Lompat ke isi

Ath-Thabrani: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
BP77Miski (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
A154 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(22 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
'''Imam Ath-Thabrani''' (seringkali juga disebut Imam Ath-Thabarani) ([[bahasa Arab]]: إمام الطبراني) adalah seorang imam dan sangat ''alim'' (bahasa Arab: العلامة), dan tercata sebagai pemuka [[ahli hadits]].<ref name="Az-Zarkali"> {{ar}} Khairuddin Az-Zarkali, ''Al-A’lam'' (ttp: Darul Ilmi lil Malayin, 2002), VI, hal. 29.</ref> <ref name="Adz-Dzahabi"> {{ar}} Abu Abdillah Muhammad Adz-Dzahabi, ''Tadzkiratul Huffadh'' (Beirut: Darul Kutub Al-Ilmiah, 1998), III, hal. 85-88 </ref> <ref name="Adz-Dzahabi1"> {{ar}} Abu Abdillah Muhammad Adz-Dzahabi, ''Siyar A'lamun Nubala' '' (Kairo: Darul Hadits, 2006), XII, hal. 201-208 </ref> Dia bernama lengkap Abul Qasim Sulaiman bin Ahmad bin Ayyub Asy-Syami Ath-Thabrani, dan dikenal sebagai sosok yang produktif, di antara karyanya yang terkenal dan mendapat apresiasi juga banyak dijadikan rujukan oleh para ulama adalah ''Mu'jamul Kabir'', ''Mu'jamul Ausath'', dan ''Mu'jamush Shaghir''.<ref name="Adz-Dzahabi1"/> <ref name="Hajar"> {{ar}} Ahmad bin Ali bin Hajar Al-Asqalani, ''Lisanul Mizan '' (Beirut: Muassasah Al-A'lami, cet. II, 1971), III, hal. 75 </ref>
'''Abul-Qasim Sulaiman bin Ahmad al-Lakhmiy ath-Thabrani''', atau yang lebih dikenal dengan nama '''Imam ath-Thabrani''' (sering kali juga disebut Imam Ath-Thabarani) ([[bahasa Arab]]: إمام الطبراني) adalah seorang imam dan sangat ''alim'' (bahasa Arab: العلامة), dan tercata sebagai pemuka [[ahli hadits]].<ref name="Az-Zarkali">{{ar}} Khairuddin Az-Zarkali, ''Al-A’lam'' (ttp: Darul Ilmi lil Malayin, 2002), VI, hal. 29.</ref><ref name="Adz-Dzahabi">{{ar}} Abu Abdillah Muhammad Adz-Dzahabi, ''Tadzkiratul Huffadh'' (Beirut: Darul Kutub Al-Ilmiah, 1998), III, hal. 85-88</ref><ref name="Adz-Dzahabi1">{{ar}} Abu Abdillah Muhammad Adz-Dzahabi, ''Siyar A'lamun Nubala' '' (Kairo: Darul Hadits, 2006), XII, hal. 201-208</ref> Dia bernama lengkap Abul Qasim Sulaiman bin Ahmad bin Ayyub Asy-Syami Ath-Thabrani, dan dikenal sebagai sosok yang produktif, di antara karyanya yang terkenal dan mendapat apresiasi juga banyak dijadikan rujukan oleh para ulama adalah ''Mu'jamul Kabir'', ''Mu'jamul Ausath'', dan ''Mu'jamush Shaghir''.<ref name="Adz-Dzahabi1"/><ref name="Hajar">{{ar}} Ahmad bin Ali bin Hajar Al-Asqalani, ''Lisanul Mizan '' (Beirut: Muassasah Al-A'lami, cet. II, 1971), III, hal. 75</ref>

