Lompat ke isi

Elang Mulia Lesmana: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
BP87Laurentius (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
Yugitchan (bicara | kontrib)
Out of Context
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(32 revisi perantara oleh 20 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox person
{{inuseBP|BP87Laurentius|l5 Mei 2014|9 Mei 2014}}
| honorific-prefix =

| name = Elang Mulia Lesmana
{{Infobox_President
| image = Elang mulia.jpg
|honorific-prefix =
| image_size =
|name = Elang Mulia Lesmana
| office =
|image =Elang mulia.jpg
| birth_date = {{birth date|1978|7|5}}
|image_size=
| birth_place = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
|office =
|birth_date = {{birth date|1978|7|5}}
| death_date = {{death date and age|1998|5|12|1978|7|5}}
|birth_place = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| death_place = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| death_cause = Ditembak dalam [[tragedi Trisakti]]
|death_date = {{death date and age|1998|5|12|1978|7|5}}
|death_place = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| nationality = Indonesia
| alma_mater = [[Universitas Trisakti]] (tidak selesai)
|nationality = [[Indonesia]]
| occupation = Pelajar/mahasiswa
|profession = [[mahasiswa]] [[Fakultas Arsitektur]] [[Universitas Trisakti]]
| mother = Hira Tetty Yoga
| father = Bagus Yoga Nandita
}}
}}


'''Elang Mulia Lesmana''' ({{lahirmati|[[Jakarta]]|5|7|1978|[[Jakarta]]|12|5|1998}}) adalah seorang mahasiswa [[Fakultas Arsitektur]] [[Universitas Trisakti]] angkatan [[1996]] yang meninggal karena terkena peluru tajam pada [[Tragedi Trisakti]].<ref name=mirnawati>{{cite book|first=Mirnawati|title=Kumpulan Pahlawan Indonesia Terlengkap|publisher =[[Penebar Swadaya Grup]]|date=2012|pages=158|isbn=979-788-343-4}}</ref><ref name=nana>{{cite book|author=Nana Supriatna|title=Sejarah Untuk Kelas XII Sekolah Menengah Atas Program Ilmu Pengetahuan Alam|publisher =[[Grafindo Media Pratama]]|date=2006|pages=26}}</ref> Pada tragedi ini beberapa mahasiswa gugur ketika menyampaikan [[aspirasi]] untuk memperjuangkan [[reformasi]].<ref name=galangpress>{{cite book|last=T. Wardaya|first=Baskara|title=Menguak Misteri Kekuasaan Suharto|publisher =[[Galangpress]]|date=2007|pages=270|isbn=978-979-23-9981-3}}</ref>
'''Elang Mulia Lesmana''' ({{lahirmati|[[Jakarta]]|5|7|1978|[[Jakarta]]|12|5|1998}}) adalah seorang mahasiswa Fakultas Arsitektur, [[Universitas Trisakti]] angkatan 1996 yang meninggal karena tertembak dalam [[Tragedi Trisakti]].<ref name=mirnawati>{{cite book|first=Mirnawati|title=Kumpulan Pahlawan Indonesia Terlengkap|publisher =[[Penebar Swadaya Grup]]|date=2012|pages=158|isbn=979-788-343-4}}</ref><ref name=nana>{{cite book|author=Nana Supriatna|title=Sejarah Untuk Kelas XII Sekolah Menengah Atas Program Ilmu Pengetahuan Alam|publisher =[[Grafindo Media Pratama]]|date=2006|pages=26}}</ref> Pada tragedi ini beberapa mahasiswa gugur ketika menyampaikan [[aspirasi]] untuk memperjuangkan [[reformasi]].<ref name=galangpress>{{cite book|last=T. Wardaya|first=Baskara|title=Menguak Misteri Kekuasaan Suharto|publisher =[[Galangpress]]|date=2007|pages=270|isbn=978-979-23-9981-3}}</ref>


