Yuga: Perbedaan antara revisi
k r2.7.3) (bot Menambah: de:Yuga |
k Suntingan 203.78.121.69 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh InternetArchiveBot Tag: Pengembalian |
||
(8 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Hindu Filsafat}} |
{{Hindu Filsafat}} |
||
Dalam ajaran [[agama Hindu]], '''Yuga''' ([[Dewanagari]]: युग) atau 1 '''Mahayuga''' adalah suatu siklus perkembangan zaman yang terjadi di muka bumi, yang terbagi menjadi empat zaman, yaitu [[Satyayuga]] atau Kerta Yuga, [[Tretayuga]], [[Dwaparayuga]], dan [[Kaliyuga]]. Menurut ajaran Hindu, keempat zaman tersebut membentuk suatu siklus, sama seperti siklus empat [[musim]]. Siklus tersebut diawali dengan [[Satyayuga]], menuju [[Kaliyuga]]. Setelah Kaliyuga berakhir, dimulailah Satyayuga yang baru. Perubahan zaman dari Satyayuga (zaman keemasan) menuju Kaliyuga (zaman kegelapan) merupakan kenyataan bahwa ajaran kebenaran dan kesadaran sebagai umat beragama lambat laun akan berkurang, seiring bertambahnya umat manusia dan perubahan zaman. |
Dalam ajaran [[agama Hindu]], '''Yuga''' ([[Dewanagari]]: युग) atau 1 '''Mahayuga''' adalah suatu siklus perkembangan zaman yang terjadi di muka bumi, yang terbagi menjadi empat zaman, yaitu [[Satyayuga]] atau Kerta Yuga, [[Tretayuga]], [[Dwaparayuga]], dan [[Kaliyuga]]. Menurut ajaran Hindu, keempat zaman tersebut membentuk suatu siklus, sama seperti siklus empat [[musim]]. Siklus tersebut diawali dengan [[Satyayuga]], menuju [[Kaliyuga]]. Setelah Kaliyuga berakhir, dimulailah Satyayuga yang baru. Perubahan zaman dari Satyayuga (zaman keemasan) menuju Kaliyuga (zaman kegelapan) merupakan kenyataan bahwa ajaran kebenaran dan kesadaran sebagai umat beragama lambat laun akan berkurang, seiring bertambahnya umat manusia dan perubahan zaman. Di mana pada akhirnya manusia akan merasa bahwa di suatu masa yang sudah tua, ketika bumi renta, ketika kerusakan moral dan pergeseran budaya sudah bertambah parah, maka sudah saatnya untuk [[kiamat]]. |
||
== Caturyuga ibarat Lembu Dharma == |
== Caturyuga ibarat Lembu Dharma == |
||
Jika diibaratkan seperti Lembu [[Dharma]] (simbol perkembangan moralitas), keempat siklus Yuga (Caturyuga) seperti lembu yang berdiri dengan empat kakinya, |
Jika diibaratkan seperti Lembu [[Dharma]] (simbol perkembangan moralitas), keempat siklus Yuga (Caturyuga) seperti lembu yang berdiri dengan empat kakinya, di mana setiap zaman berganti, kaki lembu juga ikut berkurang satu, simbol moralitas yang berkurang setiap zaman. Zaman [[Satyayuga]] seperti lembu yang berdiri dengan empat kaki, moralitas mantap. Sedangkan zaman [[Tretayuga]] seperti lembu yang berdiri dengan tiga kaki. Masa [[Dwaparayuga]] dengan dua kaki, dan masa [[Kali Yuga]] hanya dengan satu kaki. Pada zaman itu, moralitas tidak bisa berdiri lagi dengan mantap. |
||
== Siklus yang selalu berputar == |
== Siklus yang selalu berputar == |
||
Siklus tersebut dimulai dari [[Satyayuga|zaman keemasan]] (Satyayuga), dan diakhiri oleh [[Kaliyuga|zaman kegelapan]] (Kaliyuga). Setelah zaman kegelapan berakhir, dimulailah zaman keemasan yang baru, sama halnya seperti perubahan musim dingin ke musim semi, dan siklus tersebut berlangsung selama ribuan tahun. Ketika masa kegelapan berakhir, maka zaman baru akan muncul, |
