Lompat ke isi

Zarathustra: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Toonyf (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
NikolasKHF (bicara | kontrib)
Image suggestions feature: 1 image added.
 
(32 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Short description|Pendiri Zoroastrianisme}} {{Bukan|Roronoa Zoro}}
{{Infobox person
{{Infobox saint
|name = Zoroaster<br><small>Zaraϑuštra Spitāma</small>
|name=Zoroaster<br/><small>{{lang|ae|{{script|Avst|𐬰𐬀𐬭𐬀𐬚𐬎𐬱𐬙𐬭𐬀}}}}</small><br/><small>''Zaraθuštra''</small>
|image =
|venerated_in=[[Zoroastrianisme]]<br/>[[Manikheisme|Menikhenisme]]<br/>[[Baháʼí|Baha'i]]<br/>[[Mithraisme]]<br/>[[Ahmadiyyah|Ahmadiyah<br />]]
|caption = By the third century, Zoroastrianism and Zoroaster's ideas had spread throughout the Middle East. Zoroaster with bull-head mace, the varza (Middle Persian, gurz) pointing to the sky.
|image=Zartosht 30salegee.jpg
|known_for = Penemu dari Zoroastrianisme
|caption=Persepsi [[Zoroastrianisme|Zoroastrian]] [[India]] mengenai sosok Zoroaster, diadaptasi dari sebuah patung yang dipahat pada abad ke-4 yang ditemukan di Taq-e Bostan, [[Iran]] Barat Daya. Yang asli sekarang diyakini sebagai representasi dari [[Mithra]] atau Hvare-khshaeta.{{sfn|Stausberg|2002|loc=vol. I, pp. 58–59}}
|honorific = Ashu or Asho ''(i.e. Ashu Zarathushtra)''
}}
|spouse = Hvōvi ''(traditional)''
|children = Freni, Pourucista, Triti;<br/>Isat Vastar, Uruvat-Nara, Hvare Ciϑra ''(traditional)''
|parents = Pourušaspa Spitāma, Dughdova ''(traditional)''}}
{{Zoroastrianisme}}


'''Zoroaster''',<ref group="note">(Bahasa Yunani: Greek: Ζωροάστρης, Zōroastrēs)</ref> juga dikenal sebagai '''Zarathustra''',<ref group="note">(Bahasa Avesta: 𐬰𐬀𐬭𐬀𐬚𐬎𐬱𐬙𐬭𐬀}}, Zaraθuštra)</ref> '''Zarathushtra Spitama''' atau '''Ashu Zarathushtra'''<ref group="note">(Bahasa Persia Modern: زرتشت, Zartosht)</ref> adalah seorang [[Nabi]] dari [[Persia]] (pemimpin spiritual) yang mendirikan apa yang sekarang dikenal sebagai [[Zoroastrianisme]]. Ajaran-ajarannya mempertanyakan tradisi-tradisi agama [[Indo-Iran]] yang ada dan meresmikan sebuah gerakan yang akhirnya menjadi [[agama]] dominan di Persia Kuno. Ia berbahasa ibu [[Bahasa Avesta|Avesta Tua]], dan tinggal di bagian timur [[Dataran Tinggi Iran]], namun tempat kelahirannya tidak diketahui secara pasti.<ref name="West Birthplace-Surname">{{harvnb|West|2010|p=4}}</ref>{{Sfn|Boyce|1996|pp=3–4}}
'''Zarathustra''' ([[bahasa Parsi|Parsi Modern]]: <big><big>زرتشت</big></big> (''Zartosht''),[[bahasa Kurdi|Kurdi]]: ''Zerdeşt'', [[bahasa Gujarati|Gujarati]]: જરતોશ્ત, [[bahasa Yunani|Yunani]]: Ζωροάστρης, (''Zoroastres''), dan [[Bahasa Latin|Latin]]: ''Zoroaster'') adalah nabi dan pendiri dari [[Zoroastrianisme]]<ref name="Agama">{{id}}Keene, Michael. 2010. Agama-agama Dunia. Yogyakarta: Kanisius</ref> yang dianut oleh bangsa [[Persia]]. Meskipun ia sering disebut sebagai seorang [[Persia]] (Kini disebut [[Iran]]), belum ditemukan tempat kelahirannya secara pasti. Diperkirakan bahwa ia lahir di bagian timur Dataran Tinggi Iran. Zarathustra diperkirakan hidup sekitar 1100-550 SM.<ref name="Encyclopaedia">{{en}}Fisher, Mary Pat.1997.Living Religions.London: I. B. Tauris and Co Ltd</ref>. Ada juga yang mengatakan dia hidup sekitar 1200-600 SM.<ref name="Agama">{{id}}</ref>

