Lompat ke isi

Karungut: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi 'thumb|Instrumen kecapi yang biasa mengiringi Karungut. '''Karungut''' adalah sebuah kesenian tradisional dari Kalimantan Tengah, ...'
 
Busu Neneng (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(42 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Instrumen Karungut.ogg|thumb|Instrumen kecapi yang biasa mengiringi Karungut.]]
[[Berkas:Grup Musik Karungut.JPG|jmpl|Grup musik Karungut.]]
[[Berkas:Instrumen Karungut.ogg|jmpl|Instrumen kecapi yang biasa mengiringi Karungut.]]
'''Karungut''' adalah sebuah kesenian tradisional dari [[Kalimantan Tengah]], [[Indonesia]]. Seni ini berupa sastra lisan atau juga bisa disebut [[pantun]] yang dilagukan.<ref name="umm1">[http://viizhe.student.umm.ac.id/2010/07/29/karungut/ Karungut - UMM1]</ref> Karungut merupakan karya yang dijunjung masyarakat Dayak sebagai sastra besar klasik dan merupakan semacam pantun atau [[gurindam]].<ref name="kompas">[http://oase.kompas.com/read/2011/07/25/13584213/Karungut.Jeritan.Hati.Masyarakat.Dayak KOMPAS - Karungut, Jeritan Hati Masyarakat Dayak]. Diakses pada 21 April 2012</ref> Pelantun karungut mengisahkan syair-syair kebijakan dengan meramu bermacam legenda, nasihat, teguran, dan peringatan mengenai kehidupan sehari-hari.<ref name="kompas"></ref> Karungut sering dilantunkan pada acara penyambutan tamu yang dihormati. Salah satu ekspresi kegembiraan dan kebahagiaan diungkapkan dalam bentuk Karungut.<ref name="umm1"></ref>
{{Infobox Music genre
|name =Karungut
|bgcolor=green
| stylistic_origins = ''Karunya''
| instruments = {{hlist|Kecapi|Seruling|[[Kangkanong]]|[[Katambung]]|Toroi|[[Gong Garantung]]|Vokal}}
| cultural_origins = Kidung suci "''Karunya''" dalam Agama Kaharingan, Suku Dayak, Kalimantan
| popularity =
| descendant =
| derivatives = {{hlist|Kandayu|Tandak|Balian Karunya|Sansana Kayau|Sansana Bandar}}
| subgenres = {{hlist|Deder|Dongkoi|Dodoi}}
| fusiongenres = {{hlist|Tandak Timang|Karungut Manasai}}
| local_scenes =
| other_topics = {{hlist|[[Madihin]]|[[Macapat]]|[[Mor lam|Mor Lam]]}}
}}
'''Karungut''' adalah sebuah kesenian tradisional dari [[Kalimantan Tengah]], [[Indonesia]]. Seni ini berupa sastra lisan atau juga bisa disebut [[pantun]] yang dilagukan.<ref name="umm1">[http://viizhe.student.umm.ac.id/2010/07/29/karungut/ Karungut - UMM1]{{Pranala mati|date=Februari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Karungut sejatinya merupakan kidung sakral yang dilantunkan dalam upacara suci agama [[Kaharingan]] dan dinyanyikan menggunakan [[bahasa Sangiang]]. Namun kini Karungut sudah dianggap sebagai salah satu kesenian daerah [[Kalimantan Tengah]] sehingga semua kalangan suku [[Dayak]] boleh melantunkannya, namun dengan tema dan lirik yang dimodifikasi. Karungut adalah salah satu karya yang dijunjung masyarakat Dayak sebagai sastra besar klasik dan merupakan semacam pantun atau [[Gurindam]].<ref name="kompas">[http://oase.kompas.com/read/2011/07/25/13584213/Karungut.Jeritan.Hati.Masyarakat.Dayak KOMPAS - Karungut, Jeritan Hati Masyarakat Dayak]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}. Diakses pada 21 April 2012</ref> Pelantun karungut pada dasarnya mengisahkan syair-syair kebajikan dari berbagai macam legenda dan mitologi penciptaan alam semesta dalam agama Kaharingan, puji-pujian kepada ''Ranying Hatalla''(sebutan tuhan dalam agama Kaharingan), berkomunikasi dengan roh gaib, juga memberikan nasihat serta peringatan kepada para pendengar mengenai kehidupan sehari-hari.<ref name="kompas"/> Karungut juga biasa disebut sebagai [[Tandak Timang]] pada sebagian daerah di [[Kalimantan Tengah]]. Beberapa tokoh seniman Karungut yang terkenal adalah [[Syaer Sua]], [[Bilton]], [[Ucun A. Tingang]], dan [[Ujai Mura]].<ref name="umm1"/>


