Lompat ke isi

Bantuan langsung tunai: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Vickypotabuga (bicara | kontrib)
 
(75 revisi perantara oleh 40 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Redirect|BLT|roti lapis|BLT (roti lapis)}}
'''Bantuan Langsung Tunai''' (bahasa Inggris: ''cash transfers'') atau disingkat BLT adalah program bantuan pemerintah berjenis pemberian uang tunai, baik bersyarat (''conditional cash transfer'') maupun tak bersyarat (''unconditional cash transfer'') untuk masyarakat miskin.<ref name="b" /> Negara yang pertama kali memprakarsai BLT adalah [[Brazil]], dan selanjutnya diadopsi oleh negara-negara lainnya.<ref name="cctcount" /> Besaran dana yang diberikan dan mekanisme yang dijalankan dalam program BLT berbeda-beda tergantung kebijakan pemerintah di negara tersebut.<ref name="cctcount" />
'''Bantuan Langsung Tunai''' (bahasa Inggris: ''cash transfers'') atau disingkat BLT adalah program bantuan pemerintah berjenis pemberian uang tunai atau beragam bantuan lainnya, baik bersyarat (''conditional cash transfer'') maupun tak bersyarat (''unconditional cash transfer'') untuk masyarakat miskin.<ref name="b" /> Negara yang pertama kali memprakarsai BLT adalah [[Brasil]], dan selanjutnya diadopsi oleh negara-negara lainnya.<ref name="cctcount" /> Besaran dana yang diberikan dan mekanisme yang dijalankan dalam program BLT berbeda-beda tergantung kebijakan pemerintah di negara tersebut.<ref name="cctcount" />
[[Berkas:55220613-BLT_-_Copy.jpg|thumb|
[[Berkas:55220613-BLT_-_Copy.jpg|jmpl|
Seorang ibu mengambil dana Bantuan Langsung Tunai (cash transfers) di Kantor Pos. BLT adalah sebuah program bantuan uang cuma-cuma di Indonesia yang digalakan pemerintah dalam rangka menyambut kenaikan bahan bakar minyak.
Seorang ibu mengambil dana Bantuan Langsung Tunai (cash transfers) di Kantor Pos. BLT adalah sebuah program bantuan uang cuma-cuma di Indonesia yang digalakan pemerintah dalam rangka menyambut kenaikan bahan bakar minyak.
|320x320px]]
|320x320px]]


[[Indonesia]] juga merupakan negara penyelenggarakan BLT, dengan mekanisme berupa pemberian kompensasi uang tunai, pangan, jaminan kesehatan, dan pendidikan dengan target pada tiga tingkatan: hampir miskin, miskin, sangat miskin.<ref name="jamsostek" /> BLT dilakukan pertama kali pada tahun 2005, berlanjut di tahun 2009 dan di 2013 berganti nama menjadi [[Bantuan Langsung Sementara Masyarakat]] (BLSM).<ref name="jurnal1" /> Program BLT diselenggarakan sebagai respon kenaikan [[Bahan Bakar Minyak]] (BBM) dunia pada saat itu, dan tujuan utama dari program ini adalah membantu [[masyarakat miskin]] untuk tetap memenuhi kebutuhan hariannya.<ref name="jurnal1" /> Dalam pelakasanaannya, program BLT dianggap sukses oleh beberapa kalangan, tetapi sering terjadi kontroversi selama program ini berjalan di Indonesia.<ref name="jurnal2" />
[[Indonesia]] juga merupakan negara penyelenggara BLT, dengan mekanisme berupa pemberian kompensasi uang tunai, pangan, jaminan kesehatan, dan pendidikan dengan target pada tiga tingkatan: hampir miskin, miskin, sangat miskin.<ref name="jamsostek" /> BLT dilakukan pertama kali pada tahun 2005, berlanjut pada tahun 2009 dan di 2013 berganti nama menjadi [[Bantuan Langsung Sementara Masyarakat]] (BLSM).<ref name="jurnal1" /> Program BLT diselenggarakan sebagai respon kenaikan [[Minyak bumi|Bahan Bakar Minyak]] (BBM) dunia pada saat itu, dan tujuan utama dari program ini adalah membantu [[masyarakat miskin]] untuk tetap memenuhi kebutuhan hariannya.<ref name="jurnal1" /> Dalam pelaksanaannya, program BLT dianggap sukses oleh beberapa kalangan, meskipun timbul kontroversi dan kritik.<ref name="jurnal2" />

== Sejarah BLT ==
== Sejarah BLT ==
[[File:Lulaspeech.jpg|left|thumb|250x250px|Presiden Lula memberikan pidato kepada penerima bantuan langsung tunai pertama di dunia, Bolsa Familia, di Diadema, Brazil.]]
[[Berkas:Lulaspeech.jpg|kiri|jmpl|250x250px|Presiden Lula memberikan pidato kepada penerima bantuan langsung tunai pertama di dunia, Bolsa Familia, di Diadema, Brazil.]]
Bantuan langsung tunai pertama kali diciptakan di Brazil pada tahun 1990-an dengan nama ''Bolsa Escola'' dan berganti nama menjadi ''[[Bolsa Familia]]''.<ref name="rar">{{cite news | url= http://web.worldbank.org/WBSITE/EXTERNAL/NEWS/0,,contentMDK:21447054~pagePK:64257043~piPK:437376~theSitePK:4607,00.html| title= Bolsa Família: Changing the Lives of Millions in Brazil | publisher= World Bank] | date= 13 Juni 2013 }}</ref> Program ini sifatnya adalah bantuan langsung tunai bersyarat yang diprakarsai oleh [[Luiz Inácio Lula da Silva]], presiden Brazil ke-35.''Bolsa Familia'' masih bertahan hingga saat ini sebagai bantuan langsung tunai bersyarat terbesar di dunia, dan telah berhasil menolong sekitar 26 persen penduduk miskin di [[Brazil]] hingga tahun 2011, sehingga program ini ditiru negara-negara lain.<ref name="cctcot">{{cite news
Bantuan langsung tunai pertama kali diciptakan di Brasil pada tahun 1990-an dengan nama ''Bolsa Escola'' dan berganti nama menjadi ''[[Bolsa Família|Bolsa Familia]]''.<ref name="rar">{{cite news|last=Diary|first=Bansos|date=3 September 2024|title=Benarkah Bantuan Sosial Akan Dihapus? Fakta di Balik Isu yang Meresahkan KPM|url=https://diarybansos.com/news/1003/benarkah-bantuan-sosial-akan-dihapus-fakta-di-balik-isu-yang-meresahkan-kpm/|work=Diary Bansos|publisher=Diary Bansos|access-date=2024-09-06}}</ref> Program ini sifatnya adalah bantuan langsung tunai bersyarat yang diprakarsai oleh [[Luiz Inácio Lula da Silva]], presiden Brasil ke-35.<ref name="rar" /> ''Bolsa Familia'' masih bertahan hingga saat ini sebagai bantuan langsung tunai bersyarat terbesar di dunia, dan telah berhasil menolong sekitar 26 persen penduduk miskin di [[Brasil]] hingga tahun 2011, sehingga program ini ditiru negara-negara lain.<ref name="cctcot">{{cite news
| url= http://web.worldbank.org/WBSITE/EXTERNAL/TOPICS/EXTSOCIALPROTECTION/EXTSAFETYNETSANDTRANSFERS/0,,contentMDK:22055402~pagePK:148956~piPK:216618~theSitePK:282761,00.html
|url= http://web.worldbank.org/WBSITE/EXTERNAL/TOPICS/EXTSOCIALPROTECTION/EXTSAFETYNETSANDTRANSFERS/0,,contentMDK:22055402~pagePK:148956~piPK:216618~theSitePK:282761,00.html
| title= Conditional Cash Transfers - Country Overviews & Project Info
|title= Conditional Cash Transfers - Country Overviews & Project Info
| publisher= [[World Bank]]
|publisher= [[Bank Dunia|World Bank]]
| date= 27 May 2010
|date= 27 May 2010
}}</ref>
}}</ref>


