Lompat ke isi

Diogenes dari Sinope: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Luckas-bot (bicara | kontrib)
k r2.7.1) (bot Menambah: vi:Diogenes của Sinope
Carotisque (bicara | kontrib)
k +image #WPWP
 
(23 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 3: Baris 3:
| era = [[Filsafat Kuno]]
| era = [[Filsafat Kuno]]
| color = #B0C4DE
| color = #B0C4DE
| image_name = Waterhouse-Diogenes.jpg
| image = Diogenes-statue-Sinop-enhanced.jpg
| image_caption = ''Diogenes'' oleh [[John William Waterhouse]], digambarkan beserta lampu minyak, tong, dan sisa-sisa makanan yang biasa ia makan.
| image_caption = ''Diogenes'' oleh [[John William Waterhouse]], digambarkan beserta lampu minyak, tong, dan sisa-sisa makanan yang biasa ia makan.
| name = Diogenes dari Sinope ({{Polytonic|Διογένης ὁ Σινωπεύς}})
| name = Diogenes dari Sinope ({{Polytonic|Διογένης ὁ Σινωπεύς}})
| birth_date = c. 412 BCE
| birth_date = c. 412 SM
| birth_place = [[Sinope]]
| birth_place = [[Sinope]]
| death_date = 323 BCE
| death_date = 323 SM
| death_place = [[Korintus]]
| death_place = [[Korintus]]
| school_tradition = [[Filsafat Yunani]], [[Mazhab Sinis]]
| school_tradition = [[Filsafat Yunani]], [[Mazhab Sinis]]
Baris 17: Baris 17:
}}
}}


'''Diogenes dari Sinope''' adalah seorang [[filsuf]] yang termasuk ke dalam [[Mazhab Sinis]].<ref name="Bertens"></ref><ref name="Simon"></ref> Mazhab Sinis adalah salah satu mazhab yang berakar pada ajaran [[Sokrates]].<ref name="Simon"></ref> Karena itu, Diogenes dari Sinope berpendapat, seperti Sokrates, bahwa manusia haruslah memiliki keutamaan tentang yang baik.<ref name="Simon"></ref> Akan tetapi, Diogenes berpendapat bahwa keutamaan tentang yang baik adalah ketika manusia memiliki rasa puas diri dan mengabaikan segala kesenangan duniawi.<ref name="Audi"></ref>
'''Diogenes dari Sinope''' adalah seorang [[filsuf]] yang termasuk ke dalam [[Mazhab Sinis]].<ref name="Bertens"/><ref name="Simon"/> Mazhab Sinis adalah salah satu mazhab yang berakar pada ajaran [[Sokrates]].<ref name="Simon"/> Karena itu, Diogenes dari Sinope berpendapat, seperti Sokrates, bahwa manusia haruslah memiliki keutamaan tentang yang baik.<ref name="Simon"/> Akan tetapi, Diogenes berpendapat bahwa keutamaan tentang yang baik adalah ketika manusia memiliki rasa puas diri dan mengabaikan segala kesenangan duniawi.<ref name="Audi"/>

Diogenes dari Sinope dikenal dengan sebutan "si anjing" (dalam [[bahasa Yunani]] ''kunikos'' yang berarti anjing).<ref name="Audi"></ref> Hal itu dikarenakan ia sangat berani dalam menyatakan pandangannya layaknya seekor anjing yang menyalak.<ref name="Audi"></ref> Karena sikapnya yang menyimpang dari gaya santun Sokrates itu, [[Plato]] memberinya julukan sebagai "Sokrates yang Pemarah".<ref name="Paul">{{en}}I.G. Kidd. 1972. "Diogenes of Sinope". In ''The Encyclopedia of Philosophy Volume One''. Paul Edwards, ed. 409. New York: Macmillan Publishing.</ref>

Filsuf ini tidak meninggalkan satu karya pun.<ref name="Simon"></ref> Sumber utama tentang dirinya adalah buku "Hidup dan Pandangan Filsuf-Filsuf Ternama" yang dikarang oleh [[Diogenes Laertius]].<ref name="Simon"></ref>




