Lompat ke isi

Tata Gereja: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
PT49olo (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>")
 
(11 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas: Sofia kyrka.JPG|jmpl|200px|ka|Gambar [[Gereja]]: masing-masing [[gereja]] memiliki tata gereja yang berbeda]]
{{inuse|7 Mei}}
'''Tata''' '''Gereja''' adalah suatu aturan yang disusun secara sistematis oleh suatu [[gereja]] atau beberapa [[gereja]] (masih dalam sinode yang sama).<ref name="Coertzen">{{en}} P. Coertzen. ''Church'' ''and'' ''Order''. Belgium: Peeters.</ref> Dari sudut pandang [[hukum]] secara umum, tata [[gereja]] digambarkan sebagai [[hukum]] internal yang ada dalam [[gereja]].<ref name="Coertzen"/> Sehingga tata [[gereja]] dapat menjadi [[hukum]] yang objektif untuk menjaga anggotanya baik secara individu atau kolektif.<ref name="Coertzen"/> Nama tata [[gereja]] biasa digunakan oleh [[Gereja Reformasi Belanda]] dan berbagai Gereja Reformed lain untuk menggambarkan hakikat dari hukum [[gereja]].<ref name="Coertzen"/>
[[Berkas: Sofia kyrka.JPG|thumb|200px|right|Gambar [[Gereja]]: masing-masing [[gereja]] memiliki tata gereja yang berbeda ]]


'''Tata''' '''Gereja''' adalah suatu aturan yang disusun secara sistematis oleh suatu [[gereja]] atau beberapa [[gereja]] (masih dalam sinode yang sama) <ref name="Coertzen">{{en}} P. Coertzen. ''Church'' ''and'' ''Order''. Belgium: Peeters.</ref>. Dari sudut pandang [[hukum]] secara umum, tata [[gereja]] digambarkan sebagai [[hukum]] internal yang ada dalam [[gereja]] <ref name="Coertzen"></ref>. Sehingga tata [[gereja]] dapat menjadi [[hukum]] yang objektif untuk menjaga anggotanya baik secara individu atau kolektif <ref name="Coertzen"></ref>. Nama tata [[gereja]] biasa digunakan oleh [[Gereja Reformed Belanda]] dan berbagai Gereja Reformed lain untuk menggambarkan hakikat dari hukum [[gereja]] <ref name="Coertzen"></ref>.
Tata [[gereja]] tidak dimaksudkan untuk menyusun detail peraturan.<ref name="Coertzen"/> Tata [[gereja]] dapat menolong [[gereja]] untuk memperhatikan tugas dan panggilan di dunia.<ref name="Coertzen"/> Penyusunan tata [[gereja]] harus dapat memperhatikan proses urusan dalam komunitas [[gereja]] dan melihat bahwa fungsi peraturan [[gereja]] sesuai dengan [[Kitab Suci]].<ref name="Coertzen"/> Dalam gerakan ekumenis, tata gereja menjadi pembicaraan dimana ada usaha untuk mengadakan tata gereja yang ekumenis.<ref name="Jonge">{{id}} Christiaan de Jonge. ''Menuju'' ''Keesaan'' ''Gereja''. Jakarta: BPK Gunung Mulia.</ref>


