Pepaya gunung: Perbedaan antara revisi
OrophinBot (bicara | kontrib) k std taxobox |
k →top: migrasi |
||
(47 revisi perantara oleh 29 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Speciesbox |
|||
{{Taxobox |
|||
| name = Pepaya |
| name = Pepaya Dieng |
||
| color = lightgreen |
| color = lightgreen |
||
| image = Vasconcellea pubescens.jpg |
| image = Mountain papaya (Vasconcellea pubescens).jpg |
||
| regnum = [[Plantae]] |
| regnum = [[Plantae]] |
||
<!--tumbuhan berbunga--> |
|||
| divisio = [[Flowering plant|Magnoliophyta]] |
|||
{{kladtb|[[Tumbuhan berpembuluh|Tracheophyta]]}} |
|||
| classis = [[Magnoliopsida]] |
|||
{{kladtb|[[Tumbuhan berbunga|Angiospermae]]}} |
|||
{{kladtb|[[Eudikotil]]}} |
|||
{{kladtb|[[Rosid]]}} |
|||
| ordo = [[Brassicales]] |
| ordo = [[Brassicales]] |
||
| familia = [[Caricaceae]] |
| familia = [[Caricaceae]] |
||
| genus = |
| genus = Vasconcellea |
||
| species = |
| species = pubescens |
||
| binomial = ''Vasconcellea |
| binomial = ''Vasconcellea pubescens'' |
||
| binomial_authority = [[ |
| binomial_authority = [[Alphonse Pyramus de Candolle|A.DC.]] |
||
| synonyms = |
|||
*''Carica pubescens'' <small>[[Peter Joseph Lenné|Lenné]] & [[K.Koch]]</small> |
|||
*''Vasconcellea cundinamarcensis'' <small>[[Victor Manuel Badillo|Badillo]]</small><ref name="Badillo">{{cite journal |last1=Badillo |first1=V |title=Carica L. vs. Vaconcella St. Hil. (Caricaceae) con la rehabilitacion de este ultimo |journal=Ernestia |date=2006 |volume=10 |page=74-79 |url=https://www.redalyc.org/pdf/1699/169920331005.pdf}}</ref> |
|||
⚫ | |||
* ''Carica cestriflora'' |
|||
* ''Carica chiriquensis'' |
|||
⚫ | |||
* ''Carica pubescens'' |
|||
* ''Papaya cundinamarcencis'' |
|||
* ''Papaya pubescens'' |
|||
* ''Vasconcellea cestriflora'' |
|||
}} |
}} |
||
'''Pepaya gunung''', '''Pepaya dieng''' atau '''karika''' (sering ditulis ''carica'', ''Vasconcellea cundinamarcensis'', [[sinonim|syn.]] ''Carica pubescens'',<ref name="Bermejo dan Leon, 1994">{{cite press release |publisher=FAO |title=Neglected Crops: 1492 from a Different Perspective. Plant Production and Protection Series No. 26. |date=[[1994]] |url=http://www.hort.purdue.edu/newcrop/default.html |format=html |language=[[Bahasa Inggris]] |accessdate=[[27 Agustus]] [[2007]]}}</ref> ''Carica quercifolia'', ''Carica goudotiana'',<ref name="Hidayat, 2001">Hidayat, S. 2001. Prospek Pepaya Gunung (''Carica Pubescens'') dari Sikunang, Pegunungan Dieng, Wonosobo. Prosiding Seminar Sehari: Menggali Potensi dan Meningkatkan Prospek Tanaman Hortikultura Menuju Ketahanan Pangan. Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-LIPI, Bogor.</ref><ref name="Verhey dan Coronel, 1997">Verhey, E. W. M. dan R. E. Coronel. 1997. Prosea Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2: Buah-buahan yang Dapat Dimakan. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.</ref> dan ''Cariaca candamarcensis''<ref name="Hidayat, 2001"/><ref name="Verhey dan Coronel, 1997"/>) adalah kerabat [[pepaya]] yang menyukai keadaan [[dataran tinggi]] basah, 1.500–3.000 m [[di atas permukaan laut]]. Di wilayah [[Wonosobo]] dan Banjarnegara, tanaman ini biasa disebut Carica. Daerah asalnya adalah dataran tinggi [[Andes]], [[Amerika Selatan]]. |
|||
'''Pepaya gunung''' atau '''karika''' (sering ditulis ''carica'', ''Vasconcellea cundinamarcensis'', [[sinonim|syn.]] ''Carica pubescens'' |
|||