Siklus tersebut dimulai dari [[Satyayuga|zaman keemasan]] (Satyayuga), dan diakhiri oleh [[Kaliyuga|zaman kegelapan]] (Kaliyuga). Setelah zaman kegelapan berakhir, dimulailah zaman keemasan yang baru, sama halnya seperti perubahan musim dingin ke musim semi, dan siklus tersebut berlangsung selama ribuan tahun. Ketika masa kegelapan berakhir, maka zaman baru akan muncul, di mana manusia-manusia yang memiliki sifat jahat sudah dibinasakan sebelumnya untuk memulai kehidupan baru yang lebih damai. Itulah siklus masa dari [[Satyayuga]] menuju [[Kaliyuga]], dan [[Kaliyuga]] akan kembali kepada [[Satyayuga]]. Periode dari Satyayuga menuju Kaliyuga disebut 1 Mahayuga. Setelah Mahayuga berlangsung selama 71 kali, maka tercapailah suatu periode yang disebut [[Manwantara]]. Setelah 14 Manwantara berlangsung, maka dicapailah suatu periode yang disebut [[Kalpa (satuan waktu)|Kalpa]]. Menurut ajaran Hindu, pada saat periode tersebut dicapai, maka alam semesta dihancurkan. |
||
== Karakter setiap zaman == |
== Karakter setiap zaman == |
||
Baris 15: | Baris 15: | ||
# Masa [[Tretayuga]] merupakan zaman kerohanian. Sifat-sifat kerohanian sangat jelas tampak. Agama menjadi dasar hidup. Meskipun begitu, orang-orang mulai berbuat dosa dan penjahat-penjahat mulai bermunculan. Pada zaman ini, seseorang yang pandai, memiliki pengetahuan dan wawasan luas, serta ahli filsafat akan sangat dihormati. |
# Masa [[Tretayuga]] merupakan zaman kerohanian. Sifat-sifat kerohanian sangat jelas tampak. Agama menjadi dasar hidup. Meskipun begitu, orang-orang mulai berbuat dosa dan penjahat-penjahat mulai bermunculan. Pada zaman ini, seseorang yang pandai, memiliki pengetahuan dan wawasan luas, serta ahli filsafat akan sangat dihormati. |
||
# Pada masa [[Dwaparayuga]], manusia mulai bertindak rasional. Penjahat-penjahat dan orang-orang berdosa bertambah. Kelicikan dan kebohongan mulai tampak. Yang diutamakan pada zaman ini adalah pelaksanaan ritual. Asalkan mampu melaksanakan upacara, maka seseorang akan dihormati. Akhir zaman Dwapara dimulai ketika [[Kresna]] meninggal, setelah itu dunia memulai zaman terakhir, Kali Yuga. |
# Pada masa [[Dwaparayuga]], manusia mulai bertindak rasional. Penjahat-penjahat dan orang-orang berdosa bertambah. Kelicikan dan kebohongan mulai tampak. Yang diutamakan pada zaman ini adalah pelaksanaan ritual. Asalkan mampu melaksanakan upacara, maka seseorang akan dihormati. Akhir zaman Dwapara dimulai ketika [[Kresna]] meninggal, setelah itu dunia memulai zaman terakhir, Kali Yuga. |
||
# Zaman terakhir, [[Kaliyuga]], merupakan zaman kehancuran. Banyak manusia mulai melupakan [[Tuhan]]. Banyak moral manusia yang rusak parah. Kaum pria banyak berkuasa dan wanita dianggap sebagai objek pemikat nafsu mereka. Banyak siswa berani melawan gurunya. Banyak orang-orang yang mencari nafkah dengan tidak jujur. Dan banyak lagi kepalsuan, kebohongan, kejahatan, dan tindak kekerasan. Pada zaman ini, uang yang paling berkuasa. Hukum dan jabatan mampu dibeli dengan uang. |
# Zaman terakhir, [[Kaliyuga]], merupakan zaman kehancuran. Banyak manusia mulai melupakan [[Tuhan]]. Banyak moral manusia yang rusak parah. Kaum pria banyak berkuasa dan wanita dianggap sebagai objek pemikat nafsu mereka. Banyak siswa berani melawan gurunya. Banyak orang-orang yang mencari nafkah dengan tidak jujur. Dan banyak lagi kepalsuan, kebohongan, kejahatan, dan tindak kekerasan. Pada zaman ini, uang yang paling berkuasa. Hukum dan jabatan mampu dibeli dengan uang. |
||
Sesuai dengan karakter pada masing-masing zaman, terdapat hal-hal yang diutamakan, yakni: |
Sesuai dengan karakter pada masing-masing zaman, terdapat hal-hal yang diutamakan, yakni: |
