Lompat ke isi

Rel gerigi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Humboldt (bicara | kontrib)
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
 
(30 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Unreferenced|date=Agustus 2022}}
{{tone}}
[[Berkas:Lausanne Metro Track Closeup.jpg|thumb|Jalur rel gigi]]
[[Berkas:Lausanne Metro Track Closeup.jpg|jmpl|Jalur rel gigi]]
'''Jalur [[rel]] gigi''' (rack railway) ialah sistem [[rel pegunungan]] (elevasi kemiringan hingga sekitar 6%, di mana rel biasa elevasi kemiringan maksimum hanya 1%) dengan [[rel bertenaga tarik|rel bergigi]] khusus yang dinaiki di atas [[bantalan rel]] antara [[rel]] yang terbentang. [[Kereta api]] dicocokkan dengan 1 [[gir|roda gigi]] atau lebih yang yang bertautan dengan rel para-para ini. Ini memungkinkan [[lokomotif]] mengangkat [[KA]] melalui lereng yang curam.
'''Rel gerigi''' atau '''jalur rel gigi''' ({{lang-en|rack railway}}) ialah sistem [[rel pegunungan]] yang elevasi kemiringannya hingga sekitar 6%, bukan seperti rel biasa yang elevasi kemiringan maksimumnya hanya 1%. Rel ini dirancang dengan [[rel bertenaga tarik|rel bergigi]] khusus yang dinaiki di atas [[bantalan rel]] antara [[rel]] yang terbentang. [[Kereta api]] dicocokkan dengan 1 [[roda gigi]] atau lebih yang bertautan dengan rel para-para ini. Ini memungkinkan [[lokomotif]] mengangkat [[kereta api]] melalui lereng yang curam.


== Sistem ==
== Sistem ==
Berbagai macam sistem jalur rel gigi telah dikembangkan:
Berbagai macam sistem jalur rel gigi telah dikembangkan:
* Sistem Riggenbach menggunakan rak tangga, membentuk plat baja yang dihubungkan ruji bulat pada jarak yang beraturan. Sistem Riggenbach merupakan sistem pertama yang ditemukan, dan menderita masalah di mana rak tertentunya lebih rumit dan mahal untuk dibangun daripada sistem lain. Terkadang sistem ini dikenal sebagai sistem Marsh, karena penemuan serempak oleh penemu Amerika, Syvester Marsh, pembangun jalur rel Mount Washington.
* Sistem Riggenbach menggunakan rak tangga, membentuk plat baja yang dihubungkan ruji bulat pada jarak yang beraturan. Sistem Riggenbach merupakan sistem pertama yang ditemukan, dan menderita masalah di mana rak tertentunya lebih rumit dan mahal untuk dibangun daripada sistem lain. Terkadang sistem ini dikenal sebagai sistem Marsh, karena penemuan serempak oleh penemu Amerika, Syvester Marsh, pembangun jalur rel Mount Washington.
* Sistem Abt ditemukan oleh [[Roman Abt]], insinyur lokomotif [[Swiss]] yang mengerjakan jalur yang diperlengkapi dengan sistem Riggenbach, sebagai sistem rak yang diperbaiki. Rak Abt menonjolkan plat baja yang naik secara vertikal dan sejajar dengan rel, dengan gigi rak yang dimesinkan ke profil tepat padanya. Ini memakai gigi ujung sayap lokomotif yang lebih lancar daripada sistem Riggenbach. 2 atau 3 set paralel plat rak Abt digunakan, dengan sejumlah ujung sayap yang menggerakkan pada lokomotif yang berhubungan, untuk memastikan bahwa 1 gigi ujung sayap selalu digunakan dengan aman.
* Sistem Abt ditemukan oleh [[Roman Abt]], insinyur lokomotif [[Swiss]] yang mengerjakan jalur yang diperlengkapi dengan sistem Riggenbach, sebagai sistem rak yang diperbaiki. Rak Abt menonjolkan plat baja yang naik secara vertikal dan sejajar dengan rel, dengan gigi rak yang dimesinkan ke profil tepat padanya. Ini memakai gigi ujung sayap lokomotif yang lebih lancar daripada sistem Riggenbach. 2 atau 3 set paralel plat rak Abt digunakan, dengan sejumlah ujung sayap yang menggerakkan pada lokomotif yang berhubungan, untuk memastikan bahwa 1 gigi ujung sayap selalu digunakan dengan aman.
* Sistem Strub mirip dengan Abt namun hanya menggunakan 1 baris plat rak yang lebih lebar. Merupakan sistem rak termudah untuk dibiayai dan telah banyak terkenal.
* Sistem Strub mirip dengan Abt namun hanya menggunakan 1 baris plat rak yang lebih lebar. Merupakan sistem rak termudah untuk dibiayai dan telah banyak terkenal.
* Sistem Locher menggunakan gigi gir yang dipotong di sisinya daripada di atas rel, digunakan oleh 2 roda gigi di lokomotif. Sistem ini memungkinkan penggunaan pada tanjakan daripada sistem lain, yang giginya bisa melompat dari rak. Digunakan di jalur rel [[Gunung Pilatus]].
* Sistem Locher menggunakan gerigi (''gear teeth'') yang dipotong di sisinya daripada di atas rel, digunakan oleh 2 roda gigi di lokomotif. Sistem ini memungkinkan penggunaan pada tanjakan daripada sistem lain, yang giginya bisa melompat dari rak. Digunakan di jalur rel [[Gunung Pilatus]].
* [[Sistem rel gunung menurun|Sistem menurun]] (sebenarnya bukan sistem rak/para-para) menggunakan rel tengah yang timbul yang dipegang dengan mekanisme pada mesin.
* [[Sistem rel gunung menurun|Sistem menurun]] (sebenarnya bukan sistem rak/para-para) menggunakan rel tengah yang timbul yang dipegang dengan mekanisme pada mesin.


