Lompat ke isi

Tutur Tinular: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Archiblank99 (bicara | kontrib)
k Mengembalikan suntingan oleh 103.18.35.62 (bicara) ke revisi terakhir oleh Almaaw
Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(479 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{disambiginfo|Tutur Tinular (disambiguasi)}}
Tutur Tinular adalah sebuah Judul atau kisah sandiwara radio karya S. Tijab yang diproduksi pada tahun 1989M.
{{Infobox Film
Sebuah kisah yang dilatar belakangi runtuhnya kerajaan Singhasari dan berdirinya kerajaan Majapahit.
|title_name = Tutur Tinular (Sandiwara Radio)
|image = Sandiwara Radio Tutur Tinular.jpg
|size =
|caption =
|director = [[E.W.S Yuwono]]<br />[[Bambang S]]<br />[[Y. Rudy Wartono]]<br />[[A.J Udono]]<br />[[C. Ispriyono. K]]
|producer = [[Sanggar Cerita]]<br />[[Sanggar Prathivi]]
|eproducer =
|aproducer =
|writer = [[S. Tidjab]]
|starring = [[Ferry Fadli]]<br />[[Elly Ermawati]]<br />[[Ivone Rose]]<br />[[M. Aboed]]<br />[[Petrus Urspon]]<br />[[Hari Akik]]<br />[[Bambang Jeger]]<br />[[Idris Apandi]]<br />[[Lukman Tambose]]<br />[[A.P Burhan]]<br />[[Margareth]]<br />[[Anna Sambayon]]<br />[[Yulie Muliana]]<br />[[Sono Sudiakso]]<br />[[Rio Sempana]]<br />[[Mario Kulon]]<br />[[Herry Setiyono]]<br />[[Suryadin Tanjung]]<br />[[Wenda Lubis]]<br />[[Iwan Dahlan]]


'''Tehnik dan montase :'''
{{untuk|episode lainnya dari Tutur Tinular|Tutur Tinular (disambiguasi)}}
* [[Rudy Tinangon]]
* [[Djoko S.P]]
* [[M. Pranoto]]
* [[Edwind Sutandi]]
* [[C. Ispriyono. K]]


'''Announcer<br />(Pengantar Cerita) :'''
== Sandiwara Radio ==
* [[Nusri Nurdin]]<br />(seri 1-90)
* [[Tutur Tinular (sandiwara radio)|Tutur Tinular]] - Tutur Tinular berkisah tentang seorang pemuda Kurawan bernama Arya Kamandanu putra dari mpu Hanggareksa yang mempunyai kisah cinta penuh cerita dan intrik yang beberapa kali mengalami kekecewaan justru karena ulah kakak kandungnya sendiri Arya Dwi Pangga.
* [[Asdi Suhastra]]<br />(seri 91-720)
|distributor = [[Sanggar Cerita]]<br />[[Sanggar Prathivi]]
|released = [[1 Januari 1989]]<br />sampai dengan<br />[[31 Desember 1990]]
|runtime = 30 menit per seri per hari
|country = {{negara|Indonesia}} [[Indonesia]]
|awards =
|movie_language = [[Bahasa Indonesia]]
|budget = Rp. 1.656.000.000,-
|gross =
|followed_by = '''[[Mahkota Mayangkara]]''' dan '''[[Satria Kekasih Dewa]]'''
|amg_id =
|imdb_id =
}}


'''Tutur Tinular''' adalah judul sebuah [[sandiwara]] [[radio]] yang sangat legendaris karya [[S. Tidjab]]. Kisah ini menceritakan tentang perjalanan hidup dan pencarian jati diri seorang pendekar yang berjiwa ksatria bernama [[Arya Kamandanu]] akan keagungan Tuhan Yang Maha Esa, suatu kisah dengan latar belakang sejarah runtuhnya [[Kerajaan Singhasari]] dan berdirinya [[Kerajaan Majapahit]].
Banyak sekali wanita yang tergoda oleh buaian puisi yang dibuat Arya Dwipangga, termasuk orang-orang yang disayangi oleh Kamandanu. Sehingga inilah merupakan awal dari permusuhan kakak beradik ini.


[[Sandiwara radio]] ini pertama kali mulai disiarkan pada [[1 Januari]] [[1989]] dan dipancarluaskan lebih dari 512 pemancar stasiun radio di seluruh [[Indonesia]], yang tergabung dalam Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia [[PRSSNI]]. Pada tahun 2002, Sandiwara radio Tutur Tinular disiarkan ulang di salah satu radio yang ada di Kota Yogyakarta, yaitu [[Radio MBS FM]] 92.86 Mhz dan 95.35 Mhz [[Radio Yasika FM]]. Tidak hanya itu, bahkan hingga pada bulan [[Januari]] [[2012]], tercatat masih ada beberapa stasiun radio yang menyiarkannya kembali seperti; 103,3 Mhz [[Radio Karimata FM]], [[Kabupaten Pamekasan]], [[Jawa Timur]],<ref>[http://karimatafm.onlivestreaming.net:1330/ Laman Radio Streaming Karimata]{{Pranala mati|date=April 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, di siarkan setiap Senin s/d Sabtu Pukul 18.00 WIB</ref> 95.6 FM [[Radio Bintang Tenggara]], [[Kabupaten Banyuwangi]],<ref>[http://103.28.148.18:9130/ Laman Radio Streaming Bintang Tenggara] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20131210230331/http://103.28.148.18:9130/ |date=2013-12-10 }}, disiarkan setiap Senin s/d Sabtu Jam 09:00 s/d 10:00 WIB</ref> dan 95,2 FM [[Radio Oisvira]], [[Kabupaten Sumbawa]], [[Radio Istana FM]] [[Kabupaten Bojonegoro]], Jawa Timur,<ref>[http://103.28.148.18:9130/ Laman Radio Streaming Istana FM] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20131210230331/http://103.28.148.18:9130/ |date=2013-12-10 }}, disiarkan setiap Senin s/d Minggu Jam 11:00 s/d 12:00 WIB</ref> [[Radio Patria FM]] [[Kota Blitar]], Jawa Timur.<ref>[http://110.138.237.126:8000/ Laman Radio Streaming Patria FM]{{Pranala mati|date=April 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, disiarkan setiap Senin s/d Minggu Jam 10:00 s/d 11:00 WIB</ref> Disamping itu beberapa situs online juga masih ada yang memperdengarkan sandiwara radio ini secara ''live streaming'', di antaranya adalah Radio Streaming [[Asdisuara Jakarta]], milik [[Asdi Suhastra]].<ref>[http://115.124.92.99:8604/listen.pls/ Laman Radio Streaming Asdisuara Jakarta]{{Pranala mati|date=April 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}.</ref>
Seperti biasa Serial Tutur Tinular disiarkan tiap hari oleh stasiun radio swasta maupun RRI dengan sponsor utama PT. Dankos Laboratories. Cerita S Tidjab ini sangat asyik untuk di dengarkan. Tutur Tinular bersaing ketat dengan Saur Sepuh sehingga penyiarannya pun mempunyai jeda waktu dari stasiun radio yang lain.


''Tutur Tinular'' sendiri berasal dari [[bahasa Jawa]] yang berarti "nasihat atau petuah yang disebarluaskan".
Dengan durasi 30 menit jalan cerita plus illustrasi dari sang pembawa cerita dan di potong minimal 3x iklan, rasanya waktu tersebut sangat kurang, dan selalu bikin penasaran untuk terus mendengarkan lagi keesokan harinya.


== Ringkasan cerita ==
Salah satu iklan PT. Dankos Laboratories yang diselipin dalam sandiwara radio ini adalah iklan obat batuk Mixadin. Bunyinya begini “…ada petruk jadi aladin… sampean batuk minum mixadin …” dengan suara musik yang sangat mendukung sehingga terkesan lucu dan menarik untuk di ikutin pada setiap kali main dengan teman-teman.
[[Berkas:S Tidjab.jpg|kiri|jmpl|[[S. Tidjab]] (kiri), penulis ''Tutur Tinular'' di sela-sela rekaman untuk Karya Terbaru dia Sandiwara Radio Modern "Kasih Sepanjang Jalan" di Cut2Cut Studio, Jakarta.]]
''Tutur Tinular'' berkisah tentang seorang pemuda Desa Kurawan bernama [[Arya Kamandanu]], putra [[Mpu Hanggareksa]], seorang ahli pembuat senjata kepercayaan [[Kertanagara|Prabu Kertanagara]], raja [[Kerajaan Singhasari]]. Pemuda lugu ini kemudian saling jatuh hati dengan seorang gadis kembang desa Manguntur bernama [[Nari Ratih]], putri Rakriyan Wuruh, seorang bekas kepala prajurit [[Kerajaan Singasari]]. Namun hubungan asmara di antara mereka harus kandas karena ulah kakak kandung Kamandanu sendiri yang bernama [[Arya Dwipangga]].


Kepandaian dan kepiawaian Dwipangga dalam olah sastra membuat Nari Ratih terlena dan mulai melupakan Kamandanu yang polos. Cinta segitiga itu akhirnya berujung pada peristiwa di Candi Walandit, di mana mereka berdua (Arya Dwipangga dan Nari Ratih) yang sedang diburu oleh api gelora asmara saling memadu kasih hingga gadis kembang desa Manguntur itu hamil di luar nikah.
Seperti halnya Saur Sepuh, Tutur Tinular juga mampu membuat pendengarnya terkesima. Karena memang inilah sandiwara radio, hiburan rakyat yang murah meriah. Sehingga pada masa kejayaannya para pemain sandiwara radiopun menjadi idola bagi para pendengarnya.


Kegagalan asmara justru membuat Arya Kamandanu lebih serius mendalami ilmu bela diri di bawah bimbingan saudara seperguruan ayahnya yang bernama [[Mpu Ranubhaya]]. Berkat kesabaran sang paman dan bakat yang dimilikinya, Kamandanu akhirnya menjadi pendekar muda pilih tanding yang selalu menegakkan kebenaran dilandasi jiwa ksatria.
Sebut saja Elli Ermawaty pemeran dari Mei Shin, Bayangan-bayangan siapa Mei Shin atau Siapa Kamandanu tentu masing-masing orang mempunyai bayangan sendiri akan tetapi mempunyai kesamaan. Yaitu Mei Shin wanita mongolia nan cantik jelita dan tegar meski hidupnya penuh dengan ujian dan penderitaan, Sementara bayangan Arya Kamandanu sendiri adalah lelaki tampan dan gagah berbudi yang mempunyai ilmu kanuragan mumpuni.


Kisah ''Tutur Tinular'' ini diselingi berbagai peristiwa sejarah, antara lain kedatangan utusan [[Kubilai Khan|Kaisar Kubilai Khan]], penguasa [[Dinasti Yuan]] di negeri [[Tiongkok]], yang meminta [[Kertanagara]] sebagai raja di [[Kerajaan Singhasari]] menyatakan tunduk dan mengakui kekuasaan bangsa [[Mongolia]]. Namun utusan dari Mongolia tersebut malah diusir dan dipermalukan oleh [[Kertanagara]].
Adapun tokoh yang terlibat dalam Tutur Tinular adalah :


Sebelum para utusan kembali ke Mongolia, di sebuah kedai makan terjadilah keributan kecil antara utusan kaisar yang bernama [[Meng Chi]] dengan Mpu Ranubhaya, Mpu Ranubhaya berhasil mempermalukan para utusan dan mampu menunjukkan kemahirannya dalam membuat pedang, karena tersinggung dan ketertarikannya terhadap keahlian Mpu Ranubhaya tersebut, kemudian dengan cara yang curang para utusan tersebut berhasil menculik Mpu Ranubhaya dan membawanya turut serta berlayar ke Mongolia, sesampainya di negeri Mongolia di dalam istana Kubilai Khan, Mpu Ranubhaya menciptakan sebuah pedang pusaka bernama Nagapuspa sebagai syarat kebebasan atas dirinya yang telah menjadi tawanan. Namun pada akhirnya pedang Naga Puspa tersebut malah menjadi ajang konflik dan menjadi rebutan di antara pejabat kerajaan. Akhirnya untuk menyelamatkan pedang Naga Puspa dari tangan-tangan orang berwatak jahat, Mpu Ranubhaya mempercayakan [[Pedang Nagapuspa]] tersebut kepada pasangan pendekar suami-istri yang menolongnya, bernama [[Lo Shi Shan]] dan [[Mei Shin]] di mana keduanya kemudian menjadi pelarian, berlayar dan terdampar di [[Jawa|Tanah Jawa]] dan hidup terlunta-lunta. Sesampainya di Tanah Jawa pasangan suami istri ini akhirnya bertemu dengan beberapa pendekar jahat anak buah seorang Patih Kerajaan Gelang-gelang bernama [[Kebo Mundarang]] yang ingin menguasai Pedang Naga Puspa hingga dalam suatu pertarungan antara Lo Shi Shan dengan [[Mpu Tong Bajil]] (pimpinan pendekar-pendekar jahat) Lo Shi Shan terkena Ajian Segoro Geni milik Mpu Tong Bajil, setelah kejadian pertarungan beberapa hari lamanya Pendekar Lo Shi Shan hidup dalam kesakitan hingga akhirnya meninggal dunia di sebuah hutan dalam Candi tua, sebelum meninggal dunia yang kala itu sempat di.tolong oleh Arya Kamandanu, Lo Shi Shan menitipkan Mei Shin kepada Arya Kamanadu
Arya Kamandanu ( pengisi suara : Fery Fadli ):


Mei Shin yang sebatang kara kemudian ditolong Arya Kamandanu. Kebersamaan di antara mereka akhirnya menumbuhkan perasaan saling jatuh cinta. Namun lagi-lagi Arya Dwipangga merusak hubungan mereka, dengan cara licik Arya Dwipangga dapat menodai perempuan asal daratan Mongolia itu sampai akhirnya mengandung bayi perempuan yang nantinya diberi nama Ayu Wandira. Namun, meski hatinya hancur, Kamandanu tetap berjiwa besar dan bersedia mengambil perempuan dari Mongolia itu sebagai istrinya.
Pemuda asal Kurawan, anak kedua dari Mpu Hanggareksa. Dalam kehidupan keseharian terutama dalam memikat wanita, Arya Kamandanu selalu tidak beruntung. Ketidak beruntungan ini justru terjadi karena ulah dari sang kakak sendiri Arya Dwipangga. Murid dari Mpu Ranubhaya yang mewarisi ajian Saipi Angin yang bisa meringankan tubuh seringan kapas dan secepat angin. Kelak ia menjadi pewaris dari pedang Naga Puspa yang menjadi rebutan.


Saat itu Kerajaan Singhasari telah runtuh akibat pemberontakan [[Jayakatwang|Prabu Jayakatwang]], bawahan Singhasari yang memimpin [[Kerajaan Gelang-Gelang]]. Tokoh ini kemudian membangun kembali [[Kerajaan Kadiri]] yang dahulu kala pernah runtuh akibat serangan pendiri Singhasari. Dalam kesempatan itu, Arya Dwipangga yang menaruh dendam akhirnya mengkhianati keluarganya sendiri dengan melaporkan ayahnya selaku pengikut [[Kertanagara]] kepada pihak Kadiri dengan tuduhan telah melindungi Mei Shin yang waktu itu menjadi buronan.
Arya Dwipangga ( pengisi suara : M. Abud ):
Mpu Hanggareksa pun tewas oleh serangan para prajurit Kadiri di bawah pimpinan Mpu Tong Bajil. Sebaliknya, Dwipangga si anak durhaka jatuh ke dalam jurang setelah dihajar Kamandanu. Kemudian Kamandanu kembali berpetualang untuk mencari Mei Shin yang lolos dari maut sambil mengasuh keponakannya, bernama Panji Ketawang, putra antara Arya Dwipangga dengan Nari Ratih.


Petualangan Kamandanu akhirnya membawa dirinya menjadi pengikut [[Raden Wijaya]] ([[Raden Wijaya|Nararya Sanggrama Wijaya]]), menantu Kertanagara. Tokoh sejarah ini telah mendapat pengampunan dari Jayakatwang dan diizinkan membangun sebuah desa terpencil di hutan Tarik bernama [[Majapahit]]. Dalam petualangannya itu, Kamandanu juga berteman dengan seorang pendekar wanita bernama [[Sakawuni]], putri seorang perwira Singhasari bernama Banyak Kapuk.
Ahli membuat syair Putra sulung dari Mpu Hanggareksa di Kurawan, jago dalam memikat wanita terutama dengan menggunakan syair buatannya. Kerjanya sehari-hari hanya membuat syair, namun karena suatu kejadian dimana ia terjatuh kesumur tua akibat dihajar oleh Arya Kamandanu, ia bertemu dengan orang tua misterius yang mengajarinya ilmu kanuragan. Kelak ia akan keluar setelah matanya buta dan dikenal dengan nama pendekar syair berdarah.


