Lompat ke isi

Fobia: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
BP35Sharleen (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
menambahkan konten dan rujukan
 
(109 revisi perantara oleh 70 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Multiple issues|
'''Fobia''' ([[gangguan anxietas fobik]]) adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau [[fenomena]]. Fobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya. Bagi sebagian orang, perasaan takut seorang pengidap fobia sulit dimengerti. Itu sebabnya, pengidap tersebut sering dijadikan bulan bulanan oleh teman sekitarnya. Ada perbedaan "bahasa" antara pengamat fobia dengan seorang pengidap fobia. Pengamat fobia menggunakan bahasa logika sementara seorang pengidap fobia biasanya menggunakan bahasa rasa. Bagi pengamat dirasa lucu jika seseorang berbadan besar, takut dengan hewan kecil seperti [[kecoak]] atau [[tikus]]. Sementara di bayangan mental seorang pengidap fobia, subjek tersebut menjadi benda yang sangat besar, berwarna, sangat menjijikkan ataupun menakutkan.
{{Cleanup|reason=Wikifisasi|date=Maret 2020}}
{{Copy edit|date=Maret 2020}}
{{Cleanup reorganize|date=Maret 2020}}
}}
'''Fobia''' (gangguan kecemasan) adalah rasa [[Ketakutan|takut]] berlebih yang diderita seseorang karena suatu alasan. Banyak orang yang mengidap fobia menjadi korban [[Penindasan|perundungan]] di lingkungan sekitarnya. Faktor utama terjadinya perundungan ini disebabkan mereka yang merundung tidak mengetahui kondisi mental seseorang yang mengidap fobia atau perundungan di lakukan secara terus-menerus yang menyebabkan mental korban yang awalnya baik-baik saja menjadi hancur dan menjadi fobia sosial (ansos) dan pelaku perundungan beranggapan bahwa itu adalah hal yang sepele.


Dalam keadaan normal setiap orang memiliki kemampuan mengendalikan rasa takut. Akan tetapi bila seseorang terpapar terus menerus dengan subjek Fobia, hal tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya fiksasi. [[Fiksasi]] adalah suatu keadaan dimana mental seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan oleh ketidak-mampuan orang yang bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya. Penyebab lain terjadinya fiksasi dapat pula disebabkan oleh suatu keadaan yang sangat ekstrem seperti [[trauma]] [[bom]], terjebak [[lift]] dan sebagainya.
Pada keadaan normal, setiap orang memiliki kemampuan mengendalikan rasa takut. Akan tetapi bila seseorang terpapar terus-menerus dengan fobianya, hal tersebut berpotensi menyebabkan terjadi fiksasi. [[Fiksasi]] adalah suatu keadaan di mana mental seseorang menjadi terkunci, karena ketidakmampuan orang yang bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya. Penyebab lain fiksasi adalah kejadian yang sangat [[Ekstremisme|ekstrem]] seperti [[Trauma psikologis|trauma]] [[bom]], terjebak [[lift|lift, korban pelecehan seksual]], dan sebagainya.