Sebagian besar jalur rel gigi menggunakan sistem Abt.
Sebagian besar jalur rel gigi menggunakan sistem Abt.


Beberapa sistem rel, dikenal sebagai 'rak dan adhesi', hanya menggunakan jalan bergigi di titik tertinggi dan di tempat lain berlaku seperti jalur rel biasa. Lainnya hanya rak. Di tipe terakhir, umumnya roda lokomotif free-wheeling dan meski rupanya tak menyumbang pengendaraan kereta.
Beberapa sistem rel, dikenal sebagai 'rak dan adhesi', hanya menggunakan jalan bergigi di titik tertinggi dan di tempat lain berlaku seperti jalur rel biasa. Lainnya hanya rak. Di tipe terakhir, umumnya roda lokomotif ''free-wheeling'' dan meski rupanya tak menyumbang pengendaraan kereta.


== Lokomotif gigi ==
== Lokomotif gigi ==
Awalnya, hampir seluruh jalur rel gigi mendapat tenaga dari [[lokomotif uap]]. Lokomotif uap perlu dimodifikasi secara luas di lingkungan itu. Tak seperti [[lokomotif diesel]] atau [[lokomotif listrik]], lokomotif uap hanya bekerja saat pembangkit tenaga listriknya (ketel, dalam hal ini) agak rata. Ketel lokomotif membutuhkan air untuk terus menutupi [[tabung ketel]] dan helai [[tungku]], khususnya [[lembar mahkota]], atasan tungku dari logam. Jika tak ditutupi dengan air, panas api akan melelehkannya hingga meledak di bawah tekanan ketel, menimbulkan kerusakan besar.
Awalnya, hampir seluruh jalur rel gigi mendapat tenaga dari [[lokomotif uap]]. Lokomotif uap perlu dimodifikasi secara luas di lingkungan itu. Tak seperti [[lokomotif diesel]] atau [[lokomotif listrik]], lokomotif uap hanya bekerja saat pembangkit tenaga listriknya (ketel, dalam hal ini) agak rata. Ketel lokomotif membutuhkan air untuk terus menutupi [[tabung ketel]] dan helai [[tungku]], khususnya [[lembar mahkota]], atasan tungku dari logam. Jika tak ditutupi dengan air, panas api akan melelehkannya hingga meledak di bawah tekanan ketel, menimbulkan kerusakan besar.