Tidak ada [[konsensus ilmiah]] tentang kapan dirinya hidup.<ref name="WestDate13">{{harvnb|West|2013|pp=89–109}}</ref> Sejumlah peneliti, menggunakan bukti linguistik dan sosial-budaya, mengajukan waktu kehidupannya pada sekitar [[milenium]] ke-2 [[SM]]. Peneliti-peneliti lain memperkirakan dia hidup pada abad ke-7 dan ke-6 SM sebagai sosok yang hampir sezaman dengan [[Koresh Agung]] dan [[Darius I dari Persia|Darius I]].<ref>{{Cite web|title=Zarathustra|url=https://www.worldhistory.org/zoroaster/|website=[[World History Encyclopedia]]|access-date=2020-03-29}}</ref><ref name="Boyce Background96">{{harvnb|Boyce|1996|p=3}}</ref><ref name="West Dating">{{harvnb|West|2010|pp=4–8}}</ref><ref name="auto1" /><ref name="Fischer Dating">{{harvnb|Fischer|2004|pp=58–59}}</ref><ref>{{citation|first1=Candice|last1=Goucher|first2=Linda|last2=Walton|title=World History: Journeys from Past to Present|url=https://books.google.com/books?id=Os-g5vLFfBcC|year=2013|publisher=Routledge|page=100|isbn=978-1-135-08828-6}}</ref> Zoroastrianisme kemudian menjadi agama resmi [[Persia Kuno]] dan cabang-cabangnya yang terpencar dari abad ke-6 SM hingga abad ke-7 M.<ref name="Boyce Intro">{{harvnb|Boyce|2001|pp=1–3}}</ref> Zoroaster diberi kredit sebagai penulis ''Gatha'' serta ''Yasna Haptanghaiti'', yaitu himne-himne yang disusun dalam [[dialek]] ibunya, [[Bahasa Avesta|Avesta Tua]], yang isinya terdiri atas inti pemikiran Zoroastrian. Sebagian besar kehidupannya diketahui dari teks-teks ini.<ref name="West Birthplace-Surname2" /> Dengan standar [[historiografi]] modern, tidak terdapat bukti yang bisa memastikan kapan dirinya hidup, dan historisasi mengenai dirinya kemungkinan adalah sebuah bagian dari trend yang cukup marak pada sebelum abad ke-10 M, dimana banyak terdapat cerita-cerita [[mitos]] maupun [[legenda]] yang dijadikan sejarah nyata.{{Sfn|Stausberg|Vevaina|Tessmann|2015|pp=60–61}}


== Arti nama ==
== Arti nama ==
[[Berkas:Faravahar.svg|thumb|left|[[Faravahar]] (atau Farohar)|left]]
[[Berkas:Faravahar.svg|jmpl|kiri|[[Faravahar]] (atau Farohar)|kiri]]
Nama Zarathustra atau dieja sebagai ''Zaraθ-uštra'' dalam [[bahasa Avesta]], kemungkinan besar merupakan sebuah kata majemuk ''[[bahuvrihi]]'' dan terdiri dari kata ''zarəta-'' "lemah, tua" dan ''uštra'' "[[unta]]".<ref name="Religious">{{en}}</ref> Jadi dapat dikatakan bahwa Zarathustra itu: "Ia yang memiliki unta-unta tua".<ref name="Religious">{{en}}</ref> Namun, kata pertama kadang-kadang juga diartikan sebagai "kuning" atau "emas" (sesuai [[bahasa Parsi]] modern ''zærd'') sehingga artinya menjadi "Ia yang memiliki unta berwarna keemasan".<ref name="Religious">{{en}}</ref> Ahura Mazda sendiri secara etimologis berarti: ''Ahura'' (Tuhan) dan ''Mazda'' (kebijaksanaan).<ref name="Religious">{{en}}</ref>
Nama Zarathustra atau dieja sebagai ''Zaraθ-uštra'' dalam [[bahasa Avesta]], kemungkinan besar merupakan sebuah kata majemuk ''[[bahuvrihi]]'' dan terdiri dari kata ''zarəta-'' "lemah, tua" dan ''uštra'' "[[unta]]".<ref name="Religious">{{en}} Fisher, Mary Pat.1997.Living Religions.London: I. B. Tauris and Co Ltd</ref> Jadi dapat dikatakan bahwa Zarathustra itu: "Ia yang memiliki unta-unta tua".<ref name="Religious"/> Namun, kata pertama kadang-kadang juga diartikan sebagai "kuning" atau "emas" (sesuai [[bahasa Parsi]] modern ''zærd'') sehingga artinya menjadi "Ia yang memiliki unta berwarna keemasan".<ref name="Religious"/> Ahura Mazda sendiri secara etimologis berarti: ''Ahura'' (Tuhan) dan ''Mazda'' (kebijaksanaan).<ref name="Religious"/>