Nasib Mei Shin sendiri kurang bagus. Setelah melahirkan putri Arya Dwipangga yang diberi nama [[Ayu Wandira]], ia kembali diserang kelompok Mpu Tong Bajil. Beruntung ia tidak kehilangan nyawa dan mendapatkan pertolongan seorang tabib Tiongkok bernama Wong Yin.
Mei Shin (pengisi suara : Elly Ermawatie ):


Di lain pihak, Arya Kamandanu ikut serta dalam pemberontakan Sanggrama Wijaya demi merebut kembali takhta tanah Jawa dari tangan Jayakatwang. Pemberontakan ini mendapat dukungan [[Arya Wiraraja]] dari [[Sumenep]], yang berhasil memanfaatkan pasukan Kerajaan Yuan yang dikirim Kubilai Khan untuk menyerang Kertanagara. Berkat kepandaian diplomasi Wiraraja, pasukan Mongolia itu menjadi sekutu Sanggrama Wijaya dan berbalik menyerang Jayakatwang.
Mei Shin adalah istri dari pendekar Lo dari China. Merupakan pasangan pelarian dari Cina yang kemudian terdampar di tanah jawa dwipa. Mei Shin kemudian bertemu dengan Arya Kamandanu yang kelak memadu kasih namun terhalang oleh Arya Dwipangga.


Setelah Kerajaan Kadiri runtuh, Sanggrama Wijaya berbalik menyerang dan mengusir pasukan [[Mongolia]] tersebut. Arya Kamandanu juga ikut serta dalam usaha ini. Setelah pasukan Kerajaan Yuan kembali ke negerinya, Sanggrama Wijaya pun meresmikan berdirinya [[Kerajaan Majapahit]]. Ia bergelar [[Raden Wijaya|Prabu Kertarajasa Jayawardhana]].
Sakawuni (pengisi suara : Ivone Rose ):


Kisah ''Tutur Tinular'' kembali diwarnai cerita-cerita sejarah, di mana Kamanadanu turut menyaksikan pemberontakan [[Ranggalawe]], [[Lembu Sora]] dan [[Gajah Biru]] akibat hasutan tokoh licik yang bernama [[Mahapati|Ramapati]]. Di samping itu, kisah petualangan tetap menjadi menu utama, antara lain dikisahkan bagaimana Kamandanu menumpas musuh bebuyutannya, yaitu [[Mpu Tong Bajil]], serta menghadapi kakak kandungnya sendiri (Arya Dwipangga) yang muncul kembali dengan kesaktian luar biasa, bergelar [[Arya Dwipangga|Pendekar Syair Berdarah]].
Seorang pendekar wanita yang Tangguh dengan jurus khasnya lengan seribu adalah teman sepengembaraan Arya kamandanu yang pada akhirnya nanti menjadi istrinya dan memberikan seorang anak yang bernama Jambu Nada.


Kisah ''Tutur Tinular'' berakhir dengan meninggalnya Kertarajasa Jayawardhana, di mana Arya Kamandanu kemudian mengundurkan diri dari Kerajaan Majapahit dengan membawa putranya yang bernama [[Jambu Nada]], hasil perkawinan kedua dengan Sakawuni yang meninggal setelah melahirkan, dalam perjalanan menuju lereng [[Gunung Arjuna]] inilah Arya Kamandanu bertemu dengan [[Gajah Mada]] yang waktu itu menyelamatkan putranya ketika masih berumur 40 hari yang terjatuh ke jurang karena lepas dari gendongannya akibat terguncang-guncang diatas kuda. ''Tutur Tinular'' kemudian berlanjut dengan sandiwara serupa berjudul ''[[Mahkota Mayangkara]]''.
Mpu Tong Bajil (pengisi suara : Lukman Tambose ):


== Profil karakter ==
adalah seorang pendekar cebol yang kejam dan bengis dengan ajian Segarageni-nya, adalah musuh bebuyutan Arya Kamandanu.
* '''Arya Kamandanu'''
Ia ditemani seorang tokoh pendekar wanita yang sakti bernama Dewi Sambi (pengisi suara : Margareth )dengan ajian maut yang terkenalnya, ajian Tapak Wisa.
{{Utama|Arya Kamandanu}}
Adalah seorang pemuda lugu putera kedua Empu Hanggareksa yang sangat suka mempelajari ilmu kanuragan. Diangkat murid oleh kakak seperguruan ayahnya yang bernama Empu Ranubaya. Empu Ranubaya mengajarkan Kamandanu jurus Nagapuspa, yaitu ilmu kanuragan ciptaan Empu Gandring dan Aji Saipi Angin, yaitu ilmu meringankan tubuh yang bisa membuat tubuh seringan kapas. Sayang, ketika Arya Kamandanu sedang giat belajar, Empu Ranubaya dikejar-kejar oleh prajurit Singasari, karena dia dianggap telah menghina Prabu Kertanegara. Kemudian Arya Kamandanu mendalami lagi Jurus Naga Puspa tahap akhir yang ditinggalkan Empu Ranubaya di atas sebuah batu. Dengan bantuan Empu Lunggah yang merupakan kakak seperguruan tertua ayahnya, Kamandanu mampu menyempurnakan Jurus Naga Puspa. Ilmu Kamandanu semakin hebat setelah dia tergigit ular siluman Naga Puspa Kresna.


Arya Kamandanu kurang beruntung dalam percintaan. Dua kali dia mengalami kekecewaan akibat ulah kakaknya, Arya Dwipangga. Dua wanita yang dicintai Kamandanu, yaitu Nari Ratih dan Mei Shin dinodai oleh Arya Dwipangga. Kamandanu kemudian menjadi Panglima Majapahit dan menikah dengan Sakawuni dan mempunyai seorang anak laki-laki yang bernama Jambunada.
Nama-nama tersebut diatas merupakan tokoh sentral yang menjadi nyawa dalam sandiwara ini.
selain pemain cerita tersebut diatas, pendengar sandiwara ini juga dimaanjakan dibawa berangan melayang-layang dan berimajanisi setinggi-tingginya oleh suara pembawa cerita yang khas dan meledak-ledak, Asdi Suhastra.


* '''[[Arya Dwipangga]]'''
Adalah kakak Kamandanu. Dia gemar bersyair dan merayu para wanita dengan syair-syairnya itu. Dia mudah jatuh cinta pada perempuan cantik, meskipun perempuan itu kekasih adiknya sendiri. Pertama dia merebut Nari Ratih dan menikahinya. Dari pernikahannya dengan Nari Ratih, Arya Dwipangga memiliki seorang anak laki-laki yang bernama Panji Ketawang. Beberapa tahun kemudian Dwipangga bertemu dengan Mei Shin. Arya Dwipangga langsung jatuh cinta pada Mei Shin. Lagi-lagi Arya Dwipangga tidak peduli kalau Mei Shin adalah kekasih Kamandanu. Seperti biasa Arya Dwipangga menggunakan syair-syairnya untuk memikat Mei Shin. Namun kali ini syair-syair Arya Dwipangga tidak mampu memikat Mei Shin. Akhirnya Arya Dwipangga menodai Mei Shin dengan menggunakan obat perangsang, sehingga Mei Shin mengandung dan kemudian melahirkan seorang anak perempuan bernama Ayu Wandira.


Kamandanu sangat marah atas perbuatan Dwipangga itu. Dihajarnya Dwipangga hingga tangannya menjadi cacat. Merasa sakit hati Arya Dwipangga melaporkan Mei Shin kepada pemerintah Kediri, sehingga rumah Empu Hanggareksa diobrak-abrik dan dibakar. Juga Empu Hanggareksa tewas dalam kejadian itu.
* ''[[JUDUL - JUDUL EPISODE SANDIWARA RADIO TUTUR TINULAR ]]''
1. PELANGI DIATAS KURAWAN.


Arya Dwipangga mabuk-mabukan dan menyiksa Nari Ratih hingga tewas. Kamandanu murka untuk kedua kalinya. Arya Dwipangga dihajarnya lagi hingga jatuh ke sumur tua. Di dalam sumur tua itu Arya Dwipangga bertemu dengan seorang laki-laki misterius yang bernama Watukura. Watukura mengajarkan Arya Dwipangga jurus Kidung Pamungkas dan jurus Pedang Kembar. Setelah beberapa tahun lamanya Arya Dwipangga keluar dari sumur tua itu. Dia menjadi seorang pembunuh berdarah dingin. Semua orang yang bertemu dengannya pasti mati. Setiap akan melakukan pembunuhan,Arya Dwipangga selalu bersyair, sehingga dia mendapat julukan Pendekar Syair Berdarah.
2. KISAH DARI SEBERANG LAUTAN.


Arya Dwipangga akhirnya bertemu lagi dengan Kamandanu di desa Kurawan, tempat tinggal mereka dulu. Dan kedua kakak beradik itu bertarung habis-habisan. Namun Arya Dwipangga tidak mampu mengalahkan Arya Kamandanu. Ia akhirnya melarikan diri.
3. DAUN-DAUN BERSEMI LAGI.


Arya Dwipangga bertemu dengan Empu Lunggah. Seperti biasa nafsu membunuhnya muncul. Namun dia tidak berdaya melawan Empu Lungga, karena Empu Lunggah menggunakan ilmu Rajut Busana, yaitu sebuah ilmu yang dapat menghilangkan kesaktian seseorang. Arya Dwipangga kehilangan kesaktiannya. Jurus Pedang Kembar dan Kidung Pamungkas tidak berarti lagi.
4. KEMELUT CINTA DI ATAS NODA.


Tak lama kemudian mata Arya Dwipangga buta. Hal itu disebabkan karena kutukan seorang pertapa yang bernama Resi Wisambudi yang telah dibunuhnya.
5. PERGURUAN LOPANDAK.


Arya Dwipangga menyesali semua dosa yang pernah diperbuatnya. Dia ingin bunuh diri, tapi tidak berhasil. Keadaan Arya Dwipangga tak ubahnya seperti pengemis. Dalam keadaan seperti itulah Arya Dwipangga bertemu kembali dengan Mei Shin yang saat itu sudah menjadi tabib terkenal. Awalnya Mei Shin tidak mau menolong Dwipangga, karena hatinya masih terluka akibat ulah Dwipangga yang telah merusak hidupnya. Namun lama-lama Mei Shin kasihan juga pada Arya Dwipangga. Arya Dwipangga akhirnya dibawa ke tempat tinggal Mei Shin.
6. CAHAYA FAJAR MENEMBUS HUTAN TARIK.


Dalam Mahkota Mayangkara, yang merupakan lanjutan Tutur Tinular, Arya Dwipangga menikah dengan Mei Shin. Pernikahan itu terjadi karena desakan Ayu Wandira yang menginginkan kedua orangtuanya bersatu. Tentu saja pernikahan itu hanya formalitas saja, karena Mei Shin tetap tidak mau hidup bersama Arya Dwipangga.
7. MATA AIR DI TANAH GERSANG.


Setelah Mei Shin meninggal Arya Dwipangga kembali hidup terlunta-lunta. Namun pada suatu hari Arya Dwipangga bertemu dengan Prabu Jayanegara yang sedang berburu. Prabu Jayanegara tertarik dengan kemampuan Arya Dwipangga bersyair. Akhirnya Arya Dwipangga diangkat menjadi seorang pujangga istana yang bertugas membacakan syair di depan raja. Dia mengganti namanya menjadi Resi Mahasadu.
8. ANGKARAMURKA MERAJALELA.


* '''Mei Shin'''
9. BADAI MENGAMUK DI ATAS KEDIRI.
{{Utama|Mei Shin}}
Adalah seorang pendekar wanita berkebangsaan Mongolia. Bersama suaminya Lou Shi San, Mei Shin berlayar ke tanah Jawa sambil membawa Pedang Nagapuspa ciptaan Empu Ranubaya. Namun di Tanah Jawa Mei Shin dan suaminya malah dikejar-kejar oleh Para prajurit kediri yang dipimpin oleh Empu Bajil dan Dewi Sambi. Mpu Bajil sangat menginginkan Pedang Nagapuspa. Oleh karena itu dia terus memburu Mei Shin dan Lou Shi San.


Lou Shi San akhirnya tewas setelah beberapa lama hidup dalam pesakitan karena terkena Aji Segara Geni milik Mpu Tong Bajil. Mei Shin yang sebatang kara kemudian ditolong oleh Arya Kamandanu. Dalam kebersamaannya, kemudian tumbuh benih-benih cinta di antara keduanya, tetapi lagi-lagi Arya Dwipangga merusak hubungan mereka. Mei Shin dihamili Dwipangga dengan cara yang licik. Namun Akhirnya Kamandanu tetap bertanggung jawab dan bersedia mengambil wanita cantik dari Tiongkok itu sebagai istrinya.
10. PEMBERONTAKAN RANGGA LAWE.


* '''Sakawuni'''
11. MUTIARA ILMU DI ATAS BATU.
{{Utama|Sakawuni}}
Adalah seorang gadis yang hidupnya ugal-ugalan. Dia adalah cucu Ki Sugata Brahma, Pendekar Lengan Seribu. Untuk melampiaskan dendamnya pada orang-orang Singasari, Sakawuni bergabung dengan orang-orang Kediri. Namun sebenarnya Sakawuni adalah seorang gadis berjiwa pendekar. Dia beberapa kali menolong Mei Shin, Lou Shi San, dan Kamandanu dari gangguan para prajurit kediri secara sembunyi-sembunyi. Dalam sebuah pertarungan melawan Mpu Bajil dan kawan-kawannya Kamandanu terluka parah. dia diselamatkan oleh Sakawuni dan dibawa ke rumah kakeknya. Ki Sugata Brahma mengatakan bahwa luka Kamandanu bisa disembuhkan dengan Bunga Tunjung Biru. Untunglah Sakawuni bertemu dengan Kaki Tamparoang. Atas petunjuk Kaki Tamparoang, Sakawuni membawa Kamandanu ke bukit Panampihan untuk meminta Bunga Tunjung Biru pada pemiliknya yaitu Dewi Tunjung Biru.


Ternyata Dewi Tunjung Biru adalah ibu kandung sakawuni yang sudah lama menghilang. Sakawuni senang bisa bertmu dengan ibu kandungnya dan luka-luka Kamandanu bisa disembuhkan.
12. NAGA PUSPA KRESNA.


Sakawuni pergi ke Majapahit untuk membunuh Banyak Kapuk, perwira Singasari yang telah meninggalkan ibunya. Hampir saja Banyak Kapuk terbunuh, tetapi akhirnya Sakawuni sadar dan mau memaafkan ayahnya itu. Dia akhirnya bersedia mengabdi pada Majapahit.
13. GEGER PEDANG NAGAPUSPA.


Bersama Arya Kamandanu, Sakawuni menjalankan tugas sebagai prajurit Majapahit, termasuk di antaranya adalah menumpas gerombolan perampok yang dipimpin Empu Bajil. Setelah Gerombolan itu dihancurkan, Sakawuni dan Arya Kamandanu menikah.
14. KERIS EMPU GANDRING.


Sayang, Sakawuni meninggal setelah melahirkan akibat mengalami pendarahan hebat. Sepeninggal Sakawuni Arya Kamandanu mengundurkan diri dari keprajuritan dan kembali menyepi di lereng Gunung Arjuno bersama anaknya.
15. KISAH SEORANG PRAJURIT PELARIAN.


* '''[[Mpu Tong Bajil]]'''
16. PEMBERONTAKAN GAJAH BIRU.
Adalah pendekar sakti, tetapi kejam. Pendekar cebol dari Lereng Tengger ini memiliki senjata andalan yaitu tongkat Pencabut Roh dan ilmu pukulan maut yang bernama Aji Segara Geni. Empu Bajil adalah pemimpin kelompok pendekar yang membantu Pemerintah Kediri. Dalam sebuah pertarungan melawan Arya Kamandanu, Tongkat Pencabut Roh patah menjadi dua. Empu Bajil sangat marah. Dia lalu memperdalam Aji Segara Geni di Lereng Tengger. Setelah beberapa bulan lamanya Empu Bajil berhasil memperdalam Aji Segara Geni. Dia kembali turun Gunung. Kembali Empu Bajil bertarung melawan Arya Kamandanu. Mereka bertarung di Lembah Kardama. Dalam pertarungan itu Arya Kamandanu kalah dan Pedang Nagapuspa dapat direbut.


Dengan Pedang Nagapuspa di tangannya Empu Bajil menjadi semakin kuat. Dia dan kelompok perampoknya membuat kekacauan di mana-mana, bahkan dia berani membuat kekacauan di Majapahit. Namun Empu Bajil tidak lama memiliki Pedang Nagapuspa. Dengan kekuatan ghaib Nagapuspa Kresna dan Keris Empu Gandring, akhirnya Arya Kamandanu berhasil merebut kembali Pedang Nagapuspa. Dan Mpu Tong Bajil pun tewas setelah dadanya terhunjam Keris Empu Gandring.
17. PENDEKAR SYAIR BERDARAH.


* '''[[Dewi Sambi]]'''
18. DENDAM LAMA DARI KURAWAN.
Adalah seorang pendekar wanita yang cantik, tetapi berwajah dingin dan kejam. Dia adalah kekasih Empu Bajil. Dia sangat mencintai Empu Bajil. Dia rela meninggalkan gurunya di Gunung Kawi hanya demi cintanya pada Empu Bajil. Dari hubungannya dengan Empu Bajil, Dewi Sambi mengandung dan memiliki seorang bayi laki-laki yang bernama Layang Samba. Namun Layang Samba dipelihara oleh Dewi Upas, guru Dewi Sambi yang memiliki kesaktian luar biasa. Diantaranya dia menguasai ilmu ular. Dewi Upas bisa memanggil ribuan ular dan memerintahkan mereka melakukan sesuatu.