== Kematian ==
==Kronologi Meninggalnya Elang Mulia Lesmana==


===Kesaksian Dari Sahabat Karib Elang===
=== Kesaksian dari teman dekat Lesmana ===


Kronologi meninggalnya Elang Mulia Lesmana diingat jelas oleh [[Arfianda Bachtiar]] atau dikenal dengan nama Frankie, pria lulusan [[Fakultas Teknik Industri]], Jurusan Arsitektur Universitas Trisakti, angkatan 1996, yang merupakan sahabat karib Elang.<ref name=okezone>{{cite web|url=http://news.okezone.com/read/2013/05/13/337/805923/detik-detik-elang-mulya-lesmana-sebelum-tewas-ditembak|title=Detik Detik Elang Mulya Lesmana Sebelum Tewas Ditembak|accessdate=9 Mei 2014}}</ref> Sehari sebelum tragedi atau tepatnya pada [[11 Mei]] [[1998]], Frankie dan Elang berniat mengerjakan tugas kelompok yang harus dikumpulkan esok hari.<ref name=okezone></ref> Frankie memang kerap menginap di rumah Elang untuk belajar bersama, terlebih minggu itu akan diadakan ujian tengah semester.<ref name=okezone></ref> Ketika hujan deras, keduanya berboncengan menuju rumah Elang di kawasan [[Ciputat]], [[Tangerang]].<ref name=okezone></ref> Malam itu, Elang menunjukkan sikap yang berbeda dari biasanya, sosok ceria dan pandainya menghilang.<ref name=okezone></ref> Elang lebih banyak melamun, sehingga Frankie harus menegur berkali-kali saat Elang mengacuhkan pertanyaan Frankie.<ref name=okezone></ref>
Kronologi meninggalnya Lesmana diingat jelas oleh [[Arfianda Bachtiar]] (Frankie), lulusan Jurusan Arsitektur, [[Fakultas Teknik Industri]], Universitas Trisakti angkatan 1996, yang merupakan sahabat karib Lesmana. Satu hari sebelum peristiwa, Frankie dan Lesmana berniat mengerjakan tugas kelompok yang harus dikumpulkan esok hari. Frankie kerap menginap di rumah Lesmana untuk belajar bersama dalam rangka mempersiapkan ujian tengah semester (UTS). Saat hujan deras mereka berboncengan menuju rumah Lesmana di [[Ciputat]], [[Tangerang Selatan|Tangerang]]. Pada malam itu Lesmana mengalami perubahan sikap, seperti menjadi banyak melamun, sehingga Frankie harus menegurnya.<ref name="okezone">{{Cite news|title=Detik-Detik Elang Mulya Lesmana sebelum Tewas Ditembak|url=http://news.okezone.com/read/2013/05/13/337/805923/detik-detik-elang-mulya-lesmana-sebelum-tewas-ditembak|accessdate=9 Mei 2014|last=Isnaini|work=[[Okezone.com]]}}</ref>
Keesokan harinya, pada pukul 09.00 [[WIB]], keduanya berangkat ke kampus.<ref name=okezone></ref> Sebelum pergi, ibunda Elang sempat berpesan pada Frankie agar berhati-hati mengendarai motor.<ref name=okezone></ref> Mendengar pesan ibunda Elang yang begitu mengkhawatirkan keduanya, Elang membalasnya dengan candaan,"Mami jangan ngomong gitu dong ke Frankie, Elang kan jadi malu,".<ref name=okezone></ref> Hari itu, ujian tengah semester dibatalkan karena mahasiswa diharapkan berpartisipasi dalam [[demonstrasi]] di kampus.<ref name=okezone></ref> Keduanya memang telah berniat untuk ikut serta dalam aksi tersebut.<ref name=okezone></ref> Frankie langsung mengeluarkan [[jaket almamater]] yang telah disiapkan, begitu juga seharusnya Elang.<ref name=okezone></ref> Tetapi ternyata Elang lupa untuk membawa jaket almamaternya.<ref name=okezone></ref> Di situlah Frankie melihat bahwa Elang seperti orang yang banyak pikiran yang mengakibatkan lupa terhadap sesuatu hal yang lain.<ref name=okezone></ref>
Esok harinya pada pukul 09.00 WIB, mereka pun pergi ke kampus. Ibu Lesmana berpesan supaya berhati-hati. Namun Lesmana membalasnya dengan candaan, "Mami jangan ngomong gitu dong ke Frankie, Elang kan jadi malu." UTS dibatalkan karena akan digelar [[demonstrasi]], sehingga keduanya pun ikut demonstrasi. Frankie segera mengenakan [[jas almamater]], tetapi Lesmana lupa membawa jas almamater.<ref name=okezone/>
Sebelum ikut berorasi, Frankie mengajak Elang melihat proyek kos-kosan milik orang tuanya yang tengah dibangun persis di seberang gedung kampus.<ref name=okezone></ref> Setelah berjalan kaki lima menit keduanya sampai di lokasi proyek, lalu menghabiskan waktu di sana sekitar sejam.<ref name=okezone></ref> Menjelang siang, keduanya kembali ke kampus.<ref name=okezone></ref> Ketika akan meninggalkan lokasi proyek tiba-tiba salah satu tukang bangunan memanggil Frankie dan memberikan pensil gambar kesayangan Elang yang terjatuh.<ref name=okezone></ref> Kejadian aneh pun kembali dirasakan Frankie, saat keduanya melewati [[halte bis]] di tikungan [[Jalan Letjen S Parman]], tiba-tiba ada seorang perempuan yang menangis ketika Elang melintasinya.<ref name=okezone></ref> Namun, ketika [[orasi]] tengah berlangsung di tengah-tengah parkiran kampus, Frankie kembali menemukan sosok perempuan lain di antara rapatnya peserta demo di sana yang menangis saat berada di dekat Elang.<ref name=okezone></ref>
