Lompat ke isi

Pantai Lovina: Perbedaan antara revisi

Koordinat: 8°9′45.01″S 115°1′32.38″E / 8.1625028°S 115.0256611°E / -8.1625028; 115.0256611
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Botrie (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Radot0411 (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 2 pranala ditambahkan.
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Disarankan: tambahkan pranala
 
(64 revisi perantara oleh 23 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox settlement
[[Berkas:Lovina1.JPG|thumb|200px|right|Pura di pantai]]
<!-- Basic info ---------------->
| official_name = Pantai Lovina
| other_name =
| native_name = <!-- for cities whose native name is not in English -->
| nickname =
| settlement_type = <!--For Town or Village (Leave blank for the default City)-->
| motto =
<!-- images and maps ----------->
| image_skyline = Morning of Lovina Beach 200507-6.jpg
| imagesize = 300px
| image_caption = Pantai Lovina pada pagi
| image_flag =
| flag_size =
| image_seal =
| seal_size =
| image_shield =
| shield_size =
| image_blank_emblem =
| blank_emblem_type =
| blank_emblem_size =
| image_map =
| mapsize =
| map_caption =
| image_map1 =
| mapsize1 =
| map_caption1 =
| image_dot_map =
| dot_mapsize =
| dot_map_caption =
| dot_x = |dot_y =
|pushpin_map = Indonesia Bali
|pushpin_map_caption = Letak di Bali
|pushpin_mapsize = 300
<!-- Location ------------------>
| subdivision_type = Negara
| subdivision_name = [[Indonesia]]
| subdivision_type1 = [[Provinsi di Indonesia|Provinsi]]
| subdivision_name1 = [[Provinsi Bali|Bali]]
| subdivision_type2 = Kabupaten
| subdivision_name2 = [[Kabupaten Buleleng|Buleleng]]
| subdivision_type3 =
| subdivision_name3 =
| subdivision_type4 =
| subdivision_name4 =
<!-- Politics ----------------->
| government_footnotes =
| government_type =
| leader_title =
| leader_name =
| leader_title1 = <!-- for places with, say, both a mayor and a city manager -->
| leader_name1 =
| leader_title2 =
| leader_name2 =
| leader_title3 =
| leader_name3 =
| leader_title4 =
| leader_name4 =
| established_title = <!-- Settled -->
| established_date =
| established_title2 = <!-- Incorporated (town) -->
| established_date2 =
| established_title3 = <!-- Incorporated (city) -->
| established_date3 =
<!-- Area --------------------->
| area_magnitude =
| unit_pref = Imperial <!--Enter: Imperial, if Imperial (metric) is desired-->
| area_footnotes =
| area_total_km2 = <!-- ALL fields dealing with a measurements are subject to automatic unit conversion-->
| area_land_km2 = <!--See table @ Template:Infobox Settlement for details on automatic unit conversion-->
| area_water_km2 =
| area_total_sq_mi =
| area_land_sq_mi =
| area_water_sq_mi =
| area_water_percent =
| area_urban_km2 =
| area_urban_sq_mi =
| area_metro_km2 =
| area_metro_sq_mi =
| area_blank1_title =
| area_blank1_km2 =
| area_blank1_sq_mi =
<!-- Population ----------------------->
| population_as_of = 2005
| population_footnotes =
| population_note =
| population_total =
| population_density_km2 =
| population_density_sq_mi =
| population_metro =
| population_density_metro_km2 =
| population_density_metro_sq_mi =
| population_urban =
| population_density_urban_km2 =
| population_density_urban_sq_mi =
| population_blank1_title = Ethnicities
| population_blank1 =
| population_blank2_title = Religions
| population_blank2 =
| population_density_blank1_km2 =
| population_density_blank1_sq_mi =
<!-- General information --------------->
| timezone =
| utc_offset =
| timezone_DST =
| utc_offset_DST =
| coordinates = {{coord|8|9|45.01|S|115|1|32.38|E|region:ID|display=inline,title}}
| elevation_footnotes = <!--for references: use <ref> </ref> tags-->
| elevation_m =
| elevation_ft =
<!-- Area/postal codes & others -------->
| postal_code_type = <!-- enter ZIP code, Postcode, Post code, Postal code... -->
| postal_code =
| area_code =
| blank_name =
| blank_info =
| blank1_name =
| blank1_info =
| website =
| footnotes =
}}


