Monumen Selamat Datang: Perbedaan antara revisi
+infobox |
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) ganti infobox ({{Infobox artwork}}) |
||
(45 revisi perantara oleh 30 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Redirect|Bundaran Hotel Indonesia|halte Transjakarta yang bernama sama|Halte Transjakarta Bundaran HI|stasiun MRT Jakarta yang bernama sama|Stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia}} |
|||
{{Infobox |
{{Infobox artwork |
||
⚫ | |||
| |
| title = Monumen Selamat Datang |
||
| other_language_1 = |
|||
| location = Jalan Bundaran HI, [[Tanah Abang]], [[Jakarta]] 10350, [[Indonesia]] |
|||
| |
| other_title_1 = |
||
| other_language_2 = |
|||
| lat_minutes = 11 |
|||
| other_title_2 = |
|||
| lat_seconds = 41.9244 |
|||
| |
| wikidata = |
||
⚫ | |||
| long_degrees = 106 |
|||
| image_upright = |
|||
| long_minutes = 49 |
|||
| alt = |
|||
| long_seconds = 22.9764 |
|||
| caption = Monumen Selamat Datang pada 24 Februari 2022 |
|||
| long_direction = E |
|||
| artist = {{hlist|[[Henk Ngantung]]|[[Edhi Sunarso]]|[[Trubus Soedarsono]]}} |
|||
| locmapin = |
|||
| year = |
|||
| built = 17 Agustus 1961 |
|||
| completion_date = {{start date|1961|8|17}} |
|||
| architect = Henk Ngantung, Edhi Sunarso |
|||
| catalogue = |
|||
| medium = |
|||
| movement = Modernisme Indonesia |
|||
| subject = |
|||
| height_metric = 5 |
|||
| width_metric = |
|||
| length_metric = |
|||
| diameter_metric = |
|||
| height_imperial = <!-- (i.e. in imperial units) --> |
|||
| width_imperial = |
|||
| length_imperial = |
|||
| diameter_imperial = |
|||
| dimensions = |
|||
| dimensions_ref = |
|||
| metric_unit = m |
|||
| imperial_unit = ftin |
|||
| weight = |
|||
| designation = |
|||
| condition = |
|||
| museum = |
|||
| city = [[Jakarta]] |
|||
| coordinates = {{WikidataCoord|display=inline,title}} |
|||
| owner = |
|||
| accession = |
|||
| preceded_by = <!-- preceding work by the same artist --> |
|||
| followed_by = <!-- next work by the same artist --> |
|||
| module = |
|||
| website = |
|||
}} |
}} |
||
[[Berkas:Welcome Roundabout.jpg|thumb|250px|Monumen Selamat Datang dan lalu lintas di sekitar Bundaran HI.]] |
|||
'''Monumen Selamat Datang''' adalah sebuah monumen yang terletak di tengah Bundaran [[Hotel Indonesia]], [[Jakarta]], [[Indonesia]]. Monumen ini berupa patung sepasang manusia yang sedang menggenggam bunga dan melambaikan tangan. Patung tersebut menghadap ke utara yang berarti mereka menyambut orang-orang yang datang dari arah [[Monumen Nasional]].<ref name="selamatdatang"/> |
'''Monumen Selamat Datang''' adalah sebuah monumen yang terletak di tengah Bundaran [[Hotel Indonesia]], [[Jakarta]], [[Indonesia]]. Monumen ini berupa patung sepasang manusia yang sedang menggenggam bunga dan melambaikan tangan. Patung tersebut menghadap ke utara yang berarti mereka menyambut orang-orang yang datang dari arah [[Monumen Nasional]].<ref name="selamatdatang"/> |
||
== Sejarah == |
== Sejarah == |
||
Pada tahun [[1962]], Jakarta menyambut tamu-tamu kenegaraan di Bundaran Hotel Indonesia. Ketika itu, Presiden [[Soekarno]] membangun Monumen Selamat Datang dalam rangka [[ |
