Lompat ke isi

Akar binasa: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Adi.akbartauhidin (bicara | kontrib)
+
Mitgatvm Bot (bicara | kontrib)
k top: tanpa takson -> klad + clean up
 
(29 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{taxobox
{{Taxobox
| color = {{tc2|tumbuhan}}
|name = Akar binasa
|name = Akar binasa
|image = Plumbago rosea01.jpg
|image = Plumbago rosea01.jpg
|image_caption = ''Plumbago indica''
|image_caption = ''Plumbago indica''
|regnum = [[Plantae]]
|regnum = [[Plantae]]
{{kladtb|[[Tumbuhan berpembuluh|Tracheophyta]]}}
|unranked_divisio = [[Angiosperms]]
{{kladtb|[[Tumbuhan berbunga|Angiospermae]]}}
|unranked_classis = [[Eudicots]]
{{kladtb|[[Eudikotil]]}}
|unranked_ordo = [[Core eudicots]]
{{kladtb|[[Eudikotil|Eudikotil inti]]}}
|ordo = [[Caryophyllales]]
|ordo = [[Caryophyllales]]
|familia = [[Plumbaginaceae]]
|familia = [[Plumbaginaceae]]
Baris 16: Baris 18:
* ''Plumbago rosea'' <small>L.</small>
* ''Plumbago rosea'' <small>L.</small>
|}}
|}}
'''Akar binasa''' (''Plumbago indica'') adalah [[spesies]] dari [[tumbuhan berbunga]] dalam [[familia]] Plumbaginaceae, yang berasal dari [[Asia Tenggara]]. Ia dikenal dengan sebutan '''ceraka merah''' dan '''mehulatu'''. Sebagai obat luar, akar binasa sedikit lebih aman daripada [[daun encok]], walaupun kedua tumbuhan ini mengandung zat beracun yang sama, plumbagon dan plumbagin. Lebih jauh, tumbuhan ini dapat digunakan untuk antelmintik untuk [[kuda]].
'''Akar binasa''' (''Plumbago indica'') adalah [[spesies]] dari [[tumbuhan berbunga]] dalam [[famili (biologi)|famili]] Plumbaginaceae, yang berasal dari [[Asia Tenggara]]. Ia dikenal dengan sebutan '''ceraka merah''' dan '''mehulatu'''. Sebagai obat luar, akar binasa lebih kuat racunnya daripada [[daun encok]], walaupun kedua tumbuhan ini mengandung zat beracun yang sama, plumbagon dan plumbagin. Lebih jauh, tumbuhan ini dapat digunakan untuk antelmintik untuk [[kuda]].


== Deskripsi ==
== Deskripsi ==
Akar binasa adalah tumbuhan perenial,{{sfn|Dharma|1987|pp=18-19}} juga semak belukar{{sfn|AgroMedia Pustaka|2008|pp=6-7}} dengan tinggi 0,6-1,5 [[meter|m]]. Perakaran membuat pembengkakan. [[Batang]]nya tegak, seringkali memanjat ataupun menjajak; dengan batang yang tumbuh dari tanah.<ref name=globin>{{cite web |date= |title=Plumbago rosea |publisher=GLOB in MED |url=http://www.globinmed.com/index.php?option=com_content&view=article&id=85622:plumbago-rosea.. |accessdate=17 January 2013}}</ref> Kemudian, [[daun]]nya berselang-seling, tunggal, dan tangkainya pendek. Helaian daunnya ini berbentuk bulat telur lancip, agak bulat telur elips dengan ukuran 5-15 cm X 2-8 cm. [[Bunga]]nya berwarna merah, dengan jumlah kelopak bunga 5. Perbungaannya uniseksual dengan ukuran tangkai 0,1 [[milimeter|mm]]. Kelopaknya selembut [[bulu]], dan mirip telinga dengan panjang 2,5-4,5 cm.<ref name=globin/> [[Perbungaan]]nya rasemat, dan batang akarnya harum. Ia berbunga sepanjang tahun dan tidak didapati tumbuhan ini berbuah.{{sfn|Gurib-Fakim & Schmelzer|2008|pp=473-475}} Namun, memegangnya dapat menyebabkan rasa tergigit dan tidak enak. Kulit akarnya dapat menyebabkan lepuh dan dapat digunakan untuk mengatasi [[lalat spanyol]].{{sfn|Dharma|1987|pp=18-19}}
Akar binasa adalah tumbuhan perenial,{{sfn|Dharma|1987|pp=18-19}} juga semak belukar{{sfn|AgroMedia Pustaka|2008|pp=6-7}} dengan tinggi 0,6-1,5 [[meter|m]]. Perakaran membuat pembengkakan. [[Batang]]nya tegak, sering kali memanjat ataupun menjajak; dengan batang yang tumbuh dari tanah.<ref name=globin>{{cite web |date= |title=Plumbago rosea |publisher=GLOB in MED |url=http://www.globinmed.com/index.php?option=com_content&view=article&id=85622:plumbago-rosea.. |accessdate=17 January 2013}}</ref> Kemudian, [[daun]]nya berselang-seling, tunggal, dan tangkainya pendek. Helaian daunnya ini berbentuk bulat telur lancip, agak bulat telur elips dengan ukuran 5–15&nbsp;cm X 2–8&nbsp;cm. [[Bunga]]nya berwarna merah, dengan jumlah kelopak bunga 5. Perbungaannya uniseksual dengan ukuran tangkai 0,1 [[milimeter|mm]]. Kelopaknya selembut [[bulu]], dan mirip telinga dengan panjang 2,5-4,5&nbsp;cm.<ref name=globin/> [[Perbungaan]]nya rasemat, dan batang akarnya harum. Ia berbunga sepanjang tahun dan tidak didapati tumbuhan ini berbuah.{{sfn|Gurib-Fakim & Schmelzer|2008|pp=473-475}} Namun, memegangnya dapat menyebabkan rasa tergigit dan tidak enak. Kulit akarnya dapat menyebabkan lepuh dan dapat digunakan untuk mengatasi [[lalat spanyol]].{{sfn|Dharma|1987|pp=18-19}}


