Perang Aceh I: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Dirga udara (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(38 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Infobox Military Conflict |
{{Infobox Military Conflict |
||
| conflict = Perang Aceh Pertama |
| conflict = Perang Aceh Pertama |
||
| part of = [[Perang Aceh]] |
|||
| date = Maret-April 1873 |
|||
| date = 26 Maret 1873 – 25 April 1873<br>({{Age in years, months, weeks and days|year1=1873|month1=03|day1=26|year2=1873|month2=04|day2=25}}) |
|||
| image = Generaal Kohler sneuvelt in de Mesigit.jpg |
| image = Generaal Kohler sneuvelt in de Mesigit.jpg |
||
| caption = [[Jenderal]] [[J.H. Köhler]] terbunuh dekat [[Masjid Raya Baiturrahman]] |
|||
| image_size = 300px |
|||
| place = [[Kesultanan Aceh]] |
| place = [[Kesultanan Aceh]] |
||
| result = Ekspedisi Belanda gagal |
|||
| result = Kemenangan Aceh |
|||
| combatant1 = [[Berkas:Flag of the Netherlands.svg|25px]] [[Belanda]] |
|||
| combatant1 = {{flag|Netherlands}} |
|||
| combatant2 = [[Berkas:Veliava Aceho.gif|25px]] [[Kesultanan Aceh]] |
|||
| |
| combatant2 = {{flagicon image|Flag of the Aceh Sultanate.png}} [[Kesultanan Aceh]] |
||
| commander1 = {{flagdeco|Netherlands}} [[Johan Harmen Rudolf Köhler|J.H.R. Köhler]] {{KIA}} |
|||
| commander2 = |
|||
| commander2 = {{flagicon image|Flag of the Aceh Sultanate.png}} [[Panglima Polim]]<br />{{flagicon image|Flag of the Aceh Sultanate.png}} Sultan [[Alauddin Mahmud Syah II]] |
|||
| strength1 = |
|||
| |
| strength1 = |
||
| |
| strength2 = |
||
| |
| casualties1 = |
||
| casualties2 = |
|||
}} |
}} |
||
'''Perang Aceh Pertama''' adalah ekspedisi [[Belanda]] terhadap [[Aceh]] pada tahun [[1873]] yang bertujuan mengakhiri [[Perjanjian London 1871]], yang menindaklanjuti traktat dari tahun [[1859]] (diputuskan oleh [[Jan van Swieten]]). |
|||
'''Perang Aceh Pertama''', adalah kampanye militer yang dilakukan oleh Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL) melawan kesultanan Aceh di utara Sumatera pada tahun 1873. Ekspedisi ini diluncurkan sebagai tindakan hukuman oleh Belanda. pemerintah kolonial sebagai respons terhadap tantangan yang mereka rasakan terhadap kendali mereka atas wilayah tersebut dan perlawanan Aceh terhadap campur tangan Belanda dalam urusan-urusan di wilayah tersebut.<ref>{{Cite web|title=Aceh: History, Politics and Culture|url=https://bookshop.iseas.edu.sg/publication/408|website=ISEAS Publishing Online Bookshop}}</ref> |
|||
== Blokade Pantai Sumatera == |
|||
Melalui pengesahan [[Perjanjian Sumatera]], Belanda berhak mendapatkan pantai utara Sumatera yang di situ banyak terjadi [[perompakan]]. Komisaris Pemerintah [[Frederik Nicolaas Nieuwenhuijzen]] yang mengatur Aceh mencoba mengadakan perundingan dengan Sultan Aceh namun tidak mendapatkan apa yang diharapkan sehingga ia menyatakan perang pada Aceh atas saran [[Daftar Penguasa Hindia-Belanda|GubJen]] [[James Loudon]]. Blokade pesisir tidak berjalan sesuai yang diharapkan. |