=== Asal-usul BLT di Indonesia ===
== BLT di Indonesia ==
=== Asal usul BLT di Indonesia ===
Pada tahun 2004 Pemerintah Indonesia memastikan harga minyak dunia naik, mereka pun memutuskan memotong subsidi minyak.<ref name="WB1">{{en}} {{cite journal
Pada tahun 2004 Pemerintah Indonesia memastikan harga minyak dunia naik, mereka pun memutuskan memotong subsidi minyak.<ref name="WB1">{{en}} {{cite journal
| author = World Bank
| author = World Bank
Baris 30: Baris 33:
| accessdate =
| accessdate =
}}
}}
</ref> Hal ini dilakukan dengan alasan BBM bersubsidi lebih banyak digunakan oleh orang-orang dari kalangan industri dan berstatus mampu.<ref name="WB1" /> Lalu, setelah didata lebih lanjut, diketahui dari tahun 1998 sampai dengan 2005 penggunaan bahan bakar bersubsidi telah digunakan sebanyak 75 persen.<ref name="WB1" /> Pemotongan subsidi terus terjadi hingga tahun 2008 dengan kenaikan sebesar 50 persen dari harga awal, karena harga minyak dunia kembali naik saat itu. Akibatnya, harga bahan-bahan pokok pun ikut naik.<ref name="WB1" />
</ref> Hal ini dilakukan dengan alasan BBM bersubsidi lebih banyak digunakan oleh orang-orang dari kalangan industri dan berstatus mampu.<ref name="WB1" /> Lalu, setelah didata lebih lanjut, diketahui dari tahun 1998 sampai dengan 2005 penggunaan bahan bakar bersubsidi telah digunakan sebanyak 75 persen.<ref name="WB1" /> Pemotongan subsidi terus terjadi hingga tahun 2008 dengan kenaikan sebesar 50 persen dari harga awal, karena harga minyak dunia kembali naik saat itu.<ref name="WB1" /> Akibatnya, harga bahan-bahan pokok pun ikut naik.<ref name="WB1" />


[[Berkas:Perbedaan_BLT_06-08.jpg|thumb|470x470px|
[[Berkas:Perbedaan_BLT_06-08.jpg|jmpl|470x470px|
Tabel mengenai poin-poin perbedaan program BLT di Indonesia sekitar tahun 2006 dan 2008.
Tabel mengenai poin-poin perbedaan program BLT di Indonesia sekitar tahun 2006 dan 2008.
]]
]]
Demi menanggulangi efek kenaikan harga bagi kelompok masyarakat miskin, pemerintah memperkenalkan program BLT kepada masyarakat untuk pertama kalinya di tahun 2005.<ref name="rakmer" /> Program ini dicetuskan oleh [[Jusuf Kalla]] tepat setelah pelantikan dirinya dan [[Susilo Bambang Yudhoyono]] sebagai [[presiden]] dan [[wakil presiden Indonesia]].<ref name="rakmer">{{cite news | url= http://www.rakyatmerdeka.co.id/news/2009/06/13/76229/Wiranto:-BLT-Konsep-dari-Jusuf-Kalla| title= Wiranto: BLT Konsep dari Jusuf Kalla | publisher= [[Rakyat Merdeka]] | date= 13 Juni 2013 }}</ref><ref name="cctcount">{{cite news | url= http://jusufkalla.info/archives/2013/05/18/sby-diminta-belajar-dari-jk/ | title= SBY Diminta Belajar dari JK | publisher= [[World Bank]] | date= 27 May 2010 }}</ref> Akhirnya dengan instruksi presiden nomor 12, digalakanlah program Bantuan Langsung Tunai tidak bersyarat pada Oktober tahun 2005 hingga Desember 2006 dengan target 19,2 juta keluarga miskin.<ref name="jamsostek">{{en}} {{cite journal | author = Jamsostek Indonesia | title = Social Security in Indonesia| url = http://www.jamsosindonesia.com/english/cetak/3 }}</ref> Lalu, karena harga minyak dunia kembali naik, BLT pun kembali diselenggarakan pada tahun 2008 berdasarkan instruksi presiden Indonesia nomor 3 tahun 2008.<ref name="b">{{en}} {{cite journal
Demi menanggulangi efek kenaikan harga bagi kelompok masyarakat miskin, pemerintah memperkenalkan program BLT kepada masyarakat untuk pertama kalinya pada tahun 2005.<ref name="rakmer" /> Program ini dicetuskan oleh [[Muhammad Jusuf Kalla|Jusuf Kalla]] tepat setelah dirinya dan [[Susilo Bambang Yudhoyono]] memenangkan [[pemilihan umum]] [[presiden]] dan [[wakil presiden]] Indonesia pada tahun 2004.<ref name="cctcount">{{cite news|url= http://jusufkalla.info/archives/2013/05/18/sby-diminta-belajar-dari-jk/|title= SBY Diminta Belajar dari JK|publisher= [[Bank Dunia|World Bank]]|date= 27 May 2010|access-date= 2014-05-13|archive-date= 2014-10-28|archive-url= https://web.archive.org/web/20141028185943/http://jusufkalla.info/archives/2013/05/18/sby-diminta-belajar-dari-jk/|dead-url= yes}}</ref><ref name="rakmer">{{cite news|url= http://www.rakyatmerdeka.co.id/news/2009/06/13/76229/Wiranto:-BLT-Konsep-dari-Jusuf-Kalla|title= Wiranto: BLT Konsep dari Jusuf Kalla|publisher= [[Rakyat Merdeka]]|date= 13 Juni 2013|access-date= 2014-05-13|archive-date= 2015-09-24|archive-url= https://web.archive.org/web/20150924084559/http://www.rakyatmerdeka.co.id/news/2009/06/13/76229/Wiranto:-BLT-Konsep-dari-Jusuf-Kalla|dead-url= yes}}</ref> Akhirnya, berdasarkan instruksi presiden nomor 12, digalakanlah program Bantuan Langsung Tunai tidak bersyarat pada Oktober tahun 2005 hingga Desember 2006 dengan target 19,2 juta keluarga miskin.<ref name="jamsostek">{{id}} {{cite journal | author = Jamsostek Indonesia | title = Social Security in Indonesia | url = http://www.jamsosindonesia.com/english/cetak/3 | access-date = 2014-05-12 | archive-date = 2020-08-26 | archive-url = https://web.archive.org/web/20200826041417/http://www.jamsosindonesia.com/english/cetak/3 | dead-url = yes }}</ref> Lalu, karena harga minyak dunia kembali naik, BLT pun kembali diselenggarakan pada tahun 2008 berdasarkan instruksi presiden Indonesia nomor 3 tahun 2008.<ref name="b">{{id}} {{cite journal
| author = Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat
| author = Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat
| year = 2009
| year = 2009
| month = February
| month = February
| title = PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN UNTUK RUMAH TANGGA SASARAN DALAM RANGKA PENANGGULANGAN KEMISKINAN
| title = PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN UNTUK RUMAH TANGGA SASARAN DALAM RANGKA PENANGGULANGAN KEMISKINAN
| journal =
| journal =
| volume =
| volume =
| issue =
| issue =
| pages =
| pages =
| doi =
| doi =
| id =
| id =
| url = http://www.menkokesra.go.id/sites/default/files/file_perundangan/Inpres%20Nomor%201%20Tahun%202009.pdf
| url = http://www.menkokesra.go.id/sites/default/files/file_perundangan/Inpres%20Nomor%201%20Tahun%202009.pdf
}}{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Dan terakhir, pada tahun 2013, pemerintah kembali menyelenggarakan BLT tetapi dengan nama baru: [[Bantuan Langsung Sementara Masyarakat]] (BLSM).<ref name="b" /> Secara mekanisme, BLSM sama seperti BLT, dan jumlah anggaran yang dikeluarkan untuk program ini adalah 3,8 triliun rupiah untuk 18,5 juta keluarga miskin, dengan uang tunai 100 ribu rupiah per bulannya.<ref name="b" />
}}
</ref> Dan terakhir, di tahun 2013, pemerintah kembali menyelenggarakan BLT tetapi dengan nama baru: [[Bantuan Langsung Sementara Masyarakat]] (BLSM).<ref name="b" /> Secara mekanisme, BLSM sama seperti BLT, dan jumlah anggaran yang dikeluarkan untuk program ini adalah 3,8 triliun rupiah untuk 18,5 juta keluarga miskin, dengan uang tunai 100 ribu rupiah per bulannya.<ref name="b" />


Selain program BLT tak bersyarat, pemerintah juga menyelenggarakan program BLT bersyarat dengan nama [[Program Keluarga Harapan]] (PKH).<ref name="kph">{{en}} {{cite journal | author = Departemen Sosial | title = KEPESERTAAN PKH 2012-2013 | url = http://pkh.kemsos.go.id/ }}</ref> PKH adalah program bantuan untuk keluarga miskin dengan syarat mereka harus menyekolahkan anaknya dan melakukan cek kesehatan rutin.<ref name="kph" /> Target utama dari program ini adalah keluarga miskin dengan anak berusia antara 0 sampai 15 tahun, atau ibu yang sedang hamil pada saat mendaftar.<ref name="kph" /> Dana tunai akan diberikan kepada keluarga pendaftar selama enam tahun. Program ini menargetkan sekitar 2,4 juta keluarga miskin, dan telah diberikan ke 20 provinsi, 86 daerah, dan 739 sub daerah dengan jumlah telah menyentuh 816.000 keluarga miskin.<ref name="kph" />
Selain program BLT tak bersyarat, pemerintah juga menyelenggarakan program BLT bersyarat dengan nama [[Program Keluarga Harapan]] (PKH).<ref name="kph">{{id}} {{cite journal | author = Departemen Sosial | title = KEPESERTAAN PKH 2012-2013 | url = http://pkh.kemsos.go.id/ }}</ref> PKH adalah program bantuan untuk keluarga miskin dengan syarat mereka harus menyekolahkan anaknya dan melakukan cek kesehatan rutin.<ref name="kph" /> Target utama dari program ini adalah keluarga miskin dengan anak berusia antara 0 sampai 15 tahun, atau ibu yang sedang hamil pada saat mendaftar.<ref name="kph" /> Dana tunai akan diberikan kepada keluarga pendaftar selama enam tahun.<ref name="kph" /> Program ini menargetkan sekitar 2,4 juta keluarga miskin, dan telah diberikan ke 20 provinsi, 86 daerah, dan 739 sub daerah dengan jumlah telah menyentuh 816.000 keluarga miskin.<ref name="kph" />


