Lompat ke isi

Kelor: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Mengganti kategori yang dialihkan Sayuran menjadi Sayur
 
(109 revisi perantara oleh 53 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{ref improve|date=April 2014}}
{{Taxobox
{{Taxobox
| color = {{tc2|tumbuhan}}
| name = Kelor </br>''Moringa oleifera''
| name = Kelor <br />''Moringa oleifera''
| image = Moringa oleifera sg.jpg
| image = Moringa oleifera sg.jpg
|regnum = [[Plantae]]
| regnum = [[Plantae]]
<!--angiospermae-->
<!--tumbuhan berbunga-->
{{kladtb|[[Tumbuhan berpembuluh|Tracheophyta]]}}
{{kladtb|[[Tumbuhan berbunga|Angiospermae]]}}
{{kladtb|[[Eudikotil]]}}
{{kladtb|[[Eudikotil|Eudikotil inti]]}}
{{kladtb|[[Rosid]]{{br}}(Malvid)}}
| ordo = [[Brassicales]]
| ordo = [[Brassicales]]
| familia = [[Moringaceae]]
| familia = [[Moringaceae]]
| genus = '''''[[Moringa]]'''''
| genus = ''[[Moringaceae|Moringa]]''
| species = '''''M. oleifera'''''
| species = '''''M. oleifera'''''
| binomial = ''Moringa oleifera''
| binomial = ''Moringa oleifera''
|Synonyms=Guilandina moringa L.
| synonyms = ''Moringa pterygosperma'', '''Gaertn.'''<ref name=ipteknet/>
Hyperenthera moringa (L.) Vahl
}}
Moringa pterygosperma Gaertn. nom. illeg.}}
'''Kelor''' atau '''merunggai''' ('''''Moringa oleifera''''') adalah sejenis tumbuhan dari [[familia|suku]] [[Moringaceae]]. Tumbuhan ini memiliki ketinggian batang 7—11 meter.<ref name=ipteknet>{{Cite web | last = | first = | authorlink = | coauthors = | title = Kelor | work = Tanaman Obat Indonesia | publisher = IPTEKnet | date = 2005 | url = http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=144 | format = | doi = | accessdate = 2010-02-17}}</ref> Daun kelor berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai, dapat dibuat sayur atau obat. Bunganya berwarna putih kekuning-kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau; bunga ini keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak.<ref name=ipteknet/> Buah kelor berbentuk segitiga memanjang yang disebut '''kelentang''', juga dapat disayur.
[[Berkas:Stek Batang Kelor.jpg|al=Stek Batang Kelor|jmpl|Stek Batang Kelor]]
'''Kelor''' atau '''merunggai''' ('''''Moringa oleifera''''') adalah sejenis tumbuhan dari [[familia|suku]] [[Moringaceae]]. Tumbuhan ini dikenal dengan nama lain seperti: limaran, ''moringa'',<ref name=":0">USDA, Agricultural Research Service, National Plant Germplasm System. 2018. [https://npgsweb.ars-grin.gov/gringlobal/taxonomydetail.aspx?id=24597 Taxon: Moringa Oleifera Lam]. National Germplasm Resources Laboratory, Beltsville, Maryland.</ref> ''[[:en:Ben oil|ben-oil]]''<ref name=":0" /> (dari minyak yang bisa diekstrak dari bijinya), drumstick<ref name=":0" /> (dari bentuk rumah benihnya yang panjang dan ramping), ''horseradish'' ''tree''<ref name=":0" /> (dari bentuk akarnya yang mirip tanaman ''[[:en:Horseradish|horseradish]]''), dan malunggay<ref>Manila Bulletin. (2018). [http://www.pchrd.dost.gov.ph/index.php/news/library-health-news/380-nutritional-and-medicinal-properties-of-malunggay Nutritional and medicinal properties of malunggay] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20181207145610/http://www.pchrd.dost.gov.ph/index.php/news/library-health-news/380-nutritional-and-medicinal-properties-of-malunggay |date=2018-12-07 }}. Philippine Council for Health Research and Development: Health & Science</ref> di Filipina.