Seseorang yang pertumbuhan mentalnya mengalami fiksasi akan memiliki kesulitan emosi (mental blocks) dikemudian harinya. Hal tersebut dikarenakan orang tersebut tidak memiliki saluran pelepasan emosi (katarsis) yang tepat. Setiap kali orang tersebut berinteraksi dengan sumber Fobia secara otomatis akan merasa cemas dan agar "nyaman" maka cara yang paling mudah dan cepat adalah dengan cara "mundur kembali"/regresi kepada keadaan fiksasi. Kecemasan yang tidak diatasi seawal mungkin berpotensi menimbulkan akumulasi emosi negatif yang secara terus menerus ditekan kembali ke bawah sadar (represi). Pola respon negatif tersebut dapat berkembang terhadap subjek subjek fobia lainnya dan intensitasnya semakin meningkat. Walaupun terlihat sepele, “pola” respon tersebut akan dipakai terus menerus untuk merespon masalah lainnya. Itu sebabnya seseorang penderita fobia menjadi semakin rentan dan semakin tidak produktif. Fobia merupakan salah satu dari jenis jenis hambatan sukses lainnya.
Seseorang yang pertumbuhan mentalnya mengalami fiksasi akan memiliki kesulitan [[emosi]] (''mental blocks'') di kemudian hari karena tidak adanya saluran pelepasan emosi ([[katarsis]]) yang tepat. Setiap kali orang tersebut berinteraksi dengan sumber fobia, secara otomatis ia akan merasa cemas. Agar orang tersebut kembali "nyaman" maka cara paling mudah adalah dengan "mundur kembali" atau regresi kepada keadaan fiksasi. Kecemasan yang tidak diatasi seawal mungkin berpotensi menimbulkan akumulasi emosi negatif yang secara terus-menerus ditekan ke alam bawah sadar ([[Represi psikologis|represi]]). Pola respons negatif tersebut dapat berkembang terhadap subjek fobia lainnya dan [[intensitas]]<nowiki/>nya makin meningkat. Walaupun terlihat sepele, “pola” respons tersebut akan dipakai terus-menerus untuk menangani masalah lainnya. Itu sebabnya seorang penderita fobia makin rentan dan makin tidak produktif. Oleh karena itu, penderita fobia tidak bisa dipandang sebelah mata (diremehkan).


== Kriteria DSM-5 ==
'''Fobia sosial''' dikenal juga sebagai gangguan anxietas sosial, fobia sosial adalah ketakutan akan diamati dan dipermalukan di depan publik. Hal ini bermanifestasi sebagai rasa malu dan tidak nyaman yang sangat berlebihan di situasi sosial. Hal ini mendorong orang untuk mengindari situasi sosial dan ini tidak disebebabkan karena masalah fisik atau mental (seperti gagap, jerawat atau gangguan kepribadian).<ref name="Ilmu Kedokteran Jiwa">{{id}} {{cite book | author=Maramis, Willy F | title=Ilmu Kedokteran Jiwa | publisher= Airlangga University Press | year=2009 | id=ISBN 978-979-1330-56-5}}</ref>
1. Individu menderita ketakutan terus-menerus yang tidak masuk akal dan berlebihan, disebabkan oleh kehadiran atau antisipasi dari suatu objek maupun situasi tertentu.


2. Paparan terhadap [[stimulus]] biasanya menghasilkan respons kecemasan. Seringkali berupa serangan panik (pada orang dewasa), atau [[tantrum]] (pada anak kecil), kemelekatan, menangis, atau kedinginan.
'''Fobia spesifik''' ditandai oleh ketakutan yang tidak rasional akan objek atau situasi tertentu. Gangguan ini termasuk gangguan medik yang paling sering didapati, namun demikian sebagian kasus hanyalah ringan dan tidak perlu mendapatkan pengobatan. Pada fobia terjadi salah-pindah kecemasan pada barang atau keadaan yang mula-mula menimbulkan kecemasan itu. Jadi terdapat dua mekanisme pembelaan, yaitu salah-pindah dan simbolisasi.<ref name="Ilmu Kedokteran Jiwa"/> Ada banyak macam fobia yang dinamakan menurut barang atau keadaan. Apabila berhadapan dengan objek atau situasi tersebut, orang dengan fobia akan mengalami perasaan panik, berkeringat, berusaha menghindar, sulit untuk bernapas dan jantung berdebar. Sebagian besar orang dewasa yang menderita fobia menyadari bahwa ketakutannya tidak rasional dan banyak yang memilih untuk mencoba menahan perasaan anxietas yang hebat daripada mengungkapkan ganguannya.<ref name="Ilmu Kedokteran Jiwa"/>


3. Penderita mengakui bahwa ketakutan mereka tidak masuk akal terhadap ancaman atau bahaya yang dirasakan.
Beberapa istilah sehubungan dengan fobia :