[[Berkas:Plumbago zeylanica1MTFL.jpg|jmpl|ka|175px|Daun encok berbunga warna putih, sementara akar binasa berwarna merah]]
Untuk membedakan akar binasa dan [[daun encok]], terdapat pada bunganya. Sementara akar binasa bunganya berwarna merah, maka daun encok bunganya berwarna putih.{{sfn|Dharma|1987|pp=18-19}}
Untuk membedakan akar binasa dan [[daun encok]], terdapat pada bunganya. Sementara akar binasa bunganya berwarna merah, maka daun encok bunganya berwarna putih.{{sfn|Dharma|1987|pp=18-19}}


Baris 26: Baris 29:
Ia tersebar dari [[Afrika]] menuju [[India]], [[Indo-China]], dan [[Asia Tenggara]]. Di [[Indonesia]], tumbuhan ini dibudidayakan di daerah [[Lampung]], kadang tumbuhan ini liar{{sfn|Dharma|1987|pp=18-19}}. Di India ke Asia Tenggara, malah tumbuhan tersebut dibudidayakan. Ia juga dibudidayakan sebagai tanaman hias di seluruh wilayah beriklim tropis, yakni di rumah hijau. Di [[Afrika]], tumbuhan ini dibudidayakan dalam jumlah besar di [[Kenya]], [[Tanzania]], [[Zimbabwe]], [[Mozambik]], dan [[Madagaskar]] oleh imigran India.{{sfn|Gurib-Fakim & Schmelzer|2008|pp=473-475}}
Ia tersebar dari [[Afrika]] menuju [[India]], [[Indo-China]], dan [[Asia Tenggara]]. Di [[Indonesia]], tumbuhan ini dibudidayakan di daerah [[Lampung]], kadang tumbuhan ini liar{{sfn|Dharma|1987|pp=18-19}}. Di India ke Asia Tenggara, malah tumbuhan tersebut dibudidayakan. Ia juga dibudidayakan sebagai tanaman hias di seluruh wilayah beriklim tropis, yakni di rumah hijau. Di [[Afrika]], tumbuhan ini dibudidayakan dalam jumlah besar di [[Kenya]], [[Tanzania]], [[Zimbabwe]], [[Mozambik]], dan [[Madagaskar]] oleh imigran India.{{sfn|Gurib-Fakim & Schmelzer|2008|pp=473-475}}