Diogenes dari Sinope dikenal dengan sebutan "si anjing" (dalam [[bahasa Yunani]] ''kunikos'' yang berarti anjing).<ref name="Audi"/> Hal itu dikarenakan ia sangat berani dalam menyatakan pandangannya layaknya seekor anjing yang menyalak.<ref name="Audi"/> Karena sikapnya yang menyimpang dari gaya santun Sokrates itu, [[Plato]] memberinya julukan sebagai "Sokrates yang Pemarah".<ref name="Paul">{{en}}I.G. Kidd. 1972. "Diogenes of Sinope". In ''The Encyclopedia of Philosophy Volume One''. Paul Edwards, ed. 409. New York: Macmillan Publishing.</ref>


Filsuf ini tidak meninggalkan satu karya pun.<ref name="Simon"/> Sumber utama tentang dirinya adalah buku "Hidup dan Pandangan Filsuf-Filsuf Ternama" yang dikarang oleh [[Diogenes Laertius]].<ref name="Simon"/>


== Riwayat Hidup ==
== Riwayat Hidup ==
Diogenes berasal dari kota [[Sinope]].<ref name="Zeller"></ref><ref name="Audi"></ref> Ia hidup pada abad ke-4 SM, yaitu sekitar tahun 412-323 SM.<ref name="Simon">Simon Petrus L. Tjahjadi. 2004. ''Petualangan Intelektual''. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 43-44.</ref> Setelah diusir dari kota asalnya, Diogenes pindah dan menetap di [[Athena]].<ref name="Audi">{{en}}Robert Audi, ed. 1999. "Cynics". In ''The Cambridge Dictionary of Philosophy. London: Cambridge University Press. P. 175.</ref> Ia diusir dari kota kelahirannya karena ia, atau ayahnya, telah menghancurkan nilai mata uang di sana.<ref name="Paul"></ref><ref name="Audi"></ref> Setelah itu, diketahui juga bahwa ia menetap di [[Korintus]] dan akhirnya meninggal disana.<ref name="Zeller"></ref>
Diogenes berasal dari kota [[Sinope]].<ref name="Audi"/><ref name="Zeller"/> Ia hidup pada abad ke-4 SM, yaitu sekitar tahun 412-323 SM.<ref name="Simon">Simon Petrus L. Tjahjadi. 2004. ''Petualangan Intelektual''. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 43-44.</ref> Setelah diusir dari kota asalnya, Diogenes pindah dan menetap di [[Athena]].<ref name="Audi">{{en}}Robert Audi, ed. 1999. "Cynics". In ''The Cambridge Dictionary of Philosophy. London: Cambridge University Press. P. 175.</ref> Ia diusir dari kota kelahirannya karena ia, atau ayahnya, telah menghancurkan nilai mata uang di sana.<ref name="Audi"/><ref name="Paul"/> Setelah itu, diketahui juga bahwa ia menetap di [[Korintus]] dan akhirnya meninggal disana.<ref name="Zeller"/>


