Lompat ke isi

Siti Hardijanti Rukmana: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
San33 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
k Perempuan
 
(196 revisi perantara oleh 87 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Officeholder
{{Infobox Officeholder
|honorific-prefix =
| honorific-prefix =
| name = Siti Hardijanti Rukmana
|name = {{PAGENAME}}
| image = Tutut Soeharto, Antara TV, 00.35.jpg
|image = Siti-Herdiyanti-Rukmana-atau-Mbak-Tutut.jpg
|imagesize =
| imagesize =
|caption =
| caption =
| office1 = [[Daftar pasangan Presiden Indonesia|Pelaksana tugas Ibu Negara Republik Indonesia]]
|office = Menteri Sosial Republik Indonesia|Menteri Sosial
| term_start1 = 28 April 1996
|order = 22
|term_start = [[14 Maret]] [[1998]]
| term_end1 = 21 Mei 1998
| president1 = [[Soeharto]]
|term_end = [[21 Mei]] [[1998]]
|president = [[Soeharto]]
| predecessor1 = [[Siti Hartinah|Siti Hartinah Soeharto]]
| successor1 = [[Hasri Ainun Besari|Hasri Ainun Habibie]]
|predecessor = [[Endang Kusuma Inten Soeweno]]
| office2 = [[Menteri Sosial Indonesia]] ke-23
|successor = [[Yustika Sjarifuddin Baharsjah]]
| term_start2 = 14 Maret 1998
|office2 = [[Daftar ibu dan bapak negara Indonesia|Ibu Negara Indonesia]] <br /><small>Pelaksana Tugas</small>
| term_end2 = 21 Mei 1998
|order2 =
|president2 = [[Soeharto]]
| president2 = [[Soeharto]]
| predecessor2 = [[Endang Kusuma Inten Soeweno]]
|term_start2 = [[28 April]] [[1996]]
| successor2 = [[Justika Baharsjah]]
|term_end2 = [[21 Mei]] [[1998]]
| office3 = Ketua Umum Palang Merah Indonesia
|predecessor2 = [[Siti Hartinah]]
| order3 = ke-10
|successor2 = [[Hasri Ainun Habibie]]
| term_start3 = 1992
|birth_date = {{Tanggal lahir dan umur|1949|1|23}}
| term_end3 = 1998
|birth_place = {{flag|Indonesia}}
| predecessor3 = [[Ibnu Sutowo]]
|death_date =
| successor3 = [[Mar'ie Muhammad]]
|death_place =
| office4 = Anggota [[Majelis Permusyawaratan Rakyat|MPR RI]] Fraksi [[Golkar]]
|party =
| term_start4 = 1 Oktober 1992
|spouse = [[Indra Rukmana]]
| term_end4 = 14 Maret 1998
|children = Dandy Nugroho Hendro Maryanto {{br}} Danty Indriastuti Purnamasari {{br}} Danny Bimo Hendro Utomo
| predecessor4 =
|parents = [[Soeharto]] dan [[Siti Hartinah]]
| successor4 =
|residence =
| office5 = Direktur Utama [[MNCTV|TPI]] ke-1
|alma_mater =
| order5 =
|occupation =
| term_start5 = 23 Januari 1991
|religion =
| term_end5 = 23 Januari 1998
| predecessor5 = jabatan baru
| successor5 = Tito Sulistio
| birth_name = Siti Hardijanti Hastuti
| birth_date = {{Birth date and age|1949|1|23|df=y}}
| birth_place = [[Yogyakarta]], [[Indonesia]]
| death_date =
| death_place =
| nickname = Mbak Tutut
| party = {{parpolicon|Golkar}} (sampai 1998)<br>{{parpolicon|PKPB}} (2002–14)<br>{{parpolicon|Berkarya}} (sejak 2018)
| spouse = Indra Rukmana (m. 1972)
| children = <!-- Kolom ini diisi hanya jumlah anak; hanya nama anak yang secara independen sudah terkenal atau telah memiliki artikelnya di Wikipedia; bila ada rujukan/referensi, uraikan pada artikel -->3
| relatives = [[Sigit Harjojudanto]] (adik)<br>[[Bambang Trihatmodjo]] (adik)<br>[[Siti Hediati Hariyadi]] (adik)<br>[[Hutomo Mandala Putra]] (adik)<br>[[Siti Hutami Endang Adiningsih]] (adik)
| nationality = [[Indonesia]]
| parents = [[Soeharto]] (bapak)<br />[[Siti Hartinah]] (ibu)
| partner =
| residence =
| alma_mater =
| occupation =
| awards = [[Bintang Mahaputera Pratama]]<ref name="Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003">{{cite book |title=Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003 |url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20180910/41462-Bintang_Mahaputera_tahun_1959-2003.pdf |accessdate=2020-12-19}}</ref>
| net_worth = <!--[[US$]]210 juta (2019)<ref name=Merdeka>{{cite web|title=Tutut Soeharto|url=https://www.merdeka.com/uang/tiga-anak-presiden-soeharto-ada-di-jajaran-orang-terkaya-ri-total-hartanya-rp-16-t.html/|website=Merdeka}}</ref>-->
}}
}}