== Teknis penyaluran BLT di Indonesia ==
=== Teknis penyaluran BLT di Indonesia ===
Tahapan pelaksanaan program bantuan langsung tunai di Indonesia umumnya dimulai dari sosialisasi, verifikasi data daftar nama nominasi Rumah Tangga Sasaran (RTS) yang akan diberikan bantuan, pembagian kartu BLT, pencairan dana, dan terakhir pembuatan laporan dan evaluasi.<ref name="jurnal1">{{en}} {{cite journal
Tahapan pelaksanaan program bantuan langsung tunai di Indonesia umumnya dimulai dari sosialisasi, verifikasi data nama nominasi Rumah Tangga Sasaran (RTS) yang akan diberikan bantuan, pembagian kartu BLT, pencairan dana, dan terakhir pembuatan laporan dan evaluasi.<ref name="jurnal1">{{id}} {{cite journal
| author = Hasbi Iqbal
| author = Hasbi Iqbal
| year = 2008
| year = 2008
Baris 68: Baris 70:
| accessdate =
| accessdate =
}}
}}
</ref> Mekansime pembagian BLT yang terstruktur baru diberlakukan pada tahun 2008, dan mekanisme ini tetap digunakan pada tahun 2013. Tetapi di tahun 2013 penyelenggaran BLT tidak lagi menggunakan kartu, melainkan langsung dengan kartu penerima [[beras miskin]] (raskin).<ref name="menko">{{cite news | url= http://www.menkokesra.go.id/content/menko-kesrapenyerahan-blsm-mekanisme-mirip-seperti-blt | title= Menkokesra: Mekanisme Penyerahan BLSM Mirip Seperti BLT | publisher= [[Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat]] | date= 27 May 2010 }}</ref> Rincian kerja dan mekanisme BLT adalah:
</ref> Mekanisme pembagian BLT yang terstruktur baru diberlakukan pada tahun 2008, dan mekanisme ini tetap digunakan pada tahun 2013.<ref name="jurnal1" /> Tetapi pada tahun 2013 penyelenggaran BLT tidak lagi menggunakan kartu, melainkan langsung dengan kartu penerima beras miskin ([[raskin]]).<ref name="menko">{{cite news|url= http://www.menkokesra.go.id/content/menko-kesrapenyerahan-blsm-mekanisme-mirip-seperti-blt|title= Menkokesra: Mekanisme Penyerahan BLSM Mirip Seperti BLT|publisher= [[Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat]]|date= 27 May 2010}}{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Rincian kerja dan mekanisme BLT adalah:
# Sosialisasi dilaksanakan oleh Departemen Komunikasi dan Informatika Departemen Sosial bersama dengan elemen masyarakat lainnya seperti kepala pemerintah di daerah-daerah, lembaga sosial kemasyarakatan, dan tokoh-tokoh masyarakat pelaksanaan.<ref name="jurnal2">{{en}} {{cite journal
# Sosialisasi dilaksanakan oleh [[Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia|Departemen Komunikasi dan Informatika]] dan [[Departemen Sosial]] bersama dengan elemen masyarakat lainnya seperti kepala pemerintah di daerah-daerah, lembaga sosial kemasyarakatan, dan tokoh-tokoh masyarakat.<ref name="jurnal2">{{id}} {{cite journal
| author = Naipospos Tunggun. Universitas Sumatera Utara
| author = Naipospos Tunggun. Universitas Sumatera Utara
| year = 2000
| year = 2000
| month =
| month =
| title = Evaluasi Dampak Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) Bagi Pengentasan Kemiskinan Di Kabupaten Toba Samosir
| title = Evaluasi Dampak Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) Bagi Pengentasan Kemiskinan Di Kabupaten Toba Samosir
| journal =
| journal =
| volume = 39
| volume = 39
| issue = 14-Feb-2013
| issue = 14-Feb-2013
| pages =
| pages =
| doi =
| doi =
| id =
| id =
| url = http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22404/3/Chapter%20II.pdf
| url = http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22404/3/Chapter%20II.pdf
| format = Portable Document File
| format = Portable Document File
| accessdate =
| accessdate =
| archive-date = 2014-05-13
}}
| archive-url = https://web.archive.org/web/20140513231424/http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22404/3/Chapter%20II.pdf
</ref>
| dead-url = yes
# Setelah itu nama dan alamat para nominasi penerima BLT terdaftar, selanjutnya data dikirimkan ke [[PT Pos Indonesia]] untuk diproses.<ref name="jurnal2" />
}}</ref>
# Setelah PT Pos selesai memroses, mereka mencetak kartu penerima BLT yang dengan tandatangan dari Menteri Keuangan.<ref name="jurnal2" /> Selanjutnya kartu-kartu tersebut dikirim kembali ke kantor kelurahan masing-masing untuk dicek, setelah itu baru dibagikan.<ref name="jurnal2" />
# Setelah nama dan alamat para nominasi penerima BLT terdaftar, selanjutnya data dikirimkan ke [[Pos Indonesia|PT Pos Indonesia]] untuk diproses.<ref name="jurnal2" />
# Kartu yang telah dimiliki dapat digunakan untuk meminta pencairan dana BLT di Kantor Pos atau di tempat-tempat tertentu sesuai jadwal masing-masing.<ref name="jurnal2" /> Jika kartu BLT hilang atau data tidak sesuai, warga tetap bisa meminta dengan bukti berupa identitas diri seperti [[Kartu Tanda Penduduk]], [[Surat Izin Mengemudi]], atau Surat Keterangan dari Kelurahan. Tetapi kartu asli tanda terima BLT tetap tidak bisa diganti.<ref name="jurnal2" />
# Selesai diproses, kartu penerima BLT dicetak dengan tanda tangan dari [[Menteri keuangan|Menteri Keuangan]].<ref name="jurnal2" /> Selanjutnya kartu-kartu tersebut dikirim kembali ke kantor kelurahan masing-masing untuk dicek, setelah itu baru dibagikan.<ref name="jurnal2" />
# Terakhir, BLT yang telah berjalan tiap bulannya akan dievaluasi dan diperiksa oleh tim khusus dan hasil laporannya dikirim ke [[Departemen Sosial Republik Indonesia|Departemen Sosial]].<ref name="jurnal2" />
# Kartu yang telah dimiliki dapat digunakan untuk meminta pencairan dana BLT di Kantor Pos atau di tempat-tempat tertentu sesuai jadwal masing-masing.<ref name="jurnal2" /> Jika kartu BLT hilang atau data tidak sesuai, warga tetap bisa meminta dengan bukti berupa identitas diri seperti [[Kartu Tanda Penduduk]], [[Surat Izin Mengemudi]], atau Surat Keterangan dari Kelurahan.<ref name="jurnal2" /> Tetapi kartu asli tanda terima BLT tetap tidak bisa diganti.<ref name="jurnal2" />
# Terakhir, BLT yang telah berjalan tiap bulannya akan dievaluasi dan diperiksa oleh tim khusus dan hasil laporannya dikirim ke [[Kementerian Sosial Republik Indonesia|Departemen Sosial]].<ref name="jurnal2" />
[[Berkas:Skema_BLT.jpg|jmpl|middle|Alur sederhana pembagian BLT pada tahun 2008 dan 2013. Tahapan pelaksanaan program bantuan langsung tunai di Indonesia umumnya dimulai dari sosialisasi, verifikasi data daftar nama nominasi penerima BLT, pembagian kupon BLT, pencairan dana, dan terakhir pembuatan laporan evaluatif.|pus|760x760px]]