Akar binasa dapat tumbuh subur pada suhu 25-35° [[C]]. Tumbuhan ini menyukai tanah dengan pengairan yang baik, lembab, dan banyak dan dengan pH tanah 5,5-6. Apabila pH tanah dibawah 5 dan di atas 7, maka tumbuhan akan menjadi kerdil. Tumbuhan ini akan menjadi liar apabila tumbuh di bekas wilayah antropogenik dan tanah pertanian yang ditinggalkan.{{sfn|Gurib-Fakim & Schmelzer|2008|pp=473-475}} Ia juga dapat didapati di padang [[alang-alang]], semak belukar, dan hutan kecil hingga pada ketinggian 1-1.000 [[mdpl]].{{sfn|AgroMedia Pustaka|2008|pp=6-7}}
Akar binasa dapat tumbuh subur pada suhu 25-35° [[C]]. Tumbuhan ini menyukai tanah dengan pengairan yang baik, lembap, dan banyak dan dengan pH tanah 5,5-6. Apabila pH tanah dibawah 5 dan di atas 7, maka tumbuhan akan menjadi kerdil. Tumbuhan ini akan menjadi liar apabila tumbuh di bekas wilayah antropogenik dan tanah pertanian yang ditinggalkan.{{sfn|Gurib-Fakim & Schmelzer|2008|pp=473-475}} Ia juga dapat didapati di padang [[alang-alang]], semak belukar, dan hutan kecil hingga pada ketinggian 1-1.000 [[mdpl]].{{sfn|AgroMedia Pustaka|2008|pp=6-7}}


== Kemampuan dan manfaat ==
== Kemampuan dan manfaat ==
Tumbuhan ini mengandung suatu zat yang menyebabkan lepuh, yaitu plumbagin dan plumbagon. Tumbuhan ini dijamin melepuhkan kulit, sekalipun untuk pemakaian luar, dan untuk abrotivum dan berbahaya.{{sfn|Dharma|1987|pp=18-19}} Plumbagin dapat ditemui pada akarnya. Adapun, zat lain yang diisolasi dari tumbuhan ini adalah 6-hidroksiplumbagin, plumbaginol, leukodelfinidin, dan steroid. Plumbagin memiliki aktivitas farmakologi, seperti antimikroba, antikanker, kardiotonik, dan antifertilitas.{{sfn|Gurib-Fakim & Schmelzer|2008|pp=473-475}} Plumbagin tersebut dapat ditingkatkan jumlahnya melalui (NH<sup>4</sup>)<sup>2</sup>SO<sup>4</sup>, namun tidak merusak jaringan akar pada tumbuhan.{{sfn|Panichayupakaranant & Tewrakul|2002|pp=229-230}} Selain itu, dapat juga menggunakan manipulasi medium dan Adapun menurut penelitian, jaringan akar dari tumbuhan ini menghasilkan lebih banyak konsentrasi plumbagin ketimbang ''Drosera capensis'' dan ''D. natalensis'' dalam pembudidayaan ''in vitro''. Berat kering terbesar ditemukan adalah 0.86 ± 0.186%, dan yang terkecil adalah 1.16 ± 0.020% dan 0.032 ± 0.026%, secara berurutan.{{sfn|Panichayupakaranant & Tewrakul|2002|pp=229-230}}
Tumbuhan ini mengandung suatu zat yang menyebabkan lepuh, yaitu plumbagin dan plumbagon. Tumbuhan ini dijamin melepuhkan kulit, sekalipun untuk pemakaian luar, dan untuk abrotivum dan berbahaya.{{sfn|Dharma|1987|pp=18-19}} Plumbagin dapat ditemui pada akarnya. Adapun, zat lain yang diisolasi dari tumbuhan ini adalah 6-hidroksiplumbagin, plumbaginol, leukodelfinidin, dan steroid. Plumbagin memiliki aktivitas farmakologi, seperti antimikroba, antikanker yang rendah, kardiotonik, dan antifertilitas.{{sfn|Gurib-Fakim & Schmelzer|2008|pp=473-475}} Zat antifertilitas ini ditemukan di daun akar binasa setelah menggunakan ekstrak [[aseton]], dan [[etanol]].<ref name=globin/> Plumbagin tersebut dapat ditingkatkan jumlahnya melalui (NH<sup>4</sup>)<sup>2</sup>SO<sup>4</sup>, tetapi tidak merusak jaringan akar pada tumbuhan.{{sfn|Panichayupakaranant & Tewrakul|2002|pp=229-230}} Selain itu, dapat juga menggunakan manipulasi medium dan Adapun menurut penelitian, jaringan akar dari tumbuhan ini menghasilkan lebih banyak konsentrasi plumbagin ketimbang ''Drosera capensis'' dan ''D. natalensis'' dalam pembudidayaan ''in vitro''. Berat kering terbesar ditemukan adalah 0.86 ± 0.186%, dan yang terkecil adalah 1.16 ± 0.020% dan 0.032 ± 0.026%, secara berurutan.{{sfn|Panichayupakaranant & Tewrakul|2002|pp=229-230}}