== Profil ==


== Biografi ==
=== Lahir dan Wafat ===
=== Lahir dan Wafat ===
Ath-Thabrani lahir di [[Akko|kota Akka]] pada bulan [[Safar]] tahun [[260]] H. di tengah keluarga yang terhormat dari kabilah [[Bani Lakhm|Lukham]] suku [[Yaman]] dan kemudian berimegrasi ke [[Yerusalem|Quds]], [[Palestina (wilayah)|Palestina]] dan menetap di sana.<ref name="Suryadi">{{id}} Suryadi, "Kitab al-Mu'jam al-Sagir" dalam ''Studi Kitab Hadis'', ed. M. Alfatih Suryadilaga (Yogyakarta: Teras, 2009), hal. 260-283.</ref> Dia meninggal di [[Isfahan]] pada tanggal [[28 Dzul Qa'dah]] tahun [[360]] pada usia seratus tahun sepuluh bulan; dikebumikan di samping kubur [[Hamamah Ad-Dausi]], salah seorang [[sahabat Nabi]].<ref name="Suryadi"/>


=== Perjalanan Intelektual ===
Ath-Thabrani lahir di [[kota Akka]] pada bulan [[Safar]] tahun [[260]] H. di tengah keluarga yang terhormat dari kabilah [[Lukham]] suku [[Yaman]] dan kemudian berimegrasi ke [[Quds]], [[Palestina]] dan menetap di sana.<ref name="Suryadi"> {{id}} Suryadi, "Kitab al-Mu'jam al-Sagir" dalam ''Studi Kitab Hadis'', ed. M. Alfatih Suryadilaga (Yogyakarta: Teras, 2009), hal. 260-283.</ref> Dia meninggal di [[Isfahan]] pada tanggal [[28 Dzul Qa'dah]] tahun [[360]] pada usia seratus tahun sepuluh bulan; dikebumikan di samping kubur [[Hamamah Ad-Dausi]], salah seorang [[sahabat Nabi]]. <ref name="Suryadi"/>
[[Berkas:Afghan-big.jpg|jmpl|ka|200px|Afganistan (sekarang) adalah salah satu tempat yang pernah dikunjungi oleh Imam Ath-Thabrani dalam rangka menuntut ilmu]]

Ath-Thabrani pada tahun [[273]] H. mulai belajar hadits, atau pada usianya yang ke-13 tahun, dan pada tahun [[274]] H. dia berkelana ke Quds [[Palestina]], juga ke [[Syiria]] dan [[Kaisarea|Qaisariyah]] untuk menghafal [[Al-Qur'an]] dan memperdalam ilmu agama, dilanjutkan kemudian dengan mengunjungi [[Hijaz]], [[Yaman]], [[Mesir]], [[Irak]], [[Iran]], [[Jazirah Arab|Semenanjung Saudi Arabia]], [[Afganistan]], dan lain-lain dalam rangka mempelajari [[hadits]] Nabi, selama kurun kurang lebih 30 tahun.<ref name="Suryadi"/> Selain itu, pada tahun [[290]] H. ia mengunjungi [[Isfahan]] dan menetap di sana hingga akhir hayatnya.<ref name="Az-Zarkali"/><ref name="Adz-Dzahabi"/><ref name="Adz-Dzahabi1"/><ref name="Suryadi"/>
=== Perhjalanan Intelektual ===


[[File:Afghan-big.jpg|thumb|right|200px|Afganistan (sekarang) adalah salah satu tempat yang pernah dikunjungi oleh Imam Ath-Thabrani dalam rangka menuntut ilmu]]
Ath-Thabrani pada tahun [[273]] H. mulai belajar hadits, atau pada usianya yang ke-13 tahun, dan pada tahun [[274]] H. dia berkelana ke Quds [[Palestina]], juga ke [[Syiria]] dan [[Qaisariyah]] untuk menghafal [[Al-Qur'an]] dan memperdalam ilmu agama, dilanjutkan kemudian dengan mengunjungi [[Hijaz]], [[Yaman]], [[Mesir]], [[Irak]], [[Iran]], [[Semenanjung Saudi Arabia]], [[Afganistan]], dan lain-lain dalam rangka mempelajari [[hadits]] Nabi, selama kurun kurang lebih 30 tahun. <ref name="Suryadi"/> Selain itu, pada tahun [[290]] H. ia mengunjungi [[Isfahan]] dan menetap di sana hingga akhir hayatnya. <ref name="Suryadi"/> <ref name="Adz-Dzahabi"/> <ref name="Adz-Dzahabi1"/> <ref name="Az-Zarkali"/>