'''Siti Hardijanti Rukmana''', atau sering dikenal juga dengan nama '''Mbak Tutut''' ({{lahirmati||23|1|1949}}) adalah putri pertama Presiden kedua Republik ''Indonesia'' (RI), [[Soeharto]]. Hari lahirnya pada tanggal 23 Januari, juga bersamaan dengan hari ulang tahun Presiden RI kelima, [[Megawati Soekarnoputri]], yang juga putri Presiden RI pertama, [[Soekarno]].
'''Siti Hardijanti Hastuti Rukmana''' ({{lahirmati|[[Yogyakarta]]|23|1|1949}}), atau biasa dikenal dengan nama panggilannya '''Tutut Soeharto''', adalah [[Menteri Sosial Republik Indonesia]] pada [[Kabinet Pembangunan VII]] sejak 14 Maret 1998 hingga 21 Mei 1998. Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Anggota [[Majelis Permusyawaratan Rakyat|MPR RI]] Fraksi [[Golkar]] sejak 1 Oktober 1992 hingga 14 Maret 1998. Tutut merupakan putri dari mantan [[Presiden Republik Indonesia]] ke-2 [[Soeharto]].

[[Berkas:Menteri Perempuan dalam Kabinet Pembangunan VII.jpeg|Menteri Perempuan dalam Kabinet Pembangunan VII (1998). Tuti Alawiyah (Menteri Urusan Wanita), Tutut Soeharto (Mensos), Justika Baharsjah (Menteri Pertanian)|jmpl|250px]]


== Keluarga ==
== Keluarga ==
Ia menikah dengan [[Indra Rukmana]] dan dikaruniai tiga orang anak, yaitu Dandy Nugroho Hendro Maryanto (Dandy), Danty Indriastuti Purnamasari (Danty), dan Danny Bimo Hendro Utomo (Danny).
Ia menikah dengan salah satu pendiri [[Global Mediacom|Bimantara Citra]] dan mantan komisaris [[RCTI]], [[Indra Rukmana]] dan dikaruniai tiga orang anak, yaitu Dandy Nugroho Hendro Maryanto (Dandy), Danty Indriastuti Purnamasari (Danty), dan Danny Bimo Hendro Utomo (Danny).


== Karier ==
== Karier bisnis ==
[[File:Staatsbezoek Indonesische president Suharto aan Nederland (3-9 tm 4-9-1970). Ga, Bestanddeelnr 021-0233.jpg|jmpl|Siti Hardiyanti Hastuti mendampingi ayah dan ibunya dalam kunjungan kenegaraan ke Belanda pada 3 September 1970]]
Pada era 1980-an, ia pernah mempelopori terbentuknya [[Kirab Remaja]] yang bertujuan untuk memupuk rasa cinta [[tanah air]] di kalangan remaja. Selain itu, Mbak Tutut juga pernah menjabat sebagai [[Menteri Sosial]] pada [[Kabinet Pembangunan VII]] yang merupakan kabinet pemerintahan Soeharto yang terakhir. Ia juga menjadi calon presiden dan juru kampanye [[Partai Karya Peduli Bangsa]] yang turut serta dalam Pemilu 2004. Partai ini didukung oleh mantan pejabat-pejabat [[Orde Baru]] yang dikenal sangat dekat dengan Soeharto, seperti Jenderal (Purn.) [[R. Hartono]].
Tutut membangun sebagian kekayaannya sebagai pemegang saham utama Grup Citra Lamtoro Gung, dengan kepemilikan di lebih dari 90 perusahaan mulai dari telekomunikasi hingga infrastruktur, termasuk proyek jalan tol di [[Indonesia]], [[Myanmar]], dan [[Filipina]]. Sebagian besar jalan tol di Indonesia dibangun dan dioperasikan oleh [[Badan Usaha Milik Negara]] [[Jasa Marga]], dengan markup yang tidak terhitung jumlahnya dan peluang untuk melakukan skimming dan pencurian bagi oligarki ketika proyek tersebut selesai. Pada tahun 1989, Soeharto mengeluarkan keputusan yang memberikan putrinya Tutut 75% keuntungan dari seluruh jalan tol yang dioperasikan kelompoknya bersama Jasa Marga, sehingga semakin meningkatkan biaya.<ref name="Winters2011">{{cite book|author=Jeffrey A. Winters|title=Oligarchy|url=https://books.google.com/books?id=trsFIM5h3P8C&pg=PA167|date=18 April 2011|publisher=[[Cambridge University Press]]|isbn=978-1-139-49564-6|page=167}}</ref> Majalah [[Time (majalah)|''Time'']] dalam cerita sampul Mei 1999 berjudul Suharto Inc. memperkirakan kekayaannya mencapai $700 juta.<ref>{{cite news|title=Suharto Inc.|url=http://edition.cnn.com/ASIANOW/time/asia/magazine/1999/990524/cover1.html|newspaper=Time magazine|date=May 24, 1999}}</ref>


