau sayatan pada tubuh, dan memastikan cukup istirahat setiap harinya.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Medical gallery of Blausen Medical 2014". WikiJournal of Medicine (dalam bahasa Inggris). 1 (2). 2014. doi:10.15347/wjm/2014.010alt=Dapat diakses gratis. 
  2. ^ Halodoc. "Leukopenia - Gejala, Penyebab, dan Pengobatan". halodoc. Diakses tanggal 2024-05-15. 
  3. ^ "Leukopenia, Kenali 9 Penyebab Turunnya Sel Darah Putih dalam Tubuh". Alodokter. 2017-10-27. Diakses tanggal 2024-05-15. 
  4. ^ Halodoc, Redaksi. "Gejala Kadar Leukosit Rendah yang Perlu Diwaspadai". halodoc. Diakses tanggal 2024-05-15.