|||
Kampanye tersebut menghasilkan kemenangan Belanda. Namun hal ini merugikan kedua belah pihak, dengan banyak korban jiwa di kedua belah pihak dan kerusakan parah pada infrastruktur dan perekonomian Aceh.<ref>Saleh, I. A., ''The Dutch-Indonesian Aceh War (1873-1904): The Dutch Perspective'', Southeast Asian Journal of Social Science, 9(1), 1-23</ref> |
|||
== Ekspedisi pertama == |
|||
Belanda kemudian memerintahkan ekspedisi pertama ke Aceh, di bawah pimpinan [[Jenderal]] [[Johan Harmen Rudolf Köhler]] dan setelah kematiannya tugasnya digantikan oleh [[Kolonel]] [[Eeldert Christiaan van Daalen]]. Dalam ekspedisi tersebut dipergunakan [[senapan Beaumont]] untuk pertama kalinya namun ekspedisi tersebut berakhir dengan kembalinya pasukan Belanda ke [[Jawa]]. Tak dapat disangkal bahwa [[Masjid Raya Baiturrahman]] direbut 2 kali (dan di saat yang kedua kalinya tewaslah [[Johan Harmen Rudolf Köhler|Köhler]]). Terjadi serbuan beruntun ke istana pada tanggal [[16 April]] di bawah pimpinan [[Mayor]] [[F.P. Cavaljé]] namun tidak dapat menduduki lebih lanjut karena keulungan [[suku Aceh|orang Aceh]] serta banyaknya [[serdadu]] yang tewas dan terluka. |
|||
Pada awal tahun 1873, Konsul Amerika Serikat di Singapura berdiskusi dengan seorang utusan Aceh tentang kemungkinan perjanjian Aceh-Amerika, yang dianggap oleh Belanda sebagai pembenaran untuk melakukan intervensi. Pada bulan Maret 1873, Belanda mengebom ibu kota Aceh [[Banda Aceh]] (Kutaraja) dan pada bulan April mereka mendaratkan 3.000 tentara yang dipimpin oleh [[Johan Harmen Rudolf Köhler]]. Karena salah menilai perlawanan orang Aceh, Belanda terpaksa mundur karena kehilangan Köhler dan delapan puluh orangnya. Mereka kemudian melakukan blokade dan pasukan Aceh (yang diperkirakan berjumlah 10.000 hingga 100.000 orang) bersiap untuk berperang. |
|||
== Sebab kegagalan ekspedisi pertama == |
|||
Serdadu Belanda tidak cukup persiapan yang harus ada untuk serangan tersebut. Di samping itu, jumlah artileri (berat) tidak cukup dan mereka tidak cukup mengenali musuh. Mereka sendiri harus menarik diri dari pesisir dan atas petunjuk Komisaris [[F.N. Nieuwenhuijzen]] (yang menjalin komunikasi dengan [[Daftar penguasa Hindia-Belanda|GubJen]] Loudon) dan kembali ke [[Pulau Jawa]]. |
|||
Hal ini disusul dengan [[Ekspedisi Aceh Kedua]] pada akhir tahun 1873. |
|||
Menurut [[George Frederik Willem Borel]], kapten artileri, serdadu dapat memperoleh pesisir bila mendapatkan titik lain yang agak lebih kuat, namun Komandan Marinir Koopman tidak dapat memberikan kepastian bahwa ada hubungan yang teratur antara bantaran sungai dan saat itu sedang berlangsung [[muson]] yang buruk, yang karena itulah kedatangan pasukan baru jadi sulit. |
|||
== |
== Lihat juga == |
||
* [[Sejarah Indonesia]] |
|||
Setelah kembalinya ekspedisi itu, angkatan tersebut banyak disalahkan akibat kegagalan ekspedisi itu. Dari situlah GubJen James Loudon mengadakan penyelidikan di mana para bawahan harus memberikan penilaian atas atasan mereka. Penyelidikan tersebut kemudian juga banyak menuai kontroversi dan menimbulkan "perang kertas" setelah Perang Aceh I (dokumen dan tulisan pro dan kontra penyelidikan tersebut terjadi terus menerus). |