Keduanya sempat meninjau proyek [[indekos]] milik orang tua Frankie yang tengah dibangun di seberang kampus. Mereka menghabiskan waktu selama kurang lebih satu jam di lokasi proyek. Saat akan menuju kampus, seorang tukang bangunan memanggil Frankie dan memberikan pensil milik Lesmana yang jatuh. Begitu melewati halte bus di salah satu sudut Jalan Letjend S. Parman, mendadak ada perempuan yang menangis di dekat Lesmana. Ketika orasi berlangsung di halaman parkir kampus, Frankie juga menemukan perempuan lain yang menangis di dekat Lesmana.<ref name=okezone/>
Hari semakin sore, perlahan seluruh mahasiswa bergerak ke luar kampus untuk menuju ke gedung [[DPR]].<ref name=okezone></ref> Namun, aksi para mahasiswa dihadang [[aparat keamanan]].<ref name=okezone></ref> Negoisasi antara mahasiswa dan aparat pun berlangsung [[alot]].<ref name=okezone></ref> Selama kurang lebih tiga jam para [[demonstran]] menghabiskan waktu di jalanan, beberapa mahasiswa menyempatkan mengabadikan momen tersebut dengan berfoto bersama.<ref name=okezone></ref> Frankie memutuskan untuk meminta bantuan seorang temannya yang saat itu membawa kamera untuk mengambil gambar dirinya bersama Elang dan satu sahabatnya lagi, Adny.<ref name=okezone></ref> Suasana kian memanas, aparat memaksa para demonstran untuk kembali masuk ke kampus.<ref name=okezone></ref> Melihat kondisi yang mulai tak terkendali, Frankie berpesan pada dua sahabatnya yakni Elang dan Adny, jika terpisah ketiganya berjanji akan berkumpul di pos [[satpam]] di depan pintu masuk kampus.<ref name=okezone></ref>
Menjelang sore, para mahasiswa bergerak menuju Kompleks Parlemen/[[DPR]]. Sontak mereka dihadang aparat keamanan dan negosiasi semakin alot selama hampir 3 jam. Sejumlah demonstran sempat melaksanakan foto bersama, termasuk Frankie dan Lesmana. Aparat keamanan memaksa mahasiswa kembali ke kampus. Dalam kondisi tidak terkendali, Frankie, Lesmana, dan Adny melaksanakan janjian berkumpul di pos satpam di depan pintu masuk kampus.<ref name=okezone/>
===Peluru Menembus Jantung Elang===
[[File:May 1998 Trisakti incident.jpg|thumb|right|Aparat keamanan dan mahasiswa di luar Trisakti]]
Aparat mulai menyerang para demonstran dengan [[gas air mata]] dan [[peluru karet]] serta tembakan peringatan ke atas.<ref name=okezone></ref> Mendengar suara tembakan tersebut, ribuan mahasiswa serentak berlari dan berebut untuk masuk kampus melalui gerbang di Jalan S Parman.<ref name=okezone></ref> Karena Frankie dan Elang posisinya di depan polisi, Frankie melihat tidak ada peluang untuk masuk kampus karena posisinya paling belakang, sedangkan polisi semakin dekat jaraknya.<ref name=okezone></ref> Oleh sebab itu, Frankie memutuskan untuk segera memanjat pagar kampus yang pada saat itu terkunci.<ref name=okezone></ref> Ketika dalam posisi memanjat, Frankie merasakan panas pada bagian perut.<ref name=okezone></ref> Ternyata ia terkena puluru karet yang meleset dan mengenai kancing celananya.<ref name=okezone></ref> Frankie mencoba kembali ke kampusnya dengan memanjat tembok pembatas kedua kampus ([[Universitas Tarumanegara]] dan [[Universitas Trisakti]]) yang letaknya bersebelahan.<ref name=okezone></ref> Ia mencoba mencari keberadaan kedua sahabatnya.<ref name=okezone></ref> Seperti yang dijanjikan ketiganya akan berkumpul di pos satpam.<ref name=okezone></ref> Bergegas ia menuju tempat tersebut.<ref name=okezone></ref> Namun ia hanya mendapati dirinya sendiri, tak ada Elang maupun Adny.<ref name=okezone></ref>
[[File:Peristiwa trisakti.jpg|thumb|right|Peristiwa Trisakti Jakarta]]
Tak lama kemudian, Frankie mendengar kabar bahwa Elang terkena tembak.<ref name=okezone></ref> Ia bertanya kepada temannya di bagian mana Elang tertembak, lalu temannya menunjuk ke arah jantungnya.<ref name=okezone></ref> Dengan [[emosi]] Frankie menuju ke [[Rumah Sakit Sumber Waras]], di mana semua korban dilarikan ke rumah sakit tersebut.<ref name=okezone></ref> Di sana Frankie menemukan sosok sahabatnya telah terbaring di kamar jenazah dengan terbalut kain tubuhnya telah kaku dan dingin.<ref name=okezone></ref> Luka peluru Elang menembus jantung hingga punggung.<ref name=okezone></ref> Peluru tajam yang menembus jantung Elang ditemukan di dalam tas punggung yang dibawanya.<ref name=okezone></ref> Di dalam tas itu ada botol parfum yang juga pecah terkena peluru.<ref name=okezone></ref> Parfum itu merupakan kado ulang tahun untuk teman wanitanya yang belum sempat Elang berikan.<ref name=okezone></ref>


