Lompat ke isi

Bandar Udara Jalaluddin: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ikhsanul Iqbal (bicara | kontrib)
Adhit Fastman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan pranala ke halaman disambiguasi
 
(135 revisi perantara oleh 46 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox airport
{{Kotakinfo bandara|nama=Bandara Jalaluddin
|name = Bandar Udara Jalaluddin
|IATA=GTO
|nativename = <small>{{lang|en|Jalaluddin Airport}}</small>
|ICAO=WAMG
|image =
|lokasi=[[Tibawa, Gorontalo|Tibawa]], [[Gorontalo]]
|image-width = 75px
|negara=[[Indonesia]]
| image2 = Tb Picture5 $ 1504067688 641348701 $.jpg
|tipe=sipil
| image2-width = 250
|waktu=UTC+8
| caption =
|elevasi=32 [[meter|m]] (105 [[feet|f]])
|image2 =Tb Picture5 $ 1504067688 641348701 $.jpg
|koordinat={{coord|0|38|13|N|122|50|59|E|type:airport|br=Y}}
|image2-width = 250
{{landaspacu|sudut=09/27|panjang_f=8.202x148|panjang_m=2.500x45|permukaan=aspal PCN 41 FCXT}}
|IATA = GTO
|ICAO = WAMG
|WMO = 97048
|type = Publik / Militer
|owner = [[Politik Indonesia|Pemerintah Indonesia]]
|operator = [[Kementerian Perhubungan]]
|city-served = [[Kota Gorontalo]]
|location = [[Gorontalo]], [[Indonesia]]
|elevation-f = 59
|elevation-m = 18
|metric-elev = yes
| timezone = [[Waktu Indonesia Tengah|WITA]]
| utc = [[UTC+08:00]]
|coordinates = {{coord|00|38|14|N|122|50|59.5|E|type:airport}}
|website ={{URL|djalaluddin.com}}
| image_map = LocationSulawesi.svg
| image_map_caption = [[Sulawesi]] daerah di Indonesia
| pushpin_map = Indonesia Sulawesi#Indonesia
|pushpin_label= GTO
| pushpin_map_caption = Location of airport in Gorontalo / Indonesia
|r1-number = 09/27
|r1-length-f = 8202
|r1-length-m = 2500
|r1-surface = [[Aspal beton|Aspal]]
|metric-rwy = yes
|stat-year = 2017
|stat1-header = Penumpang
|stat1-data = 2,311,405
|stat2-header =
|stat2-data =
|stat3-header =
|stat3-data =
|footnotes = Sumber: [[Daftar bandar udara tersibuk di Indonesia]]
}}
}}
'''Bandar Udara Jalaluddin''' {{Airport codes|GTO|WAMG}}, sebelumnya bernama '''Bandar Udara Tolotio''', adalah [[bandar udara]] yang terletak di [[Kabupaten Gorontalo]], [[Provinsi Gorontalo|Gorontalo]], Indonesia {{airport codes|GTO|WAMG}}. Bandar Udara ini terletak sekitar 30 km di sebelah barat dari pusat kota Gorontalo dan dioperasikan oleh Departemen Perhubungan Republik Indonesia. Terminal baru Bandara Djalaluddin diresmikan pada tanggal 1 Mei 2016. Bandara ini adalah pintu gerbang alternatif penerbangan ke bagian Utara serta Kawasan Timur Indonesia selain [[Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi]] dan [[Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin]]. Bandara ini diberi nama Djalaluddin Tantu, yang merupakan Mayor Penerbang dari Gorontalo, yang telah meninggal dalam "Operasi Dwikora" pada tahun 1964 di [[Malaysia]]. Beliau dinyatakan hilang bersama pesawat Hercules yang dikemudikannya.

'''Bandar Udara Jalaluddin''' adalah [[bandar udara]] yang terletak di kecamatan [[Tibawa, Gorontalo|Tibawa]], [[Kabupaten Gorontalo]], provinsi [[Gorontalo]].