== Latar Belakang ==
== Latar Belakang ==
Sebelum Zarathustra lahir, agama yang ada di [[Iran]] ([[Persia]]) bersumber pada macam-macam ajaran, seperti [[politeisme]], [[paganisme]], dan [[animisme]].<ref name="Arifin">{{id}}H.M Arifin. 1986. ''Menguak Misteri Ajaran Agama-agama Besar''. Golden Trayon. Hlm. 18, 20-24.</ref> Zarathustra yang merasa tidak puas dengan ajaran-ajaran yang berkembang di [[Iran]] pada waktu itu berusaha membawa pembaruan.<ref name="Arifin"/> Zarathustra dikenal sebagai [[nabi]] yang mempunyai karunia untuk menyembuhkan dan melakukan berbagai mujizat.<ref name="Religious">{{en}}Dowling, Elizabeth M. dan W. George Scarlett.2006.Encyclopedia of Religious and Spiritual Development.London: SAGE Publications</ref>


[[Berkas:Zoroaster 1.jpg|jmpl|Thumb|150 px|Zarathustra mendapatkan penglihatan]]
Zarathustra berusaha memperbaiki sistem kepercayaan dan cara penyembahan kepada dewa-dewa yang berkembang di [[Persia]].<ref name="Arifin"/> Pada umur 30 tahun, Zarathustra mendapatkan sebuah penglihatan.<ref name="Encyclopaedia">{{en}}</ref> Menurut [[legenda]], ia melihat cahaya besar yang kemudian membawanya masuk dalam hadirat [[Ahura Mazda]], Sang Terang.<ref name="Encyclopaedia">{{en}}</ref> Sejak perjumpaannya itu Zarathustra menjadi semakin giat menyebarkan ajaran yang mengajarkan bahwa segala sesuatu yang baik berasal dari Ahura Mazda.<ref name="Encyclopaedia">{{en}}</ref>
Sebelum Zarathustra lahir, agama yang ada di [[Iran]] ([[Persia]]) bersumber pada macam-macam ajaran, seperti [[politeisme]], [[paganisme]], dan [[animisme]].<ref name="Arifin">{{id}}H.M Arifin. 1986. ''Menguak Misteri Ajaran Agama-agama Besar''. Golden Trayon. Hlm. 18, 20-24.</ref> Zarathustra yang merasa tidak puas dengan ajaran-ajaran yang berkembang di [[Iran]] pada waktu itu berusaha membawa pembaruan.<ref name="Arifin"/> Zarathustra dikenal sebagai [[nabi]] yang mempunyai karunia untuk menyembuhkan dan melakukan berbagai mujizat.<ref name="Religious"/>

Zarathustra berusaha memperbaiki sistem kepercayaan dan cara penyembahan kepada dewa-dewa yang berkembang di [[Persia]].<ref name="Arifin"/> Pada umur 30 tahun, Zarathustra mendapatkan sebuah penglihatan.<ref name="Encyclopaedia">{{en}}</ref> Menurut [[legenda]], ia melihat cahaya besar yang kemudian membawanya masuk dalam hadirat [[Ahura Mazda]], Sang Terang.<ref name="Encyclopaedia">{{en}}</ref> Sejak perjumpaannya itu Zarathustra menjadi semakin giat menyebarkan ajaran yang mengajarkan bahwa segala sesuatu yang baik berasal dari Ahura Mazda.<ref name="Encyclopaedia">{{en}}</ref>