[[Berkas:Alexander visits Diogenes at Corinth by W. Matthews (1914).jpg|left|thumb|[[Alexander Agung]] mengunjungi Diogenes oleh W. Matthews (1914)]]
[[Berkas:Alexander visits Diogenes at Corinth by W. Matthews (1914).jpg|kiri|jmpl|[[Alexander Agung]] mengunjungi Diogenes oleh W. Matthews (1914)]]
Ia dipengaruhi oleh pemikiran [[Antithenes]], pendiri [[Mazhab Sinis]].<ref name="Paul"></ref><ref name="Bertens"></ref> Akan tetapi, ia tidak menyetujui perilaku Antithenes yang dipandangnya tidak sesuai dengan apa yang diajarkannya.<ref name="Bertens"></ref><ref name="Zeller"></ref> Diogenes menyebut Antithenes sebagai, "Terompet yang berbunyi bagi dirinya sendiri".<ref name="Zeller">{{en}}Edward Zeller. 1957. ''Outlines of the History of Greek Philosophy''. New York: Meridian Books. P. 128.</ref> Karena itu, Diogenes memilih untuk hidup sederhana untuk menunjukkan konsistensinya dengan apa yang diajarkannya.<ref name="Zeller"></ref> Untuk itu, ia tinggal di dalam sebuah tong.<ref name="Zeller"></ref><ref name="Audi"></ref><ref name="Bertens">K. Bertens. 1990. ''Sejarah Filsafat Yunani''. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 92.</ref> Selain itu, ia mencari makan dari sisa-sisa makanan yang ia temukan.<ref name="Audi"></ref>
Ia dipengaruhi oleh pemikiran [[Antithenes]], pendiri [[Mazhab Sinis]].<ref name="Bertens"/><ref name="Paul"/> Akan tetapi, ia tidak menyetujui perilaku Antithenes yang dipandangnya tidak sesuai dengan apa yang diajarkannya.<ref name="Bertens"/><ref name="Zeller"/> Diogenes menyebut Antithenes sebagai, "Terompet yang berbunyi bagi dirinya sendiri".<ref name="Zeller">{{en}}Edward Zeller. 1957. ''Outlines of the History of Greek Philosophy''. New York: Meridian Books. P. 128.</ref> Karena itu, Diogenes memilih untuk hidup sederhana untuk menunjukkan konsistensinya dengan apa yang diajarkannya.<ref name="Zeller"/> Untuk itu, ia tinggal di dalam sebuah tong.<ref name="Bertens">K. Bertens. 1990. ''Sejarah Filsafat Yunani''. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 92.</ref><ref name="Audi"/><ref name="Zeller"/> Selain itu, ia mencari makan dari sisa-sisa makanan yang ia temukan.<ref name="Audi"/>
Menurut tradisi, Diogenes dari Sinope pernah dikunjungi oleh [[Alexander Agung]].<ref name="Simon"></ref> Ketika itu Diogenes sedang berjemur.<ref name="Simon"></ref> Alexander Agung bertanya kepadanya, "Apa sebenarnya yang engkau kehendaki?"<ref name="Simon"></ref> Kemudian Diogenes menjawab, "Pergilah, jangan menghalangi cahaya matahari menyinariku!"<ref name="Simon"></ref>
Menurut tradisi, Diogenes dari Sinope pernah dikunjungi oleh [[Alexander Agung]].<ref name="Simon"/> Ketika itu Diogenes sedang berjemur.<ref name="Simon"/> Alexander Agung bertanya kepadanya, "Apa sebenarnya yang engkau kehendaki?"<ref name="Simon"/> Kemudian Diogenes menjawab, "Pergilah, jangan menghalangi cahaya matahari menyinariku!"<ref name="Simon"/>
Hal itu menunjukkan betapa Diogenes sangat konsisten terhadap pandangan hidupnya tentang kesederhanaan dan penolakan terhadap segala bentuk kuasa dan kesenangan.<ref name="Paul"></ref>
Hal itu menunjukkan betapa Diogenes sangat konsisten terhadap pandangan hidupnya tentang kesederhanaan dan penolakan terhadap segala bentuk kuasa dan kesenangan.<ref name="Paul"/>