||
# ''Dhyana'' (bermeditasi, mengheningkan pikiran) pada [[Satyayuga]]. Pada masa itu, pelaksanaan meditasi dan memusatkan pikiran kepada Tuhan yang paling diutamakan dan orang yang melaksanakannya akan dipuji-puji dan dihormati. |
# ''Dhyana'' (bermeditasi, mengheningkan pikiran) pada [[Satyayuga]]. Pada masa itu, pelaksanaan meditasi dan memusatkan pikiran kepada Tuhan yang paling diutamakan dan orang yang melaksanakannya akan dipuji-puji dan dihormati. |
||
# ''Jnyana'' (belajar, memiliki pengetahuan) pada [[Tretayuga]]. Pada masa itu, pengetahuan yang diutamakan dan pendidikan mendapat perhatian penuh pada masa itu. Orang-orang yang pandai dan terpelajar akan diistimewakan dan sangat dihormati pada masa itu. |
# ''Jnyana'' (belajar, memiliki pengetahuan) pada [[Tretayuga]]. Pada masa itu, pengetahuan yang diutamakan dan pendidikan mendapat perhatian penuh pada masa itu. Orang-orang yang pandai dan terpelajar akan diistimewakan dan sangat dihormati pada masa itu. |
||
# ''Yajnya'' (mengadakan ritual) pada [[Dwaparayuga]]. Pada zaman tersebut, pelaksanaan ritual yang diutamakan. Asalkan seseorang melaksanakan ritual maka ia akan dihormati, tidak peduli kaya atau miskin, baik atau jahat. |
# ''Yajnya'' (mengadakan ritual) pada [[Dwaparayuga]]. Pada zaman tersebut, pelaksanaan ritual yang diutamakan. Asalkan seseorang melaksanakan ritual maka ia akan dihormati, tidak peduli kaya atau miskin, baik atau jahat. |
||
# ''Dana'' (memiliki uang, memberi kekayaan) pada [[Kaliyuga]]. Pada zaman itu, uang dan kekayaan yang paling diuatamakan. Asalkan seseorang memiliki kekayaan, maka ia akan dihormati dan berkuasa. Budi pekerti tidak lagi dihiraukan, malah orang yang pandai akan menjadi bahan ejekan. Pada masa itu, dengan uang seseorang dapat membeli kehormatan. |
# ''Dana'' (memiliki uang, memberi kekayaan) pada [[Kaliyuga]]. Pada zaman itu, uang dan kekayaan yang paling diuatamakan. Asalkan seseorang memiliki kekayaan, maka ia akan dihormati dan berkuasa. Budi pekerti tidak lagi dihiraukan, malah orang yang pandai akan menjadi bahan ejekan. Pada masa itu, dengan uang seseorang dapat membeli kehormatan. |
||
== Jangka waktu pada masing-masing zaman == |
== Jangka waktu pada masing-masing zaman == |
||
⚫ | |||
=== Menurut perhitungan tradisional === |
=== Menurut perhitungan tradisional === |
||
Baris 45: | Baris 44: | ||
=== Menurut Sri Yukteswar === |
=== Menurut Sri Yukteswar === |
||
⚫ | |||
[[Sri Yukteswar]] memiliki perhitungan lain. Menurut [[Sri Yukteswar]], dalam bukunya ''The Holy Science'', Satyayuga berlangsung selama 4.800 tahun, Tretayuga berlangsung selama 3.600 tahun, Dwaparayuga berlangsung selama 2.400 tahun, dan Kaliyuga berlangsung selama 1.200 tahun. |
[[Sri Yukteswar]] memiliki perhitungan lain. Menurut [[Sri Yukteswar]], dalam bukunya ''The Holy Science'', Satyayuga berlangsung selama 4.800 tahun, Tretayuga berlangsung selama 3.600 tahun, Dwaparayuga berlangsung selama 2.400 tahun, dan Kaliyuga berlangsung selama 1.200 tahun. |
||
Baris 54: | Baris 53: | ||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
* '' The Holy Science'', Swami Sri Yukteswar. Published by Self-Realization Fellowship. |
* '' The Holy Science'', Swami Sri Yukteswar. Published by Self-Realization Fellowship. |
||
* [http://www.godteacher.org/God_24,000_Year_Yuga_Cycle.htm Year Yuga Calendar] (Broken Link, Need a replacement source) |
