Maria Menado: Perbedaan antara revisi
baru |
k Bot: Mengganti kategori yang dialihkan Indonesia-Malaysia menjadi Tokoh Malaysia keturunan Indonesia |
||
(28 revisi perantara oleh 24 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Family name hatnote|Dotulong|lang=Indonesian}} |
|||
{{Infobox actor |
|||
{{Infobox person |
|||
| name = Datuk Maria Menado |
|||
| |
|name = Maria Menado |
||
|image = Mimi Mariani, Varia, No. 45, Cover.jpg |
|||
| imagesize = 200px |
|||
| caption = Datuk Maria Menado |
|imagesize = |
||
|caption = Datuk Maria Menado |
|||
| |
|birth_name = Liesbet Dotulong |
||
| |
|birth_date = {{birth date|1932|2|2}} |
||
| |
|birth_place = Tonsea, [[Kabupaten Minahasa|Minahasa]], [[Sulawesi Utara]], [[Hindia Belanda]] (kini [[Indonesia]]) |
||
| |
|height = |
||
| |
|other_name = |
||
| |
|homepage = |
||
| |
|notable role = |
||
| |
|spouse = |
||
| |
|children = |
||
}} |
}} |
||
''' |
'''Dato' Sri Maria Menado''' (bernama asli '''Liesbet Dotulong'''; {{lahirmati|Tonsea, [[Kabupaten Minahasa|Minahasa]]|2|2|1932}}) merupakan seorang [[pemeran]] [[Malaysia]] kelahiran [[Sulawesi Utara]], [[Hindia Belanda]] (kini [[Indonesia]]) yang termasyhur antara tahun [[1957]] dan [[1963]]. |
||
Perannya sebagai [[kuntilanak]] dalam [[film]] ''[[Pontianak (film)|Pontianak]]'', yang merupakan film horor lokal pertama di Malaysia, |
Perannya sebagai [[kuntilanak]] dalam [[film]] ''[[Pontianak (film)|Pontianak]]'', yang merupakan film horor lokal pertama di Malaysia, membuatnya populer dalam dunia perfilman setempat pada tahun 1957. Pada tahun itu, ia dijuluki ''Wanita Tercantik di Malaya'' oleh [[majalah]] ''[[Times]]'' serta ''Wanita Berpakaian Paling Menarik di Asia Tenggara'' oleh ''[[United Press International]]'', sebuah kantor berita. |
||
==Kehidupan awal== |
== Kehidupan awal == |
||
Pada umur 7 tahun, Liesbet dibawa ke [[Kota Makassar|Makassar]] untuk tinggal dengan [[paman]] dan [[bibi]]nya setelah [[orang tua]]nya meninggal. Akan tetapi, pertempuran antara pihak [[Belanda]] dengan pejuang-pejuang nasionalis memaksa mereka pindah ke [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]. |
Pada umur 7 tahun, Liesbet dibawa ke [[Kota Makassar|Makassar]] untuk tinggal dengan [[paman]] dan [[bibi]]nya setelah [[orang tua]]nya meninggal. Akan tetapi, pertempuran antara pihak [[Belanda]] dengan pejuang-pejuang nasionalis memaksa mereka pindah ke [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]. |
||
Sewaktu berumur 17 tahun, Liesbet menerima tawaran sebagai model baju kebaya di Singapura, dan kemudian di [[Malaya]]. Diiringi oleh paman dan bibinya, perjalanan pada tahun [[1950]] membawa Maria ke Singapura, [[Kuala Lumpur]], [[Ipoh]], dan [[Penang]]. |
Sewaktu berumur 17 tahun, Liesbet menerima tawaran sebagai model baju kebaya di Singapura, dan kemudian di [[Malaya]]. Diiringi oleh paman dan bibinya, perjalanan pada tahun [[1950]] membawa Maria ke Singapura, [[Kuala Lumpur]], [[Ipoh]], dan [[Penang]]. |
||
Sewaktu di Malaya dan Singapura, terjadi |
Sewaktu di Malaya dan Singapura, terjadi kerusuhan Maria Hertogh. [[Maria Hertogh]], seorang [[gadis]] [[Belanda]] yang telah diambil sebagai [[anak angkat]] oleh sebuah [[keluarga]] [[Muslim]] dan diberikan nama Natrah, dinikahkan orang tua angkatnya pada tahun 1950 sewaktu berumur 13 [[tahun]]. [[Mahkamah Agung]] membatalkan pernikahan itu karena Maria tidak cukup umur dan memutuskan bahwa Natrah dikembalikan kepada ibu kandungnya yang kemudian membawanya balik ke negeri Belanda. Keputusan kasus ini mengakibatkan kerusuhan rasial di Singapura yang berlangsung selama dua hari. Liesbet mengikuti kasus ini dengan penuh minat dan juga memperoleh nama samaran "Maria". Kawan-kawannya kemudian menjulukinya sebagai "Maria dari Menado" (tempat asalnya) dan nama julukan itu lebih terkenal dari nama aslinya. |
||
== |
== Karier film == |
||
Maria Menado memeluk [[Islam]] ketika berusia 19 tahun dan menikah dengan promotor [[tinju]] dan juga penulis skenario, A. Razak Sheikh Ahmad, namun perkawinan ini berakhir dengan perceraian. |