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Bandar Udara Djalaluddin Gorontalo (Pelabuhan Udara Tolotio) terletak pada jazirah utara pulau Sulawesi yaitu Desa Tolotio, Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo dahulu masuk wilayah provinsi Sulawesi Utara.
Bandar Udara Djalaluddin Gorontalo (dahulu bernama Pelabuhan Udara Tolotio) yang lama terletak pada jazirah utara pulau Sulawesi yaitu Desa Tolotio, Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo.


Bandar udara ini berjarak 18km dari ibukota kabupaten Limboto dengan koordinat 00 38' 17" LU dan 122 51' 07" BT, dengan ketinggian di atas permukaan laut 18m adalah merupakan pintu gerbang utama transportasi udara yang melayani daerah provinsi Gorontalo dengan ibukota negara dan kota ptovinsi lainnya di wilayah Republik Indonesia.
Bandar udara ini berjarak sekitar 30km dari Kota Gorontalo, ibukota Provinsi [[Gorontalo]] dengan koordinat 00 38' 17" LU dan 122 51' 07" BT, dengan ketinggian di atas permukaan laut sekitar 18 meter. Bandara Djalaluddin merupakan pintu gerbang utama transportasi udara yang melayani daerah Provinsi Gorontalo dengan daerah lainnya di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.


Pendaratan pesawat terbang pertama kali di daerah Gorontalo pada tahun 1955 dengan pesawat udara jenis ALBATROS di Lapangan Terbang Air Iluta di Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo dalam rangka meninjau pelaksanaan pekerjaan pembangunan lapangan udara di desa Tolotio oleh Direktorat Pekerjaan Umum. Saat itu untuk keperluan transportasi militer dalam menyatukan dan mempertahankan wilayah teritorial NKRI. Selanjutnya seiring dengan selesainya pekerjaan rintisan pembangunan lapangan udara, maka pada tahun 1956 pesawat jenis DC-3 Dakota mendarat dilapangan udara (Konstruksi Pengerasan dasar )Desa Tolotio
Pendaratan pesawat terbang pertama kali di daerah Gorontalo pada tahun 1955 dengan pesawat udara jenis ALBATROS di Lapangan Terbang Air Iluta di Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo dalam rangka meninjau pelaksanaan pekerjaan pembangunan lapangan udara di Desa Tolotio oleh Direktorat Pekerjaan Umum. Saat itu untuk keperluan transportasi militer dalam menyatukan dan mempertahankan wilayah teritorial NKRI. Selanjutnya seiring dengan selesainya pekerjaan rintisan pembangunan lapangan udara, maka pada tahun 1956 pesawat jenis DC-3 Dakota mendarat di lapangan udara (konstruksi pengerasan dasar) Desa Tolotio


Dengan fasilitas sederhana lapangan udara Tolotio yang semula berfungsi sebagai pelabuhan udara militer juga berfungsi sebagai pelabuhan udara komersial yang dikelola oleh Direktorat Jendral Perhubungan Udara. Perubahan nama pelabuhan udara Tolotio menjadi Pelabuhan udara Djalaluddin terjadi pada tahun 1974 berdasarkan usulan fraksi ABRI di DPRD kabupaten Gorontalo tentang perubahan nama Tolotio menjadi Djalaluddin. Nama Djalaluddin diambil dari nama seorang penerbang TNI-AU yang merupakan putra terbaik Indonesia yang berasal dari daerah Gorontalo yaitu Letkol Pnb Djalaluddin Tantu yang dinyatakan gugur dalam operasi Dwikora di Malaysia. Beliau hilang bersama pesawat Hercules yang dikemudikannya, sehingga menjadi Bandar Udara Djalaluddin Gorontalo.
Dengan fasilitas sederhana lapangan udara Tolotio yang semula berfungsi sebagai pelabuhan udara militer juga berfungsi sebagai pelabuhan udara komersial yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Perubahan nama pelabuhan udara Tolotio menjadi Pelabuhan Udara Djalaluddin terjadi pada tahun 1974 berdasarkan usulan fraksi ABRI di DPRD Kabupaten Gorontalo tentang perubahan nama Tolotio menjadi Djalaluddin. Nama Djalaluddin diambil dari nama seorang penerbang TNI-AU yang merupakan putra terbaik Indonesia yang berasal dari daerah Gorontalo yaitu Letkol Pnb Djalaluddin Tantu yang dinyatakan gugur dalam operasi Dwikora di Malaysia. Dia hilang bersama pesawat Hercules yang dikemudikannya, sehingga menjadi Bandar Udara Djalaluddin Gorontalo.


