Edward Jenner: Perbedaan antara revisi
Luckas-bot (bicara | kontrib) k r2.7.1) (bot Menambah: fy:Edward Jenner |
k →top: clean up, removed stub tag |
||
(36 revisi perantara oleh 26 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Infobox scientist |
|||
[[Berkas:Edward Jenner.jpg|thumb|right|Edward Jenner]] |
|||
|name = Edward Jenner |
|||
'''Edward Jenner''' ([[17 Mei]] [[1749]] - [[26 Januari]] [[1823]]) adalah [[dokter]] pedesaan Inggris yang praktik di Berkeley, [[Gloucestershire]], [[Inggris]], yang terkenal karena memperkenalkan [[vaksin]] [[cacar air]]. |
|||
|image = Edward Jenner.jpg |
|||
|birth_date = {{birth date|1749|5|17|df=y}} |
|||
|birth_place = Berkeley, [[Gloucestershire]] |
|||
|death_date = {{death date and age|1823|1|26|1749|5|17|df=y}} |
|||
|death_place = Berkeley, [[Gloucestershire]] |
|||
|residence = Berkeley, [[Gloucestershire]] |
|||
|citizenship = |
|||
|nationality = Inggris |
|||
|ethnicity = |
|||
|field = Kedokteran Bedah, sejarah alam |
|||
|work_institutions = |
|||
|alma_mater = St. George, Universitas London <br> Universitas St. Andrews |
|||
|academic_advisors = John Hunter |
|||
|doctoral_students = |
|||
|known_for = vaksin cacar; [[Vaksinasi]], Orang ke-dua yang menemukan konsep vaksin setelah [[Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi]] |
|||
|author_abbrev_bot = |
|||
|author_abbrev_zoo = |
|||
|influences = |
|||
|influenced = |
|||
|prizes = |
|||
}} |
|||
'''Edward Jenner''' ({{lahirmati|Berkeley, Gloucestershire|17|5|1749|Berkeley, Gloucestershire|26|1|1823}}) sudah belajar ilmu bedah dengan cara magang kepada ahli bedah terkenal Daniel Ludlow di Sudbary, dekat Bristol. Lalu pada usia 21 tahun, dia hijrah ke London dan megang kepada seorang ahli bedah terkenal bernama John Hunter. |
|||
{{negara-bio-stub|Britania Raya}} |
|||
Suatu hari pada tahun 1796, seorang [[gadis pemerah susu]] bernama Sarah Nelmes mendatangi Jenner dan mengeluhkan adanya rash di tangannya. Jenner lalu mengambil materi rash yang diketahui sebagai penyakit cacar menular pada sapi tersebut ([[cacar sapi]] atu ''cowpox'') dengan pisau tajam dan memidahkannya ke lengan James Phipps, seorang anak tukang kebunnya yang berusia delapan tahun. Akibatnya, Phipps terkena cowpox, tetapi segera sembuh. |
|||
Jenner lantas mengoleskan materi dari luka cacar ''smallpox'' ([[variola]]), penyakit mematikan yang mewabah saat itu, ke luka yang dia buat di tangan Phipps. Sebagaimana dugaan Jeenner, Phipps tidak terkena cacar. Sesuatu yang berasal dari Phipps telah melindungi Phipps. |
|||
Setelah percobaanya sukses, Jenner kembali melakukan percobaan sebanyak 23 kasus yang sama, termasuk kepada anak lelakinya yang berumur 11 bulan. Semua detail penelitiannya dia kumpulkan dalam buku An Inquiry the Causes and Effects of the Variolae Vaccinae. Dengan keberhasilan Jenner ini, ilmu ilmunologi pun lahir. |
|||
