Lompat ke isi

Lapindo Brantas Inc.: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 2 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.2
 
(38 revisi perantara oleh 27 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{untuk|layanan [[kereta api]] milik [[PT Kereta Api Indonesia]]|kereta api Brantas}}
[[Berkas:Logo Lapindo Brantas.gif|right|200px]]
{{for|tragedi yang sama|Lumpur Lapindo}}
'''Lapindo Brantas Inc.''' adalah salah satu perusahaan [[Kontraktor Kontrak Kerja Sama]] (KKKS) ditunjuk [[BPMIGAS]] untuk melakukan proses pengeboran [[minyak]] dan [[gas|gas bumi]].
{{ infobox company
| name = PT Lapindo Brantas Inc.
| logo = Logo Lapindo Brantas.gif
| caption = Logo PT Lapindo Brantas
| type = [[Anak perusahaan]] dari [[Energi Mega Persada]]
| genre = Perusahaan [[pertambangan]]
| fate = Diteruskan oleh anak perusahaannya, [[Minarak Lapindo Jaya]], untuk menyelesaikan [[ganti rugi]] akibat [[banjir lumpur panas Sidoarjo]]
| location_city = [[Sidoarjo]]
| location_country = {{flag|Indonesia}}
| key_people = [[Nirwan Bakrie]], CEO
| industry = [[Minyak]] dan [[gas bumi]]
| parent = [[Energi Mega Persada]]
| website = [http://www.lapindo-brantas.co.id/id/ lapindo-brantas.co.id]
}}
'''Lapindo Brantas Inc.''' adalah salah satu perusahaan [[Kontraktor Kontrak Kerja Sama]] (KKKS) yang ditunjuk [[BPMIGAS]] untuk melakukan proses pengeboran [[minyak]] dan [[gas|gas bumi]] di [[Indonesia]].


Saham Lapindo Brantas dimiliki 100% oleh PT. Energi Mega Persada melalui anak perusahaannya yaitu PT Kalila Energy Ltd (84,24 persen) dan Pan Asia Enterprise (15,76 persen). Saat ini Lapindo memiliki 50% ''participating interest'' di wilayah Blok Brantas, [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]. Selain Lapindo, ''participating interest'' Blok Brantas juga dimiliki oleh PT Medco E&P Brantas (anak perusahaan dari [[Medco Energi Internasional|MedcoEnergi]]) sebesar 32 persen dan [[Santos Limited|Santos]] sebesar 18 persen. Dikarenakan memiliki nilai saham terbesar, maka Lapindo Brantas bertindak sebagai operator.
Saham Lapindo Brantas dimiliki 100% oleh PT [[Energi Mega Persada]] melalui anak perusahaannya yaitu PT Kalila Energy Ltd (84,24 persen) dan Pan Asia Enterprise (15,76 persen). Saat ini Lapindo memiliki 50% ''participating interest'' di wilayah Blok Brantas, [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]. Selain Lapindo, ''participating interest'' Blok Brantas juga dimiliki oleh PT Medco E&P Brantas (anak perusahaan dari [[Medco Energi Internasional|MedcoEnergi]]) sebesar 32 persen dan [[Santos Limited|Santos]] sebesar 18 persen. Dikarenakan memiliki nilai saham terbesar, maka Lapindo Brantas bertindak sebagai operator.

PT. Energi Mega Persada sebagai pemilik saham mayoritas Lapindo Brantas merupakan anak perusahaan [[Grup Bakrie]]. Grup Bakrie memiliki 63,53% saham, sisanya dimiliki komisaris EMP, Rennier A.R. Latief, dengan 3,11%, Julianto Benhayudi 2,18%, dan publik 31,18% [http://www.wartaekonomi.com/detail.asp?aid=7539&cid=24]. ''Chief Executive Officer'' (CEO) Lapindo Brantas Inc. adalah [[Nirwan Bakrie]] yang merupakan adik kandung dari pengusaha dan [[Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia]] pada [[Kabinet Indonesia Bersatu]], [[Aburizal Bakrie]].