4. Individu mengambil langkah-langkah untuk menghindari objek maupun situasi yang mereka takuti, atau menahan pengalaman seperti itu dengan kesusahan atau kecemasan yang [[intens]].
* afrophobia - ketakutan akan orang [[Afrika]] atau budaya Afrika.
* agoraphobia - takut pada [[lapangan]]
* antlophobia - takut akan banjir.
* bibliophobia - takut pada [[buku]]
* caucasophobia - ketakutan akan orang dari ras [[kaukasus]].
* cenophobia - takut akan ruangan yang kosong.
* claustrophobia - takut akan ruang sempit seperti [[lift]].
* dendrophobia - takut pada [[pohon]]
* ecclesiophobia - takut pada [[gereja]]
* felinophobia - takut akan [[kucing]]
* genuphobia - takut akan [[lutut]]
* hydrophobia - ketakutan akan air.
* hyperphobia - takut akan ketinggian
* iatrophobia - takut akan [[dokter]]
* japanophobia - ketakutan akan orang [[jepang]]
* lygopobia - ketakutan akan kegelapan
* necrophobia - takut akan [[kematian]]
* panophobia - takut akan segalanya
* photophobia - ketakutan akan cahaya.
* ranidaphobia - takut pada [[katak]]
* schlionophobia - takut pada [[sekolah]]
* uranophobia - ketakutan akan [[surga]]
* xanthophobia - ketakutan pada warna [[kuning]]
* arachnophobia - ketakutan pada [[laba-laba]]
* lachanophobia - ketakutan pada sayur-sayuran


5. Reaksi fobia, antisipasi, atau penghindaran mengganggu rutinitas dan hubungan normal individu, serta menyebabkan kesulitan yang signifikan.


6. Fobia dapat berlangsung selama jangka waktu tertentu, biasanya enam bulan atau lebih lama.
{{fobia}}


7. Gejala-gejala tidak dapat dikaitkan dengan kondisi mental lain, seperti gangguan obsesif-kompulsif atau gangguan stres ''pasca''-trauma.
[[Kategori:Fobia]]

[[Kategori:Psikiatri| ]]
== Fobia Spesifik ==
'''1. Fobia Lingkungan Alam (''natural phobias'')'''

Fobia ini dipengaruhi oleh faktor alam seperti [[air]]/kolam air/[[danau]]/air terjun/[[hujan]] (''aquaphobia''), takut terhadap ketinggian (''[[Akrofobia|acrophobia]]''), takut terhadap [[petir]] ''astraphobia''), dan takut terhadap badai (''[[nephophobia]]'').

'''2. Fobia Hewan (''animal phobias)'''''

Fobia hewan adalah jenis gangguan fobia spesifik yang biasa disebut [[Zoofobia|''zoophobia'',]] merupakan ketakutan berlebih terhadap hewan yang mengakibatkan reaksi fisik serta emosional pada kehidupan sehari-hari orang tersebut terganggu, meskipun ia mungkin menyadari bahwa ketakutan itu tidak rasional, gejala yang mungkin terjadi seperti [[panik]], teror, gemetar, sesak napas, dan menjaga jarak. Fobia hewan yang umum contohnya ketakutan terhadap anjing, laba-laba, ular, kecoa, kupu-kupu, ulat, ayam, kucing, dan hewan pengerat.

'''3. Fobia Situasional (''situational phobias'')'''

Fobia ini dipicu oleh situasi atau lingkungan tertentu yang menakutkan. Jenis fobia ini dapat membatasi seseorang terhadap apa yang mungkin ia dilakukan atau ke mana ia akan pergi. Contohnya adalah: takut berbicara di depan umum (''glossophobia''), takut bepergian dengan pesawat terbang (''aerophobia''), dan takut pada kerumunan (''[[agorafobia]]'').

4. '''Fobia Medis (''medical phobias'')'''

Seperti namanya fobia ini adalah ketakutan dengan hal-hal atau benda yang berhubungan dengan kegiatan medis, seperti takut terhadap suntikan (''trypanophobia''), takut terhadap [[darah]] (''[[homofobia]]''), takut terhadap dokter gigi (''dentophobia''), takut terhadap rumah sakit (''nosocomephobia''), dan takut terhadap kuman (''mysophobia'').

'''5. Fobia Abstrak (''abstract phobias'')'''

Abstrak fobia adalah ketakutan yang didasarkan pada sesuatu yang tidak berwujud, seperti takut akan cinta (''philophobia''), takut terhadap kegagalan (''atychiphobia''), takut sendiri (''monophobia''), takut terhadap kebahagiaan (''cherophobia''), takut terhadap muntah/tersedak (''emetophobia''), keadaan orang yang tidak takut pada apa pun secara khusus (''panphobia'').

