Palahala dauk: Perbedaan antara revisi
Membuat konten baru tentang 'Palahala dauk' atau dalam bahasa Inggris disebut 'Roan antelope'. Nama 'palahala' diadopsi dari bahasa Swahili yang merujuk pada "Hippotragus niger" sedangkan kata 'dauk' merupakan padanan kata 'roan'. Meskipun nama asli hewan "Hippotragus equinus" dalam bahasa Swahili disebut Korongo, saya rasa kita adopsi saja kata "Palahala" dengan tambahan "dauk" mengingat kedua hewan ini masih berkerabat. Palahala (Hippotragus niger), Palahala dauk (Hippotragus equinus). Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
k clean up |
||
(3 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
'''Palahala dauk''' '''(Hippotragus equinus)''' adalah [[antelop]] besar penghuni sabana yang dapat ditemukan di [[Afrika Barat|Afrika bagian Barat]], [[Afrika bagian selatan|Selatan]], dan beberapa di [[Afrika Bagian Tengah|Afrika Tengah]] dan [[Afrika Timur|Timur]].<ref name="waza">{{cite web |url=http://www.waza.org/en/zoo/visit-the-zoo/giraffes-and-antelopes/antelopes-1256827903/hippotragus-equinus |title=Roan Antelope|website=World Association of Zoos and Aquariums|access-date=14 April 2014}}</ref> Hewan ini dinamakan dauk karena memiliki warna bulu cokelat kemerahan (sedikit kemerahan, ''sandy-brown''), perut palahala dauk berwarna lebih terang. Di area wajah serta [[moncong]] (sebagian besar) berwarna putih, tetapi di sekitar mata dan [[Pangkal hidung|pangkal moncong]] berwarna hitam (seperti topeng) yang pada palahala dauk betina warnanya sedikit lebih terang. Selain itu, palahala dauk mempunya sepasang [[tanduk]] yang terbuat dari [[tulang]] yang dilapisi [[keratin]]. Baik jantan maupun betina, sama-sama memiliki tanduk walaupun tanduk itu lebih besar pada palahala jantan yang bisa tumbuh hingga 100 |
'''Palahala dauk''' '''(Hippotragus equinus)''' adalah [[antelop]] besar penghuni sabana yang dapat ditemukan di [[Afrika Barat|Afrika bagian Barat]], [[Afrika bagian selatan|Selatan]], dan beberapa di [[Afrika Bagian Tengah|Afrika Tengah]] dan [[Afrika Timur|Timur]].<ref name="waza">{{cite web |url=http://www.waza.org/en/zoo/visit-the-zoo/giraffes-and-antelopes/antelopes-1256827903/hippotragus-equinus |title=Roan Antelope|website=World Association of Zoos and Aquariums|access-date=14 April 2014}}</ref> Hewan ini dinamakan dauk karena memiliki warna bulu cokelat kemerahan (sedikit kemerahan, ''sandy-brown''), perut palahala dauk berwarna lebih terang. Di area wajah serta [[moncong]] (sebagian besar) berwarna putih, tetapi di sekitar mata dan [[Pangkal hidung|pangkal moncong]] berwarna hitam (seperti topeng) yang pada palahala dauk betina warnanya sedikit lebih terang. Selain itu, palahala dauk mempunya sepasang [[tanduk]] yang terbuat dari [[tulang]] yang dilapisi [[keratin]]. Baik jantan maupun betina, sama-sama memiliki tanduk walaupun tanduk itu lebih besar pada palahala jantan yang bisa tumbuh hingga 100 cm (39 inci). Jantan dan betina memiliki surai pendek, tegak, seperti [[Mohawk (gaya rambut)|mohawk]] yang menjuntai di punggung dan mempunyai janggut yang sangat tipis dan lebat, ciri ini lebih menonjol pada jantan. Surai dan janggut ini berwarna lebih gelap pada bagian ujung. Surainya membentang di sepanjang punggung dan perut palahala dauk, lalu pada bagian ekornya berwarna gelap. Palahala dauk memiliki telinga panjang nan tegak seperti telinga [[keledai]]. |
||
{{short description|Species of mammal}} |
{{short description|Species of mammal}} |
||
{{speciesbox |
{{speciesbox |
||
Baris 29: | Baris 29: | ||
| range_map_caption = {{legend0|#560319|range|outline=gray}} |
| range_map_caption = {{legend0|#560319|range|outline=gray}} |
||
}} |
}} |
||
Palahala dauk merupakan salah satu antelop terbesar di dunia, setelah [[Taurotragus|eland]] (Taurotragus sp.) dan [[nilgai]] (Boselaphus tragocamelus). Panjang hewan ini berkisar |