Dewi Sambi sangat berduka atas kematian Empu Bajil. Dia berusaha membalaskan dendam kematian Empu Bajil kepada Arya Kamandanu. Dia mengirimkan jasad Mpu Bajil yang disertai surat palsu yang berisi tantangan Arya Kamandanu ke Padepokan Tengger. Maksudnya supaya Wong Agung marah pada Arya Kamandanu. Akan tetapi Wong Agung tidak terpancing, karena dia tahu kalau Empu Bajil adalah seorang jahat. Kemudian Dewi Sambi bersekutu dengan Arya Dwipangga alias Pendekar Syair Berdarah. Bersama-sama mereka melawan Arya Kamandanu. Namun lagi-lagi usahanya tidak berhasil.
19. KELUARGA PRABU KERTARAJASA JAYAWARDANA.


Dewi Sambi bertemu kembali dengan Mei Shin. Saat itu Mei Shin sedang dalam perjalanan ke Majapahit untuk mengobati Sang Prabu Kertarajasa Jayawardana. Dewi Sambi tidak menyangka kalau Mei Shin masih hidup. Dewi Sambi kemudian bertarung melawan Mei Shin. Dia ingin membunuh Mei Shin karena Mei Shin dianggap mempunyai hubungan dengan Arya Kamandanu. Namun Dewi Sambi selalu gagal menyarangkan Pukulan Tapakwisanya ketubuh Mei Shin. Setiap kali Aji Tapakwisa akan mengenai dirinya Mei Shin selalu bisa menghindar. Akhirnya Dewi Sambi menggunakan tipu muslihat. Dia berpura-pura minta maaf pada Mei Shin. Ketika Mei Shin sedang lengah, Dewi Sambi membokongnya. Tapi lagi-lagi Dewi Sambi tidak berhasil. Aji Tapakwisa malah membalik pada dirinya, sehingga Dewi Sambi tewas dengan tubuh terpancang di tonggak kayu. Itu adalah akibat kutukan Resi Wisambudi seorang pertapa yang dibunuhnya bersama Arya Dwipangga.
20. GOLEK KAYU MANDANA.


* '''[[Mpu Renteng]]'''
21. PEMBERONTAKAN LEMBU SORA.
Adalah seorang pendekar yang tidak banyak bicara. Dia tidak kalah sakti dengan Empu Bajil dan Dewi Sambi. Pendekar dari Gunung Petiri ini mempunyai sebilah pedang ampuh berwarna kuning, sehingga disebut Pedang Kuning. Dengan Pedang Kuning ini Empu Renteng bisa membunuh lawannya dalam waktu beberapa detik. Selain itu dia juga memiliki ilmu kebal yang bernama Blabak Pengantolan. Tak ada senjata yang bisa menembus kulitnya, termasuk senjata pusaka. Ketika terjadi peperangan antara Majapahit melawan Kediri, Empu Renteng bertarung melawan Ranggalawe. Empu Renteng mati-matian melawan Ranggalawe. Ternyata Ilmu Blabak Pengantolan tidak mampu menahan tajamnya Keris Megalamat Ranggalawe, sehingga Empu Renteng terluka parah. Empu Renteng akhirnya berpisah dengan Empu Bajil. Dia bermaksud mencari seorang tabib untuk menyembuhkan luka-lukanya. Namun dia malah bertemu dengan musuh lamanya, yaitu Watukura.


Watukura ingin menguji sejauh mana kemampuan Arya Dwipangga yang sudah menguasai Jurus Kidung Pamungkas. Dia menyuruh Arya Dwipangga untuk bertarung melawan Empu Renteng. Tentu saja Empu Renteng yang sedang terluka itu tidak mampu melawan Arya Dwipangga. Akhirnya dia tewas terkena Aji Kidung Pamungkas. Namun pada sisa-sisa kekuatannya Empu Renteng melemparkan Pedang Kuningnya kepada Watukura, sehingga Watukura pun tewas.
22. GELAPNYA MALAM TANPA BINTANG.


* '''[[Nini Ragarunting dan Kaki Tanparoang]]'''
23. WONG AGUNG TURUN GUNUNG.
Keduanya sebenarnya saling mencintai sejak mereka masih sama-sama muda. Namun keduanya tidak mau mengungkapkan cintanya, sehingga sampai hari tua mereka tidak bisa hidup bersama. Keduanya selalu bertarung dan saling ejek setiap bertemu. Nini Ragarunting sering menyebut Kaki Tamparoang dengan sebutan ”sapi ompong”. Dan Kaki Tamparoang menyebut Nini Ragarunting dengan sebutan ”kambingpeot”. Namun keduanya juga saling tolong-menolong jika keadaan sedang genting.


Kaki Tamparoang tewas ketika membantu kemenakannya Gajahbiru yang memberontak terhadap Majapahit. Kematian Kaki Tamparoang sangat tragis. Seluruh tubuhnya tertembus anak panah sampai ke mulutnya. Nini Ragarunting sangat bersedih atas kematian Kaki Tamparoang. Dicabutinya anak-anak panah yang menancap di tubuh Kaki Tamparoang. Kemudian dikuburkannya mayat Kaki Tamparoang.
24. MENDUNG BERGULUNG DI ATAS MAJAPAHIT.


Sampai akhir hayatnya Nini Ragarunting hidup bersama-sama Ayu Wandira, walaupun beberapa kali sempat terpisah. Bagi Nini Ragarunting Ayu Wandira sudah dianggap sebagai cucunya sendiri.


== Sandiwara radio ==
Kelak Tutur Tinular dilanjutkan kisahnya dalam sandiwara Radio Mahkota Mayangkara. Bedanya Tutur Tinular berkisah runtuhnya kerajaan Singasari dan berdirinya kerajaan Majapahit, tapi mahkota Mayangkara berlatar belakang tentang berbagai macam konflik dan pemberontakan dalam kerajaan Majapahit hingga datangnya Gajahmada sebagai penyelamat Majapahit yang hampir direbut oleh seorang Tokoh yang bernama Rakuti.
=== Daftar aktor dan aktris ===
Para aktor dan aktris [[pengisi suara]] dalam sandiwara radio ''Tutur Tinular'' tersebut adalah para artis dari [[Sanggar Cerita]] dan [[Sanggar Prathivi]], antara lain:
* [[Ferry Fadly]] sebagai [[Arya Kamandanu]]
* [[M. Aboed]] sebagai [[Arya Dwipangga]], [[Ike Mese]], Mpu Sasi, Ma Bo Yie, Sokol
* [[Lily Nur Indah Sari]] sebagai [[Nari Ratih]], Luh Jinggan, Sunggi
* [[Elly Ermawati]] sebagai [[Mei Shin]]
* [[Eddy Dhosa]] sebagai [[Lo Shi Shan]], Mantri Segoro Winotan
* [[Ivone Rose]] sebagai [[Sakawuni]]
* [[Asdi Suhastra]] sebagai [[Mpu Ranubhaya]], serta pembawa cerita untuk seri 091-720
* [[Hari Akik]] sebagai [[Mpu Hanggareksa]], [[Kebo Anengah]], [[Gajah Mada]]
* [[Lukman Tambose]] sebagai [[Mpu Tong Bajil]], Aki Tangkur, Ki Surabaya
* [[Margareth]] sebagai [[Dewi Sambi]]
* [[Herry Setiono]] sebagai [[Raden Wijaya|Sanggrama Wijaya]], Murdaja, Kuda Prana, [[Dharmaputra, Majapahit|Ra Yuyu]]
* [[Nusri Nurdin]] sebagai [[Lembu Sora]], Luruh, Gagak Sali, serta pembawa cerita seri 001-090
* [[Rusli Pontian]] sebagai [[Ranggalawe]], Suraprabawa, Patih Emban
* [[Haryoko]] sebagai [[Kubilai Khan]], [[Nambi]], Aki Lumpang, Mpu Renteng, Resi Wisambudi, Resi Mahalalita, [[Panji Ketawang]] dewasa
* [[Iwan Dahlan]] sebagai Pranaraja, Aki Pamungsu, Ki Sugata Brahma, Rake Dukut, Ki Panggala, Mantri Prakrama
* [[Petrus Urspon]] sebagai Jaran Bangkal, Banyak Kapuk, [[Jayakatwang]], Mei Hua, Gajah Pagon
* [[Narto Bantul]] sebagai [[Ardharaja]], Adisara, Rembaka, Ki Talat Waja, [[Dharmaputra, Majapahit|Ra Wedeng]]
* [[Idris Apandi]] sebagai [[Mahapati|Ramapati]], Banyak Kapuk, Macan Kumbang, Watukura
* [[Sono Sudiakso]] sebagai [[Arya Wiraraja]], Mpu Lunggah, Aki Gumbreg, Rakawikirang
* [[Nenny Haryoko]] sebagai Ayu Pupu alias Dewi Tunjung Biru, Nyi Pamungsu
* [[Anna Sambayon]] sebagai [[Nini Raga Runting]], Nyi Lemus, Nyi Kelu, Nyi Pamiji
* [[Mario Kulon]] sebagai Dangdi, Kaki Tanparoang, Ra Lumbu, Banyak Kapuk,
* [[Rio Sempana]] sebagai [[Panji Ketawang]] kecil
* [[Reneth]] sebagai [[Ayu Wandira]] kecil
* [[Suryadin Tandjung]] sebagai Jaran Lejong, Pakeling, Kalongpret
* [[Wenda Lubis]] sebagai Wirot, Kebo Anabrang, Langkir, Jaran Bangkal, Demung Wira
* [[Elly Panca]] sebagai Nyi Rongkot
* [[Yanwar]] sebagai [[Ra Tanca]]
* [[Herman Wijaya]] sebagai Tabib Wong Yin, Silananda Jaya
* Susi Wijaya sebagai Mei Shin (pengganti sementara)
* [[Yulie Muliana]] sebagai Werda Murti, Palastri, Kurantil, Mei Shin, Ayu Wandira dewasa
* [[Bambang Jeger]] sebagai Patih Kebo Mundarang, Sudra Palong
* [[Mamuk Pratomo]] sebagai [[Kertanagara]], Kebo Kluyur
* [[Wawan GW]] sebagai Ganggadara, Ki Bokor
* [[Benny Indrahadi]] sebagai Jarawaha, [[Shih Pie]], Sanding, Kuntir, Sampit, [[Dharmaputra, Majapahit|Ra Banyak]], Jana Lelung
* [[Sudibyanto]] sebagai Jaruju, Tambir, Kartawiyoga
* [[Wahyu Chandra]] sebagai Balawi, [[Meng Chi]], Ki Janawidi
* [[A.P. Burhan]] sebagai Rakryan Wuruh, Chan Pie, Aki Pamiji, Banyak Dekur, Rake Patanjana, Rana Dikara, Mpu Tanduk, Wong Agung alias Resi Jana Maha Dwija
* [[Eny Budiono]] sebagai Parwati
* [[Katarina]] sebagai Nyi Warih
* [[Kasdu Dewa]] sebagai Dipangkara Dasa, [[Lembu Sora]], Ra Podang
* [[Otis Perkasa]] sebagai Wong Chau
* [[Armand Donida]] sebagai [[Kau Hsing]]
* [[Budi Klontong]] sebagai [[Nambi]], Ki Julungwangi
* [[Ai Mudji Rahayu]] sebagai [[Nararya Turuk Bali]]
* [[Bambang Hermanto]] sebagai Gajah Pagon, Wong Kilur
* [[Wied Harry Apriadjie]] sebagai Marakeh
* [[Freddy Canser]] sebagai Medangkungan
* [[Eddy Juni]] sebagai Linggapati, Puye, [[Ike Mese]], [[Nambi]]
* [[Rini Marjan]] sebagai Sariti, [[Tribhuwaneswari]], Nyi Tumpak Seti
* [[Novia Mandagi]] sebagai [[Mahadewi]]
* [[Jumirah]] sebagai [[Jayendradewi|Pradnya Paramita]]
* [[Wiwiek]] sebagai [[Rajapatni]]
* [[Mas'ud]] sebagai Wangsa Halemu
* [[Yayuk Kristanto]] sebagai Nyi Sepang
* [[Mogan Pasaribu]] sebagai [[Dharmaputra, Majapahit|Ra Pangsa]]
* [[Elyas]] sebagai [[Gajah Biru]]


=== Daftar judul episode ===
Tak berhenti disitu saja, sekuel ketiga pun sudah disiapkan oleh S. Tijab berjudul Satria Kekasih Dewa, sebuah kisah yang menceritakan generasi dari anak-anak dari tokoh Tutur Tinular. Namun produksi sekuel yang ketiga ini terhambat karena belum adanya sponsor sebagai penyandang dananya.
Jumlah keseluruhan kisah Tutur Tinular adalah 720 seri yang terbagi ke dalam 24 episode, atau setiap episode terdiri atas 30 seri dengan durasi kurang lebih 30 menit dan disiarkan setiap hari. Adapun judul-judul episodenya adalah sebagai berikut:
Tutur Tinular ini merupakan salah satu Sandiwara yang meraih sukses besar di Tanah Air yang mempunyai penggemar fanatik, sukses tersebut membuat beberapa pihak beberapakali mengangkat kembali ceritanya dalam bentuk Film, dan Serial TV secara bersambung.
# ''Pelangi di Atas Kurawan'', seri 1-30 (bulan ke-1)
# ''Kisah dari Seberang Lautan'', seri 31-60 (bulan ke-2)
# ''Daun-Daun Bersemi Lagi'', seri 61-90 (bulan ke-3)
# ''Kemelut Cinta di Atas Noda'', seri 91-120 (bulan ke-4)
# ''Perguruan Lopandak'', seri 121-150 (bulan ke-5)
# ''Cahaya Fajar Menembus Hutan Tarik'', seri 151-180 (bulan ke-6)
# ''Mata Air di Tanah Gersang'', seri 181-210 (bulan ke-7)
# ''Angkara Murka Merajalela'', seri 211-240 (bulan ke-8)
# ''Badai Mengamuk di Atas Kediri'', seri 141-270 (bulan ke-9)
# ''Pemberontakan Ranggalawe'', seri 271-300 (bulan ke-10)
# ''Mutiara Ilmu di Atas Batu'', seri 301-330 (bulan ke-11)
# ''Nagapuspa Kresna'', seri 331-360 (bulan ke-12)
# ''Geger Pedang Nagapuspa'', seri 361-390 (bulan ke-13)
# ''[[Keris Mpu Gandring]]'', seri 391-420 (bulan ke-14)
# ''Kisah Seorang Prajurit Pelarian'', seri 421-450 (bulan ke-15)
# ''Pemberontakan Gajah Biru'', seri 451-480 (bulan ke-16)
# ''Pendekar Syair Berdarah'', seri 481-510 (bulan ke-17)
# ''Dendam Lama dari Kurawan'', seri 511-540 (bulan ke-18)
# ''Keluarga Prabu Kertarajasa Jayawardhana'', seri 541-570 (bulan ke-19)
# ''Golek Kayu Mandana'', seri 571-600 (bulan ke-20)
# ''Pemberontakan Lembu Sora'', seri 601-630 (bulan ke-21)
# ''Gelapnya Malam Tanpa Bintang'', seri 631-660 (bulan ke-22)
# ''Wong Agung Turun Gunung'', seri 661-690 (bulan ke-23)
# ''Mendung Bergulung di Atas Majapahit'', seri 661-720 (bulan ke-24)


Selain itu, [[S. Tidjab]] juga meluncurkan sekuel kelanjutan ''Tutur Tinular'' yang berjudul ''[[Mahkota Mayangkara]]'', berkisah tentang [[Kerajaan Majapahit]] di bawah pemerintahan [[Jayanagara|Prabu Jayanagara]], di mana pada akhirnya terjadi pemberontakan [[Ra Kuti]] yang berhasil ditumpas oleh [[Gajah Mada]].
== Judul Film ==
* ''[[Tutur Tinular 1 ]]'' - Pedang Naga Puspa - film buatan tahun 1989


Sebagai lanjutan dari ''Mahkota Mayangkara'', [[S. Tijab]] telah mempersiapkan sekuel ketiga berjudul ''[[Satria Kekasih Dewa]]'', yang menceritakan generasi anak-anak dari tokoh ''Tutur Tinular''. Namun produksi sekuel yang ketiga ini terhambat karena belum adanya sponsor sebagai penyandang dana.
Arya Dwipangga (Baron Hermanto) senang olah sastra, adiknya Arya Kamandanu (Benny G. Rahardja) senang bersilat.
Pacar Kamandanu direbut oleh Dwipangga. Ia lari dan diperangkap masuk gua ahli senjata Empu Ranubaya dan dijadikan murid. Ranubaya adalah kawan seperguruan Empu Hanggareksa, ayah Kamandanu.