== Data dan statistik ==
== Terminal Baru ==
Kementerian Perhubungan Republik Indonesia telah menyelesaikan pembangunan gedung terminal baru Bandara Djalaludin Gorontalo. Gedung terminal baru yang terdiri dari dua lantai itu seluas 11.865 meter persegi, dan mampu menampung penumpang dan penjemput sejumlah 2.500 orang. Besarnya kali ini, sudah 10 kali lebih besar dari kapasitas sebelumnya yang sudah sesak jika diduduki 250 orang. Bandara Djalaludin Gorontalo merupakan Bandar Udara kelas satu yang berada di Kecamatan Isimu, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo.
{| class="wikitable" style="float:right;"
|+ '''Perkembangan muatan penumpang dan kargo di Djalaluddin (Januari-Desember)'''
! Tahun || Penumpang {{br}}penerbangan{{br}}domestik{{br}}<small>(dalam ribuan)</small> || jumlah {{br}}kargo{{br}}domestik{{br}}<small>(dalam ribuan kg)</small>
|-
| 2009 || 172,9 || 1.040
|-
| 2010 || ||
|}


Gedung terminal baru Bandara Gorontalo ini dibangun sejak tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 dengan total pembiayaan sebesar Rp 146 M''',''' yang berasal dari anggaran Kementerian Perhubungan. Gedung terminal baru Bandara Djalaludin Gorontalo merupakan bagian dari pengembangan fasilitas darat bandara. Lantai dasar berfungsi sebagai tempat check in, drop off, baggage claim, serta area publik dan karyawan.
Bandar Udara Djalaluddin Gorontalo memiliki panjang landasan 2500m dengan lebar 45m dan mempunyai kekuatan PCN 41 FCXT. Sedangkan
apron memiliki panjang 230m dan lebar 80m. Pesawat terbesar saat ini yang beroperasi di Bandara Djalaluddin adalah Boeing 737-900ER yang dioperasikan oleh maskapai LION AIR yang dapat mengangkut penumpang sebanyak 215 orang dan memiliki beban maksimum pada saat lepas landas (MTOW) mencapai 78 TON.


Sementara untuk lantai dua, berfungsi sebagai ruang tunggu penumpang dan area publik dan karyawan. Terminal baru Bandara Djalaludin Gorontalo ini sekarang juga dilengkapi dengan dua buah garbarata sehingga semakin memudahkan penumpang menaiki pesawat. Selain pembangunan terminal baru, Bandara Djalaludin Gorontalo juga mengembangkan area parkir bandara yang semula hanya seluas 3.902 M2 untuk 150 mobil, sekarang menjadi 46.411 M2 dan mampu menampung 1.820 mobil. Sehingga total biaya untuk pengembangan sisi fasilitas darat Bandara Djalaludin Gorontalo sebesar Rp 187 miliar.
Pada tahun 2011 direncanakan akan dibangun apron baru dengan panjang 200m dan lebar 100m untuk menunjang terwujudnya Provinsi
Gorontalo menjadi embarkasi haji.


Pada sisi udara juga telah dilakukan pengembangan apron yang berukuran 130 x 291 M mampu menampung Pesawat Airbus A320, Airbus A320neo, Airbus A330, ATR, Boeing 737 Classic, Next Generation, dan MAX, dan Bombardier Dash 8. [http://berita.suaramerdeka.com/pembangunan-terminal-baru-bandara-djalaludin-rampung/]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
== Tipe pesawat yang beroperasi di Bandara Djalaluddin ==
* [[Boeing 737-800 NG ]]
* [[Boeing 737 series]]
* [[Boeing 737-900 ER ]]
* [[Airbus A319 ]]
* [[Dash 8]]
* [[C130 Hercules]]
* [[Fokker 27/28/100]]
* [[Cassa Aviocar C212]]
* [[CN 235]]
* [[ATR 42/72]]