Pada tahun [[1962]], Jakarta menyambut tamu-tamu kenegaraan di Bundaran Hotel Indonesia. Ketika itu, Presiden [[Soekarno]] membangun Monumen Selamat Datang dalam rangka [[Pesta Olahraga Asia 1962|Asian Games IV]] yang diadakan di Jakarta. Para atlet dan ofisial menginap di [[Hotel Indonesia]] dan bertanding di komplek olahraga Ikada, sekarang komplek [[Gelora Bung Karno]], [[Senayan]]. Stadion Senayan pada saat itu adalah stadion terbesar di Asia Tenggara yang mampu menampung 120.000 penonton.<ref name="selamatdatang">{{Cite web |url=http://yulian.firdaus.or.id/2008/04/13/bundaran-hi/ |title=yulian.firdaus.or.id - Monumen Selamat Datang |access-date=2010-08-01 |archive-date=2012-12-18 |archive-url=https://archive.today/20121218131722/http://yulian.firdaus.or.id/2008/04/13/bundaran-hi/ |dead-url=yes }}</ref> |
||
Ide pembuatan patung ini berasal dari Presiden |
Ide pembuatan patung ini berasal dari Presiden Sukarno dan rancangan awalnya dikerjakan oleh [[Henk Ngantung]] yang pada saat itu merupakan [[Gubernur DKI Jakarta|Wakil Gubernur DKI Jakarta]]. Tinggi patung perunggu ini dari kepala sampai kaki 5 m, sedangkan tinggi seluruhnya dari kaki hingga tangan yang melambai adalah ±7 m, dan tinggi kaki patung adalah 10 m. Pelaksana pembuatan patung ini adalah tim pematung Keluarga Arca pimpinan [[Edhi Sunarso]] di Karangwuni, dan dibantu oleh [[Trubus Soedarsono]]. Pada saat pembuatannya, Presiden Sukarno didampingi Duta Besar [[Amerika Serikat]], Howard P. Jones beserta para menteri sempat berkunjung ke sanggar Edhi Sunarso. Pembuatan patung ini memakan waktu sekitar satu tahun. Monumen Selamat Datang kemudian diresmikan oleh Sukarno pada tahun 1962.<ref name="selamatdatang"/> |
||
== Bundaran Hotel Indonesia == |
|||
Monumen Selamat Datang terletak di pusat Bundaran Hotel Indonesia atau Bundaran HI. Dinamakan demikian karena letaknya yang dekat dengan [[Hotel Indonesia]]. Ejaan lain yang diterima adalah Bunderan HI, yaitu bahasa yang lebih dekat dengan [[Bahasa Jawa]]-[[Bahasa Betawi|Betawi]], dialek yang lebih dekat dengan identitas Jakarta. Bundaran ini terletak di tengah persimpangan [[Jalan M. H. Thamrin]] dengan Jalan Imam Bonjol, Jalan Sutan Syahrir, dan Jalan Kebon Kacang. Pada tahun 2002, Bundaran Hotel Indonesia direstorasi oleh PT [[Jaya Konstruksi Manggala Pratama]] dengan penambahan air mancur baru, desain kolam baru, dan pencahayaan. Setelah [[Sejarah Indonesia (1998–sekarang)|era reformasi]], Bundaran HI menjadi tempat populer untuk melakukan [[Unjuk rasa|aksi demonstrasi]]. Setiap hari minggu pagi, saat dilaksanakan Jakarta [[Hari bebas kendaraan bermotor|Car free day]], bundaran ini dipenuhi oleh orang yang berolahraga, bersepeda, maupun pedagang kaki lima. |
|||
== Kasus == |
|||
=== Kasus logo Grand Indonesia === |
|||
Kasus [[ciptaan turunan]] logo pusat perbelanjaan [[Grand Indonesia]] terjadi dua kali. Kasus yang pertama terjadi pada 2010 dan kedua terjadi pada 2021. Patung tersebut telah terdaftar di pangkalan data DJKI pada 2010.<ref>{{Cite news|last=Saputra|first=Andi|title=Dalil Grand Indonesia Pakai Logo 'Tugu Selamat Datang' hingga Didenda Rp 1 M|url=https://news.detik.com/berita/d-5341708/dalil-grand-indonesia-pakai-logo-tugu-selamat-datang-hingga-didenda-rp-1-m|work=[[Detik.com|detikcom]]|language=id-ID|access-date=2021-04-08}}</ref> |
|||