<ref name="Bermejo dan Leon, 1994">{{cite press release |publisher=FAO |title=Neglected Crops: 1492 from a Different Perspective. Plant Production and Protection Series No. 26. |date=[[1994]] |url=http://www.hort.purdue.edu/newcrop/default.html |format=html |language=[[Bahasa Inggris]] |accessdate=[[27 Agustus]] [[2007]]}}</ref>, |
|||
''Carica quercifolia'', ''Carica goudotiana'' |
|||
<ref name="Hidayat, 2001">Hidayat, S. 2001. Prospek Pepaya Gunung (''Carica Pubescens'') dari Sikunang, Pegunungan Dieng, Wonosobo. Prosiding Seminar Sehari: Menggali Potensi dan Meningkatkan Prospek Tanaman Hortikultura Menuju Ketahanan Pangan. Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-LIPI, Bogor.</ref> |
|||
<ref name="Verhey dan Coronel, 1997">Verhey, E. W. M. dan R. E. Coronel. 1997. Prosea Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2: Buah-buahan yang Dapat Dimakan. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.</ref>, |
|||
⚫ | |||
<ref name="Hidayat, 2001">Hidayat, S. 2001. Prospek Pepaya Gunung (''Carica Pubescens'') dari Sikunang, Pegunungan Dieng, Wonosobo. Prosiding Seminar Sehari: Menggali Potensi dan Meningkatkan Prospek Tanaman Hortikultura Menuju Ketahanan Pangan. Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-LIPI, Bogor.</ref> |
|||
<ref name="Verhey dan Coronel, 1997">Verhey, E. W. M. dan R. E. Coronel. 1997. Prosea Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2: Buah-buahan yang Dapat Dimakan. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.</ref>) |
|||
adalah kerabat [[pepaya]] yang menyukai keadaan [[dataran tinggi]] basah, 1.500-3.000 m [[di atas permukaan laut]]. Di wilayah [[Wonosobo]] tanaman ini biasa disebut Carica, dan di [[Bali]] tanaman ini disebut Gedang Memedi |
|||
<ref name="Verhey dan Coronel, 1997">Verhey, E. W. M. dan R. E. Coronel. 1997. Prosea Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2: Buah-buahan yang Dapat Dimakan. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.</ref>. |
|||
Daerah asalnya adalah dataran tinggi [[Andes]], [[Amerika Selatan]]. |
|||
Tanaman pepaya |
Tanaman pepaya dieng merupakan pohon kecil atau [[perdu]] yang tidak ber[[kayu]], mirip dengan pepaya biasa (''Carica papaya L''.), tetapi mempunyai cabang yang lebih banyak dan ukuran semua bagian tanaman lebih kecil.<ref name="Verhey dan Coronel, 1997"/> Tinggi rata-rata adalah 1-3 meter, [[bunga]] jantan memiliki tangkai yang panjang hingga 15 cm dan bunga betina berukuran lebih besar dengan tangkai yang keras dan pendek.<ref name="Hidayat, 2001"/> |
||
<ref name="Verhey dan Coronel, 1997">Verhey, E. W. M. dan R. E. Coronel. 1997. Prosea Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2: Buah-buahan yang Dapat Dimakan. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.</ref>. |
|||
Tinggi rata-rata adalah 1-2 meter, [[bunga]] jantan memiliki tangkai yang panjang hingga 15 cm dan bunga betina berukuran lebih besar dengan tangkai yang keras dan pendek |
|||
<ref name="Hidayat, 2001">Hidayat, S. 2001. Prospek Pepaya Gunung (''Carica Pubescens'') dari Sikunang, Pegunungan Dieng, Wonosobo. Prosiding Seminar Sehari: Menggali Potensi dan Meningkatkan Prospek Tanaman Hortikultura Menuju Ketahanan Pangan. Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-LIPI, Bogor.</ref>. |
|||
