Lompat ke isi

Lumbung: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Gunkarta (bicara | kontrib)
Baru: lumbung
 
Bebasnama (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(14 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[File:Leuit os 080815-2283 srna.jpg|thumb|right|[[Leuit]], lumbung tradisional [[Suku Sunda|Sunda]] di Desa Sirnarasa, Kasepuhan Banten Kidul, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.]]
[[Berkas:Leuit os 080815-2283 srna.jpg|jmpl|ka|[[Leuit]], lumbung tradisional [[Suku Sunda|Sunda]] di Desa Sirnarasa, Kasepuhan Banten Kidul, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.]]
[[Berkas:Lumbung Batak.jpg|jmpl|ca. 1870]]
'''Lumbung''' adalah bangunan penyimpanan [[padi-padian]] yang telah [[Perontokan|dirontokan]], kadang kala lumbung juga digunakan untuk menyimpan pakan ternak. Pada peradaban purba atau primitif, lumbung kebanyakan terbuat dari tanah liat atau [[tembikar]]. Lumbung sering kali dibangun dalam bentuk panggung dengan kaki tinggi dari atas tanah untuk mencegah agar padi yang disimpan tidak dimakan tikus atau binatang lain.
'''Lumbung''', '''jelapang''', atau '''rangkiang''' adalah bangunan penyimpanan [[padi-padian]] yang telah [[Perontokan|dirontokkan]], kadang kala lumbung juga digunakan untuk menyimpan [[Pakan|pakan ternak]]. Pada peradaban purba atau primitif, lumbung kebanyakan terbuat dari tanah liat atau [[tembikar]]. Lumbung sering kali dibangun dalam bentuk panggung dengan kaki tinggi dari atas tanah untuk mencegah agar padi yang disimpan tidak dimakan tikus atau binatang lain.


==Asal mula==
== Asal mula ==
Sejak zaman purba biji-bijian dan padi-padian telah disimpan dalam jumlah besar. Lumbung tertua yang ditemukan berasal dari tahun 9500 SM<ref name="PNAS09">{{cite doi|10.1073/pnas.0812764106|noedit}}</ref> dan terletak di situs permukiman pra-tembikar neolitik A di lembah [[Sungai Jordan]]. Lumbung pertama terletak da antara bangunan lainnya. Akan tetapi sekitar tahun 8500 SM, lumbung dipindahkan ke dalam rumah, dan pada 7500 SM gudang penyimpanan pangan menempati ruang khusus.<ref name="PNAS09"/> Lumbung tertua ini berukuran 3 x 3 m dari bagian luar dan memiliki kaki penunjang yang melindungi biji-bijian dari tikus atau serangga, serta memberikan sirkulasi udara.<ref name="PNAS09"/>
Sejak zaman purba biji-bijian dan padi-padian telah disimpan dalam jumlah besar. Lumbung tertua yang ditemukan berasal dari tahun 9500 SM<ref name="PNAS09">{{cite doi|10.1073/pnas.0812764106|noedit}}</ref> dan terletak di situs permukiman pra-tembikar neolitik A di lembah [[Sungai Jordan]]. Lumbung pertama terletak di antara bangunan lainnya. Akan tetapi sekitar tahun 8500 SM, lumbung dipindahkan ke dalam rumah, dan pada 7500 SM gudang penyimpanan pangan menempati ruang khusus.<ref name="PNAS09"/> Lumbung tertua ini berukuran 3 x 3 m dari bagian luar dan memiliki kaki penunjang yang melindungi biji-bijian dari tikus atau serangga, serta memberikan sirkulasi udara.<ref name="PNAS09"/>