== Pemikiran ==
== Pemikiran ==
=== Tentang Keadaan Manusia yang Alamiah ===
=== Tentang Keadaan Manusia yang Alamiah ===
[[Berkas:Diogenes looking for a man - attributed to JHW Tischbein.jpg|right|thumb|Diogenes membawa pelita untuk mencari orang yang jujur]]
[[Berkas:Diogenes looking for a man - attributed to JHW Tischbein.jpg|ka|jmpl|Diogenes membawa pelita untuk mencari orang yang jujur]]
Menurut Diogenes, situasi masyarakat pada masanya telah rusak.<ref name="Simon"></ref><ref name="Zeller"></ref> Dengan segala adat istiadat dan kebudayaan yang dihasilkannya, manusia tidak lagi menjadi alamiah dan jatuh pada sikap mencari enaknya sendiri.<ref name="Simon"></ref> Untuk mengkritik situasi tersebut, Diogenes mengabaikan segala adat istiadat yang berlaku di dalam masyarakatnya.<ref name="Bertens"></ref> Dikisahkan pula bahwa Diogenes pernah membawa pelita yang menyala di tengah-tengah pasar pada siang hari untuk mencari adakah manusia yang jujur.<ref name="Simon"></ref><ref name="Audi"></ref> Hal itu dilakukannya untuk memberi kritik terhadap masyarakat yang tidak lagi hidup secara alamiah.<ref name="Simon"></ref> Dengan demikian, apa yang dimaksudkannya dengan keadaan manusia yang alamiah adalah bagaimana manusia hidup dengan standar minimal untuk hidup, dan tanpa masyarakat.<ref name="Audi"></ref>
Menurut Diogenes, situasi masyarakat pada masanya telah rusak.<ref name="Simon"/><ref name="Zeller"/> Dengan segala adat istiadat dan kebudayaan yang dihasilkannya, manusia tidak lagi menjadi alamiah dan jatuh pada sikap mencari enaknya sendiri.<ref name="Simon"/> Untuk mengkritik situasi tersebut, Diogenes mengabaikan segala adat istiadat yang berlaku di dalam masyarakatnya.<ref name="Bertens"/> Dikisahkan pula bahwa Diogenes pernah membawa pelita yang menyala di tengah-tengah pasar pada siang hari untuk mencari adakah manusia yang jujur.<ref name="Simon"/><ref name="Audi"/> Hal itu dilakukannya untuk memberi kritik terhadap masyarakat yang tidak lagi hidup secara alamiah.<ref name="Simon"/> Dengan demikian, apa yang dimaksudkannya dengan keadaan manusia yang alamiah adalah bagaimana manusia hidup dengan standar minimal untuk hidup, dan tanpa masyarakat.<ref name="Audi"/>
=== Tentang Pengendalian Diri ===
=== Tentang Pengendalian Diri ===
Diogenes juga mengajarkan tentang pengendalian diri terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan kesenangan duniawi.<ref name="Avey"></ref> Kesenangan, nafsu, dan kemewahan haruslah dijauhi oleh manusia sebab hal-hal itulah yang membuat manusia dan masyarakat menjadi rusak.<ref name="Paul"></ref> Menurutnya, rasa lapar dan rasa sakit berguna untuk melatih moral manusia.<ref name="Avey">{{en}}Albert A. Avey. 1954. ''Handbook in the History of Philosophy''. New York: Barnes & Noble. P. 29.</ref> Bila manusia dapat mengendalikan diri terhadap segala kesenangan duniawi, barulah manusia dapat mencapai kebahagiaan dan ketenangan batin.<ref name="Paul"></ref>
Diogenes juga mengajarkan tentang pengendalian diri terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan kesenangan duniawi.<ref name="Avey"/> Kesenangan, nafsu, dan kemewahan haruslah dijauhi oleh manusia sebab hal-hal itulah yang membuat manusia dan masyarakat menjadi rusak.<ref name="Paul"/> Menurutnya, rasa lapar dan rasa sakit berguna untuk melatih moral manusia.<ref name="Avey">{{en}}Albert A. Avey. 1954. ''Handbook in the History of Philosophy''. New York: Barnes & Noble. P. 29.</ref> Bila manusia dapat mengendalikan diri terhadap segala kesenangan duniawi, barulah manusia dapat mencapai kebahagiaan dan ketenangan batin.<ref name="Paul"/>


== Pengaruh ==
== Pengaruh ==
Diogenes dari Sinope adalah figur yang paling terkenal dari Mazhab Sinis, melebihi Antithenes yang merupakan pendiri mazhab tersebut.<ref name="Avey"></ref> Ia terkenal justru karena perilaku-perilakunya ketimbang pemikiran filsafatnya.<ref name="Paul"></ref> Dengan demikian, ia telah mengembangkan suatu cara pendidikan yang baru yang disebut epigram moral (''chreia''), yakni pengajaran melalui kisah-kisah dengan latar kehidupan nyata .<ref name="Paul"></ref>
Diogenes dari Sinope adalah figur yang paling terkenal dari Mazhab Sinis, melebihi Antithenes yang merupakan pendiri mazhab tersebut.<ref name="Avey"/> Ia terkenal justru karena perilaku-perilakunya ketimbang pemikiran filsafatnya.<ref name="Paul"/> Dengan demikian, ia telah mengembangkan suatu cara pendidikan yang baru yang disebut epigram moral (''chreia''), yakni pengajaran melalui kisah-kisah dengan latar kehidupan nyata .<ref name="Paul"/>
Selain itu, ia membawa pengaruh besar terhadap [[Zeno dari Citium]].<ref name="Paul"></ref> Zeno adalah filsuf pendiri [[Mazhab Stoa]] yang terkenal karena ia melawan konvensi yang ada.<ref name="Paul"></ref>
Selain itu, ia membawa pengaruh besar terhadap [[Zeno dari Citium]].<ref name="Paul"/> Zeno adalah filsuf pendiri [[Mazhab Stoa]] yang terkenal karena ia melawan konvensi yang ada.<ref name="Paul"/>