'''Pantai Lovina''' atau '''Lovina''' terletak sekitar 9 Km sebelah barat kota [[Singaraja]], ini merupakan salah satu obyek wisata yang ada di [[Bali Utara]]. Wisatawan baik asing maupun lokal banyak yang berkunjung ke sana, selain untuk melihat pantainya yang masih alami, juga untuk melihat ikan [[lumba-lumba]] yang banyak terdapat di pantai ini. Dengan menyewa perahu nelayan setempat, kita dapat mendekati lumba-lumba. Berbagai penginapan mulai dari Inn hingga Cottages tersedia dengan harga yang sangat terjangkau.
'''Pantai Lovina''' atau '''Lovina''' adalah pesisir pantai yang terletak sekitar 9&nbsp;km sebelah barat kota [[Singaraja]]. Daerah ini merupakan salah satu [[Lokawisata|objek wisata]] yang ada di Bali Utara. Wisatawan banyak yang berkunjung ke sana, selain untuk melihat pantainya yang masih alami, juga untuk melihat aktivitas ikan [[lumba-lumba]] pada pagi hari yang banyak terdapat di pantai ini. Dengan menyewa perahu nelayan setempat, wisatawan dapat mendekati lumba-lumba.


== Arti nama ==
'''Sejarah Lovina'''.
Lovina berasal dari kata ''"Love"'' dan ''"Ina"'' yang oleh masyarakat diartikan sebagai "Love Indonesia". Pengertian seperti itu tidak sesuai dalam konteks Panji Tisna. Istilah “INA” secara umum sudah dikenal sebagai singkatan untuk kontingen atau rombongan atlet Indonesia untuk "Asian Games 1963" sedangkan nama "Lovina" sudah didirikan pada tahun 1953. Menurut Panji Tisna, "Lovina" memiliki makna filosofis, campuran dua suku kata "Love" dan "Ina". Kata "Love" dari bahasa Inggris berarti "kasih" yang tulus dan "Ina" dari bahasa Bali atau bahasa daerah yang berarti "Ibu". Menurut penggagasnya, Anak Agung Panji Tisna, arti "Lovina" adalah "Cinta Ibu" atau arti luhurnya adalah "Cinta Ibu Pertiwi".
Menyinggung sejarah '''Lovina''', tentunya tidak bisa lepas dengan sosok Anak Agung Panji Tisna. Sekitar 1950-an, Anak Agung Panji Tisna, pernah melakukan perjalanan ke beberapa negara di Eropa dan Asia. Apa yang menarik perhatian beliau terutama adalah kehidupan masyarakat di India. Dia tinggal beberapa minggu di Bombay (sekarang Mumbai). Cara hidup dan kondisi penduduk di sana, serta merta mempengaruhi cara pikir dan wawasan beliau ke depan untuk Bali, terutama pembangunan kesejahteraan masyarakt di Kabupaten Buleleng.
Sementara itu, Panji Tisna juga melihat suatu tempat yang ditata indah untuk orang-orang berlibur di pantai. Tanah tersebut memiliki kesamaan dengan tanah miliknya di pantai Tukad Cebol - Buleleng - Bali Utara, yang juga terletak di antara dua buah aliran sungai. Inspirasi Panji Tisna muncul untuk membangun sebuah peristirahatan seperti itu. Sekarang, hanya perlu nama. Beliau melanjutkan perjalanannya ke daerah pegunungan. Sementara itu beliau mengingat kebun jeruknya di pegunungan desa Seraya, Buleleng, Bali, 2 kilometer dari garis pantai.
Akhirnya, beliau tiba di atas bukit, tepatnya di desa di pinggiran kota yang gersang, di wilayah Maharashtra, beberapa ratus meter di atas permukaan laut. Sebuah pemandangan yang menawan di mana beliau menemukan sebuah kota kecil bernama "Lovina"!. Beliau serta merta menyukai nama itu. Kedengannya, seperti nama seorang wanita dari daratan Eropa.