== Kontroversi program BLT di Indonesia ==
=== Kontroversi program BLT di Indonesia ===
Selama penyelenggaraanya, banyak kontroversi berkembang terkait program BLT dari tahun ke tahun. Kontroversi tersebut berkembang dengan beragam anggapan seperti program BLT sebagai alat pendongkrak popularitas jelang pemilu, pembodohan bangsa, penambah beban dengan hutang, dan tidak mendidik. Konflik yang berjalan pun berkembang menjadi protes dengan demo di kalangan elemen masyarakat, atau perdebatan di kalangan para [[politikus]].
Selama penyelenggaraannya, banyak kontroversi berkembang terkait program BLT dari tahun ke tahun.<ref name="jurnal2" /> Kontroversi tersebut berkembang dengan beragam anggapan seperti program BLT sebagai alat pendongkrak popularitas jelang pemilu, pembodohan bangsa, dan penambah beban dengan hutang.<ref name="krjogja" /><ref name="cpps" /><ref name="karawang" /> Konflik yang berjalan pun berkembang menjadi protes dengan demo dari masyarakat, atau perdebatan di kalangan para [[politikus]].<ref name="kring">{{id}} {{cite journal | author = Antara News | title = Amien Rais Menilai Pemberian BLT Pembodohan Bagi Masyarakat | url = http://www.antaranews.com/berita/103994/amien-rais-menilai-pemberian-blt-pembodohan-bagi-rakyat}}</ref>


==== BLT sebagai alat pendongkrak popularitas ====
==== BLT sebagai alat pendongkrak popularitas ====
Kecurigaan tersebut berkembang karena pemberian BLT selalu bertepatan dengan masa-masa pemilihan umum.<ref name="cpps">{{en}} {{cite journal | author = Center for Population and Policy Studies University of Gadjah Mada | title = Manipulasi Program BLT untuk Memenangkan Pilpres 2009| url = http://www.cpps.or.id/content/manipulasi-program-blt-untuk-memenangkan-pilpres-2009}}</ref> Beberapa akademisi maupun kritikus menganggap program BLT yang diselenggarakan presiden Susilo Bambang Yudhoyono adalah semata-mata demi meningkatkan popularitas partainya yang sedang menurun.<ref name="krjogja">{{en}} {{cite journal | author = KR Jogja | title = Pencairan BLT Untungkan Partai Demokrat| url = http://krjogja.com/read/171157/pencairan-blt-untungkan-partai-demokrat.kr}}</ref> Kecurigaan tersebut diucapkan pada sebuah seminar diskusi di [[Universitas Gadjah Mada]]:{{cquote|Kemungkinan besar SBY akan mereplikasi program tersebut untuk dijalankan lagi menjelang pemilu 2014. Replikasi yang dilakukan bisa dalam bentuk BLT ataupun program sosial populis lainnya guna menaikkan popularitas dan memobilisasi pemilih dalam waktu singkat|4=Mulyadi Sumarto, Peneliti [[Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan]]}}
Kecurigaan bahwa BLT sebagai alat penarik simpati berkembang karena pemberian BLT selalu bertepatan dengan masa-masa pemilihan umum.<ref name="cpps">{{id}} {{cite journal | author = Center for Population and Policy Studies University of Gadjah Mada | title = Manipulasi Program BLT untuk Memenangkan Pilpres 2009 | url = http://www.cpps.or.id/content/manipulasi-program-blt-untuk-memenangkan-pilpres-2009 | journal = | access-date = 2014-05-12 | archive-date = 2015-03-21 | archive-url = https://web.archive.org/web/20150321090536/http://cpps.or.id/content/manipulasi-program-blt-untuk-memenangkan-pilpres-2009 | dead-url = yes }}</ref> Beberapa akademisi maupun kritikus menganggap program BLT yang diselenggarakan presiden Susilo Bambang Yudhoyono adalah semata-mata demi meningkatkan popularitas partainya yang sedang menurun.<ref name="krjogja">{{id}} {{cite journal| author = KR Jogja| title = Pencairan BLT Untungkan Partai Demokrat| url = http://krjogja.com/read/171157/pencairan-blt-untungkan-partai-demokrat.kr| journal = | access-date = 2014-05-12| archive-date = 2015-12-22| archive-url = https://web.archive.org/web/20151222133150/http://krjogja.com/read/171157/pencairan-blt-untungkan-partai-demokrat.kr| dead-url = yes}}</ref> Kecurigaan tersebut diucapkan pada sebuah seminar diskusi di [[Universitas Gadjah Mada]]:{{cquote|Kemungkinan besar SBY akan mereplikasi program tersebut untuk dijalankan lagi menjelang pemilu 2014. Replikasi yang dilakukan bisa dalam bentuk BLT ataupun program sosial populis lainnya guna menaikkan popularitas dan memobilisasi pemilih dalam waktu singkat|4=Mulyadi Sumarto, Peneliti [[Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan]], Universitas Gadjah Mada.}}
Sebelumnya BLT dianggap sukses pada tahun 2005 tepat setelah SBY dilantik menjadi presiden, lalu diwujudkan kembali di tahun 2009 di saat musim pemilihan presiden.<ref name="jamsostek" /> Hingga di tahun 2013, kecurigaan kembali menguat ketika program BLT kembali digelontorkan tepat menjelang musim pemilu. Hal ini sama seperti pada tahun 2009, hanya saja program tersebut berganti nama menjadi Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM).<ref name="sinarharapan">{{en}} {{cite journal | author = SinarHarapan.com Indonesia | title = Eksploitasi Kemiskinan dan Penyuapan Jelang Pemilu| url = http://sinarharapan.co/news/read/20741/eksploitasi-kemiskinan-dan-penyuapan-jelang-pemilu }}</ref> Para pengamat pun mengatakan, program BLT sebenarnya tidak diperlukan sebagai kompensasi jelang kenaikan harga BBM, karena masyarakat Indonesia tidak terkena imbas berupa kesulitan ekonomi pasca kenaikan BBM.<ref name="vivanewspol">{{en}} {{cite journal | author = Viva News. Politik | title = UGM: Kompensasi BBM Subsidi Dongkrak Citra Demokrat | url = http://politik.news.viva.co.id/news/read/409951-ugm--kompensasi-bbm-subsidi-dongkrak-citra-demokrat }}</ref> Program BLT juga disinyalir rawan manipulasi politik dalam hal pengelolaanya. Strategi manipulasi itu mencakup jangka waktu distribusi, jumlah penerima, metode pembagian bantuan, serta landasan hukum yang menyertainya.
Sebelumnya BLT dianggap sukses pada tahun 2005 tepat setelah SBY dilantik menjadi presiden, lalu diwujudkan kembali pada tahun 2009 di saat musim pemilihan presiden.<ref name="jamsostek" /> Hingga pada tahun 2013, kecurigaan kembali menguat ketika program BLT kembali digelontorkan tepat menjelang musim pemilu.<ref name="vivanewspol" /> Hal ini sama seperti pada tahun 2009, hanya saja program tersebut berganti nama menjadi Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM).<ref name="sinarharapan">{{id}} {{cite journal | author = SinarHarapan.com Indonesia | title = Eksploitasi Kemiskinan dan Penyuapan Jelang Pemilu | url = http://sinarharapan.co/news/read/20741/eksploitasi-kemiskinan-dan-penyuapan-jelang-pemilu | access-date = 2014-05-12 | archive-date = 2014-05-12 | archive-url = https://web.archive.org/web/20140512225117/http://sinarharapan.co/news/read/20741/eksploitasi-kemiskinan-dan-penyuapan-jelang-pemilu | dead-url = yes }}</ref> Para pengamat pun mengatakan, program BLT sebenarnya tidak diperlukan sebagai kompensasi jelang kenaikan harga BBM, karena masyarakat Indonesia tidak terkena imbas berupa kesulitan ekonomi pasca kenaikan BBM.<ref name="vivanewspol">{{id}} {{cite journal | author = Viva News. Politik | title = UGM: Kompensasi BBM Subsidi Dongkrak Citra Demokrat | url = http://politik.news.viva.co.id/news/read/409951-ugm--kompensasi-bbm-subsidi-dongkrak-citra-demokrat }}</ref> Program BLT juga disinyalir rawan manipulasi politik dalam hal pengelolaannya.<ref name="sinarharapan" /> Strategi manipulasi itu mencakup jangka waktu distribusi, jumlah penerima, metode pembagian bantuan, serta landasan hukum yang menyertainya.<ref name="kring" />
[[Berkas:Anwar nasution.jpg|jmpl|Anwar Nasution, ketua [[Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia|Badan Pemeriksa Keuangan]] Indonesia, mengatakan bahwa dana BLT berasal dari hutang, dan merugikan rakyat.|kiri|237x237px]]