|||
Setelah foto-foto Maria muncul di [[surat kabar]] dan majalah sebagai peragawati mode, karirnya sebagai pemeran bermula pada tahun [[1951]]. [[Shaw Brothers]] menawarkan Maria peran sebagai seniwati utama di samping [[P. Ramlee]] dalam film ''[[Penghidupan]]''. |
|||
Setelah foto-foto Maria muncul di [[surat kabar]] dan majalah sebagai peragawati mode, kariernya sebagai pemeran bermula pada tahun [[1951]]. [[Shaw Brothers]] menawarkan Maria peran sebagai seniwati utama di samping [[P. Ramlee]] dalam film ''Penghidupan''. |
|||
Bagaimanapun, perannya sebagai kuntilanak dalam film ''Pontianak''-lah yang menaikkan popularitas Maria pada tahun 1957. ''Pontianak'' ialah [[film horor]] [[Melayu]] yang pertama. [[Skenario]] film ini merupakan hasil kerjasama dengan bekas suaminya A. Razak Sheikh Mohamed. Maria mengisahkan cerita-cerita kuntilanak yang pernah didengarnya sewaktu di Hindia-Belanda dan mereka merangkai plot film itu bersama-sama. |
|||
Bagaimanapun, perannya sebagai kuntilanak dalam film ''Pontianak''-lah yang menaikkan popularitas Maria pada tahun 1957. ''Pontianak'' ialah [[film horor]] [[Melayu]] yang pertama. [[Skenario]] film ini merupakan hasil kerjasama dengan bekas suaminya A. Razak Sheikh Mohamed. Maria mengisahkan cerita-cerita kuntilanak yang pernah didengarnya sewaktu di Hindia Belanda dan mereka merangkai plot film itu bersama-sama. |
|||
Perubahan dari seorang wanita yang jelita menjadi seorang yang bungkuk dan kemudian sebagai kuntilanak menelan [[waktu]] hingga ber[[jam]]-jam untuk berhias. Maria juga perlu bersandar tanpa bergerak supaya penggambaran perubahan itu dapat dibuat sedikit demi sedikit. Berbeda dengan masa sekarang, pada masa itu tidak ada [[grafika komputer]], sehingga efek tersebut perlu dibuat secara manual. Meski demikian, film itu mencapai tahap yang cukup realistik sebagaimana yang dapat diperlihatkan dari laporan tentang beberapa orang yang pingsan setelah menonton babak-babak yang mengejutkan. Penayangannya di Teater Cathay berlangsung selama 12 hari. Ini adalah suatu pencapaian besar, khususnya karena film Melayu tidak pernah ditayangkan di Teater Cathay. Maria kemudian ikut berperan dalam 2 film berikutnya, yaitu ''[[Dendam Pontianak]]'' (1957) dan ''[[Sumpah Pontianak]]'' ([[1958]]). |
|||
Perubahan dari seorang wanita yang jelita menjadi seorang yang bungkuk dan kemudian sebagai kuntilanak menelan [[waktu]] hingga ber[[jam]]-jam untuk berhias. Maria juga perlu bersandar tanpa bergerak supaya penggambaran perubahan itu dapat dibuat sedikit demi sedikit. Berbeda dengan masa sekarang, pada masa itu tidak ada [[grafika komputer]], sehingga efek tersebut perlu dibuat secara manual. Meski demikian, film itu mencapai tahap yang cukup realistik sebagaimana yang dapat diperlihatkan dari laporan tentang beberapa orang yang pingsan setelah menonton babak-babak yang mengejutkan. Penayangannya di Teater Cathay berlangsung selama 12 hari. Ini adalah suatu pencapaian besar, khususnya karena film Melayu tidak pernah ditayangkan di Teater Cathay. Maria kemudian ikut berperan dalam 2 film berikutnya, yaitu ''[[Dendam Pontianak]]'' (1957) dan ''Sumpah Pontianak'' ([[1958]]). |
|||
Pada saat di puncak kemasyhuran , ia diberi peran antagonis bersama [[Shammi Kapoor]] dalam film [[bahasa Hindi|Hindi]] yang berjudul ''[[Singapore (film 1960)|Singapore]]''. Film tersebut disyuting di Singapura dan [[Bombay]] (kini [[Mumbai]]). Dalam jangka waktu 12 tahun, Maria bermain dalam 20 film lebih terbitan produksinya sendiri, Maria Menado Production (M. M. Production) antara lain film ''[[Siti Zubaidah]]'' pada tahun [[1961]]. Ia merupakan produser film wanita Melayu yang pertama. |
|||
Pada saat di puncak kemasyhuran, ia diberi peran antagonis bersama [[Shammi Kapoor]] dalam film [[bahasa Hindi|Hindi]] yang berjudul ''Singapore''. Film tersebut disyuting di Singapura dan [[Bombay]] (kini [[Mumbai]]). Dalam jangka waktu 12 tahun, Maria bermain dalam 20 film lebih terbitan produksinya sendiri, Maria Menado Production (M. M. Production) antara lain film ''Siti Zubaidah'' pada tahun [[1961]]. Ia merupakan produser film wanita Melayu yang pertama. |