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
* [[Pertemuan Diogenes dan Aleksander]]
* [[Daftar filsuf]]
* [[Daftar filsuf]]
* [[Antithenes]]
* [[Antithenes]]
* [[Mazhab Sinis]]
* [[Mazhab Sinis]]
* [[Filsafat Barat]]


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 66: Baris 56:


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* {{en}}[http://classicpersuasion.org/pw/diogenes/dldiogenes.htm ''Diogenes of Sinope'', oleh Diogenes Laërtius, diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris oleh C.D. Yonge]
* {{en}}[http://classicpersuasion.org/pw/diogenes/dldiogenes.htm ''Diogenes of Sinope'', oleh Diogenes Laërtius, diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris oleh C.D. Yonge] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070928010735/http://classicpersuasion.org/pw/diogenes/dldiogenes.htm |date=2007-09-28 }}
* {{en}}[http://millionsofmouths.com/diogenes.html ''Diogenes The Dog'' dari Millions of Mouths]
* {{en}}[http://millionsofmouths.com/diogenes.html ''Diogenes The Dog'' dari Millions of Mouths]
* {{en}}[http://www.benbest.com/philo/diogenes.html ''Diogenes of Sinope'']v
* {{en}}[http://www.benbest.com/philo/diogenes.html ''Diogenes of Sinope''] v
* {{en}}[http://faculty.quinnipiac.edu/libraries/tballard/diogenes.htm ''A day with Diogenes'']
* {{en}}[http://faculty.quinnipiac.edu/libraries/tballard/diogenes.htm ''A day with Diogenes''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20071003044320/http://faculty.quinnipiac.edu/libraries/tballard/diogenes.htm |date=2007-10-03 }}
* {{en}}[http://members.optushome.com.au/davidquinn000/Diogenes%20Folder/Diogenes.html ''Teachings of Diogenes'']
* {{en}}[http://members.optushome.com.au/davidquinn000/Diogenes%20Folder/Diogenes.html ''Teachings of Diogenes''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150522083638/http://members.optushome.com.au/davidquinn000/Diogenes%20Folder/Diogenes.html |date=2015-05-22 }}
* {{en}}[http://penelope.uchicago.edu/~grout/encyclopaedia_romana/greece/hetairai/diogenes.html James Grout: ''Diogenes the Cynic'', part of the Encyclopædia Romana]
* {{en}}[http://penelope.uchicago.edu/~grout/encyclopaedia_romana/greece/hetairai/diogenes.html James Grout: ''Diogenes the Cynic'', part of the Encyclopædia Romana]
* {{en}}[http://pontosworld.com/index.php?option=com_content&task=view&id=271&Itemid=90 ''Diogenes of Sinope'']
* {{en}}[http://pontosworld.com/index.php?option=com_content&task=view&id=271&Itemid=90 ''Diogenes of Sinope'']


{{Templat:Filsuf Mazhab Sinis}}
{{Filsuf Mazhab Sinis}}
{{Authority control}}


[[Kategori:Diogenes dari Sinope| ]]
[[Kategori:Filsafat Barat]]
[[Kategori:Filsafat Barat]]
[[Kategori:Filsafat]]
[[Kategori:Filsafat]]
[[Kategori:Filsuf Yunani]]
[[Kategori:Filsuf Yunani]]