==== Dana BLT dari hutang ====
==== Dana BLT dari hutang ====
Temuan paling kontroversial adalah ketika Ketua [[Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia|Badan Pemeriksa Keuangan]] (BPK), [[Anwar Nasution]], membeberkan bahwa uang yang diperoleh untuk program BLT ternyata berasal dari hutang.<ref name="utang1">{{cite news|url= http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=30034:analis-bohong-besar-blt-bukan-dari-hutang&catid=18&Itemid=95|title= Analis: Bohong Besar BLT Bukan Dari Hutang|publisher= Waspada.co.id|date= 30 Juni 2009 }}</ref> Hal itu dibuktikan oleh ''[[International NGO Forum on Indonesian Development]]'' (INFID) ketika melakukan penelusuran pada dokumen-dokumen perjanjian hutang.<ref name="utang1" /> Mereka juga menemukan bahwa program BLT adalah salah satu program kebijakan yang didesain oleh Bank Dunia dan didukung oleh ''[[Bank Pembangunan Asia|Asian Development Bank]]'' (ADB), dan Jepang.<ref name="utang2">{{Cite news|url= http://www.tempo.co/read/news/2010/08/17/173271811/Indonesia-Dinilai-Kecanduan-Utang|title= Indonesia Dinilai Kecanduan Utang|publisher= Tempo|date= 17-8-2010|language= id|work= [[Tempo.co]]|access-date= 2014-05-15|archive-date= 2014-05-17|archive-url= https://web.archive.org/web/20140517115726/http://www.tempo.co/read/news/2010/08/17/173271811/Indonesia-Dinilai-Kecanduan-Utang|dead-url= yes}}</ref> Komentarnya mengenai program BLT dan hutang adalah:{{cquote|Langsung atau tidak langsung memang benar BLT adalah hutang. Hanya saja yang jadi pokoknya sekarang bukan asalnya melainkan pemanfaatannya|4=Anwar Nasution, Ketua [[Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia|Badan Pemeriksa Keuangan]] (BPK).}}
[[Berkas:Anwar nasution.jpg|thumb|Anwar Nasution, ketua [[Badan Pemeriksa Keuangan]] Indonesia, mengatakan bahwa dana BLT berasal dari hutang, dan merugikan rakyat.]]
Meski begitu, [[Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat]], [[Aburizal Bakrie]] mengatakan tidak semua pembiayaan BLT menggunakan hutang.<ref name="okz" /> Lalu, menteri keuangan [[Sri Mulyani]] membantah segala tuduhan tersebut.<ref name="okz" /> Katanya, program BLT bukan dari hutang, melainkan dari kompensasi kenaikan harga BBM.<ref name="okz" /> Sumber pendanaan biaya ini telah berjalan sejak tahun 2005 lalu.<ref name="okz" /> Dan, menurutnya, dewan pemeriksa keuangan telah salah memahami laporan keuangan yang diberikan oleh pemerintah mengenai sumber keuangan BLT.<ref name="okz">{{id}} {{cite journal | author = OkeZone.com | title = Menkeu Bantah BLT Dibayar Pakai Utang | url = http://economy.okezone.com/read/2009/06/14/277/229117/menkeu-bantah-blt-dibayar-pakai-utang}}</ref>
Temuan paling kontroversial adalah ketika Ketua [[Badan Pemeriksa Keuangan]] (BPK), [[Anwar Nasution]], membeberkan bahwa uang yang diperoleh untuk program BLT ternyata berasal dari hutang. Hal itu dibuktikan oleh ''[[International NGO Forum on Indonesian Development]]'' (INFID) ketika melakukan penelusuran pada dokumen-dokumen perjanjian hutang. Komentarnya mengenai program BLT dan hutang adalah:{{cquote|Langsung atau tidak langsung memang benar BLT adalah hutang. Hanya saja yang jadi pokoknya sekarang bukan asalnya melainkan pemanfaatannya|4=Anwar Nasution, Ketua [[Badan Pemeriksa Keuangan]] (BPK).}}
Mereka juga menemukan bahwa program BLT adalah salah satu program kebijakan yang didesain oleh Bank Dunia didukung oleh ''[[Asian Development Bank]]'' (ADB), dan Jepang. Meski begitu, [[Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat]], [[Aburizal Bakrie]] mengatakan tidak semua pembiayaan BLT menggunakan Hutang. Lalu, menteri keuangan [[Sri Mulyani]] membantah segala tuduhan tersebut. Katanya, program BLT bukan dari hutang, melainkan dari kompensasi kenaikan harga BBM. Sumber pendanaan biaya ini telah berjalan sejak tahun 2005 lalu. Dan, menurutnya, dewan pemeriksan keuangan telah salah memahami laporang keuangan yang diberikan oleh pemerintah mengenai sumber keuangan BLT. <ref name="okz">{{en}} {{cite journal | author = OkeZone.com | title = Menkeu Bantah BLT Dibayar Pakai Utang | url = http://economy.okezone.com/read/2009/06/14/277/229117/menkeu-bantah-blt-dibayar-pakai-utang}}</ref>


==== Program BLT tidak mendidik ====
==== Program BLT tidak mendidik ====
Selain itu, beberapa pihak mengatakan program BLT juga dianggap sebagai program pembodohan masyarakat yang merubah mental bangsa menjadi pemalas, peminta-minta, dan manja.<ref name="karawang">{{en}} {{cite journal | author = Karawang News | title = BLT = Pembodohan Masyarakat | url = http://www.karawangnews.com/2009/04/blt-pembodohan-masyarakat.html }}</ref>{{cquote|"Program BLT mendidik mental masyarakat menjadi pengemis,"|4=Muhammad Arwani Thomafi, ketua DPP PPP. 1 Maret 2014.}}<ref name="kring">{{en}} {{cite journal | author = Antara News | title = Amien Rais Menilai Pemberian BLT Pembodohan Bagi Masyarakat | url = http://www.antaranews.com/berita/103994/amien-rais-menilai-pemberian-blt-pembodohan-bagi-rakyat}}</ref>
Selain itu, beberapa pihak mengatakan program BLT juga dianggap sebagai program pembodohan masyarakat yang mengubah mental bangsa menjadi pemalas, peminta-minta, dan manja.<ref name="karawang">{{id}} {{cite journal | author = Karawang News | title = BLT = Pembodohan Masyarakat | url = http://www.karawangnews.com/2009/04/blt-pembodohan-masyarakat.html }}</ref>{{cquote|"Program BLT mendidik mental masyarakat menjadi pengemis,"|4=Muhammad Arwani Thomafi, ketua DPP PPP. 1 Maret 2014.}}
Uang yang diberikan dari program tersebut juga dapat disalahgunakan oleh rakyatnya sendiri, seperti membeli [[rokok]], minum-minuman, atau hal-hal yang melanggar tujuan utama dari program BLT.<ref name="karang">{{id}} {{cite journal | author = Antara News | title = BLT Tidak Mendidik | url = http://www.antaranews.com/berita/299441/blt-tidak-mendidik}}</ref><ref name="krang">{{en}} {{cite journal | author = Kompas Regional | title = BLT Pembodohan Rakyat | url = http://regional.kompas.com/read/2012/03/15/22575512/BLT.Pembodohan.Rakyat}}</ref>
Uang yang diberikan dari program tersebut juga dapat disalahgunakan oleh rakyatnya sendiri, seperti membeli [[rokok]], minum-minuman, atau hal-hal yang melanggar tujuan utama dari program BLT.<ref name="karang">{{en}} {{cite journal | author = Antara News | title = BLT Tidak Mendidik | url = http://www.antaranews.com/berita/299441/blt-tidak-mendidik}}</ref><ref name="krang">{{en}} {{cite journal | author = Kompas Regional | title = BLT Pembodohan Rakyat | url = http://regional.kompas.com/read/2012/03/15/22575512/BLT.Pembodohan.Rakyat}}</ref>