|||
Maria sendiri memerankan tokoh utama sebagai Siti Zubaidah. Penglibatannya sebagai produser bukan saja membanggakan malah ia telah memainkan peranan sebagai pemeran juga yang jarang-jarang dapat dilakukan oleh seorang produser. |
|||
Maria sendiri memerankan tokoh utama sebagai Siti Zubaidah. Penglibatannya sebagai produser bukan saja membanggakan malah ia telah memainkan peranan sebagai pemeran juga yang jarang-jarang dapat dilakukan oleh seorang produser. |
|||
3 film lain yang diterbitkan oleh perusahaannya ialah ''[[Darahku]]'', ''[[Bunga Tanjung]]'' dan ''[[Pontianak Kembali]]''. |
|||
3 film lain yang diterbitkan oleh perusahaannya ialah ''Darahku'', ''Bunga Tanjung'' dan ''Pontianak Kembali''. |
|||
==Pernikahan dengan Sultan Pahang== |
|||
Untuk perayaan-perayaan yang istimewa, Maria serta seniwati yang lain dijemput ke [[istana]] [[Pahang]] untuk mempersembahkan pertunjukan, khususnya sewaktu hari kelahiran sultan. Pada salah satu lawatan ini, [[Sultan]] [[Abu Bakar dari Pahang|Abu Bakar Ri'ayatuddin]] melamarnya. Setelah pertimbangan yang mendalam, Maria menikah pada tahun [[1963]] sewaktu berumur 30 tahun. Pernikahan itu tidak hanya mengakhiri karir perfilmannya, tetapi juga menyebabkan film-filmnya tidak boleh lagi ditayangkan di [[teater]] maupun [[televisi]]. Majlis Diraja Istana Pahang menetapkan bahwa karena Maria merupakan permaisuri sultan, penayangan film-filmnya tidak dibenarkan di Pahang. Bagaimanapun, filmnya akhirnya tidak ditayangkan pula di seluruh negara. Dengan itu, Ho Ah Loke, pemilik Cathay Keris tersangkut dengan film-film Maria. Karena film-film itu amat memakan ruang hawa dingin di dalam rumahnya, Ho kemudian terpaksa membuangnya karena film-film itu telah menjadi sumber keributan dengan isterinya. |
|||
== Pernikahan dengan Sultan Pahang == |
|||
Setelah mangkatnya Sultan Pahang, Maria pindah dari [[Pekan (kota)|Pekan]] ke Kuala Lumpur. Pada saat itu, ia memohon kepada Sultan [[Ahmad Shah dari Pahang|Ahmad Shah]], yang kini yang mengetuai Majlis Diraja Istana Pahang, supaya film-filmnya dibenarkan untuk ditayangkan kembali. Sultan memberikan izin, akan tetapi pada waktu itu, film-film yang diperankannya telah dibuang ke dalam sebuah lubang yang tidak digunakan lagi. Tidak diketahui mengapa Ho tidak menemui Maria atau museum-museum negeri untuk menyumbangkan film-film itu. Kehilangan film-film tersebut merupakan suatu kerugian yang amat besar bagi [[sejarah]] [[perfilman Malaysia]]. |
|||
Untuk perayaan-perayaan yang istimewa, Maria serta seniwati yang lain dijemput ke [[istana]] [[Pahang]] untuk mempersembahkan pertunjukan, khususnya sewaktu hari kelahiran sultan. Pada salah satu lawatan ini, [[Sultan]] [[Abu Bakar dari Pahang|Abu Bakar Ri'ayatuddin]] melamarnya. Setelah pertimbangan yang mendalam, Maria menikah pada tahun [[1963]] sewaktu berumur 30 tahun. Pernikahan itu tidak hanya mengakhiri karier perfilmannya, tetapi juga menyebabkan film-filmnya tidak boleh lagi ditayangkan di [[teater]] maupun [[televisi]]. Majlis Diraja Istana Pahang menetapkan bahwa karena Maria merupakan permaisuri sultan, penayangan film-filmnya tidak dibenarkan di Pahang. Bagaimanapun, filmnya akhirnya tidak ditayangkan pula di seluruh negara. Dengan itu, Ho Ah Loke, pemilik Cathay Keris tersangkut dengan film-film Maria. Karena film-film itu amat memakan ruang hawa dingin di dalam rumahnya, Ho kemudian terpaksa membuangnya karena film-film itu telah menjadi sumber keributan dengan isterinya. |
|||
Setelah mangkatnya Sultan Pahang, Maria pindah dari [[Pekan (kota)|Pekan]] ke Kuala Lumpur. Pada saat itu, ia memohon kepada Sultan [[Ahmad Shah dari Pahang|Ahmad Shah]], yang kini yang mengetuai Majlis Diraja Istana Pahang, supaya film-filmnya dibenarkan untuk ditayangkan kembali. Sultan memberikan izin, akan tetapi pada waktu itu, film-film yang diperankannya telah dibuang ke dalam sebuah lubang yang tidak digunakan lagi. Tidak diketahui mengapa Ho tidak menemui Maria atau museum-museum negeri untuk menyumbangkan film-film itu. Kehilangan film-film tersebut merupakan suatu kerugian yang amat besar bagi [[sejarah]] perfilman Malaysia. |