* [http://www.godteacher.org/God_24,000_Year_Yuga_Cycle.htm Year Yuga Calendar] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070311033026/http://www.godteacher.org/God_24,000_Year_Yuga_Cycle.htm |date=2007-03-11 }} (Broken Link, Need a replacement source) |
||
* ''[http://www.srivaishnava.org/sgati/sddsv2/v02019.htm Vishnu Purana]'' — translation |
* ''[http://www.srivaishnava.org/sgati/sddsv2/v02019.htm Vishnu Purana] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070117143450/http://www.srivaishnava.org/sgati/sddsv2/v02019.htm |date=2007-01-17 }}'' — translation |
||
* ''Dictionary of Hindu Lore and Legend'', Anna L. Dallapiccola (Thames & Hudson, 2002) |
* ''Dictionary of Hindu Lore and Legend'', Anna L. Dallapiccola (Thames & Hudson, 2002) |
||
== Pranala luar == |
== Pranala luar == |
||
* {{en}} [http://hitxp.wordpress.com/2007/05/01/what-vedas-say-about-the-age-of-the-universe/ Vedic Time Measurement, Detailed description by Gurudev] |
* {{en}} [http://hitxp.wordpress.com/2007/05/01/what-vedas-say-about-the-age-of-the-universe/ Vedic Time Measurement, Detailed description by Gurudev] |
||
* {{en}} [http://vinaymangal.googlepages.com/VedicTimeTravel.pdf Vedic Time Travel, Elaborate depiction by Vinay Mangal] |
* {{en}} [http://vinaymangal.googlepages.com/VedicTimeTravel.pdf Vedic Time Travel, Elaborate depiction by Vinay Mangal] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080527230305/http://vinaymangal.googlepages.com/VedicTimeTravel.pdf |date=2008-05-27 }} |
||
== Lihat pula == |
== Lihat pula == |
||
Baris 70: | Baris 69: | ||
[[Kategori:Satuan waktu]] |
[[Kategori:Satuan waktu]] |
||
[[Kategori:Kata dan frasa Sanskerta]] |
[[Kategori:Kata dan frasa Sanskerta]] |
||
[[de:Yuga]] |
|||
[[en:Yuga]] |
|||
[[es:Yuga]] |
|||
[[hi:युग]] |
|||
[[it:Yuga]] |
|||
[[ja:ユガ]] |
|||
[[ka:იუგა]] |
|||
[[lt:Juga]] |
|||
[[mk:Југа]] |
|||
[[nl:Yuga]] |
|||
[[pl:Juga]] |
|||
[[pt:Yuga]] |
|||
[[ru:Юга]] |
|||
[[simple:Yuga]] |
|||
[[sk:Juga]] |
|||
[[sr:Југа]] |
|||
[[ta:யுகம்]] |
|||
[[uk:Юґа]] |
Revisi terkini sejak 30 Agustus 2022 23.41
Artikel ini adalah bagian dari seri |
Ajaran Filsafat |
---|
Samkhya • Yoga • Mimamsa |
Nyaya • Waisesika • Wedanta |
Aliran Wedanta |
Adwaita • Wisistadwaita |
Dwaita • Suddhadwaita |
Dwaitadwaita • Acintya-bheda-abheda
|
Filsuf |
Abad kuno |
Kapila • Patanjali • Jaimini |
Gotama • Kanada • Byasa |
Abad pertengahan |
Adi Shankara • Ramanuja |
Madhwacarya • Madhusudana |
Wedanta Desika • Jayatirtha |
Abad modern |
Ramakrishna • Ramana |
Vivekananda • Narayana Guru |
Sri Aurobindo • Sivananda
|
Portal agama Hindu |
Dalam ajaran agama Hindu, Yuga (Dewanagari: युग) atau 1 Mahayuga adalah suatu siklus perkembangan zaman yang terjadi di muka bumi, yang terbagi menjadi empat zaman, yaitu Satyayuga atau Kerta Yuga, Tretayuga, Dwaparayuga, dan Kaliyuga. Menurut ajaran Hindu, keempat zaman tersebut membentuk suatu siklus, sama seperti siklus empat musim. Siklus tersebut diawali dengan Satyayuga, menuju Kaliyuga. Setelah Kaliyuga berakhir, dimulailah Satyayuga yang baru. Perubahan zaman dari Satyayuga (zaman keemasan) menuju Kaliyuga (zaman kegelapan) merupakan kenyataan bahwa ajaran kebenaran dan kesadaran sebagai umat beragama lambat laun akan berkurang, seiring bertambahnya umat manusia dan perubahan zaman. Di mana pada akhirnya manusia akan merasa bahwa di suatu masa yang sudah tua, ketika bumi renta, ketika kerusakan moral dan pergeseran budaya sudah bertambah parah, maka sudah saatnya untuk kiamat.