'''Pemunculan Lovina di Bali'''.
== Sejarah Lovina ==
[[Anak Agung Pandji Tisna]], sering ditulis Pandji Tisna, sekitar 1950-an pernah melakukan perjalanan ke beberapa negara di Eropa dan Asia. Ia terutama tertarik dengan kehidupan masyarakat di [[India]]. Dia tinggal beberapa minggu di [[Mumbai|Bombay]]. Cara hidup dan kondisi penduduk di sana, serta merta mempengaruhi cara pikir dan wawasan dia ke depan untuk Bali, terutama pembangunan kesejahteraan masyarakat di [[Kabupaten Buleleng]].
Kembali dari luar negeri pada tahun 1953, Anak Agung Panji Tisna segera menyatakan inspirasinya dan mulai membangun di tanah miliknya, sebuah pondok bernama "LOVINA". Tempat itu dimaksud untuk para “pelancong”, istilah sekarang “turis”, untuk berlibur. Dilengkapi dengan 3 kamar tidur utuk menginap dan sebuah restoran kecil dekat di pinggir laut.
Waktu itu, beberapa pengamat bisnis mengkawatirkan, bahwa rencana Panji Tisna tidak akan berhasil seperti yang diharapkan. Terlalu awal waktunya untuk membuat usaha sejenis itu di pantai terpencil seperti pantai di Tukad Cebol. Pengamat budaya lokal menyatakan, "Lovina" adalah sebuah kata asing, bukan lafal lidah Bali. Selanjutnya lagi, tidak ada huruf "v" dalam aksara Bali. Komentar lain mengatakan dengan tegas, jangan menggunakan kata “Lovina”, sebaiknya dihapus saja.


Sementara itu, Panji Tisna juga melihat suatu tempat yang ditata indah untuk orang-orang berlibur di pantai. Tanah tersebut memiliki kesamaan dengan tanah miliknya di [[Pantai Tukad Cebol]], Buleleng yang juga terletak di antara dua buah aliran sungai. Inspirasi Panji Tisna muncul untuk membangun sebuah peristirahatan seperti itu.
Anak Agung Panji Tisna, pada tahun 1959, menjual Penginapan Lovina kepada kerabatnya yang lebih muda, Anak Agung Ngurah Sentanu, 22 tahun, sebagai pemilik dan manajer. Bisnis ini berjalan cukup baik. Namun, tidak ada pelancong atau turis. Hanya datang beberapa teman Panji Tisna berasal dari Amerika dan Eropa, serta pejabat pemerintah daerah dan para pengusaha untuk berlibur. Merasa beruntung juga, karena pada hari-hari khusus seperti hari Minggu dan hari libur, juga pada hari raya seperti Galungan dan Kuningan banyak orang termasuk pelajar yang datang menikmati suasana alam pantai.


'''Karma dalam kehidupan Lovina'''.
== Lokasi Pantai Lovina ==
Anda yang ingin bersambang ke Pantai Lovina ini, maka untuk lokasinya sendiri, berada di Bali Utara. Suasana liburan yang berbeda, memang akan tampak terasa di kawasan Bali Utara ini, yang bermula dirintis di [[Temukus, Banjar, Buleleng|desa Temukus]] dan meluas ke [[Pemaron, Buleleng, Buleleng|desa Pemaron]], Buleleng. Dimana untuk nuansa pemandangan alamnya masih asri dan masih sunyi. Berbeda dengan pantai yang sudah ramai disekitar kawasan Kuta.
Sejak jaman penjajahan Belanda sampai jaman kemerdekaan, Singaraja dikenal sebagai ibu kota. Status ini bertahan dengan mapan sebagai pusat pemerintahan dan kegiatan perdagangan. Namun, kondisi seperti itu tiba-tiba berubah. Pada awal 1960, Singaraja tidak lagi sebagai ibukota, karena digantikan oleh Denpasar, yang selanjutnya menjadi ibu kota propinsi Bali. Akibatnya jelas, kegiatan pembangunan, dan perdagangan turun tajam di Singaraja, dan wilayah utara Bali pada umumnya.
Memerlukan waktu bertahun-tahun untuk membangkitkan kembali ke kondisi normal di Bali Utara. Sang manajer muda Ngurah Sentanu, mendapat pengalaman terburuk dalam menjalankan Pondok Lovina. Namun ia legowo menerima tugas dan amanat Panji Tisna. Apa yang telah diramalkan oleh para analis bisnis memang ada benarnya. Namun, apakah memang ada sesuatu yang salah dengan Lovina?