== Penjualan saham ==
== Penjualan saham ==
Pada 20 September, PT Energi Mega Persada Tbk (PT EMP) berencana menjual Lapindo Brantas Inc ke Lyte Limited, perusahaan yang berafiliasi ke Kelompok Usaha Bakrie. Akan tetapi penjualan ini tidak disetujui oleh [[Badan Pengawas Pasar Modal|Bapepam-LK]] dengan alasan manajemen Energi belum bisa memberi penjelasan apa penyebab insiden lumpur panas dan pihak mana yang harus bertanggungjawab.
Pada tanggal [[20 September]] [[2006]], PT Energi Mega Persada Tbk (PT EMP) berencana menjual Lapindo Brantas Inc ke Lyte Limited, perusahaan yang berafiliasi ke Kelompok Usaha Bakrie. Akan tetapi penjualan ini tidak disetujui oleh [[Badan Pengawas Pasar Modal|Bapepam-LK]] dengan alasan manajemen Energi belum bisa memberi penjelasan apa penyebab insiden lumpur panas dan pihak mana yang harus bertanggung jawab.


Oleh karena itu, PT EMP mengalihkan rencana penjualan Lapindo Brantas ke pihak ketiga yang tidak berafiliasi dengan grup Bakrie sehingga tidak perlu meminta persetujuan [[rapat umum pemegang saham]] karena bukan benturan kepentingan, sebagaimana yang terjadi dengan penjualan kepada Lyte. [http://www.bisnis.com/servlet/page?_pageid=127&_dad=portal30&_schema=PORTAL30&vnw_lang_id=2&ptopik=A01&cdate=15-NOV-2006&inw_id=485430] Pada 14 November 2006, kepemilikan saham EMP di Lapindo akhirnya dijual kepada Freehold Group Limited, sebuah perusahaan investasi yang berkedudukan di [[Kepulauan Virgin Britania Raya]], [http://kompas.com/kompas-cetak/0611/16/utama/3099423.htm] namun penjualan ini lalu dibatalkan Freehold pada 28 November 2006. [http://kompas.com/ver1/Ekonomi/0611/28/134644.htm]
Oleh karena itu, PT EMP mengalihkan rencana penjualan Lapindo Brantas ke pihak ketiga yang tidak berafiliasi dengan grup Bakrie sehingga tidak perlu meminta persetujuan ''Rapat Umum Pemegang Saham'' (RUPS). Dengan alasan tidak adanya benturan kepentingan, sebagaimana yang terjadi dengan penjualan kepada Lyte Limited,<ref>{{Cite news|url=http://www.bisnis.com/servlet/page?_pageid=127&_dad=portal30&_schema=PORTAL30&vnw_lang_id=2&ptopik=A01&cdate=15-NOV-2006&inw_id=485430 |title=Salinan arsip |access-date=2006-11-15 |archive-date=2007-03-11 |archive-url=https://web.archive.org/web/20070311051027/http://www.bisnis.com/servlet/page?_pageid=127&_dad=portal30&_schema=PORTAL30&vnw_lang_id=2&ptopik=A01&cdate=15-NOV-2006&inw_id=485430 |dead-url=yes |work=[[Bisnis Indonesia|Bisnis.com]] }}</ref> maka pada tanggal [[14 November]] [[2006]] kepemilikan saham PT EMP di Lapindo Brantas akhirnya dijual kepada Freehold Group Limited, sebuah perusahaan investasi yang berkedudukan di [[Kepulauan Virgin Britania Raya]],<ref>{{Cite web |url=http://kompas.com/kompas-cetak/0611/16/utama/3099423.htm |title=Salinan arsip |access-date=2006-11-16 |archive-date=2007-03-13 |archive-url=https://web.archive.org/web/20070313045043/http://kompas.com/kompas-cetak/0611/16/utama/3099423.htm |dead-url=yes }}</ref> namun penjualan ini lalu dibatalkan Freehold pada 28 November 2006.<ref>{{Cite web |url=http://kompas.com/ver1/Ekonomi/0611/28/134644.htm |title=Salinan arsip |access-date=2006-11-28 |archive-date=2007-03-12 |archive-url=https://web.archive.org/web/20070312133605/http://kompas.com/ver1/Ekonomi/0611/28/134644.htm |dead-url=yes }}</ref>

Tahun [[2007]], EMP memutuskan tidak mengkonsolidasikan Lapindo Brantas Inc., Kalila Energy dan Pan Asia Enterprise ke dalam laporan keuangan mereka.