=== Guru dan Murid ===
=== Guru dan Murid ===
Selama masa pengembaraannya menuntut ilmu di berbagai negeri, tercatat banyak ulama besar pada masanya yang menjadi guru Ath-Thabrani, antara lain: Hastim bin Mursi Ath-Thabrani, Ahmad bin Mas'ud Al-Khayyar, Idris bin Ja'far, Yahya bin Abi Ayyub Al-'Allaq, Ishaq bin Ibrahim Ad-Dabiri, Hafshah bin Umar, Miqdam bin Dawud Ar-Ru'yani, Ali Al-Baghawi, Amr bin Tsaur, Ahmad bin Abdillah Al-Lihyani, Ahmad bin Ibrahim Al-Busri, Abdullah bin Muhammad bin Sa'id bin Abi Maryam, dan Ahmad bin Ishaq bin Ibrahim Al-Asja'i.<ref name="Adz-Dzahabi"/><ref name="Adz-Dzahabi1"/><ref name="Suryadi"/> Sedangkan ulama-ulama besar yang pernah menjadi muridnya, antara lain: [[Ibnu Mandah]], Abu Bakar bin Abi Ali, Muhammad bin Ahmad Al-Jarudi, [[Ibnu Mardawaih]], [[Abu Sa'id An-Naqqas]], Ahmad bin Abdirrahman Al-Azdi, dan [[Abu Nu'aim Al-Ashbahani]].<ref name="Adz-Dzahabi"/><ref name="Adz-Dzahabi1"/><ref name="Suryadi"/>

Selama masa pengembaraannya menuntut ilmu di berbagai negeri, tercatat banyak ulama besar pada masanya yang menjadi guru Ath-Thabrani, antara lain: Hastim bin Mursi Ath-Thabrani, Ahmad bin Mas'ud Al-Khayyar, Idris bin Ja'far, Yahya bin Abi Ayyub Al-'Allaq, Ishaq bin Ibrahim Ad-Dabiri, Hafshah bin Umar, Miqdam bin Dawud Ar-Ru'yani, Ali Al-Baghawi, Amr bin Tsaur, Ahmad bin Abdillah Al-Lihyani, Ahmad bin Ibrahim Al-Busri, Abdullah bin Muhammad bin Sa'id bin Abi Maryam, dan Ahmad bin Ishaq bin Ibrahim Al-Asja'i. <ref name="Suryadi"/> <ref name="Adz-Dzahabi"/> <ref name="Adz-Dzahabi1"/> Sedangkan ulama-ulama besar yang pernah menjadi muridnya, antara lain: Ibnu Mandah, Abu Bakar bin Abi Ali, Muhammad bin Ahmad Al-Jarudi, Ibnu Mardawaih, Abu Sa'id An-Naqqas, Ahmad bin Abdirrahman Al-Azdi, dan Abu Nu'aim Al-Ashbahani.<ref name="Suryadi"/> <ref name="Adz-Dzahabi"/> <ref name="Adz-Dzahabi1"/>