Pada Januari 2000, [[Badan Penyehatan Perbankan Nasional]] (BPPN) menyita aset tanah senilai [[Rupiah|Rp]]216,8 miliar milik PT Sinar Slipi Sejahtera (SSS) milik Tutut. Tanah tersebut telah digadaikan oleh PT SSS kepada Bapindo sebagai jaminan.<ref>[http://www.highbeam.com/doc/1G1-60086772.html IBRA seizes assets of Tutut Suharto.(Brief Article)(Statistical Data Included)]. ''Indonesian Investment Highlights''. January 1, 2000</ref> Pada 19 Februari 2001, Tutut dilarang meninggalkan Indonesia selama satu tahun karena tuduhan korupsi. Langkah hukum terhadap mantan keluarga pertama Indonesia itu karena janji Presiden [[Abdurrahman Wahid]] untuk mengadili para pelaku korupsi selama 32 tahun kekuasaan Soeharto.<ref>{{cite news|title=Suharto daughter faces corruption probe|url=http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/1179841.stm|newspaper=BBC News|date=February 20, 2001}}</ref>

== Karier publik ==
[[File:Soeharto leaves the palace, The DPR-RI Stance on the Reform Process and the Resignation of President Soeharto, p56.jpg|jmpl|Mantan Presiden kedua [[Soeharto|H.M. Soeharto]] didampingi Siti Hardiyanti Rukmana meninggalkan [[Istana Merdeka]] beberapa saat setelah ia [[Kejatuhan Soeharto|mengundurkan diri]] sebagai Presiden pada 21 Mei 1998.]]
Pada era 80-an, ia pernah mempelopori terbentuknya [[Kirab Remaja]] yang bertujuan untuk memupuk rasa cinta [[tanah air]] di kalangan remaja dan memperkenalkan suatu organisasi berbasis agama seperti [[Rohani Islam]] atau '''ROHIS''' sebagai wadah organisasi yang mencetak generasi beriman.{{cn}}

Tutut menjabat sebagai Ketua Koordinator Bidang (Korbid) Pemberdayaan Wanita DPP Partai Golkar pada tahun 1992–98. Setelah kematian ibunya pada tahun 1996, ia dianggap sebagai [[Ibu Negara Indonesia]]. Selain itu, Suharto mengangkatnya sebagai [[Menteri Sosial Republik Indonesia|Menteri Sosial]] pada bulan Maret 1998 dalam [[Kabinet Pembangunan VII|kabinet terakhirnya]] yang berumur pendek. Diyakini dia telah merawatnya sebagai penggantinya.<ref>{{cite book|last=Friend|first=Theodore|title=Indonesian Destinies|date=July 2009|page=325|isbn=9780674037359|url=https://books.google.com/books?id=_w6Mn4xRLt8C&pg=PA311}}</ref> Menyusul jatuhnya ayahnya pada bulan Mei 1998, Golkar pada bulan Juli mengumumkan telah menarik kembali Tutut, saudara laki-lakinya [[Bambang Trihatmodjo]] dan [[Hutomo Mandala Putra|Hutomo 'Tommy' Mandala Putra]] serta istri Bambang [[Halimah Agustina Kamil|Halimah]] dari [[Majelis Permusyawaratan Rakyat]] (MPR).<ref>{{cite news|title=Suharto's relatives recalled from people's assembly|url=http://www.thefreelibrary.com/Suharto%27s+relatives+recalled+from+people%27s+assembly-a050189435|date=July 17, 1998}}</ref>