[[ar:ديوجين]]
[[az:Diogen]]
[[bg:Диоген Синопски]]
[[bn:দিওগেনেস]]
[[bs:Diogen iz Sinope]]
[[ca:Diògenes de Sinope]]
[[cs:Díogenés ze Sinópé]]
[[da:Diogenes]]
[[de:Diogenes von Sinope]]
[[diq:Diyojen]]
[[el:Διογένης της Σινώπης]]
[[en:Diogenes of Sinope]]
[[eo:Diogeno la Cinika]]
[[es:Diógenes de Sinope]]
[[eu:Diogenes Sinopekoa]]
[[fa:دیوژن کلبی]]
[[fi:Diogenes Sinopelainen]]
[[fiu-vro:Diogenes Sinopest]]
[[fr:Diogène de Sinope]]
[[gl:Dióxenes de Sínope]]
[[he:דיוגנס]]
[[hr:Diogen]]
[[hu:Szinópéi Diogenész]]
[[hy:Դիոգենես Սինոպացի]]
[[is:Díogenes hundingi]]
[[it:Diogene di Sinope]]
[[ja:ディオゲネス (犬儒学派)]]
[[ka:დიოგენე სინოპელი]]
[[ko:시노페의 디오게네스]]
[[la:Diogenes Cynicus]]
[[lt:Diogenas Sinopietis]]
[[mk:Диоген]]
[[nl:Diogenes van Sinope]]
[[no:Diogenes fra Sinope]]
[[os:Диоген]]
[[pl:Diogenes z Synopy]]
[[pms:Diògene ëd Sinòpe]]
[[pnt:Διογένες ο Σινωπέας]]
[[ps:دیو جانس کلبی]]
[[pt:Diógenes de Sínope]]
[[ro:Diogene din Sinope]]
[[ru:Диоген]]
[[scn:Dioggini di Sinopi]]
[[sh:Diogen iz Sinope]]
[[simple:Diogenes of Sinope]]
[[sk:Diogenes zo Sinope]]
[[sl:Diogen iz Sinope]]
[[sr:Диоген из Синопе]]
[[sv:Diogenes]]
[[tr:Diyojen]]
[[uk:Діоген Синопський]]
[[ur:دیو جانس کلبی]]
[[vi:Diogenes của Sinope]]
[[zh:锡诺普的第欧根尼]]

Revisi terkini sejak 9 Juli 2023 10.41

Diogenes dari Sinope (Διογένης ὁ Σινωπεύς)
Lahirc. 412 SM
Sinope
Meninggal323 SM
Korintus
EraFilsafat Kuno
KawasanFilsafat Barat
AliranFilsafat Yunani, Mazhab Sinis
Minat utama
Asketisme, Sinisisme
Gagasan penting
filsafat sinisme
Dipengaruhi
Memengaruhi

Diogenes dari Sinope adalah seorang filsuf yang termasuk ke dalam Mazhab Sinis.[1][2] Mazhab Sinis adalah salah satu mazhab yang berakar pada ajaran Sokrates.[2] Karena itu, Diogenes dari Sinope berpendapat, seperti Sokrates, bahwa manusia haruslah memiliki keutamaan tentang yang baik.[2] Akan tetapi, Diogenes berpendapat bahwa keutamaan tentang yang baik adalah ketika manusia memiliki rasa puas diri dan mengabaikan segala kesenangan duniawi.[3]

Diogenes dari Sinope dikenal dengan sebutan "si anjing" (dalam bahasa Yunani kunikos yang berarti anjing).[3] Hal itu dikarenakan ia sangat berani dalam menyatakan pandangannya layaknya seekor anjing yang menyalak.[3] Karena sikapnya yang menyimpang dari gaya santun Sokrates itu, Plato memberinya julukan sebagai "Sokrates yang Pemarah".[4]

Filsuf ini tidak meninggalkan satu karya pun.[2] Sumber utama tentang dirinya adalah buku "Hidup dan Pandangan Filsuf-Filsuf Ternama" yang dikarang oleh Diogenes Laertius.[2]

Riwayat Hidup

[sunting | sunting sumber]

Diogenes berasal dari kota Sinope.[3][5] Ia hidup pada abad ke-4 SM, yaitu sekitar tahun 412-323 SM.[2] Setelah diusir dari kota asalnya, Diogenes pindah dan menetap di Athena.[3] Ia diusir dari kota kelahirannya karena ia, atau ayahnya, telah menghancurkan nilai mata uang di sana.[3][4] Setelah itu, diketahui juga bahwa ia menetap di Korintus dan akhirnya meninggal disana.[5]

Alexander Agung mengunjungi Diogenes oleh W. Matthews (1914)

Ia dipengaruhi oleh pemikiran Antithenes, pendiri Mazhab Sinis.[1][4] Akan tetapi, ia tidak menyetujui perilaku Antithenes yang dipandangnya tidak sesuai dengan apa yang diajarkannya.[1][5] Diogenes menyebut Antithenes sebagai, "Terompet yang berbunyi bagi dirinya sendiri".[5] Karena itu, Diogenes memilih untuk hidup sederhana untuk menunjukkan konsistensinya dengan apa yang diajarkannya.[5] Untuk itu, ia tinggal di dalam sebuah tong.[1][3][5] Selain itu, ia mencari makan dari sisa-sisa makanan yang ia temukan.[3]