== Maskapai yang beroperasi di Bandara Djalaluddin ==
== Maskapai Penerbangan dan tujuan ==
{{airport-dest-list
{{airport-dest-list

| [[Lion Air]] | Ujung Pandang, Jakarta
|[[Aviastar (Indonesia)|Aviastar]] | [[Bandar Udara Pogogul|Buol]], [[Bandar Udara Syukuran Aminuddin Amir|Luwuk]], [[Mutiara Airport|Palu]], [[Bandar Udara Sultan Bantilan|Toli—Toli]]
| [[Sabang Merauke Air Charter]] | Poso, Ujung Pandang
|[[Batik Air]] | [[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Jakarta—Soekarno—Hatta]]
| [[Sriwijaya Air]] | Ujung Pandang, Jakarta
|[[Garuda Indonesia]] | [[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Jakarta—Soekarno—Hatta]], [[Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin|Makassar]]
| [[Wings Air]] | Manado, Ternate
|[[Lion Air]] | [[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Jakarta—Soekarno—Hatta]], [[Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin|Makassar]]
| [[Garuda Indonesia]] | Ujung Pandang, Jakarta
|[[Wings Air]] | [[Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi|Manado]], [[Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufrie|Palu]]
}}
}}

==Referensi==
{{reflist}}


{{Bandar Udara di Indonesia}}
{{Bandar Udara di Indonesia}}
{{bandara-indo-stub}}


[[Kategori:Bandar udara di Indonesia|Jalaluddin]]
{{Bandara bergarbarata Indonesia}}
{{Bandar udara di pulau Sulawesi|state=autocollapse}}
[[Kategori:Kabupaten Gorontalo]]
[[Kategori:Bandar udara di Gorontalo|Jalaluddin]]

Revisi terkini sejak 10 Agustus 2024 13.09

Bandar Udara Jalaluddin

Jalaluddin Airport
Informasi
JenisPublik / Militer
PemilikPemerintah Indonesia
PengelolaKementerian Perhubungan
MelayaniKota Gorontalo
LokasiGorontalo, Indonesia
Zona waktuWITA (UTC+08:00)
Ketinggian dpl18 mdpl
Koordinat00°38′14″N 122°50′59.5″E / 0.63722°N 122.849861°E / 0.63722; 122.849861
Situs webdjalaluddin.com
Peta
Sulawesi daerah di Indonesia
Sulawesi daerah di Indonesia
GTO di Sulawesi
GTO
GTO
Location of airport in Gorontalo / Indonesia
GTO di Indonesia
GTO
GTO
GTO (Indonesia)
Landasan pacu
Arah Panjang Permukaan
m kaki
09/27 2.500 8.202 Aspal
Statistik (2017)
Penumpang2,311,405

Bandar Udara Jalaluddin (IATA: GTOICAO: WAMG), sebelumnya bernama Bandar Udara Tolotio, adalah bandar udara yang terletak di Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Indonesia (IATA: GTOICAO: WAMG). Bandar Udara ini terletak sekitar 30 km di sebelah barat dari pusat kota Gorontalo dan dioperasikan oleh Departemen Perhubungan Republik Indonesia. Terminal baru Bandara Djalaluddin diresmikan pada tanggal 1 Mei 2016. Bandara ini adalah pintu gerbang alternatif penerbangan ke bagian Utara serta Kawasan Timur Indonesia selain Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi dan Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin. Bandara ini diberi nama Djalaluddin Tantu, yang merupakan Mayor Penerbang dari Gorontalo, yang telah meninggal dalam "Operasi Dwikora" pada tahun 1964 di Malaysia. Beliau dinyatakan hilang bersama pesawat Hercules yang dikemudikannya.

Bandar Udara Djalaluddin Gorontalo (dahulu bernama Pelabuhan Udara Tolotio) yang lama terletak pada jazirah utara pulau Sulawesi yaitu Desa Tolotio, Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo.