== Ajaran-ajaran ==
== Ajaran-ajaran ==
[[Berkas:Naqshe Rostam Darafsh Ordibehesht 93 (35).JPG|jmpl|Sebuah pahatan batu yang memperlihatkan Ahura Mazda]]

Dasar ajaran dari Zarathustra adalah [[monotheisme]], yaitu menyembah hanya satu Tuhan, [[Ahura Mazda]].<ref name="Arifin"/> [[Angra Mainyu]], yang merupakan Sang Kegelapan dan lawan dari Ahura Mazda, adalah pengingkaran Tuhan.<ref name="Dhavamony">{{id}}M.Dhavamony. 1995. ''Fenomenologi Agama''. Jogjakarta: Kanisius. Hlm. 124.</ref> Ajaran Zarthustra juga membenarkan adanya makhluk-makhluk suci yang bersifat pengasih yang membantu perjuangannya.<ref name="Arifin"/> Akan tetapi setelah Zarathustra meninggal, kepercayaan kepada makhluk-makhluk suci tersebut diubah menjadi konsepsi kedewataan yang dihubungkan dengan penciptaan alam, yang terdiri dari enam tingkat penciptaan benda-benda alam, yaitu:<ref name="Arifin"/>
Dasar ajaran dari Zarathustra adalah [[monotheisme]], yaitu menyembah hanya satu Tuhan, [[Ahura Mazda]].<ref name="Arifin"/> [[Angra Mainyu]], yang merupakan Sang Kegelapan dan lawan dari Ahura Mazda, adalah pengingkaran Tuhan.<ref name="Dhavamony">{{id}}M.Dhavamony. 1995. ''Fenomenologi Agama''. Jogjakarta: Kanisius. Hlm. 124.</ref> Ajaran Zarthustra juga membenarkan adanya makhluk-makhluk suci yang bersifat pengasih yang membantu perjuangannya.<ref name="Arifin"/>
* Asha Vahista sebagai dewa tata tertib dan kebenaran yang indah dan sering digambarkan sebagai dewa yang menguasai api;
* Vohu Manah sebagai dewa hati nurani baik (''God mind'') dan sering digambarkan sebagai sapi jantan;
* Keshatra Vairya sebagai dewa pencinta dan penguasa segala logam;
* Spenta Armaity sebagai dewa ibadah yang penuh kasih dan penguasa bumi dan tanah;
* Haurvatat adalah sebagai kebulatan dan kekuasaan serta penguasa air dan tumbuh-tumbuhan;
* Amertat, sama seperti Haurvatat, sebagai dewa kebulatan dan kekuasaan serta penguasa air dan tumbuh-tumbuhan.<ref name="Arifin"/>


Segala bentuk ajarannya dituangkan dalam sebuah kitab yang disebut Gathas dan Avesta.<ref name="Dictionary">{{en}}Leeming, David.2001.Asian Mythology.New York: Oxford University Press</ref>
Segala bentuk ajarannya dituangkan dalam sebuah kitab yang disebut Gathas dan Avesta.<ref name="Dictionary">{{en}}Leeming, David.2001.Asian Mythology.New York: Oxford University Press</ref>


==Kehidupan==
==Catatan==
{{Reflist|group="note"}}
[[File:Scuola di atene 07.jpg|thumb|right|alt=|thumb|Zoroaster holds the [[celestial sphere]] in [[Raphael Sanzio|Raphael]]'s ''[[School of Athens]]'']]
Para Gathas mengandung kiasan untuk acara pribadi, seperti kemenangan Zoroaster pada saat menghadapi rintangan terhadap imam bersaing dan kelas penguasa. Mereka juga menunjukkan ia mengalami kesulitan menyebarkan ajarannya, dan bahkan diperlakukan dengan permusuhan di kampung halaman ibunya. Mereka juga menggambarkan peristiwa akrab seperti pernikahan putrinya, di mana Zoroaster dipimpin. Dalam teks-teks Avesta Muda (terdiri berabad-abad setelah Gathas), Zoroaster digambarkan bergulat dengan daevas dan tergoda oleh Angra Mainyu untuk meninggalkan imannya (Yasht 17.19, Vendidad 19). The Habiskan Nask, bagian ke-13 dari Avesta, dikatakan memiliki gambaran kehidupan nabi. Namun, teks ini telah hilang selama berabad-abad, dan bertahan hanya sebagai ringkasan dalam buku ketujuh Dēnkard abad ke-9. Lain-9 ke abad ke-12 kisah Zoroaster, seperti dalam Shahnameh ini, juga diasumsikan berdasarkan teks-teks sebelumnya, tetapi harus dianggap sebagai terutama koleksi legenda. The Zoroaster sejarah, bagaimanapun, menghindar kategorisasi sebagai karakter legendaris.

