Lompat ke isi

Dataran tinggi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Membatalkan 1 suntingan oleh 125.163.165.225 (pembicaraan). (TW)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(15 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Ochtendnevel boven het Dijeng-plateau TMnr 60019004.jpg|thumb|Dataran tinggi Dieng]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Ochtendnevel boven het Dijeng-plateau TMnr 60019004.jpg|jmpl|Dataran tinggi Dieng]]


'''Dataran tinggi''' (disebut juga '''plateau''' atau '''plato''') adalah dataran yang terletak pada ketinggian di atas 700 m [[elevasi|dpl]].{{fact}} Dataran tinggi terbentuk sebagai hasil [[erosi]] dan [[sedimentasi]]. Beberapa dataran tinggi antara lain [[Dataran Tinggi Dekkan]], [[Dataran Tinggi Gayo]], [[Dataran Tinggi Dieng]], [[Dataran Tinggi Malang]], dan [[Dataran Tinggi Alas]]. Dataran tinggi bisa juga terjadi oleh bekas [[kaldera]] luas, yang tertimbun material dari lereng gunung sekitarnya. Dataran tinggi dari kategori terakhir ini antara lain adalah [[Dataran Tinggi Dieng]] di [[Jawa Tengah]].
'''Dataran tinggi''' atau '''penara''' (disebut juga '''plato''') ({{lang-en|plateau}}) adalah dataran yang terletak pada ketinggian di atas 700 [[Meter di atas permukaan laut|mdpl]].<ref>{{Cite journal|last=Qurniawan|first=Anas|date=2016|title=Kualitas Daging Dan Performa Ayam Broiler Di Kandang Terbuka Pada Ketinggian Tempat Pemeliharaan Yang Berbeda Di Kabupaten Takalar Sulawesi Selatan|url=http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/80459|language=id|publisher=Bogor Agricultural University (IPB)}}</ref><ref>{{Cite book|last=Pribadi|first=L. Wira|date=2015|url=http://repository.ub.ac.id/160556/1/L.%20Wira%20Pribadi.pdf|title=(Disertasi)|location=Malang|publisher=Universitas Brawijaya|pages=3|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Basuki|first=Rofik Sinung|date=2014|title=Identifikasi Permasalahan dan Analisis Usahatani Bawang Merah di Dataran Tinggi Pada Musim Hujan di Kabupaten Majalengka|url=https://repository.pertanian.go.id/items/496c0401-9f20-47cf-a7ea-4887a4aff697|journal=Jurnal Hortikultura|volume=24|issue=3|pages=266-275}}</ref> Dataran tinggi terbentuk sebagai hasil [[erosi]] dan [[sedimentasi]].<ref>{{Cite journal|last=Supriastuti|first=Eko|date=2021|title=Strategi Pengembangan Agribisnis Komoditi Pertanian Unggulan Dataran Tinggi Di Kabupaten Sumbawa Barat|url=https://core.ac.uk/download/pdf/478740667.pdf|journal=Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH|volume=8|issue=3|pages=901-12}}</ref> Beberapa dataran tinggi antara lain [[Dataran Tinggi Dieng]], [[Dataran Tinggi Gayo]], [[Dataran Tinggi Minangkabau]], [[Dataran Tinggi Tibet]], dan [[Dataran Tinggi Karo]]. Dataran tinggi bisa juga terjadi oleh bekas [[kaldera]] luas, yang tertimbun material dari lereng gunung sekitarnya. Dataran tinggi dari kategori terakhir ini antara lain adalah [[Dataran Tinggi Dieng]] di [[Jawa Tengah]].


Berlawanan dengan dataran tinggi adalah [[dataran rendah]].
Bentuk berlawanan dengan dataran tinggi adalah [[dataran rendah]].

{{geologi-stub}}


[[Kategori:Dataran tinggi| ]]
[[Kategori:Dataran tinggi| ]]


{{geologi-stub}}

Revisi terkini sejak 26 Juli 2023 02.00

Dataran tinggi Dieng

Dataran tinggi atau penara (disebut juga plato) (bahasa Inggris: plateau) adalah dataran yang terletak pada ketinggian di atas 700 mdpl.[1][2][3] Dataran tinggi terbentuk sebagai hasil erosi dan sedimentasi.[4] Beberapa dataran tinggi antara lain Dataran Tinggi Dieng, Dataran Tinggi Gayo, Dataran Tinggi Minangkabau, Dataran Tinggi Tibet, dan Dataran Tinggi Karo. Dataran tinggi bisa juga terjadi oleh bekas kaldera luas, yang tertimbun material dari lereng gunung sekitarnya. Dataran tinggi dari kategori terakhir ini antara lain adalah Dataran Tinggi Dieng di Jawa Tengah.

Bentuk berlawanan dengan dataran tinggi adalah dataran rendah.


  1. ^ Qurniawan, Anas (2016). "Kualitas Daging Dan Performa Ayam Broiler Di Kandang Terbuka Pada Ketinggian Tempat Pemeliharaan Yang Berbeda Di Kabupaten Takalar Sulawesi Selatan". Bogor Agricultural University (IPB). 
  2. ^ Pribadi, L. Wira (2015). (Disertasi) (PDF). Malang: Universitas Brawijaya. hlm. 3. 
  3. ^ Basuki, Rofik Sinung (2014). "Identifikasi Permasalahan dan Analisis Usahatani Bawang Merah di Dataran Tinggi Pada Musim Hujan di Kabupaten Majalengka". Jurnal Hortikultura. 24 (3): 266–275. 
  4. ^ Supriastuti, Eko (2021). "Strategi Pengembangan Agribisnis Komoditi Pertanian Unggulan Dataran Tinggi Di Kabupaten Sumbawa Barat" (PDF). Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH. 8 (3): 901–12.