=== Penembakan ===
==Penghargaan Bagi Elang Mulia Lesmana==
[[File:Penghargaan trisakti.jpg|thumb|right|Penghargaan korban Tragedi Trisakti]]
[[Berkas:May 1998 Trisakti incident.jpg|jmpl|ka|Aparat keamanan dan mahasiswa di luar Trisakti|200px]]
Semakin tidak terkendali, aparat keamanan menyerang demonstran dengan [[gas air mata]] dan [[peluru karet]], juga dengan tembakan peringatan. Mahasiswa serentak berlari masuk kampus melalui gerbang di Jalan S. Parman. Frankie dan Lesmana berada pada posisi yang sangat dekat dengan petugas kepolisian dan merasa tak ada lagi harapan untuk memasukinya. Mereka pun memanjat gerbang kampus yang saat itu terkunci. Frankie merasa kepanasan pada bagian perut dan rupanya ia telah terkena peluru karet yang meleset dan mengenai kancing celananya. Frankie mencoba kembali ke kampus dengan memanjat dinding pembatas antara kampus [[Universitas Tarumanegara]] dan [[Universitas Trisakti]]. Sesuai janji, ia akan bertemu dengan Lesmana dan Adny di pos satpam, tetapi ia hanya mendapati dirinya sendiri, tanpa Lesmana maupun Adny.<ref name=okezone/>
Presiden [[Susilo Bambang Yudhoyono]] pada hari [[Senin]] pagi tanggal [[15 Agustus]] [[2005]] memberikan [[Bintang Jasa Pratama]] kepada 4 orang mahasiswa Trisakti yang tewas dalam kerusuhan massa [[Mei]] [[1998]] lalu yakni Elang Mulia Lesmana, [[Hafidhin Royan]], [[Hery Heriyanto]] dan [[Hendriawan Sie]].<ref name=indosiar>{{cite web|url=http://www.indosiar.com/fokus/presiden-berikan-bintang-jasa-4-mahasiswa-trisakti_43571.html|title=Presiden Berikan Bintang Jasa 4 Mahasiswa Trisakti|publisher= www.indosiar.com|accessdate=11 Mei 2014}}</ref> Pemberian penghargaan kehormatan dilakukan di [[Istana Negara]] dalam suatu upacara penghormatan.<ref name=indosiar></ref> Mereka dianggap berjasa sebagai pejuang reformasi karena pengorbanan jiwa mereka dapat mendorong terjadinya perubahan besar dalam kehidupan bernegara.<ref name=indosiar></ref>
[[Berkas:Peristiwa trisakti.jpg|jmpl|ka|Peristiwa Trisakti Jakarta]]
Frankie mendengar kabar bahwa Lesmana tertembak pada jantungnya. Ia bergegas menuju [[Rumah Sakit Sumber Waras]], tempat korban kerusuhan dirawat. Ia menemui sahabatnya itu telah terbaring di kamar jenazah. Terdapat bekas luka tembak peluru tajam pada jantung dan punggungnya.<ref name=okezone/> Di dalam tas ransel yang Lesmana bawa terdapat botol parfum yang pecah terkena peluru, yang merupakan hadiah ulang tahun untuk teman wanita Lesmana yang belum diberikan.<ref name=okezone/>