Zoroaster dilahirkan dalam keluarga imam dari Spitamids dan Spitāma leluhurnya disebutkan beberapa kali dalam Gathas. Nama ayahnya adalah Pourušaspa, atau "Poroschasp," yang mulia Persia, dan ibunya adalah Dughdova (Duγδōuuā). Dengan istrinya, Huvovi (Hvōvi), Zoroaster memiliki tiga putra, ISAT Vastar, Uruvat-Nara dan Hvare Ciθra,. Tiga anak perempuan, Freni, Pourucista dan Triti<ref>http://books.google.com/books?id=-QdFAAAAIAAJ&pg=PA174&dq=turkey+zoroaster&hl=en&sa=X&ei=Jc6WUImLFKq00AHBgoHwCQ&ved=0CDUQ6AEwAw#v=onepage&q=turkey%20zoroaster&f=false</ref>. Istrinya, anak-anak dan sepupu bernama Maidhyoimangha, adalah mualaf pertama setelah penerangannya dari [[Ahura Mazda]] pada usia 30. Menurut Yasnas 5 & 105, Zoroaster berdoa kepada Anahita untuk konversi Raja Vištaspa, yang muncul dalam Gathas sebagai tokoh sejarah. Dalam legenda, Vištaspa dikatakan telah memiliki dua saudara sebagai abdi dalem, Frašaōštra dan Jamaspa, dan kepada Zoroaster saling terkait erat. istrinya, Hvōvi, adalah putri Frashaōštra, sementara Jamaspa adalah suami dari putrinya Pourucista. Peran sebenarnya perantara dimainkan oleh Ratu saleh Hutaōsa . Terlepas dari hubungan ini, nabi baru mengandalkan terutama pada kerabat sendiri (hvaētuš).

Kematian Zoroaster itu tidak disebutkan dalam Avesta. Dalam Shahnameh 5.92,<ref name="Jackson_1899_130_131">{{harvnb|Jackson|1899|pp=130–131}}.</ref> ia dikatakan telah dibunuh di altar oleh Turanians dalam penyerbuan Balkh.

==Kematian==
Kematian Zoroaster itu dikatakan terjadi di Balkh, sekarang terletak di [[Afghanistan]], selama Perang Suci antara Turan dan kekaisaran Persia pada 583 SM.<ref>http://books.google.com/books?id=pqanFyF6nI0C&pg=PA49&lpg=PA49&dq=Ismailov+grey+wolves&source=bl&ots=VSNVoDmYin&sig=YNM3486bi0dN2kbbNDW25yIplC8&hl=en&sa=X&ei=Z4CWULbbNcbL0QGc24GwBQ&ved=0CDcQ6AEwAw#v=onepage&q=Ismailov%20grey%20wolves&f=false</ref> Jamaspa, anaknya-di-hukum, kemudian menjadi penerus Zoroaster itu.<ref>http://books.google.com/books?id=WDMMAAAAIAAJ&pg=PA116&lpg=PA116&dq=turan+iran+holy+war+583&source=bl&ots=-kLhq4npK6&sig=KaElqRHobeyvR4BPt2JCSgbMQ_I&hl=en&sa=X&ei=ToWWUPT8OKnJ0QHUhIEg&ved=0CDoQ6AEwAQ#v=onepage&q=turan%20iran%20holy%20war%20583&f=false</ref>

==Filosofi==
[[Berkas:Sanzio 01 Zoroaster Ptolmey.jpg|thumb|200 px|Zarathustra menurut lukisan ''[[Sekolah Athena]]''.]]
Dalam Gathas, Zoroaster melihat kondisi manusia sebagai perjuangan mental antara Asa (kebenaran) dan druj (kebohongan). Konsep kardinal Asa-yang sangat bernuansa dan hanya samar-samar diterjemahkan-adalah pada bagian fondasi dari semua ajaran Zoroaster, termasuk dari [[Ahura Mazda]] (yang ASA), penciptaan (yaitu Asa), eksistensi (yaitu Asa) dan sebagai kondisi.

