Lompat ke isi

Mantra: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Luxxferre (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
k Mengembalikan suntingan oleh 114.5.210.194 (bicara) ke revisi terakhir oleh Wagino 20100516
Tag: Pengembalian pranala ke halaman disambiguasi
 
(37 revisi perantara oleh 21 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Om.svg|right|thumb|Mantra [[Aum]] atau [[Om]] dalam [[aksara Dewanagari]].]]
[[Berkas:AUM symbol, the primary (highest) name of the God as per the Vedas.svg|ka|jmpl|Mantra [[Aum]] atau [[Om]] dalam [[aksara Dewanagari]].]]
'''Mantra''' adalah [[bunyi]], [[suku kata]], [[kata]], atau [[kalimat]] yang dianggap mampu menciptakan perubahan secara [[spiritual]].<ref>Feuerstein, G. ''The Deeper Dimension of Yoga''. Shambala Publications, Boston, MA. 2003.</ref> Secara etimologi mantra berasal dari suku kata ''man'' (''manana'') dan kata ''tra'' (''trana'') yang berarti pembebasan dari ikatan samsara atau dunia fenomena ini. Dari kombinasi ''man'' dan ''tra'' itulah disebut mantra yang berarti dapat memanggil datang (''amantrana'').<ref> {{cite journal|title= Menumbuhkan Nilai Pendidikan Karakter Religius Melalui Mantra Dan Yatra Sebagai Media Komunikasi Interpersonal Dengan Tuhan Dalam Agama Hindu|author= Ni Rai Vivien Pitriani|journal= Widyalaya|volume= 1|number= 1|year= 2020|issn= 2746-8682|page= 93|url= http://jurnal.ekadanta.org/index.php/Widyalaya/article/view/76}} </ref> Penulisan mantra berbentuk [[Bait (sastra)|bait]] dengan keberadaan [[rima]] yang tidak menentu. Mantra lebih mengutamakan [[Ritme|irama]] dibandingkan rima. Penggunaan mantra merupakan bagian dari [[budaya Indonesia]]. Dalam [[masyarakat]] [[Melayu]], mantra digunakan untuk keperluan [[adat]] dan kepercayaan [[Mistisisme|mistis]] dan jarang digunakan sebagai [[karya sastra]].<ref>{{Cite book|last=Sumaryanto|first=|date=2010|url=http://ebook.pustaka.sumbarprov.go.id/index.php?p=fstream-pdf&fid=402&bid=379|title=Mengenal Pantun dan Syair|location=Semarang|publisher=PT. Sindur Press|isbn=978-979-067-054-9|pages=9-10|url-status=live}}</ref>
== Pengertian ==
Mantra berasal dari bahasa Sanskerta yaitu MAN yang memiliki arti PIKIRAN dan TRA yang artinya PEMBEBASAN. Jadi Mantra adalah kegiatan membebaskan pikiran. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001), Mantra bisa diartikan sebagai susunan kata yang berunsur puisi (seperti rima dan irama) yang dianggap mengandung kekuatan gaib, biasanya diucapkan oleh dukun atau pawang untuk menandingi kekuatan gaib yang lain.


== Sejarah ==
Mantra jika ditinjau dari segi istilah bisa memiliki arti bunyi, kata, atau kalimat yang diucapkan, dibisikkan, atau dilantunkan dengan cara tertentu untuk tujuan tertentu pula. Mantra diyakini mempunyai kekuatan, sebagai sarana permohonan kepada Tuhan, dan bermanfaat untuk bermacam-macam tujuan tertentu dari para perapalnya.
[[Berkas:Maha-mantra.png|jmpl|Salah satu mantra yang digunakan di dalam sekolah [[Agama Hindu|Hindu]] yang beraliran [[Masyarakat Internasional Kesadaran Kresna|Hare Krishna]].]]
Mantra {{Sanskerta|मन्त्र|mantra}} berasal dari tradisi ''[[Weda]]'' di [[India]], kemudian menjadi bagian penting dalam tradisi [[Hinduisme|Hindu]] dan praktik sehari-hari dalam [[agama Buddha]], [[Sikhisme]] dan [[Jainisme]]. Penggunaan mantra sekarang tersebar melalui berbagai gerakan spiritual yang berdasarkan (atau cabang dari) berbagai praktik dalam tradisi dan agama ketimuran.