Penemuan Jenner dikenal sebagai vaksinasi yang diambil dari bahasa latin sapi, yaitu vacca. Pada 1789, dia mengirim artikel ilmiah tentang hasil studi yang dilakukannya kepada majalah The Royal Society yang terkenal dan bergengsi. Dia menjelaskan bahwa upaya vaksinasi yang dilakukannya berhasil memberi perlindungan dari serangan penyakit cacar. |
|||
Sayangnya, metode penelitian ekperimental yang dilakkukan Jenner dipandang tidak lazim dan tidak memenuhi criteria ilmiah yang dianut pada masa itu. Pihak redaksi tidak saja menolak untuk menerbitkan artikel ilmiah tersebut, tetapi juga mengkritik keras dan mencemooh upaya tanpa pamrih yang dilakukan Jenner. |
|||
Penolakan itu tidak saja menunda upaya pengendalian penyakit cacar yang dianantikan oleh banyak orang, tetapi yang lebih mengenaskan, telah mebiarkan lagi banyak korban yang tak berdosa terbunuh. Peristiwa ini tercatat untuk sekian kalinya dalam sejarah tentang arogansi ilmiah yang membekap manusia dalam kejumudan. |
|||
Selama berabad-abad, pada ilmuwan belum mampu membuka tabir misteri pengendalian penyakit cacar. Para ilmuwan itu seakan tidak merasakan dan tidak sensitive terhadap derita orang banyak. Mereka terkesan telah menghambat sosialisasi penemuan yang terbukti berkontribusi besar terhadap peningkatan derajat kesejahteraan manusia. Namun, Jener tidak menyerah. |
|||
Sebagai seoran penemu, Edward Jenner layak diteladani. Kemauannya yang keras, semangatnya yang tinggi, dan tak kenal menyerah telah didedikasikannya bagi sebuah keyakinan terhadap peningkatan derajat kesejahteraan umat manusia selama berabad-abad berselang. |
|||
Ratusan tahun sejak momentum keberhasilan Jenner, vaksin telah digunakan untuk terapi berbagai penyakit. Louis Pasteur mengembangkan teknik vaksinasi pada abad ke-19 dan mengaplikasikan penggunaannya untuk penyakit anthrax dan rabies. Dengan vaksin pula, beberapa penyakit besar yang melanda umat manusia dapat dikontrol atau dibatasi penyebarannya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat beberapa jenis vaksin pertama yang digunakan manusia, yaitun cacar pada 1798, rabies (1885), pes (1897), difteri (1923), pertusis (1926), tuberkolosis (1927), tetanus (1927), dan yellow fever (1935). |
|||
Setelah Perang Dunia ke II, pengembangan vaksin mengalami percepatan. Vaksin polio suntik pertama diaplikasikan pada manusia pada 1955, lalu polio oral (1962), campak (1964), mumps (1967), rubella (1970), dan hepatitis B (1981). |
|||
WHO pun mencanangkan beberapa program vaksinasi dengan target eradikasi penyakit. Untuk cacar, penyakit yang sejak awal mencatat sejarah vaksinasi, kasus terakhir terjadi di Somalia pada 1977. Sementara penyakit polio, ditargetkan WHO teradikasi 2000. meski target ini tidak sepenuhnya tercapai tetapi eradikasi hampir dikatakan berhasil. |
|||
{{DEFAULTSORT:Jenner, Edward}} |
|||
{{Commonscat|Edward Jenner}} |
{{Commonscat|Edward Jenner}} |
||
{{lifetime|1749|1823|}} |
{{lifetime|1749|1823|}} |
||
{{DEFAULTSORT:Jenner, Edward}} |
|||
[[Kategori:100 Tokoh menurut Michael H. Hart]] |
|||
[[Kategori:Dokter Britania Raya]] |
[[Kategori:Dokter Britania Raya]] |
||
[[an:Edward Jenner]] |
|||
[[ar:إدوارد جينر]] |
|||