== Karya-karya ==
== Karya-karya ==

Ath-Thabrani memiliki perhatian khusus pada bidang keilmuan Islam, terlebih dalam bidang hadits; beberapa karyanya antara lain:
Ath-Thabrani memiliki perhatian khusus pada bidang keilmuan Islam, terlebih dalam bidang hadits; beberapa karyanya antara lain:
#''Musnadul Asy'ari'';
# ''Musnadul Asy'ari'';
#''Musnadusy Syamiyyin'';
# ''Musnadusy Syamiyyin'';
#''An-Nawadir'';
# ''An-Nawadir'';
#''Musnad Abi Hurairah'';
# ''Musnad Abi Hurairah'';
#''Musnad 'Aisyah'';
# ''Musnad 'Aisyah'';
#''At-Tafsir'';
# ''At-Tafsir'';
#''Dalailun Nubuwwah'';
# ''Dalailun Nubuwwah'';
#''Ar-Raddu 'alal Mu'tazilah'';
# ''Ar-Raddu 'alal Mu'tazilah'';
#''Ahaditsuz Zuhri 'An Anas'';
# ''Ahaditsuz Zuhri 'An Anas'';
#''Kitabus Sunnah'';
# ''Kitabus Sunnah'';
#''Al-Manasik'';
# ''Al-Manasik'';
#''Manaqibu Ahmad'';
# ''Manaqibu Ahmad'';
#''Kitabul Asyribah'';
# ''Kitabul Asyribah'';
#''Al-'Ilmu'';
# ''Al-'Ilmu'';
#''Ahaditsul Munkadir 'alar Rasul'';
# ''Ahaditsul Munkadir 'alar Rasul'';
#''Hadits Syaiban'';
# ''Hadits Syaiban'';
#''Ma'rifatush Shahabah''; dan lain-lain.<ref name="Suryadi"/> <ref name="Az-Zarkali"/>
# ''Ma'rifatush Shahabah''; dan lain-lain.<ref name="Az-Zarkali"/><ref name="Suryadi"/>


Selain yang sudah disebutkan, berikut ini adalah tiga karya besar Ath-Thabrani yang terkenal dan mendapat banyak apresiasi dari pada ulama:
Selain yang sudah disebutkan, berikut ini adalah tiga karya besar Ath-Thabrani yang terkenal dan mendapat banyak apresiasi daripada ulama:


=== ''Mu'jamul Kabir'' ===
=== ''Mu'jamul Kabir'' ===
Terdiri dari dari 12 jilid dan merupakan [[kitab hadits]] yang berbentuk ensiklopedis, tidak hanya memuat hadits Nabi, melainkan juga memuat beberapa informasi sejarah; dan secara keseluruhan memuat 60.000 hadits, karenanya, Ibnu Dihyah mengatakan bahwa ''Mu'jamul Kabir'' ini merupakan karya ensiklopedis hadits terbesar di dunia.<ref name="Suryadi"/>

Terdiri dari dari 12 jilid dan merupakan [[kitab hadits]] yang berbentuk ensiklopedis, tidak hanya memuat hadits Nabi, melainkan juga memuat beberapa informasi sejarah; dan secara keseluruhan memuat 60.000 hadits, karenanya, Ibnu Dihyah mengatakan bahwa ''Mu'jamul Kabir'' ini merupakan karya ensiklopedis hadits terbesar di dunia. <ref name="Suryadi"/>


=== ''Mu'jamul Ausath'' ===
=== ''Mu'jamul Ausath'' ===
Karya ini terdiri dari 2 jilid besar, memuat 30.000 hadits, baik yang berkualitas [[shahih]], ataupun yang tidak, disusun berdasarkan nama-nama guru Ath-Thabrani yang hampir mencapai 2000 orang.<ref name="Suryadi"/>


=== ''Mu'jamush Shaghir'' ===
Karya ini terdiri dari 2 jilid besar, memuat 30.000 hadits, baik yang berkualitas [[shahih]], atau pun yang tidak, disusun berdasarkan nama-nama guru Ath-Thabrani yang hampir mencapai 2000 orang. <ref name="Suryadi"/>

