Lompat ke isi

Honoris Causa: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kamalusandi (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
EvoSwatch (bicara | kontrib)
k Validitas masih di pertanyakan, bahkan sitasi memiliki kata "Kontroversi" di judulnya.
 
(40 revisi perantara oleh 25 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{italic title}}
'''Gelar Honoris Causa''' (H.C) / '''Gelar Kehormatan''' adalah sebuah gelar kesarjanaan yang diberikan oleh suatu [[perguruan tinggi]]/[[universitas]] yang memenuhi syarat kepada seseorang, tanpa orang tersebut perlu untuk mengikuti dan lulus dari pendidikan yang sesuai untuk mendapatkan gelar kesarjanaannya tersebut. Gelar Honoris Causa dapat diberikan bila seseorang telah dianggap berjasa dan atau berkarya luar biasa bagi ilmu pengetahuan dan umat manusia.
[[Berkas:Jimmy Wales receives honorary doctorate from Maastricht University (5).JPG|jmpl|Gelar kehormatan [[Doktor]] ''honoris causa'' yang diterima oleh [[Jimmy Wales]] dari [[Universitas Maastricht]] (2015)]]


'''Gelar ''Honoris Causa''''' (H.C.) ([[bahasa Latin]]: "demi kehormatan") adalah [[gelar akademik]] kehormatan yang diberikan oleh [[perguruan tinggi]] kepada seseorang tanpa perlu menempuh pendidikan formal di institusi tersebut. Gelar ini diberikan sebagai penghargaan atas kontribusi luar biasa seseorang di bidang tertentu atau pencapaian hidup yang istimewa.
== Sejarah dan Penjelasan ==
Gelar Doktor Kehormatan tercatat pertama kali diberikan kepada [[Lionel Woodville]] sekitar tahun [[1470]] oleh [[Universitas Oxford]][http://www.ox.ac.uk], [[Oxford]], [[Oxfordshire]], [[Inggris]]. Ia kemudian dikenal sebagai Uskup Wilayah Salisbury/[[Bishop of Salisbury]].


== Sejarah ==
Pada awalnya, pemberian gelar Doktor Kehormatan ini dianggap sebagai sesuatu hal yang tidak biasa. Pemberian gelar Doktor Kehormatan ini mulai dianggap biasa sekitar [[abad ke-16]], khususnya pada masa-masa ketika banyak universitas-universitas yang belum tenar pada saat itu, menerima [[kunjungan kehormatan]] dari universitas-universitas ternama seperti Universitas [[Oxford]] atau Universitas [[Cambridge]][http://www.cam.ac.uk].
Praktik pemberian gelar ''honoris causa'' berawal dari [[Abad Pertengahan]] di [[Eropa]]. [[Universitas Oxford]] tercatat memberikan gelar kehormatan pertama kali pada tahun 1470 kepada [[Lionel Woodville]], yang kemudian menjadi [[Keuskupan Salisbury (Anglikan)|Uskup Salisbury]].<ref>{{cite book |last1=Buxton |first1=L. H. Dudley |last2=Gibson |first2=Strickland |title=Oxford University Ceremonies |year=1935 |publisher=Oxford University Press |url=https://archive.org/details/oxforduniversity00buxt}}</ref>


== Kriteria pemberian ==
Pada waktu kunjungan [[James I]] ke Universitas [[Oxford]] pada tahun 1605 misalnya, 43 dari rombongan beliau (15 diantaranya merupakan golongan [[bangsawan tinggi]] dan [[ksatria]]) mendapatkan Gelar Kehormatan ''[[Master of Arts]]'' dari Universitas [[Oxford]] dan mereka tercatat sebagai yang memiliki [[kesarjanaan penuh]].
Kriteria pemberian gelar ''honoris causa'' bervariasi antar institusi, namun umumnya mencakup:


# Kontribusi signifikan di bidang akademik, seni, atau profesi tertentu
Seseorang yang telah menerima gelar Doktor Kehormatan, mendapatkan hak yang sama seperti para penerima gelar yang lainnya misalnya, dapat mencantumkan tanda kedoktorannya pada awal nama (Dr. xxx) namun khusus untuk yang menerima gelar Doktor Kehormatan, dapat mencantumkan tanda khusus Doktor Kehormatannya dengan singkatan H.C (Dr. H.C xxx)
# Pencapaian luar biasa dalam pelayanan publik atau kemanusiaan