Kelor adalah tanaman yang bisa tumbuh dengan cepat,<ref name=":1">CABI. (2018). [https://www.cabi.org/isc/datasheet/34868 Moringa Oleifera (Horseradish tree)].</ref> berumur panjang,<ref name=":1" /> berbunga sepanjang tahun,<ref name=":2">Amina, Syarifah; Tezar Ramdhan; & Miflihani Yanis. (2015). [http://jakarta.litbang.pertanian.go.id/ind/artikel%20bptp/buletin%20nutrisi%20kelor%20volume%205%20o%202%202015.pdf Kandungan Nutrisi dan Sifat Fungsional Tanaman Kelor]. Buletin Pertanian Perkotaan 5 (2): 35-44</ref> dan tahan kondisi panas ekstrim. Tanaman ini berasal dari daerah [[Tropika|tropis]] dan [[subtropis]] di [[Asia Selatan]].<ref name=":1" /> Kelor umum digunakan sebagai bahan makanan dan obat di Indonesia.<ref name=":3">Amzu, Ervizal. (2014). [http://jurnal.ipb.ac.id/index.php/jkebijakan/article/view/10298/8003 KAMPUNG KONSERVASI KELOR: UPAYA MENDUKUNG GERAKAN NASIONAL SADAR GIZI DAN MENGATASI MALNUTRISI DI INDONESIA.] Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan 1 (2): 86-91</ref> Biji kelor juga digunakan sebagai penjernih air skala kecil.<ref name=":3" /><ref>Sutanto, Teja Dwi; Morina Adfa; & Novrianto Tarigan. (2007). [https://ejournal.unib.ac.id/index.php/gradien/article/download/208/182 Buah Kelor (Moringa Oleifera Lamk.) Tanaman Ajaib Yang Dapat Digunakan Untuk Mengurangi Kadar Ion Logam Dalam Air.] Jurnal Gradien 3 (1): 219-221</ref>
Nama umum

Indonesia: Kelor, limaran (Jawa)
== Deskripsi ==
Inggris : Moringa, ben-oil tree, clarifier tree, drumstick tree
Tanaman kelor memiliki ketinggian 7-11 meter, berbatang berkayu (''lignosus''), tegak, berwarna putih kotor, kulit tipis, permukaan kasar; percabangan simpodial, arah cabang tegak atau miring, cenderung tumbuh lurus dan memanjang.<ref name=":2" /> Daun kelor memliki ciri berupa: majemuk, bertangkai panjang, tersusun berseling, beranak daun gasal ([[:en:Pinnation|imparipinnatus]]), helai daun saat muda berwarna hijau muda.<ref name=":3" /> Buah berbentuk panjang bersegi tiga, panjang 20 – 60&nbsp;cm; buah muda berwarna hijau - setelah tua menjadi cokelat, bentuk biji bulat - berwarna coklat kehitaman, berbuah setelah berumur 12 - 18 bulan. Akar tunggang, berwarna putih, membesar seperti lobak.
Melayu : kalor, merunggai, sajina
Vietnam : Chùm ngây
Thailand : ma-rum
Pilipina : Malunggay
==Deskripsi==
Batang berkayu (''lignosus''), tegak, berwarna putih kotor, kulit tipis, permukaan kasar; percabangan simpodial, arah cabang tegak atau miring, cenderung tumbuh lurus dan memanjang. Daun majemuk, bertangkai panjang, tersusun berseling, beranak daun gasal (imparipinnatus), helai daun saat muda berwarna hijau muda. Buah berbentuk panjang bersegi tiga, panjang 20 - 60 cm; buah muda berwarna hijau - setelah tua menjadi cokelat, bentuk biji bulat - berwarna coklat kehitaman, berbuah setelah berumur 12 - 18 bulan. Akar tunggang, berwarna putih, membesar seperti lobak.