|||
Kini, Maria berhasrat untuk memproduksi dan menyutradarai versi baru film ''Pontianak'' sebagai pengganti supaya dapat meninggalkan tanda pencapaiannya — kali ini dalam film berwarna. |
|||
Kini, Maria berhasrat untuk memproduksi dan menyutradarai versi baru film ''Pontianak'' sebagai pengganti supaya dapat meninggalkan tanda pencapaiannya — kali ini dalam film berwarna. |
|||
==Filmografi== |
|||
== Filmografi == |
|||
Film-film yang dibintangi oleh Maria adalah sebagai berikut: |
Film-film yang dibintangi oleh Maria adalah sebagai berikut: |
||
{| class="wikitable sortable" |
|||
* Produksi Malay Film Production |
|||
|+ |
|||
** ''Penghidupan'' (Arahan L. Krishnan,1951) |
|||
|- |
|||
* Produksi Cathay-Keris |
|||
! Tahun !! Judul !! Sutradara !! Produksi !! Catatan !! Ruj. |
|||
** ''Selendang Delima'' |
|||
|- |
|||
** ''Pontianak'' |
|||
| rowspan="2" | 1951 || ''Penghidupan''|| L. Krishnan|| rowspan="4" | Malay Film Productions || Dibintangi bersama aktor Malaysia [[P. Ramlee]]. || <ref>{{cite web |title=Filmography (1950-1959) |url=https://sgfilmlocations.com/2014/08/08/filmography-1941-1950/ |website=Singapore Film Locations Archive |access-date=3 February 2022}}</ref> |
|||
** ''Dendam Pontianak'' |
|||
|- |
|||
** ''[[Matahari (film)|Matahari]]'' |
|||
| ''Pulau Mutiara''|| S. Ramanathan|| || <ref>{{cite web |title=Filmography (1950-1959) |url=https://sgfilmlocations.com/2014/08/08/filmography-1941-1950/ |website=Singapore Film Locations Archive |access-date=3 February 2022}}</ref> |
|||
** ''Penghidupan'' |
|||
|- |
|||
** ''[[Raja Bersiong]]'' |
|||
| rowspan="2" | 1952 || ''Permata di-Perlimbahan''|| Haji Mahadi|| Sering dianggap sebagai film pertama sutradara Malaysia. || <ref>{{cite web |title=Filmography (1950-1959) |url=https://sgfilmlocations.com/2014/08/08/filmography-1941-1950/ |website=Singapore Film Locations Archive |access-date=3 February 2022}}</ref> |
|||
** ''[[Selendang Delima]]'' |
|||
|- |
|||
** ''[[Sultan Mahmud Mangkat Dijulang]]'' |
|||
|''Gadis Peladang'' |
|||
|B. S. Rajhans |
|||
* Produksi Maria Menado Production |
|||
| |
|||
** ''Siti Zubaidah'' |
|||
| |
|||
** ''Darahku'' |
|||
|- |
|||
** ''Bunga Tanjung'' |
|||
| rowspan="2" | 1954 || ''Nafsu''|| rowspan="4" | L. Krishnan|| rowspan="10" | Cathay-Keris Film Productions || || <ref>{{cite web |title=Filmography (1950-1959) |url=https://sgfilmlocations.com/2014/08/08/filmography-1941-1950/ |website=Singapore Film Locations Archive |access-date=3 February 2022}}</ref> |
|||
** ''Pontianak Kembali'' |
|||
|- |
|||
Di samping itu, Maria Menado pernah pula turut bermain dalam film Indonesia tahun [[1958]] yang berjudul ''[[Habis Gelap Terbitlah Terang (film)|Habis Gelap Terbitlah Terang]]''. |
|||
| ''Pertarohan''|| || <ref>{{cite web |title=Filmography (1950-1959) |url=https://sgfilmlocations.com/2014/08/08/filmography-1941-1950/ |website=Singapore Film Locations Archive |access-date=3 February 2022}}</ref> |
|||
|- |
|||
| rowspan="3" | 1955 || ''Kasih Menumpang''|| || <ref>{{cite web |title=Filmography (1950-1959) |url=https://sgfilmlocations.com/2014/08/08/filmography-1941-1950/ |website=Singapore Film Locations Archive |access-date=3 February 2022}}</ref> |
|||
|- |
|||
| ''Selamat Hari Raya''|| || <ref>{{cite web |title=Filmography (1950-1959) |url=https://sgfilmlocations.com/2014/08/08/filmography-1941-1950/ |website=Singapore Film Locations Archive |access-date=3 February 2022}}</ref> |
|||
|- |
|||
| ''Saudaraku''|| Laurie Friedman || || <ref>{{cite web |title=Filmography (1950-1959) |url=https://sgfilmlocations.com/2014/08/08/filmography-1941-1950/ |website=Singapore Film Locations Archive |access-date=3 February 2022}}</ref> |
|||
|- |
|||