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Mantra diartikan sebagai susunan kata yang berunsur puisi (seperti rima dan irama) yang dianggap mengandung kekuatan gaib, biasanya diucapkan oleh dukun atau pawang untuk menandingi kekuatan gaib yang lain.<ref>http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140527102944/http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php |date=2014-05-27 }} kamus bahasa indonesia</ref>
Dari segi bentuk, mantra sebenarnya bisa digolongkan ke dalam bentuk puisi bebas, yang tidak terikat pada aspek rima, baris, dan jumlah kata dalam setiap baris. Dari segi bahasa, sebagian mantra ada yang menggunakan bahasa yang kadang sulit untuk dipahami. Bahkan adakalanya, perapal sendiri tidak memahami arti sebenarnya mantra yang ia baca. Dia hanya memahami kapan dan bagaimana mantra tersebut dibaca dan untuk apa tujuannya. Dari segi penggunaan, mantra tidak boleh diucapkan sembarangan, karena bacaannya dianggap keramat dan memiliki arti khusus.

'''Mantra''' juga dapat diartika sebagai [[bunyi]], [[suku kata]], [[kata]], atau [[kalimat|sekumpulan kata-kata]] yang dianggap mampu "menciptakan perubahan" (misalnya perubahan [[spiritual]]).<ref>Feuerstein, G. ''The Deeper Dimension of Yoga''. Shambala Publications, Boston, MA. 2003.</ref> Jenis dan kegunaan mantra berbeda-beda tergantung [[mahzab]] dan [[filsafat]] yang terkait dengan mantra tersebut.

== Asal Usul Mantra ==
Mantra {{Sanskerta|मन्त्र|mantra}} berasal dari tradisi ''[[Weda]]'' di [[India]], kemudian menjadi bagian penting dalam tradisi [[Hinduisme|Hindu]] dan praktik sehari-hari dalam [[agama Buddha]], [[Sikhisme]] dan [[Jainisme]]. Penggunaan mantra sekarang tersebar melalui berbagai gerakan spiritual yang berdasarkan (atau cabang dari) berbagai praktik dalam tradisi dan agama ketimuran.


Khanna (2003: hal.&nbsp;21) menyatakan hubungan mantra dan [[yantra]] dengan manifestasi mental energi sebagai berikut:
Khanna (2003: hal.&nbsp;21) menyatakan hubungan mantra dan [[yantra]] dengan manifestasi mental energi sebagai berikut:
<blockquote>
<blockquote>
Mantra-mantra, suku kata Sanskerta yang tertulis pada yantra, sejatinya merupakan 'perwujudan pikiran' yang merepresentasikan keilahian atau kekuatan kosmik, yang menggunakan pengaruh mereka dengan getaran suara.<ref>Khanna, Madhu (2003). ''Yantra: The Tantric Symbol of Cosmic Unity. '' Inner Traditions. ISBN 0-89281-132-3 & ISBN 978-0-89281-132-8. p.21</ref>
Mantra-mantra, suku kata Sanskerta yang tertulis pada yantra, sejatinya merupakan 'perwujudan pikiran' yang merepresentasikan keilahian atau kekuatan kosmik, yang menggunakan pengaruh mereka dengan getaran suara.<ref>Khanna, Madhu (2003). ''Yantra: The Tantric Symbol of Cosmic Unity. '' Inner Traditions. ISBN 0-89281-132-3 & ISBN 978-0-89281-132-8. p.21</ref>
</blockquote>
</blockquote>