Perbanyakan bisa secara generatif (biji) maupun vegetatif (stek batang). Tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai di ketinggian 1000 m dpl, banyak ditanam sebagai tapal batas atau pagar di halaman rumah atau ladang.
Perbanyakan bisa secara generatif (biji) maupun vegetatif (stek batang). Tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai di ketinggian 1000 m dpl, banyak ditanam sebagai tapal batas atau pagar di halaman rumah atau ladang.
Baris 30: Baris 35:
Periset dari Anna Technology University, Tamilnadu, India, C Senthil Kumar, membuktikan bahwa daun kelor memang berkhasiat sebagai hepatoprotektor alias pelindung hati. Menurut dokter sekaligus herbalis di Yogyakarta, dr Sidi Aritjahja, kelor mengandung antioksidan yang sangat tinggi dan sangat bagus untuk penyakit yang berhubungan dengan masalah pencernaan, misalnya luka usus dan luka lambung. “Bagian apa pun yang dipakai aman asal memperhatikan caranya,” ujar alumnus Universitas Gadjah Mada itu. Minumlah rebusan daun kelor selagi air hangat. Sebab, efek antioksidan masih kuat dalam keadaan hangat.
Periset dari Anna Technology University, Tamilnadu, India, C Senthil Kumar, membuktikan bahwa daun kelor memang berkhasiat sebagai hepatoprotektor alias pelindung hati. Menurut dokter sekaligus herbalis di Yogyakarta, dr Sidi Aritjahja, kelor mengandung antioksidan yang sangat tinggi dan sangat bagus untuk penyakit yang berhubungan dengan masalah pencernaan, misalnya luka usus dan luka lambung. “Bagian apa pun yang dipakai aman asal memperhatikan caranya,” ujar alumnus Universitas Gadjah Mada itu. Minumlah rebusan daun kelor selagi air hangat. Sebab, efek antioksidan masih kuat dalam keadaan hangat.


== Kandungan ==
Menurut Dr. Paulus Wahyudi Halim di Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten, kelor memiliki energi dingin. Herbal seperti itu cocok untuk mengatasi penyakit dengan energi panas atau kelebihan energi seperti radang atau kanker.
Kelor kaya memiliki kandungan nutrisi dan senyawa yang dibutuhkan tubuh. Kelor mengandung:
saya
ytrrfgh


* Antioksidan
==Khasiat Daun Kelor==
* Vitamin
Bayi dan anak-anak pada masa pertumbuhan dianjurkan Organisasi Kesehatan Dunia WHO mengkonsumsi daun kelor. Perbandingan gram, daun kelor mengandung:
* Asam Amino Esensial
* Anti-inflammatory
* Kandungan Senyawa lainnya


Akan tetapi, budidaya, pengolahan dan penyajian kelor juga harus tepat agar nutrisi kelor dapat tetap ada.<ref>{{Cite web|title=Kandungan Nutrisi Kelor Untuk Asupan Tubuh Manusia|url=https://kelorina.com/nutrisi/|website=KELORINA|language=id-ID|access-date=2022-04-29|archive-date=2022-04-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20220429090238/https://kelorina.com/nutrisi/|dead-url=yes}}</ref>
7 x vitamin C pada jeruk

4 x calcium pada susu
== Khasiat ==
4 x vitamin A pada wortel
Bayi dan anak-anak pada masa pertumbuhan dianjurkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO untuk mengkonsumsi daun kelor. Perbandingan gram, daun kelor mengandung:
2 x protein pada susu

3 x potasium pada pisang
* 7 x vitamin C pada jeruk
* 4 x kalsium pada susu
* 4 x vitamin A pada wortel
* 2 x protein pada susu
* 3 x potasium pada pisang