=== Ringkasan Cerita Tutur Tinular Untuk setiap Episode ===
Tetapi dua empu ini bertolak belakang dalam sikap. Hanggareksa mengabdi raja Singasari, Kartanegara (Aspar Paturusi), Ranubaya tidak mau. Kertanegara kedatangan utusan Kubilai Khan dari Mongolia yang ingin menjalin hubungan damai. Tawaran itu ditampik. Utusan Mongolia kecewa dan pulang sambil menculik Empu Ranubaya (Yoseph Hungan).
Berikut ini akan disajikan Ringkasan Cerita Tutur Tinular Untuk setiap Episode:


Episode 1: Pelangi di Atas Kurawan'', (seri 1-30)''
Di Mongolia Empu Ranubaya sangat diperhatikan Kubilai Khan (Syarief Friant), dan disuruh membuat cemburu perwira tinggi lain. Mereka merencanakan melenyapkan Empu Ranubaya. Untung ada kelompok lain yang menyelamatkan Empu Ranubaya dan pedangnya, yaitu Lou (Lamting) dan istrinya Mei Shin (Elly Ermawati), yang kemudian disuruh membawa pedang itu dan terdampar di Jawa.


Berlatar-belakang masa akhir kerajaan Tumapel (Singasari), Kisah ini diawali dengan kehidupan Arya Dwipangga dan Arya Kamandanu yang memperebutkan gadis kembang desa bernama Nari Ratih. Kedua kakak-beradik ini merupakan anak dari seorang ahli pembuat senjata pusaka Mpu Hanggareksa yang adalah adik seperguruan dari Mpu Ranubhaya. Kedua ahli senjata ini kemudian berselisih paham, Mpu Ranubhaya secara diam-diam mengajarkan ilmu kanuragan kepada Kamandanu. Berlanjut kemudian dengan kedatangan utusan Kaisar Kubilai Khan dari Mongolia yang mengirimkan surat diplomasi kepada Prabu Kertanagara namun ditanggapi secara tidak baik. Dalam perjalanan kembali ke negerinya, secara kebetulan utusan tersebut menangkap dan membawa serta Mpu Ranubhaya yang menjadi buron Singasari akibat fitnah dari Mpu Hanggareksa.
Pedang lalu diperebutkan para pendekar kerajaan Kediri yang baru saja dibangun menggantikan Singasari. Lou dan Mei Shin dibantu oleh Kamandanu. Lou meninggal. Mei Shin berniat balas dendam.


# Kisah dari Seberang Lautan'', seri 31-60 (bulan ke-2)
Film ini di produksi oleh PT. Kanta Indah Film.
Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:


# Daun-Daun Bersemi Lagi'', seri 61-90 (bulan ke-3)
* ''[[Tutur Tinular II|Tutur Tinular II (Naga Puspa Kresna)]]''
Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:


# Kemelut Cinta di Atas Noda'', seri 91-120 (bulan ke-4)
- Sukses dengan Tutur Tinular 1, PT. Kanta Indah film kembali memproduksi Tutur Tinular 2 dengan Judul Pedang Naga Kresna. Dalam Film Ini PT Kanta Indah Film tidak mempercayakan pada aktor dari Tutur Tinular 1.
Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:


# Perguruan Lopandak'', seri 121-150 (bulan ke-5)
Dalam Film keduanya Arya Dwi Pangga diperankan oleh Hans Wanaghi sedangkan Mei Shin diperankan oleh Linda Yanoman.
Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:


# Cahaya Fajar Menembus Hutan Tarik'', seri 151-180 (bulan ke-6)
Film dengan durasi 84 menit ini menceritakan tentang perjuangan Mei Shin. Lanjutan dari Kisah pertamanya . Mei Shin mengubur suaminya, lalu berjalan bersama Kamandanu. Mei shin yang membawa pedang Naga puspa yang menjadi rebutan, bertemu dengan pasukan Kediri dan berperang. Kemudian terjadi bentrok dan berhasil menyelamatkan diri.
Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:


# Mata Air di Tanah Gersang'', seri 181-210 (bulan ke-7)
Melihat kemolekan tubuh Mei Shin yang bersama Kamandanu, agaknya Dwipangga tidak tahan. Terjadilah pemerkosaan yang membuahkan seorang anak. Akan tetapi meski sakit hati, dengan jiwa ksatrianya Kamandanu mau menikahi Mei Shin yang telah dinodai oleh Dwipangga. Kemudian Mei Shin memberikan Pedang Naga Puspa kepada Kamandanu.
Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:


# Angkara Murka Merajalela'', seri 211-240 (bulan ke-8)
Karena mempunyai karakter yang culas, Dwipangga melaporkan ke Kediri bahwa pedang Naga puspa dibawa oleh Kamandanu, sehingga rumah mpu Hanggareksa di obrak abrik prajurit Kediri.
Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:


# Badai Mengamuk di Atas Kediri'', seri 141-270 (bulan ke-9)
* ''[[Tutur Tinular III|Tutur Tinular III (Pendekar Syair Berdarah)]]'' - film buatan tahun 1992
Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:


# Pemberontakan Ranggalawe'', seri 271-300 (bulan ke-10)
Tutur Tinular 3 di produksi Elang Perkasa Film. Setelah tutur Tinular 2 memasang aktor yang berbeda, di film inipun tokoh Arya Kamandanu masih mencari-cari actor yang tepat. Adalah Sandy Nayoan yang berhasil membintangi Tutur Tinular 3 sebagai Arya Kamandanu. Disandingkan dengan Devi Permatasari dan Baron Hermanto acting Sandy Nayoan di uji. Setelah sukses membintangi Sengsara Membawa Nikmat di TVRI agaknya masuk ke Film Laga bukanlah merupakan hal baru. Di film ini acting Sandy Nayoan lumayan berhasil memikat penonton.
Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:


# Mutiara Ilmu di Atas Batu'', seri 301-330 (bulan ke-11)
Pendekar Syair berdarah (arya Dwipangga) yang menebar maut dimana-mana. Arya Dwipangga mengacau Majapahit dengan tujuan membalas dendamnya pada Kamandanu, namun pihak kerajaan mengira pengacaunya Mpu Bajil , yang sedang memperdalam ilmu Aji Segara Geni.Untuk menyempurnakan ilmunya Mpu Tong Bajil sudah mandi 7 anak satria. Untuk melengkapi menjadi 8, ia menculik Panji Ketawang yang akan digunakan sebagai korban berikutnya.
Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:


# Nagapuspa Kresna'', seri 331-360 (bulan ke-12)
Panji ketawang adalah kemenakan dari Arya Kamandanu. Dengan dibantu istrinya Sakawuni, Kamandanu bertarung dengan Tong Bajil yang memang ditugaskan pula oleh Majapahit untuk membawa kepala Tong Bajil.
Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:


# Geger Pedang Nagapuspa'', seri 361-390 (bulan ke-13)
Sementara Arya Dwipangga dengan tidak mempunyai hati mencari adiknya Kamandanu untuk balas dendam.
Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:


# Keris Mpu Gandring]]'', seri 391-420 (bulan ke-14)
* '' [[Tutur Tinular IV|Tutur Tinular IV (Mendung Bergulung di Atas Majapahit)]]'' - film buatan tahun 1992
Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:


# ''Kisah Seorang Prajurit Pelarian'', seri 421-450 (bulan ke-15)
Merupakan film terakhir dari Tutur Tinular. Masih di produksi oleh PT. Elang Perkasa Film, kembali menyandingkan Beny G Raharja untuk memerankan Arya Kamandanu. Agaknya Beny G Raharja memang lebih tepat untuk memerankan Arya Kamandanu di bandingkan dengan Hans Wanaghi dan Sandy Nayoan.
Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:


# ''Pemberontakan Gajah Biru'', seri 451-480 (bulan ke-16)
Walaupun agak berbeda dengan cerita versi Sandiwaranya, film terakhir ini berhasil membuktikan siapa Ramapati, tokoh culas yang selalu memutarbalikkan Fakta. Remy Silado sebagai Ramapati berhasil membuat penonton geram melihat kelakuannya. Dari segi face memang Remy Silado sangat cocok memerankan Ramapati, karena mampu memerankan karakter yang culas dan licik.
Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:


# ''Pendekar Syair Berdarah'', seri 481-510 (bulan ke-17)
Arya Kamandanu di tuduh membunuh Mpu tong Bajil oleh Ramapati yang merupakan pembunuh sesungguhnya. Agaknya dendam pribadi antara Ramapati dan Kamandanu yang menyebabkan Ramapati berlaku seenaknya, sampai memfitnah meracuni raja.
Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:


# ''Dendam Lama dari Kurawan'', seri 511-540 (bulan ke-18)
Keinginan utama Ramapati adalah agar Jayanegara naik tahta sehingga dengan mudah mengendalikannya. Kemudian pertemuan Kamandanu dengan Nyai Paricara yang dulunya adalah Mei Shin akan tetapi setelah menjadi tabib, Mei Shin menggunakan nama tersebut. Dan Mei Shin pun sudah trauma dengan masa lalu, sehingga kecewalah Kamandanu karena Nyai Paricara tidak mau mengakui bahwa sebenarnya ia adalah Mei Shin.
Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:


# ''Keluarga Prabu Kertarajasa Jayawardhana'', seri 541-570 (bulan ke-19)
== Serial TV ==
Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:


# ''Golek Kayu Mandana'', seri 571-600 (bulan ke-20)
Sukses menjadi sandiwara radio dan di layar lebar, Tutur Tinular kembali diangkat ke Layar Perak. Adalah PT. Gentabuana Pitaloka yang membuat Tutur Tinular versi sinetron laga yang kemudian ditanyangkan oleh ANTV dan Indosiar.
Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:


# ''Pemberontakan Lembu Sora'', seri 601-630 (bulan ke-21)
Versi Sinetron laga justru lebih menarik dibandingkan dengan versi film layar lebarnya. Agaknya teknologi sangat mempengaruhi dari trik-trik yang ditimbulkan.
Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:


# ''Gelapnya Malam Tanpa Bintang'', seri 631-660 (bulan ke-22)
Karena sukses besar pada serial TV sebelumnya, pada akhir tahun 2011, Tutur Tinular kembali diangkat dan dikemas dalam sebuah cerita dengan warna yang berbeda menjadi sebuah Serial laga di TV oleh PT. Gentabuana Paramitha, dan ditayangkan oleh Indosiar.
Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:
dalam awal-awal penayangannya, laga kolosal ini sudah masuk rating 10 besar pemirsa TV.


# ''Wong Agung Turun Gunung'', seri 661-690 (bulan ke-23)
Namun Film ini banyak menuai Kritik dan protes keras oleh para pecinta fanatik serial sandiwara Tutur Tinular, karena alur cerita banyak melenceng dari cerita aslinya, ada selingan lagu dangdut seperti halnya film India, bahkan banyak tokoh-tokoh baru yang bermunculan seperti Pangeran bentar yang nota bene dari cerita saur sepuh.
Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:
kalau dalam serial-serial tv sebelumnya menggunakan dubber yang melibatkan pemain-pemain asli dari sandiwara Tutur Tinular, kali ini tidak, sehingga banyak karakter yang terlihat tidak pas dengan tokoh yang diperankannya. Disamping itu kostum yang digunakan juga tidak mencerminkan setting pada zaman majapahit, melainkan lebih mirip seperti budaya adat Melayu.


# ''Mendung Bergulung di Atas Majapahit'', seri 661-720 (bulan ke-24)
Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:


== Film ==
=== Layar Lebar ===
Sukses sandiwara radio ''Tutur Tinular'' membuat para sineas mengangkat kisah ini ke dalam film layar lebar. Tercatat ada empat film ''Tutur Tinular'' dengan judul sebagai berikut:
==== [[Tutur Tinular 1 (Pedang Naga Puspa)|Tutur Tinular I (Pedang Naga Puspa)]] (1989) ====
{{Utama|Tutur Tinular: Pedang Naga Puspa}}
[[Berkas:Tutur Tinular I.jpeg|220px|kiri|jmpl]]
Seri pertama ini diproduksi oleh [[PT. Kanta Indah Film]], dengan disutradarai [[Nurhadi Irawan]] dan dibintangi [[Benny G. Raharja]] sebagai Arya kamandanu, [[Baron Hermanto]] sebagai Arya Dwipangga, [[Yoseph Hungan]] sebagai Mpu Ranubhaya, [[Elly Ermawati]] sebagai Mei Shin, dan [[Lamting]] sebagai Lo Shi Shan.


Kisah diawali dengan kehidupan Arya Kamandanu dan Arya Dwipangga yang memperebutkan gadis kembang desa bernama Nari Ratih. Berlanjut kemudian dengan kedatangan utusan Kaisar Kubilai Khan dari bangsa Mongolia yang menginginkan Prabu Kertanagara menyatakan tunduk. Dalam perjalanan kembali ke negerinya, utusan tersebut menangkap dan membawa serta Mpu Ranubhaya, guru Kamandanu.
RL [[Pengguna:Archiblank99|Archiblank99]] ([[Pembicaraan Pengguna:Archiblank99|bicara]])

Di negeri Tiongkok, Ranubhaya menciptakan Pedang Nagapuspa yang kemudian diserahkan kepada pasangan suami istri Lo Shi Shan dan Mei Shin. Kedua pendekar ini lantas terdampar di [[Pulau Jawa]] di mana mereka menjadi buronan para pendekar berwatak jahat yang mengincar Pedang Nagapuspa. Akhirnya Lo Shi Shan terbunuh, sedangkan Mei Shin ditolong oleh Arya Kamandanu.<ref>[http://perfilman.pnri.go.id/filmografi.php?1=1&a=view&recid=FILM-M1730 Laman Tutur Tinular ]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, diakses pada 16 Februari 2010</ref>

==== [[Tutur Tinular II|Tutur Tinular II (Naga Puspa Kresna)]] (1991) ====
{{Utama|Tutur Tinular II}}
[[Berkas:Tutur Tinular II.jpeg|220px|kiri|jmpl]]
Sukses dengan Tutur Tinular 1, [[PT. Kanta Indah film]] kembali memproduksi Tutur Tinular 2 dengan Judul [[Pedang Naga Puspa Kresna]]. Seri kedua ini disutradarai oleh [[Abdul Kadir]] dan [[Prawoto S. Rahardjo]], dengan dibintangi oleh [[Hans Wanaghi]] sebagai [[Arya Kamandanu]], sedangkan [[Mei Shin]] diperankan oleh [[Linda Yanoman]].

Film dengan durasi 84 menit ini menceritakan kelanjutan dari seri pertama. Setelah kematian suaminya, Mei Shin ditampung oleh Kamandanu. Kecantikan perempuan [[Tiongkok]] ini membuat [[Arya Dwipangga]] tergoda, meskipun ia sudah mempunyai istri. Terjadilah pemerkosaan dengan memanfaatkan obat bius, di mana Mei Shin sampai mengandung. Meskipun sakit hati karena ulah kakaknya, Kamandanu tetap berjiwa besar mau menikahi Mei Shin. Kemudian Mei Shin memberikan [[Pedang Nagapuspa]] kepada Kamandanu.

Dwipangga yang sakit hati melaporkan ke Kediri bahwa pedang Naga puspa berada di tangan Kamandanu. Akibatnya, pihak Kediri pun menyerang rumah ayahnya. Dalam serangan itu [[Mpu Hanggareksa]], ayah Dwipangga dan Kamandanu, terbunuh.<ref>[http://perfilman.pnri.go.id/filmografi.php?1=1&a=view&recid=FILM-M1843 Laman Tutur Tinular II]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, diakses pada 16 Februari 2010</ref>

==== [[Tutur Tinular III|Tutur Tinular III (Pendekar Syair Berdarah)]] (1992) ====
{{Utama|Tutur Tinular III}}
[[Berkas:Tutur Tinular III.jpeg|220px|kiri|jmpl]]
Tutur Tinular 3 di produksi [[PT. Elang Perkasa Film]], dengan sutradara [[Prawoto S. Rahardjo]] yang dibintangi [[Sandy Nayoan]] sebagai Arya Kamandanu, dan [[Baron Hermanto]] sebagai Arya Dwipangga.

Seri ketiga ini mengisahkan kekacauan di wilayah [[Kerajaan Majapahit]] akibat ulah Arya Dwipangga yang muncul kembali sebagai Penddekar Syair Berdarah. Di lain pihak juga muncul [[Mpu Tong Bajil]] yang menculik beberapa anak kesatria demi menyempurnakan ilmu silatnya. Salah satu yang ia culik adalah Panji Ketawang, anak Dwipangga yang diasuh Kamandanu.

Terjadilah pertarungan segitiga antara Kamandanu, Dwipangga, dan Bajil. Kamandanu yang terluka parah ditolong istrinya, yaitu [[Sakawuni]] dan dibawa ke tempat Mpu Lunggah. Berkat pertolongan Mpu Lunggah dan putrinya yang bernama Luh Jinggan, Kamandanu dapat pulih kembali dan mengalahkan Mpu Bajil.<ref>[http://perfilman.pnri.go.id/filmografi.php?1=1&a=view&recid=FILM-M2143 Laman Tutur Tinular III]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, diakses pada 16 Februari 2010</ref>

==== [[Tutur Tinular IV|Tutur Tinular IV (Mendung Bergulung di Atas Majapahit)]] (1992) ====
{{Utama|Tutur Tinular IV}}
[[Berkas:Tutur Tinulat IV.jpeg|220px|kiri|jmpl]]
Seri keempat yang disutradarai [[Jopijaya Burnama]] ini mengisahkan intrik yang ditimbulkan [[Mahapati|Ramapati]] (diperankan [[Remy Sylado]]) untuk menyingkirkan [[Arya Kamandanu]] (kembali diperankan [[Benny G. Rahardja]]) dari Kerajaan Majapahit. Selain itu, Ramapati juga berusaha membunuh [[Raden Wijaya|Sanggrama Wijaya]] raja [[Majapahit]], dan menggantinya dengan putra mahkota, [[Jayanagara]], agar bisa menjadi raja boneka bagi dirinya.