== Penyebab Fobia Spesifik ==
Fobia spesifik tidak memiliki penyebab tunggal tetapi sejumlah faktor yang berpotensi berkontribusi bisa diidentifikasi, antara lain:

1. '''Pengalaman traumatis''' - individu yang memiliki pengalaman traumatis pada masa kanak-kanak dapat membuat asosiasi dengan situasi atau benda terkait pada masa dewasa. Misalnya, seseorang yang digigit anjing pada usia muda dapat mengembangkan rasa takut terhadap anjing di kemudian hari.

2. '''Perilaku yang dipelajari''' - lingkungan keluarga bisa menjadi penyebab fobia spesifik, seperti berada di sekitar saudara yang memiliki fobia itu sendiri, dianggap mampu memengaruhi anak-anak dan dapat berkontribusi pada timbulnya fobia pada masa dewasa.

3. '''[[Genetika]]''' - beberapa individu mungkin secara genetis cenderung memiliki kepribadian yang cemas, membuat mereka lebih rentan terhadap fobia.

4. '''[[Depresi (psikologi)|Depresi]]''' - jika rasa stres terus berlangsung dalam jangka panjang, rasa itu dapat berubah menjadi perasaan cemas, depresi, dan ketidakmampuan untuk mengatasi situasi tertentu yang mampu berujung fobia.

== Istilah ==
Beberapa istilah sehubungan dengan fobia:<ref>{{Cite web|last=@PsikologID|date=2013-06-27|title=Fobia (phobia) Penjelasan dan istilahnya|url=http://psikologid.com/fobia-dan-penjelasannya/|website=PsikologID|language=id-ID|access-date=2021-03-08|archive-date=2023-04-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20230422125120/http://psikologid.com/fobia-dan-penjelasannya/|dead-url=no}}</ref>
* Achluophobia - ketakutan terhadap kegelapan.
* Acrophobia - takut akan ketinggian.
* Aeroacrophobia - Ketakutan akan tempat terbuka yang tinggi.<ref name="phobiasource.com_Aeroacrophobia-">{{Cite web |title=Aeroacrophobia - Fear of Open High Places |trans-title= |author= |work=phobiasource.com |date= |accessdate={{date|2016-12-14}} |url=http://www.phobiasource.com/aeroacrophobia/ |language=bahasa Inggris |quote= |archivedate=2020-01-11 |archiveurl=https://web.archive.org/web/20200111062529/http://www.phobiasource.com/aeroacrophobia/ |dead-url=yes }}</ref><ref name="common-phobias.com_Aeroacrophobia-">{{Cite web |title=Aeroacrophobia |author= |work=common-phobias.com |date= |accessdate={{date|2016-12-14}} |url=http://common-phobias.com/aeroacro/phobia.htm |language=bahasa Inggris |quote= |archivedate=2014-04-07 |archiveurl=https://web.archive.org/web/20140407100518/http://common-phobias.com/aeroacro/phobia.htm |dead-url=no }}</ref>
* Aeronausiphobia - Ketakutan akan [[muntah]] yang disebabkan mabuk udara.
* Aerophobia - Ketakutan untuk menelan, menelan air, atau zat-zat beracun pada udara.
* Afrophobia - ketakutan akan orang [[Afrika]] atau budaya Afrika.
* Agoraphobia - takut pada [[lapangan]].<ref>{{Cite web|date=2019-08-02|title=Mengenali Jenis-Jenis Fobia yang Umum Terjadi|url=https://www.alodokter.com/mengenali-jenis-jenis-fobia-yang-umum-terjadi|website=Alodokter|access-date=2021-03-08|archive-date=2023-03-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20230328015317/https://www.alodokter.com/mengenali-jenis-jenis-fobia-yang-umum-terjadi|dead-url=no}}</ref>
* Androphobia - ketakutan kepada [[laki-laki]].
* Antlophobia - takut akan [[banjir]].
* Arachnophobia - ketakutan pada [[laba-laba]].
* Arithmophobia - takut akan angka.
* [[Astrafobia]] - ketakutan pada [[petir]].
*Bibliophobia - takut pada [[buku]].
* Caucasophobia - ketakutan akan orang dari ras [[Kaukasus]].
* Cenophobia - takut akan ruangan yang kosong.
* Dendrophobia - takut pada [[pohon]].
* Ecclesiophobia - takut pada [[gereja]].
* Felinophobia - takut akan [[kucing]].
* [[Fotofobia]] - ketakutan akan [[cahaya]].
*Genuphobia - takut akan [[lutut]].
* Hydrophobia - ketakutan akan [[air]].
* [[Heksakosioiheksekontaheksafobia|Hexakosioihexekontahexafobia]] - ketakutan akan angka 666 (Bilangan setan).
* Iatrophobia - takut akan [[dokter]].
* Japanophobia - ketakutan akan orang [[Jepang]].
* [[Klaustrofobia]] - takut akan ruang sempit seperti [[lift]].
*Lachanophobia - ketakutan pada [[Sayur|sayur-sayuran.]]
*Lepidopterophobia - ketakutan akan [[kupu-kupu]].
* Lygopobia - ketakutan akan kegelapan.
* [[Nekrofobia]] - takut akan [[kematian]].
* [[Nomofobia]] - takut/gelisah ketika tidak memegang ''[[Ponsel cerdas|smartphone]]''.
*Panophobia - takut akan segalanya.
* Ranidaphobia - takut pada [[katak]].
* Schlionophobia - takut pada [[sekolah]].
* Tripofobia - ketakutan akan lubang yang banyak.
* Uranophobia - ketakutan akan [[surga]].
* Xanthophobia - ketakutan pada warna [[kuning]].