| rowspan="2" | 1957 || ''Pontianak''|| rowspan="3" | B.N. Rao|| Yang pertama dalam trilogi Pontianak, kini diyakini sebagai film hilang. || <ref>{{cite web |title=Filmography (1950-1959) |url=https://sgfilmlocations.com/2014/08/08/filmography-1941-1950/ |website=Singapore Film Locations Archive |access-date=3 February 2022}}</ref> |
|||
|- |
|||
| ''Dendam Pontianak''|| Film kedua dari trilogi Pontianak, kini diyakini sebagai film hilang. || <ref>{{cite web |title=Filmography (1950-1959) |url=https://sgfilmlocations.com/2014/08/08/filmography-1941-1950/ |website=Singapore Film Locations Archive |access-date=3 February 2022}}</ref> |
|||
|- |
|||
| rowspan="4" | 1958 || ''Sumpah Pontianak''|| Film ketiga dan terakhir dalam trilogi Pontianak. || <ref>{{cite web |title=Sumpah Pontianak |url=https://sgfilmlocations.com/2014/12/26/sumpah-pontianak-the-curse-of-pontianak-1958/ |website=Singapore Film Locations Archive |access-date=3 February 2022}}</ref> |
|||
|- |
|||
| ''Orang Lichin''|| L. Krishnan|| || <ref>{{cite web |title=Filmography (1950-1959) |url=https://sgfilmlocations.com/2014/08/08/filmography-1941-1950/ |website=Singapore Film Locations Archive |access-date=3 February 2022}}</ref> |
|||
|- |
|||
| ''Selendang Delima''|| K.M. Basker|| || <ref>{{cite web |title=Filmography (1950-1959) |url=https://sgfilmlocations.com/2014/08/08/filmography-1941-1950/ |website=Singapore Film Locations Archive |access-date=3 February 2022}}</ref> |
|||
|- |
|||
| ''Matahari''|| Ramon Estella|| Malay Film Productions || || <ref>{{cite web |title=Filmography (1950-1959) |url=https://sgfilmlocations.com/2014/08/08/filmography-1941-1950/ |website=Malay Wikipedia |access-date=3 February 2022}}</ref> |
|||
|- |
|||
|1959 |
|||
|''[[Habis Gelap Terbitlah Terang (film)|Habis Gelap Terbitlah Terang]]'' |
|||
|Ho Ah Loke & [[Usmar Ismail]] |
|||
|Merdeka Film Enterprise & Perfini |
|||
| |
|||
| |
|||
|- |
|||
| 1960 || ''Singapore''|| Shakti Samanta || Eagle Films || Film Hindi|| <ref>{{cite web |title=Filmography (1960-1969) |url=https://sgfilmlocations.com/1960-1969/ |website=Singapore Film Locations Archive |access-date=3 February 2022}}</ref> |
|||
|- |
|||
| rowspan="3" | 1961 || ''Sultan Mahmud Mangkat Dijulang''|| K.M. Basker|| Cathay-Keris Film Productions || || <ref>{{cite web |title=Filmography (1960-1969) |url=https://sgfilmlocations.com/1960-1969/ |website=Singapore Film Locations Archive |access-date=3 February 2022}}</ref> |
|||
|- |
|||
| ''Korban Fitnah''|| [[Usmar Ismail]]|| Malay Film Productions || || <ref>{{cite web |title=Victim of Slander |url=https://www.imdb.com/title/tt0384261/?ref_=nm_flmg_act_5 |website=IMDb |access-date=3 February 2022}}</ref> |
|||
|- |
|||
| ''Siti Zubaidah''|| B.N. Rao|| Cathay-Keris, Maria Menado Productions || Film pertama Menado yang diproduksi dan diproduksi di bawah perusahaan produksinya, Siti Zubaidah diadaptasi dari puisi terkenal Malaysia. || <ref>{{cite web |title=Filmography (1960-1969) |url=https://sgfilmlocations.com/1960-1969/ |website=Singapore Film Locations Archive |access-date=3 February 2022}}</ref> |
|||
|- |
|||
| 1962 || ''Tun Fatimah''|| Salleh Ghani|| Cathay-Keris Film Productions || || <ref>{{cite web |title=Filmography (1960-1969) |url=https://sgfilmlocations.com/1960-1969/ |website=Singapore Film Locations Archive |access-date=3 February 2022}}</ref> |
|||
|- |
|||
| rowspan="3" | 1963 || ''Raja Bersiong''|| K.M. Basker|| rowspan="4" | Cathay-Keris, Maria Menado Productions || rowspan="3" | Dirilis di bawah perusahaan produksi Menado. || <ref>{{cite web |title=Filmography (1960-1969) |url=https://sgfilmlocations.com/1960-1969/ |website=Singapore Film Locations Archive |access-date=3 February 2022}}</ref> |
|||
|- |
|||
| ''Darahku''|| rowspan="3" | Ramon Estella|| <ref>{{cite web |title=Filmography (1960-1969) |url=https://sgfilmlocations.com/1960-1969/ |website=Singapore Film Locations Archive |access-date=3 February 2022}}</ref> |
|||
|- |
|||
| ''Bunga Tanjong''|| <ref>{{cite web |title=Filmography (1960-1969) |url=https://sgfilmlocations.com/1960-1969/ |website=Singapore Film Locations Archive |access-date=3 February 2022}}</ref> |