==== Golongan pendukung BLT ====
==== Golongan pendukung BLT ====
Tetapi, beberapa kalangan ada yang pro terhadap program BLT. Mereka berpendapat program BLT adalah program yang mampu membantu masyarakat miskin. Meskipun tidak berpengaruh langsung dari segi daya beli masyarakat, uang tunai itu dapat menjadi tabungan dan modal usaha bagi warga miskin. Jadi program tersebut mampu meningkatkan kesejahteraan sebagian kecil masyarakat, meskipun penyalurannya belum sepenuhnya efektif.<ref name="antaranews">{{en}} {{cite journal | author = Antara News | title = Nurhayati: Program BLT Membantu Masyarakat Miskin | url = http://www.antaranews.com/berita/170027/nurhayati-program-blt-membantu-masyarakat-miskin }}</ref>
Tetapi, ada juga beberapa kalangan yang mendukung program BLT.<ref name="satupkh" /><ref name="tempok" /><ref name="kofe" /> Mereka berpendapat program BLT adalah program yang mampu membantu masyarakat miskin.<ref name="kofe" /> Meskipun tidak berpengaruh langsung dari segi daya beli masyarakat, uang tunai tersebut dapat menjadi tabungan dan modal usaha bagi warga miskin.<ref name="kofe" /> Jadi program BLT mampu meningkatkan kesejahteraan sebagian kecil masyarakat, meskipun penyalurannya belum sepenuhnya efektif.<ref name="antaranews">{{en}} {{cite journal | author = Antara News | title = Nurhayati: Program BLT Membantu Masyarakat Miskin | url = http://www.antaranews.com/berita/170027/nurhayati-program-blt-membantu-masyarakat-miskin }}</ref>
[[File:AUPidatoWiki.jpg|thumb|Anas Urbaningrum, ketua umum [[Partai Demokrat]] ke-3, mendukung program BLT.]]
[[Berkas:AUPidatoWiki.jpg|jmpl|Anas Urbaningrum, ketua umum [[Partai Demokrat]] ke-3, mendukung program BLT.|270x270px]]
Menteri Perdagangan dan menteri pembangunan nasional mengatakan, program BLT pada tahun 2005 hanya terjadi sekitar lima hingga enam persen kegagalan, sedangkan 95 persen lainnya tepat sasaran. Dan berdasarkan survey atas 56 perguruan tinggi negeri maupun swasta membuktikan bahwa 90 persen penyaluran BLT kepada 19,1 juta warga miskin sukses.<ref name="komptek">{{en}} {{cite journal | author = Kompas Tekno | title = Tolok Ukur Sukses BLT Belum Jelas | url = http://tekno.kompas.com/read/2008/05/27/20084839/tolok.ukur.sukses.blt.belum.jelas }}</ref>
[[Daftar Menteri Perdagangan Indonesia|Menteri Perdagangan]] dan [[Menteri Pembangunan Nasional]] mengatakan, program BLT pada tahun 2005 hanya terjadi sekitar lima hingga enam persen kegagalan, sedangkan 95 persen lainnya tepat sasaran.<ref name="tempok" /> Dan berdasarkan survei atas 56 perguruan tinggi negeri maupun swasta membuktikan bahwa 90 persen penyaluran BLT kepada 19,1 juta warga miskin sukses.<ref name="komptek">{{id}} {{cite journal | author = Kompas Tekno | title = Tolok Ukur Sukses BLT Belum Jelas | url = http://tekno.kompas.com/read/2008/05/27/20084839/tolok.ukur.sukses.blt.belum.jelas }}</ref>


Dukungan serupa terhadap BLT juga disampaikan oleh [[Anas Urbaningrum]], ketua [[Partai Demokrat]] ke-3, yang menekankan bahwa program tersebut harus dilihat dari asas manfaat. Dia menambahkan, pandangan ini penting karena untuk mempertahankan daya beli masyarakat tidak bisa menunggu lebih lama setelah BBM dinaikkan.<ref name="okeoke">{{cite news
Dukungan serupa terhadap BLT juga disampaikan oleh [[Anas Urbaningrum]], ketua [[Partai Demokrat]] ke-3, yang menekankan bahwa program tersebut harus dilihat dari asas manfaat.<ref name="okeoke" /> Dia menambahkan, pandangan ini penting karena untuk mempertahankan daya beli masyarakat tidak bisa menunggu lebih lama setelah BBM dinaikkan.<ref name="okeoke">{{Cite news|url= http://economy.okezone.com/read/2012/03/18/19/595294/blt-harus-dilihat-dari-asas-manfaat
|title= "BLT Harus Dilihat Dari Asas Manfaat"
| url= http://economy.okezone.com/read/2012/03/18/19/595294/blt-harus-dilihat-dari-asas-manfaat
|publisher= [[Okezone: Ekonomi]]
| title= BLT Harus Dilihat dari Asas Manfaat
|date= 18/3/2012
| publisher= [[Okezone: Ekonomi]]
|last=Mustholih
| date= 18/3/2012
|work=[[Okezone.com]]
}}</ref>
}}</ref>


{{cquote|"Kalau (ada kenaikan harga) BBM, pasti ada inflasi. Kalau ada inflasi, tentu harga barang naik, maka daya beli rakyat miskin turun. Daya beli yang turun ini harus diobati secara langsung,"|4=[[Anas Urbaningrum]]}}
{{cquote|"Kalau (ada kenaikan harga) BBM, pasti ada inflasi. Kalau ada inflasi, tentu harga barang naik, maka daya beli rakyat miskin turun. Daya beli yang turun ini harus diobati secara langsung,"|4=[[Anas Urbaningrum]]}}

=== Kelemahan program BLT di Indonesia ===
Meskipun program BLT di Indonesia telah banyak dinilai sukses oleh beberapa tokoh, tidak sedikit kritik dan penilaian kurang memuaskan dari beberapa kalangan dari segi teknisnya.<ref name="eoke">{{Cite news|url= http://economy.okezone.com/read/2008/05/28/19/113318/
|title= Lima Kelemahan Program BLT
|publisher= Okezone: Ekonomi
|date= 19/5/2008
|last=Ma'ruf
|first=Muhammad
|work=[[Okezone.com]]
}}</ref> Hal yang menyangkut teknis tersebut adalah '''pertama''', pembagian tidak merata disebabkan data yang digunakan adalah data lama.<ref name="eoke" /> Contoh kasusnya adalah kasus pemberian dana BLT pada tahun 2008 yang tidak merata dan salah sasaran karena data yang digunakan adalah data warga miskin tahun 2005.<ref name="eoke" /> '''Kedua''', program BLT kerap kali menciptakan peluang korupsi, dengan jalan pemotongan dana bantuan dengan beragam cara.<ref name="g">{{id}} {{cite journal
| author = Tim Penulis Lembaga Penelitian Smeru
| year = 2011
| month = Oktober
| title = Kajian Cepat Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) 2008 dan Evaluasi Penerima Program BLT 2005 di Indonesia.
| pages = xi
| url = http://www.smeru.or.id/report/research/blt/blt2008_ind.pdf
| ISBN = 978-979-3872-88-9
}}{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Contohnya penyunatan dana BLT di Pekalongan Jawa Tengah yang dilakukan oleh kelurahan sekitar dengan alasan pemerataan untuk keluarga yang tidak mendapatkan BLT.<ref name="koe">{{en}} {{cite journal | author = Liputan 6 | title = Dana BLT Disunat dan Sulit Dicairkan | url =
http://m.liputan6.com/news/read/165317/dana-blt-disunat-dan-sulit-dicairkan}}</ref> '''Ketiga''', kurangnya koordinasi antara pemerintah pusat dengan para pengurus tingkat daerah.<ref name="g" /> Buktinya adalah kota [[Kota Manado|Manado]] [[Sulawesi Utara]] dan [[Kotabaru (kota)|Kotabaru]] [[Kalimantan]] belum mendapat BLT karena PT Pos Indonesia belum mendapatkan pesan dari presiden.<ref name="g" /> '''Keempat''', jumlah nominal insentif BLT sama sekali tidak memiliki pengaruh signifikan bagi kesulitan yang dihadapi warga miskin.<ref name="g" /> Uang 100 ribu per bulan sama sekali tidak memenuhi kebutuhan harian, padahal harga sembako naik.<ref name="g" /> Yang '''kelima''', program BLT disinyalir memicu konflik sosial di tengah masyarakat.<ref name="g" /> Contohnya, di [[Cirebon (disambiguasi)|Cirebon]] terdapat ratusan kepala desa yang menolak kebijakan pemberian BLT sebagai kompensasi kenaikan BBM.<ref name="g" />


== Manfaat dan kesuksesan program BLT ==
== Manfaat dan kesuksesan program BLT ==