== Mantra di Indonesia ==
Mantra juga dikenal masyarakat indonesia sebagai rapalan untuk maksud dan tujuan tertentu (maksud baik maupun maksud kurang baik). Dalam dunia sastra, mantra adalah jenis puisi lama yang mengandung daya magis. Setiap daerah di Indonesia umumnya memiliki mantra, biasanya mantra di daerah menggunakan bahasa daerah masing-masing.
Mantra juga dikenal masyarakat indonesia sebagai rapalan untuk maksud dan tujuan tertentu (maksud baik maupun maksud kurang baik). Dalam dunia sastra, mantra adalah jenis puisi lama yang mengandung daya magis. Setiap daerah di Indonesia umumnya memiliki mantra, biasanya mantra di daerah menggunakan bahasa daerah masing-masing.


Mantra di dalam bahasa [[Minangkabau]] disebut juga sebagai ''manto'', ''jampi-jampi'', ''sapo-sapo'', ''kato pusako'', ''kato'', ''katubah'',atau ''capak baruak''. Sampai saat ini mantera masih bertahan di tengah-tengah masyarakat di Minangkabau. Isi mantra di Minangkabau saat ini berupa campuran antara bahasa Minangkabau lama (kepercayaan animisme dan dinamisme)<ref>Djamaris E. Pengantar sastra rakyat Minangkabau. Ed-1. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia; 2001</ref>, Melayu, bahasa Arab (pengaruh Islam) dan bahasa Sanskerta (pengaruh Hindu Budha).
Mantra di dalam bahasa [[Minangkabau]] disebut juga sebagai ''manto'', ''jampi-jampi'', ''sapo-sapo'', ''kato pusako'', ''kato'', ''katubah'',atau ''capak baruak''. Sampai saat ini mantra masih bertahan di tengah-tengah masyarakat di Minangkabau. Isi mantra di Minangkabau saat ini berupa campuran antara bahasa Minangkabau lama (kepercayaan animisme dan dinamisme),<ref>Djamaris E. Pengantar sastra rakyat Minangkabau. Ed-1. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia; 2001</ref> Melayu, bahasa Arab (pengaruh Islam) dan bahasa Sanskerta (pengaruh Hindu Budha).<ref>{{Cite journal|last=Suwatno|first=Edi|date=2004|title=Bentuk dan Isi Mantra|url=https://media.neliti.com/media/publications/12008-ID-bentuk-dan-isi-mantra.pdf|journal=Humaniora|volume=16|issue=3|doi=10.22146/jh.1312}}</ref>


== Analisa Mantra ==
== Ciri khas ==
Mantra merupakan salah satu jenis puisi tertua di dunia yang digunakan untuk [[ritual]]-ritual kuno. Ciri khas mantra terletak pada pengulangan-pengulangan bunyi. Selain itu, mantra mampu memberi efek tertentu bagi pada pendengarnya. Mantra diyakini mempunyai kekuatan sihir sehingga mampu menyembuhkan penyakit, mengusir roh jahat atau mencegah [[Bencana|bala]]. Selain itu, mantra diyakini dapat menghubungkan manusia dengan dunia [[Adikodrati|supranatural]]. Di dalam mantar, penggunaan bunyi lebih penting daripada makna. Mantra tidak membangun suatu makna yang utuh yang dapat dipahami melalui [[akal]].<ref>{{Cite book|last=Nuryatin dan Irawati|first=|date=2016|url=http://lib.unnes.ac.id/39135/1/Buku%20Pembelajaran%20Menulis%20Cerpen.pdf|title=Pembelajaran Menulis Cerpen|location=Semarang|publisher=Penerbit Cipta Prima Nusantara|isbn=978-602-8054-88-1|pages=34|url-status=live}}</ref>
MANTRA GALIB dalam Tradisi Hindu dan Budha, DOA dari Arab dan DONGA menurut istilah Jawa sebenarnya memiliki kesamaan makna dengan Mantra. Namun sebagian orang berpendapat Mantra berbeda dengan doa, pendapat itu muncul khususnya dari mereka yang bukan penganut Hindu dan Budha. Mereka menganggap mantra memiliki makna yang lebih khusus, mantra dinilai memiliki kekuatan tersendiri. Menurut tradisi Melayu, pembacaan mantra diyakini dapat menimbulkan kekuatan gaib untuk membantu meraih tujuan-tujuan tertentu.