Organisasi ini juga menobatkan kelor sebagai pohon ajaib setelah melakukan studi dan menemukan bahwa tumbuhan ini berjasa sebagai penambah kesehatan berharga murah selama 40 tahun ini di negara-negara termiskin di dunia. Pohon kelor memang tersebar luas di padang-padang Afrika, Amerika Latin, dan Asia. National Institute of Health (NIH) pada 21 Maret 2008 mengatakan, bahwa pohon kelor “Telah digunakan sebagai obat oleh berbagai kelompok etnis asli untuk mencegah atau mengobati lebih dari 300 jenis penyakit. Tradisi pengobatan ayurveda India kuno menunjukkan bahwa 300 jenis penyakit dapat diobati dengan daun moringa oleifera.
Organisasi ini juga menobatkan kelor sebagai pohon ajaib setelah melakukan studi dan menemukan bahwa tumbuhan ini berjasa sebagai penambah kesehatan berharga murah selama 40 tahun ini di negara-negara termiskin di dunia. Pohon kelor memang tersebar luas di padang-padang Afrika, Amerika Latin, dan Asia. National Institute of Health (NIH) pada 21 Maret 2008 mengatakan, bahwa pohon kelor “Telah digunakan sebagai obat oleh berbagai kelompok etnis asli untuk mencegah atau mengobati lebih dari 300 jenis penyakit. Tradisi pengobatan ayurveda India kuno menunjukkan bahwa 300 jenis penyakit dapat diobati dengan daun moringa oleifera.


Dari hasil analisis kandungan nutrisi dapat diketahui bahwa daun kelor memiliki potensi yang sangat baik untuk melengkapi kebutuhan nutrisi dalam tubuh. Dengan mengonsumsi daun kelor maka keseimbangan nutrisi dalam tubuh akan terpenuhi sehingga orang yang mengonsumsi daun kelor akan terbantu untuk meningkatkan energi dan ketahanan tubuhnya.
Manfaat utama daun kelor adalah:
#Meningkatkan ketahanan alamiah tubuh
#Menyegarkan mata dan otak
#Meningkatkan metabolisme tubuh
#Meningkatkan stuktur sel tubuh
# Meningkatkan serum kolesterol alamiah
#Mengurangi kerutan dan garis-garis pada kulit
#Meningkatkan fungsi normal hati dan ginjal
#Memperindah kulit
#Meningkatkan energi
#Memudahkan pencernaan
#Antioksidan
#Memelihara sistem imunitas tubuh
#Meningkatkan sistem sirkulasi yang menyehatkan
#Bersifat anti-peradangan
#Memberi perasaan sehat secara menyeluruh
#Mendukung kadar gula normal tubuh


Selain itu, daun kelor juga berkhasiat untuk mengatasi berbagai keluhan yang diakibatkan karena kekurangan vitamin dan mineral seperti kekurangan vitamin A (gangguan penglihatan), kekurangan Choline (penumpukan lemak pada liver), kekurangan vitamin B1 (beri-beri), kekurangan vitamin B2 (kulit kering dan pecah-pecah), kekurangan vitamin B3 (dermatitis), kekurangan vitamin C (pendarahan gusi), kekurangan kalsium (osteoporosis), kekurangan zat besi (anemia), kekurangan protein (rambut pecah-pecah dan gangguan pertumbuhan pada anak).


== Efek samping ==
Dari hasil analisa kandungan nutrisi dapat diketahui bahwa daun kelor memiliki potensi yang sangat baik untuk melengkapi kebutuhan nutrisi dalam tubuh. Dengan mengonsumsi daun kelor maka keseimbangan nutrisi dalam tubuh akan terpenuhi sehingga orang yang mengonsumsi daun kelor akan terbantu untuk meningkatkan energi dan ketahanan tubuhnya.
Selain memiliki manfaat, kelor juga memiliki beberapa efek samping yang perlu diwaspadai. Berikut adalah beberapa di antaranya:
Selain itu, daun kelor juga berkhasiat untuk mengatasi berbagai keluhan yang diakibatkan karena kekurangan vitamin dan mineral seperti kekurangan vitamin A (gangguan penglihatan), kekurangan Choline (penumpukan lemak pada liver), kekurangan vitamin B1 (beri-beri), kekurangan vitamin B2 (kulit kering dan pecah-pecah), kekurangan vitamin B3 (dermatitis), kekurangan vitamin C (pendarahan gusi), kekurangan kalsium (osteoporosis), kekurangan zat besi (anemia), kekurangan protein (rambut pecah-pecah dan gangguan pertumbuhan pada anak).kelor enak dan sehat. enaakkkkkkkkkkkk.......