Di [[Indonesia]], tumbuhan ini dijadikan antelmintik untuk [[kuda]]. Tapal tumbuhan ini yang dicampur dengan [[minyak kelapa]], dapat digunakan sebagai obat luar untuk mengobati [[rematik]] dan [[sakit kepala]]. Ada kemungkinan tumbuhan ini sedikit lebih aman ketimbang daun encok.{{sfn|Dharma|1987|pp=18-19}}
Di [[Indonesia]], tumbuhan ini dijadikan antelmintik untuk [[kuda]]. Tapal tumbuhan ini yang dicampur dengan [[minyak kelapa]], dapat digunakan sebagai obat luar untuk mengobati [[reumatik]] dan [[sakit kepala]]. Ada kemungkinan tumbuhan ini sedikit lebih aman ketimbang daun encok.{{sfn|Dharma|1987|pp=18-19}} Namun, oleh [[Suku Santal]] di [[Bengal Barat]], akar binasa dipersiapkan untuk menginduksi aborsi untuk kehamilan selama 3 bulan.{{sfn|Mitra & Mukherjee|2009|p=169}} Kemampuan diuretik ini digunakan untuk mengobati asites dan [[kaki gajah]].<ref name=globin/>

Pada dosis kecil, tumbuhan ini menstimulan sistem saraf pusat. Adapun, dosis besar dapat menyebabkan kematian karena gagal pernafasan dan kelumpuhan.{{sfn|Gurib-Fakim & Schmelzer|2008|pp=473-475}} Plumbagin menunjukkan anti-implantasi dan abortivum pada [[tikus]]. Karena berbahaya, penggunaan tumbuhan ini merupakan praktik yang berbahaya. Tes ''in-vitro'' menunjukkan akar binasa satu/lebih anti-mutagen. Pada dosis kecil, plumbagin efektif melawan karsinoma asites Ehrlich pada tikus. Ekstrak [[etanol]] aktif melawan [[virus]] [[herpes]] simpleks tipe-1 (HSV-1).{{sfn|Gurib-Fakim & Schmelzer|2008|pp=473-475}} LD50 dalam 24 jam pada tikus ditemukan 239.88&nbsp;mg/kg secara intraperitonal dan 1148.15&nbsp;mg/kg secara oral.<ref name=globin/>

== Lihat pula ==
* [[Daun encok]]


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 39: Baris 47:
{{refbegin|2}}
{{refbegin|2}}
* {{cite book
* {{cite book
|first1=Tim Redaksi
|first1=Tim Redaksi
|last1=AgroMedia Pustaka
|last1=AgroMedia Pustaka
|first2=Prapti
|first2=Prapti
|last2=Utami
|last2=Utami
|year=2008
|year=2008
|url=http://books.google.co.id/books?id=iO0ldwKoXvQC
|url=http://books.google.co.id/books?id=iO0ldwKoXvQC
|title=Buku Pintar Tanaman Obat:431 Tanaman Penggempur Aneka Penyakit
|title=Buku Pintar Tanaman Obat:431 Tanaman Penggempur Aneka Penyakit
|publisher=AgroMedia
|publisher=AgroMedia
|location=[[Tangerang]]
|location=[[Tangerang]]
|ref=harv
|ref=harv
|isbn=979-006-194-3
|isbn=979-006-194-3
}}
}}
* {{cite book
* {{cite book
|first=A.P.
|first=A.P.
|last=Dharma
|last=Dharma
|title=Indonesian Medicinal Plants
|title=Indonesian Medicinal Plants
|trans_title=Tanaman-Tanaman Obat Indonesia
|trans_title=Tanaman-Tanaman Obat Indonesia
|language=Inggris
|language=Inggris
|year=1987
|year=1987
|publisher=[[Balai Pustaka]]
|publisher=[[Balai Pustaka]]
|location=Jakarta
|location=Jakarta
|isbn=979-407-032-7
|isbn=979-407-032-7
|ref=harv
|ref=harv
}}
}}
* {{cite book
* {{cite book
|editor=Gurib-Fakim, A.; Schmelzer; G.H.
|editor=Gurib-Fakim, A.; Schmelzer; G.H.
|title=Plants Resource of Tropical Africa:Medicinal Plants
|title=Plants Resource of Tropical Africa:Medicinal Plants
|trans_title=Sumber Tumbuhan Afrika Tropis:Tumbuhan Obat
|trans_title=Sumber Tumbuhan Afrika Tropis:Tumbuhan Obat
|language=Inggris
|language=Inggris
|volume=11
|volume=11
|issue=1
|episode=1
|year=2008
|year=2008
|url=http://books.google.co.id/books?id=7FJqgQ3_tnUC
|url=http://books.google.co.id/books?id=7FJqgQ3_tnUC
|publisher=PROTA
|publisher=PROTA
|location=[[Wagenigen]]
|location=[[Wagenigen]]
|isbn=978-90-5782-204-9
|isbn=978-90-5782-204-9
|ref=harv
|ref=harv
}}
}}
* {{cite journal
|title=Some abrtifacient plants used by the tribal people of West Bengal
|first1=S.
|last1=Mitra
|first2=Sobhan Kr.
|last2=Mukherjee
|volume=8
|issue=2
|pages=167-171
|year=2009
|journal=Natural Product Radiance
|url=http://nopr.niscair.res.in/bitstream/123456789/4039/1/NPR%208%282%29%20167-171.pdf
}}
* {{cite journal
* {{cite journal
|title=Plumbagin production by root cultures of ''Plumbago rosea''
|title=Plumbagin production by root cultures of ''Plumbago rosea''
Baris 93: Baris 114:
{{refend}}
{{refend}}