Nama "Lovina" dipakai oleh tidak kurang dari 6 pantai desa-desa asli. Deretan Pantai tersebut berada di 2 (dua) wilayah kecamatan bersebelahan, yaitu Kecamatan Buleleng dan Kecamatan Banjar. Yang ada di Kecamatan Buleleng, yaitu Pantai Binaria di [[Kalibukbuk, Buleleng, Buleleng|desa Kalibukbuk]], pantai Banyualit di desa Banyualit, Pantai Kubu Gembong di [[Anturan, Buleleng, Buleleng|desa Anturan]]/Tukadmungga, Panta Hepi di [[Tukadmungga, Buleleng, Buleleng|desa Tukadmungga]], Pantai Penimbangan di [[Pemaron, Buleleng, Buleleng|desa Pemaron]]. Sedangkan di [[Banjar, Buleleng|Kecamatan Banjar]], adalah Pantai Tukad Cebol di [[Kaliasem, Banjar, Buleleng|Kampung Baru (Kaliasem)]], pantai Temukus di [[Temukus, Banjar, Buleleng|desa Temukus]]. Semua pantai tersebut bergabung dalam pemakaian nama" Kawasan Wisata Pantai Lovina". Sedangkan, nama kawasan resmi adalah "Kawasan Wisata Kalibukbuk".
'''Mulainya pariwisata di Bali'''.
Sejak Hotel Bali Beach dibangun pada tahun 1963, pariwisata mulai dikenal di Bali. Pembangunan fasilitas pariwisata seperti hotel dan restoran mulai menyebar ke seluruh Bali. Para turis berbondong-bondong datang ke Bali setelah Bandara Ngurah Rai dibuka tahun 1970. Pemerintah Buleleng memprogramkan agar sektor pariwisata dipacu sebagai salah satu andalan untuk kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Dalam pada itu, sorotan tertuju pada peran Lovina dalam kegiatan pariwisata. Maka, muncul pengakuan dan penolakan kehadiran Lovina.


'''Lovina mendapat saingan'''.
== Pemunculan Lovina di Bali ==
Kembali dari luar negeri pada tahun 1953, Anak Agung Panji Tisna segera menyatakan inspirasinya dan mulai membangun di tanah miliknya, sebuah pondok bernama "Lovina". Tempat itu dimaksud untuk para “pelancong”, istilah sekarang “turis”, untuk berlibur. Dilengkapi dengan 3 kamar tidur utuk menginap dan sebuah restoran kecil dekat di pinggir laut.
Di wilayah timur Buleleng, pemandian alam Yeh Sanih di desa Bukti, bangkit sebagai saingan Lovina. Pengembangan Yeh Sanih mendapat dukungan yang lebih ketimbang Lovina, baik dari pihak pengusaha maupun pengamat pariwsata. Karena Yeh Sanih “asli Bali”. Sedangkan para turis mendorong para agen perjalanan untuk lebih memilih Lovina.


Waktu itu, beberapa pengamat bisnis mengkawatirkan, bahwa rencana Panji Tisna tidak akan berhasil seperti yang diharapkan. Terlalu awal waktunya untuk membuat usaha sejenis itu di pantai terpencil seperti pantai di Tukad Cebol. Pengamat budaya lokal menyatakan, "Lovina" adalah sebuah kata asing, bukan bahasa Bali. Selanjutnya lagi, tidak ada huruf "v" dalam aksara Bali. Komentar lain mengatakan dengan tegas, jangan menggunakan kata “Lovina”, sebaiknya dihapus saja.
''' Lovina "dibekukan" dengan resmi'''.
Pengembangan pariwisata di Bali yang pesat di tahun 1980, mendorong pemerintah membentuk kawasan-kawasan wisata, seperti Kawasan Wisata “Kuta” dan “Sanur”. Di kabupaten Buleleng, dibentuk Kawasan Wisata “Kalibukbuk” dan “Air Sanih”.
Dalam waktu itu, ada arahan dari Gubernur Bali, agar nama '''Lovina''' tidak dikembangkan lagi, karena nama itu tidak dikenal di Bali. Lagipula yang seharusnya dikembangkan adalah pariwisata budaya Bali. Karena itu, para pengusaha selanjutnya memakai nama-nama seperti Angsoka, Nirwana, Lila Cita, Banyualit, Kalibukbuk, Aditya, Ayodia, dan lainnya. Sedangkan Anak Agung Panji Tisna sudah membangun hotel dengan nama “Tasik Madu”, terletak 100 meter di sebelah Barat Lovina, yang mejadi tempat tujuan alternatif. Sedangkan '''Lovina''' tidak boleh dihadirkan. Nama '''Lovina''' disimpan oleh pemiliknya, Anak Agung Ngurah Sentanu. Setelah Pondok Lovina direnovasi, selanjutnya memakai nama alias yaitu: Pondok Wisata Permata (Permata Cottages).