== Semburan lumpur di Porong ==
== Semburan lumpur di Porong ==
{{utama|Banjir Lumpur Panas Sidoarjo 2006}}
{{utama|Banjir lumpur panas Sidoarjo}}
Pada [[29 Mei]] [[2006]], [[Semburan lumpur panas di Sidoarjo|lumpur panas]] menyembur dari sumur Banjar Panji-1 milik PT. Lapindo Brantas di desa [[Renokenongo, Porong, Sidoarjo|Renokenongo]], kecamatan [[Porong, Sidoarjo|Porong]], [[Kabupaten Sidoarjo]] provinsi [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]. Semburan lumpur yang sampai dengan bulan November 2010 belum berhasil dihentikan telah menyebabkan tutupnya tak kurang dari 10 pabrik dan 90 hektar sawah serta pemukiman penduduk tak bisa digunakan dan ditempati lagi. Banjir Lumpur panas selain mengganggu jadwal perjalanan kereta api dari dan ke Surabaya, juga menyebabkan [[jalan tol]] [[Surabaya]]-[[Gempol]] ditutup untuk ruas Gempol-Sidoarjo sehingga menyebabkan kemacetan luar biasa di jalur dari dan menuju ke Surabaya. Jalur tol pengganti kini mulai dibangun karena kemacetan lalu-lintas di jalur ini sangat mengganggu perekonomian [[Jawa Timur]].
Pada tanggal [[26 Mei]] [[2006]], [[lumpur panas]] menyembur dari rekahan tanah yang jaraknya kurang lebih 200 meter dari sumur Banjar Panji-1 milik PT Lapindo Brantas di Desa [[Renokenongo, Porong, Sidoarjo|Renokenongo]], Kecamatan [[Porong, Sidoarjo|Porong]], [[Kabupaten Sidoarjo]], Provinsi [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]. Semburan lumpur yang sampai dengan bulan [[Oktober]] [[2006]] belum berhasil dihentikan telah menyebabkan tutupnya tak kurang dari 10 pabrik dan 90 hektare sawah serta pemukiman penduduk tak bisa digunakan dan ditempati lagi. Banjir Lumpur panas selain mengganggu jadwal perjalanan [[kereta api]] dari dan ke [[Kota Surabaya|Surabaya]], juga menyebabkan [[jalan tol]] [[Surabaya]]-[[Gempol]] ditutup untuk ruas [[Gempol-Porong]] pada bulan [[Agustus]] [[2006]] sehingga menyebabkan kemacetan luar biasa di jalur Gempol dari dan menuju ke Surabaya. Jalur tol pengganti kini sudah dibangun yaitu [[Jalan Tol Gempol-Kejapanan]] dan [[Arteri Baru Porong]] untuk memperbaiki [[lalu lintas]] perekonomian di [[Jawa Timur]], khususnya [[Surabaya]].


== Referensi ==
[[Kategori:KKKS]]
{{reflist}}

== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.lapindo-brantas.co.id/ Situs Web Resmi: ''Lapindo Brantas Inc.'']