== Mantra dalam kebudayaan masyarakat ==
Mantra yang dimaksudkan untuk tujuan tertentu bisa sangat efektif bagi para perapalnya, Selain merupakan salah satu sarana komunikasi dan permohonan kepada Tuhan, mantra dengan kata yang ber rima memungkinkan orang semakin rileks dan masuk pada keadaan trance. Dalam kalimat mantra yang kaya metafora dengan gaya bahasa yang hiperbola tersebut membantu perapal melakukan visualisasi terhadap keadaan yang diinginkan dalam tujuan mantra. Kalimat mantra yang diulang-ulang menjadi Afirmasi, Pembelajaran di level unconscious dan membangun SUGESTI DIRI.
Sebagian masyarakat tradisional khususnya di nusantara biasanya menggunakan mantra untuk tujuan tertentu. Hal tersebut sebenarnya bisa sangat efektif bagi para penggunanya, Selain merupakan salah satu sarana komunikasi dan permohonan kepada Tuhan, mantra dengan kata yang ber rima memungkinkan orang semakin rileks dan masuk pada keadaan trance. Dalam kalimat mantra yang kaya metafora dengan gaya bahasa yang hiperbola tersebut membantu perapal melakukan visualisasi terhadap keadaan yang diinginkan dalam tujuan mantra. Kalimat mantra yang diulang-ulang menjadi Afirmasi, Pembelajaran di level unconscious dan membangun apa yang para psikolog dan motivator menyebutnya sebagai sugesti diri.

Sugesti Diri atau yang sering kita kenal dengan istilah Swa Sugesti yaitu sebuah cara untuk memasukkan harapan dan keinginan kita ke dalam pikiran bawah sadar yang dilakukan secara berulang kali, dengan bahasa present dan simple disertai dengan memvisualisasikannya secara detail.

Sugesti Diri yang di timbulkan oleh Mantra tersebut akan berubah menjadi BELIEVE SYSTEM atau keyakinan diri. Jika sesuatu hal telah menjadi KEYAKINAN maka potensi diri secara otomatis tergerak untuk merealisasikan apa yang diyakini. Demikian juga jika sugesti mampu menjangkau pikiran bawah sadar maka keyakinan akan keberhasilan, keinginan dan harapannya tidak bisa terbendung lagi dan pasti segala resources di dalam dirinya akan mempertahankan keyakinan tersebut dan untuk terus mengejarnya.

Mantra dapat membantu untuk memasukkan sugesti yang efektif, karena mantra sesungguhnya adalah pemanfaatan gelombang otak Alfa & Tetha, Sugesti diri menjadi sangat efektif jika dilakukan di saat otak sedang bergetar dalam frekeunsi Alfa & Tetha. Frekuansi Alfa adalah di saat otak / pikiran sedang dalam kondisi relax. Di saat relax maka pintu antara pikiran sadar dan pikiran bawah sadar akan terbuka sehingga anda dengan mudah memasukkan sugesti ke dalam pikiran bawah sadar.

