Lompat ke isi

Suku Mori: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(35 revisi perantara oleh 25 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
'''Suku Mori''' merupakan salah satu [[suku]] yang berasal dari [[Kabupaten Morowali]], [[Sulawesi Tengah]], [[Indonesia]]. Wilayah otoritas suku ini adalah wilayah Kabupaten Morowali bagian utara. Beberapa nama kota dan kelurahan yang termasuk dalam wilayah suku mori adalah Kolonodale, Beteleme, Tiu, Lembobelala, Lembobaru, Tingkea'o, Wawopada, Tomata, Taliwan, Ensa, Tompira, dan lain-lain.
'''Suku Mori''' merupakan salah satu [[suku]] yang berasal dari [[Kabupaten Morowali Utara]], [[Sulawesi Tengah]], [[Indonesia]]. Wilayah otoritas suku ini adalah wilayah Kabupaten Morowali bagian utara. Beberapa nama kota dan kelurahan yang termasuk dalam wilayah suku mori adalah Kolonodale, Beteleme, Tiu, Lembobelala, Lembobaru, Tingkea'o, Wawopada, Tomata, Taliwan, Ensa, Tompira, dan lain-lain. Daerah kediaman suku Mori merupakan daerah yang subur dan jarang sekali meninggalkan daerahnya, terkecuali dikarenakan pendidikan dan perdagangan. Pemukiman suku Mori umumnya tinggal berkelompok di pusat perkampungan. Namun dalam perkembangannya kemudian timbul perubahan sesuai dengan pola mata pencaharian baru, sehingga rumah-rumah mereka ada yang menyebar. Bentuk rumah pun berubah sesuai dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi mereka. Oleh sebab itu sebagian ada yang mengelompok dan sebagian tersebar. Bangunan dan sarana untuk kepentingan umum ditempatkan di tempat yang strategis, misalnya lapangan olah raga, tempat ibadah, bangunan adat.<ref name=":0">{{Cite book|last=Melalatoa|first=M.Junus|date=1995|url=https://repositori.kemdikbud.go.id/7479/|title=Eksklopedia Suku Bangsa di Indonesia|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI|url-status=live}}</ref>


== Bahasa ==
== Bahasa ==
{{artikel|Bahasa Mori}}
{{artikel|Bahasa Mori}}


Sampai saat ini, bahasa [[Mori]] masih digunakan oleh sebagian anggota suku ini, terutama di daerah pedalaman. Suku Mori terbagi dalam beberapa subsuku dapat yaitu, orang Molongkuni, Roda, Molio'a, Ulu' Uwoi , Moiki, Watu, Ngusumbatu, Mobahono dan lain-lain. Orang Mori memiliki bahasa sendiri, yaitu bahasa Mori. Sumber tertentu menyebutkan bahwa bahasa ini masih terbagi ke dalam beberapa dialek, yaitu dialek Molio'a, Ngusumbatu, Tiu, Moiki, Watu, lmpo, Molongkuni, Ulu' Uwoi, Pado'e, dan Mori Atas. Sumber lain mengemukakan bahwa bahasa Mori hanya terdiri atas empat dialek, yakni dialek Watu, Karunsi'e, Ngusumbatu (Tinompo), dan Molongkuni. Semula dialek Ngusumbatu merupakan bahasa komunikasi di kalangan orang Mori secara keseluruhan , tetapi sekarang mereka lebih banyak menggunakan dialek Molongkuni, mungkin karena jumlah penutur dialek ini relatif lebih besar jumlahnya.<ref name=":0" />
Sampai saat ini, [[bahasa Mori]] masih digunakan oleh sebagian anggota suku ini, terutama di daerah pedalaman.


== Kepercayaan ==
== Kepercayaan ==


Orang Mori sebagian besar adalah penganut agama Kristen Protestan. Agama ini sudah dianggap sebagai agama rakyat.
Mayoritas orang Mori adalah penganut agama [[Kristen Protestan]]. Agama ini sudah dianggap sebagai agama rakyat. Sebagian lagi menganut agama [[Islam]] yang kebanyakan tinggal di dekat wilayah pesisir pantai.


== Tokoh-tokoh Mori ==
== Tokoh-tokoh Mori ==
Salah satu tokoh Mori yang terkenal adalah Raja Mori yang bernama Marunduh. Raja yang dikenal dengan semboyan "Metumbah allo komba aku monsuka"(bahasa Mori) ini memimpin perlawanan rakyat Mori terhadap kekuasaan Kolonial Belanda pada tahun 1907.
{{artikel|Daftar Tokoh Mori}}

*


== Nama Keluarga ==
== Nama Keluarga ==
{{artikel|Nama Keluarga Suku Mori}}
{{artikel|Daftar Tokoh Mori}}{{artikel|Nama Keluarga Suku Mori}}


Suku Mori mengikuti kebiasaan orang Eropa, sebagai penyebar agama Kristen, untuk mempunyai nama keluarga atau lebih dikenal sebagai marga atau fam. Nama keluarga biasanya diambil dari nama leluhur yang pertama kali menjadi Kristen atau dibaptis.
Suku Mori mengikuti kebiasaan [[bangsa Eropa]], sebagai penyebar agama Kristen, untuk mempunyai nama keluarga atau lebih dikenal sebagai marga atau fam. Nama keluarga biasanya diambil dari nama leluhur yang pertama kali menjadi Kristen atau dibaptis.
Antara lain marga Marunduh, Kelo,Tampake, Bandau, Batewa, Meronda, Lamaligi, Panta, Popule, Mansowu, Gogali, Lapasila, Tumakaka, dan masih banyak yang lainnya.