{{Taxonbar|from=Q3025990}}
{{tumbuhan-stub}}


[[Kategori:Flora India]]
[[Kategori:Flora India]]
Baris 99: Baris 120:
[[Kategori:Tumbuhan beracun]]
[[Kategori:Tumbuhan beracun]]
[[Kategori:Tumbuhan obat]]
[[Kategori:Tumbuhan obat]]
[[Kategori:Plumbago]]


{{Tumbuhan-stub}}

Revisi terkini sejak 29 Juni 2024 13.11

Akar binasa
Plumbago indica
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Klad: Tracheophyta
Klad: Angiospermae
Klad: Eudikotil
Klad: Eudikotil inti
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
P. indica
Nama binomial
Plumbago indica
Sinonim
  • Plumbago rosea L.

Akar binasa (Plumbago indica) adalah spesies dari tumbuhan berbunga dalam famili Plumbaginaceae, yang berasal dari Asia Tenggara. Ia dikenal dengan sebutan ceraka merah dan mehulatu. Sebagai obat luar, akar binasa lebih kuat racunnya daripada daun encok, walaupun kedua tumbuhan ini mengandung zat beracun yang sama, plumbagon dan plumbagin. Lebih jauh, tumbuhan ini dapat digunakan untuk antelmintik untuk kuda.

Deskripsi

[sunting | sunting sumber]

Akar binasa adalah tumbuhan perenial,[1] juga semak belukar[2] dengan tinggi 0,6-1,5 m. Perakaran membuat pembengkakan. Batangnya tegak, sering kali memanjat ataupun menjajak; dengan batang yang tumbuh dari tanah.[3] Kemudian, daunnya berselang-seling, tunggal, dan tangkainya pendek. Helaian daunnya ini berbentuk bulat telur lancip, agak bulat telur elips dengan ukuran 5–15 cm X 2–8 cm. Bunganya berwarna merah, dengan jumlah kelopak bunga 5. Perbungaannya uniseksual dengan ukuran tangkai 0,1 mm. Kelopaknya selembut bulu, dan mirip telinga dengan panjang 2,5-4,5 cm.[3] Perbungaannya rasemat, dan batang akarnya harum. Ia berbunga sepanjang tahun dan tidak didapati tumbuhan ini berbuah.[4] Namun, memegangnya dapat menyebabkan rasa tergigit dan tidak enak. Kulit akarnya dapat menyebabkan lepuh dan dapat digunakan untuk mengatasi lalat spanyol.[1]

Daun encok berbunga warna putih, sementara akar binasa berwarna merah

Untuk membedakan akar binasa dan daun encok, terdapat pada bunganya. Sementara akar binasa bunganya berwarna merah, maka daun encok bunganya berwarna putih.[1]

Persebaran dan habitat

[sunting | sunting sumber]