Pada tahun 1959, Anak Agung Panji Tisna memindah-tangankan Penginapan Lovina kepada saudara sepupunya yang lebih muda, [[Anak Agung Ngurah Sentanu]] yang waktu itu berusia 22 tahun dipercaya untuk meneruskan usaha rintisannya. Bisnis Pondok Wisata Lovina berlanjut. Namun tidak banyak pelancong atau turis ke Lovina. Hanya beberapa teman Panji Tisna yang datang. Mereka berasal dari Amerika dan Eropa, serta pejabat pemerintah daerah setempat dan para pengusaha untuk berlibur. Merasa beruntung juga, karena pada hari-hari khusus seperti hari Minggu dan hari libur, juga pada hari raya seperti Galungan dan Kuningan banyak orang termasuk pelajar yang datang menikmati suasana alam pantai.
'''Terpendam selama 10 tahun, "Lovina" muncul sebagai "Maskot"'''.
Dunia pariwisata telah mengenal '''Lovina''' sejak lama sebagai sebuah destinasi di Bali Utara. Permintaan dari pebisnis pun menuntut kehadiran Lovina.
Usaha untuk mengangkat Bali Utara sebagai destinasi wisata antara lain adalah dengan cara mempopulerkan '''Lovina'''. Akhirnya, pada tahun 1990, '''Lovina''' "menguasai" tidak kurang dari 6 pantai desa asli. Pantai dan desa-desa tersebut berada di 2 (dua) wilayah kecamatan bersebelahan, yaitu Kecamatan Buleleng dan Kecamatan Banjar. Yang ada di Kecamatan Buleleng, yaitu Pantai Binaria di desa Kalibukbuk, pantai Banyualit didesa Banyualit, Pantai Kubu Gembong di desa Anturan/Tukadmungga, Panta Hepi di desa Tukadmungga, Pantai Penimbangan di desa Pemaron. Sedangkan di Kecamatan Banjar, adalah Pantai Tukad Cebol di Kampung Baru (Kaliasem), pantai Temukus didesa Temukus. Semua pantai /desa terebut bergabung dalam nama '''Pantai Lovina'''. Sedangkan, nama kawasan resmi adalah "Kawasan Wisata Kalibukbuk"


Namun pada Desember 1960 Kota Singaraja sebagai Ibu Kota Propinsi Bali beralih ke [[Kota Denpasar]]. Ekonomi di Singaraja Buleleng terpuruk.
'''Lovina pembawa berkah untuk masyarakat'''.
Lovina yang sejak lahir ditolak, tidak diakui, diragukan, dicurigai. Namun, kenyataannya sekarang, Lovina telah membawa berkah untuk banyak orang. Impian Anak Agung Panji Tisna sejak 1953, telah terwujud. Wujud itu, '''Lovina''' yang historik, yang pernah bernama Pondok Wisata '''Permata''' telah kembali dengan nama '''"Lovina" Beach Hotel''', tetap dipelihara dengan baik oleh Anak Agung Ngurah Sentanu sampai sekarang.
'''Arti "Lovina"'''.
"Love" dan "Ina" yang diartikan sebagai Love Indonesia, tidak sesuai dalam konteks Panji Tisna. Istilah “INA” adalah singkatan untuk kontingen atau rombongan atlet Indonesia untuk Asian Games 1963. Sedangkan, Lovina didirikan pada tahun 1953.
Menurut Panji Tisna, Lovina memiliki makna filosofis, campuran dua suku kata "Love" dan "Ina". Kata "Love" dari bahasa Inggris berarti kasih yang tulus dan "Ina" dari bahasa Bali atau bahasa daerah yang berarti "ibu". Menurut penggagasnya, Anak Agung Panji Tisna, arti "Lovina" adalah "Cinta Ibu" atau arti luhurnya adalah "Cinta Ibu Pertiwi".