|||
|- |
|||
| 1964 || ''Pontianak Kembali''|| Tambahan dari serial Pontianak yang dirilis di bawah perusahaan produksi Menado. || <ref>{{cite web |title=Filmography (1960-1969) |url=https://sgfilmlocations.com/1960-1969/ |website=Singapore Film Locations Archive |access-date=3 February 2022}}</ref> |
|||
|- |
|||
|2015 |
|||
|''Our Sister Mambo'' |
|||
|Ho Widing |
|||
|Cathay Asia Films |
|||
| |
|||
| |
|||
|} |
|||
== Referensi == |
|||
==Rujukan== |
|||
* New Sunday Times, [[12 Maret]] [[2006]]. |
* New Sunday Times, [[12 Maret]] [[2006]]. |
||
* [http://www.utusan.com.my/utusan/content.asp?y=2007&dt=0806&pub=Utusan_Malaysia&sec=Hiburan&pg=hi_02.htm Utusan Malaysia, Hiburan, diakses tanggal 8 Agustus 2007.] |
* [http://www.utusan.com.my/utusan/content.asp?y=2007&dt=0806&pub=Utusan_Malaysia&sec=Hiburan&pg=hi_02.htm Utusan Malaysia, Hiburan, diakses tanggal 8 Agustus 2007.] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070930201850/http://www.utusan.com.my/utusan/content.asp?y=2007&dt=0806&pub=Utusan_Malaysia&sec=Hiburan&pg=hi_02.htm |date=2007-09-30 }} |
||
{{lifetime|1932||Menado, Maria}} |
{{lifetime|1932||Menado, Maria}} |
||
{{DEFAULTSORT:Menado, Maria}} |
|||
[[Kategori:Pemeran Malaysia]] |
[[Kategori:Pemeran Malaysia]] |
||
[[Kategori:Tokoh dari Minahasa]] |
[[Kategori:Tokoh dari Minahasa]] |
||
[[ |
[[Kategori:Tokoh dari Manado]] |
||
[[ |
[[Kategori:Tokoh Minahasa]] |
||
[[Kategori:Tokoh yang berpindah agama ke Islam]] |
|||
[[kategori:Marga Dotulong|Maria]] |
|||
[[Kategori:Tokoh keturunan atau kelahiran Indonesia]] |
|||
[[Kategori:Marga Dotulong|Maria]] |
|||
[[ms:Maria Menado]] |
|||
[[Kategori:Tokoh Malaysia keturunan Indonesia]] |
Revisi terkini sejak 19 Agustus 2024 13.13
Maria Menado | |
---|---|
Lahir | Liesbet Dotulong 2 Februari 1932 Tonsea, Minahasa, Sulawesi Utara, Hindia Belanda (kini Indonesia) |
Dato' Sri Maria Menado (bernama asli Liesbet Dotulong; lahir 2 Februari 1932) merupakan seorang pemeran Malaysia kelahiran Sulawesi Utara, Hindia Belanda (kini Indonesia) yang termasyhur antara tahun 1957 dan 1963.
Perannya sebagai kuntilanak dalam film Pontianak, yang merupakan film horor lokal pertama di Malaysia, membuatnya populer dalam dunia perfilman setempat pada tahun 1957. Pada tahun itu, ia dijuluki Wanita Tercantik di Malaya oleh majalah Times serta Wanita Berpakaian Paling Menarik di Asia Tenggara oleh United Press International, sebuah kantor berita.
Kehidupan awal
[sunting | sunting sumber]Pada umur 7 tahun, Liesbet dibawa ke Makassar untuk tinggal dengan paman dan bibinya setelah orang tuanya meninggal. Akan tetapi, pertempuran antara pihak Belanda dengan pejuang-pejuang nasionalis memaksa mereka pindah ke Jakarta.
Sewaktu berumur 17 tahun, Liesbet menerima tawaran sebagai model baju kebaya di Singapura, dan kemudian di Malaya. Diiringi oleh paman dan bibinya, perjalanan pada tahun 1950 membawa Maria ke Singapura, Kuala Lumpur, Ipoh, dan Penang.
Sewaktu di Malaya dan Singapura, terjadi kerusuhan Maria Hertogh. Maria Hertogh, seorang gadis Belanda yang telah diambil sebagai anak angkat oleh sebuah keluarga Muslim dan diberikan nama Natrah, dinikahkan orang tua angkatnya pada tahun 1950 sewaktu berumur 13 tahun. Mahkamah Agung membatalkan pernikahan itu karena Maria tidak cukup umur dan memutuskan bahwa Natrah dikembalikan kepada ibu kandungnya yang kemudian membawanya balik ke negeri Belanda. Keputusan kasus ini mengakibatkan kerusuhan rasial di Singapura yang berlangsung selama dua hari. Liesbet mengikuti kasus ini dengan penuh minat dan juga memperoleh nama samaran "Maria". Kawan-kawannya kemudian menjulukinya sebagai "Maria dari Menado" (tempat asalnya) dan nama julukan itu lebih terkenal dari nama aslinya.
Karier film
[sunting | sunting sumber]Maria Menado memeluk Islam ketika berusia 19 tahun dan menikah dengan promotor tinju dan juga penulis skenario, A. Razak Sheikh Ahmad, namun perkawinan ini berakhir dengan perceraian.