Ulah [[Mahapati|Ramapati]] tersebut mendapat bantuan seorang wanita bernama Dewanggi (diperankan [[Fitria Anwar]], serta dengan memperalat Dewi Sambi (istri Mpu Bajil) sebagai penebar racun. Rencana jahat meracuni raja tersebut dapat digagalkan Kamandanu yang membawa tabib bernama Nyai Paricara, yang tidak lain adalah [[Mei Shin]].<ref>[http://perfilman.pnri.go.id/filmografi.php?1=1&a=view&recid=FILM-M2145 Laman Tutur Tinular IV]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, diakses pada 16 Februari 2010</ref>

=== Layar Kaca ===

==== [[Tutur Tinular (sinetron)|Tutur Tinular]] ====
{{Utama|Tutur Tinular (sinetron)}}
[[Berkas:Tutur Tinular 1997.jpeg|jmpl]]
Sukses dalam sandiwara radio dan film layar lebar, ''[[Tutur Tinular (sinetron)|Tutur Tinular]]'' kemudian diangkat ke layar perak oleh [[Genta Buana Paramita|PT. Genta Buana Pitaloka]] pada tahun [[1997]]. Serial ini disutradarai oleh [[Muchlis Raya]] dan skenario ditulis oleh [[Imam Tantowi]]. Ditayangkan pertama kali pada tanggal 25 Oktober 1997 di [[Antv|ANTeve]] (Season 1), [[Indosiar]] (Season 2).

Sukses di [[Antv|ANTeve]], sinetron serial ''[[Tutur Tinular (sinetron)|Tutur Tinular]]'' kemudian dilanjutkan ke bagian dua yang ditayangkan di [[Indosiar]]. Adapun bagian pertama berkisah tentang kehidupan awal [[Arya Kamandanu]] sampai peresmian [[Raden Wijaya|Sanggrama Wijaya]] sebagai raja [[Kerajaan Majapahit]]. Sementara bagian kedua berkisah tentang pemberontakan [[Ranggalawe]] sampai pemberontakan [[Ra Kuti]]. Dengan demikian, serial sinetron ''Tutur Tinular'' merupakan visualisasi gabungan dua sandiwara radio, yaitu ''Tutur Tinular'' dan ''[[Mahkota Mayangkara]]''.

Setelah sukses ditayangkan di dua stasiun televisi yaitu [[Antv|ANTeve]], dan [[Indosiar]], Gentabuana Pitaloka mengubah format serial tersebut menjadi [[FTV]] (film televisi) dengan total keseluruhan berjumlah 27 episode, yaitu:
{{col-css3-begin|3}}
# ''Kidung Cinta Arya Kamandanu''
# ''Wasiat Mpu Gandring''
# ''Pelangi di Langit Singasari''
# ''Pedang Naga Puspa''
# ''Pertarungan di Candi Sorabhana''
# ''Kembang Gunung Bromo''
# ''Balada Cinta Mei Shin''
# ''Satria Majapahit''
# ''Bunga Tunjung Biru''
# ''Ayu Wandira''
# ''Prahara di Gunung Arjuno''
# ''Senjakala di Kediri''
# ''Mahkota Majapahit''
# ''Tragedi di Majapahit''
# ''Jurus NagapPuspa''
# ''Misteri Keris Penyebar Maut''
# ''Pengorbanan Mei Shin''
# ''Pendekar Syair Berdarah''
# ''Dendam Arya Dwipangga''
# ''Korban Birahi''
# ''Prahara Naga Krisna''
# ''Karmaphala''
# ''Wanita Persembahan''
# ''Pangeran Buron''
# ''Pemberontakan Nambi''
# ''Pemberontakan Ra Semi''
# ''Gajahmada''

{{col-css3-end}}

Adapun para [[aktor]] dan [[aktris]] yang membintangi serial ini antara lain:
* [[Anto Wijaya]] sebagai Arya Kamandanu
* [[Piet Ermas]] sebagai Arya Dwipangga
* [[Devi Zuliaty]] sebagai Nari Ratih
* [[Murti Sari Dewi]] sebagai Sakawuni
* [[Lamting]] sebagai Loe Shih Shan
* [[Agus Kuncoro]] sebagai [[Raden Wijaya]] (Prabu Kertarajasa Jayawardhana)
* [[Chairil JM]] sebagai Mpu Ranubhaya
* [[Hendra Cipta]] sebagai Mpu Hanggareksa
* [[Syaiful Nazar|Syaiful Anwar]] sebagai Mpu Tong Bajil
* [[Anika Hakim]] sebagai Dewi Sambi
* [[Tizar Purbaya]] sebagai [[Kertanagara|Prabu Kertanagara]]
* [[Piet Pagau]] sebagai [[Jayakatwang|Prabu Jayakatwang]] (musim 1) dan Mpu Lunggah (musim 2)
* [[Nungki Kusumastuti]] sebagi [[Nararya Turukbali]]
* [[Hadi Leo]] sebagai [[Lembu Sora]]
* [[Herbi Latuperisa|Herbi Latul]] sebagai [[Ranggalawe]]
* [[Candy Satrio]] sebagai [[Nambi|Patih Nambi]]
* [[Rayvaldo Luntungan]] sebagai Rakai Dukut dan [[Mahapati|Dyah Halayudha]]
* [[Rizal Muhaimin]] sebagai [[Ardharaja]] (season 1) dan [[Ra Tanca]] (season 2)
* [[Johan Saimima]] sebagai [[Kebo Mundarang|Patih Kebo Mundarang]]
* Yoga Pratama sebagai [[Jayanagara]] remaja
* [[Irgy Ahmad Fahrezi]] sebagai [[Jayanagara|Prabu Jayanagara]]
* [[Hans Wanaghi]] sebagai [[Meng Chi]]
* [[Wingky Harun]] sebagai Ki Tamparowang
* [[Dian Sitoresmi]] sebagai Nini Ragarunting
* [[Lilis Suganda]] sebagai Ayu Pupuh/Dewi Tunjung Biru (season 1) dan [[Tribhuwaneswari]] 2 (season 2)
* [[Teddy Uncle]] sebagai [[Pranaraja]] (season 1) dan Mpu Wahana (season 2)
* [[Rizal Djibran]] sebagai [[Ra Kuti]]
* [[Febriyanti]] sebagai [[Gayatri]]
* Niken Ayu sebagai [[Tribhuwana Wijayatunggadewi]] kecil
* [[Dhini Aminarti]] sebagai [[Tribhuwana Wijayatunggadewi]]
* [[Fisca Fadia Al Fariz]] sebagai [[Dyah Wiyat]]
* [[Yuni Sulistyawati]] sebagai Palastri (season 1), Luh Jinggan (season 2), dan Sitangsu (season 2)
* [[Wulan Guritno]] sebagai Praharsini
* [[Trixie Fadriane Etheim]] sebagai Ayu Wandira kecil
* [[Suzanna Meilia]] sebagai Sunggi (season 1), [[Dara Petak|Dyah Dara Pethak]] (season 2), dan Ayu Wandira dewasa (season 2)
* [[Benny Burnama]] sebagai Ki Pamungsu
* [[Bambang Suryo]] sebagai [[Arya Wiraraja]]
* [[Rendy Ricky Bramasta]] sebagai [[Banyak Kapuk]]
* [[Deonardus]] sebagai Jambunada
* [[M. Iqbal]] sebagai Panji Ketawang kecil
* [[Sawung Sembadha]] sebagai Panji Ketawang remaja
* [[Rizal Fadli]] sebagai tokoh figuran (season 1), Balunghura (season 1), pengikut Gajah Biru (season 2), dan Panji Ketawang dewasa (season 2)
* [[Eddy Dhosa]] sebagai Kuda Prana
* Revaldo dan Risdo Alaro Matondang sebagai [[Gajah Mada]]
* [[Rifky Alfarez]] sebagai Cakradara
* [[Hendri Hendarto]] sebagai Kudamerta
* [[David Macpal]] sebagai Dangdi
* [[Anne J. Cotto]] sebagai Mertaraga
* [[Irman F.R. Heryana]] sebagai Lanang Dhanapala
* [[Aspar Paturusi]] sebagai Rekyan Wuru
* [[S. Manan Dipa]] sebagai [[Mahapati|Ramapati]] (season 1), penduduk Lopandan (season 1), Mpu Sasi (season 2), dan Rakai Pamitihan (season 2)
* [[Fitria Anwar]] sebagai Kurantil
* [[Tien Kadaryono]] sebagai Nyi Pamiji
* [[Alex Bernard]] sebagai Kebo Kluyur (season 1) dan Wong Yin (season 2)
* [[Andre Yega]] sebagai Adirasa (season 1) dan Jarawaha (season 2)
* [[Nani Somanegara]] sebagai Nyi Rongkot
* [[Antoni Sumadi]] sebagai Ki Sugatabrahma
* [[Rochim Lahatu]] sebagai [[Kebo Anabrang]] (season 1 dan 2) dan Jabung Tarewes (season 2)
* [[Tanase]] sebagai [[Gajah Pagon]] (season 1) dan anak buah Mpu Tongbajil (season 2)
* [[Zainal Pattikawa]] sebagai Jaran Lejong (season 1) dan Ra Wedeng (season 2)
* [[Norman Syam]] sebagai Jarawaha (season 1), Gajah Biru (season 1 dan 2), dan Ra Yuyu 2 (season 2)
* [[Garnis Pangandaran]] sebagai Langkir (season 1), anak buah Mpu Tongbajil (season 2), dan Trisura (season 3)
* [[Steven Sakari]] sebagai Wong Chau
* [[Ricky Husada]] sebagai Chan Pie
* [[Land Sudirman Piyana]] sebagai Linggapati
* [[Abhie Cancer]] sebagai Kau Hsing 2
* [[Lilis Puspitasari]] sebagai Werdamurti (season 1) dan Jangir (season 2)
* [[Prie Panggie]] sebagai pemilik kedai (season 1), Ra Kawi (season 1), dan Walikadep (season 2)
* [[Krisno Bossa]] sebagai Ki Bokor
* [[Uliasari]] sebagai Retno Palupi
* Aldona Toncic sebagai Nyi Tumpeksekti
* Tyas Wahono sebagai Wong Agung
* [[David Macpal]] sebagai Dangdi

[[Berkas:Anto Wijaya Tembok Besar.jpg|jmpl|550px|Para pemeran serial ''[[Tutur Tinular (sinetron)|Tutur Tinular]]'': [[Anto Wijaya]], [[Murti Sari Dewi]], Li Yun Juan, [[Lamting]], dengan latar belakang [[Tembok Besar Tiongkok]].]]
Khusus untuk adegan pembuatan Pedang Naga Puspa yang dikisahkan terjadi di istana [[Kubilai Khan]], tidak segan-segan para artis dan kru sinetron ini melakukan pengambilan gambar di [[Tiongkok]] seperti di Tembok Besar Tiongkok dan beberapa tempat lainnya, dengan menggandeng [[Studio Cho Cho]] [[Beijing]] untuk bekerja sama. Penyutradaraan selama pengambilan gambar di Tiongkok dikerjakan oleh [[Prof. Mu Tik Yen]] sutradara kenamaan asal Tiongkok spesialis sinema kolosal. Adapun para aktor dan aktris Tiongkok yang ikut terlibat dalam pembuatan seri ini adalah:
* [[Lie Yun Juan]] sebagai [[Mei Shin]]
* [[Batdorj-in Baasanjab]] sebagai [[Kau Hsing]] 1
* [[Tian Wei Dong]] sebagai [[Kubilai Khan]]

Tidak hanya itu, Li Yun Juan melanjutkan perannya untuk penggambilan gambar di [[Indonesia]] sebagai Mei Shin yang merupakan tokoh utama wanita dalam serial ini.

Dalam sinetron tersebut digunakan teknologi ''[[dubbing]]'', yang masih menggunakan suara para artis [[Sanggar Prathivi|PT. Prathivi Kartika Film]] sebagaimana versi sandiwara radio. walaupun ada beberapa tokoh yang tidak di dubbing oleh pengisi suara yang sebenarnya sebagaimana penokohan dalam sandiwara radionya, sinetron ini masih patut untuk di tonton, seperti contohnya tokoh Arya Dwipangga yang dalam sandiwara radio di perankan oleh [[M. Aboed]] namun dalam sinetron ini dubbing oleh [[Petrus Urspon]] walau akhirnya pada season kedua tokoh Arya Dwipangga akhirnya di dubbing juga oleh tokoh aslinya dalam sandiwara radio yaitu M. Aboed, dalam berbagai judul sandiwara radio M. Aboed adalah spesialis untuk tokoh dengan aksen-aksen suara yang khusus untuk melantunkan syair-syair seperti dalam tokoh Arya Dwipangga ini yang dalam penokohannya adalah seorang sastrawan dan seorang pendekar yang selalu melantunkan syair-syair yang indah dan mengerikan, dengan syairnya Arya Dwipangga mampu menaklukkan banyak wanita namun dengan syairnya juga ia mampu melukai bahkan membunuh para musuh-musuhnya.

==== Film televisi ====
Tutur Tinular juga pernah diangkat menjadi Film Televisi oleh rumah produksi [[Diwangkara Film]] pada tanggal 4 Januari 2010 dengan sutradara Hwacai dan diproduseri oleh Megawati Santoso. FTV Tutur Tinular ditayangkan di [[TPI (Indonesia)|TPI]] (sekarang [[MNCTV]])

Para Pemain FTV Tutur Tinular Versi Diwangkara Citra Swara Film antara lain:

* [[Barry Prima]] Sebagai Mpu Ranubhaya
* [[Panji Saputra]] Sebagai Arya Kamandanu
* [[Ayu Anjani]] Sebagai Mei Shin
* Helya Septiana Sebagai Sakawuni
* Barry Bintang Sebagai Arya Dwipangga
* [[Sutan Simatupang]] Sebagai Mpu Tongbajil

==== [[Tutur Tinular Versi 2011]] (2011-2012) ====
{{Utama|Tutur Tinular Versi 2011}}
[[Berkas:Tutur Tinular Versi 2011.jpeg|ka|jmpl]]
Karena sukses besar pada serial televisi sebelumnya, pada tahun 2011, Tutur Tinular kembali diangkat dan dikemas dalam sebuah sinetron dengan warna yang berbeda menjadi sebuah serial laga oleh [[Genta Buana Paramita]] yang ditayangkan di Indosiar. Tutur Tinular Versi 2011 ini juga banyak melibatkan aktor dan aktris pendatang baru. Proses sulih suara yang menjadi ciri khas sinetron laga pun ditiadakan. Berbeda dengan versi lama tahun 1997 yang tayang satu minggu satu kali, maka versi 2011 ini tayang setiap hari dengan durasi selama 2 jam.

==== [[Pedang Naga Puspa]] (2015) ====
{{Utama|Pedang Naga Puspa}}
[[Berkas:Pedang Naga Puspa.jpeg|jmpl]]
[[SCTV]] bekerja sama dengan [[Amanah Surga Productions]] & [[Dini Insan Film]] kembali mengangkat kisah Tutur Tinular dengan tajuk Pedang Naga Puspa. Alasan menggunakan judul ini adalah untuk menghilangkan jejak buruk [[Tutur Tinular Versi 2011]]. Untuk peran utama, serial ini kembali memilih [[Rico Verald]] sebagai [[Arya Kamandanu]]. Serial ini mulai tayang hari [[Senin]], [[7 Desember]] [[2015]] pukul 19.45 WIB.

==== [[Tutur Tinular (sinetron 2021)]] (2021) ====

{{Utama|Tutur Tinular (sinetron 2021)}}
[[MNCTV]] bekerja sama dengan [[MNC Pictures]] kembali mengangkat kisah Tutur Tinular. Untuk peran utama, serial ini kembali memilih [[Rico Verald]] sebagai [[Arya Kamandanu]]. Serial ini mulai tayang hari [[Kamis]], [[21 Oktober]] [[2021]] pukul 21.15 WIB. Tutur Tinular versi ini tampil lebih baru, segar, kekinian serta didukung teknologi mutakhir serta lokasi syuting yang sangat menunjang keseruan dan membuat drama seri ini tampil lebih ''grande''. Tak hanya Rico Verald, bintang muda lainnya seperti [[Dimas Aditya]], [[Agatha Valerie]], [[Claudia Andhara]] dan beberapa artis papan atas lainnya, bersinergi dengan nama besar yang melegenda seperti [[Willy Dozan]] yang dikenal sebagai artis film dan sinetron laga dan diyakini akan membuat aksi laga di Tutur Tinular terasa hidup dan alami. Selain itu, kehadiran [[Elly Ermawati]] sebagai pengisi suara seolah akan menghidupkan kembali kerinduan terhadap Tutur Tinular. Tutur Tinular versi ini juga menjadikan [[Tya Subiakto]] sebagai komposer musik latar dan aktor [[Donny Alamsyah]] yang bertindak sebagai pengarah koreografer khas.