== Referensi ==
http://pernikmagazine.wordpress.com/category/mantra-dan-kadigdayaan/arti-mantra/


== Catatan kaki ==
== Catatan kaki ==
{{reflist}}
{{reflist}}

[[Kategori:Mantra| ]]
[[Kategori:Kata dan frasa Sanskerta]]




{{agama-stub}}
{{agama-stub}}

[[Kategori:Mantra]]
[[Kategori:Kata dan frasa Sanskerta]]

[[af:Mantra]]
[[als:Mantra]]
[[bar:Mantra]]
[[be:Мантра]]
[[bg:Мантра]]
[[bo:མན་རྡ་ར།]]
[[ca:Mantra]]
[[cs:Mantra]]
[[da:Mantra]]
[[de:Mantra]]
[[en:Mantra]]
[[eo:Mantro]]
[[es:Mantra]]
[[et:Mantra]]
[[eu:Mantra]]
[[fi:Mantra]]
[[fr:Mantra]]
[[gl:Mantra]]
[[gu:મંત્ર]]
[[he:מנטרה]]
[[hi:मन्त्र]]
[[hu:Mantra]]
[[it:Mantra]]
[[ja:マントラ]]
[[ka:მანტრა]]
[[la:Mantra]]
[[lt:Mantra]]
[[mn:Тарни]]
[[nl:Mantra]]
[[no:Mantra]]
[[pl:Mantra]]
[[pt:Mantra]]
[[ru:Мантра]]
[[sa:मन्त्रः]]
[[si:මන්තර]]
[[simple:Mantra]]
[[sk:Mantra]]
[[sl:Mantra]]
[[sr:Мантра]]
[[su:Mantra]]
[[sv:Mantra]]
[[ta:மந்திரம் (இந்து சமயம்)]]
[[te:మంత్రం]]
[[tr:Mantra]]
[[uk:Мантра]]
[[vi:Chân ngôn]]
[[xal:Тәрнс]]
[[zh:曼怛罗]]
mntra azi

Revisi terkini sejak 6 Oktober 2023 07.30

Mantra Aum atau Om dalam aksara Dewanagari.

Mantra adalah bunyi, suku kata, kata, atau kalimat yang dianggap mampu menciptakan perubahan secara spiritual.[1] Secara etimologi mantra berasal dari suku kata man (manana) dan kata tra (trana) yang berarti pembebasan dari ikatan samsara atau dunia fenomena ini. Dari kombinasi man dan tra itulah disebut mantra yang berarti dapat memanggil datang (amantrana).[2] Penulisan mantra berbentuk bait dengan keberadaan rima yang tidak menentu. Mantra lebih mengutamakan irama dibandingkan rima. Penggunaan mantra merupakan bagian dari budaya Indonesia. Dalam masyarakat Melayu, mantra digunakan untuk keperluan adat dan kepercayaan mistis dan jarang digunakan sebagai karya sastra.[3]

Salah satu mantra yang digunakan di dalam sekolah Hindu yang beraliran Hare Krishna.

Mantra (Dewanagari: मन्त्र; ,IASTmantra, मन्त्र) berasal dari tradisi Weda di India, kemudian menjadi bagian penting dalam tradisi Hindu dan praktik sehari-hari dalam agama Buddha, Sikhisme dan Jainisme. Penggunaan mantra sekarang tersebar melalui berbagai gerakan spiritual yang berdasarkan (atau cabang dari) berbagai praktik dalam tradisi dan agama ketimuran.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Mantra diartikan sebagai susunan kata yang berunsur puisi (seperti rima dan irama) yang dianggap mengandung kekuatan gaib, biasanya diucapkan oleh dukun atau pawang untuk menandingi kekuatan gaib yang lain.[4]

Khanna (2003: hal. 21) menyatakan hubungan mantra dan yantra dengan manifestasi mental energi sebagai berikut:

Mantra-mantra, suku kata Sanskerta yang tertulis pada yantra, sejatinya merupakan 'perwujudan pikiran' yang merepresentasikan keilahian atau kekuatan kosmik, yang menggunakan pengaruh mereka dengan getaran suara.[5]

Mantra juga dikenal masyarakat indonesia sebagai rapalan untuk maksud dan tujuan tertentu (maksud baik maupun maksud kurang baik). Dalam dunia sastra, mantra adalah jenis puisi lama yang mengandung daya magis. Setiap daerah di Indonesia umumnya memiliki mantra, biasanya mantra di daerah menggunakan bahasa daerah masing-masing.