Lumbung seperti ini kemudian disusul oleh lumbung di situs Mehrgarh di lembah [[Sungai Indus]] dari tahun 6000 SM. Bangsa [[Mesir Kuno]] kemudian mempraktekan penyimpanan biji-bijian untuk menghadapi masa paceklik. Karena iklim Mesir yang kering, biji-bijian dapat disimpan dalam lubang dalam waktu lama tana kerusakan berarti. Lubang silo, adalah cara penyimpanan biji-bijian yang lazim dilakukan di Timur Tengah. Di [[Turki]] dan [[Persia]], pengguna biasanya membeli [[gandum]] atau [[jelai]] ketika masa panen dan harganya murah, kemudian minyimpannya di lubang tersembunyi untuk persiapan di masa kekeringan atau paceklik. Di [[Malta]] sejumlah besar gandum disimpan dalam ratusan lubang silo yang dipahat di batu. Satu lubang silo ini dapat menampung 60 hingga 80 ton gandum, yang dengan pernagaan yang baik dapat bertahan hingga empat tahun.
Lumbung seperti ini kemudian disusul oleh lumbung di situs Mehrgarh di lembah [[Sungai Indus]] dari tahun 6000 SM. Bangsa [[Mesir Kuno]] kemudian mempraktikan penyimpanan biji-bijian untuk menghadapi masa paceklik. Karena iklim Mesir yang kering, biji-bijian dapat disimpan dalam lubang dalam waktu lama tanpa kerusakan berarti. Lubang silo, adalah cara penyimpanan biji-bijian yang lazim dilakukan di Timur Tengah. Di [[Turki]] dan [[Persia]], pengguna biasanya membeli [[gandum]] atau [[jelai]] ketika masa panen dan harganya murah, kemudian minyimpannya di lubang tersembunyi untuk persiapan pada masa kekeringan atau paceklik. Di [[Malta]] sejumlah besar gandum disimpan dalam ratusan lubang silo yang dipahat di batu. Satu lubang silo ini dapat menampung 60 hingga 80 ton gandum, yang dengan pernagaan yang baik dapat bertahan hingga empat tahun.


==Asia Timur==
== Asia Timur ==
Lumbung sederhana yang ditunjang empat atau lebih kaki ditemukan dalam kebudayaan Yangshao di China dan pada masa bercocok tanam intensif di Semenanjung Korea pada periode tembikar Mumun (sekitar 1000 SM), juga ditemukan di Kepualaun Jepang pada masa akhir [[Jōmon]] atau awal periode [[Yayoi]] (sekitar 800 SM). Dari temuan purbakala di Asia Timur Laut, bangunan lumbung biasanya ditemukan juga dengan bangunan berbentuk rumah panggung yang berfungsi sebagai tempat tinggal, semua jenis bangunan ini disebut In 'bangunan berlantai terangkat'.
Lumbung sederhana yang ditunjang empat atau lebih kaki ditemukan dalam kebudayaan Yangshao di China dan pada masa bercocok tanam intensif di Semenanjung Korea pada periode tembikar Mumun (sekitar 1000 SM), juga ditemukan di Kepulauan Jepang pada masa akhir [[Jōmon]] atau awal periode [[Yayoi]] (sekitar 800 SM). Dari temuan purbakala di [[Asia Timur]] Laut, bangunan lumbung biasanya ditemukan juga dengan bangunan berbentuk rumah panggung yang berfungsi sebagai tempat tinggal, semua jenis bangunan ini disebut In 'bangunan berlantai terangkat'.


Dalam [[Arsitektur Indonesia|arsitektur vernakular Indonesia]] lumbung bisanya terbuat dari bahan kayu atau bambu. Lumbung tradisional Indonesia dibangun di atas empat atau lebih kaki yang menunjang bangunan lumbung agar aman dari gangguan tikus, serangga, atau binatang lainnya. Contoh dari lumbung tradisional Indonesia adalah ''[[leuit]]'' [[Suku Sunda|Sunda]] dan ''[[rangkiang]]'' [[Suku Minangkabau|Minang]].
Dalam [[Arsitektur Indonesia|arsitektur vernakular Indonesia]] lumbung bisanya terbuat dari bahan kayu atau bambu. Lumbung tradisional Indonesia dibangun di atas empat atau lebih kaki yang menunjang bangunan lumbung agar aman dari gangguan tikus, [[serangga]], atau binatang lainnya. Contoh dari lumbung tradisional Indonesia adalah ''[[leuit]]'' [[Suku Sunda|Sunda]] dan ''[[rangkiang]]'' [[Suku Minangkabau|Minang]].


==Lihat juga==
== Lihat juga ==
*[[Leuit]]
* [[Lumbung padi]]
*[[Rangkiang]]
* [[Leuit]]
* [[Rangkiang]]


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 21: Baris 23:


[[Kategori:Bangunan pertanian]]
[[Kategori:Bangunan pertanian]]
[[Kategori:Gudang pertanian]]