== Dibekukan ==
[[Berkas:Penlovina.jpg|jmpl|Salah satu penunjuk arah yang menunjukkan arah pantai Lovina dan kawasan lainnya]]
Pengembangan pariwisata di Bali berkembang pesat sejak tahun 1980, mendorong pemerintah membentuk kawasan-kawasan wisata, seperti Kawasan Wisata “Kuta” dan “Sanur”. Waktu itu di kabupaten Buleleng, dibentuk dua Kawasan Wisata yaitu Kawasan Wisata “Kalibukbuk” dan Kawasan Wisata “[[Air Sanih]]”. Kemudian ada arahan dari Gubernur Bali, agar nama Lovina tidak dikembangkan lagi, karena nama itu tidak dikenal di Bali. Sebaiknya agar dikembangkan pariwisata berakar budaya Bali. Karena itu, para pengusaha untuk selanjutnya agar memakai nama-nama berbudaya Bali seperti contoh yang sudah ada Manggala, Krisna, Angsoka, Nirwana, Lila Cita, Banyualit, Kalibukbuk, Aditya, Ayodia, dan lainnya. Sedangkan Anak Agung Panji Tisna sendiri waktu itu tahun 1974 sudah membangun hotel dengan nama '''“Tasik Madu”''', terletak 100 meter di sebelah Barat lokasi "Lovina", Namun sayang Hotel Tasikmadu rusak total terkena musibah "Gempa Seritit" tahun 1976. Sedangkan usaha dengan nama "Lovina" tidak boleh dihadirkan. Nama "Lovina" disimpan oleh pemiliknya, Anak Agung Ngurah Sentanu. Pada tahun 1980 "Pondok Lovina" selesai direnovasi.Namun mengingat pengarahan Bapak Gubernur maka nama "Lovina" tidak dipakai. Selanjutnya memakai nama alias yaitu: "Pondok Wisata Permata" atau "Permata Cottages".

== Bangkit kembali ==
Walaupun nama "Lovina" tidak dimunculkan, namun nama "Lovina" telah dikenal dunia pariwisata secara luas sebagai sebuah destinasi di Bali Utara. Permintaan dari pebisnis dan agen perjalanan pun menuntut agar "Lovina" dihadirkan kembali. Usaha untuk mengangkat Bali Utara sebagai destinasi wisata antara lain adalah kembali dengan cara mempopulerkan "Lovina". Sebab itu, nama Pondok Wisata "Lovina" yang sudah berganti nama "Permata Cottages", kini kembali memakai nama aslinya "Lovina" yang sampai sekarang bernama "Lovina Beach Hotel".

== Galeri ==
<gallery>
Berkas:Tglumba2Lovina.jpg|Patung Lumba-Lumba, Kalibukbuk
Berkas:Puri Kaliasem Lovina-08.jpg|Puri Kaliasem
Berkas:Lovina1.JPG|Pura di pantai Kalibukbuk
Berkas:Candi Stupa Kalibukbuk.jpg|[[Situs Kalibukbuk|Candi Stupa Kalibukbuk]]
Berkas:Sri Maha Ganesha statue Lovina.jpg|Arca Sri Maha Ganesha, Kalibukbuk
Berkas:Krisna statue Lovina.jpg|Patung Krisna, Temukus
Berkas:Krisna Lila statue Bali.jpg|Patung Krisna Lila, Temukus
Berkas:Dolphin Tour statue Lovina Bali.jpg|Patung Tur Lumba-Lumba, Temukus
Berkas:Dutch Monument condition.jpg|Tugu Belanda, Temukus
Berkas:Vrikshasana-Dr-Igor-Popov.jpg|Air terjung Sing Sing, Temukus
</gallery>

== Rujukan ==
{{Reflist}}

== Pranala luar ==
[http://www.balibalibeach.com/bali-beach/lovina-beach-bali-wild-dolphins-attraction/ Lovina, The Wild Dolphins Attraction]
[http://www.buleleng.com/asal_lovina.html] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140301045800/http://www.buleleng.com/asal_lovina.html |date=2014-03-01 }}


{{indo-geo-stub}}
{{commonscat-inline|Lovina}}
{{commonscat-inline|Lovina}}
Website, http://buleleng.com/asal_lovina.html {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160919222257/http://buleleng.com/asal_lovina.html |date=2016-09-19 }}


[[Kategori:Tempat wisata di Bali]]
[[Kategori:Tempat wisata di Bali]]
[[Kategori:Pantai di Bali|Lovina]]
[[Kategori:Pantai di Bali|Lovina]]

[[de:Lovina]]
[[en:Lovina Beach]]
[[fr:Lovina Beach]]
[[jv:Pantai Lovina]]
[[nl:Pantai Lovina]]
[[ru:Ловина]]

Revisi terkini sejak 2 Januari 2024 04.50

Pantai Lovina
Pantai Lovina pada pagi
Pantai Lovina pada pagi
Pantai Lovina di Bali
Pantai Lovina
Pantai Lovina
Letak di Bali
Koordinat: 8°9′45.01″S 115°1′32.38″E / 8.1625028°S 115.0256611°E / -8.1625028; 115.0256611
NegaraIndonesia
ProvinsiBali
KabupatenBuleleng

Pantai Lovina atau Lovina adalah pesisir pantai yang terletak sekitar 9 km sebelah barat kota Singaraja. Daerah ini merupakan salah satu objek wisata yang ada di Bali Utara. Wisatawan banyak yang berkunjung ke sana, selain untuk melihat pantainya yang masih alami, juga untuk melihat aktivitas ikan lumba-lumba pada pagi hari yang banyak terdapat di pantai ini. Dengan menyewa perahu nelayan setempat, wisatawan dapat mendekati lumba-lumba.