# Dedikasi jangka panjang untuk kemajuan masyarakat
== Persyaratan ==
Tidak semua perguruan tinggi/universitas dapat memberi gelar Doktor Kehormatan, hanya perguruan tinggi/universitas yang memenuhi syaratlah yang diberikan hak secara eksplisit untuk memberi gelar Doktor Kehormatan. Berikut persyaratan-persyaratan[http://www.unmit.org/legal/IndonesianLaw/pp/Pp198043.htm]nya :

* Pernah menghasilkan [[sarjana]] dengan gelar [[ilmiah]] Doktor,
* Memiliki Fakultas atau jurusan yang membina dan mengembangkan bidang ilmu pengetahuan yang bersangkutan dengan bidang ilmu pengetahuan yang menjadi ruang lingkup jasa dan atau karya bagi pemberian Gelar, dan
* Memiliki [[Guru Besar Tetap]] sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang dalam bidang sebagaimana dimaksud pada poin kedua.

Adapun kriteria bagi jasa dan atau karya luar biasa bagi ilmu pengetahuan dan umat manusia sehingga penggagas/pelakunya dapat menerima gelar Doktor Kehormatan ialah karya atau jasa yang :

* Yang luar biasa di bidang [[ilmu pengetahuan]] dan [[teknologi]], [[pendidikan]], dan [[pengajaran]],
* Yang sangat berarti bagi pengembangan pendidikan dan pengajaran dalam satu atau sekelompok bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan sosial budaya,
* Yang sangat bermanfaat bagi kemajuan atau kemakmuran dan kesejahteraan Bangsa dan Negara pada khususnya serta umat manusia pada umumnya,
* Yang secara luar biasa mengembangkan hubungan baik dan bermanfaat antara Bangsa dan Negara dengan Bangsa dan Negara lain di bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya, dan
* Yang secara luar biasa menyumbangkan tenaga dan pikiran bagi perkembangan [[Perguruan Tinggi]].


== Pelaksanaan ==
== Pelaksanaan ==
[[Berkas:Sukarno receiving Doctoris Honora Causa from Grayson Kirk, Columbia University, Presiden Soekarno di Amerika Serikat, p26.jpg|jmpl|ka|Presiden Indonesia pertama, [[Soekarno]] saat menerima gelar Doktor ''honoris causa'' dari [[Universitas Columbia]], 1956]]
Tidak semua penerima gelar doktor kehormatan dapat secara leluasa mencantumkan gelar doktor (Dr. xxx) di awal namanya. Di beberapa negara termasuk [[Inggris]], [[Australia]], dan [[Selandia Baru]], merupakan hal yang tidak biasa bagi seseorang penerima gelar doktor kehormatan untuk mencantumkan gelar doktor di awal namanya.<ref>{{cite web|url=http://honorarydegrees.wvu.edu/history|title=The Honorary Degree|publisher=West Virginia University|quote=[H]onorary degree recipients should not refer to themselves as "Doctor", nor should they use the title on business cards or in correspondence. However, the recipient is entitled to use the appropriate honorary abbreviation behind his or her name|accessdate=14 Maret 2015|deadurl=yes|archiveurl=https://web.archive.org/web/20150330034606/http://honorarydegrees.wvu.edu/history|archivedate=30 March 2015|df=dmy-all}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.formsofaddress.info/Degree_Honorary.html|title=How to Address Those With Honorary Degrees|publisher=Protocol School of Washington|accessdate=14 Maret 2015}}</ref> Namun ada beberapa pengecualian yang diberikan kepada beberapa orang di bawah ini:


* [[Benjamin Franklin]], yang menerima gelar doktor kehormatan dari [[Universitas St. Andrews]] pada 1759 dan [[Universitas Oxford]] pada 1762. Dia menamakan dirinya sendiri sebagai ''Doctor Benjamin''<ref>[http://scrc.swem.wm.edu/wiki/index.php/Honorary_degree_recipients Honorary degree recipients] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080705165157/http://scrc.swem.wm.edu/wiki/index.php/Honorary_degree_recipients |date=5 July 2008 }} on the Special Collections Research Center Wiki</ref>
Tidak semua penerima gelar doktor kehormatan dapat secara leluasa mencantumkan gelar doktor (Dr. xxx) diawal namanya. Di beberapa negara termasuk [[Inggris]], [[Australia]], dan [[Selandia Baru]], merupakan hal yang tidak biasa bagi seseorang penerima gelar doktor kehormatan untuk mencantumkan gelar doktor diawal namanya. Namun ada beberapa pengecualian yang diberikan kepada beberapa orang dibawah ini :
* [[Billy Graham]] dijuluki dan dipanggil sebagai "Dr. Graham",<ref>"Dr. Billy Graham trying to avoid offending Soviets", [[UPI]] story in ''[[Minden Press-Herald]]'', 10 Mei 1982, hlm. 1</ref> walaupun gelar akademik tertinggi yang ia peroleh adalah BA (Sarjana) dalam antropologi di [[Wheaton College (Illinois)|Wheaton College]].<ref>{{cite news|last=Gibbs |first=Nancy |title=God's Billy Pulpit |url=http://205.188.238.109/time/magazine/article/0,9171,979573-1,00.html |accessdate=26 Februari 2014 |newspaper=[[Time (magazine)|Time]] |date=15 November 1993 |author2=Richard N. Ostling |archiveurl=https://web.archive.org/web/20071207023217/http://205.188.238.109/time/magazine/article/0%2C9171%2C979573-1%2C00.html |archivedate=7 December 2007 |deadurl=yes |df=dmy-all }}</ref>