== Otoritas Tata Gereja ==
Tata [[gereja]] tidak dimaksudkan untuk menyusun detail peraturan <ref name="Coertzen"></ref>. Tata [[gereja]] dapat menolong [[gereja]] untuk memperhatikan tugas dan panggilan di dunia <ref name="Coertzen"></ref>. Penyusunan tata [[gereja]] harus dapat memperhatikan proses urusan dalam komunitas [[gereja]] dan melihat bahwa fungsi peraturan [[gereja]] sesuai dengan [[Kitab Suci]] <ref name="Coertzen"></ref>. Dalam gerakan ekumenis, tata gereja menjadi pembicaraan dimana ada usaha untuk mengadakan tat gereja yang ekumenis <ref name="Jonge">{{id}} Christiaan de Jonge. ''Menuju'' ''Keesaan'' ''Gereja''. Jakarta: BPK Gunung Mulia.</ref>.
Otoritas dari tata [[gereja]] sangat dekat hubungannya dengan [[Kitab Suci]] dan teks-teks konfesional.<ref name="Coertzen"/> Sama dengan [[Kitab Suci]], tata [[gereja]] juga harus dipatuhi.<ref name="Coertzen"/> Perbedaan keduanya terdapat pada [[Kitab Suci]] yang tidak dapat berubah sedangkan tata [[gereja]] dapat berubah.<ref name="Coertzen"/> Sehingga [[gereja]] harus penuh tanggung jawab pada saat merumuskan tata [[gereja]].<ref name="Coertzen"/> Otoritas dari tata [[gereja]] sama dengan fungsi [[gereja]] sebagai tubuh [[Kristus]].<ref name="Coertzen"/>


==Otoritas Tata Gereja==
== Referensi ==
Otoritas dari tata [[gereja]] sangat dekat hubungannya dengan [[Kitab Suci]] dan teks-teks konfesional <ref name="Coertzen"></ref>. Sama dengan [[Kitab Suci]], tata [[gereja]] juga harus dipatuhi <ref name="Coertzen"></ref>. Perbedaan keduanya terdapat pada [[Kitab Suci]] yang tidak dapat berubah sedangkan tata [[gereja]] dapat berubah <ref name="Coertzen"></ref>. Sehingga [[gereja]] harus penuh tanggung jawab pada saat merumuskan tata [[gereja]] <ref name="Coertzen"></ref>. Otoritas dari tata [[gereja]] sama dengan fungsi [[gereja]] sebagai tubuh [[Kristus]] <ref name="Coertzen"></ref>.

==Referensi==
{{Reflist}}
{{Reflist}}


[[Kategori:Teologi]]
[[en: Church Order]]
[[Kategori:Gereja]]

[[Kategori: Teologi]]
[[Kategori: Gereja]]

Revisi terkini sejak 6 Agustus 2021 08.37

Gambar Gereja: masing-masing gereja memiliki tata gereja yang berbeda

Tata Gereja adalah suatu aturan yang disusun secara sistematis oleh suatu gereja atau beberapa gereja (masih dalam sinode yang sama).[1] Dari sudut pandang hukum secara umum, tata gereja digambarkan sebagai hukum internal yang ada dalam gereja.[1] Sehingga tata gereja dapat menjadi hukum yang objektif untuk menjaga anggotanya baik secara individu atau kolektif.[1] Nama tata gereja biasa digunakan oleh Gereja Reformasi Belanda dan berbagai Gereja Reformed lain untuk menggambarkan hakikat dari hukum gereja.[1]

Tata gereja tidak dimaksudkan untuk menyusun detail peraturan.[1] Tata gereja dapat menolong gereja untuk memperhatikan tugas dan panggilan di dunia.[1] Penyusunan tata gereja harus dapat memperhatikan proses urusan dalam komunitas gereja dan melihat bahwa fungsi peraturan gereja sesuai dengan Kitab Suci.[1] Dalam gerakan ekumenis, tata gereja menjadi pembicaraan dimana ada usaha untuk mengadakan tata gereja yang ekumenis.[2]

Otoritas Tata Gereja

[sunting | sunting sumber]

Otoritas dari tata gereja sangat dekat hubungannya dengan Kitab Suci dan teks-teks konfesional.[1] Sama dengan Kitab Suci, tata gereja juga harus dipatuhi.[1] Perbedaan keduanya terdapat pada Kitab Suci yang tidak dapat berubah sedangkan tata gereja dapat berubah.[1] Sehingga gereja harus penuh tanggung jawab pada saat merumuskan tata gereja.[1] Otoritas dari tata gereja sama dengan fungsi gereja sebagai tubuh Kristus.[1]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e f g h i j k l (Inggris) P. Coertzen. Church and Order. Belgium: Peeters.
  2. ^ (Indonesia) Christiaan de Jonge. Menuju Keesaan Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.