Pengurus Partai Golkar pada tahun 2008 mengatakan mereka tidak akan keberatan jika anak-anak Soeharto, terutama Tutut, bergabung kembali dengan pengurus partai, asalkan mereka tidak terlibat dalam kasus hukum apa pun yang belum terselesaikan.<ref>{{cite news|title=Golkar Siap Tampung Tutut|url=http://nasional.inilah.com/read/detail/11154/golkar-siap-tampung-tutut#.UlBGcVPHDws|date=February 8, 2008}}</ref> Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Rully Chairul Anwar mengatakan Tutut, Bambang Trihatmodjo, dan adiknya [[Titiek Soeharto]] masih tercatat sebagai anggota Golkar meski berstatus anggota nonaktif.<ref>{{cite news|title=Tutut, Titiek & Bambang Masih Anggota Golkar|url=http://politik.news.viva.co.id/news/read/9370-tutut__titiek___bambang_masih_anggota_golkar|date=November 14, 2008}}</ref>

== Aspirasi presiden ==
Tutut berencana mencalonkan diri sebagai presiden pada [[pemilihan umum presiden Indonesia 2004|pemilihan umum presiden 2004]] melalui tiket [[Partai Karya Peduli Bangsa]] (PKPB).<ref>{{cite news|title=Tutut may join presidential race|url=http://www.thejakartapost.com/news/2004/05/08/tutut-may-join-presidential-race.html|newspaper=The Jakarta Post|date=May 8, 2004}}</ref> Partai ini didukung oleh mantan pejabat-pejabat [[Orde Baru]] yang dikenal sangat dekat dengan Soeharto, seperti Jenderal (Purn.) [[R. Hartono]]. Namun, Tutut tidak bisa mencalonkan diri karena buruknya kinerja PKPB pada [[pemilihan umum legislatif Indonesia 2004|pemilihan umum 2004]]. Partai ini hanya meraih 2,1% suara terbanyak, sehingga hanya memperoleh dua kursi di [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|Dewan Perwakilan Rakyat]] (DPR). Pada saat itu, partai politik harus memperoleh sedikitnya 5% suara terbanyak atau 3% kursi di DPR untuk mengajukan calon presiden, atau mereka dapat berkoalisi dengan partai lain. Pemilu tersebut akhirnya dimenangkan oleh mantan Jenderal [[Susilo Bambang Yudhoyono]], mengalahkan petahana populer [[Megawati Soekarnoputri]].

Pada pemilu tahun 2009, PKPB hanya meraih 1,4% suara rakyat, kehilangan dua kursi di parlemen dan gagal lolos ke pemilu tahun 2014.<ref name="Lansford2015">{{cite book|author=Tom Lansford|title=Political Handbook of the World 2015|url=https://books.google.com/books?id=yNGfBwAAQBAJ&pg=PT2794|date=24 March 2015|publisher=CQ Press|isbn=978-1-4833-7155-9|pages=2794–}}</ref>

== Aktivisme ==
Di samping sebagai politisi, Mbak Tutut juga dikenal sebagai pengusaha dan menjadi ketua maupun pelindung berbagai organisasi.
Di samping sebagai politisi, Mbak Tutut juga dikenal sebagai pengusaha dan menjadi ketua maupun pelindung berbagai organisasi.

Dia aktif dibidang kegiatan sosial dibawah naungan Yayasan Dharmais. Bersama adiknya [[Siti Hutami Endang Adiningsih]] atau Mamiek Soeharto mereka membantu operasi katarak bagi masyarakat tidak mampu di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar). Mulai didirikan pada 1976 Yayasan ini memberi manfaat bagi 140.000 orang..<ref>{{cite news|url=https://m.tribunnews.com/regional/2019/04/12/yayasan-dharmais-gelar-operasi-katarak-dan-bibir-sumbing-gratis-di-ntt|title=Yayasan Dharmais Gelar Operasi Katarak dan Bibir Sumbing Gratis di NTT|author=Eko Sutriyanto|publisher=[[Tribunnews]]|date=12-04-2019}}</ref>