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist|2}}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://karimatafm.onlivestreaming.net:1330/ Radio Streaming Karimata FM Pamekasan Madura]{{Pranala mati|date=April 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{id}} [http://perfilman.pnri.go.id/filmografi.php?1=1&a=view&recid=FILM-M1730 Resensi@Perfilmanjibis.pnri]
* {{id}} [http://103.28.148.18:9130/ Radio Streaming Bintang Tenggara FM Banyuwangi] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20131210230331/http://103.28.148.18:9130/ |date=2013-12-10 }}

* {{id}} [http://103.28.148.18:8136/ Radio Streaming Istana FM Bojonegoro] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160304135738/http://103.28.148.18:8136/ |date=2016-03-04 }}
{{Film-indo-stub}}
* {{id}} [http://110.138.237.126:8000/ Radio Streaming Patria FM Blitar]{{Pranala mati|date=April 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{id}} [http://115.124.92.99:8604/listen.pls/ Radio Streaming Asdisuara Jakarta]{{Pranala mati|date=April 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{id}} [http://perfilman.pnri.go.id/filmografi.php?1=1&a=view&recid=FILM-M1730 Resensi@Perfilmanjibis.pnri]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{id}} [http://www.facebook.com/groups/121597337946290/ Tutur Tinular - Mahkota Mayangkara - Satria Kekasih Dewa Karya S. Tidjab]
* {{id}} [http://www.facebook.com/groups/264508685375/ Sandiwara Radio Community]
* {{id}} [http://www.facebook.com/photo.php?fbid=407963372575549 Fp. Tutur Tinular versi 2011 Indosiar]


[[Kategori:Film Indonesia tahun 1989]]
[[Kategori:Fiksi Indonesia]]
[[Kategori:Sejarah Nusantara]]
[[Kategori:Kerajaan Singhasari]]
[[Kategori:Kerajaan Majapahit]]

Revisi terkini sejak 4 Oktober 2024 02.36

Tutur Tinular
SutradaraE.W.S Yuwono
Bambang S
Y. Rudy Wartono
A.J Udono
C. Ispriyono. K
ProduserSanggar Cerita
Sanggar Prathivi
Ditulis olehS. Tidjab
PemeranFerry Fadli
Elly Ermawati
Ivone Rose
M. Aboed
Petrus Urspon
Hari Akik
Bambang Jeger
Idris Apandi
Lukman Tambose
A.P Burhan
Margareth
Anna Sambayon
Yulie Muliana
Sono Sudiakso
Rio Sempana
Mario Kulon
Herry Setiyono
Suryadin Tanjung
Wenda Lubis
Iwan Dahlan

Tehnik dan montase :

Announcer
(Pengantar Cerita) :

DistributorSanggar Cerita
Sanggar Prathivi
Tanggal rilis
1 Januari 1989
sampai dengan
31 Desember 1990
Durasi30 menit per seri per hari
NegaraIndonesia Indonesia
AnggaranRp. 1.656.000.000,-

Tutur Tinular adalah judul sebuah sandiwara radio yang sangat legendaris karya S. Tidjab. Kisah ini menceritakan tentang perjalanan hidup dan pencarian jati diri seorang pendekar yang berjiwa ksatria bernama Arya Kamandanu akan keagungan Tuhan Yang Maha Esa, suatu kisah dengan latar belakang sejarah runtuhnya Kerajaan Singhasari dan berdirinya Kerajaan Majapahit.

Sandiwara radio ini pertama kali mulai disiarkan pada 1 Januari 1989 dan dipancarluaskan lebih dari 512 pemancar stasiun radio di seluruh Indonesia, yang tergabung dalam Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia PRSSNI. Pada tahun 2002, Sandiwara radio Tutur Tinular disiarkan ulang di salah satu radio yang ada di Kota Yogyakarta, yaitu Radio MBS FM 92.86 Mhz dan 95.35 Mhz Radio Yasika FM. Tidak hanya itu, bahkan hingga pada bulan Januari 2012, tercatat masih ada beberapa stasiun radio yang menyiarkannya kembali seperti; 103,3 Mhz Radio Karimata FM, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur,[1] 95.6 FM Radio Bintang Tenggara, Kabupaten Banyuwangi,[2] dan 95,2 FM Radio Oisvira, Kabupaten Sumbawa, Radio Istana FM Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur,[3] Radio Patria FM Kota Blitar, Jawa Timur.[4] Disamping itu beberapa situs online juga masih ada yang memperdengarkan sandiwara radio ini secara live streaming, di antaranya adalah Radio Streaming Asdisuara Jakarta, milik Asdi Suhastra.[5]

Tutur Tinular sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti "nasihat atau petuah yang disebarluaskan".

Ringkasan cerita

[sunting | sunting sumber]
S. Tidjab (kiri), penulis Tutur Tinular di sela-sela rekaman untuk Karya Terbaru dia Sandiwara Radio Modern "Kasih Sepanjang Jalan" di Cut2Cut Studio, Jakarta.

Tutur Tinular berkisah tentang seorang pemuda Desa Kurawan bernama Arya Kamandanu, putra Mpu Hanggareksa, seorang ahli pembuat senjata kepercayaan Prabu Kertanagara, raja Kerajaan Singhasari. Pemuda lugu ini kemudian saling jatuh hati dengan seorang gadis kembang desa Manguntur bernama Nari Ratih, putri Rakriyan Wuruh, seorang bekas kepala prajurit Kerajaan Singasari. Namun hubungan asmara di antara mereka harus kandas karena ulah kakak kandung Kamandanu sendiri yang bernama Arya Dwipangga.

Kepandaian dan kepiawaian Dwipangga dalam olah sastra membuat Nari Ratih terlena dan mulai melupakan Kamandanu yang polos. Cinta segitiga itu akhirnya berujung pada peristiwa di Candi Walandit, di mana mereka berdua (Arya Dwipangga dan Nari Ratih) yang sedang diburu oleh api gelora asmara saling memadu kasih hingga gadis kembang desa Manguntur itu hamil di luar nikah.

Kegagalan asmara justru membuat Arya Kamandanu lebih serius mendalami ilmu bela diri di bawah bimbingan saudara seperguruan ayahnya yang bernama Mpu Ranubhaya. Berkat kesabaran sang paman dan bakat yang dimilikinya, Kamandanu akhirnya menjadi pendekar muda pilih tanding yang selalu menegakkan kebenaran dilandasi jiwa ksatria.

Kisah Tutur Tinular ini diselingi berbagai peristiwa sejarah, antara lain kedatangan utusan Kaisar Kubilai Khan, penguasa Dinasti Yuan di negeri Tiongkok, yang meminta Kertanagara sebagai raja di Kerajaan Singhasari menyatakan tunduk dan mengakui kekuasaan bangsa Mongolia. Namun utusan dari Mongolia tersebut malah diusir dan dipermalukan oleh Kertanagara.

Sebelum para utusan kembali ke Mongolia, di sebuah kedai makan terjadilah keributan kecil antara utusan kaisar yang bernama Meng Chi dengan Mpu Ranubhaya, Mpu Ranubhaya berhasil mempermalukan para utusan dan mampu menunjukkan kemahirannya dalam membuat pedang, karena tersinggung dan ketertarikannya terhadap keahlian Mpu Ranubhaya tersebut, kemudian dengan cara yang curang para utusan tersebut berhasil menculik Mpu Ranubhaya dan membawanya turut serta berlayar ke Mongolia, sesampainya di negeri Mongolia di dalam istana Kubilai Khan, Mpu Ranubhaya menciptakan sebuah pedang pusaka bernama Nagapuspa sebagai syarat kebebasan atas dirinya yang telah menjadi tawanan. Namun pada akhirnya pedang Naga Puspa tersebut malah menjadi ajang konflik dan menjadi rebutan di antara pejabat kerajaan. Akhirnya untuk menyelamatkan pedang Naga Puspa dari tangan-tangan orang berwatak jahat, Mpu Ranubhaya mempercayakan Pedang Nagapuspa tersebut kepada pasangan pendekar suami-istri yang menolongnya, bernama Lo Shi Shan dan Mei Shin di mana keduanya kemudian menjadi pelarian, berlayar dan terdampar di Tanah Jawa dan hidup terlunta-lunta. Sesampainya di Tanah Jawa pasangan suami istri ini akhirnya bertemu dengan beberapa pendekar jahat anak buah seorang Patih Kerajaan Gelang-gelang bernama Kebo Mundarang yang ingin menguasai Pedang Naga Puspa hingga dalam suatu pertarungan antara Lo Shi Shan dengan Mpu Tong Bajil (pimpinan pendekar-pendekar jahat) Lo Shi Shan terkena Ajian Segoro Geni milik Mpu Tong Bajil, setelah kejadian pertarungan beberapa hari lamanya Pendekar Lo Shi Shan hidup dalam kesakitan hingga akhirnya meninggal dunia di sebuah hutan dalam Candi tua, sebelum meninggal dunia yang kala itu sempat di.tolong oleh Arya Kamandanu, Lo Shi Shan menitipkan Mei Shin kepada Arya Kamanadu

Mei Shin yang sebatang kara kemudian ditolong Arya Kamandanu. Kebersamaan di antara mereka akhirnya menumbuhkan perasaan saling jatuh cinta. Namun lagi-lagi Arya Dwipangga merusak hubungan mereka, dengan cara licik Arya Dwipangga dapat menodai perempuan asal daratan Mongolia itu sampai akhirnya mengandung bayi perempuan yang nantinya diberi nama Ayu Wandira. Namun, meski hatinya hancur, Kamandanu tetap berjiwa besar dan bersedia mengambil perempuan dari Mongolia itu sebagai istrinya.

Saat itu Kerajaan Singhasari telah runtuh akibat pemberontakan Prabu Jayakatwang, bawahan Singhasari yang memimpin Kerajaan Gelang-Gelang. Tokoh ini kemudian membangun kembali Kerajaan Kadiri yang dahulu kala pernah runtuh akibat serangan pendiri Singhasari. Dalam kesempatan itu, Arya Dwipangga yang menaruh dendam akhirnya mengkhianati keluarganya sendiri dengan melaporkan ayahnya selaku pengikut Kertanagara kepada pihak Kadiri dengan tuduhan telah melindungi Mei Shin yang waktu itu menjadi buronan. Mpu Hanggareksa pun tewas oleh serangan para prajurit Kadiri di bawah pimpinan Mpu Tong Bajil. Sebaliknya, Dwipangga si anak durhaka jatuh ke dalam jurang setelah dihajar Kamandanu. Kemudian Kamandanu kembali berpetualang untuk mencari Mei Shin yang lolos dari maut sambil mengasuh keponakannya, bernama Panji Ketawang, putra antara Arya Dwipangga dengan Nari Ratih.

Petualangan Kamandanu akhirnya membawa dirinya menjadi pengikut Raden Wijaya (Nararya Sanggrama Wijaya), menantu Kertanagara. Tokoh sejarah ini telah mendapat pengampunan dari Jayakatwang dan diizinkan membangun sebuah desa terpencil di hutan Tarik bernama Majapahit. Dalam petualangannya itu, Kamandanu juga berteman dengan seorang pendekar wanita bernama Sakawuni, putri seorang perwira Singhasari bernama Banyak Kapuk.

Nasib Mei Shin sendiri kurang bagus. Setelah melahirkan putri Arya Dwipangga yang diberi nama Ayu Wandira, ia kembali diserang kelompok Mpu Tong Bajil. Beruntung ia tidak kehilangan nyawa dan mendapatkan pertolongan seorang tabib Tiongkok bernama Wong Yin.

Di lain pihak, Arya Kamandanu ikut serta dalam pemberontakan Sanggrama Wijaya demi merebut kembali takhta tanah Jawa dari tangan Jayakatwang. Pemberontakan ini mendapat dukungan Arya Wiraraja dari Sumenep, yang berhasil memanfaatkan pasukan Kerajaan Yuan yang dikirim Kubilai Khan untuk menyerang Kertanagara. Berkat kepandaian diplomasi Wiraraja, pasukan Mongolia itu menjadi sekutu Sanggrama Wijaya dan berbalik menyerang Jayakatwang.

Setelah Kerajaan Kadiri runtuh, Sanggrama Wijaya berbalik menyerang dan mengusir pasukan Mongolia tersebut. Arya Kamandanu juga ikut serta dalam usaha ini. Setelah pasukan Kerajaan Yuan kembali ke negerinya, Sanggrama Wijaya pun meresmikan berdirinya Kerajaan Majapahit. Ia bergelar Prabu Kertarajasa Jayawardhana.

Kisah Tutur Tinular kembali diwarnai cerita-cerita sejarah, di mana Kamanadanu turut menyaksikan pemberontakan Ranggalawe, Lembu Sora dan Gajah Biru akibat hasutan tokoh licik yang bernama Ramapati. Di samping itu, kisah petualangan tetap menjadi menu utama, antara lain dikisahkan bagaimana Kamandanu menumpas musuh bebuyutannya, yaitu Mpu Tong Bajil, serta menghadapi kakak kandungnya sendiri (Arya Dwipangga) yang muncul kembali dengan kesaktian luar biasa, bergelar Pendekar Syair Berdarah.

Kisah Tutur Tinular berakhir dengan meninggalnya Kertarajasa Jayawardhana, di mana Arya Kamandanu kemudian mengundurkan diri dari Kerajaan Majapahit dengan membawa putranya yang bernama Jambu Nada, hasil perkawinan kedua dengan Sakawuni yang meninggal setelah melahirkan, dalam perjalanan menuju lereng Gunung Arjuna inilah Arya Kamandanu bertemu dengan Gajah Mada yang waktu itu menyelamatkan putranya ketika masih berumur 40 hari yang terjatuh ke jurang karena lepas dari gendongannya akibat terguncang-guncang diatas kuda. Tutur Tinular kemudian berlanjut dengan sandiwara serupa berjudul Mahkota Mayangkara.

Profil karakter

[sunting | sunting sumber]
  • Arya Kamandanu

Adalah seorang pemuda lugu putera kedua Empu Hanggareksa yang sangat suka mempelajari ilmu kanuragan. Diangkat murid oleh kakak seperguruan ayahnya yang bernama Empu Ranubaya. Empu Ranubaya mengajarkan Kamandanu jurus Nagapuspa, yaitu ilmu kanuragan ciptaan Empu Gandring dan Aji Saipi Angin, yaitu ilmu meringankan tubuh yang bisa membuat tubuh seringan kapas. Sayang, ketika Arya Kamandanu sedang giat belajar, Empu Ranubaya dikejar-kejar oleh prajurit Singasari, karena dia dianggap telah menghina Prabu Kertanegara. Kemudian Arya Kamandanu mendalami lagi Jurus Naga Puspa tahap akhir yang ditinggalkan Empu Ranubaya di atas sebuah batu. Dengan bantuan Empu Lunggah yang merupakan kakak seperguruan tertua ayahnya, Kamandanu mampu menyempurnakan Jurus Naga Puspa. Ilmu Kamandanu semakin hebat setelah dia tergigit ular siluman Naga Puspa Kresna.

Arya Kamandanu kurang beruntung dalam percintaan. Dua kali dia mengalami kekecewaan akibat ulah kakaknya, Arya Dwipangga. Dua wanita yang dicintai Kamandanu, yaitu Nari Ratih dan Mei Shin dinodai oleh Arya Dwipangga. Kamandanu kemudian menjadi Panglima Majapahit dan menikah dengan Sakawuni dan mempunyai seorang anak laki-laki yang bernama Jambunada.

Adalah kakak Kamandanu. Dia gemar bersyair dan merayu para wanita dengan syair-syairnya itu. Dia mudah jatuh cinta pada perempuan cantik, meskipun perempuan itu kekasih adiknya sendiri. Pertama dia merebut Nari Ratih dan menikahinya. Dari pernikahannya dengan Nari Ratih, Arya Dwipangga memiliki seorang anak laki-laki yang bernama Panji Ketawang. Beberapa tahun kemudian Dwipangga bertemu dengan Mei Shin. Arya Dwipangga langsung jatuh cinta pada Mei Shin. Lagi-lagi Arya Dwipangga tidak peduli kalau Mei Shin adalah kekasih Kamandanu. Seperti biasa Arya Dwipangga menggunakan syair-syairnya untuk memikat Mei Shin. Namun kali ini syair-syair Arya Dwipangga tidak mampu memikat Mei Shin. Akhirnya Arya Dwipangga menodai Mei Shin dengan menggunakan obat perangsang, sehingga Mei Shin mengandung dan kemudian melahirkan seorang anak perempuan bernama Ayu Wandira.

Kamandanu sangat marah atas perbuatan Dwipangga itu. Dihajarnya Dwipangga hingga tangannya menjadi cacat. Merasa sakit hati Arya Dwipangga melaporkan Mei Shin kepada pemerintah Kediri, sehingga rumah Empu Hanggareksa diobrak-abrik dan dibakar. Juga Empu Hanggareksa tewas dalam kejadian itu.