* Menurunkan tekanan darah
* Memperlambat detak jantung
* Hipoglikemia atau gula darah rendah
* Diare
* Kerusakan hati dan ginjal
* Bahaya bagi kandungan
* Reaksi alergi

Efek samping di atas sangat jarang terjadi. Efek samping dapat terjadi akibat Anda memang memiliki alergi atau kondisi lain yang tidak disarankan untuk mengonsumsi tanaman ini. Pada dasarnya, konsumsi daun kelor relatif aman. Namun, Anda sebaiknya tidak mengonsumsi bagian lain seperti bunga, kulit pohon, hingga akarnya.<ref name="Informasi Kesehatan">{{Cite web|url=https://doktersehat.com/efek-samping-daun-kelor/|title=7 Efek Samping Daun Kelor yang Harus Diwaspadai!|last=|first=|date=|website=www.doktersehat.com|language=id|access-date=2020-07-14|archive-date=2020-07-15|archive-url=https://web.archive.org/web/20200715234549/https://doktersehat.com/efek-samping-daun-kelor/|dead-url=yes}}</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==
<references />
{{reflist}}

{{Taxonbar|from=Q234193}}


{{tumbuhan-stub}}
.
[[Kategori:Moringaceae]]
[[Kategori:Moringaceae]]
[[Kategori:Moringa]]
.
[[Kategori:Sayur]]
[[Kategori:Sayuran daun]]
[[Kategori:Tumbuhan obat]]


{{Tumbuhan-stub}}

Revisi terkini sejak 3 Agustus 2024 08.23

Kelor
Moringa oleifera
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Klad: Tracheophyta
Klad: Angiospermae
Klad: Eudikotil
Klad: Eudikotil inti
Klad: Rosid
(Malvid)
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
M. oleifera
Nama binomial
Moringa oleifera
Stek Batang Kelor
Stek Batang Kelor

Kelor atau merunggai (Moringa oleifera) adalah sejenis tumbuhan dari suku Moringaceae. Tumbuhan ini dikenal dengan nama lain seperti: limaran, moringa,[1] ben-oil[1] (dari minyak yang bisa diekstrak dari bijinya), drumstick[1] (dari bentuk rumah benihnya yang panjang dan ramping), horseradish tree[1] (dari bentuk akarnya yang mirip tanaman horseradish), dan malunggay[2] di Filipina.

Kelor adalah tanaman yang bisa tumbuh dengan cepat,[3] berumur panjang,[3] berbunga sepanjang tahun,[4] dan tahan kondisi panas ekstrim. Tanaman ini berasal dari daerah tropis dan subtropis di Asia Selatan.[3] Kelor umum digunakan sebagai bahan makanan dan obat di Indonesia.[5] Biji kelor juga digunakan sebagai penjernih air skala kecil.[5][6]

Deskripsi

[sunting | sunting sumber]

Tanaman kelor memiliki ketinggian 7-11 meter, berbatang berkayu (lignosus), tegak, berwarna putih kotor, kulit tipis, permukaan kasar; percabangan simpodial, arah cabang tegak atau miring, cenderung tumbuh lurus dan memanjang.[4] Daun kelor memliki ciri berupa: majemuk, bertangkai panjang, tersusun berseling, beranak daun gasal (imparipinnatus), helai daun saat muda berwarna hijau muda.[5] Buah berbentuk panjang bersegi tiga, panjang 20 – 60 cm; buah muda berwarna hijau - setelah tua menjadi cokelat, bentuk biji bulat - berwarna coklat kehitaman, berbuah setelah berumur 12 - 18 bulan. Akar tunggang, berwarna putih, membesar seperti lobak.