* [[Edwin Herbert Land]], yang menemukan [[kamera polaroid]] ''Land Camera'', serta pendiri [[Polaroid Corporation]], menerima gelar doktor kehormatan dari [[Universitas Harvard]] dan terkadang dirujuk sebagai "Dr. Land", walaupun ia tidak memiliki gelar akademik.<ref>Bonanos, Christopher (2012). Instant: The Story of Polaroid, Princeton Architectural Press, hlm. 13. {{ISBN|978-1616890858}}</ref>
* [[Benjamin Franklin]], yang menerima gelar doktor kehormatan dari [[Universitas St. Andrews]] pada 1759 dan Universitas [[Oxford]] pada 1762. Dia menamakan dirinya sendiri sebagai ''Doctor Benjamin''
* Penulis memoir dan penyair [[Maya Angelou]] tidak memiliki gelar akademik, namun ia menerima puluhan gelar kehormatan dan ia lebih suka disebut sebagai "Dr. Angelou" oleh orang-orang selain keluarga dan teman dekat.<ref>Gillespie, Marcia Ann, Rosa Johnson Butler, and Richard A. Long. (2008). Maya Angelou: A Glorious Celebration. New York: Random House. {{ISBN|978-0-385-51108-7}}</ref>
* [[Terry Wogan]] yang menerima gelar doktor kehormatan dari [[Universitas Limerick]]
* [[Soekarno]], [[Presiden Indonesia]], dianugerahi 26 gelar kehormatan dari berbagai universitas internasional seperti [[Universitas Columbia]], [[Universitas Michigan]], [[Universitas Bebas Berlin]], [[Universitas Al-Azhar]], [[Universitas Beograd]], [[Universitas Lomonosov]] dan lainnya, serta dari universitas dalam negeri seperti [[Universitas Gadjah Mada]], [[Universitas Indonesia]], [[Institut Teknologi Bandung]], dan [[Universitas Padjadjaran]]. Ia terkadang dirujuk oleh [[Pemerintah Indonesia]] saat itu sebagai 'Dr. Ir. Sukarno',<ref>{{cite web |url=http://www.tatanusa.co.id/tapmpr/67TAPMPRS-XXXIII.pdf |title=KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT SEMENTARA REPUBLIK INDONESIA No.XXXIII/MPRS/1967 TENTANG PENCABUTAN KEKUASAAN PEMERINTAH NEGARA DARI PRESIDEN SUKARNO |format=PDF |accessdate=7 September 2013 |archive-date=2013-08-13 |archive-url=https://web.archive.org/web/20130813071935/http://tatanusa.co.id/tapmpr/67TAPMPRS-XXXIII.pdf |dead-url=yes }}</ref> digabungkan dengan gelar akademiknya di bidang arsitektur ([[Rekayasawan|Ir.]]) dari Institut Teknologi Bandung.