== Dampak ==
Fobia berdampak pada timbulnya [[kegelisahan]] pada penderitanya.<ref>{{Cite book|last=Haricahyono|first=Cheppy|date=1987|title=Ilmu Budaya Dasar|location=Surabaya|publisher=Usaha Nasional|pages=175|url-status=live}}</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}
{{fobia}}{{Psikologi-stub}}
{{Link FA|sv}}
[[Kategori:Fobia| ]]
[[Kategori:Psikiatri| ]]
[[Kategori:Emosi]]
[[Kategori:Psikologi]]

Revisi terkini sejak 7 Juni 2024 05.21

Fobia (gangguan kecemasan) adalah rasa takut berlebih yang diderita seseorang karena suatu alasan. Banyak orang yang mengidap fobia menjadi korban perundungan di lingkungan sekitarnya. Faktor utama terjadinya perundungan ini disebabkan mereka yang merundung tidak mengetahui kondisi mental seseorang yang mengidap fobia atau perundungan di lakukan secara terus-menerus yang menyebabkan mental korban yang awalnya baik-baik saja menjadi hancur dan menjadi fobia sosial (ansos) dan pelaku perundungan beranggapan bahwa itu adalah hal yang sepele.

Pada keadaan normal, setiap orang memiliki kemampuan mengendalikan rasa takut. Akan tetapi bila seseorang terpapar terus-menerus dengan fobianya, hal tersebut berpotensi menyebabkan terjadi fiksasi. Fiksasi adalah suatu keadaan di mana mental seseorang menjadi terkunci, karena ketidakmampuan orang yang bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya. Penyebab lain fiksasi adalah kejadian yang sangat ekstrem seperti trauma bom, terjebak lift, korban pelecehan seksual, dan sebagainya.

Seseorang yang pertumbuhan mentalnya mengalami fiksasi akan memiliki kesulitan emosi (mental blocks) di kemudian hari karena tidak adanya saluran pelepasan emosi (katarsis) yang tepat. Setiap kali orang tersebut berinteraksi dengan sumber fobia, secara otomatis ia akan merasa cemas. Agar orang tersebut kembali "nyaman" maka cara paling mudah adalah dengan "mundur kembali" atau regresi kepada keadaan fiksasi. Kecemasan yang tidak diatasi seawal mungkin berpotensi menimbulkan akumulasi emosi negatif yang secara terus-menerus ditekan ke alam bawah sadar (represi). Pola respons negatif tersebut dapat berkembang terhadap subjek fobia lainnya dan intensitasnya makin meningkat. Walaupun terlihat sepele, “pola” respons tersebut akan dipakai terus-menerus untuk menangani masalah lainnya. Itu sebabnya seorang penderita fobia makin rentan dan makin tidak produktif. Oleh karena itu, penderita fobia tidak bisa dipandang sebelah mata (diremehkan).