|||
⚫ | |||
== |
== Referensi == |
||
{{reflist}} |
|||
Penyelidikan itu masih berawal, setelah [[Perang Aceh II]], ketika kapten dan kepala staf Brigade II [[G.C.E. van Daalen (1836-1889)|GCE. van Daalen]] menolak untuk ditekan GubJen Loudon. Alasan sebelumnya adalah selama itu Loudon telah memerintahkan penyelidikan yang untuk itu pamannya EC. van Daalen, yang merupakan [[panglima tertinggi]] ekspedisi pertama setelah kematian panglima tertinggi sebelumnya [[Johan Harmen Rudolf Kohler]], sebagai orang jenius yang malang setelah kegagalan ekspedisi tersebut, dihadirkan dan selama penyelidikan itu (meskipun kemudian meninggal) Van Daalen, komandan Pasukan Hindia, [[Willem Egbert Kroesen]] mengetahui bahwa pemerintah Hindia-Belanda tidak diberi cukup informasi atas terganggunya pembekalan senjata pada pasukan itu. Loudon tak mengizinkan Van Daalen (keponakan) mendapatkan [[Militaire Willems-Orde]] dan untuk itu memandang bahwa Van Daalen harus terus dikirimi uang tunjangan pensiun. |
|||
== |
== Sumber == |
||
* {{cite book |last=Ricklefs |first=M. C. |title=A History of Modern Indonesia Since c. 1300 |edition=2nd|publisher=Macmillan |year=1991 |isbn=0-333-57689-6}} |
|||
Raja [[Willem II dari Belanda|Willem II]] mulai menganugerahkan [[Medali Aceh 1873-1874]] pada tanggal [[12 Mei]] [[1874]]. Yang khas adalah pembawa medali tersebut juga dapat diberi [[gesper]] bertulisan "ATJEH 1873-1874" pada pita [[Ereteken voor Belangrijke Krijgsbedrijven]]. Terdapat pula salib Militaire Willems-Orde dan [[Medaille voor Moed en Trouw]]. |
|||
⚫ | |||
== Lihat pula == |
|||
[[Kategori:Perang Aceh]] |
|||
⚫ | |||
== Bibliografi == |
|||
* 1874. ''De oorlog tussen Nederland en Atchin.'' Redaksi: George Kepper. Nijgh en van Ditmar |
|||
* 1874. ''Bijlage: Een slechte verdediging. Nog iets over Atjeh door generaal De Stuers in de Gids 1875, nr. 4''. C.A. Jeekel. ''[[Het Vaderland]]'' Jumat 23 april 1875. |
|||
* 1875. ''Mr. J. Loudon en zijn Bestuur''. Pengantar oleh I.C. van Lie (Batavia. Bruining en Wijt). |
|||
* 1878. ''Onze vestiging in Atjeh. Critisch beschreven door'' G.F.W. Borel. D.A. Thieme |
|||
* 1879. ''De Waarheid over onze vestiging in Atjeh.'' J. van Swieten. Joh. Noman en Zoon |
|||
* 1879. ''Een woord over "De Waarheid" van generaal Van Swieten.'' F.N. Nieuwenhuizen. D.A. Thieme. |
|||
* 1879. ''Open brieven aan den heer G.F.W. Borel naar aanleiding van zijn boek Onze Vestiging in Atjeh (overgedrukt uit de Locomotief). '' Niclou. De Groot, Kolff en Co. Semarang |
|||
* 1879. ''Open Brief van Generaal J. van Swieten aan Generaal P.G. Booms. '' Nijgh en van Ditmar |
|||
* 1879. ''Eenige beschouwingen over "De Waarheid over onze vestiging in Atjeh van den luitenant generaal J. van Swieten''. [[Christiaan Antoon Jeekel]]. Henri J. Stemberg. |