Perbanyakan bisa secara generatif (biji) maupun vegetatif (stek batang). Tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai di ketinggian 1000 m dpl, banyak ditanam sebagai tapal batas atau pagar di halaman rumah atau ladang.

Penelitian terhadap manfaat tanaman mulai dari daun, kulit batang, buah sampai bijinya, sejak awal tahun 1980-an telah dimulai. Ada sebuah laporan hasil penelitian, kajian dan pengembangan terkait dengan pemanfaatan tanaman kelor untuk penghijauan serta penahan penggurunan di Etiopia, Somalia, dan Kenya oleh tim Jerman, di dalam berkala Institute for Scientific Cooperation, Tubingen, 1993. Laporan tersebut dikhususkan terhadap kawasan yang termasuk Etiopia, Somalia, dan Sudan, karena sejak lama sudah menjadi tradisi penduduknya untuk menanam pohon kelor, mengingat pohon tersebut dapat menjadi bagian di dalam kehidupan sehari-hari sebagai bahan sayuran, bahan baku obat-obatan, juga untuk diperdagangkan. Di kawasan Arba Minch dan Konso, pohon kelor justru digunakan sebagai tanaman untuk penahan longsor, konservasi tanah, dan terasering. Sehingga pada musim hujan walau dalam jumlah yang paling minimal, jatuhan air hujan akan dapat ditahan oleh sistem akar kelor, dan pada musim kemarau “tabungan” air sekitar akar kelor akan menjadi sumber air bagi tanaman lain. Juga karena sistem akar kelor cukup rapat, bencana longsor jarang terjadi.

Periset dari Anna Technology University, Tamilnadu, India, C Senthil Kumar, membuktikan bahwa daun kelor memang berkhasiat sebagai hepatoprotektor alias pelindung hati. Menurut dokter sekaligus herbalis di Yogyakarta, dr Sidi Aritjahja, kelor mengandung antioksidan yang sangat tinggi dan sangat bagus untuk penyakit yang berhubungan dengan masalah pencernaan, misalnya luka usus dan luka lambung. “Bagian apa pun yang dipakai aman asal memperhatikan caranya,” ujar alumnus Universitas Gadjah Mada itu. Minumlah rebusan daun kelor selagi air hangat. Sebab, efek antioksidan masih kuat dalam keadaan hangat.

Kandungan

[sunting | sunting sumber]

Kelor kaya memiliki kandungan nutrisi dan senyawa yang dibutuhkan tubuh. Kelor mengandung:

  • Antioksidan
  • Vitamin
  • Asam Amino Esensial
  • Anti-inflammatory
  • Kandungan Senyawa lainnya

Akan tetapi, budidaya, pengolahan dan penyajian kelor juga harus tepat agar nutrisi kelor dapat tetap ada.[7]

Bayi dan anak-anak pada masa pertumbuhan dianjurkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO untuk mengkonsumsi daun kelor. Perbandingan gram, daun kelor mengandung:

  • 7 x vitamin C pada jeruk
  • 4 x kalsium pada susu
  • 4 x vitamin A pada wortel
  • 2 x protein pada susu
  • 3 x potasium pada pisang

Organisasi ini juga menobatkan kelor sebagai pohon ajaib setelah melakukan studi dan menemukan bahwa tumbuhan ini berjasa sebagai penambah kesehatan berharga murah selama 40 tahun ini di negara-negara termiskin di dunia. Pohon kelor memang tersebar luas di padang-padang Afrika, Amerika Latin, dan Asia. National Institute of Health (NIH) pada 21 Maret 2008 mengatakan, bahwa pohon kelor “Telah digunakan sebagai obat oleh berbagai kelompok etnis asli untuk mencegah atau mengobati lebih dari 300 jenis penyakit. Tradisi pengobatan ayurveda India kuno menunjukkan bahwa 300 jenis penyakit dapat diobati dengan daun moringa oleifera.