==Rujukan==
== Penghargaan ==
[[Berkas:Penghargaan trisakti.jpg|jmpl|kiri|Penghargaan korban Tragedi Trisakti|200px]]
Presiden [[Susilo Bambang Yudhoyono]] pada hari Senin pagi tanggal 15 Agustus 2005 memberikan [[Bintang Jasa Pratama]] kepada 4 orang mahasiswa Trisakti yang tewas dalam kerusuhan massa Mei 1998 lalu yakni Elang Mulia Lesmana, [[Hafidin Royan]], [[Heri Hertanto]], dan [[Hendriawan Sie]].<ref name=indosiar>{{cite web|url=http://www.indosiar.com/fokus/presiden-berikan-bintang-jasa-4-mahasiswa-trisakti_43571.html|title=Presiden Berikan Bintang Jasa 4 Mahasiswa Trisakti|publisher=www.indosiar.com|accessdate=11 Mei 2014}}{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Pemberian penghargaan kehormatan dilakukan di [[Istana Negara]] dalam suatu upacara penghormatan.<ref name=indosiar/> Mereka dianggap berjasa sebagai pejuang reformasi karena pengorbanan jiwa mereka dapat mendorong terjadinya perubahan besar dalam kehidupan bernegara.<ref name=indosiar/>