Bandar udara ini berjarak sekitar 30km dari Kota Gorontalo, ibukota Provinsi Gorontalo dengan koordinat 00 38' 17" LU dan 122 51' 07" BT, dengan ketinggian di atas permukaan laut sekitar 18 meter. Bandara Djalaluddin merupakan pintu gerbang utama transportasi udara yang melayani daerah Provinsi Gorontalo dengan daerah lainnya di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pendaratan pesawat terbang pertama kali di daerah Gorontalo pada tahun 1955 dengan pesawat udara jenis ALBATROS di Lapangan Terbang Air Iluta di Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo dalam rangka meninjau pelaksanaan pekerjaan pembangunan lapangan udara di Desa Tolotio oleh Direktorat Pekerjaan Umum. Saat itu untuk keperluan transportasi militer dalam menyatukan dan mempertahankan wilayah teritorial NKRI. Selanjutnya seiring dengan selesainya pekerjaan rintisan pembangunan lapangan udara, maka pada tahun 1956 pesawat jenis DC-3 Dakota mendarat di lapangan udara (konstruksi pengerasan dasar) Desa Tolotio

Dengan fasilitas sederhana lapangan udara Tolotio yang semula berfungsi sebagai pelabuhan udara militer juga berfungsi sebagai pelabuhan udara komersial yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Perubahan nama pelabuhan udara Tolotio menjadi Pelabuhan Udara Djalaluddin terjadi pada tahun 1974 berdasarkan usulan fraksi ABRI di DPRD Kabupaten Gorontalo tentang perubahan nama Tolotio menjadi Djalaluddin. Nama Djalaluddin diambil dari nama seorang penerbang TNI-AU yang merupakan putra terbaik Indonesia yang berasal dari daerah Gorontalo yaitu Letkol Pnb Djalaluddin Tantu yang dinyatakan gugur dalam operasi Dwikora di Malaysia. Dia hilang bersama pesawat Hercules yang dikemudikannya, sehingga menjadi Bandar Udara Djalaluddin Gorontalo.

Terminal Baru

[sunting | sunting sumber]

Kementerian Perhubungan Republik Indonesia telah menyelesaikan pembangunan gedung terminal baru Bandara Djalaludin Gorontalo. Gedung terminal baru yang terdiri dari dua lantai itu seluas 11.865 meter persegi, dan mampu menampung penumpang dan penjemput sejumlah 2.500 orang. Besarnya kali ini, sudah 10 kali lebih besar dari kapasitas sebelumnya yang sudah sesak jika diduduki 250 orang. Bandara Djalaludin Gorontalo merupakan Bandar Udara kelas satu yang berada di Kecamatan Isimu, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo.

Gedung terminal baru Bandara Gorontalo ini dibangun sejak tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 dengan total pembiayaan sebesar Rp 146 M, yang berasal dari anggaran Kementerian Perhubungan. Gedung terminal baru Bandara Djalaludin Gorontalo merupakan bagian dari pengembangan fasilitas darat bandara. Lantai dasar berfungsi sebagai tempat check in, drop off, baggage claim, serta area publik dan karyawan.

Sementara untuk lantai dua, berfungsi sebagai ruang tunggu penumpang dan area publik dan karyawan. Terminal baru Bandara Djalaludin Gorontalo ini sekarang juga dilengkapi dengan dua buah garbarata sehingga semakin memudahkan penumpang menaiki pesawat. Selain pembangunan terminal baru, Bandara Djalaludin Gorontalo juga mengembangkan area parkir bandara yang semula hanya seluas 3.902 M2 untuk 150 mobil, sekarang menjadi 46.411 M2 dan mampu menampung 1.820 mobil. Sehingga total biaya untuk pengembangan sisi fasilitas darat Bandara Djalaludin Gorontalo sebesar Rp 187 miliar.

Pada sisi udara juga telah dilakukan pengembangan apron yang berukuran 130 x 291 M mampu menampung Pesawat Airbus A320, Airbus A320neo, Airbus A330, ATR, Boeing 737 Classic, Next Generation, dan MAX, dan Bombardier Dash 8. [1][pranala nonaktif permanen]

Maskapai Penerbangan dan tujuan

[sunting | sunting sumber]
MaskapaiTujuan
Aviastar Buol, Luwuk, Palu, Toli—Toli
Batik Air Jakarta—Soekarno—Hatta
Garuda Indonesia Jakarta—Soekarno—Hatta, Makassar
Lion Air Jakarta—Soekarno—Hatta, Makassar
Wings Air Manado, Palu