=== ''Mu'jamush Shaghir ===

Karya ini disusun berdasarkan naman guru-guru Ath-Thabrani, hanya saja untuk setiap nama guru, hadits yang dicantumkan hanya satu buah, karenanya, dibandingkan dua ''Mu'jam'' sebelumnya, ''Mu'jamush Shaghir'' ini merupakan ''mu'jam'' yang sangat singkat dan ringkas.<ref name="Suryadi"/>
Karya ini disusun berdasarkan naman guru-guru Ath-Thabrani, hanya saja untuk setiap nama guru, hadits yang dicantumkan hanya satu buah, karenanya, dibandingkan dua ''Mu'jam'' sebelumnya, ''Mu'jamush Shaghir'' ini merupakan ''mu'jam'' yang sangat singkat dan ringkas.<ref name="Suryadi"/>


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}

[[Kategori:Ahli hadis]]
[[Kategori:Cendekiawan Muslim Sunni]]

Revisi terkini sejak 18 Maret 2024 14.16

Abul-Qasim Sulaiman bin Ahmad al-Lakhmiy ath-Thabrani, atau yang lebih dikenal dengan nama Imam ath-Thabrani (sering kali juga disebut Imam Ath-Thabarani) (bahasa Arab: إمام الطبراني) adalah seorang imam dan sangat alim (bahasa Arab: العلامة), dan tercata sebagai pemuka ahli hadits.[1][2][3] Dia bernama lengkap Abul Qasim Sulaiman bin Ahmad bin Ayyub Asy-Syami Ath-Thabrani, dan dikenal sebagai sosok yang produktif, di antara karyanya yang terkenal dan mendapat apresiasi juga banyak dijadikan rujukan oleh para ulama adalah Mu'jamul Kabir, Mu'jamul Ausath, dan Mu'jamush Shaghir.[3][4]

Lahir dan Wafat

[sunting | sunting sumber]

Ath-Thabrani lahir di kota Akka pada bulan Safar tahun 260 H. di tengah keluarga yang terhormat dari kabilah Lukham suku Yaman dan kemudian berimegrasi ke Quds, Palestina dan menetap di sana.[5] Dia meninggal di Isfahan pada tanggal 28 Dzul Qa'dah tahun 360 pada usia seratus tahun sepuluh bulan; dikebumikan di samping kubur Hamamah Ad-Dausi, salah seorang sahabat Nabi.[5]

Perjalanan Intelektual

[sunting | sunting sumber]
Afganistan (sekarang) adalah salah satu tempat yang pernah dikunjungi oleh Imam Ath-Thabrani dalam rangka menuntut ilmu

Ath-Thabrani pada tahun 273 H. mulai belajar hadits, atau pada usianya yang ke-13 tahun, dan pada tahun 274 H. dia berkelana ke Quds Palestina, juga ke Syiria dan Qaisariyah untuk menghafal Al-Qur'an dan memperdalam ilmu agama, dilanjutkan kemudian dengan mengunjungi Hijaz, Yaman, Mesir, Irak, Iran, Semenanjung Saudi Arabia, Afganistan, dan lain-lain dalam rangka mempelajari hadits Nabi, selama kurun kurang lebih 30 tahun.[5] Selain itu, pada tahun 290 H. ia mengunjungi Isfahan dan menetap di sana hingga akhir hayatnya.[1][2][3][5]

Guru dan Murid

[sunting | sunting sumber]

Selama masa pengembaraannya menuntut ilmu di berbagai negeri, tercatat banyak ulama besar pada masanya yang menjadi guru Ath-Thabrani, antara lain: Hastim bin Mursi Ath-Thabrani, Ahmad bin Mas'ud Al-Khayyar, Idris bin Ja'far, Yahya bin Abi Ayyub Al-'Allaq, Ishaq bin Ibrahim Ad-Dabiri, Hafshah bin Umar, Miqdam bin Dawud Ar-Ru'yani, Ali Al-Baghawi, Amr bin Tsaur, Ahmad bin Abdillah Al-Lihyani, Ahmad bin Ibrahim Al-Busri, Abdullah bin Muhammad bin Sa'id bin Abi Maryam, dan Ahmad bin Ishaq bin Ibrahim Al-Asja'i.[2][3][5] Sedangkan ulama-ulama besar yang pernah menjadi muridnya, antara lain: Ibnu Mandah, Abu Bakar bin Abi Ali, Muhammad bin Ahmad Al-Jarudi, Ibnu Mardawaih, Abu Sa'id An-Naqqas, Ahmad bin Abdirrahman Al-Azdi, dan Abu Nu'aim Al-Ashbahani.[2][3][5]