Pada sistem rak dengan kemiringan yang ekstrim, ketel, tempat masinis dan superstruktur umum lokomotif dimiringkan relatif ke depan ke roda, agar kurang lebih horizontal saat di jalur rel menanjak. Sering lokomotif itu tak berfungsi di jalur datar, dan begitu jalur keseluruhan, termasuk bengkel pemeliharaan, harus dibentangkan miring. Inilah salah satu alasan mengapa jalur rel para-para di antara satu yang mesti di[[listrik]]kan.
Pada sistem rak dengan kemiringan yang ekstrem, ketel, tempat masinis dan superstruktur umum lokomotif dimiringkan relatif ke depan ke roda, agar kurang lebih horizontal saat di jalur rel menanjak. Sering lokomotif itu tak berfungsi di jalur datar, dan begitu jalur keseluruhan, termasuk bengkel pemeliharaan, harus dibentangkan miring. Inilah salah satu alasan mengapa jalur rel para-para di antara satu yang mesti [[listrik|dilistrikkan]].


Pada jalur rel yang hanya rak (para-para) lokomotif selalu mendorong [[gerbong]] untuk alasan keamanan sejak lokomotif dicocokkan dengan rem yang amat kuat, sering termasuk kaitan atau kelem yang menarik rel rak dengan keras. Beberapa lokomotif dicocokkan dengan rem otomatis yang diterapkan jika kecepatannya terlalu tinggi dan tak bisa dikendalikan lagi. Sering tiada coupler antara lokomotif dan kereta sejak gaya berat akan selalu menekan gerbong terhadap lokomotif. Eletrikal yang mendapat kekuatan dari kendaraan sering memiliki remrel elektromagnetik juga.
Pada jalur rel yang hanya rak (para-para) lokomotif selalu mendorong [[gerbong]] untuk alasan keamanan sejak lokomotif dicocokkan dengan rem yang amat kuat, sering termasuk kaitan atau kelem yang menarik rel rak dengan keras. Beberapa lokomotif dicocokkan dengan rem otomatis yang diterapkan jika kecepatannya terlalu tinggi dan tak bisa dikendalikan lagi. Sering tiada ''coupler'' antara lokomotif dan kereta sejak gaya berat akan selalu menekan gerbong terhadap lokomotif. Eletrikal yang mendapat kekuatan dari kendaraan sering memiliki rem rel elektromagnetik juga.

Indonesia memiliki lokomotif bergerigi diantaranya;
* [[Lokomotif BB204|Lokomotif Diesel BB 204]]
* [[E10|Lokomotif Uap E10]]
* [[B25|Lokomotif Uap B25]]


== Jalur rel gigi di [[Indonesia]] ==
== Jalur rel gigi di [[Indonesia]] ==
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Weg en tandradspoor door de kloof van Anei Sumatra`s Westkust TMnr 60003626.jpg|thumb|300px|Jalur rel gigi di [[Lembah Anai]], Sumatera Barat (sekitar tahun 1880)]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Weg en tandradspoor door de kloof van Anei Sumatra`s Westkust TMnr 60003626.jpg|jmpl|Jalur rel gigi di [[Lembah Anai]], Sumatera Barat (sekitar tahun 1880)]]

[[Berkas:Ambarawa locomotief.jpg|thumb|300px|Lokomotif di Stasiun Ambarawa]]
Dewasa ini jalur rel gigi yang masih tersisa di Indonesia adalah jalur kereta di [[Sumatera Barat]] seperti yang melewati daerah [[kawasan]] [[wisata]] [[Lembah Anai]]. Dahulu, jalur rel [[Ambarawa, Semarang|Ambarawa]]-[[Bedono, Jambu, Semarang|Bedono]] merupakan bagian dari jalur rel [[Kedungjati, Grobogan|Kedungjati]]-[[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]], yang kini sudah tak dipakai lagi. Di Ambarawa ada [[Museum kereta api Ambarawa|museum KA]] (yang juga berfungsi sebagai stasiun) yang menyimpan loko-loko antik. Para turis masih bisa bernostalgia jalur Ambarawa-Bedono dengan kereta rel gigi yang masih beroperasi di sana.
Dewasa ini jalur rel gigi yang masih tersisa di Indonesia adalah jalur kereta di [[Sumatera Barat]] seperti yang melewati daerah [[kawasan]] [[wisata]] [[Lembah Anai]] dan di [[Jalur kereta api Secang-Kedungjati]], yang kini sudah tak dipakai lagi. Di Ambarawa ada [[Museum Kereta Api Ambarawa|museum KA]] (yang juga berfungsi sebagai stasiun) yang menyimpan Lokomotif [[B25]] yang memiliki roda gerigi, serta di [[Museum Kereta Api Sawahlunto]] menyimpan Lokomotif [[E10|E10 60]] yang juga memiliki roda bergerigi namun tidak cocok untuk rel gerigi di [[Jalur kereta api Secang-Kedungjati]].