Kriteria DSM-5

[sunting | sunting sumber]

1. Individu menderita ketakutan terus-menerus yang tidak masuk akal dan berlebihan, disebabkan oleh kehadiran atau antisipasi dari suatu objek maupun situasi tertentu.

2. Paparan terhadap stimulus biasanya menghasilkan respons kecemasan. Seringkali berupa serangan panik (pada orang dewasa), atau tantrum (pada anak kecil), kemelekatan, menangis, atau kedinginan.

3. Penderita mengakui bahwa ketakutan mereka tidak masuk akal terhadap ancaman atau bahaya yang dirasakan.

4. Individu mengambil langkah-langkah untuk menghindari objek maupun situasi yang mereka takuti, atau menahan pengalaman seperti itu dengan kesusahan atau kecemasan yang intens.

5. Reaksi fobia, antisipasi, atau penghindaran mengganggu rutinitas dan hubungan normal individu, serta menyebabkan kesulitan yang signifikan.

6. Fobia dapat berlangsung selama jangka waktu tertentu, biasanya enam bulan atau lebih lama.

7. Gejala-gejala tidak dapat dikaitkan dengan kondisi mental lain, seperti gangguan obsesif-kompulsif atau gangguan stres pasca-trauma.

Fobia Spesifik

[sunting | sunting sumber]

1. Fobia Lingkungan Alam (natural phobias)

Fobia ini dipengaruhi oleh faktor alam seperti air/kolam air/danau/air terjun/hujan (aquaphobia), takut terhadap ketinggian (acrophobia), takut terhadap petir astraphobia), dan takut terhadap badai (nephophobia).

2. Fobia Hewan (animal phobias)

Fobia hewan adalah jenis gangguan fobia spesifik yang biasa disebut zoophobia, merupakan ketakutan berlebih terhadap hewan yang mengakibatkan reaksi fisik serta emosional pada kehidupan sehari-hari orang tersebut terganggu, meskipun ia mungkin menyadari bahwa ketakutan itu tidak rasional, gejala yang mungkin terjadi seperti panik, teror, gemetar, sesak napas, dan menjaga jarak. Fobia hewan yang umum contohnya ketakutan terhadap anjing, laba-laba, ular, kecoa, kupu-kupu, ulat, ayam, kucing, dan hewan pengerat.

3. Fobia Situasional (situational phobias)

Fobia ini dipicu oleh situasi atau lingkungan tertentu yang menakutkan. Jenis fobia ini dapat membatasi seseorang terhadap apa yang mungkin ia dilakukan atau ke mana ia akan pergi. Contohnya adalah: takut berbicara di depan umum (glossophobia), takut bepergian dengan pesawat terbang (aerophobia), dan takut pada kerumunan (agorafobia).

4. Fobia Medis (medical phobias)

Seperti namanya fobia ini adalah ketakutan dengan hal-hal atau benda yang berhubungan dengan kegiatan medis, seperti takut terhadap suntikan (trypanophobia), takut terhadap darah (homofobia), takut terhadap dokter gigi (dentophobia), takut terhadap rumah sakit (nosocomephobia), dan takut terhadap kuman (mysophobia).

5. Fobia Abstrak (abstract phobias)

Abstrak fobia adalah ketakutan yang didasarkan pada sesuatu yang tidak berwujud, seperti takut akan cinta (philophobia), takut terhadap kegagalan (atychiphobia), takut sendiri (monophobia), takut terhadap kebahagiaan (cherophobia), takut terhadap muntah/tersedak (emetophobia), keadaan orang yang tidak takut pada apa pun secara khusus (panphobia).