Karungut adalah salah satu kesenian tradisional yang sangat komunikatif, karena pesan-pesan yang disampaikan berbentuk pantun dalam bahasa daerah Dayak dan mudah dimengerti penontonnya.<ref name="umm2">[http://yuayu.student.umm.ac.id/2010/07/28/karungut/ Karungut - UMM2]</ref> Karungut diiringi alat musik [[kecapi]], bisa pakai band atau [[organ]]. Karungut semacam sastra lisan
Karungut adalah salah satu kesenian tradisional yang sangat komunikatif, karena pesan-pesan yang disampaikan berbentuk pantun dalam bahasa daerah Dayak dan mudah dimengerti penontonnya.<ref name="umm2">[http://yuayu.student.umm.ac.id/2010/07/28/karungut/ Karungut - UMM2]{{Pranala mati|date=Februari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Nyanyian Karungut diiringi alat musik [[kacapi dayak|kacapi]], bisa juga dengan musik band atau [[organ]]. Karungut semacam sastra lisan
nusantara untuk Kalimantan Tengah sama dengan [[Madihin]] jika di Kalimantan Selatan. Sedangkan di Jawa Tengah disebut [[Macapat]]. Dengan kata lain karungut dapat dikatakan suatu irama lagu daerah Kalimantan Tengah untuk melagukan syair-syair atau naskah yang bukan berbentuk syair.<ref name="umm2"></ref> Karungut dikenal di sepanjang jalur [[sungai Kahayan]], [[sungai Kapuas (Kalimantan Tengah)|Kapuas]], [[sungai Katingan|Katingan]], Rungan Manuhing dan sebagian jalur [[sungai Barito]].<ref name="umm2"></ref>
nusantara di Kalimantan Tengah yang mempunyai kemiripan dengan [[Madihin]] di Kalimantan Selatan. Sedangkan di Jawa Tengah disebut [[Macapat]]. Dengan kata lain karungut dapat dikatakan suatu irama lagu daerah Kalimantan Tengah untuk melagukan syair-syair atau naskah yang bukan berbentuk syair.<ref name="umm2"/> Karungut sangat populer di sepanjang jalur [[sungai Kahayan]], [[sungai Kapuas (Kalimantan Tengah)|Kapuas]], [[sungai Katingan|Katingan]], Gunung Mas, Rungan Manuhing dan sebagian jalur [[sungai Barito]].<ref name="umm2"/>


Karungut merupakan seni khas Kalimantan Tengah yang mempunyai arti dan makna yang sangat dalam untuk ritual dan untuk menyampaikan segala sesuatu sesuai dengan keperluannya. Dahulu karangut dinyanyikan
Karungut resmi ditetapkan sebagai kesenian khas Kalimantan Tengah yang mempunyai arti dan makna yang sangat dalam untuk ritual dan untuk menyampaikan segala sesuatu sesuai dengan keperluannya. Karungut bisa kita jumpai dalam upacara suci agama [[Kaharingan]], [[Festival Tandak Intan Kaharingan]], perlombaan seni budaya [[Kalimantan Tengah]], hajatan, pernikahan, penyambutan tamu penting, untuk kampanye pilkada, dan lain-lain. Pada jaman dahulu Karungut juga biasa dinyanyikan oleh orang tua sebagai lagu pengantar tidur untuk anak-anak.<ref name="umm2"/>
para ibu untuk menidurkan putra-putrinya. Dewasa ini karungut dapat ditemui di tempat hajatan perkawinan maupun khitanan, untuk menyambut tamu penting, untuk kampanye pilkada dan lain-lain.<ref name="umm2"></ref>