Caturyuga ibarat Lembu Dharma
[sunting | sunting sumber]Jika diibaratkan seperti Lembu Dharma (simbol perkembangan moralitas), keempat siklus Yuga (Caturyuga) seperti lembu yang berdiri dengan empat kakinya, di mana setiap zaman berganti, kaki lembu juga ikut berkurang satu, simbol moralitas yang berkurang setiap zaman. Zaman Satyayuga seperti lembu yang berdiri dengan empat kaki, moralitas mantap. Sedangkan zaman Tretayuga seperti lembu yang berdiri dengan tiga kaki. Masa Dwaparayuga dengan dua kaki, dan masa Kali Yuga hanya dengan satu kaki. Pada zaman itu, moralitas tidak bisa berdiri lagi dengan mantap.
Siklus yang selalu berputar
[sunting | sunting sumber]Siklus tersebut dimulai dari zaman keemasan (Satyayuga), dan diakhiri oleh zaman kegelapan (Kaliyuga). Setelah zaman kegelapan berakhir, dimulailah zaman keemasan yang baru, sama halnya seperti perubahan musim dingin ke musim semi, dan siklus tersebut berlangsung selama ribuan tahun. Ketika masa kegelapan berakhir, maka zaman baru akan muncul, di mana manusia-manusia yang memiliki sifat jahat sudah dibinasakan sebelumnya untuk memulai kehidupan baru yang lebih damai. Itulah siklus masa dari Satyayuga menuju Kaliyuga, dan Kaliyuga akan kembali kepada Satyayuga. Periode dari Satyayuga menuju Kaliyuga disebut 1 Mahayuga. Setelah Mahayuga berlangsung selama 71 kali, maka tercapailah suatu periode yang disebut Manwantara. Setelah 14 Manwantara berlangsung, maka dicapailah suatu periode yang disebut Kalpa. Menurut ajaran Hindu, pada saat periode tersebut dicapai, maka alam semesta dihancurkan.
Karakter setiap zaman
[sunting | sunting sumber]- Pada masa Satyayuga, kesadaran umat manusia akan Dharma (kebenaran, kebajikan, kejujuran) sangat tinggi. Budaya manusia sangat luhur. Moral manusia tidak rusak. Kebenaran sangat dijunjung tinggi sebagai aturan hidup. Hampir tidak ada kejahatan dan tindakan yang melanggar aturan. Maka dari itu, zaman tersebut disebut juga ‘zaman keemasan’.
- Masa Tretayuga merupakan zaman kerohanian. Sifat-sifat kerohanian sangat jelas tampak. Agama menjadi dasar hidup. Meskipun begitu, orang-orang mulai berbuat dosa dan penjahat-penjahat mulai bermunculan. Pada zaman ini, seseorang yang pandai, memiliki pengetahuan dan wawasan luas, serta ahli filsafat akan sangat dihormati.
- Pada masa Dwaparayuga, manusia mulai bertindak rasional. Penjahat-penjahat dan orang-orang berdosa bertambah. Kelicikan dan kebohongan mulai tampak. Yang diutamakan pada zaman ini adalah pelaksanaan ritual. Asalkan mampu melaksanakan upacara, maka seseorang akan dihormati. Akhir zaman Dwapara dimulai ketika Kresna meninggal, setelah itu dunia memulai zaman terakhir, Kali Yuga.
- Zaman terakhir, Kaliyuga, merupakan zaman kehancuran. Banyak manusia mulai melupakan Tuhan. Banyak moral manusia yang rusak parah. Kaum pria banyak berkuasa dan wanita dianggap sebagai objek pemikat nafsu mereka. Banyak siswa berani melawan gurunya. Banyak orang-orang yang mencari nafkah dengan tidak jujur. Dan banyak lagi kepalsuan, kebohongan, kejahatan, dan tindak kekerasan. Pada zaman ini, uang yang paling berkuasa. Hukum dan jabatan mampu dibeli dengan uang.