[[Kategori:Arsitektur vernakular]]
[[ar:مخزن حبوب]]
[[an:Graner]]
[[ay:Pirwa]]
[[be:Амбар]]
[[be-x-old:Клець]]
[[ca:Graner]]
[[cs:Sýpka]]
[[de:Kornhaus]]
[[en:Granary]]
[[et:Ait]]
[[es:Granero]]
[[eo:Grenejo]]
[[eu:Aletegi]]
[[fr:Grenier]]
[[gl:Celeiro (construción)]]
[[hi:बखारी]]
[[kk:Албар]]
[[mrj:Клӓт]]
[[lt:Klėtis]]
[[ja:穀倉]]
[[pl:Spichlerz]]
[[pt:Celeiro]]
[[ru:Амбар]]
[[scn:Magasenu (granaru)]]
[[sr:Амбар]]
[[sh:Ambar]]
[[fi:Aitta]]
[[ta:குதிர்]]
[[tt:Келәт]]
[[vi:Kho thóc]]
[[war:Kamalig]]

Revisi terkini sejak 27 Februari 2024 23.10

Leuit, lumbung tradisional Sunda di Desa Sirnarasa, Kasepuhan Banten Kidul, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
ca. 1870

Lumbung, jelapang, atau rangkiang adalah bangunan penyimpanan padi-padian yang telah dirontokkan, kadang kala lumbung juga digunakan untuk menyimpan pakan ternak. Pada peradaban purba atau primitif, lumbung kebanyakan terbuat dari tanah liat atau tembikar. Lumbung sering kali dibangun dalam bentuk panggung dengan kaki tinggi dari atas tanah untuk mencegah agar padi yang disimpan tidak dimakan tikus atau binatang lain.

Asal mula

[sunting | sunting sumber]

Sejak zaman purba biji-bijian dan padi-padian telah disimpan dalam jumlah besar. Lumbung tertua yang ditemukan berasal dari tahun 9500 SM[1] dan terletak di situs permukiman pra-tembikar neolitik A di lembah Sungai Jordan. Lumbung pertama terletak di antara bangunan lainnya. Akan tetapi sekitar tahun 8500 SM, lumbung dipindahkan ke dalam rumah, dan pada 7500 SM gudang penyimpanan pangan menempati ruang khusus.[1] Lumbung tertua ini berukuran 3 x 3 m dari bagian luar dan memiliki kaki penunjang yang melindungi biji-bijian dari tikus atau serangga, serta memberikan sirkulasi udara.[1]

Lumbung seperti ini kemudian disusul oleh lumbung di situs Mehrgarh di lembah Sungai Indus dari tahun 6000 SM. Bangsa Mesir Kuno kemudian mempraktikan penyimpanan biji-bijian untuk menghadapi masa paceklik. Karena iklim Mesir yang kering, biji-bijian dapat disimpan dalam lubang dalam waktu lama tanpa kerusakan berarti. Lubang silo, adalah cara penyimpanan biji-bijian yang lazim dilakukan di Timur Tengah. Di Turki dan Persia, pengguna biasanya membeli gandum atau jelai ketika masa panen dan harganya murah, kemudian minyimpannya di lubang tersembunyi untuk persiapan pada masa kekeringan atau paceklik. Di Malta sejumlah besar gandum disimpan dalam ratusan lubang silo yang dipahat di batu. Satu lubang silo ini dapat menampung 60 hingga 80 ton gandum, yang dengan pernagaan yang baik dapat bertahan hingga empat tahun.

Asia Timur

[sunting | sunting sumber]

Lumbung sederhana yang ditunjang empat atau lebih kaki ditemukan dalam kebudayaan Yangshao di China dan pada masa bercocok tanam intensif di Semenanjung Korea pada periode tembikar Mumun (sekitar 1000 SM), juga ditemukan di Kepulauan Jepang pada masa akhir Jōmon atau awal periode Yayoi (sekitar 800 SM). Dari temuan purbakala di Asia Timur Laut, bangunan lumbung biasanya ditemukan juga dengan bangunan berbentuk rumah panggung yang berfungsi sebagai tempat tinggal, semua jenis bangunan ini disebut In 'bangunan berlantai terangkat'.

Dalam arsitektur vernakular Indonesia lumbung bisanya terbuat dari bahan kayu atau bambu. Lumbung tradisional Indonesia dibangun di atas empat atau lebih kaki yang menunjang bangunan lumbung agar aman dari gangguan tikus, serangga, atau binatang lainnya. Contoh dari lumbung tradisional Indonesia adalah leuit Sunda dan rangkiang Minang.

Lihat juga

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c DOI:10.1073/pnas.0812764106
    Rujukan ini akan diselesaikan secara otomatis dalam beberapa menit. Anda dapat melewati antrian atau membuat secara manual