== Kasus ==
== Kasus ==
Pada tahun 2010, Tutut menggugat atas kepemilikan saham [[MNCTV]] seiring dengan pengalihan stasiun televisi TPI ke MNCTV. Tutut menggugat PT Berkah Karya Bersama (BKB) dan PT Sarana Rekatama Dinamika (SRD), dua anak usaha [[Media Nusantara Citra]] senilai Rp 3,4 triliun. MNC dituding telah mengambil alih kepemilikan saham Mbak Tutut di PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia yang dimiliki secara sepihak.<ref>{{cite news|url=http://www.detikfinance.com/read/2010/02/02/141640/1291143/6/mbak-tutut-gugat-mnc-rp-34-triliun|title=Mbak Tutut Gugat MNC Rp 3,4 Triliun|author=Ari Saputra|publisher=Detik Finance|date=2 Februari 2010}}</ref> Namun 23 Agustus 2010 Mbak Tutut kalah di pengadilan atas TUN dicabut.<ref>http://news.okezone.com/read/2010/08/23/339/365877/mnc-mutlak-atas-tpi-gugatan-di-tun-dicabut</ref>
Tanggal [[3 Februari]] [[2010]] Mbak Tutut gugatan MNC atas kepemilikan saham MNCTV.<ref>http://www.detikfinance.com/read/2010/02/02/141640/1291143/6/mbak-tutut-gugat-mnc-rp-34-triliun</ref>


Tanggal 20 Oktober 2010 Mbak Tutut kembali mengancam pidana kelompok MNC atas perubahan nama MNCTV.<ref>http://nasional.kompas.com/read/2010/10/21/17285242/Mbak.Tutut.Ancam.Pidanakan.MNC.Grup</ref> Alhasil pada 14 April 2011 Mbak Tutut memenangkan gugatan di PN Jakarta Pusat terhadap kelompok MNC atas perubahan nama MNCTV menjadi TPI.<ref>http://nasional.vivanews.com/news/read/214758-tpi-kembali-dimiliki-mbak-tutut{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
Namun [[23 Agustus]] [[2010]] Mbak Tutut kalah di pengadilan atas TUN dicabut.<ref>http://news.okezone.com/read/2010/08/23/339/365877/mnc-mutlak-atas-tpi-gugatan-di-tun-dicabut</ref>


== Kepemilikan perusahaan ==
Tanggal [[20 Oktober]] [[2010]] Mbak Tutut mengancam pidana kelompok MNC atas perubahan nama MNCTV.<ref>http://nasional.kompas.com/read/2010/10/21/17285242/Mbak.Tutut.Ancam.Pidanakan.MNC.Grup</ref>
* TPI, mengudara pertama kali pada tahun 1991 dan berubah nama menjadi [[MNCTV]] pada tanggal 20 Oktober 2010
* Tabloid [[Wanita Indonesia]], terbit pertama kali pada tahun 1989
* Radio 103.4 DFM, mengudara pertama kali pada akhir dasawarsa 1980an dengan nama "Terminal Musik Indonesia" (TMI)


==Penghargaan==
Tanggal [[14 April]] [[2011]] Mbak Tutut memenangkan gugatan di PN jakarta Pusat terhadap kelompok MNC atas perubahan nama MNCTV menjadi [[TPI]].<ref>http://nasional.vivanews.com/news/read/214758-tpi-kembali-dimiliki-mbak-tutut</ref>
* [[File:Bintang Mahaputera Pratama rib.svg|70px]] [[Bintang Mahaputera Pratama]] (11 Agustus 1997)<ref name="Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003"/>

== Lihat pula ==
* [[Tommy Soeharto]]
* [[Lulu Tobing]]
* [[Titiek Soeharto]]
* [[Indra Rukmana]]


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 55: Baris 108:


{{S-start}}
{{S-start}}
{{s-off}}
{{kotak suksesi|jabatan=[[Menteri Sosial Republik Indonesia|Menteri Sosial]]|pendahulu=[[Endang Kusuma Inten Soeweno]]|pengganti=[[Yustika Sjarifuddin Baharsjah]]|tahun=[[14 Maret]] [[1998]]–[[21 Mei]] [[1998]]}}
{{kotak suksesi|jabatan=[[Ibu Negara Republik Indonesia]] <br /><small>Pelaksana Tugas</small>|pendahulu=[[Siti Hartinah]]|pengganti=[[Hasri Ainun Habibie]]|tahun=[[28 April]] [[1996]]–[[21 Mei]] [[1998]]}}
{{kotak suksesi|jabatan=[[Daftar pasangan Presiden Indonesia|Pelaksana tugas Ibu Negara Republik Indonesia]] |tahun = 1996-1998|pendahulu=[[Siti Hartinah|Siti Hartinah Soeharto]]|pengganti=[[Hasri Ainun Besari|Hasri Ainun Habibie]]}}
{{kotak suksesi|jabatan=[[Menteri Sosial Republik Indonesia]]|pendahulu=[[Endang Kusuma Inten Soeweno]]|pengganti=[[Justika Baharsjah]]|tahun=1998}}
{{s-other}}
{{Kotak_suksesi |jabatan = [[Daftar Ketua Umum Palang Merah Indonesia|Ketua Umum Palang Merah Indonesia]] |tahun = 1992–1998|pendahulu = [[Ibnu Sutowo]] |pengganti = [[Mar'ie Muhammad]]}}
{{End}}
{{End}}
{{Ibu Negara Indonesia}}
{{Ibu Negara Indonesia}}
{{Soeharto}}
{{Soeharto}}
{{Kabinet Pembangunan VII}}
{{lifetime|1949||Rukmana, Siti Hardijanti}}
{{lifetime|1949||Rukmana, Siti Hardijanti}}
{{indo-bio-stub}[seringgit"labirynt glass im 'MERO konstruktion'im inside that buildingd]}