Buah pepaya dieng berbentuk bulat telur dengan ukuran panjang 6–10 cm dan diameter 3–4 cm.<ref name="Hidayat, 2001"/> Buah matang berbentuk telur sungsang dengan ukuran 6–15 cm x 3–8 cm, dagingnya keras, berwarna kuning-jingga, rasanya agak asam tetapi harum, di sekeliling rongganya terdapat banyak sekali biji yang terbungkus oleh [[sarkotesta]] yang putih dan berair.<ref name="Verhey dan Coronel, 1997"/> Buah yang belum matang memiliki kulit yang berwarna hijau gelap dan akan berubah menjadi kuning setelah matang. [[Biji]] buah berwarna hitam dengan jumlah yang banyak dan padat.<ref name="Hidayat, 2001"/> Buahnya mengandung getah, dan getah ini akan semakin berkurang dengan semakin mendekati kematangan. Getah ini mengandung papain yang bersifat proteolitik.<ref name="Hendro, 2005">Hendro, S. 2005. Seri Agribisnis: Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Penebar Swadaya, Jakarta.</ref> |
|||
Buah pepaya gunung berbentuk bulat telur dengan ukuran panjang 6-10 cm dan diameter 3-4 cm |
|||
<ref name="Hidayat, 2001">Hidayat, S. 2001. Prospek Pepaya Gunung (''Carica Pubescens'') dari Sikunang, Pegunungan Dieng, Wonosobo. Prosiding Seminar Sehari: Menggali Potensi dan Meningkatkan Prospek Tanaman Hortikultura Menuju Ketahanan Pangan. Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-LIPI, Bogor.</ref>. |
|||
Buah matang berbentuk telur sungsang dengan ukuran 6-15 cm x 3-8 cm, dagingnya keras, berwarna kuning-jingga, rasanya agak asam tetapi harum, di sekeliling rongganya terdapat banyak sekali biji yang terbungkus oleh [[sarkotesta]] yang putih dan berair |
|||
<ref name="Verhey dan Coronel, 1997">Verhey, E. W. M. dan R. E. Coronel. 1997. Prosea Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2: Buah-buahan yang Dapat Dimakan. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.</ref>. |
|||
Buah yang belum matang memiliki kulit yang berwarna hijau gelap dan akan berubah menjadi kuning setelah matang. [[Biji]] buah berwarna hitam dengan jumlah yang banyak dan padat |
|||
<ref name="Hidayat, 2001">Hidayat, S. 2001. Prospek Pepaya Gunung (''Carica Pubescens'') dari Sikunang, Pegunungan Dieng, Wonosobo. Prosiding Seminar Sehari: Menggali Potensi dan Meningkatkan Prospek Tanaman Hortikultura Menuju Ketahanan Pangan. Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-LIPI, Bogor.</ref>. Buahnya mengandung getah, dan getah ini akan semakin berkurang dengan semakin mendekati kematangan. Getah ini mengandung papain yang bersifat proteolitik<ref name="Hendro, 2005">Hendro, S. 2005. Seri Agribisnis: Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Penebar Swadaya, Jakarta.</ref>. |
|||
⚫ | Pepaya dieng merupakan sumber [[kalsium]], [[gula]], [[vitamin A]] dan [[vitamin C|C]].<ref name="Hidayat, 2001"/> Pepaya dieng mengandung banyak [[minyak atsiri]] dan merupakan turunan dari [[asam lemak]]. Kebanyakan merupakan senyawa 3-[[hidroksiester]], yang juga ditemukan pada beberapa tanaman tropika lainnya seperti [[nanas]], [[mangga]], ''[[gooseberry]]'', [[tamarillo]], dan [[sawo]].<ref name="Krajewski et al, 1997">Krajewski, D. et al. 1997. Aliphatic β-D-Glucosides from Fruits of Carica pubescens. Phytochemistry Vol 45, No 8.</ref> |
||
Pepaya gunung merupakan sumber [[kalsium]], [[gula]], [[vitamin A]] dan [[vitamin C|C]] |
|||
<ref name="Hidayat, 2001">Hidayat, S. 2001. Prospek Pepaya Gunung (''Carica Pubescens'') dari Sikunang, Pegunungan Dieng, Wonosobo. Prosiding Seminar Sehari: Menggali Potensi dan Meningkatkan Prospek Tanaman Hortikultura Menuju Ketahanan Pangan. Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-LIPI, Bogor.</ref>. |
|||
⚫ | |||
<ref name="Krajewski et al, 1997">Krajewski, D. et al. 1997. Aliphatic β-D-Glucosides from Fruits of Carica pubescens. Phytochemistry Vol 45, No 8.</ref>. |
|||
Pepaya |