Mantra di dalam bahasa Minangkabau disebut juga sebagai manto, jampi-jampi, sapo-sapo, kato pusako, kato, katubah,atau capak baruak. Sampai saat ini mantra masih bertahan di tengah-tengah masyarakat di Minangkabau. Isi mantra di Minangkabau saat ini berupa campuran antara bahasa Minangkabau lama (kepercayaan animisme dan dinamisme),[6] Melayu, bahasa Arab (pengaruh Islam) dan bahasa Sanskerta (pengaruh Hindu Budha).[7]

Ciri khas

[sunting | sunting sumber]

Mantra merupakan salah satu jenis puisi tertua di dunia yang digunakan untuk ritual-ritual kuno. Ciri khas mantra terletak pada pengulangan-pengulangan bunyi. Selain itu, mantra mampu memberi efek tertentu bagi pada pendengarnya. Mantra diyakini mempunyai kekuatan sihir sehingga mampu menyembuhkan penyakit, mengusir roh jahat atau mencegah bala. Selain itu, mantra diyakini dapat menghubungkan manusia dengan dunia supranatural. Di dalam mantar, penggunaan bunyi lebih penting daripada makna. Mantra tidak membangun suatu makna yang utuh yang dapat dipahami melalui akal.[8]

Mantra dalam kebudayaan masyarakat

[sunting | sunting sumber]

Sebagian masyarakat tradisional khususnya di nusantara biasanya menggunakan mantra untuk tujuan tertentu. Hal tersebut sebenarnya bisa sangat efektif bagi para penggunanya, Selain merupakan salah satu sarana komunikasi dan permohonan kepada Tuhan, mantra dengan kata yang ber rima memungkinkan orang semakin rileks dan masuk pada keadaan trance. Dalam kalimat mantra yang kaya metafora dengan gaya bahasa yang hiperbola tersebut membantu perapal melakukan visualisasi terhadap keadaan yang diinginkan dalam tujuan mantra. Kalimat mantra yang diulang-ulang menjadi Afirmasi, Pembelajaran di level unconscious dan membangun apa yang para psikolog dan motivator menyebutnya sebagai sugesti diri.

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Feuerstein, G. The Deeper Dimension of Yoga. Shambala Publications, Boston, MA. 2003.
  2. ^ Ni Rai Vivien Pitriani (2020). "Menumbuhkan Nilai Pendidikan Karakter Religius Melalui Mantra Dan Yatra Sebagai Media Komunikasi Interpersonal Dengan Tuhan Dalam Agama Hindu". Widyalaya. 1 (1): 93. ISSN 2746-8682. 
  3. ^ Sumaryanto (2010). Mengenal Pantun dan Syair. Semarang: PT. Sindur Press. hlm. 9–10. ISBN 978-979-067-054-9. 
  4. ^ http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php Diarsipkan 2014-05-27 di Wayback Machine. kamus bahasa indonesia
  5. ^ Khanna, Madhu (2003). Yantra: The Tantric Symbol of Cosmic Unity. Inner Traditions. ISBN 0-89281-132-3 & ISBN 978-0-89281-132-8. p.21
  6. ^ Djamaris E. Pengantar sastra rakyat Minangkabau. Ed-1. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia; 2001
  7. ^ Suwatno, Edi (2004). "Bentuk dan Isi Mantra" (PDF). Humaniora. 16 (3). doi:10.22146/jh.1312. 
  8. ^ Nuryatin dan Irawati (2016). Pembelajaran Menulis Cerpen (PDF). Semarang: Penerbit Cipta Prima Nusantara. hlm. 34. ISBN 978-602-8054-88-1.