Karya-karya

[sunting | sunting sumber]

Ath-Thabrani memiliki perhatian khusus pada bidang keilmuan Islam, terlebih dalam bidang hadits; beberapa karyanya antara lain:

  1. Musnadul Asy'ari;
  2. Musnadusy Syamiyyin;
  3. An-Nawadir;
  4. Musnad Abi Hurairah;
  5. Musnad 'Aisyah;
  6. At-Tafsir;
  7. Dalailun Nubuwwah;
  8. Ar-Raddu 'alal Mu'tazilah;
  9. Ahaditsuz Zuhri 'An Anas;
  10. Kitabus Sunnah;
  11. Al-Manasik;
  12. Manaqibu Ahmad;
  13. Kitabul Asyribah;
  14. Al-'Ilmu;
  15. Ahaditsul Munkadir 'alar Rasul;
  16. Hadits Syaiban;
  17. Ma'rifatush Shahabah; dan lain-lain.[1][5]

Selain yang sudah disebutkan, berikut ini adalah tiga karya besar Ath-Thabrani yang terkenal dan mendapat banyak apresiasi daripada ulama:

Mu'jamul Kabir

[sunting | sunting sumber]

Terdiri dari dari 12 jilid dan merupakan kitab hadits yang berbentuk ensiklopedis, tidak hanya memuat hadits Nabi, melainkan juga memuat beberapa informasi sejarah; dan secara keseluruhan memuat 60.000 hadits, karenanya, Ibnu Dihyah mengatakan bahwa Mu'jamul Kabir ini merupakan karya ensiklopedis hadits terbesar di dunia.[5]

Mu'jamul Ausath

[sunting | sunting sumber]

Karya ini terdiri dari 2 jilid besar, memuat 30.000 hadits, baik yang berkualitas shahih, ataupun yang tidak, disusun berdasarkan nama-nama guru Ath-Thabrani yang hampir mencapai 2000 orang.[5]

Mu'jamush Shaghir

[sunting | sunting sumber]

Karya ini disusun berdasarkan naman guru-guru Ath-Thabrani, hanya saja untuk setiap nama guru, hadits yang dicantumkan hanya satu buah, karenanya, dibandingkan dua Mu'jam sebelumnya, Mu'jamush Shaghir ini merupakan mu'jam yang sangat singkat dan ringkas.[5]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c (Arab) Khairuddin Az-Zarkali, Al-A’lam (ttp: Darul Ilmi lil Malayin, 2002), VI, hal. 29.
  2. ^ a b c d (Arab) Abu Abdillah Muhammad Adz-Dzahabi, Tadzkiratul Huffadh (Beirut: Darul Kutub Al-Ilmiah, 1998), III, hal. 85-88
  3. ^ a b c d e (Arab) Abu Abdillah Muhammad Adz-Dzahabi, Siyar A'lamun Nubala' (Kairo: Darul Hadits, 2006), XII, hal. 201-208
  4. ^ (Arab) Ahmad bin Ali bin Hajar Al-Asqalani, Lisanul Mizan (Beirut: Muassasah Al-A'lami, cet. II, 1971), III, hal. 75
  5. ^ a b c d e f g h i j (Indonesia) Suryadi, "Kitab al-Mu'jam al-Sagir" dalam Studi Kitab Hadis, ed. M. Alfatih Suryadilaga (Yogyakarta: Teras, 2009), hal. 260-283.