Pepaya dieng diintroduksi ke Indonesia pada masa menjelang [[Perang Dunia II]] oleh pemerintah kolonial [[Hindia Belanda]], dan berhasil dikembangkan di [[Dataran Tinggi Dieng]]. Sekarang "carica" menjadi salah satu buah tangan khas dari daerah itu. |
||
Buah ini dapat dijadikan [[sirup]], [[jus]], [[manisan]], dan [[selai]]. Buah ini cocok dimakan oleh orang yang memiliki perut lemah terhadap buah-buahan karena mempunyai sifat memperbaiki [[pencernaan]] |
Buah ini dapat dijadikan [[sirup]], [[jus]], [[manisan]], dan [[selai]]. Buah ini cocok dimakan oleh orang yang memiliki perut lemah terhadap buah-buahan karena mempunyai sifat memperbaiki [[pencernaan]].<ref name="Hidayat, 2001"/> [[Daging buah]]nya juga dapat dimakan segar. Di [[Jawa]], buah ini dijual kepada [[wisatawan]], digunakan untuk konsumsi setempat, dan dikalengkan. Di Amerika Selatan, buah ini dijadikan minuman ringan non [[alkohol]] dan dijadikan selai.<ref name="Verhey dan Coronel, 1997"/> Buah yang masih muda biasanya dikeringkan untuk dijadikan serbuk bahan pembuatan obat penyakit kulit atau [[kosmetik]]. Daunnya dapat digunakan sebagai pelunak daging karena mengandung zat [[papain]]. Selain itu, zat papain digunakan dalam berbagai industri makanan dan [[farmasi]]. Di daerah [[Dieng]] buah pepaya gunung masih merupakan konsumsi lokal dan dibuat minuman awetan dalam botol kaca ataupun gelas plastik. |
||
<ref name="Hidayat, 2001">Hidayat, S. 2001. Prospek Pepaya Gunung (''Carica Pubescens'') dari Sikunang, Pegunungan Dieng, Wonosobo. Prosiding Seminar Sehari: Menggali Potensi dan Meningkatkan Prospek Tanaman Hortikultura Menuju Ketahanan Pangan. Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-LIPI, Bogor.</ref>. |
|||
[[Daging buah]]nya juga dapat dimakan segar. Di [[Jawa]], buah ini dijual kepada [[wisatawan]], digunakan untuk konsumsi setempat, dan dikalengkan. Di Amerika Selatan, buah ini dijadikan minuman ringan non [[alkohol]] dan dijadikan selai |
|||
<ref name="Verhey dan Coronel, 1997">Verhey, E. W. M. dan R. E. Coronel. 1997. Prosea Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2: Buah-buahan yang Dapat Dimakan. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.</ref>. |
|||
Buah yang masih muda biasanya dikeringkan untuk dijadikan serbuk bahan pembuatan obat penyakit kulit atau [[kosmetik]]. Daunnya dapat digunakan sebagai pelunak daging karena mengandung zat [[papain]]. Selain itu, zat papain digunakan dalam berbagai industri makanan dan [[farmasi]]. Di daerah [[Dieng]] buah pepaya gunung masuh merupakan konsumsi lokal dan dibuat minuman awetan dalam kaleng namun masih dalam jumlah terbatas. |
|||
Tanaman pepaya |
Tanaman pepaya dieng lebih tahan terhadap udara dingin dan [[virus]] yang umum menyerang pepaya biasa.<ref name="Hidayat, 2001"/><ref name="Verhey dan Coronel, 1997"/> |
||
<ref name="Verhey dan Coronel, 1997">Verhey, E. W. M. dan R. E. Coronel. 1997. Prosea Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2: Buah-buahan yang Dapat Dimakan. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.</ref><ref name="Hidayat, 2001">Hidayat, S. 2001. Prospek Pepaya Gunung (''Carica Pubescens'') dari Sikunang, Pegunungan Dieng, Wonosobo. Prosiding Seminar Sehari: Menggali Potensi dan Meningkatkan Prospek Tanaman Hortikultura Menuju Ketahanan Pangan. Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-LIPI, Bogor.</ref>. |
|||
Jenis ini dipakai sebagai tetua bagi jenis buah hibrida "Babaco", sejenis pepaya yang populer di Amerika Selatan. |
Jenis ini dipakai sebagai tetua bagi jenis buah hibrida "Babaco", sejenis pepaya yang populer di Amerika Selatan. |
||
== Manfaat == |
|||