== Referensi ==
Berikut beberapa marga suku Mori :
<references />


[[Kategori:Suku Mori| ]]
NB : Buat Teman-teman yang membaca halaman ini, harap sumbangsihnya untuk melengkapi daftar fam yang anda ketahui dan kalau tahu beserta dengan artinya. Terima Kasih !!!
[[Kategori:Kabupaten Morowali]]

[[Kategori:Suku bangsa di Sulawesi Tengah|Mori]]

'''A'''

ANTIMARA

ARUMPONE


'''B'''

BALINO

BURIA

BAMBA


'''D'''

DEWANTO

DURU

'''E'''

ENTOH


'''G'''

GOGALI


'''K'''

KALE'E

KALAHA

KANDORI

KENDA

KATUWU


'''L'''

LAGARINDA

LAGARENSE

LAMANDASA

LASULO

LANDE

LANOHA

LABARO

LEMAKO

LENGKONO

LAMBEY

LAROPE

LAKALAU


'''M'''

MASA

MALANGUNA

MBATONO

MBARO

MAURUH

MANDOBU

MARUNDUH

MARANU

MELALO


'''P'''

PEMUNDA

PARINSI

PEURU

PERUGE

POBUTI

POMBENGI

POPULE

PARAWI

PALAWA

POSENDE

PUAHADI


'''R'''

RUBANA

RONGKO


'''S'''

SARIPAH


'''T'''

TAGOE

TAMPA'I

TAMPAKE

TANSILE

TOBIGO

TOKAYAN

TOMPIRA

TUMAKAKA




{{masyarakat-stub}}
{{masyarakat-stub}}
[[Kategori:Kabupaten Morowali Utara]]

[[Kategori:Kabupaten Morowali]]
[[Kategori:Suku bangsa di Indonesia|Mori]]

Revisi terkini sejak 12 Juni 2024 14.39

Suku Mori merupakan salah satu suku yang berasal dari Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah, Indonesia. Wilayah otoritas suku ini adalah wilayah Kabupaten Morowali bagian utara. Beberapa nama kota dan kelurahan yang termasuk dalam wilayah suku mori adalah Kolonodale, Beteleme, Tiu, Lembobelala, Lembobaru, Tingkea'o, Wawopada, Tomata, Taliwan, Ensa, Tompira, dan lain-lain. Daerah kediaman suku Mori merupakan daerah yang subur dan jarang sekali meninggalkan daerahnya, terkecuali dikarenakan pendidikan dan perdagangan. Pemukiman suku Mori umumnya tinggal berkelompok di pusat perkampungan. Namun dalam perkembangannya kemudian timbul perubahan sesuai dengan pola mata pencaharian baru, sehingga rumah-rumah mereka ada yang menyebar. Bentuk rumah pun berubah sesuai dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi mereka. Oleh sebab itu sebagian ada yang mengelompok dan sebagian tersebar. Bangunan dan sarana untuk kepentingan umum ditempatkan di tempat yang strategis, misalnya lapangan olah raga, tempat ibadah, bangunan adat.[1]

Sampai saat ini, bahasa Mori masih digunakan oleh sebagian anggota suku ini, terutama di daerah pedalaman. Suku Mori terbagi dalam beberapa subsuku dapat yaitu, orang Molongkuni, Roda, Molio'a, Ulu' Uwoi , Moiki, Watu, Ngusumbatu, Mobahono dan lain-lain. Orang Mori memiliki bahasa sendiri, yaitu bahasa Mori. Sumber tertentu menyebutkan bahwa bahasa ini masih terbagi ke dalam beberapa dialek, yaitu dialek Molio'a, Ngusumbatu, Tiu, Moiki, Watu, lmpo, Molongkuni, Ulu' Uwoi, Pado'e, dan Mori Atas. Sumber lain mengemukakan bahwa bahasa Mori hanya terdiri atas empat dialek, yakni dialek Watu, Karunsi'e, Ngusumbatu (Tinompo), dan Molongkuni. Semula dialek Ngusumbatu merupakan bahasa komunikasi di kalangan orang Mori secara keseluruhan , tetapi sekarang mereka lebih banyak menggunakan dialek Molongkuni, mungkin karena jumlah penutur dialek ini relatif lebih besar jumlahnya.[1]

Kepercayaan

[sunting | sunting sumber]

Mayoritas orang Mori adalah penganut agama Kristen Protestan. Agama ini sudah dianggap sebagai agama rakyat. Sebagian lagi menganut agama Islam yang kebanyakan tinggal di dekat wilayah pesisir pantai.

Tokoh-tokoh Mori

[sunting | sunting sumber]

Salah satu tokoh Mori yang terkenal adalah Raja Mori yang bernama Marunduh. Raja yang dikenal dengan semboyan "Metumbah allo komba aku monsuka"(bahasa Mori) ini memimpin perlawanan rakyat Mori terhadap kekuasaan Kolonial Belanda pada tahun 1907.

Nama Keluarga

[sunting | sunting sumber]

Suku Mori mengikuti kebiasaan bangsa Eropa, sebagai penyebar agama Kristen, untuk mempunyai nama keluarga atau lebih dikenal sebagai marga atau fam. Nama keluarga biasanya diambil dari nama leluhur yang pertama kali menjadi Kristen atau dibaptis. Antara lain marga Marunduh, Kelo,Tampake, Bandau, Batewa, Meronda, Lamaligi, Panta, Popule, Mansowu, Gogali, Lapasila, Tumakaka, dan masih banyak yang lainnya.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Melalatoa, M.Junus (1995). Eksklopedia Suku Bangsa di Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.