Bank dunia belum lama ini mengumumkan bahwa baik program BLT bersyarat maupun tak bersyarat memiliki pengaruh positif terhadap aspek kesejahteraan hidup di beberap negara penyelenggara seperti di kawasan [[Amerika Latin]], [[Afrika]], [[Eropa]], dan [[Asia]].<ref name="jurna2">{{en}} {{cite journal
Bank dunia belum lama ini mengumumkan bahwa baik program BLT bersyarat maupun tak bersyarat memiliki pengaruh positif terhadap aspek kesejahteraan hidup di beberapa negara penyelenggara seperti di kawasan [[Amerika Latin]], [[Afrika]], [[Eropa]], dan [[Asia]].<ref name="jurna2">{{en}} {{cite journal
| author = Save The Children
| author = Save The Children
| year = 2009
| year = 2009
| month =
| month =
| title = Lasting Benefits: The Role of Cash Transfers in Tackling Child Morality
| title = Lasting Benefits: The Role of Cash Transfers in Tackling Child Morality
| journal =
| journal =
| volume =
| volume =
| issue =
| issue =
| pages =
| pages =
| doi =
| doi =
| id =
| id =
| url = http://www.savethechildren.org.uk/sites/default/files/docs/Lasting_Benefits_low_res_comp_revd_1.pdf
| url = http://www.savethechildren.org.uk/sites/default/files/docs/Lasting_Benefits_low_res_comp_revd_1.pdf
| format = Portable Document File
| format = Portable Document File
| accessdate =
| accessdate =
}}{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Penurunan angka kurang gizi terjadi pada anak-anak di banyak negara seperti [[Meksiko]], [[Kolombia]], dan [[Jamaika]].<ref name="jurna2" /> Program BLT bersyarat di negara-negara tersebut fokus pada peningkatan gizi anak, karena permasalahan utama di negara tersebut adalah pengembangan sumber daya manusia dari segi kesehatan.<ref name="jurna2" /> Di [[Nikaragua]] misalnya, angka anak dan bayi kekurangan gizi merosot beberapa persen setelah dua tahun program bantuan bernama ''[[Red de Protección Social]]'' (RPS) diselenggarakan.<ref name="jurna2" /> Selain pada kesehatan, BLT juga mempermudah masyarakat di Amerika Latin dan [[Afrika Sub-Sahara|Afrika sub-Sahara]] untuk memperoleh makanan yang cukup.<ref name="jurna2" /> Di [[Etiopia]], berkat program sejenis BLT bernama [[Meket]] dari [[Inggris]], hampir 75 persen masyarakatnya membeli makanan bergizi seperti daging, minyak, dan gula.<ref name="jurna2" /> Hal yang sama terjadi di Malawi, dengan program serupa bernama [[Distrik Mchinji|Mchinji]], masyarakatnya mampu mengkonsumsi [[daging]] dan [[ikan]] selama 3 hari per minggu di bandingkan rumah tangga yang tidak mendapat program tersebut.<ref name="jurna2" /><ref>{{Cite news|title=5 Cara Mendaftar BLT BBM Secara Online, Buruan Daftar di Sini!|url=https://tekno.sindonews.com/read/885607/207/5-cara-mendaftar-blt-bbm-secara-online-buruan-daftar-di-sini-1663207795|work=[[Sindonews.com]]|language=id-ID|access-date=2022-09-16|last=Santoso|first=Wahyu Budi}}</ref>
}}
</ref> Penurunan angka kurang gizi terjadi pada anak-anak di banyak negara seperti [[Meksiko]], [[Kolombia]], dan [[Jamaika]].<ref name="jurna2" /> Program BLT bersyarat di negara-negara tersebut fokus pada peningkatan gizi anak, karena permasalahan utama di negara tersebut adalah pengembangan sumber daya manusia dari segi kesehatan.<ref name="jurna2" /> Di [[Nikaragua]] misalnya, angka anak dan bayi kekurangan gizi merosot beberapa persen setelah dua tahun program bantuan bernama ''[[Red de Protección Social]]'' (RPS) diselenggarakan.<ref name="jurna2" /> Selain pada kesehatan, BLT juga mempermudah masyarakat di Amerika Latin dan Afrika sub Sahara untuk memperoleh makanan yang cukup.<ref name="jurna2" /> Di [[Etiopia]], berkat program sejenis BLT bernama [[Meket]] dari [[Inggris]], hampir 75 persen masyarakatnya membeli makanan bergizi seperti daging, minyak, dan gula.<ref name="jurna2" /> Hal yang sama terjadi di Malawi, dengan program serupa bernama Mchinji, masyarakatnya mampu mengkonsumsi daging dan ikan selama 3 per minggu di bandingkan rumah tangga yang tidak mendapat program tersebut.<ref name="jurna2" />


Program bantuan langsung tunai juga bermanfaat untuk pendidikan dan pemberdayaan perempuan; hal ini dibuktikan dari survei yang dilakukan di Amerika Latin dan Afrika. Program BLT di negara tersebut mengutamakan penerimanya adalah perempuan, sehingga hal ini berdampak pada status kontrol dan keputusan keuangan berada di tangan para ibu.<ref name="jurna2" /> Di Meksiko, [[Peru]], dan [[Ekuador]] menunjukkan bahwa para wanita penerima program BLT di negara tersebut merasa lebih percaya dirin dalam hal pengambilan keputusan seputar manajemen keluarga.<ref name="jurna2" /> Dan yang lebih utama, posisi mereka menjadi sangat vital dalam keluarga, dan diakui oleh para lelaki.<ref name="jurna2" />
Program bantuan langsung tunai juga bermanfaat untuk pendidikan dan pemberdayaan perempuan; hal ini dibuktikan dari survei yang dilakukan di Amerika Latin dan Afrika.<ref name="jurna2" /> Program BLT di negara tersebut mengutamakan penerimanya adalah perempuan, sehingga hal ini berdampak pada status kontrol dan keputusan keuangan berada di tangan para ibu.<ref name="jurna2" /> Di Meksiko, [[Peru]], dan [[Ekuador]] menunjukkan bahwa para wanita penerima program BLT di negara tersebut merasa lebih percaya dirin dalam hal pengambilan keputusan seputar manajemen keluarga.<ref name="jurna2" /> Dan yang lebih utama, posisi mereka menjadi sangat penting dalam keluarga, dan diakui oleh para lelaki.<ref name="jurna2" />


==== Manfaat dan Kesuksesan program BLT di Indonesia ====
=== Manfaat dan Kesuksesan program BLT di Indonesia ===
[[Berkas:Paskah_BLT.jpeg|thumb|320x320px|
[[Berkas:Paskah_BLT.jpeg|jmpl|320x320px|
Kepala Bappenas, Paskah Suzetta, meninjau langsung pembagian dana bantuan langsung tunai (blt) di Kantor Pos Condet. Menurutnya penyaluran dana BLT berlangsung efektif dan sukses.
Kepala Bappenas, Paskah Suzetta, meninjau langsung pembagian dana bantuan langsung tunai (blt) di Kantor Pos Condet. Menurutnya penyaluran dana BLT berlangsung efektif dan sukses.
]]
]]
Meskipun program BLT di Indonesia sering dinilai memiliki banyak kelemahan, beberapa lembaga masih mengklaim program tersebut sukses.<ref name="inmed" />[[Bank Dunia]] melaporkan, Indonesia termasuk Negara yang paling sukses menyelenggarakan bantuan berjenis langsung tunai kepada masyarakat miskin dibandingkan Negara lain.<ref name="inmed" /> Hal ini mereka buktikan dengan laporan triwulanan ketiga di tahun 2010. Dalam laporan itu mereka berkomentar pemerintah Indonesia berhasil menyalurkan kepada sepertiga rumah tangga di Indonesia hanya dalam waktu kurang dari 5 bulan.<ref name="inmed" /> Penyaluran ke keluarga sasaran di Indonesia juga dinilai tepat waktu oleh Bank Dunia, dan hal itu berdampak positif pada pembangunan masyarakat dan menjadi insentif bagi yang tidak produktif.<ref name="inmed">{{id}} {{cite journal | author = Media Indonesia | title = Bank Dunia Puji Keberhasilan Bantuan Tunai | url = http://www.indonesiamedia.com/2010/12/16/bank-dunia-puji-keberhasilan-bantuan-tunai/
Meskipun program BLT di Indonesia sering dinilai memiliki banyak kelemahan, beberapa lembaga masih mengklaim program tersebut sukses.<ref name="inmed" /> [[Bank Dunia]] melaporkan, Indonesia termasuk Negara yang paling sukses menyelenggarakan bantuan berjenis langsung tunai kepada masyarakat miskin dibandingkan Negara lain.<ref name="inmed" /> Hal ini mereka buktikan dengan laporan triwulanan ketiga pada tahun 2010.<ref name="inmed" /> Dalam laporan itu mereka berkomentar pemerintah Indonesia berhasil menyalurkan kepada sepertiga rumah tangga di Indonesia hanya dalam waktu kurang dari 5 bulan.<ref name="inmed" /> Penyaluran ke keluarga sasaran di Indonesia juga dinilai tepat waktu oleh Bank Dunia, dan hal itu berdampak positif pada pembangunan masyarakat dan menjadi insentif bagi yang tidak produktif.<ref name="inmed">{{id}} {{cite journal | author = Media Indonesia | title = Bank Dunia Puji Keberhasilan Bantuan Tunai | url = http://www.indonesiamedia.com/2010/12/16/bank-dunia-puji-keberhasilan-bantuan-tunai/ }}{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
}}</ref>