[[Berkas:Es carica dieng wonosobo.jpg|jmpl|Olahan es carica.]] |
|||
Pepaya dieng memiliki kandungan yang baik untuk kesehatan tubuh, beberapa manfaat dari pepaya dieng, di antaranya adalah: |
|||
* Kandungan serat tinggi pada buah pepaya dieng dapat melancarkan proses pencernaan.<ref>{{Cite web|last=Sponsored|title=Fakta Buah Carica Dieng Dengan Sejuta Manfaat Bagi Tubuh|url=https://food.detik.com/produk-sehat/d-5949968/fakta-buah-carica-dieng-dengan-sejuta-manfaat-bagi-tubuh|website=detikfood|language=id|access-date=2022-05-18}}</ref> |
|||
* Kandungan [[papain]] dalam buah pepaya dieng dapat berguna untuk menetralkan pH dan membunuh bakteri jahat dalam usus.<ref>{{Cite web|title=Usus Sehat dengan Pepaya Gunung - Website Resmi Jogja Benih D.I. Yogyakarta|url=https://jogjabenih.jogjaprov.go.id/read/d510a0e0b6541dc334c2999a44e54e71a213f9803f6c3ffc9f0ccc5a4a4ec5da3030|website=jogjabenih.jogjaprov.go.id|access-date=2022-05-18}}</ref> |
|||
* Kandungan [[Vitamin A]] dalam pepaya dieng lebih besar daripada buah [[wortel]] sehingga baik untuk kesehatan mata.{{cn}} |
|||
* Kandungan [[Vitamin A]] dan [[Vitamin C]] juga baik untuk menangkal radikal bebas dan [[sinar UV]] yang dapat merusak kesehatan kulit.{{cn}} |
|||
* [[Vitamin B|Vitamin B kompleks]] berperan penting dalam [[metabolisme]] tubuh yang dapat menghasilkan energi tambahan bagi kesehatan tubuh.{{cn}} |
|||
* Pepaya dieng mengandung zat agrinin yang dapat menghambat tumbuhnya sel kanker dalam tubuh.<ref>{{Cite web|title=Pepaya si Oranye Sarat Nutrisi|url=https://food.detik.com/info-sehat/d-1464159/pepaya-si-oranye-sarat-nutrisi|website=detikfood|language=id|access-date=2022-05-18}}</ref> |
|||
* Pepaya dieng dapat juga digunakan sebagai penunda penuaan dini /anti aging.<ref>{{Cite web|last=Tim|title=Pepaya, Buah Terbaik untuk Menunda Proses Penuaan|url=https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20220311112723-262-769834/pepaya-buah-terbaik-untuk-menunda-proses-penuaan|website=gaya hidup|language=id-ID|access-date=2022-05-18}}</ref> |
|||
* Penderita diabetes akut dan hipertensi, disarankan tidak mengkonsumsi buah ini sama sekali. {{cn}} |
|||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
{{reflist}} |
{{reflist|2}} |
||
== |
== Bacaan lainnya == |
||
{{commons}} |
|||
* Erfanto, D. 2008. ''Sistem Penunjang Keputusan Perencanaan Agroindustri Pepaya Gunung (Carica pubescens) Dengan Pembiayaan Syariah'', sebuah skripsi, dalam [http://repository.ipb.ac.id IPB Repository]. Institut Pertanian Bogor. |
* Erfanto, D. 2008. ''Sistem Penunjang Keputusan Perencanaan Agroindustri Pepaya Gunung (Carica pubescens) Dengan Pembiayaan Syariah'', sebuah skripsi, dalam [http://repository.ipb.ac.id IPB Repository]. Institut Pertanian Bogor. |
||
* [http://www.ars-grin.gov/cgi-bin/npgs/html/taxon.pl?435455 Germplasm Resources Information Network: ''Vasconcellea cundinamarcensis''] |
* [http://www.ars-grin.gov/cgi-bin/npgs/html/taxon.pl?435455 Germplasm Resources Information Network: ''Vasconcellea cundinamarcensis''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100528152207/http://www.ars-grin.gov/cgi-bin/npgs/html/taxon.pl?435455 |date=2010-05-28 }} |
||
* [http://www.tradewindsfruit.com/mountain_papaya.htm Tradewinds Fruit Database] |
* [http://www.tradewindsfruit.com/mountain_papaya.htm Tradewinds Fruit Database] |
||
* [http://www.thenibble.com/reviews/main/fruits/chilean-carica.asp Pemerian praktis] |
* [http://www.thenibble.com/reviews/main/fruits/chilean-carica.asp Pemerian praktis] |
||
{{Taxonbar|from=Q15588942}} |