== Asal-usul ==
== Asal usul ==
Menurut kepercayaan suku Dayak di Kalimantan Tengah, pada zaman dahulu manusia diturunkan dari langit bersamaan ''palangka bulau'' (''tetek tatum''). Pada waktu berada di bumi, palangka bulau adalah alat untuk menurunkan manusia dari langit ke bumi oleh ''Ranying Hatalla'' langit atau dewa para petinggi suku Dayak. Maka dari itulah mulai adanya alunan suara atau tembang-tembang dan sejak itulah Karungut muncul. Bahasa yang digunakan dalam Karungut adalah [[bahasa Sangiang]] atau sejenis [[bahasa Ngaju]] yang sangat tinggi sastranya digunakan dalam upacara adat dan berkomunikasi dengan roh halus.
Menurut kepercayaan suku Dayak di Kalimantan Tengah yaitu Agama [[Kaharingan]], dipercaya bahwa manusia pertama kali diturunkan dari langit ke bumi menggunakan ''Palangka Bulau''(wadah/wahana suci) oleh ''Ranying Hatalla'' (Tuhan Yang Maha Esa) dan diiringi dengan alunan suara yang disebut ''"Karunya"''. Dalam [[bahasa Sangiang]] atau [[bahasa Dayak Ngaju Kuno]], '''Karunya''' berarti “tembang”. Alunan tembang Karunya inilah yang kini dikenal dengan sebutan Karungut. Pada dasarnya bahasa yang digunakan dalam nyanyian Karungut adalah [[bahasa Sangiang]] atau [[bahasa Ngaju kuno]] yang sangat tinggi sastranya terutama dalam upacara agama Kaharingan untuk berkomunikasi dengan roh leluhur (''tatu hiang''), untuk memberi nasihat (''pandehen'') kepada umat manusia, serta menceritakan mitologi keagamaan (''tetek tatum'') kepada umat beragama Kaharingan.
Dalam kehidupan masyarakat Dayak yang melaksanakan upacara, khususnya upacara adat, keagamaan, perkawinan, dan syukuran selalu di warnai dengan kegiatan kesenian seperti tari Manasai Karungut, Karunya, Tandak Mandau, dan Deder.<ref>[http://ririri.student.umm.ac.id/2010/07/28/karungut/ Karungut - UMM3]</ref>
Dalam kehidupan masyarakat Dayak yang melaksanakan upacara, khususnya upacara keagamaan, adat, perkawinan, dan syukuran selalu di warnai dengan kegiatan kesenian seperti tari Manasai Karungut, Tandak Mandau, dan Deder. Seiring bergantinya jaman, kini Karungut boleh dinyanyikan menggunakan bahasa Dayak Ngaju modern.<ref>[http://ririri.student.umm.ac.id/2010/07/28/karungut/ Karungut - UMM3]{{Pranala mati|date=Februari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 16: Baris 30:


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* [http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/lamanv42/?q=detail_penelitian/586 Badan Bahasa - Tema, Amanat, Dan Nilai Budaya Karungut Wajib Belajar 9 Tahun Dalam Sastra Dayak Ngaju]
* [http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/lamanv42/?q=detail_penelitian/586 Badan Bahasa - Tema, Amanat, Dan Nilai Budaya Karungut Wajib Belajar 9 Tahun Dalam Sastra Dayak Ngaju]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* [http://www.dayakyouthcommunity.org/main/index.php/id/component/content/article/34-borneoku/62-pelantun-karungut-hingga-usia-senja.html Pelantun Karungut Hingga Usia Senja]
* [http://www.dayakyouthcommunity.org/main/index.php/id/component/content/article/34-borneoku/62-pelantun-karungut-hingga-usia-senja.html Pelantun Karungut Hingga Usia Senja] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110830091047/http://www.dayakyouthcommunity.org/main/index.php/id/component/content/article/34-borneoku/62-pelantun-karungut-hingga-usia-senja.html |date=2011-08-30 }}


{{DEFAULTSORT:Karungut}}
{{DEFAULTSORT:Karungut}}
[[Kategori:Kaharingan]]

[[Kategori:Dayak]]
[[Kategori:Dayak]]
[[Kategori:Seni di Indonesia]]
[[Kategori:Seni di Indonesia]]

Revisi terkini sejak 16 Juli 2023 01.05

Grup musik Karungut.
Instrumen kecapi yang biasa mengiringi Karungut.