[[Kategori:Menteri Indonesia]]
[[Kategori:Wirausahawan media massa Indonesia]]
[[Kategori:Soeharto]]
[[Kategori:Wirausahawan Jawa]]
[[Kategori:Pengusaha Indonesia]]
[[Kategori:Politikus perempuan Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Surakarta]]
[[Kategori:Politikus Partai Golongan Karya]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Politikus Partai Berkarya]]
[[Kategori:Aktivis pemberdayaan perempuan Indonesia]]
[[Kategori:Filantropis Indonesia]]
[[Kategori:Sosialita Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Angkatan 66]]
[[Kategori:Tokoh Orde Baru]]
[[Kategori:Anggota DPR RI 1992–1997]]
[[Kategori:Anggota DPR RI 1997–1999]]
[[Kategori:Menteri Sosial Indonesia]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Pratama]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh dari Surakarta]]
[[Kategori:Soeharto]]

Revisi terkini sejak 31 Juli 2024 01.47

Siti Hardijanti Rukmana
Pelaksana tugas Ibu Negara Republik Indonesia
Masa jabatan
28 April 1996 – 21 Mei 1998
PresidenSoeharto
Menteri Sosial Indonesia ke-23
Masa jabatan
14 Maret 1998 – 21 Mei 1998
PresidenSoeharto
Ketua Umum Palang Merah Indonesia ke-10
Masa jabatan
1992–1998
Sebelum
Pendahulu
Ibnu Sutowo
Sebelum
Anggota MPR RI Fraksi Golkar
Masa jabatan
1 Oktober 1992 – 14 Maret 1998
Direktur Utama TPI ke-1
Masa jabatan
23 Januari 1991 – 23 Januari 1998
Sebelum
Pendahulu
jabatan baru
Pengganti
Tito Sulistio
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir
Siti Hardijanti Hastuti

23 Januari 1949 (umur 75)
Yogyakarta, Indonesia
KebangsaanIndonesia
Partai politikGolkar (sampai 1998)
PKPB (2002–14)
Berkarya (sejak 2018)
Suami/istriIndra Rukmana (m. 1972)
Anak3
Orang tuaSoeharto (bapak)
Siti Hartinah (ibu)
KerabatSigit Harjojudanto (adik)
Bambang Trihatmodjo (adik)
Siti Hediati Hariyadi (adik)
Hutomo Mandala Putra (adik)
Siti Hutami Endang Adiningsih (adik)
Penghargaan sipilBintang Mahaputera Pratama[1]
JulukanMbak Tutut
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Siti Hardijanti Hastuti Rukmana (lahir 23 Januari 1949), atau biasa dikenal dengan nama panggilannya Tutut Soeharto, adalah Menteri Sosial Republik Indonesia pada Kabinet Pembangunan VII sejak 14 Maret 1998 hingga 21 Mei 1998. Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Anggota MPR RI Fraksi Golkar sejak 1 Oktober 1992 hingga 14 Maret 1998. Tutut merupakan putri dari mantan Presiden Republik Indonesia ke-2 Soeharto.

Menteri Perempuan dalam Kabinet Pembangunan VII (1998). Tuti Alawiyah (Menteri Urusan Wanita), Tutut Soeharto (Mensos), Justika Baharsjah (Menteri Pertanian)

Ia menikah dengan salah satu pendiri Bimantara Citra dan mantan komisaris RCTI, Indra Rukmana dan dikaruniai tiga orang anak, yaitu Dandy Nugroho Hendro Maryanto (Dandy), Danty Indriastuti Purnamasari (Danty), dan Danny Bimo Hendro Utomo (Danny).