Dari hasil analisis kandungan nutrisi dapat diketahui bahwa daun kelor memiliki potensi yang sangat baik untuk melengkapi kebutuhan nutrisi dalam tubuh. Dengan mengonsumsi daun kelor maka keseimbangan nutrisi dalam tubuh akan terpenuhi sehingga orang yang mengonsumsi daun kelor akan terbantu untuk meningkatkan energi dan ketahanan tubuhnya.

Selain itu, daun kelor juga berkhasiat untuk mengatasi berbagai keluhan yang diakibatkan karena kekurangan vitamin dan mineral seperti kekurangan vitamin A (gangguan penglihatan), kekurangan Choline (penumpukan lemak pada liver), kekurangan vitamin B1 (beri-beri), kekurangan vitamin B2 (kulit kering dan pecah-pecah), kekurangan vitamin B3 (dermatitis), kekurangan vitamin C (pendarahan gusi), kekurangan kalsium (osteoporosis), kekurangan zat besi (anemia), kekurangan protein (rambut pecah-pecah dan gangguan pertumbuhan pada anak).

Efek samping

[sunting | sunting sumber]

Selain memiliki manfaat, kelor juga memiliki beberapa efek samping yang perlu diwaspadai. Berikut adalah beberapa di antaranya:

  • Menurunkan tekanan darah
  • Memperlambat detak jantung
  • Hipoglikemia atau gula darah rendah
  • Diare
  • Kerusakan hati dan ginjal
  • Bahaya bagi kandungan
  • Reaksi alergi

Efek samping di atas sangat jarang terjadi. Efek samping dapat terjadi akibat Anda memang memiliki alergi atau kondisi lain yang tidak disarankan untuk mengonsumsi tanaman ini. Pada dasarnya, konsumsi daun kelor relatif aman. Namun, Anda sebaiknya tidak mengonsumsi bagian lain seperti bunga, kulit pohon, hingga akarnya.[8]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d USDA, Agricultural Research Service, National Plant Germplasm System. 2018. Taxon: Moringa Oleifera Lam. National Germplasm Resources Laboratory, Beltsville, Maryland.
  2. ^ Manila Bulletin. (2018). Nutritional and medicinal properties of malunggay Diarsipkan 2018-12-07 di Wayback Machine.. Philippine Council for Health Research and Development: Health & Science
  3. ^ a b c CABI. (2018). Moringa Oleifera (Horseradish tree).
  4. ^ a b Amina, Syarifah; Tezar Ramdhan; & Miflihani Yanis. (2015). Kandungan Nutrisi dan Sifat Fungsional Tanaman Kelor. Buletin Pertanian Perkotaan 5 (2): 35-44
  5. ^ a b c Amzu, Ervizal. (2014). KAMPUNG KONSERVASI KELOR: UPAYA MENDUKUNG GERAKAN NASIONAL SADAR GIZI DAN MENGATASI MALNUTRISI DI INDONESIA. Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan 1 (2): 86-91
  6. ^ Sutanto, Teja Dwi; Morina Adfa; & Novrianto Tarigan. (2007). Buah Kelor (Moringa Oleifera Lamk.) Tanaman Ajaib Yang Dapat Digunakan Untuk Mengurangi Kadar Ion Logam Dalam Air. Jurnal Gradien 3 (1): 219-221
  7. ^ "Kandungan Nutrisi Kelor Untuk Asupan Tubuh Manusia". KELORINA. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-04-29. Diakses tanggal 2022-04-29. 
  8. ^ "7 Efek Samping Daun Kelor yang Harus Diwaspadai!". www.doktersehat.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-15. Diakses tanggal 2020-07-14.