Arya Dwipangga mabuk-mabukan dan menyiksa Nari Ratih hingga tewas. Kamandanu murka untuk kedua kalinya. Arya Dwipangga dihajarnya lagi hingga jatuh ke sumur tua. Di dalam sumur tua itu Arya Dwipangga bertemu dengan seorang laki-laki misterius yang bernama Watukura. Watukura mengajarkan Arya Dwipangga jurus Kidung Pamungkas dan jurus Pedang Kembar. Setelah beberapa tahun lamanya Arya Dwipangga keluar dari sumur tua itu. Dia menjadi seorang pembunuh berdarah dingin. Semua orang yang bertemu dengannya pasti mati. Setiap akan melakukan pembunuhan,Arya Dwipangga selalu bersyair, sehingga dia mendapat julukan Pendekar Syair Berdarah.

Arya Dwipangga akhirnya bertemu lagi dengan Kamandanu di desa Kurawan, tempat tinggal mereka dulu. Dan kedua kakak beradik itu bertarung habis-habisan. Namun Arya Dwipangga tidak mampu mengalahkan Arya Kamandanu. Ia akhirnya melarikan diri.

Arya Dwipangga bertemu dengan Empu Lunggah. Seperti biasa nafsu membunuhnya muncul. Namun dia tidak berdaya melawan Empu Lungga, karena Empu Lunggah menggunakan ilmu Rajut Busana, yaitu sebuah ilmu yang dapat menghilangkan kesaktian seseorang. Arya Dwipangga kehilangan kesaktiannya. Jurus Pedang Kembar dan Kidung Pamungkas tidak berarti lagi.

Tak lama kemudian mata Arya Dwipangga buta. Hal itu disebabkan karena kutukan seorang pertapa yang bernama Resi Wisambudi yang telah dibunuhnya.

Arya Dwipangga menyesali semua dosa yang pernah diperbuatnya. Dia ingin bunuh diri, tapi tidak berhasil. Keadaan Arya Dwipangga tak ubahnya seperti pengemis. Dalam keadaan seperti itulah Arya Dwipangga bertemu kembali dengan Mei Shin yang saat itu sudah menjadi tabib terkenal. Awalnya Mei Shin tidak mau menolong Dwipangga, karena hatinya masih terluka akibat ulah Dwipangga yang telah merusak hidupnya. Namun lama-lama Mei Shin kasihan juga pada Arya Dwipangga. Arya Dwipangga akhirnya dibawa ke tempat tinggal Mei Shin.

Dalam Mahkota Mayangkara, yang merupakan lanjutan Tutur Tinular, Arya Dwipangga menikah dengan Mei Shin. Pernikahan itu terjadi karena desakan Ayu Wandira yang menginginkan kedua orangtuanya bersatu. Tentu saja pernikahan itu hanya formalitas saja, karena Mei Shin tetap tidak mau hidup bersama Arya Dwipangga.

Setelah Mei Shin meninggal Arya Dwipangga kembali hidup terlunta-lunta. Namun pada suatu hari Arya Dwipangga bertemu dengan Prabu Jayanegara yang sedang berburu. Prabu Jayanegara tertarik dengan kemampuan Arya Dwipangga bersyair. Akhirnya Arya Dwipangga diangkat menjadi seorang pujangga istana yang bertugas membacakan syair di depan raja. Dia mengganti namanya menjadi Resi Mahasadu.

  • Mei Shin

Adalah seorang pendekar wanita berkebangsaan Mongolia. Bersama suaminya Lou Shi San, Mei Shin berlayar ke tanah Jawa sambil membawa Pedang Nagapuspa ciptaan Empu Ranubaya. Namun di Tanah Jawa Mei Shin dan suaminya malah dikejar-kejar oleh Para prajurit kediri yang dipimpin oleh Empu Bajil dan Dewi Sambi. Mpu Bajil sangat menginginkan Pedang Nagapuspa. Oleh karena itu dia terus memburu Mei Shin dan Lou Shi San.

Lou Shi San akhirnya tewas setelah beberapa lama hidup dalam pesakitan karena terkena Aji Segara Geni milik Mpu Tong Bajil. Mei Shin yang sebatang kara kemudian ditolong oleh Arya Kamandanu. Dalam kebersamaannya, kemudian tumbuh benih-benih cinta di antara keduanya, tetapi lagi-lagi Arya Dwipangga merusak hubungan mereka. Mei Shin dihamili Dwipangga dengan cara yang licik. Namun Akhirnya Kamandanu tetap bertanggung jawab dan bersedia mengambil wanita cantik dari Tiongkok itu sebagai istrinya.

  • Sakawuni

Adalah seorang gadis yang hidupnya ugal-ugalan. Dia adalah cucu Ki Sugata Brahma, Pendekar Lengan Seribu. Untuk melampiaskan dendamnya pada orang-orang Singasari, Sakawuni bergabung dengan orang-orang Kediri. Namun sebenarnya Sakawuni adalah seorang gadis berjiwa pendekar. Dia beberapa kali menolong Mei Shin, Lou Shi San, dan Kamandanu dari gangguan para prajurit kediri secara sembunyi-sembunyi. Dalam sebuah pertarungan melawan Mpu Bajil dan kawan-kawannya Kamandanu terluka parah. dia diselamatkan oleh Sakawuni dan dibawa ke rumah kakeknya. Ki Sugata Brahma mengatakan bahwa luka Kamandanu bisa disembuhkan dengan Bunga Tunjung Biru. Untunglah Sakawuni bertemu dengan Kaki Tamparoang. Atas petunjuk Kaki Tamparoang, Sakawuni membawa Kamandanu ke bukit Panampihan untuk meminta Bunga Tunjung Biru pada pemiliknya yaitu Dewi Tunjung Biru.

Ternyata Dewi Tunjung Biru adalah ibu kandung sakawuni yang sudah lama menghilang. Sakawuni senang bisa bertmu dengan ibu kandungnya dan luka-luka Kamandanu bisa disembuhkan.

Sakawuni pergi ke Majapahit untuk membunuh Banyak Kapuk, perwira Singasari yang telah meninggalkan ibunya. Hampir saja Banyak Kapuk terbunuh, tetapi akhirnya Sakawuni sadar dan mau memaafkan ayahnya itu. Dia akhirnya bersedia mengabdi pada Majapahit.

Bersama Arya Kamandanu, Sakawuni menjalankan tugas sebagai prajurit Majapahit, termasuk di antaranya adalah menumpas gerombolan perampok yang dipimpin Empu Bajil. Setelah Gerombolan itu dihancurkan, Sakawuni dan Arya Kamandanu menikah.

Sayang, Sakawuni meninggal setelah melahirkan akibat mengalami pendarahan hebat. Sepeninggal Sakawuni Arya Kamandanu mengundurkan diri dari keprajuritan dan kembali menyepi di lereng Gunung Arjuno bersama anaknya.

Adalah pendekar sakti, tetapi kejam. Pendekar cebol dari Lereng Tengger ini memiliki senjata andalan yaitu tongkat Pencabut Roh dan ilmu pukulan maut yang bernama Aji Segara Geni. Empu Bajil adalah pemimpin kelompok pendekar yang membantu Pemerintah Kediri. Dalam sebuah pertarungan melawan Arya Kamandanu, Tongkat Pencabut Roh patah menjadi dua. Empu Bajil sangat marah. Dia lalu memperdalam Aji Segara Geni di Lereng Tengger. Setelah beberapa bulan lamanya Empu Bajil berhasil memperdalam Aji Segara Geni. Dia kembali turun Gunung. Kembali Empu Bajil bertarung melawan Arya Kamandanu. Mereka bertarung di Lembah Kardama. Dalam pertarungan itu Arya Kamandanu kalah dan Pedang Nagapuspa dapat direbut.

Dengan Pedang Nagapuspa di tangannya Empu Bajil menjadi semakin kuat. Dia dan kelompok perampoknya membuat kekacauan di mana-mana, bahkan dia berani membuat kekacauan di Majapahit. Namun Empu Bajil tidak lama memiliki Pedang Nagapuspa. Dengan kekuatan ghaib Nagapuspa Kresna dan Keris Empu Gandring, akhirnya Arya Kamandanu berhasil merebut kembali Pedang Nagapuspa. Dan Mpu Tong Bajil pun tewas setelah dadanya terhunjam Keris Empu Gandring.

Adalah seorang pendekar wanita yang cantik, tetapi berwajah dingin dan kejam. Dia adalah kekasih Empu Bajil. Dia sangat mencintai Empu Bajil. Dia rela meninggalkan gurunya di Gunung Kawi hanya demi cintanya pada Empu Bajil. Dari hubungannya dengan Empu Bajil, Dewi Sambi mengandung dan memiliki seorang bayi laki-laki yang bernama Layang Samba. Namun Layang Samba dipelihara oleh Dewi Upas, guru Dewi Sambi yang memiliki kesaktian luar biasa. Diantaranya dia menguasai ilmu ular. Dewi Upas bisa memanggil ribuan ular dan memerintahkan mereka melakukan sesuatu.

Dewi Sambi sangat berduka atas kematian Empu Bajil. Dia berusaha membalaskan dendam kematian Empu Bajil kepada Arya Kamandanu. Dia mengirimkan jasad Mpu Bajil yang disertai surat palsu yang berisi tantangan Arya Kamandanu ke Padepokan Tengger. Maksudnya supaya Wong Agung marah pada Arya Kamandanu. Akan tetapi Wong Agung tidak terpancing, karena dia tahu kalau Empu Bajil adalah seorang jahat. Kemudian Dewi Sambi bersekutu dengan Arya Dwipangga alias Pendekar Syair Berdarah. Bersama-sama mereka melawan Arya Kamandanu. Namun lagi-lagi usahanya tidak berhasil.

Dewi Sambi bertemu kembali dengan Mei Shin. Saat itu Mei Shin sedang dalam perjalanan ke Majapahit untuk mengobati Sang Prabu Kertarajasa Jayawardana. Dewi Sambi tidak menyangka kalau Mei Shin masih hidup. Dewi Sambi kemudian bertarung melawan Mei Shin. Dia ingin membunuh Mei Shin karena Mei Shin dianggap mempunyai hubungan dengan Arya Kamandanu. Namun Dewi Sambi selalu gagal menyarangkan Pukulan Tapakwisanya ketubuh Mei Shin. Setiap kali Aji Tapakwisa akan mengenai dirinya Mei Shin selalu bisa menghindar. Akhirnya Dewi Sambi menggunakan tipu muslihat. Dia berpura-pura minta maaf pada Mei Shin. Ketika Mei Shin sedang lengah, Dewi Sambi membokongnya. Tapi lagi-lagi Dewi Sambi tidak berhasil. Aji Tapakwisa malah membalik pada dirinya, sehingga Dewi Sambi tewas dengan tubuh terpancang di tonggak kayu. Itu adalah akibat kutukan Resi Wisambudi seorang pertapa yang dibunuhnya bersama Arya Dwipangga.

Adalah seorang pendekar yang tidak banyak bicara. Dia tidak kalah sakti dengan Empu Bajil dan Dewi Sambi. Pendekar dari Gunung Petiri ini mempunyai sebilah pedang ampuh berwarna kuning, sehingga disebut Pedang Kuning. Dengan Pedang Kuning ini Empu Renteng bisa membunuh lawannya dalam waktu beberapa detik. Selain itu dia juga memiliki ilmu kebal yang bernama Blabak Pengantolan. Tak ada senjata yang bisa menembus kulitnya, termasuk senjata pusaka. Ketika terjadi peperangan antara Majapahit melawan Kediri, Empu Renteng bertarung melawan Ranggalawe. Empu Renteng mati-matian melawan Ranggalawe. Ternyata Ilmu Blabak Pengantolan tidak mampu menahan tajamnya Keris Megalamat Ranggalawe, sehingga Empu Renteng terluka parah. Empu Renteng akhirnya berpisah dengan Empu Bajil. Dia bermaksud mencari seorang tabib untuk menyembuhkan luka-lukanya. Namun dia malah bertemu dengan musuh lamanya, yaitu Watukura.

Watukura ingin menguji sejauh mana kemampuan Arya Dwipangga yang sudah menguasai Jurus Kidung Pamungkas. Dia menyuruh Arya Dwipangga untuk bertarung melawan Empu Renteng. Tentu saja Empu Renteng yang sedang terluka itu tidak mampu melawan Arya Dwipangga. Akhirnya dia tewas terkena Aji Kidung Pamungkas. Namun pada sisa-sisa kekuatannya Empu Renteng melemparkan Pedang Kuningnya kepada Watukura, sehingga Watukura pun tewas.

Keduanya sebenarnya saling mencintai sejak mereka masih sama-sama muda. Namun keduanya tidak mau mengungkapkan cintanya, sehingga sampai hari tua mereka tidak bisa hidup bersama. Keduanya selalu bertarung dan saling ejek setiap bertemu. Nini Ragarunting sering menyebut Kaki Tamparoang dengan sebutan ”sapi ompong”. Dan Kaki Tamparoang menyebut Nini Ragarunting dengan sebutan ”kambingpeot”. Namun keduanya juga saling tolong-menolong jika keadaan sedang genting.

Kaki Tamparoang tewas ketika membantu kemenakannya Gajahbiru yang memberontak terhadap Majapahit. Kematian Kaki Tamparoang sangat tragis. Seluruh tubuhnya tertembus anak panah sampai ke mulutnya. Nini Ragarunting sangat bersedih atas kematian Kaki Tamparoang. Dicabutinya anak-anak panah yang menancap di tubuh Kaki Tamparoang. Kemudian dikuburkannya mayat Kaki Tamparoang.

Sampai akhir hayatnya Nini Ragarunting hidup bersama-sama Ayu Wandira, walaupun beberapa kali sempat terpisah. Bagi Nini Ragarunting Ayu Wandira sudah dianggap sebagai cucunya sendiri.

Sandiwara radio

[sunting | sunting sumber]

Daftar aktor dan aktris

[sunting | sunting sumber]

Para aktor dan aktris pengisi suara dalam sandiwara radio Tutur Tinular tersebut adalah para artis dari Sanggar Cerita dan Sanggar Prathivi, antara lain:

Daftar judul episode

[sunting | sunting sumber]

Jumlah keseluruhan kisah Tutur Tinular adalah 720 seri yang terbagi ke dalam 24 episode, atau setiap episode terdiri atas 30 seri dengan durasi kurang lebih 30 menit dan disiarkan setiap hari. Adapun judul-judul episodenya adalah sebagai berikut:

  1. Pelangi di Atas Kurawan, seri 1-30 (bulan ke-1)
  2. Kisah dari Seberang Lautan, seri 31-60 (bulan ke-2)
  3. Daun-Daun Bersemi Lagi, seri 61-90 (bulan ke-3)
  4. Kemelut Cinta di Atas Noda, seri 91-120 (bulan ke-4)
  5. Perguruan Lopandak, seri 121-150 (bulan ke-5)
  6. Cahaya Fajar Menembus Hutan Tarik, seri 151-180 (bulan ke-6)
  7. Mata Air di Tanah Gersang, seri 181-210 (bulan ke-7)
  8. Angkara Murka Merajalela, seri 211-240 (bulan ke-8)
  9. Badai Mengamuk di Atas Kediri, seri 141-270 (bulan ke-9)
  10. Pemberontakan Ranggalawe, seri 271-300 (bulan ke-10)
  11. Mutiara Ilmu di Atas Batu, seri 301-330 (bulan ke-11)
  12. Nagapuspa Kresna, seri 331-360 (bulan ke-12)
  13. Geger Pedang Nagapuspa, seri 361-390 (bulan ke-13)
  14. Keris Mpu Gandring, seri 391-420 (bulan ke-14)
  15. Kisah Seorang Prajurit Pelarian, seri 421-450 (bulan ke-15)
  16. Pemberontakan Gajah Biru, seri 451-480 (bulan ke-16)
  17. Pendekar Syair Berdarah, seri 481-510 (bulan ke-17)
  18. Dendam Lama dari Kurawan, seri 511-540 (bulan ke-18)
  19. Keluarga Prabu Kertarajasa Jayawardhana, seri 541-570 (bulan ke-19)
  20. Golek Kayu Mandana, seri 571-600 (bulan ke-20)
  21. Pemberontakan Lembu Sora, seri 601-630 (bulan ke-21)
  22. Gelapnya Malam Tanpa Bintang, seri 631-660 (bulan ke-22)
  23. Wong Agung Turun Gunung, seri 661-690 (bulan ke-23)
  24. Mendung Bergulung di Atas Majapahit, seri 661-720 (bulan ke-24)

Selain itu, S. Tidjab juga meluncurkan sekuel kelanjutan Tutur Tinular yang berjudul Mahkota Mayangkara, berkisah tentang Kerajaan Majapahit di bawah pemerintahan Prabu Jayanagara, di mana pada akhirnya terjadi pemberontakan Ra Kuti yang berhasil ditumpas oleh Gajah Mada.

Sebagai lanjutan dari Mahkota Mayangkara, S. Tijab telah mempersiapkan sekuel ketiga berjudul Satria Kekasih Dewa, yang menceritakan generasi anak-anak dari tokoh Tutur Tinular. Namun produksi sekuel yang ketiga ini terhambat karena belum adanya sponsor sebagai penyandang dana.