Sesuai dengan karakter pada masing-masing zaman, terdapat hal-hal yang diutamakan, yakni:
- Dhyana (bermeditasi, mengheningkan pikiran) pada Satyayuga. Pada masa itu, pelaksanaan meditasi dan memusatkan pikiran kepada Tuhan yang paling diutamakan dan orang yang melaksanakannya akan dipuji-puji dan dihormati.
- Jnyana (belajar, memiliki pengetahuan) pada Tretayuga. Pada masa itu, pengetahuan yang diutamakan dan pendidikan mendapat perhatian penuh pada masa itu. Orang-orang yang pandai dan terpelajar akan diistimewakan dan sangat dihormati pada masa itu.
- Yajnya (mengadakan ritual) pada Dwaparayuga. Pada zaman tersebut, pelaksanaan ritual yang diutamakan. Asalkan seseorang melaksanakan ritual maka ia akan dihormati, tidak peduli kaya atau miskin, baik atau jahat.
- Dana (memiliki uang, memberi kekayaan) pada Kaliyuga. Pada zaman itu, uang dan kekayaan yang paling diuatamakan. Asalkan seseorang memiliki kekayaan, maka ia akan dihormati dan berkuasa. Budi pekerti tidak lagi dihiraukan, malah orang yang pandai akan menjadi bahan ejekan. Pada masa itu, dengan uang seseorang dapat membeli kehormatan.
Jangka waktu pada masing-masing zaman
[sunting | sunting sumber]Menurut perhitungan tradisional
[sunting | sunting sumber]Dalam Caturyuga, setiap zaman yang berlangsung memiliki jangka waktu. Menurut salah satu perhitungan tradisional, masing-masing zaman memiliki jangka waktu yang berbeda, dan bila digabungkan, akan membentuk suatu periode yang disebut 1 Mahayuga. Secara singkat dijabarkan seperti di bawah ini:
Satyayuga (1.728.000 tahun) | |||||||||||||||||||||||
Tretayuga (1.296.000 tahun) | |||||||||||||||||||||||
Mahayuga (4.320.000 tahun) | |||||||||||||||||||||||
Dwaparayuga (864.000 tahun) | |||||||||||||||||||||||
Kaliyuga (432.000 tahun) | |||||||||||||||||||||||
Jangka waktu tersebut menjadi dasar perhitungan yang terkenal, seperti yang dijabarkan kitab Bhagawadgita yang disusun oleh Om Visnupada A.C.B. Swami Prabhupada. Menurut kitab tersebut, masa Kali Yuga dimulai ±5.000 tahun yang lalu (konon pada saat raja Yudistira naik tahta dan Kresna meninggal, yaitu tahun 3102 SM) dan akan terus berlangsung, kurang lebih selama 432.000 tahun.
Menurut Sri Yukteswar
[sunting | sunting sumber]Sri Yukteswar memiliki perhitungan lain. Menurut Sri Yukteswar, dalam bukunya The Holy Science, Satyayuga berlangsung selama 4.800 tahun, Tretayuga berlangsung selama 3.600 tahun, Dwaparayuga berlangsung selama 2.400 tahun, dan Kaliyuga berlangsung selama 1.200 tahun.
Menurut Sri Yukteswar, Kaliyuga dimulai pada tahun 499 SM, dan semenjak tahun 1699 M, dunia ini sudah melalui masa Dwaparayuga kembali. Siklus yang dimaksud oleh Sri Yukteswar adalah siklus yang mundur ke belakang, bukan kembali ke awal.
Masa 1.200 tahun menurut perhitungan Sri Yukteswar konon merupakan jangka waktu yang sebenarnya dari zaman Kaliyuga. Namun masa tersebut bukan tahun biasa seperti tahun di bumi, melainkan tahun Dewa. Masa 1.200 tahun Dewa sama dengan masa 432.000 tahun di bumi.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- The Holy Science, Swami Sri Yukteswar. Published by Self-Realization Fellowship.
- Year Yuga Calendar Diarsipkan 2007-03-11 di Wayback Machine. (Broken Link, Need a replacement source)
- Vishnu Purana Diarsipkan 2007-01-17 di Wayback Machine. — translation
- Dictionary of Hindu Lore and Legend, Anna L. Dallapiccola (Thames & Hudson, 2002)
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Inggris) Vedic Time Measurement, Detailed description by Gurudev
- (Inggris) Vedic Time Travel, Elaborate depiction by Vinay Mangal Diarsipkan 2008-05-27 di Wayback Machine.