Tujuan dari manusia, seperti bahwa dari semua ciptaan lainnya, adalah untuk mempertahankan Asa. Untuk manusia, ini terjadi melalui partisipasi aktif dalam kehidupan dan pelaksanaan pemikiran konstruktif, kata-kata dan perbuatan.

Unsur filsafat dari Zoroaster memasuki Barat dan mempengaruhi pada Yudaisme dan Platonisme Tengah dan telah diidentifikasi sebagai salah satu peristiwa kunci awal dalam perkembangan filsafat<ref name="Blackburn">{{Citation|title="Philosophy", ''The Oxford Dictionary of Philosophy''|author=Blackburn, Simon|year=1994|location=Oxford|publisher=[[Oxford University Press]]|page=405}}</ref>. Di antara para filsuf Yunani klasik, Heraclitus sering disebut sebagai terinspirasi oleh cara berfikir Zoroaster.<ref name="August Gladisch">{{Citation|title="Herakleitos Und Zoroaster: Eine Historische Untersuchung", ISBN 978-1-160-10327-5 |author=August Gladisch, |year=1859|publisher=[[Kessinger Pub Co (Februar 2010)]]|page=IV}}</ref>

==Ikonografi==
[[File:Zoroaster 1.jpg|alt=|thumb|Zarathustra mendapatkan penglihatan]]
Meskipun beberapa menggambarkan sosok Zoroaster dalam visual menunjukkan nabi yang melakukan beberapa perbuatan legenda, pada umumnya penggambaran hanya sekedar menghadirkan dia di jubah putih (yang juga dipakai oleh masa kini oleh imam Zoroaster). Dia sering terlihat memegang baresman (Avesta, Tengah Persia barsom), yang umumnya dianggap sebagai simbol lain dari imamat, atau dengan buku di tangan, yang dapat ditafsirkan Avesta tersebut. Atau, ia muncul dengan gada, yang varza-biasanya bergaya sebagai batang baja dimahkotai oleh banteng kepala-bahwa para imam membawa dalam upacara mereka. Dalam penggambaran lain ia muncul dengan mengangkat tangan dan jari serius diangkat, seolah-olah untuk membuat titik. Zoroaster jarang digambarkan sebagai melihat langsung kedepan tertuju, melainkan ia tampaknya melihat sedikit ke atas, seolah memohon. Zoroaster hampir selalu digambarkan dengan jenggot, ini bersama dengan faktor-faktor lain kemiripan dengan potret abad ke-19 dari [[Yesus]]<ref name="Stausberg_2002_I58">{{harvnb|Stausberg|2002|p=I.58}}</ref>.

Sebuah varian umum dari gambar Zoroaster berasal dari era-Sassanid batu ukiran wajah. Dalam penggambaran di Taq-e Bostan, angka terlihat untuk memimpin penobatan Ardashir I atau II. Angka tersebut berdiri di atas teratai, dengan baresman di tangan dan dengan gloriole sekitar kepalanya. Sampai tahun 1920, angka ini umumnya seharusnya menjadi penggambaran Zoroaster, tetapi dalam beberapa tahun terakhir lebih sering ditafsirkan sebagai penggambaran Mithra. Di antara yang paling terkenal dari penggambaran Zarathustra di Eropa adalah sosok di Raphael 1509 The School of Athens. Di dalamnya, Zarathustra dan Ptolemy mengalami diskusi di pojok kanan bawah. Nabi memegang bola dunia bertabur bintang.