[[ast:Edward Jenner]] |
|||
[[be:Эдуард Джэнер]] |
|||
[[bn:এডোয়ার্ড জেনার]] |
|||
[[bs:Edward Jenner]] |
|||
[[ca:Edward Jenner]] |
|||
[[cs:Edward Jenner]] |
|||
[[cy:Edward Jenner]] |
|||
[[da:Edward Jenner]] |
|||
[[de:Edward Jenner]] |
|||
[[el:Έντουαρντ Τζέννερ]] |
|||
[[en:Edward Jenner]] |
|||
[[eo:Edward Jenner]] |
|||
[[es:Edward Jenner]] |
|||
[[et:Edward Jenner]] |
|||
[[eu:Edward Jenner]] |
|||
[[fa:ادوارد جنر]] |
|||
[[fi:Edward Jenner]] |
|||
[[fr:Edward Jenner]] |
|||
[[fy:Edward Jenner]] |
|||
[[gl:Edward Jenner]] |
|||
[[he:אדוארד ג'נר]] |
|||
[[hi:एडवार्ड जेनर]] |
|||
[[hr:Edward Jenner]] |
|||
[[hu:Edward Jenner]] |
|||
[[ia:Edward Jenner]] |
|||
[[io:Edward Jenner]] |
|||
[[is:Edward Jenner]] |
|||
[[it:Edward Jenner]] |
|||
[[ja:エドワード・ジェンナー]] |
|||
[[jv:Edward Jenner]] |
|||
[[kn:ಎಡ್ವರ್ಡ್ ಜೆನ್ನರ್]] |
|||
[[ko:에드워드 제너]] |
|||
[[ku:Edward Jenner]] |
|||
[[la:Eduardus Iennerus]] |
|||
[[lb:Edward Jenner]] |
|||
[[lt:Edward Jenner]] |
|||
[[lv:Edvards Dženners]] |
|||
[[mk:Едвард Џенер]] |
|||
[[mr:एडवर्ड जेनर]] |
|||
[[my:အက်ဒွပ် ဂျင်းနား]] |
|||
[[nl:Edward Jenner]] |
|||
[[no:Edward Jenner]] |
|||
[[pam:Edward Jenner]] |
|||
[[pl:Edward Jenner]] |
|||
[[pt:Edward Jenner]] |
|||
[[qu:Edward Jenner]] |
|||
[[ro:Edward Jenner]] |
|||
[[ru:Дженнер, Эдвард]] |
|||
[[sco:Edward Jenner]] |
|||
[[sh:Edward Jenner]] |
|||
[[simple:Edward Jenner]] |
|||
[[sk:Edward Jenner]] |
|||
[[sl:Edward Jenner]] |
|||
[[sr:Едвард Џенер]] |
|||
[[sv:Edward Jenner]] |
|||
[[ta:எட்வர்ட் ஜென்னர்]] |
|||
[[te:ఎడ్వర్డ్ జెన్నర్]] |
|||
[[th:เอดเวิร์ด เจนเนอร์]] |
|||
[[tl:Edward Jenner]] |
|||
[[tr:Edward Jenner]] |
|||
[[uk:Едворд Дженнер]] |
|||
[[ur:ایڈورڈ جینر]] |
|||
[[vi:Edward Jenner]] |
|||
[[war:Edward Jenner]] |
|||
[[zh:愛德華·詹納]] |
Revisi terkini sejak 28 November 2022 23.05
Edward Jenner | |
---|---|
Lahir | Berkeley, Gloucestershire | 17 Mei 1749
Meninggal | 26 Januari 1823 Berkeley, Gloucestershire | (umur 73)
Tempat tinggal | Berkeley, Gloucestershire |
Kebangsaan | Inggris |
Almamater | St. George, Universitas London Universitas St. Andrews |
Dikenal atas | vaksin cacar; Vaksinasi, Orang ke-dua yang menemukan konsep vaksin setelah Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi |
Karier ilmiah | |
Bidang | Kedokteran Bedah, sejarah alam |
Pembimbing akademik | John Hunter |
Edward Jenner (17 Mei 1749 – 26 Januari 1823) sudah belajar ilmu bedah dengan cara magang kepada ahli bedah terkenal Daniel Ludlow di Sudbary, dekat Bristol. Lalu pada usia 21 tahun, dia hijrah ke London dan megang kepada seorang ahli bedah terkenal bernama John Hunter.
Suatu hari pada tahun 1796, seorang gadis pemerah susu bernama Sarah Nelmes mendatangi Jenner dan mengeluhkan adanya rash di tangannya. Jenner lalu mengambil materi rash yang diketahui sebagai penyakit cacar menular pada sapi tersebut (cacar sapi atu cowpox) dengan pisau tajam dan memidahkannya ke lengan James Phipps, seorang anak tukang kebunnya yang berusia delapan tahun. Akibatnya, Phipps terkena cowpox, tetapi segera sembuh.