Setelah foto-foto Maria muncul di surat kabar dan majalah sebagai peragawati mode, kariernya sebagai pemeran bermula pada tahun 1951. Shaw Brothers menawarkan Maria peran sebagai seniwati utama di samping P. Ramlee dalam film Penghidupan.
Bagaimanapun, perannya sebagai kuntilanak dalam film Pontianak-lah yang menaikkan popularitas Maria pada tahun 1957. Pontianak ialah film horor Melayu yang pertama. Skenario film ini merupakan hasil kerjasama dengan bekas suaminya A. Razak Sheikh Mohamed. Maria mengisahkan cerita-cerita kuntilanak yang pernah didengarnya sewaktu di Hindia Belanda dan mereka merangkai plot film itu bersama-sama.
Perubahan dari seorang wanita yang jelita menjadi seorang yang bungkuk dan kemudian sebagai kuntilanak menelan waktu hingga berjam-jam untuk berhias. Maria juga perlu bersandar tanpa bergerak supaya penggambaran perubahan itu dapat dibuat sedikit demi sedikit. Berbeda dengan masa sekarang, pada masa itu tidak ada grafika komputer, sehingga efek tersebut perlu dibuat secara manual. Meski demikian, film itu mencapai tahap yang cukup realistik sebagaimana yang dapat diperlihatkan dari laporan tentang beberapa orang yang pingsan setelah menonton babak-babak yang mengejutkan. Penayangannya di Teater Cathay berlangsung selama 12 hari. Ini adalah suatu pencapaian besar, khususnya karena film Melayu tidak pernah ditayangkan di Teater Cathay. Maria kemudian ikut berperan dalam 2 film berikutnya, yaitu Dendam Pontianak (1957) dan Sumpah Pontianak (1958).
Pada saat di puncak kemasyhuran, ia diberi peran antagonis bersama Shammi Kapoor dalam film Hindi yang berjudul Singapore. Film tersebut disyuting di Singapura dan Bombay (kini Mumbai). Dalam jangka waktu 12 tahun, Maria bermain dalam 20 film lebih terbitan produksinya sendiri, Maria Menado Production (M. M. Production) antara lain film Siti Zubaidah pada tahun 1961. Ia merupakan produser film wanita Melayu yang pertama.
Maria sendiri memerankan tokoh utama sebagai Siti Zubaidah. Penglibatannya sebagai produser bukan saja membanggakan malah ia telah memainkan peranan sebagai pemeran juga yang jarang-jarang dapat dilakukan oleh seorang produser.
3 film lain yang diterbitkan oleh perusahaannya ialah Darahku, Bunga Tanjung dan Pontianak Kembali.
Pernikahan dengan Sultan Pahang
[sunting | sunting sumber]Untuk perayaan-perayaan yang istimewa, Maria serta seniwati yang lain dijemput ke istana Pahang untuk mempersembahkan pertunjukan, khususnya sewaktu hari kelahiran sultan. Pada salah satu lawatan ini, Sultan Abu Bakar Ri'ayatuddin melamarnya. Setelah pertimbangan yang mendalam, Maria menikah pada tahun 1963 sewaktu berumur 30 tahun. Pernikahan itu tidak hanya mengakhiri karier perfilmannya, tetapi juga menyebabkan film-filmnya tidak boleh lagi ditayangkan di teater maupun televisi. Majlis Diraja Istana Pahang menetapkan bahwa karena Maria merupakan permaisuri sultan, penayangan film-filmnya tidak dibenarkan di Pahang. Bagaimanapun, filmnya akhirnya tidak ditayangkan pula di seluruh negara. Dengan itu, Ho Ah Loke, pemilik Cathay Keris tersangkut dengan film-film Maria. Karena film-film itu amat memakan ruang hawa dingin di dalam rumahnya, Ho kemudian terpaksa membuangnya karena film-film itu telah menjadi sumber keributan dengan isterinya.
Setelah mangkatnya Sultan Pahang, Maria pindah dari Pekan ke Kuala Lumpur. Pada saat itu, ia memohon kepada Sultan Ahmad Shah, yang kini yang mengetuai Majlis Diraja Istana Pahang, supaya film-filmnya dibenarkan untuk ditayangkan kembali. Sultan memberikan izin, akan tetapi pada waktu itu, film-film yang diperankannya telah dibuang ke dalam sebuah lubang yang tidak digunakan lagi. Tidak diketahui mengapa Ho tidak menemui Maria atau museum-museum negeri untuk menyumbangkan film-film itu. Kehilangan film-film tersebut merupakan suatu kerugian yang amat besar bagi sejarah perfilman Malaysia.
Kini, Maria berhasrat untuk memproduksi dan menyutradarai versi baru film Pontianak sebagai pengganti supaya dapat meninggalkan tanda pencapaiannya — kali ini dalam film berwarna.