== Rujukan ==
{{reflist}}
{{reflist}}


{{DEFAULTSORT:Lesmana, E.M.}}

[[Kategori:Tokoh dari Jakarta]]
[[Kategori:Aktivis Indonesia]]
[[Kategori:Aktivis Indonesia]]
[[Kategori:Gerakan mahasiswa]]
[[Kategori:Gerakan mahasiswa]]
[[Kategori:Universitas Trisakti]]
[[Kategori:Tokoh Cirebon]]
[[Kategori:Tokoh Jakarta]]
[[Kategori:Tokoh dari Jakarta]]
[[Kategori:Aktivis 98]]
[[Kategori:Tokoh yang dibunuh di Indonesia]]

Revisi terkini sejak 17 September 2023 13.00

Elang Mulia Lesmana
Lahir(1978-07-05)5 Juli 1978
Jakarta, Indonesia
Meninggal12 Mei 1998(1998-05-12) (umur 19)
Jakarta, Indonesia
Sebab meninggalDitembak dalam tragedi Trisakti
KebangsaanIndonesia
AlmamaterUniversitas Trisakti (tidak selesai)
PekerjaanPelajar/mahasiswa
Orang tua
  • Bagus Yoga Nandita (bapak)
  • Hira Tetty Yoga (ibu)

Elang Mulia Lesmana (5 Juli 1978 – 12 Mei 1998) adalah seorang mahasiswa Fakultas Arsitektur, Universitas Trisakti angkatan 1996 yang meninggal karena tertembak dalam Tragedi Trisakti.[1][2] Pada tragedi ini beberapa mahasiswa gugur ketika menyampaikan aspirasi untuk memperjuangkan reformasi.[3]

Kesaksian dari teman dekat Lesmana

[sunting | sunting sumber]

Kronologi meninggalnya Lesmana diingat jelas oleh Arfianda Bachtiar (Frankie), lulusan Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Industri, Universitas Trisakti angkatan 1996, yang merupakan sahabat karib Lesmana. Satu hari sebelum peristiwa, Frankie dan Lesmana berniat mengerjakan tugas kelompok yang harus dikumpulkan esok hari. Frankie kerap menginap di rumah Lesmana untuk belajar bersama dalam rangka mempersiapkan ujian tengah semester (UTS). Saat hujan deras mereka berboncengan menuju rumah Lesmana di Ciputat, Tangerang. Pada malam itu Lesmana mengalami perubahan sikap, seperti menjadi banyak melamun, sehingga Frankie harus menegurnya.[4]

Esok harinya pada pukul 09.00 WIB, mereka pun pergi ke kampus. Ibu Lesmana berpesan supaya berhati-hati. Namun Lesmana membalasnya dengan candaan, "Mami jangan ngomong gitu dong ke Frankie, Elang kan jadi malu." UTS dibatalkan karena akan digelar demonstrasi, sehingga keduanya pun ikut demonstrasi. Frankie segera mengenakan jas almamater, tetapi Lesmana lupa membawa jas almamater.[4]

Keduanya sempat meninjau proyek indekos milik orang tua Frankie yang tengah dibangun di seberang kampus. Mereka menghabiskan waktu selama kurang lebih satu jam di lokasi proyek. Saat akan menuju kampus, seorang tukang bangunan memanggil Frankie dan memberikan pensil milik Lesmana yang jatuh. Begitu melewati halte bus di salah satu sudut Jalan Letjend S. Parman, mendadak ada perempuan yang menangis di dekat Lesmana. Ketika orasi berlangsung di halaman parkir kampus, Frankie juga menemukan perempuan lain yang menangis di dekat Lesmana.[4]