== Simbol ==
== Simbol ==


Simbol yang mencirikan Sang Terang atau dewa kebaikan ini, adalah Ahura Mazda, yang disebut api, lambang dewa.<ref name="Agama">{{id}}</ref> Simbol lainnya yaitu simbol yang menggambarkan Ahura Mazda, yang disebut ''farohar'', yang memiliki sepasang sayap, ekor, dan sepasang kaki.<ref name="Religious">{{en}}</ref> Sosok pria berada di tengah-tengah sepasang sayap, yang berjenggot, memakai jubah, dan memegang sebuah cincing di tangan kirinya.<ref name="Religious">{{en}}</ref>
Simbol yang mencirikan Sang Terang atau dewa kebaikan ini, adalah Ahura Mazda, yang disebut api, lambang dewa.<ref name="Agama"/> Simbol lainnya yaitu simbol yang menggambarkan Ahura Mazda, yang disebut ''farohar'', yang memiliki sepasang sayap, ekor, dan sepasang kaki.<ref name="Religious"/> Sosok pria berada di tengah-tengah sepasang sayap, yang berjenggot, memakai jubah, dan memegang sebuah cincin di tangan kirinya.<ref name="Religious"/>


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 66: Baris 39:


[[Kategori:Zoroastrianisme]]
[[Kategori:Zoroastrianisme]]
[[Kategori:100 Tokoh menurut Michael H. Hart]]
[[Kategori:Tokoh Iran]]
[[Kategori:Tokoh Iran]]

Revisi terkini sejak 21 Agustus 2024 01.49

Zoroaster
𐬰𐬀𐬭𐬀𐬚𐬎𐬱𐬙𐬭𐬀
Zaraθuštra
Persepsi Zoroastrian India mengenai sosok Zoroaster, diadaptasi dari sebuah patung yang dipahat pada abad ke-4 yang ditemukan di Taq-e Bostan, Iran Barat Daya. Yang asli sekarang diyakini sebagai representasi dari Mithra atau Hvare-khshaeta.[1]
Dihormati diZoroastrianisme
Menikhenisme
Baha'i
Mithraisme
Ahmadiyah

Zoroaster,[note 1] juga dikenal sebagai Zarathustra,[note 2] Zarathushtra Spitama atau Ashu Zarathushtra[note 3] adalah seorang Nabi dari Persia (pemimpin spiritual) yang mendirikan apa yang sekarang dikenal sebagai Zoroastrianisme. Ajaran-ajarannya mempertanyakan tradisi-tradisi agama Indo-Iran yang ada dan meresmikan sebuah gerakan yang akhirnya menjadi agama dominan di Persia Kuno. Ia berbahasa ibu Avesta Tua, dan tinggal di bagian timur Dataran Tinggi Iran, namun tempat kelahirannya tidak diketahui secara pasti.[2][3]

Tidak ada konsensus ilmiah tentang kapan dirinya hidup.[4] Sejumlah peneliti, menggunakan bukti linguistik dan sosial-budaya, mengajukan waktu kehidupannya pada sekitar milenium ke-2 SM. Peneliti-peneliti lain memperkirakan dia hidup pada abad ke-7 dan ke-6 SM sebagai sosok yang hampir sezaman dengan Koresh Agung dan Darius I.[5][6][7][8][9][10] Zoroastrianisme kemudian menjadi agama resmi Persia Kuno dan cabang-cabangnya yang terpencar dari abad ke-6 SM hingga abad ke-7 M.[11] Zoroaster diberi kredit sebagai penulis Gatha serta Yasna Haptanghaiti, yaitu himne-himne yang disusun dalam dialek ibunya, Avesta Tua, yang isinya terdiri atas inti pemikiran Zoroastrian. Sebagian besar kehidupannya diketahui dari teks-teks ini.[12] Dengan standar historiografi modern, tidak terdapat bukti yang bisa memastikan kapan dirinya hidup, dan historisasi mengenai dirinya kemungkinan adalah sebuah bagian dari trend yang cukup marak pada sebelum abad ke-10 M, dimana banyak terdapat cerita-cerita mitos maupun legenda yang dijadikan sejarah nyata.[13]

Arti nama

[sunting | sunting sumber]
Faravahar (atau Farohar)

Nama Zarathustra atau dieja sebagai Zaraθ-uštra dalam bahasa Avesta, kemungkinan besar merupakan sebuah kata majemuk bahuvrihi dan terdiri dari kata zarəta- "lemah, tua" dan uštra "unta".[14] Jadi dapat dikatakan bahwa Zarathustra itu: "Ia yang memiliki unta-unta tua".[14] Namun, kata pertama kadang-kadang juga diartikan sebagai "kuning" atau "emas" (sesuai bahasa Parsi modern zærd) sehingga artinya menjadi "Ia yang memiliki unta berwarna keemasan".[14] Ahura Mazda sendiri secara etimologis berarti: Ahura (Tuhan) dan Mazda (kebijaksanaan).[14]