== Dalam fiksi ==
== Dalam fiksi ==
[[Culdee Fell Mountain Railway]] ialah jalur rel gigi [[fiksi|fiktif]] di [[Kepulauan Sodor]] di [[The Railway Series]] oleh [[W.V. Awdry|Rev. W. Awdry]]. Operasinya, lokomotif dan sejarahnya paling tidak di bagian hyang berdasarkan pada [[Snowdon Mountain Railway]].
[[Culdee Fell Mountain Railway]] ialah jalur rel gigi [[fiksi|fiktif]] di [[Kepulauan Sodor]] di [[The Railway Series]] oleh [[W.V. Awdry|Rev. W. Awdry]]. Operasinya, lokomotif dan sejarahnya paling tidak di bagian yang berdasarkan pada [[Snowdon Mountain Railway]].


{{Commonscat|Rack railway lines}}
[[Kategori:Transportasi rel]]


[[ca:Tren cremallera]]
[[Kategori:Jalur permanen]]
[[cs:Ozubnicová dráha]]
[[cy:Rheilffordd rhac a phiniwn]]
[[da:Tandhjulsbane]]
[[de:Zahnradbahn]]
[[en:Rack railway]]
[[eo:Dentrada fervojo]]
[[es:Ferrocarril de cremallera]]
[[fi:Hammasrata]]
[[fr:Chemin de fer à crémaillère]]
[[hu:Fogaskerekű vasút]]
[[it:Ferrovia a cremagliera]]
[[ja:ラック式鉄道]]
[[lb:Zännstaang]]
[[lv:Zobratu dzelzceļš]]
[[nl:Tandradspoorweg]]
[[no:Tannstangbane]]
[[pl:Kolej zębata]]
[[pt:Cremalheira#Sistema de cremalheira em ferrovias]]
[[ru:Зубчатая железная дорога]]
[[sk:Ozubnicová železnica]]
[[sv:Kuggstångsbana]]
[[ta:பற்சட்ட இருப்புப்பாதை]]
[[zh:齒軌鐵路]]

Revisi terkini sejak 23 Juli 2024 16.46

Jalur rel gigi

Rel gerigi atau jalur rel gigi (bahasa Inggris: rack railway) ialah sistem rel pegunungan yang elevasi kemiringannya hingga sekitar 6%, bukan seperti rel biasa yang elevasi kemiringan maksimumnya hanya 1%. Rel ini dirancang dengan rel bergigi khusus yang dinaiki di atas bantalan rel antara rel yang terbentang. Kereta api dicocokkan dengan 1 roda gigi atau lebih yang bertautan dengan rel para-para ini. Ini memungkinkan lokomotif mengangkat kereta api melalui lereng yang curam.

Berbagai macam sistem jalur rel gigi telah dikembangkan:

  • Sistem Riggenbach menggunakan rak tangga, membentuk plat baja yang dihubungkan ruji bulat pada jarak yang beraturan. Sistem Riggenbach merupakan sistem pertama yang ditemukan, dan menderita masalah di mana rak tertentunya lebih rumit dan mahal untuk dibangun daripada sistem lain. Terkadang sistem ini dikenal sebagai sistem Marsh, karena penemuan serempak oleh penemu Amerika, Syvester Marsh, pembangun jalur rel Mount Washington.
  • Sistem Abt ditemukan oleh Roman Abt, insinyur lokomotif Swiss yang mengerjakan jalur yang diperlengkapi dengan sistem Riggenbach, sebagai sistem rak yang diperbaiki. Rak Abt menonjolkan plat baja yang naik secara vertikal dan sejajar dengan rel, dengan gigi rak yang dimesinkan ke profil tepat padanya. Ini memakai gigi ujung sayap lokomotif yang lebih lancar daripada sistem Riggenbach. 2 atau 3 set paralel plat rak Abt digunakan, dengan sejumlah ujung sayap yang menggerakkan pada lokomotif yang berhubungan, untuk memastikan bahwa 1 gigi ujung sayap selalu digunakan dengan aman.
  • Sistem Strub mirip dengan Abt namun hanya menggunakan 1 baris plat rak yang lebih lebar. Merupakan sistem rak termudah untuk dibiayai dan telah banyak terkenal.
  • Sistem Locher menggunakan gerigi (gear teeth) yang dipotong di sisinya daripada di atas rel, digunakan oleh 2 roda gigi di lokomotif. Sistem ini memungkinkan penggunaan pada tanjakan daripada sistem lain, yang giginya bisa melompat dari rak. Digunakan di jalur rel Gunung Pilatus.
  • Sistem menurun (sebenarnya bukan sistem rak/para-para) menggunakan rel tengah yang timbul yang dipegang dengan mekanisme pada mesin.