Ringkasan Cerita Tutur Tinular Untuk setiap Episode

[sunting | sunting sumber]

Berikut ini akan disajikan Ringkasan Cerita Tutur Tinular Untuk setiap Episode:

Episode 1: Pelangi di Atas Kurawan, (seri 1-30)

Berlatar-belakang masa akhir kerajaan Tumapel (Singasari), Kisah ini diawali dengan kehidupan Arya Dwipangga dan Arya Kamandanu yang memperebutkan gadis kembang desa bernama Nari Ratih. Kedua kakak-beradik ini merupakan anak dari seorang ahli pembuat senjata pusaka Mpu Hanggareksa yang adalah adik seperguruan dari Mpu Ranubhaya. Kedua ahli senjata ini kemudian berselisih paham, Mpu Ranubhaya secara diam-diam mengajarkan ilmu kanuragan kepada Kamandanu. Berlanjut kemudian dengan kedatangan utusan Kaisar Kubilai Khan dari Mongolia yang mengirimkan surat diplomasi kepada Prabu Kertanagara namun ditanggapi secara tidak baik. Dalam perjalanan kembali ke negerinya, secara kebetulan utusan tersebut menangkap dan membawa serta Mpu Ranubhaya yang menjadi buron Singasari akibat fitnah dari Mpu Hanggareksa.

  1. Kisah dari Seberang Lautan, seri 31-60 (bulan ke-2)

Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:

  1. Daun-Daun Bersemi Lagi, seri 61-90 (bulan ke-3)

Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:

  1. Kemelut Cinta di Atas Noda, seri 91-120 (bulan ke-4)

Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:

  1. Perguruan Lopandak, seri 121-150 (bulan ke-5)

Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:

  1. Cahaya Fajar Menembus Hutan Tarik, seri 151-180 (bulan ke-6)

Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:

  1. Mata Air di Tanah Gersang, seri 181-210 (bulan ke-7)

Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:

  1. Angkara Murka Merajalela, seri 211-240 (bulan ke-8)

Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:

  1. Badai Mengamuk di Atas Kediri, seri 141-270 (bulan ke-9)

Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:

  1. Pemberontakan Ranggalawe, seri 271-300 (bulan ke-10)

Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:

  1. Mutiara Ilmu di Atas Batu, seri 301-330 (bulan ke-11)

Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:

  1. Nagapuspa Kresna, seri 331-360 (bulan ke-12)

Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:

  1. Geger Pedang Nagapuspa, seri 361-390 (bulan ke-13)

Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:

  1. Keris Mpu Gandring]], seri 391-420 (bulan ke-14)

Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:

  1. Kisah Seorang Prajurit Pelarian, seri 421-450 (bulan ke-15)

Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:

  1. Pemberontakan Gajah Biru, seri 451-480 (bulan ke-16)

Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:

  1. Pendekar Syair Berdarah, seri 481-510 (bulan ke-17)

Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:

  1. Dendam Lama dari Kurawan, seri 511-540 (bulan ke-18)

Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:

  1. Keluarga Prabu Kertarajasa Jayawardhana, seri 541-570 (bulan ke-19)

Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:

  1. Golek Kayu Mandana, seri 571-600 (bulan ke-20)

Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:

  1. Pemberontakan Lembu Sora, seri 601-630 (bulan ke-21)

Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:

  1. Gelapnya Malam Tanpa Bintang, seri 631-660 (bulan ke-22)

Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:

  1. Wong Agung Turun Gunung, seri 661-690 (bulan ke-23)

Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:

  1. Mendung Bergulung di Atas Majapahit, seri 661-720 (bulan ke-24)

Ringkasan cerita pada episode ini adalah sebagai berikut:

Layar Lebar

[sunting | sunting sumber]

Sukses sandiwara radio Tutur Tinular membuat para sineas mengangkat kisah ini ke dalam film layar lebar. Tercatat ada empat film Tutur Tinular dengan judul sebagai berikut:

Seri pertama ini diproduksi oleh PT. Kanta Indah Film, dengan disutradarai Nurhadi Irawan dan dibintangi Benny G. Raharja sebagai Arya kamandanu, Baron Hermanto sebagai Arya Dwipangga, Yoseph Hungan sebagai Mpu Ranubhaya, Elly Ermawati sebagai Mei Shin, dan Lamting sebagai Lo Shi Shan.

Kisah diawali dengan kehidupan Arya Kamandanu dan Arya Dwipangga yang memperebutkan gadis kembang desa bernama Nari Ratih. Berlanjut kemudian dengan kedatangan utusan Kaisar Kubilai Khan dari bangsa Mongolia yang menginginkan Prabu Kertanagara menyatakan tunduk. Dalam perjalanan kembali ke negerinya, utusan tersebut menangkap dan membawa serta Mpu Ranubhaya, guru Kamandanu.

Di negeri Tiongkok, Ranubhaya menciptakan Pedang Nagapuspa yang kemudian diserahkan kepada pasangan suami istri Lo Shi Shan dan Mei Shin. Kedua pendekar ini lantas terdampar di Pulau Jawa di mana mereka menjadi buronan para pendekar berwatak jahat yang mengincar Pedang Nagapuspa. Akhirnya Lo Shi Shan terbunuh, sedangkan Mei Shin ditolong oleh Arya Kamandanu.[6]

Sukses dengan Tutur Tinular 1, PT. Kanta Indah film kembali memproduksi Tutur Tinular 2 dengan Judul Pedang Naga Puspa Kresna. Seri kedua ini disutradarai oleh Abdul Kadir dan Prawoto S. Rahardjo, dengan dibintangi oleh Hans Wanaghi sebagai Arya Kamandanu, sedangkan Mei Shin diperankan oleh Linda Yanoman.

Film dengan durasi 84 menit ini menceritakan kelanjutan dari seri pertama. Setelah kematian suaminya, Mei Shin ditampung oleh Kamandanu. Kecantikan perempuan Tiongkok ini membuat Arya Dwipangga tergoda, meskipun ia sudah mempunyai istri. Terjadilah pemerkosaan dengan memanfaatkan obat bius, di mana Mei Shin sampai mengandung. Meskipun sakit hati karena ulah kakaknya, Kamandanu tetap berjiwa besar mau menikahi Mei Shin. Kemudian Mei Shin memberikan Pedang Nagapuspa kepada Kamandanu.

Dwipangga yang sakit hati melaporkan ke Kediri bahwa pedang Naga puspa berada di tangan Kamandanu. Akibatnya, pihak Kediri pun menyerang rumah ayahnya. Dalam serangan itu Mpu Hanggareksa, ayah Dwipangga dan Kamandanu, terbunuh.[7]

Tutur Tinular 3 di produksi PT. Elang Perkasa Film, dengan sutradara Prawoto S. Rahardjo yang dibintangi Sandy Nayoan sebagai Arya Kamandanu, dan Baron Hermanto sebagai Arya Dwipangga.

Seri ketiga ini mengisahkan kekacauan di wilayah Kerajaan Majapahit akibat ulah Arya Dwipangga yang muncul kembali sebagai Penddekar Syair Berdarah. Di lain pihak juga muncul Mpu Tong Bajil yang menculik beberapa anak kesatria demi menyempurnakan ilmu silatnya. Salah satu yang ia culik adalah Panji Ketawang, anak Dwipangga yang diasuh Kamandanu.

Terjadilah pertarungan segitiga antara Kamandanu, Dwipangga, dan Bajil. Kamandanu yang terluka parah ditolong istrinya, yaitu Sakawuni dan dibawa ke tempat Mpu Lunggah. Berkat pertolongan Mpu Lunggah dan putrinya yang bernama Luh Jinggan, Kamandanu dapat pulih kembali dan mengalahkan Mpu Bajil.[8]

Seri keempat yang disutradarai Jopijaya Burnama ini mengisahkan intrik yang ditimbulkan Ramapati (diperankan Remy Sylado) untuk menyingkirkan Arya Kamandanu (kembali diperankan Benny G. Rahardja) dari Kerajaan Majapahit. Selain itu, Ramapati juga berusaha membunuh Sanggrama Wijaya raja Majapahit, dan menggantinya dengan putra mahkota, Jayanagara, agar bisa menjadi raja boneka bagi dirinya.

Ulah Ramapati tersebut mendapat bantuan seorang wanita bernama Dewanggi (diperankan Fitria Anwar, serta dengan memperalat Dewi Sambi (istri Mpu Bajil) sebagai penebar racun. Rencana jahat meracuni raja tersebut dapat digagalkan Kamandanu yang membawa tabib bernama Nyai Paricara, yang tidak lain adalah Mei Shin.[9]

Layar Kaca

[sunting | sunting sumber]

Sukses dalam sandiwara radio dan film layar lebar, Tutur Tinular kemudian diangkat ke layar perak oleh PT. Genta Buana Pitaloka pada tahun 1997. Serial ini disutradarai oleh Muchlis Raya dan skenario ditulis oleh Imam Tantowi. Ditayangkan pertama kali pada tanggal 25 Oktober 1997 di ANTeve (Season 1), Indosiar (Season 2).

Sukses di ANTeve, sinetron serial Tutur Tinular kemudian dilanjutkan ke bagian dua yang ditayangkan di Indosiar. Adapun bagian pertama berkisah tentang kehidupan awal Arya Kamandanu sampai peresmian Sanggrama Wijaya sebagai raja Kerajaan Majapahit. Sementara bagian kedua berkisah tentang pemberontakan Ranggalawe sampai pemberontakan Ra Kuti. Dengan demikian, serial sinetron Tutur Tinular merupakan visualisasi gabungan dua sandiwara radio, yaitu Tutur Tinular dan Mahkota Mayangkara.

Setelah sukses ditayangkan di dua stasiun televisi yaitu ANTeve, dan Indosiar, Gentabuana Pitaloka mengubah format serial tersebut menjadi FTV (film televisi) dengan total keseluruhan berjumlah 27 episode, yaitu:

  1. Kidung Cinta Arya Kamandanu
  2. Wasiat Mpu Gandring
  3. Pelangi di Langit Singasari
  4. Pedang Naga Puspa
  5. Pertarungan di Candi Sorabhana
  6. Kembang Gunung Bromo
  7. Balada Cinta Mei Shin
  8. Satria Majapahit
  9. Bunga Tunjung Biru
  10. Ayu Wandira
  11. Prahara di Gunung Arjuno
  12. Senjakala di Kediri
  13. Mahkota Majapahit
  14. Tragedi di Majapahit
  15. Jurus NagapPuspa
  16. Misteri Keris Penyebar Maut
  17. Pengorbanan Mei Shin
  18. Pendekar Syair Berdarah
  19. Dendam Arya Dwipangga
  20. Korban Birahi
  21. Prahara Naga Krisna
  22. Karmaphala
  23. Wanita Persembahan
  24. Pangeran Buron
  25. Pemberontakan Nambi
  26. Pemberontakan Ra Semi
  27. Gajahmada

Adapun para aktor dan aktris yang membintangi serial ini antara lain:

Para pemeran serial Tutur Tinular: Anto Wijaya, Murti Sari Dewi, Li Yun Juan, Lamting, dengan latar belakang Tembok Besar Tiongkok.

Khusus untuk adegan pembuatan Pedang Naga Puspa yang dikisahkan terjadi di istana Kubilai Khan, tidak segan-segan para artis dan kru sinetron ini melakukan pengambilan gambar di Tiongkok seperti di Tembok Besar Tiongkok dan beberapa tempat lainnya, dengan menggandeng Studio Cho Cho Beijing untuk bekerja sama. Penyutradaraan selama pengambilan gambar di Tiongkok dikerjakan oleh Prof. Mu Tik Yen sutradara kenamaan asal Tiongkok spesialis sinema kolosal. Adapun para aktor dan aktris Tiongkok yang ikut terlibat dalam pembuatan seri ini adalah:

Tidak hanya itu, Li Yun Juan melanjutkan perannya untuk penggambilan gambar di Indonesia sebagai Mei Shin yang merupakan tokoh utama wanita dalam serial ini.

Dalam sinetron tersebut digunakan teknologi dubbing, yang masih menggunakan suara para artis PT. Prathivi Kartika Film sebagaimana versi sandiwara radio. walaupun ada beberapa tokoh yang tidak di dubbing oleh pengisi suara yang sebenarnya sebagaimana penokohan dalam sandiwara radionya, sinetron ini masih patut untuk di tonton, seperti contohnya tokoh Arya Dwipangga yang dalam sandiwara radio di perankan oleh M. Aboed namun dalam sinetron ini dubbing oleh Petrus Urspon walau akhirnya pada season kedua tokoh Arya Dwipangga akhirnya di dubbing juga oleh tokoh aslinya dalam sandiwara radio yaitu M. Aboed, dalam berbagai judul sandiwara radio M. Aboed adalah spesialis untuk tokoh dengan aksen-aksen suara yang khusus untuk melantunkan syair-syair seperti dalam tokoh Arya Dwipangga ini yang dalam penokohannya adalah seorang sastrawan dan seorang pendekar yang selalu melantunkan syair-syair yang indah dan mengerikan, dengan syairnya Arya Dwipangga mampu menaklukkan banyak wanita namun dengan syairnya juga ia mampu melukai bahkan membunuh para musuh-musuhnya.

Film televisi

[sunting | sunting sumber]

Tutur Tinular juga pernah diangkat menjadi Film Televisi oleh rumah produksi Diwangkara Film pada tanggal 4 Januari 2010 dengan sutradara Hwacai dan diproduseri oleh Megawati Santoso. FTV Tutur Tinular ditayangkan di TPI (sekarang MNCTV)

Para Pemain FTV Tutur Tinular Versi Diwangkara Citra Swara Film antara lain:

Karena sukses besar pada serial televisi sebelumnya, pada tahun 2011, Tutur Tinular kembali diangkat dan dikemas dalam sebuah sinetron dengan warna yang berbeda menjadi sebuah serial laga oleh Genta Buana Paramita yang ditayangkan di Indosiar. Tutur Tinular Versi 2011 ini juga banyak melibatkan aktor dan aktris pendatang baru. Proses sulih suara yang menjadi ciri khas sinetron laga pun ditiadakan. Berbeda dengan versi lama tahun 1997 yang tayang satu minggu satu kali, maka versi 2011 ini tayang setiap hari dengan durasi selama 2 jam.

SCTV bekerja sama dengan Amanah Surga Productions & Dini Insan Film kembali mengangkat kisah Tutur Tinular dengan tajuk Pedang Naga Puspa. Alasan menggunakan judul ini adalah untuk menghilangkan jejak buruk Tutur Tinular Versi 2011. Untuk peran utama, serial ini kembali memilih Rico Verald sebagai Arya Kamandanu. Serial ini mulai tayang hari Senin, 7 Desember 2015 pukul 19.45 WIB.

MNCTV bekerja sama dengan MNC Pictures kembali mengangkat kisah Tutur Tinular. Untuk peran utama, serial ini kembali memilih Rico Verald sebagai Arya Kamandanu. Serial ini mulai tayang hari Kamis, 21 Oktober 2021 pukul 21.15 WIB. Tutur Tinular versi ini tampil lebih baru, segar, kekinian serta didukung teknologi mutakhir serta lokasi syuting yang sangat menunjang keseruan dan membuat drama seri ini tampil lebih grande. Tak hanya Rico Verald, bintang muda lainnya seperti Dimas Aditya, Agatha Valerie, Claudia Andhara dan beberapa artis papan atas lainnya, bersinergi dengan nama besar yang melegenda seperti Willy Dozan yang dikenal sebagai artis film dan sinetron laga dan diyakini akan membuat aksi laga di Tutur Tinular terasa hidup dan alami. Selain itu, kehadiran Elly Ermawati sebagai pengisi suara seolah akan menghidupkan kembali kerinduan terhadap Tutur Tinular. Tutur Tinular versi ini juga menjadikan Tya Subiakto sebagai komposer musik latar dan aktor Donny Alamsyah yang bertindak sebagai pengarah koreografer khas.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Laman Radio Streaming Karimata[pranala nonaktif permanen], di siarkan setiap Senin s/d Sabtu Pukul 18.00 WIB
  2. ^ Laman Radio Streaming Bintang Tenggara Diarsipkan 2013-12-10 di Wayback Machine., disiarkan setiap Senin s/d Sabtu Jam 09:00 s/d 10:00 WIB
  3. ^ Laman Radio Streaming Istana FM Diarsipkan 2013-12-10 di Wayback Machine., disiarkan setiap Senin s/d Minggu Jam 11:00 s/d 12:00 WIB
  4. ^ Laman Radio Streaming Patria FM[pranala nonaktif permanen], disiarkan setiap Senin s/d Minggu Jam 10:00 s/d 11:00 WIB
  5. ^ Laman Radio Streaming Asdisuara Jakarta[pranala nonaktif permanen].
  6. ^ Laman Tutur Tinular [pranala nonaktif permanen], diakses pada 16 Februari 2010
  7. ^ Laman Tutur Tinular II[pranala nonaktif permanen], diakses pada 16 Februari 2010
  8. ^ Laman Tutur Tinular III[pranala nonaktif permanen], diakses pada 16 Februari 2010
  9. ^ Laman Tutur Tinular IV[pranala nonaktif permanen], diakses pada 16 Februari 2010

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]