{{Bakrie Group}}

[[Kategori:Kontraktor Kontrak Kerja Sama SKK Migas]]
[[Kategori:Grup Energi Mega Persada]]
[[Kategori:Grup Energi Mega Persada]]
[[Kategori:Perusahaan minyak dan gas Indonesia]]
[[Kategori:Perusahaan minyak dan gas Indonesia]]

[[en:PT Lapindo Brantas]]
[[fr:Lapindo Brantas]]

Revisi terkini sejak 20 Desember 2022 16.13

PT Lapindo Brantas Inc.
Anak perusahaan dari Energi Mega Persada
IndustriMinyak dan gas bumi
GenrePerusahaan pertambangan
NasibDiteruskan oleh anak perusahaannya, Minarak Lapindo Jaya, untuk menyelesaikan ganti rugi akibat banjir lumpur panas Sidoarjo
Kantor pusat,
Tokoh kunci
Nirwan Bakrie, CEO
IndukEnergi Mega Persada
Situs weblapindo-brantas.co.id

Lapindo Brantas Inc. adalah salah satu perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang ditunjuk BPMIGAS untuk melakukan proses pengeboran minyak dan gas bumi di Indonesia.

Saham Lapindo Brantas dimiliki 100% oleh PT Energi Mega Persada melalui anak perusahaannya yaitu PT Kalila Energy Ltd (84,24 persen) dan Pan Asia Enterprise (15,76 persen). Saat ini Lapindo memiliki 50% participating interest di wilayah Blok Brantas, Jawa Timur, Indonesia. Selain Lapindo, participating interest Blok Brantas juga dimiliki oleh PT Medco E&P Brantas (anak perusahaan dari MedcoEnergi) sebesar 32 persen dan Santos sebesar 18 persen. Dikarenakan memiliki nilai saham terbesar, maka Lapindo Brantas bertindak sebagai operator.

Penjualan saham

[sunting | sunting sumber]

Pada tanggal 20 September 2006, PT Energi Mega Persada Tbk (PT EMP) berencana menjual Lapindo Brantas Inc ke Lyte Limited, perusahaan yang berafiliasi ke Kelompok Usaha Bakrie. Akan tetapi penjualan ini tidak disetujui oleh Bapepam-LK dengan alasan manajemen Energi belum bisa memberi penjelasan apa penyebab insiden lumpur panas dan pihak mana yang harus bertanggung jawab.

Oleh karena itu, PT EMP mengalihkan rencana penjualan Lapindo Brantas ke pihak ketiga yang tidak berafiliasi dengan grup Bakrie sehingga tidak perlu meminta persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dengan alasan tidak adanya benturan kepentingan, sebagaimana yang terjadi dengan penjualan kepada Lyte Limited,[1] maka pada tanggal 14 November 2006 kepemilikan saham PT EMP di Lapindo Brantas akhirnya dijual kepada Freehold Group Limited, sebuah perusahaan investasi yang berkedudukan di Kepulauan Virgin Britania Raya,[2] namun penjualan ini lalu dibatalkan Freehold pada 28 November 2006.[3]

Tahun 2007, EMP memutuskan tidak mengkonsolidasikan Lapindo Brantas Inc., Kalila Energy dan Pan Asia Enterprise ke dalam laporan keuangan mereka.

Semburan lumpur di Porong

[sunting | sunting sumber]

Pada tanggal 26 Mei 2006, lumpur panas menyembur dari rekahan tanah yang jaraknya kurang lebih 200 meter dari sumur Banjar Panji-1 milik PT Lapindo Brantas di Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Semburan lumpur yang sampai dengan bulan Oktober 2006 belum berhasil dihentikan telah menyebabkan tutupnya tak kurang dari 10 pabrik dan 90 hektare sawah serta pemukiman penduduk tak bisa digunakan dan ditempati lagi. Banjir Lumpur panas selain mengganggu jadwal perjalanan kereta api dari dan ke Surabaya, juga menyebabkan jalan tol Surabaya-Gempol ditutup untuk ruas Gempol-Porong pada bulan Agustus 2006 sehingga menyebabkan kemacetan luar biasa di jalur Gempol dari dan menuju ke Surabaya. Jalur tol pengganti kini sudah dibangun yaitu Jalan Tol Gempol-Kejapanan dan Arteri Baru Porong untuk memperbaiki lalu lintas perekonomian di Jawa Timur, khususnya Surabaya.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Salinan arsip". Bisnis.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-03-11. Diakses tanggal 2006-11-15. 
  2. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-03-13. Diakses tanggal 2006-11-16. 
  3. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-03-12. Diakses tanggal 2006-11-28. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]