|||
[[Kategori: |
[[Kategori:Vasconcellea]] |
||
[[Kategori:Buah-buahan]] |
[[Kategori:Buah-buahan]] |
||
[[en:Mountain papaya]] |
|||
⚫ | |||
[[ja:カリカ (フルーツ)]] |
|||
[[nl:Bergpapaja]] |
|||
[[ru:Горная папайя]] |
|||
[[rw:Ipapaya y’umusozi]] |
|||
[[tr:Dağ papayası]] |
Revisi terkini sejak 15 September 2024 13.26
Pepaya Dieng | |
---|---|
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | Plantae |
Klad: | Tracheophyta |
Klad: | Angiospermae |
Klad: | Eudikotil |
Klad: | Rosid |
Ordo: | Brassicales |
Famili: | Caricaceae |
Genus: | Vasconcellea |
Spesies: | V. pubescens
|
Nama binomial | |
Vasconcellea pubescens | |
Sinonim | |
Pepaya gunung, Pepaya dieng atau karika (sering ditulis carica, Vasconcellea cundinamarcensis, syn. Carica pubescens,[2] Carica quercifolia, Carica goudotiana,[3][4] dan Cariaca candamarcensis[3][4]) adalah kerabat pepaya yang menyukai keadaan dataran tinggi basah, 1.500–3.000 m di atas permukaan laut. Di wilayah Wonosobo dan Banjarnegara, tanaman ini biasa disebut Carica. Daerah asalnya adalah dataran tinggi Andes, Amerika Selatan.
Tanaman pepaya dieng merupakan pohon kecil atau perdu yang tidak berkayu, mirip dengan pepaya biasa (Carica papaya L.), tetapi mempunyai cabang yang lebih banyak dan ukuran semua bagian tanaman lebih kecil.[4] Tinggi rata-rata adalah 1-3 meter, bunga jantan memiliki tangkai yang panjang hingga 15 cm dan bunga betina berukuran lebih besar dengan tangkai yang keras dan pendek.[3]
Buah pepaya dieng berbentuk bulat telur dengan ukuran panjang 6–10 cm dan diameter 3–4 cm.[3] Buah matang berbentuk telur sungsang dengan ukuran 6–15 cm x 3–8 cm, dagingnya keras, berwarna kuning-jingga, rasanya agak asam tetapi harum, di sekeliling rongganya terdapat banyak sekali biji yang terbungkus oleh sarkotesta yang putih dan berair.[4] Buah yang belum matang memiliki kulit yang berwarna hijau gelap dan akan berubah menjadi kuning setelah matang. Biji buah berwarna hitam dengan jumlah yang banyak dan padat.[3] Buahnya mengandung getah, dan getah ini akan semakin berkurang dengan semakin mendekati kematangan. Getah ini mengandung papain yang bersifat proteolitik.[5]
Pepaya dieng merupakan sumber kalsium, gula, vitamin A dan C.[3] Pepaya dieng mengandung banyak minyak atsiri dan merupakan turunan dari asam lemak. Kebanyakan merupakan senyawa 3-hidroksiester, yang juga ditemukan pada beberapa tanaman tropika lainnya seperti nanas, mangga, gooseberry, tamarillo, dan sawo.[6]
Pepaya dieng diintroduksi ke Indonesia pada masa menjelang Perang Dunia II oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda, dan berhasil dikembangkan di Dataran Tinggi Dieng. Sekarang "carica" menjadi salah satu buah tangan khas dari daerah itu.
Buah ini dapat dijadikan sirup, jus, manisan, dan selai. Buah ini cocok dimakan oleh orang yang memiliki perut lemah terhadap buah-buahan karena mempunyai sifat memperbaiki pencernaan.[3] Daging buahnya juga dapat dimakan segar. Di Jawa, buah ini dijual kepada wisatawan, digunakan untuk konsumsi setempat, dan dikalengkan. Di Amerika Selatan, buah ini dijadikan minuman ringan non alkohol dan dijadikan selai.[4] Buah yang masih muda biasanya dikeringkan untuk dijadikan serbuk bahan pembuatan obat penyakit kulit atau kosmetik. Daunnya dapat digunakan sebagai pelunak daging karena mengandung zat papain. Selain itu, zat papain digunakan dalam berbagai industri makanan dan farmasi. Di daerah Dieng buah pepaya gunung masih merupakan konsumsi lokal dan dibuat minuman awetan dalam botol kaca ataupun gelas plastik.