Arti nama

[sunting | sunting sumber]

Lovina berasal dari kata "Love" dan "Ina" yang oleh masyarakat diartikan sebagai "Love Indonesia". Pengertian seperti itu tidak sesuai dalam konteks Panji Tisna. Istilah “INA” secara umum sudah dikenal sebagai singkatan untuk kontingen atau rombongan atlet Indonesia untuk "Asian Games 1963" sedangkan nama "Lovina" sudah didirikan pada tahun 1953. Menurut Panji Tisna, "Lovina" memiliki makna filosofis, campuran dua suku kata "Love" dan "Ina". Kata "Love" dari bahasa Inggris berarti "kasih" yang tulus dan "Ina" dari bahasa Bali atau bahasa daerah yang berarti "Ibu". Menurut penggagasnya, Anak Agung Panji Tisna, arti "Lovina" adalah "Cinta Ibu" atau arti luhurnya adalah "Cinta Ibu Pertiwi".

Sejarah Lovina

[sunting | sunting sumber]

Anak Agung Pandji Tisna, sering ditulis Pandji Tisna, sekitar 1950-an pernah melakukan perjalanan ke beberapa negara di Eropa dan Asia. Ia terutama tertarik dengan kehidupan masyarakat di India. Dia tinggal beberapa minggu di Bombay. Cara hidup dan kondisi penduduk di sana, serta merta mempengaruhi cara pikir dan wawasan dia ke depan untuk Bali, terutama pembangunan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Buleleng.

Sementara itu, Panji Tisna juga melihat suatu tempat yang ditata indah untuk orang-orang berlibur di pantai. Tanah tersebut memiliki kesamaan dengan tanah miliknya di Pantai Tukad Cebol, Buleleng yang juga terletak di antara dua buah aliran sungai. Inspirasi Panji Tisna muncul untuk membangun sebuah peristirahatan seperti itu.

Lokasi Pantai Lovina

[sunting | sunting sumber]

Anda yang ingin bersambang ke Pantai Lovina ini, maka untuk lokasinya sendiri, berada di Bali Utara. Suasana liburan yang berbeda, memang akan tampak terasa di kawasan Bali Utara ini, yang bermula dirintis di desa Temukus dan meluas ke desa Pemaron, Buleleng. Dimana untuk nuansa pemandangan alamnya masih asri dan masih sunyi. Berbeda dengan pantai yang sudah ramai disekitar kawasan Kuta.

Nama "Lovina" dipakai oleh tidak kurang dari 6 pantai desa-desa asli. Deretan Pantai tersebut berada di 2 (dua) wilayah kecamatan bersebelahan, yaitu Kecamatan Buleleng dan Kecamatan Banjar. Yang ada di Kecamatan Buleleng, yaitu Pantai Binaria di desa Kalibukbuk, pantai Banyualit di desa Banyualit, Pantai Kubu Gembong di desa Anturan/Tukadmungga, Panta Hepi di desa Tukadmungga, Pantai Penimbangan di desa Pemaron. Sedangkan di Kecamatan Banjar, adalah Pantai Tukad Cebol di Kampung Baru (Kaliasem), pantai Temukus di desa Temukus. Semua pantai tersebut bergabung dalam pemakaian nama" Kawasan Wisata Pantai Lovina". Sedangkan, nama kawasan resmi adalah "Kawasan Wisata Kalibukbuk".

Pemunculan Lovina di Bali

[sunting | sunting sumber]

Kembali dari luar negeri pada tahun 1953, Anak Agung Panji Tisna segera menyatakan inspirasinya dan mulai membangun di tanah miliknya, sebuah pondok bernama "Lovina". Tempat itu dimaksud untuk para “pelancong”, istilah sekarang “turis”, untuk berlibur. Dilengkapi dengan 3 kamar tidur utuk menginap dan sebuah restoran kecil dekat di pinggir laut.