Menurut tradisi, Diogenes dari Sinope pernah dikunjungi oleh Alexander Agung.[2] Ketika itu Diogenes sedang berjemur.[2] Alexander Agung bertanya kepadanya, "Apa sebenarnya yang engkau kehendaki?"[2] Kemudian Diogenes menjawab, "Pergilah, jangan menghalangi cahaya matahari menyinariku!"[2] Hal itu menunjukkan betapa Diogenes sangat konsisten terhadap pandangan hidupnya tentang kesederhanaan dan penolakan terhadap segala bentuk kuasa dan kesenangan.[4]

Pemikiran

[sunting | sunting sumber]

Tentang Keadaan Manusia yang Alamiah

[sunting | sunting sumber]
Diogenes membawa pelita untuk mencari orang yang jujur

Menurut Diogenes, situasi masyarakat pada masanya telah rusak.[2][5] Dengan segala adat istiadat dan kebudayaan yang dihasilkannya, manusia tidak lagi menjadi alamiah dan jatuh pada sikap mencari enaknya sendiri.[2] Untuk mengkritik situasi tersebut, Diogenes mengabaikan segala adat istiadat yang berlaku di dalam masyarakatnya.[1] Dikisahkan pula bahwa Diogenes pernah membawa pelita yang menyala di tengah-tengah pasar pada siang hari untuk mencari adakah manusia yang jujur.[2][3] Hal itu dilakukannya untuk memberi kritik terhadap masyarakat yang tidak lagi hidup secara alamiah.[2] Dengan demikian, apa yang dimaksudkannya dengan keadaan manusia yang alamiah adalah bagaimana manusia hidup dengan standar minimal untuk hidup, dan tanpa masyarakat.[3]

Tentang Pengendalian Diri

[sunting | sunting sumber]

Diogenes juga mengajarkan tentang pengendalian diri terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan kesenangan duniawi.[6] Kesenangan, nafsu, dan kemewahan haruslah dijauhi oleh manusia sebab hal-hal itulah yang membuat manusia dan masyarakat menjadi rusak.[4] Menurutnya, rasa lapar dan rasa sakit berguna untuk melatih moral manusia.[6] Bila manusia dapat mengendalikan diri terhadap segala kesenangan duniawi, barulah manusia dapat mencapai kebahagiaan dan ketenangan batin.[4]

Diogenes dari Sinope adalah figur yang paling terkenal dari Mazhab Sinis, melebihi Antithenes yang merupakan pendiri mazhab tersebut.[6] Ia terkenal justru karena perilaku-perilakunya ketimbang pemikiran filsafatnya.[4] Dengan demikian, ia telah mengembangkan suatu cara pendidikan yang baru yang disebut epigram moral (chreia), yakni pengajaran melalui kisah-kisah dengan latar kehidupan nyata .[4]

Selain itu, ia membawa pengaruh besar terhadap Zeno dari Citium.[4] Zeno adalah filsuf pendiri Mazhab Stoa yang terkenal karena ia melawan konvensi yang ada.[4]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e K. Bertens. 1990. Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 92.
  2. ^ a b c d e f g h i j k l m n Simon Petrus L. Tjahjadi. 2004. Petualangan Intelektual. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 43-44.
  3. ^ a b c d e f g h i j (Inggris)Robert Audi, ed. 1999. "Cynics". In The Cambridge Dictionary of Philosophy. London: Cambridge University Press. P. 175.
  4. ^ a b c d e f g h i j (Inggris)I.G. Kidd. 1972. "Diogenes of Sinope". In The Encyclopedia of Philosophy Volume One. Paul Edwards, ed. 409. New York: Macmillan Publishing.
  5. ^ a b c d e f g (Inggris)Edward Zeller. 1957. Outlines of the History of Greek Philosophy. New York: Meridian Books. P. 128.
  6. ^ a b c (Inggris)Albert A. Avey. 1954. Handbook in the History of Philosophy. New York: Barnes & Noble. P. 29.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]