Pada April 2010, keluarga besar [[Henk Ngantung]] menggugat Grand Indonesia atas logo pertama dari Grand Indonesia, yaitu siluet Monumen Selamat Datang dengan warna emas. Kuasa hukum keluarga Henk, Andy Nababan telah beberapa kali mengingatkan Grand Indonesia untuk tidak menggunakan siluet Monumen Selamat Datang sebagai logonya tanpa izin keluarga besar Henk Ngantung. Namun, pihak Grand Indonesia tidak menggubris peringatan tersebut, dengan alasan "logo terinspirasi murni dari patung".<ref>{{Cite news|date=2010-07-02|title=Persoalan Logo Grand Indonesia Diselesaikan Kekeluargaan|url=https://metro.tempo.co/read/260340/persoalan-logo-grand-indonesia-diselesaikan-kekeluargaan|work=[[Tempo.co]]|language=id|access-date=2021-04-08}}</ref> |
|||
Pada Januari 2021, keluarga Henk menuntut lagi Grand Indonesia yang masih menggunakan patungnya sebagai logo, yaitu siluet Monumen Selamat Datang dalam lingkaran merah. Alhasil, Grand Indonesia harus membayar ganti rugi sebesar Rp1 miliar kepada keluarga besar Henk Ngantung.<ref>{{Cite news|title=Duduk Perkara 'Tugu Selamat Datang' Berujung Denda ke Grand Indonesia|url=https://news.detik.com/berita/d-5342325/duduk-perkara-tugu-selamat-datang-berujung-denda-ke-grand-indonesia|work=[[Detik.com|detikcom]]|language=id-ID|access-date=2021-04-08}}</ref> |
|||
== Galeri == |
|||
<center><gallery widths="200" heights="150"> |
|||
Berkas:Monumen dan bundaran Jakarta.jpg|Kawasan Bundaran Hotel Indonesia. |
|||
Berkas:Anti Tobacco Movement Jakarta.jpg|Mahasiswa kedokteran di Jakarta melakukan aksi demonstrasi anti-rokok di Bundaran Hotel Indonesia, [[Jakarta Pusat]]. |
|||
Berkas:Jakarta Car Free Day.jpg|''Car Free Day'' di sekitar Monumen Selamat Datang |
|||
Berkas:Jakarta Bundaran HI .jpg|Monumen Selamat Datang yang berada di tengah bundaran air mancur Bundaran [[Hotel Indonesia]]. |
|||
Berkas:Malam Tanpa Kendaraan 2012-13 - Monumen Selamat Datang - panoramio.jpg|Patung-patung Monumen Selamat Datang yang menyala pada malam hari. |
|||
</gallery></center> |
|||
== Catatan kaki == |
== Catatan kaki == |
||
Baris 27: | Baris 75: | ||
[[Kategori:Monumen di Indonesia]] |
[[Kategori:Monumen di Indonesia]] |
||
{{jakarta-stub}} |
Revisi terkini sejak 13 Mei 2024 03.11
Monumen Selamat Datang | |
---|---|
Koordinat: 6°11′41.92″S 106°49′22.98″E / 6.1949778°S 106.8230500°E | |
Seniman | |
Selesai dibuat | 17 Agustus 1961 |
Aliran | Modernisme Indonesia |
Ukuran | 5 m (16 ft 5 in) |
Lokasi | Jakarta |
6°11′41.92″S 106°49′22.98″E / 6.1949778°S 106.8230500°E |
Monumen Selamat Datang adalah sebuah monumen yang terletak di tengah Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Indonesia. Monumen ini berupa patung sepasang manusia yang sedang menggenggam bunga dan melambaikan tangan. Patung tersebut menghadap ke utara yang berarti mereka menyambut orang-orang yang datang dari arah Monumen Nasional.[1]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 1962, Jakarta menyambut tamu-tamu kenegaraan di Bundaran Hotel Indonesia. Ketika itu, Presiden Soekarno membangun Monumen Selamat Datang dalam rangka Asian Games IV yang diadakan di Jakarta. Para atlet dan ofisial menginap di Hotel Indonesia dan bertanding di komplek olahraga Ikada, sekarang komplek Gelora Bung Karno, Senayan. Stadion Senayan pada saat itu adalah stadion terbesar di Asia Tenggara yang mampu menampung 120.000 penonton.[1]