Jenner lantas mengoleskan materi dari luka cacar smallpox (variola), penyakit mematikan yang mewabah saat itu, ke luka yang dia buat di tangan Phipps. Sebagaimana dugaan Jeenner, Phipps tidak terkena cacar. Sesuatu yang berasal dari Phipps telah melindungi Phipps.
Setelah percobaanya sukses, Jenner kembali melakukan percobaan sebanyak 23 kasus yang sama, termasuk kepada anak lelakinya yang berumur 11 bulan. Semua detail penelitiannya dia kumpulkan dalam buku An Inquiry the Causes and Effects of the Variolae Vaccinae. Dengan keberhasilan Jenner ini, ilmu ilmunologi pun lahir.
Penemuan Jenner dikenal sebagai vaksinasi yang diambil dari bahasa latin sapi, yaitu vacca. Pada 1789, dia mengirim artikel ilmiah tentang hasil studi yang dilakukannya kepada majalah The Royal Society yang terkenal dan bergengsi. Dia menjelaskan bahwa upaya vaksinasi yang dilakukannya berhasil memberi perlindungan dari serangan penyakit cacar.
Sayangnya, metode penelitian ekperimental yang dilakkukan Jenner dipandang tidak lazim dan tidak memenuhi criteria ilmiah yang dianut pada masa itu. Pihak redaksi tidak saja menolak untuk menerbitkan artikel ilmiah tersebut, tetapi juga mengkritik keras dan mencemooh upaya tanpa pamrih yang dilakukan Jenner.
Penolakan itu tidak saja menunda upaya pengendalian penyakit cacar yang dianantikan oleh banyak orang, tetapi yang lebih mengenaskan, telah mebiarkan lagi banyak korban yang tak berdosa terbunuh. Peristiwa ini tercatat untuk sekian kalinya dalam sejarah tentang arogansi ilmiah yang membekap manusia dalam kejumudan.
Selama berabad-abad, pada ilmuwan belum mampu membuka tabir misteri pengendalian penyakit cacar. Para ilmuwan itu seakan tidak merasakan dan tidak sensitive terhadap derita orang banyak. Mereka terkesan telah menghambat sosialisasi penemuan yang terbukti berkontribusi besar terhadap peningkatan derajat kesejahteraan manusia. Namun, Jener tidak menyerah.
Sebagai seoran penemu, Edward Jenner layak diteladani. Kemauannya yang keras, semangatnya yang tinggi, dan tak kenal menyerah telah didedikasikannya bagi sebuah keyakinan terhadap peningkatan derajat kesejahteraan umat manusia selama berabad-abad berselang.
Ratusan tahun sejak momentum keberhasilan Jenner, vaksin telah digunakan untuk terapi berbagai penyakit. Louis Pasteur mengembangkan teknik vaksinasi pada abad ke-19 dan mengaplikasikan penggunaannya untuk penyakit anthrax dan rabies. Dengan vaksin pula, beberapa penyakit besar yang melanda umat manusia dapat dikontrol atau dibatasi penyebarannya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat beberapa jenis vaksin pertama yang digunakan manusia, yaitun cacar pada 1798, rabies (1885), pes (1897), difteri (1923), pertusis (1926), tuberkolosis (1927), tetanus (1927), dan yellow fever (1935).
Setelah Perang Dunia ke II, pengembangan vaksin mengalami percepatan. Vaksin polio suntik pertama diaplikasikan pada manusia pada 1955, lalu polio oral (1962), campak (1964), mumps (1967), rubella (1970), dan hepatitis B (1981).
WHO pun mencanangkan beberapa program vaksinasi dengan target eradikasi penyakit. Untuk cacar, penyakit yang sejak awal mencatat sejarah vaksinasi, kasus terakhir terjadi di Somalia pada 1977. Sementara penyakit polio, ditargetkan WHO teradikasi 2000. meski target ini tidak sepenuhnya tercapai tetapi eradikasi hampir dikatakan berhasil.