Karungut adalah sebuah kesenian tradisional dari Kalimantan Tengah, Indonesia. Seni ini berupa sastra lisan atau juga bisa disebut pantun yang dilagukan.[1] Karungut sejatinya merupakan kidung sakral yang dilantunkan dalam upacara suci agama Kaharingan dan dinyanyikan menggunakan bahasa Sangiang. Namun kini Karungut sudah dianggap sebagai salah satu kesenian daerah Kalimantan Tengah sehingga semua kalangan suku Dayak boleh melantunkannya, namun dengan tema dan lirik yang dimodifikasi. Karungut adalah salah satu karya yang dijunjung masyarakat Dayak sebagai sastra besar klasik dan merupakan semacam pantun atau Gurindam.[2] Pelantun karungut pada dasarnya mengisahkan syair-syair kebajikan dari berbagai macam legenda dan mitologi penciptaan alam semesta dalam agama Kaharingan, puji-pujian kepada Ranying Hatalla(sebutan tuhan dalam agama Kaharingan), berkomunikasi dengan roh gaib, juga memberikan nasihat serta peringatan kepada para pendengar mengenai kehidupan sehari-hari.[2] Karungut juga biasa disebut sebagai Tandak Timang pada sebagian daerah di Kalimantan Tengah. Beberapa tokoh seniman Karungut yang terkenal adalah Syaer Sua, Bilton, Ucun A. Tingang, dan Ujai Mura.[1]

Karungut adalah salah satu kesenian tradisional yang sangat komunikatif, karena pesan-pesan yang disampaikan berbentuk pantun dalam bahasa daerah Dayak dan mudah dimengerti penontonnya.[3] Nyanyian Karungut diiringi alat musik kacapi, bisa juga dengan musik band atau organ. Karungut semacam sastra lisan nusantara di Kalimantan Tengah yang mempunyai kemiripan dengan Madihin di Kalimantan Selatan. Sedangkan di Jawa Tengah disebut Macapat. Dengan kata lain karungut dapat dikatakan suatu irama lagu daerah Kalimantan Tengah untuk melagukan syair-syair atau naskah yang bukan berbentuk syair.[3] Karungut sangat populer di sepanjang jalur sungai Kahayan, Kapuas, Katingan, Gunung Mas, Rungan Manuhing dan sebagian jalur sungai Barito.[3]

Karungut resmi ditetapkan sebagai kesenian khas Kalimantan Tengah yang mempunyai arti dan makna yang sangat dalam untuk ritual dan untuk menyampaikan segala sesuatu sesuai dengan keperluannya. Karungut bisa kita jumpai dalam upacara suci agama Kaharingan, Festival Tandak Intan Kaharingan, perlombaan seni budaya Kalimantan Tengah, hajatan, pernikahan, penyambutan tamu penting, untuk kampanye pilkada, dan lain-lain. Pada jaman dahulu Karungut juga biasa dinyanyikan oleh orang tua sebagai lagu pengantar tidur untuk anak-anak.[3]

Asal usul

[sunting | sunting sumber]

Menurut kepercayaan suku Dayak di Kalimantan Tengah yaitu Agama Kaharingan, dipercaya bahwa manusia pertama kali diturunkan dari langit ke bumi menggunakan Palangka Bulau(wadah/wahana suci) oleh Ranying Hatalla (Tuhan Yang Maha Esa) dan diiringi dengan alunan suara yang disebut "Karunya". Dalam bahasa Sangiang atau bahasa Dayak Ngaju Kuno, Karunya berarti “tembang”. Alunan tembang Karunya inilah yang kini dikenal dengan sebutan Karungut. Pada dasarnya bahasa yang digunakan dalam nyanyian Karungut adalah bahasa Sangiang atau bahasa Ngaju kuno yang sangat tinggi sastranya terutama dalam upacara agama Kaharingan untuk berkomunikasi dengan roh leluhur (tatu hiang), untuk memberi nasihat (pandehen) kepada umat manusia, serta menceritakan mitologi keagamaan (tetek tatum) kepada umat beragama Kaharingan. Dalam kehidupan masyarakat Dayak yang melaksanakan upacara, khususnya upacara keagamaan, adat, perkawinan, dan syukuran selalu di warnai dengan kegiatan kesenian seperti tari Manasai Karungut, Tandak Mandau, dan Deder. Seiring bergantinya jaman, kini Karungut boleh dinyanyikan menggunakan bahasa Dayak Ngaju modern.[4]

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]