Palahala dauk merupakan salah satu antelop terbesar di dunia, setelah [[Taurotragus|eland]] (Taurotragus sp.) dan [[nilgai]] (Boselaphus tragocamelus). Panjang hewan ini berkisar 190–240 cm (75-94 inci) dari kepala hingga ke pangkal ekor, dengan panjang ekor 37–48 cm (15-19 inci). Berat palahala dauk jantan bisa mencapai 242–300 kg (534-661 lb) dan betina 223–280 kg (492-617 lb), dengan tinggi bahu sekitar 130–140 cm (51-55 inci).<ref>[http://www.seaworld.org/animal-info/animal-bytes/animalia/eumetazoa/coelomates/deuterostomes/chordata/craniata/mammalia/artiodactyla/roan-antelope.htm ANIMAL BYTES – Roan Antelope]. Seaworld.org. Retrieved on 10 October 2013.</ref><ref name="Burnie">Burnie D and Wilson DE (Eds.), ''Animal: The Definitive Visual Guide to the World's Wildlife''. DK Adult (2005), {{ISBN|0789477645}}</ref><ref>[http://www.arkive.org/roan-antelope/hippotragus-equinus/#text=Facts Roan antelope videos, photos and facts – Hippotragus equinus] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120614105737/http://www.arkive.org/roan-antelope/hippotragus-equinus/#text=Facts#text=Facts |date=14 June 2012 }}. ARKive (28 June 2011). Retrieved on 2013-10-10.</ref> |
||
== Lihat pula == |
== Lihat pula == |
||
*[[Palahala]] |
*[[Palahala]] |
||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
{{reflist}} |
{{reflist}} |
||
[[Kategori:Antelop]] |
|||
[[Kategori:Hippotragus]] |
|||
[[Kategori:Mamalia Afrika]] |
|||
[[Kategori:Mamalia berstatus risiko rendah]] |
|||
{{mamalia-stub}} |
Revisi terkini sejak 1 Januari 2025 02.47
Palahala dauk (Hippotragus equinus) adalah antelop besar penghuni sabana yang dapat ditemukan di Afrika bagian Barat, Selatan, dan beberapa di Afrika Tengah dan Timur.[1] Hewan ini dinamakan dauk karena memiliki warna bulu cokelat kemerahan (sedikit kemerahan, sandy-brown), perut palahala dauk berwarna lebih terang. Di area wajah serta moncong (sebagian besar) berwarna putih, tetapi di sekitar mata dan pangkal moncong berwarna hitam (seperti topeng) yang pada palahala dauk betina warnanya sedikit lebih terang. Selain itu, palahala dauk mempunya sepasang tanduk yang terbuat dari tulang yang dilapisi keratin. Baik jantan maupun betina, sama-sama memiliki tanduk walaupun tanduk itu lebih besar pada palahala jantan yang bisa tumbuh hingga 100 cm (39 inci). Jantan dan betina memiliki surai pendek, tegak, seperti mohawk yang menjuntai di punggung dan mempunyai janggut yang sangat tipis dan lebat, ciri ini lebih menonjol pada jantan. Surai dan janggut ini berwarna lebih gelap pada bagian ujung. Surainya membentang di sepanjang punggung dan perut palahala dauk, lalu pada bagian ekornya berwarna gelap. Palahala dauk memiliki telinga panjang nan tegak seperti telinga keledai.
Palahala dauk | |
---|---|
H. e. equinus, Eswatini | |
H. e. koba in Senegal | |
Klasifikasi ilmiah | |
Domain: | Eukaryota |
Kerajaan: | Animalia |
Filum: | Chordata |
Kelas: | Mammalia |
Ordo: | Artiodactyla |
Famili: | Bovidae |
Subfamili: | Hippotraginae |
Genus: | Hippotragus |
Spesies: | H. equinus
|
Nama binomial | |
Hippotragus equinus (É. Geoffroy, 1803)
| |
range | |
Sinonim[3] | |
List
|
Palahala dauk merupakan salah satu antelop terbesar di dunia, setelah eland (Taurotragus sp.) dan nilgai (Boselaphus tragocamelus). Panjang hewan ini berkisar 190–240 cm (75-94 inci) dari kepala hingga ke pangkal ekor, dengan panjang ekor 37–48 cm (15-19 inci). Berat palahala dauk jantan bisa mencapai 242–300 kg (534-661 lb) dan betina 223–280 kg (492-617 lb), dengan tinggi bahu sekitar 130–140 cm (51-55 inci).[4][5][6]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Roan Antelope". World Association of Zoos and Aquariums. Diakses tanggal 14 April 2014.
- ^ IUCN SSC Antelope Specialist Group (2017). "Hippotragus equinus". 2017: e.T10167A50188287. doi:10.2305/IUCN.UK.2017-2.RLTS.T10167A50188287.en.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaMSW3
- ^ ANIMAL BYTES – Roan Antelope. Seaworld.org. Retrieved on 10 October 2013.
- ^ Burnie D and Wilson DE (Eds.), Animal: The Definitive Visual Guide to the World's Wildlife. DK Adult (2005), ISBN 0789477645
- ^ Roan antelope videos, photos and facts – Hippotragus equinus Diarsipkan 14 June 2012 di Wayback Machine.. ARKive (28 June 2011). Retrieved on 2013-10-10.