Sebagian besar jalur rel gigi menggunakan sistem Abt.

Beberapa sistem rel, dikenal sebagai 'rak dan adhesi', hanya menggunakan jalan bergigi di titik tertinggi dan di tempat lain berlaku seperti jalur rel biasa. Lainnya hanya rak. Di tipe terakhir, umumnya roda lokomotif free-wheeling dan meski rupanya tak menyumbang pengendaraan kereta.

Lokomotif gigi

[sunting | sunting sumber]

Awalnya, hampir seluruh jalur rel gigi mendapat tenaga dari lokomotif uap. Lokomotif uap perlu dimodifikasi secara luas di lingkungan itu. Tak seperti lokomotif diesel atau lokomotif listrik, lokomotif uap hanya bekerja saat pembangkit tenaga listriknya (ketel, dalam hal ini) agak rata. Ketel lokomotif membutuhkan air untuk terus menutupi tabung ketel dan helai tungku, khususnya lembar mahkota, atasan tungku dari logam. Jika tak ditutupi dengan air, panas api akan melelehkannya hingga meledak di bawah tekanan ketel, menimbulkan kerusakan besar.

Pada sistem rak dengan kemiringan yang ekstrem, ketel, tempat masinis dan superstruktur umum lokomotif dimiringkan relatif ke depan ke roda, agar kurang lebih horizontal saat di jalur rel menanjak. Sering lokomotif itu tak berfungsi di jalur datar, dan begitu jalur keseluruhan, termasuk bengkel pemeliharaan, harus dibentangkan miring. Inilah salah satu alasan mengapa jalur rel para-para di antara satu yang mesti dilistrikkan.

Pada jalur rel yang hanya rak (para-para) lokomotif selalu mendorong gerbong untuk alasan keamanan sejak lokomotif dicocokkan dengan rem yang amat kuat, sering termasuk kaitan atau kelem yang menarik rel rak dengan keras. Beberapa lokomotif dicocokkan dengan rem otomatis yang diterapkan jika kecepatannya terlalu tinggi dan tak bisa dikendalikan lagi. Sering tiada coupler antara lokomotif dan kereta sejak gaya berat akan selalu menekan gerbong terhadap lokomotif. Eletrikal yang mendapat kekuatan dari kendaraan sering memiliki rem rel elektromagnetik juga.

Indonesia memiliki lokomotif bergerigi diantaranya;

Jalur rel gigi di Indonesia

[sunting | sunting sumber]
Jalur rel gigi di Lembah Anai, Sumatera Barat (sekitar tahun 1880)

Dewasa ini jalur rel gigi yang masih tersisa di Indonesia adalah jalur kereta di Sumatera Barat seperti yang melewati daerah kawasan wisata Lembah Anai dan di Jalur kereta api Secang-Kedungjati, yang kini sudah tak dipakai lagi. Di Ambarawa ada museum KA (yang juga berfungsi sebagai stasiun) yang menyimpan Lokomotif B25 yang memiliki roda gerigi, serta di Museum Kereta Api Sawahlunto menyimpan Lokomotif E10 60 yang juga memiliki roda bergerigi namun tidak cocok untuk rel gerigi di Jalur kereta api Secang-Kedungjati.

Dalam fiksi

[sunting | sunting sumber]

Culdee Fell Mountain Railway ialah jalur rel gigi fiktif di Kepulauan Sodor di The Railway Series oleh Rev. W. Awdry. Operasinya, lokomotif dan sejarahnya paling tidak di bagian yang berdasarkan pada Snowdon Mountain Railway.