Ide pembuatan patung ini berasal dari Presiden Sukarno dan rancangan awalnya dikerjakan oleh Henk Ngantung yang pada saat itu merupakan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Tinggi patung perunggu ini dari kepala sampai kaki 5 m, sedangkan tinggi seluruhnya dari kaki hingga tangan yang melambai adalah ±7 m, dan tinggi kaki patung adalah 10 m. Pelaksana pembuatan patung ini adalah tim pematung Keluarga Arca pimpinan Edhi Sunarso di Karangwuni, dan dibantu oleh Trubus Soedarsono. Pada saat pembuatannya, Presiden Sukarno didampingi Duta Besar Amerika Serikat, Howard P. Jones beserta para menteri sempat berkunjung ke sanggar Edhi Sunarso. Pembuatan patung ini memakan waktu sekitar satu tahun. Monumen Selamat Datang kemudian diresmikan oleh Sukarno pada tahun 1962.[1]
Bundaran Hotel Indonesia
[sunting | sunting sumber]Monumen Selamat Datang terletak di pusat Bundaran Hotel Indonesia atau Bundaran HI. Dinamakan demikian karena letaknya yang dekat dengan Hotel Indonesia. Ejaan lain yang diterima adalah Bunderan HI, yaitu bahasa yang lebih dekat dengan Bahasa Jawa-Betawi, dialek yang lebih dekat dengan identitas Jakarta. Bundaran ini terletak di tengah persimpangan Jalan M. H. Thamrin dengan Jalan Imam Bonjol, Jalan Sutan Syahrir, dan Jalan Kebon Kacang. Pada tahun 2002, Bundaran Hotel Indonesia direstorasi oleh PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama dengan penambahan air mancur baru, desain kolam baru, dan pencahayaan. Setelah era reformasi, Bundaran HI menjadi tempat populer untuk melakukan aksi demonstrasi. Setiap hari minggu pagi, saat dilaksanakan Jakarta Car free day, bundaran ini dipenuhi oleh orang yang berolahraga, bersepeda, maupun pedagang kaki lima.
Kasus
[sunting | sunting sumber]Kasus logo Grand Indonesia
[sunting | sunting sumber]Kasus ciptaan turunan logo pusat perbelanjaan Grand Indonesia terjadi dua kali. Kasus yang pertama terjadi pada 2010 dan kedua terjadi pada 2021. Patung tersebut telah terdaftar di pangkalan data DJKI pada 2010.[2]
Pada April 2010, keluarga besar Henk Ngantung menggugat Grand Indonesia atas logo pertama dari Grand Indonesia, yaitu siluet Monumen Selamat Datang dengan warna emas. Kuasa hukum keluarga Henk, Andy Nababan telah beberapa kali mengingatkan Grand Indonesia untuk tidak menggunakan siluet Monumen Selamat Datang sebagai logonya tanpa izin keluarga besar Henk Ngantung. Namun, pihak Grand Indonesia tidak menggubris peringatan tersebut, dengan alasan "logo terinspirasi murni dari patung".[3]
Pada Januari 2021, keluarga Henk menuntut lagi Grand Indonesia yang masih menggunakan patungnya sebagai logo, yaitu siluet Monumen Selamat Datang dalam lingkaran merah. Alhasil, Grand Indonesia harus membayar ganti rugi sebesar Rp1 miliar kepada keluarga besar Henk Ngantung.[4]
Galeri
[sunting | sunting sumber]-
Kawasan Bundaran Hotel Indonesia.
-
Mahasiswa kedokteran di Jakarta melakukan aksi demonstrasi anti-rokok di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat.
-
Car Free Day di sekitar Monumen Selamat Datang
-
Monumen Selamat Datang yang berada di tengah bundaran air mancur Bundaran Hotel Indonesia.
-
Patung-patung Monumen Selamat Datang yang menyala pada malam hari.
Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c "yulian.firdaus.or.id - Monumen Selamat Datang". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-12-18. Diakses tanggal 2010-08-01.
- ^ Saputra, Andi. "Dalil Grand Indonesia Pakai Logo 'Tugu Selamat Datang' hingga Didenda Rp 1 M". detikcom. Diakses tanggal 2021-04-08.
- ^ "Persoalan Logo Grand Indonesia Diselesaikan Kekeluargaan". Tempo.co. 2010-07-02. Diakses tanggal 2021-04-08.
- ^ "Duduk Perkara 'Tugu Selamat Datang' Berujung Denda ke Grand Indonesia". detikcom. Diakses tanggal 2021-04-08.