Karier bisnis

[sunting | sunting sumber]
Siti Hardiyanti Hastuti mendampingi ayah dan ibunya dalam kunjungan kenegaraan ke Belanda pada 3 September 1970

Tutut membangun sebagian kekayaannya sebagai pemegang saham utama Grup Citra Lamtoro Gung, dengan kepemilikan di lebih dari 90 perusahaan mulai dari telekomunikasi hingga infrastruktur, termasuk proyek jalan tol di Indonesia, Myanmar, dan Filipina. Sebagian besar jalan tol di Indonesia dibangun dan dioperasikan oleh Badan Usaha Milik Negara Jasa Marga, dengan markup yang tidak terhitung jumlahnya dan peluang untuk melakukan skimming dan pencurian bagi oligarki ketika proyek tersebut selesai. Pada tahun 1989, Soeharto mengeluarkan keputusan yang memberikan putrinya Tutut 75% keuntungan dari seluruh jalan tol yang dioperasikan kelompoknya bersama Jasa Marga, sehingga semakin meningkatkan biaya.[2] Majalah Time dalam cerita sampul Mei 1999 berjudul Suharto Inc. memperkirakan kekayaannya mencapai $700 juta.[3]

Pada Januari 2000, Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) menyita aset tanah senilai Rp216,8 miliar milik PT Sinar Slipi Sejahtera (SSS) milik Tutut. Tanah tersebut telah digadaikan oleh PT SSS kepada Bapindo sebagai jaminan.[4] Pada 19 Februari 2001, Tutut dilarang meninggalkan Indonesia selama satu tahun karena tuduhan korupsi. Langkah hukum terhadap mantan keluarga pertama Indonesia itu karena janji Presiden Abdurrahman Wahid untuk mengadili para pelaku korupsi selama 32 tahun kekuasaan Soeharto.[5]

Karier publik

[sunting | sunting sumber]
Mantan Presiden kedua H.M. Soeharto didampingi Siti Hardiyanti Rukmana meninggalkan Istana Merdeka beberapa saat setelah ia mengundurkan diri sebagai Presiden pada 21 Mei 1998.

Pada era 80-an, ia pernah mempelopori terbentuknya Kirab Remaja yang bertujuan untuk memupuk rasa cinta tanah air di kalangan remaja dan memperkenalkan suatu organisasi berbasis agama seperti Rohani Islam atau ROHIS sebagai wadah organisasi yang mencetak generasi beriman.[butuh rujukan]

Tutut menjabat sebagai Ketua Koordinator Bidang (Korbid) Pemberdayaan Wanita DPP Partai Golkar pada tahun 1992–98. Setelah kematian ibunya pada tahun 1996, ia dianggap sebagai Ibu Negara Indonesia. Selain itu, Suharto mengangkatnya sebagai Menteri Sosial pada bulan Maret 1998 dalam kabinet terakhirnya yang berumur pendek. Diyakini dia telah merawatnya sebagai penggantinya.[6] Menyusul jatuhnya ayahnya pada bulan Mei 1998, Golkar pada bulan Juli mengumumkan telah menarik kembali Tutut, saudara laki-lakinya Bambang Trihatmodjo dan Hutomo 'Tommy' Mandala Putra serta istri Bambang Halimah dari Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).[7]

Pengurus Partai Golkar pada tahun 2008 mengatakan mereka tidak akan keberatan jika anak-anak Soeharto, terutama Tutut, bergabung kembali dengan pengurus partai, asalkan mereka tidak terlibat dalam kasus hukum apa pun yang belum terselesaikan.[8] Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Rully Chairul Anwar mengatakan Tutut, Bambang Trihatmodjo, dan adiknya Titiek Soeharto masih tercatat sebagai anggota Golkar meski berstatus anggota nonaktif.[9]

Aspirasi presiden

[sunting | sunting sumber]

Tutut berencana mencalonkan diri sebagai presiden pada pemilihan umum presiden 2004 melalui tiket Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB).[10] Partai ini didukung oleh mantan pejabat-pejabat Orde Baru yang dikenal sangat dekat dengan Soeharto, seperti Jenderal (Purn.) R. Hartono. Namun, Tutut tidak bisa mencalonkan diri karena buruknya kinerja PKPB pada pemilihan umum 2004. Partai ini hanya meraih 2,1% suara terbanyak, sehingga hanya memperoleh dua kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Pada saat itu, partai politik harus memperoleh sedikitnya 5% suara terbanyak atau 3% kursi di DPR untuk mengajukan calon presiden, atau mereka dapat berkoalisi dengan partai lain. Pemilu tersebut akhirnya dimenangkan oleh mantan Jenderal Susilo Bambang Yudhoyono, mengalahkan petahana populer Megawati Soekarnoputri.

Pada pemilu tahun 2009, PKPB hanya meraih 1,4% suara rakyat, kehilangan dua kursi di parlemen dan gagal lolos ke pemilu tahun 2014.[11]

Aktivisme

[sunting | sunting sumber]

Di samping sebagai politisi, Mbak Tutut juga dikenal sebagai pengusaha dan menjadi ketua maupun pelindung berbagai organisasi.