|||
* 1880. ''Drogredenen zijn geen waarheid: Naar aanleiding van het werk van den Luitenant-Generaal Van Swieten over onze vestiging in Atjeh. '' G.F.W. Borel. Henri J. Stemberg |
|||
* 1880. ''Generaal van Swieten en de Waarheid '' oleh [[Gustave Verspijck]]. Henri J. Stemberg. |
|||
* 1880. ''De luitenant-generaal J. van Swieten contra den luitenant generaal G.M. Verspijck. '' oleh [[Jan van Swieten]]. Joh. Noman en Zoon. |
|||
* 1889. ''De verovering van Atjeh's groote Missigit''. [[J.F.D. Bruinsma]]. Sneek. H. Pyttersen. |
|||
⚫ | |||
[[Kategori:Sejarah Aceh]] |
[[Kategori:Sejarah Aceh]] |
||
[[Kategori:Konflik tahun 1873]] |
[[Kategori:Konflik dalam tahun 1873]] |
||
[[Kategori:Perang melibatkan Indonesia|Aceh]] |
|||
[[Kategori:Belanda dalam tahun 1873]] |
[[Kategori:Belanda dalam tahun 1873]] |
||
[[Kategori:Indonesia dalam tahun 1873]] |
|||
[[en:First Aceh Expedition]] |
|||
[[nl:Eerste Atjehexpeditie]] |
Revisi terkini sejak 14 Juni 2024 15.12
Perang Aceh Pertama | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Netherlands | Kesultanan Aceh | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
J.H.R. Köhler † |
Panglima Polim Sultan Alauddin Mahmud Syah II |
Perang Aceh Pertama, adalah kampanye militer yang dilakukan oleh Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL) melawan kesultanan Aceh di utara Sumatera pada tahun 1873. Ekspedisi ini diluncurkan sebagai tindakan hukuman oleh Belanda. pemerintah kolonial sebagai respons terhadap tantangan yang mereka rasakan terhadap kendali mereka atas wilayah tersebut dan perlawanan Aceh terhadap campur tangan Belanda dalam urusan-urusan di wilayah tersebut.[1]
Kampanye tersebut menghasilkan kemenangan Belanda. Namun hal ini merugikan kedua belah pihak, dengan banyak korban jiwa di kedua belah pihak dan kerusakan parah pada infrastruktur dan perekonomian Aceh.[2]
Pada awal tahun 1873, Konsul Amerika Serikat di Singapura berdiskusi dengan seorang utusan Aceh tentang kemungkinan perjanjian Aceh-Amerika, yang dianggap oleh Belanda sebagai pembenaran untuk melakukan intervensi. Pada bulan Maret 1873, Belanda mengebom ibu kota Aceh Banda Aceh (Kutaraja) dan pada bulan April mereka mendaratkan 3.000 tentara yang dipimpin oleh Johan Harmen Rudolf Köhler. Karena salah menilai perlawanan orang Aceh, Belanda terpaksa mundur karena kehilangan Köhler dan delapan puluh orangnya. Mereka kemudian melakukan blokade dan pasukan Aceh (yang diperkirakan berjumlah 10.000 hingga 100.000 orang) bersiap untuk berperang.
Hal ini disusul dengan Ekspedisi Aceh Kedua pada akhir tahun 1873.
Lihat juga
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Aceh: History, Politics and Culture". ISEAS Publishing Online Bookshop.
- ^ Saleh, I. A., The Dutch-Indonesian Aceh War (1873-1904): The Dutch Perspective, Southeast Asian Journal of Social Science, 9(1), 1-23
Sumber
[sunting | sunting sumber]- Ricklefs, M. C. (1991). A History of Modern Indonesia Since c. 1300 (edisi ke-2nd). Macmillan. ISBN 0-333-57689-6.