Ia tersebar dari Afrika menuju India, Indo-China, dan Asia Tenggara. Di Indonesia, tumbuhan ini dibudidayakan di daerah Lampung, kadang tumbuhan ini liar[1]. Di India ke Asia Tenggara, malah tumbuhan tersebut dibudidayakan. Ia juga dibudidayakan sebagai tanaman hias di seluruh wilayah beriklim tropis, yakni di rumah hijau. Di Afrika, tumbuhan ini dibudidayakan dalam jumlah besar di Kenya, Tanzania, Zimbabwe, Mozambik, dan Madagaskar oleh imigran India.[4]

Akar binasa dapat tumbuh subur pada suhu 25-35° C. Tumbuhan ini menyukai tanah dengan pengairan yang baik, lembap, dan banyak dan dengan pH tanah 5,5-6. Apabila pH tanah dibawah 5 dan di atas 7, maka tumbuhan akan menjadi kerdil. Tumbuhan ini akan menjadi liar apabila tumbuh di bekas wilayah antropogenik dan tanah pertanian yang ditinggalkan.[4] Ia juga dapat didapati di padang alang-alang, semak belukar, dan hutan kecil hingga pada ketinggian 1-1.000 mdpl.[2]

Kemampuan dan manfaat

[sunting | sunting sumber]

Tumbuhan ini mengandung suatu zat yang menyebabkan lepuh, yaitu plumbagin dan plumbagon. Tumbuhan ini dijamin melepuhkan kulit, sekalipun untuk pemakaian luar, dan untuk abrotivum dan berbahaya.[1] Plumbagin dapat ditemui pada akarnya. Adapun, zat lain yang diisolasi dari tumbuhan ini adalah 6-hidroksiplumbagin, plumbaginol, leukodelfinidin, dan steroid. Plumbagin memiliki aktivitas farmakologi, seperti antimikroba, antikanker yang rendah, kardiotonik, dan antifertilitas.[4] Zat antifertilitas ini ditemukan di daun akar binasa setelah menggunakan ekstrak aseton, dan etanol.[3] Plumbagin tersebut dapat ditingkatkan jumlahnya melalui (NH4)2SO4, tetapi tidak merusak jaringan akar pada tumbuhan.[5] Selain itu, dapat juga menggunakan manipulasi medium dan Adapun menurut penelitian, jaringan akar dari tumbuhan ini menghasilkan lebih banyak konsentrasi plumbagin ketimbang Drosera capensis dan D. natalensis dalam pembudidayaan in vitro. Berat kering terbesar ditemukan adalah 0.86 ± 0.186%, dan yang terkecil adalah 1.16 ± 0.020% dan 0.032 ± 0.026%, secara berurutan.[5]

Di Indonesia, tumbuhan ini dijadikan antelmintik untuk kuda. Tapal tumbuhan ini yang dicampur dengan minyak kelapa, dapat digunakan sebagai obat luar untuk mengobati reumatik dan sakit kepala. Ada kemungkinan tumbuhan ini sedikit lebih aman ketimbang daun encok.[1] Namun, oleh Suku Santal di Bengal Barat, akar binasa dipersiapkan untuk menginduksi aborsi untuk kehamilan selama 3 bulan.[6] Kemampuan diuretik ini digunakan untuk mengobati asites dan kaki gajah.[3]

Pada dosis kecil, tumbuhan ini menstimulan sistem saraf pusat. Adapun, dosis besar dapat menyebabkan kematian karena gagal pernafasan dan kelumpuhan.[4] Plumbagin menunjukkan anti-implantasi dan abortivum pada tikus. Karena berbahaya, penggunaan tumbuhan ini merupakan praktik yang berbahaya. Tes in-vitro menunjukkan akar binasa satu/lebih anti-mutagen. Pada dosis kecil, plumbagin efektif melawan karsinoma asites Ehrlich pada tikus. Ekstrak etanol aktif melawan virus herpes simpleks tipe-1 (HSV-1).[4] LD50 dalam 24 jam pada tikus ditemukan 239.88 mg/kg secara intraperitonal dan 1148.15 mg/kg secara oral.[3]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e f Dharma 1987, hlm. 18-19.
  2. ^ a b AgroMedia Pustaka 2008, hlm. 6-7.
  3. ^ a b c d e "Plumbago rosea". GLOB in MED. Diakses tanggal 17 January 2013. 
  4. ^ a b c d e f Gurib-Fakim & Schmelzer 2008, hlm. 473-475.
  5. ^ a b Panichayupakaranant & Tewrakul 2002, hlm. 229-230.
  6. ^ Mitra & Mukherjee 2009, hlm. 169.
Bibliografi