Tanaman pepaya dieng lebih tahan terhadap udara dingin dan virus yang umum menyerang pepaya biasa.[3][4]
Jenis ini dipakai sebagai tetua bagi jenis buah hibrida "Babaco", sejenis pepaya yang populer di Amerika Selatan.
Manfaat
[sunting | sunting sumber]Pepaya dieng memiliki kandungan yang baik untuk kesehatan tubuh, beberapa manfaat dari pepaya dieng, di antaranya adalah:
- Kandungan serat tinggi pada buah pepaya dieng dapat melancarkan proses pencernaan.[7]
- Kandungan papain dalam buah pepaya dieng dapat berguna untuk menetralkan pH dan membunuh bakteri jahat dalam usus.[8]
- Kandungan Vitamin A dalam pepaya dieng lebih besar daripada buah wortel sehingga baik untuk kesehatan mata.[butuh rujukan]
- Kandungan Vitamin A dan Vitamin C juga baik untuk menangkal radikal bebas dan sinar UV yang dapat merusak kesehatan kulit.[butuh rujukan]
- Vitamin B kompleks berperan penting dalam metabolisme tubuh yang dapat menghasilkan energi tambahan bagi kesehatan tubuh.[butuh rujukan]
- Pepaya dieng mengandung zat agrinin yang dapat menghambat tumbuhnya sel kanker dalam tubuh.[9]
- Pepaya dieng dapat juga digunakan sebagai penunda penuaan dini /anti aging.[10]
- Penderita diabetes akut dan hipertensi, disarankan tidak mengkonsumsi buah ini sama sekali. [butuh rujukan]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Badillo, V (2006). "Carica L. vs. Vaconcella St. Hil. (Caricaceae) con la rehabilitacion de este ultimo" (PDF). Ernestia. 10: 74-79.
- ^ "Neglected Crops: 1492 from a Different Perspective. Plant Production and Protection Series No. 26" (html) (Siaran pers) (dalam bahasa Bahasa Inggris). FAO. 1994. Diakses tanggal 27 Agustus 2007.
- ^ a b c d e f g h Hidayat, S. 2001. Prospek Pepaya Gunung (Carica Pubescens) dari Sikunang, Pegunungan Dieng, Wonosobo. Prosiding Seminar Sehari: Menggali Potensi dan Meningkatkan Prospek Tanaman Hortikultura Menuju Ketahanan Pangan. Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-LIPI, Bogor.
- ^ a b c d e f Verhey, E. W. M. dan R. E. Coronel. 1997. Prosea Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2: Buah-buahan yang Dapat Dimakan. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
- ^ Hendro, S. 2005. Seri Agribisnis: Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Penebar Swadaya, Jakarta.
- ^ Krajewski, D. et al. 1997. Aliphatic β-D-Glucosides from Fruits of Carica pubescens. Phytochemistry Vol 45, No 8.
- ^ Sponsored. "Fakta Buah Carica Dieng Dengan Sejuta Manfaat Bagi Tubuh". detikfood. Diakses tanggal 2022-05-18.
- ^ "Usus Sehat dengan Pepaya Gunung - Website Resmi Jogja Benih D.I. Yogyakarta". jogjabenih.jogjaprov.go.id. Diakses tanggal 2022-05-18.
- ^ "Pepaya si Oranye Sarat Nutrisi". detikfood. Diakses tanggal 2022-05-18.
- ^ Tim. "Pepaya, Buah Terbaik untuk Menunda Proses Penuaan". gaya hidup. Diakses tanggal 2022-05-18.
Bacaan lainnya
[sunting | sunting sumber]- Erfanto, D. 2008. Sistem Penunjang Keputusan Perencanaan Agroindustri Pepaya Gunung (Carica pubescens) Dengan Pembiayaan Syariah, sebuah skripsi, dalam IPB Repository. Institut Pertanian Bogor.
- Germplasm Resources Information Network: Vasconcellea cundinamarcensis Diarsipkan 2010-05-28 di Wayback Machine.
- Tradewinds Fruit Database
- Pemerian praktis