Latar Belakang

[sunting | sunting sumber]
Zarathustra mendapatkan penglihatan

Sebelum Zarathustra lahir, agama yang ada di Iran (Persia) bersumber pada macam-macam ajaran, seperti politeisme, paganisme, dan animisme.[15] Zarathustra yang merasa tidak puas dengan ajaran-ajaran yang berkembang di Iran pada waktu itu berusaha membawa pembaruan.[15] Zarathustra dikenal sebagai nabi yang mempunyai karunia untuk menyembuhkan dan melakukan berbagai mujizat.[14]

Zarathustra berusaha memperbaiki sistem kepercayaan dan cara penyembahan kepada dewa-dewa yang berkembang di Persia.[15] Pada umur 30 tahun, Zarathustra mendapatkan sebuah penglihatan.[16] Menurut legenda, ia melihat cahaya besar yang kemudian membawanya masuk dalam hadirat Ahura Mazda, Sang Terang.[16] Sejak perjumpaannya itu Zarathustra menjadi semakin giat menyebarkan ajaran yang mengajarkan bahwa segala sesuatu yang baik berasal dari Ahura Mazda.[16]

Ajaran-ajaran

[sunting | sunting sumber]
Sebuah pahatan batu yang memperlihatkan Ahura Mazda

Dasar ajaran dari Zarathustra adalah monotheisme, yaitu menyembah hanya satu Tuhan, Ahura Mazda.[15] Angra Mainyu, yang merupakan Sang Kegelapan dan lawan dari Ahura Mazda, adalah pengingkaran Tuhan.[17] Ajaran Zarthustra juga membenarkan adanya makhluk-makhluk suci yang bersifat pengasih yang membantu perjuangannya.[15]

Segala bentuk ajarannya dituangkan dalam sebuah kitab yang disebut Gathas dan Avesta.[18]

  1. ^ (Bahasa Yunani: Greek: Ζωροάστρης, Zōroastrēs)
  2. ^ (Bahasa Avesta: 𐬰𐬀𐬭𐬀𐬚𐬎𐬱𐬙𐬭𐬀}}, Zaraθuštra)
  3. ^ (Bahasa Persia Modern: زرتشت, Zartosht)

Simbol yang mencirikan Sang Terang atau dewa kebaikan ini, adalah Ahura Mazda, yang disebut api, lambang dewa.[19] Simbol lainnya yaitu simbol yang menggambarkan Ahura Mazda, yang disebut farohar, yang memiliki sepasang sayap, ekor, dan sepasang kaki.[14] Sosok pria berada di tengah-tengah sepasang sayap, yang berjenggot, memakai jubah, dan memegang sebuah cincin di tangan kirinya.[14]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Stausberg 2002, vol. I, pp. 58–59.
  2. ^ West 2010, hlm. 4
  3. ^ Boyce 1996, hlm. 3–4.
  4. ^ West 2013, hlm. 89–109
  5. ^ "Zarathustra". World History Encyclopedia. Diakses tanggal 2020-03-29. 
  6. ^ Boyce 1996, hlm. 3
  7. ^ West 2010, hlm. 4–8
  8. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama auto1
  9. ^ Fischer 2004, hlm. 58–59
  10. ^ Goucher, Candice; Walton, Linda (2013), World History: Journeys from Past to Present, Routledge, hlm. 100, ISBN 978-1-135-08828-6 
  11. ^ Boyce 2001, hlm. 1–3
  12. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama West Birthplace-Surname2
  13. ^ Stausberg, Vevaina & Tessmann 2015, hlm. 60–61.
  14. ^ a b c d e f g (Inggris) Fisher, Mary Pat.1997.Living Religions.London: I. B. Tauris and Co Ltd
  15. ^ a b c d e (Indonesia)H.M Arifin. 1986. Menguak Misteri Ajaran Agama-agama Besar. Golden Trayon. Hlm. 18, 20-24.
  16. ^ a b c (Inggris)
  17. ^ (Indonesia)M.Dhavamony. 1995. Fenomenologi Agama. Jogjakarta: Kanisius. Hlm. 124.
  18. ^ (Inggris)Leeming, David.2001.Asian Mythology.New York: Oxford University Press
  19. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Agama