Penyebab Fobia Spesifik

[sunting | sunting sumber]

Fobia spesifik tidak memiliki penyebab tunggal tetapi sejumlah faktor yang berpotensi berkontribusi bisa diidentifikasi, antara lain:

1. Pengalaman traumatis - individu yang memiliki pengalaman traumatis pada masa kanak-kanak dapat membuat asosiasi dengan situasi atau benda terkait pada masa dewasa. Misalnya, seseorang yang digigit anjing pada usia muda dapat mengembangkan rasa takut terhadap anjing di kemudian hari.

2. Perilaku yang dipelajari - lingkungan keluarga bisa menjadi penyebab fobia spesifik, seperti berada di sekitar saudara yang memiliki fobia itu sendiri, dianggap mampu memengaruhi anak-anak dan dapat berkontribusi pada timbulnya fobia pada masa dewasa.

3. Genetika - beberapa individu mungkin secara genetis cenderung memiliki kepribadian yang cemas, membuat mereka lebih rentan terhadap fobia.

4. Depresi - jika rasa stres terus berlangsung dalam jangka panjang, rasa itu dapat berubah menjadi perasaan cemas, depresi, dan ketidakmampuan untuk mengatasi situasi tertentu yang mampu berujung fobia.

Beberapa istilah sehubungan dengan fobia:[1]

  • Achluophobia - ketakutan terhadap kegelapan.
  • Acrophobia - takut akan ketinggian.
  • Aeroacrophobia - Ketakutan akan tempat terbuka yang tinggi.[2][3]
  • Aeronausiphobia - Ketakutan akan muntah yang disebabkan mabuk udara.
  • Aerophobia - Ketakutan untuk menelan, menelan air, atau zat-zat beracun pada udara.
  • Afrophobia - ketakutan akan orang Afrika atau budaya Afrika.
  • Agoraphobia - takut pada lapangan.[4]
  • Androphobia - ketakutan kepada laki-laki.
  • Antlophobia - takut akan banjir.
  • Arachnophobia - ketakutan pada laba-laba.
  • Arithmophobia - takut akan angka.
  • Astrafobia - ketakutan pada petir.
  • Bibliophobia - takut pada buku.
  • Caucasophobia - ketakutan akan orang dari ras Kaukasus.
  • Cenophobia - takut akan ruangan yang kosong.
  • Dendrophobia - takut pada pohon.
  • Ecclesiophobia - takut pada gereja.
  • Felinophobia - takut akan kucing.
  • Fotofobia - ketakutan akan cahaya.
  • Genuphobia - takut akan lutut.
  • Hydrophobia - ketakutan akan air.
  • Hexakosioihexekontahexafobia - ketakutan akan angka 666 (Bilangan setan).
  • Iatrophobia - takut akan dokter.
  • Japanophobia - ketakutan akan orang Jepang.
  • Klaustrofobia - takut akan ruang sempit seperti lift.
  • Lachanophobia - ketakutan pada sayur-sayuran.
  • Lepidopterophobia - ketakutan akan kupu-kupu.
  • Lygopobia - ketakutan akan kegelapan.
  • Nekrofobia - takut akan kematian.
  • Nomofobia - takut/gelisah ketika tidak memegang smartphone.
  • Panophobia - takut akan segalanya.
  • Ranidaphobia - takut pada katak.
  • Schlionophobia - takut pada sekolah.
  • Tripofobia - ketakutan akan lubang yang banyak.
  • Uranophobia - ketakutan akan surga.
  • Xanthophobia - ketakutan pada warna kuning.

Fobia berdampak pada timbulnya kegelisahan pada penderitanya.[5]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ @PsikologID (2013-06-27). "Fobia (phobia) Penjelasan dan istilahnya". PsikologID. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-22. Diakses tanggal 2021-03-08. 
  2. ^ "Aeroacrophobia - Fear of Open High Places". phobiasource.com (dalam bahasa bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-01-11. Diakses tanggal 14 Desember 2016. 
  3. ^ "Aeroacrophobia". common-phobias.com (dalam bahasa bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-04-07. Diakses tanggal 14 Desember 2016. 
  4. ^ "Mengenali Jenis-Jenis Fobia yang Umum Terjadi". Alodokter. 2019-08-02. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-28. Diakses tanggal 2021-03-08. 
  5. ^ Haricahyono, Cheppy (1987). Ilmu Budaya Dasar. Surabaya: Usaha Nasional. hlm. 175.