== Kontroversi ==
Namun ada pula orang yang mencantumkan gelar doktor kehormatan walaupun sebenarnya tidak pernah mendapatkannya dari universitas manapun. Dia adalah [[Maya Angelou]][http://www.mayaangelou.com]
Pemberian gelar ''honoris causa'' terkadang menimbulkan kontroversi, terutama jika diberikan kepada tokoh politik atau ''public figure'' yang dianggap kontroversial.<ref>{{cite journal |last1=Stech |first1=George |title=Honoris Causa: The Effacement of Violence in the Colonial Archive |journal=History in Africa |year=2004 |volume=31 |pages=347–368 |url=https://www.jstor.org/stable/4128526}}</ref>


== Lihat pula ==
{{commonscat|Honoris causa ceremonies|Gelar kehormatan}}


* [[Gelar akademik]]
* [[Gelar profesi]]
* [[Gelar vokasi]]
* [[Penghargaan]]


== Referensi ==
[[Kategori:Gelar]] from kemal
{{reflist|30em}}
{{DEFAULTSORT:Gelar Kehormatan}}
[[Kategori:Gelar]]

Revisi terkini sejak 3 Oktober 2024 12.34

Gelar kehormatan Doktor honoris causa yang diterima oleh Jimmy Wales dari Universitas Maastricht (2015)

Gelar Honoris Causa (H.C.) (bahasa Latin: "demi kehormatan") adalah gelar akademik kehormatan yang diberikan oleh perguruan tinggi kepada seseorang tanpa perlu menempuh pendidikan formal di institusi tersebut. Gelar ini diberikan sebagai penghargaan atas kontribusi luar biasa seseorang di bidang tertentu atau pencapaian hidup yang istimewa.

Praktik pemberian gelar honoris causa berawal dari Abad Pertengahan di Eropa. Universitas Oxford tercatat memberikan gelar kehormatan pertama kali pada tahun 1470 kepada Lionel Woodville, yang kemudian menjadi Uskup Salisbury.[1]

Kriteria pemberian

[sunting | sunting sumber]

Kriteria pemberian gelar honoris causa bervariasi antar institusi, namun umumnya mencakup:

  1. Kontribusi signifikan di bidang akademik, seni, atau profesi tertentu
  2. Pencapaian luar biasa dalam pelayanan publik atau kemanusiaan
  3. Dedikasi jangka panjang untuk kemajuan masyarakat

Pelaksanaan

[sunting | sunting sumber]
Presiden Indonesia pertama, Soekarno saat menerima gelar Doktor honoris causa dari Universitas Columbia, 1956

Tidak semua penerima gelar doktor kehormatan dapat secara leluasa mencantumkan gelar doktor (Dr. xxx) di awal namanya. Di beberapa negara termasuk Inggris, Australia, dan Selandia Baru, merupakan hal yang tidak biasa bagi seseorang penerima gelar doktor kehormatan untuk mencantumkan gelar doktor di awal namanya.[2][3] Namun ada beberapa pengecualian yang diberikan kepada beberapa orang di bawah ini:

Kontroversi

[sunting | sunting sumber]

Pemberian gelar honoris causa terkadang menimbulkan kontroversi, terutama jika diberikan kepada tokoh politik atau public figure yang dianggap kontroversial.[10]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Buxton, L. H. Dudley; Gibson, Strickland (1935). Oxford University Ceremonies. Oxford University Press. 
  2. ^ "The Honorary Degree". West Virginia University. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 March 2015. Diakses tanggal 14 March 2015. [H]onorary degree recipients should not refer to themselves as "Doctor", nor should they use the title on business cards or in correspondence. However, the recipient is entitled to use the appropriate honorary abbreviation behind his or her name 
  3. ^ "How to Address Those With Honorary Degrees". Protocol School of Washington. Diakses tanggal 14 Maret 2015. 
  4. ^ Honorary degree recipients Diarsipkan 5 July 2008 di Wayback Machine. on the Special Collections Research Center Wiki
  5. ^ "Dr. Billy Graham trying to avoid offending Soviets", UPI story in Minden Press-Herald, 10 Mei 1982, hlm. 1
  6. ^ Gibbs, Nancy; Richard N. Ostling (15 November 1993). "God's Billy Pulpit". Time. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 December 2007. Diakses tanggal 26 February 2014. 
  7. ^ Bonanos, Christopher (2012). Instant: The Story of Polaroid, Princeton Architectural Press, hlm. 13. ISBN 978-1616890858
  8. ^ Gillespie, Marcia Ann, Rosa Johnson Butler, and Richard A. Long. (2008). Maya Angelou: A Glorious Celebration. New York: Random House. ISBN 978-0-385-51108-7
  9. ^ "KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT SEMENTARA REPUBLIK INDONESIA No.XXXIII/MPRS/1967 TENTANG PENCABUTAN KEKUASAAN PEMERINTAH NEGARA DARI PRESIDEN SUKARNO" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2013-08-13. Diakses tanggal 7 September 2013. 
  10. ^ Stech, George (2004). "Honoris Causa: The Effacement of Violence in the Colonial Archive". History in Africa. 31: 347–368.