Filmografi
[sunting | sunting sumber]Film-film yang dibintangi oleh Maria adalah sebagai berikut:
Tahun | Judul | Sutradara | Produksi | Catatan | Ruj. |
---|---|---|---|---|---|
1951 | Penghidupan | L. Krishnan | Malay Film Productions | Dibintangi bersama aktor Malaysia P. Ramlee. | [1] |
Pulau Mutiara | S. Ramanathan | [2] | |||
1952 | Permata di-Perlimbahan | Haji Mahadi | Sering dianggap sebagai film pertama sutradara Malaysia. | [3] | |
Gadis Peladang | B. S. Rajhans | ||||
1954 | Nafsu | L. Krishnan | Cathay-Keris Film Productions | [4] | |
Pertarohan | [5] | ||||
1955 | Kasih Menumpang | [6] | |||
Selamat Hari Raya | [7] | ||||
Saudaraku | Laurie Friedman | [8] | |||
1957 | Pontianak | B.N. Rao | Yang pertama dalam trilogi Pontianak, kini diyakini sebagai film hilang. | [9] | |
Dendam Pontianak | Film kedua dari trilogi Pontianak, kini diyakini sebagai film hilang. | [10] | |||
1958 | Sumpah Pontianak | Film ketiga dan terakhir dalam trilogi Pontianak. | [11] | ||
Orang Lichin | L. Krishnan | [12] | |||
Selendang Delima | K.M. Basker | [13] | |||
Matahari | Ramon Estella | Malay Film Productions | [14] | ||
1959 | Habis Gelap Terbitlah Terang | Ho Ah Loke & Usmar Ismail | Merdeka Film Enterprise & Perfini | ||
1960 | Singapore | Shakti Samanta | Eagle Films | Film Hindi | [15] |
1961 | Sultan Mahmud Mangkat Dijulang | K.M. Basker | Cathay-Keris Film Productions | [16] | |
Korban Fitnah | Usmar Ismail | Malay Film Productions | [17] | ||
Siti Zubaidah | B.N. Rao | Cathay-Keris, Maria Menado Productions | Film pertama Menado yang diproduksi dan diproduksi di bawah perusahaan produksinya, Siti Zubaidah diadaptasi dari puisi terkenal Malaysia. | [18] | |
1962 | Tun Fatimah | Salleh Ghani | Cathay-Keris Film Productions | [19] | |
1963 | Raja Bersiong | K.M. Basker | Cathay-Keris, Maria Menado Productions | Dirilis di bawah perusahaan produksi Menado. | [20] |
Darahku | Ramon Estella | [21] | |||
Bunga Tanjong | [22] | ||||
1964 | Pontianak Kembali | Tambahan dari serial Pontianak yang dirilis di bawah perusahaan produksi Menado. | [23] | ||
2015 | Our Sister Mambo | Ho Widing | Cathay Asia Films |
Referensi
[sunting | sunting sumber]- New Sunday Times, 12 Maret 2006.
- Utusan Malaysia, Hiburan, diakses tanggal 8 Agustus 2007. Diarsipkan 2007-09-30 di Wayback Machine.
- ^ "Filmography (1950-1959)". Singapore Film Locations Archive. Diakses tanggal 3 February 2022.
- ^ "Filmography (1950-1959)". Singapore Film Locations Archive. Diakses tanggal 3 February 2022.
- ^ "Filmography (1950-1959)". Singapore Film Locations Archive. Diakses tanggal 3 February 2022.
- ^ "Filmography (1950-1959)". Singapore Film Locations Archive. Diakses tanggal 3 February 2022.
- ^ "Filmography (1950-1959)". Singapore Film Locations Archive. Diakses tanggal 3 February 2022.
- ^ "Filmography (1950-1959)". Singapore Film Locations Archive. Diakses tanggal 3 February 2022.
- ^ "Filmography (1950-1959)". Singapore Film Locations Archive. Diakses tanggal 3 February 2022.
- ^ "Filmography (1950-1959)". Singapore Film Locations Archive. Diakses tanggal 3 February 2022.
- ^ "Filmography (1950-1959)". Singapore Film Locations Archive. Diakses tanggal 3 February 2022.
- ^ "Filmography (1950-1959)". Singapore Film Locations Archive. Diakses tanggal 3 February 2022.
- ^ "Sumpah Pontianak". Singapore Film Locations Archive. Diakses tanggal 3 February 2022.
- ^ "Filmography (1950-1959)". Singapore Film Locations Archive. Diakses tanggal 3 February 2022.
- ^ "Filmography (1950-1959)". Singapore Film Locations Archive. Diakses tanggal 3 February 2022.
- ^ "Filmography (1950-1959)". Malay Wikipedia. Diakses tanggal 3 February 2022.
- ^ "Filmography (1960-1969)". Singapore Film Locations Archive. Diakses tanggal 3 February 2022.
- ^ "Filmography (1960-1969)". Singapore Film Locations Archive. Diakses tanggal 3 February 2022.
- ^ "Victim of Slander". IMDb. Diakses tanggal 3 February 2022.
- ^ "Filmography (1960-1969)". Singapore Film Locations Archive. Diakses tanggal 3 February 2022.
- ^ "Filmography (1960-1969)". Singapore Film Locations Archive. Diakses tanggal 3 February 2022.
- ^ "Filmography (1960-1969)". Singapore Film Locations Archive. Diakses tanggal 3 February 2022.
- ^ "Filmography (1960-1969)". Singapore Film Locations Archive. Diakses tanggal 3 February 2022.
- ^ "Filmography (1960-1969)". Singapore Film Locations Archive. Diakses tanggal 3 February 2022.
- ^ "Filmography (1960-1969)". Singapore Film Locations Archive. Diakses tanggal 3 February 2022.