Dia aktif dibidang kegiatan sosial dibawah naungan Yayasan Dharmais. Bersama adiknya Siti Hutami Endang Adiningsih atau Mamiek Soeharto mereka membantu operasi katarak bagi masyarakat tidak mampu di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar). Mulai didirikan pada 1976 Yayasan ini memberi manfaat bagi 140.000 orang..[12]

Pada tahun 2010, Tutut menggugat atas kepemilikan saham MNCTV seiring dengan pengalihan stasiun televisi TPI ke MNCTV. Tutut menggugat PT Berkah Karya Bersama (BKB) dan PT Sarana Rekatama Dinamika (SRD), dua anak usaha Media Nusantara Citra senilai Rp 3,4 triliun. MNC dituding telah mengambil alih kepemilikan saham Mbak Tutut di PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia yang dimiliki secara sepihak.[13] Namun 23 Agustus 2010 Mbak Tutut kalah di pengadilan atas TUN dicabut.[14]

Tanggal 20 Oktober 2010 Mbak Tutut kembali mengancam pidana kelompok MNC atas perubahan nama MNCTV.[15] Alhasil pada 14 April 2011 Mbak Tutut memenangkan gugatan di PN Jakarta Pusat terhadap kelompok MNC atas perubahan nama MNCTV menjadi TPI.[16]

Kepemilikan perusahaan

[sunting | sunting sumber]
  • TPI, mengudara pertama kali pada tahun 1991 dan berubah nama menjadi MNCTV pada tanggal 20 Oktober 2010
  • Tabloid Wanita Indonesia, terbit pertama kali pada tahun 1989
  • Radio 103.4 DFM, mengudara pertama kali pada akhir dasawarsa 1980an dengan nama "Terminal Musik Indonesia" (TMI)

Penghargaan

[sunting | sunting sumber]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003 (PDF). Diakses tanggal 2020-12-19. 
  2. ^ Jeffrey A. Winters (18 April 2011). Oligarchy. Cambridge University Press. hlm. 167. ISBN 978-1-139-49564-6. 
  3. ^ "Suharto Inc". Time magazine. May 24, 1999. 
  4. ^ IBRA seizes assets of Tutut Suharto.(Brief Article)(Statistical Data Included). Indonesian Investment Highlights. January 1, 2000
  5. ^ "Suharto daughter faces corruption probe". BBC News. February 20, 2001. 
  6. ^ Friend, Theodore (July 2009). Indonesian Destinies. hlm. 325. ISBN 9780674037359. 
  7. ^ "Suharto's relatives recalled from people's assembly". July 17, 1998. 
  8. ^ "Golkar Siap Tampung Tutut". February 8, 2008. 
  9. ^ "Tutut, Titiek & Bambang Masih Anggota Golkar". November 14, 2008. 
  10. ^ "Tutut may join presidential race". The Jakarta Post. May 8, 2004. 
  11. ^ Tom Lansford (24 March 2015). Political Handbook of the World 2015. CQ Press. hlm. 2794–. ISBN 978-1-4833-7155-9. 
  12. ^ Eko Sutriyanto (12-04-2019). "Yayasan Dharmais Gelar Operasi Katarak dan Bibir Sumbing Gratis di NTT". Tribunnews. 
  13. ^ Ari Saputra (2 Februari 2010). "Mbak Tutut Gugat MNC Rp 3,4 Triliun". Detik Finance. 
  14. ^ http://news.okezone.com/read/2010/08/23/339/365877/mnc-mutlak-atas-tpi-gugatan-di-tun-dicabut
  15. ^ http://nasional.kompas.com/read/2010/10/21/17285242/Mbak.Tutut.Ancam.Pidanakan.MNC.Grup
  16. ^ http://nasional.vivanews.com/news/read/214758-tpi-kembali-dimiliki-mbak-tutut[pranala nonaktif permanen]
Jabatan politik
Didahului oleh:
Siti Hartinah Soeharto
Pelaksana tugas Ibu Negara Republik Indonesia
1996-1998
Diteruskan oleh:
Hasri Ainun Habibie
Didahului oleh:
Endang Kusuma Inten Soeweno
Menteri Sosial Republik Indonesia
1998
Diteruskan oleh:
Justika Baharsjah
Jabatan lain
Didahului oleh:
Ibnu Sutowo
Ketua Umum Palang Merah Indonesia
1992–1998
Diteruskan oleh:
Mar'ie Muhammad