Menjelang sore, para mahasiswa bergerak menuju Kompleks Parlemen/DPR. Sontak mereka dihadang aparat keamanan dan negosiasi semakin alot selama hampir 3 jam. Sejumlah demonstran sempat melaksanakan foto bersama, termasuk Frankie dan Lesmana. Aparat keamanan memaksa mahasiswa kembali ke kampus. Dalam kondisi tidak terkendali, Frankie, Lesmana, dan Adny melaksanakan janjian berkumpul di pos satpam di depan pintu masuk kampus.[4]

Penembakan

[sunting | sunting sumber]
Aparat keamanan dan mahasiswa di luar Trisakti

Semakin tidak terkendali, aparat keamanan menyerang demonstran dengan gas air mata dan peluru karet, juga dengan tembakan peringatan. Mahasiswa serentak berlari masuk kampus melalui gerbang di Jalan S. Parman. Frankie dan Lesmana berada pada posisi yang sangat dekat dengan petugas kepolisian dan merasa tak ada lagi harapan untuk memasukinya. Mereka pun memanjat gerbang kampus yang saat itu terkunci. Frankie merasa kepanasan pada bagian perut dan rupanya ia telah terkena peluru karet yang meleset dan mengenai kancing celananya. Frankie mencoba kembali ke kampus dengan memanjat dinding pembatas antara kampus Universitas Tarumanegara dan Universitas Trisakti. Sesuai janji, ia akan bertemu dengan Lesmana dan Adny di pos satpam, tetapi ia hanya mendapati dirinya sendiri, tanpa Lesmana maupun Adny.[4]

Peristiwa Trisakti Jakarta

Frankie mendengar kabar bahwa Lesmana tertembak pada jantungnya. Ia bergegas menuju Rumah Sakit Sumber Waras, tempat korban kerusuhan dirawat. Ia menemui sahabatnya itu telah terbaring di kamar jenazah. Terdapat bekas luka tembak peluru tajam pada jantung dan punggungnya.[4] Di dalam tas ransel yang Lesmana bawa terdapat botol parfum yang pecah terkena peluru, yang merupakan hadiah ulang tahun untuk teman wanita Lesmana yang belum diberikan.[4]

Penghargaan

[sunting | sunting sumber]
Penghargaan korban Tragedi Trisakti

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada hari Senin pagi tanggal 15 Agustus 2005 memberikan Bintang Jasa Pratama kepada 4 orang mahasiswa Trisakti yang tewas dalam kerusuhan massa Mei 1998 lalu yakni Elang Mulia Lesmana, Hafidin Royan, Heri Hertanto, dan Hendriawan Sie.[5] Pemberian penghargaan kehormatan dilakukan di Istana Negara dalam suatu upacara penghormatan.[5] Mereka dianggap berjasa sebagai pejuang reformasi karena pengorbanan jiwa mereka dapat mendorong terjadinya perubahan besar dalam kehidupan bernegara.[5]

  1. ^ Kumpulan Pahlawan Indonesia Terlengkap. Penebar Swadaya Grup. 2012. hlm. 158. ISBN 979-788-343-4. 
  2. ^ Nana Supriatna (2006). Sejarah Untuk Kelas XII Sekolah Menengah Atas Program Ilmu Pengetahuan Alam. Grafindo Media Pratama. hlm. 26. 
  3. ^ T. Wardaya, Baskara (2007). Menguak Misteri Kekuasaan Suharto. Galangpress. hlm. 270. ISBN 978-979-23-9981-3. 
  4. ^ a b c d e f g Isnaini. "Detik-Detik Elang Mulya Lesmana sebelum Tewas Ditembak". Okezone.com. Diakses tanggal 9 Mei 2014. 
  5. ^ a b c "Presiden Berikan Bintang Jasa 4 Mahasiswa Trisakti". www.indosiar.com. Diakses tanggal 11 Mei 2014. [pranala nonaktif permanen]