Waktu itu, beberapa pengamat bisnis mengkawatirkan, bahwa rencana Panji Tisna tidak akan berhasil seperti yang diharapkan. Terlalu awal waktunya untuk membuat usaha sejenis itu di pantai terpencil seperti pantai di Tukad Cebol. Pengamat budaya lokal menyatakan, "Lovina" adalah sebuah kata asing, bukan bahasa Bali. Selanjutnya lagi, tidak ada huruf "v" dalam aksara Bali. Komentar lain mengatakan dengan tegas, jangan menggunakan kata “Lovina”, sebaiknya dihapus saja.

Pada tahun 1959, Anak Agung Panji Tisna memindah-tangankan Penginapan Lovina kepada saudara sepupunya yang lebih muda, Anak Agung Ngurah Sentanu yang waktu itu berusia 22 tahun dipercaya untuk meneruskan usaha rintisannya. Bisnis Pondok Wisata Lovina berlanjut. Namun tidak banyak pelancong atau turis ke Lovina. Hanya beberapa teman Panji Tisna yang datang. Mereka berasal dari Amerika dan Eropa, serta pejabat pemerintah daerah setempat dan para pengusaha untuk berlibur. Merasa beruntung juga, karena pada hari-hari khusus seperti hari Minggu dan hari libur, juga pada hari raya seperti Galungan dan Kuningan banyak orang termasuk pelajar yang datang menikmati suasana alam pantai.

Namun pada Desember 1960 Kota Singaraja sebagai Ibu Kota Propinsi Bali beralih ke Kota Denpasar. Ekonomi di Singaraja Buleleng terpuruk.

Dibekukan

[sunting | sunting sumber]
Salah satu penunjuk arah yang menunjukkan arah pantai Lovina dan kawasan lainnya

Pengembangan pariwisata di Bali berkembang pesat sejak tahun 1980, mendorong pemerintah membentuk kawasan-kawasan wisata, seperti Kawasan Wisata “Kuta” dan “Sanur”. Waktu itu di kabupaten Buleleng, dibentuk dua Kawasan Wisata yaitu Kawasan Wisata “Kalibukbuk” dan Kawasan Wisata “Air Sanih”. Kemudian ada arahan dari Gubernur Bali, agar nama Lovina tidak dikembangkan lagi, karena nama itu tidak dikenal di Bali. Sebaiknya agar dikembangkan pariwisata berakar budaya Bali. Karena itu, para pengusaha untuk selanjutnya agar memakai nama-nama berbudaya Bali seperti contoh yang sudah ada Manggala, Krisna, Angsoka, Nirwana, Lila Cita, Banyualit, Kalibukbuk, Aditya, Ayodia, dan lainnya. Sedangkan Anak Agung Panji Tisna sendiri waktu itu tahun 1974 sudah membangun hotel dengan nama “Tasik Madu”, terletak 100 meter di sebelah Barat lokasi "Lovina", Namun sayang Hotel Tasikmadu rusak total terkena musibah "Gempa Seritit" tahun 1976. Sedangkan usaha dengan nama "Lovina" tidak boleh dihadirkan. Nama "Lovina" disimpan oleh pemiliknya, Anak Agung Ngurah Sentanu. Pada tahun 1980 "Pondok Lovina" selesai direnovasi.Namun mengingat pengarahan Bapak Gubernur maka nama "Lovina" tidak dipakai. Selanjutnya memakai nama alias yaitu: "Pondok Wisata Permata" atau "Permata Cottages".

Bangkit kembali

[sunting | sunting sumber]

Walaupun nama "Lovina" tidak dimunculkan, namun nama "Lovina" telah dikenal dunia pariwisata secara luas sebagai sebuah destinasi di Bali Utara. Permintaan dari pebisnis dan agen perjalanan pun menuntut agar "Lovina" dihadirkan kembali. Usaha untuk mengangkat Bali Utara sebagai destinasi wisata antara lain adalah kembali dengan cara mempopulerkan "Lovina". Sebab itu, nama Pondok Wisata "Lovina" yang sudah berganti nama "Permata Cottages", kini kembali memakai nama aslinya "Lovina" yang sampai sekarang bernama "Lovina Beach Hotel".

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]

Lovina, The Wild Dolphins Attraction [1] Diarsipkan 2014-03-01 di Wayback Machine.

Media tentang Lovina di Wikimedia Commons Website, http://buleleng.com/asal_lovina.html Diarsipkan 2016-09-19 di Wayback Machine.