Selain itu, Menteri Sosial, [[Bachtiar Hamzah]] juga menyatakan keberhasilan program BLT sebagai salah satu program yang bertujuan menurunkan jumlah warga miskin.<ref name="tempok" /> Hal itu dia buktikan dengan bukti bahwa pada tahun 2007 warga miskin berjumlah 37 juta, namun berkurang di tahun 2008 menjadi 35 juga warga miskin.<ref name="tempok">{{id}} {{cite journal | author = Tempo | title = Menteri Bachtiar Klaim Berhasil Turunkan Jumlah Warga Miskin | url = http://www.tempo.co/read/news/2009/01/29/055157381/Menteri-Bachtiar-Klaim-Berhasil-Turunkan-Jumlah-Warga-Miskin }}</ref> [[Paskah Suzetta]], kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), juga memuji keberhasilan program BLT.<ref name="tempok" /> Menurutnya BLT dapat menjaga daya beli masyarakat dan melepas keterpurukan.<ref name="kofe">{{id}} {{cite journal | author = Kompas Female | title = Paskah: BLT Indonesia Dinilai Berhasil | url =
Selain itu, Menteri Sosial, [[Bachtiar Hamzah]] juga menyatakan keberhasilan program BLT sebagai salah satu program yang bertujuan menurunkan jumlah warga miskin.<ref name="tempok" /> Hal itu dia buktikan dengan bukti bahwa pada tahun 2007 warga miskin berjumlah 37 juta, namun berkurang pada tahun 2008 menjadi 35 juga warga miskin.<ref name="tempok">{{id}} {{cite journal | author = Tempo | title = Menteri Bachtiar Klaim Berhasil Turunkan Jumlah Warga Miskin | url = http://www.tempo.co/read/news/2009/01/29/055157381/Menteri-Bachtiar-Klaim-Berhasil-Turunkan-Jumlah-Warga-Miskin }}{{Pranala mati|date=Januari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> [[Paskah Suzetta]], kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), juga memuji keberhasilan program BLT.<ref name="tempok" /> Menurutnya BLT dapat menjaga daya beli masyarakat dan melepas keterpurukan.<ref name="kofe">{{id}} {{cite journal | author = Kompas Female | title = Paskah: BLT Indonesia Dinilai Berhasil | url =
http://female.kompas.com/read/2009/04/22/1527483/paskah.blt.indonesia.dinilai.berhasil}}</ref>
http://female.kompas.com/read/2009/04/22/1527483/paskah.blt.indonesia.dinilai.berhasil}}</ref>


Jenis lain dari BLT, Program Keluarga Harapan (PKH), juga diklaim berhasil memenuhi target penyaluran yang mencapai 1,5 juta penerima.<ref name="okz" /> Karena sasaran utama dari program ini adalah kaum ibu, program ini menjadi program yang tidak hanya menekan angka kemiskinan, tetapi juga memberdayakan kaum perempuan.<ref name="okz" /> Karena kesuksesan tersebut, Program PKH yang telah berjalan sejak 2007 tahun itu tetap dilanjutkan hingga tahun 2014.<ref name="okz">{{id}} {{cite journal | author = Satu News title = Mensos Mengklaim BLT-PKH berhasil diterapkan | url =
Jenis lain dari BLT, Program Keluarga Harapan (PKH), juga diklaim berhasil memenuhi target penyaluran yang mencapai 1,5 juta penerima.<ref name="satupkh" /> Karena sasaran utama dari program ini adalah kaum ibu, program ini menjadi program yang tidak hanya menekan angka kemiskinan, tetapi juga memberdayakan kaum perempuan.<ref name="satupkh" /> Karena kesuksesan tersebut, Program PKH yang telah berjalan sejak 2007 tahun itu tetap dilanjutkan hingga tahun 2014.<ref name="satupkh">{{id}} {{cite journal | author = Satu News | title = Mensos Mengklaim BLT-PKH berhasil diterapkan | url = http://www.satunews.com/read/16713/2012/01/30/mensos-mengklaim-blt-pkh-berhasil-diterapkan-html }}{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Sebuah penelitian masif tentang evaluasi PKH di tujuh propinsi di Indonesia merekomendasikan sejumlah hal, yakni landasan pelaksanaan PKH perlu memiliki cara pandang yang lebih tepat mengenai orang miskin, intervensi PKH perlu memperhatikan rantai proses menuju PKH yang efektif berdasarkan hasil riset yang menggunakan analisis jalur (''path analysis''), perlunya revitalisasi kerja pendamping PKH, pelibatan masyarakat setempat perlu lebih dilibatkan dalam pendataan, serta PKH perlu diintegrasikan dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Nasional.<ref>{{Cite journal|last=Abraham|first=Juneman|title=Program Keluarga Harapan di Indonesia: Dampak Pada Rumah Tangga Sangat Miskin di Tujuh Provinsi|url=https://www.academia.edu/2635730/Program_Keluarga_Harapan_di_Indonesia_Dampak_Pada_Rumah_Tangga_Sangat_Miskin_di_Tujuh_Provinsi|journal=ISBN 9786028427708; Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial (P3KS) Press, Jakarta 2012|language=en}}</ref>
http://www.satunews.com/read/16713/2012/01/30/mensos-mengklaim-blt-pkh-berhasil-diterapkan-html}}</ref>

== Kelemahan program BLT di Indonesia ==
[[Berkas:Demo-tolak.jpg|thumb|Sekumpulan warga berdemo menolak penyelenggaran BLT, karena program tersebut dinilai rawan korupsi dan tidak efektif.]]
Meskipun program BLT di Indonesia telah banyak dinilai sukses oleh beberapa tokoh, tidak sedikit kritik dan penilaian kurang memuaskan dari beberapa kalangan dari segi teknisnya.<ref name="eoke">{{cite news
| url= http://economy.okezone.com/read/2008/05/28/19/113318/
| title= Lima Kelemahan Program BLT
| publisher= Okezone: Ekonomi
| date= 19/5/2008
}}</ref>lima-kelemahan-program-blt Hal yang menyangkut teknis tersebut adalah '''pertama''', pembagian tidak merata disebabkan data yang digunakan tidak valid alias data lama.<ref name="eoke" /> Contoh kasusnya adalah kasus pemberian dana BLT di tahun 2008 yang tidak merata dan salah sasaran karena data yang digunakan adalah data warga miskin tahun 2005.<ref name="eoke" /> '''Kedua''', program BLT kerap kali menciptakan peluang korupsi, dengan jalan pemotongan dana bantuan dengan beragam cara.<ref name="g">{{id}} {{cite journal
| author = Tim Penulis Lembaga Penelitian Smeru
| year = 2011
| month = Oktober
| title = Kajian Cepat Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) 2008 dan Evaluasi Penerima Program BLT 2005 di Indonesia.
| pages = xi
| url = http://www.smeru.or.id/report/research/blt/blt2008_ind.pdf
| ISBN = 978-979-3872-88-9
}}
</ref> Contohnya penyunatan dana BLT di Pekalongan Jawa Tengah yang dilakukan oleh kelurahan sekitar dengan alasan pemerataan untuk keluarga yang tidak mendapatkan BLT.<ref name="koe">{{en}} {{cite journal | author = Liputan 6 | title = Dana BLT Disunat dan Sulit Dicairkan | url =
http://m.liputan6.com/news/read/165317/dana-blt-disunat-dan-sulit-dicairkan}}</ref>
'''Ketiga''', kurangnya koordinasi  antara pemerintah pusat dengan dengan para pengurus tingkat daerah.<ref name="g" /> Buktinya adalah kota [[Manado]] [[Sulawesi Utara]] dan [[Kotabaru]] [[Kalimantan]] belum mendapat BLT karena PT POS Indonesia belum mendapatkan pesan dari presiden.<ref name="g" /> '''Keempat''', jumlah nominal insentif BLT sama sekali tidak memiliki pengaruh signifikan bagi kesulitan yang dihadapi warga miskin.<ref name="g" /> Uang 100 ribu per bulan sama sekali tidak memenuhi kebutuhan harian, padahal harga sembako naik. Yang '''kelima''', program BLT disinyalir memicu konflik sosial di tengah masyarakat.<ref name="g" /> Contohnya, di [[Cirebon]] terdapat ratusan kepala desa yang menolak kebijakan pemberian BLT sebagai kompensasi kenaikan BBM.<ref name="g" />


== Program BLT di negara-negara lainnya ==
== Program BLT di negara-negara lainnya ==
Program sejenis BLT juga terdapat di beberapa Negara lain. Bahkan, program BLT sendiri diketahui merupakan temuan dari Brazil. Berikut negara-negara yang menyelenggarakan BLT:
Program sejenis BLT juga terdapat di beberapa Negara lain.<ref name="rar" /><ref name="yoja" /> Bahkan, program BLT sendiri diketahui merupakan temuan dari Brasil.<ref name="rar" /> Berikut negara-negara yang menyelenggarakan BLT:
[[Berkas:Bolsa_Ananias.jpg|left|thumb|
[[Berkas:Bolsa_Ananias.jpg|kiri|jmpl|
Menteri Pengembangan Sosial dan Penurunan Kelaparan, Patrus Ananias, mendiskusikan program Bolsa Familia, sebuah program bantuan langsung tunai dari Brazil.
Menteri Pengembangan Sosial dan Penurunan Kelaparan, Patrus Ananias, mendiskusikan program Bolsa Familia, sebuah program bantuan langsung tunai dari Brasil.
]]
]]
'''Brazil''': ''Bolsa Familia'' (dahulunya ''Bolsa Escola'') sebuah program yang eksis sejak 1990-an dan berkembang pesat di tahun 2001 dan 2002. Bantuan ini bersifat bantuan tunai bersyarat, dengan syarat sebuah keluarga harus menyekolahkan anaknya dan melakukan cek kesehatan terlebih dahulu untuk mendapatkan uang tunai dari pemerintah.
'''Brasil''': ''Bolsa Familia'' (dahulunya ''Bolsa Escola'') sebuah program yang eksis sejak 1990-an dan berkembang pesat pada tahun 2001 dan 2002.<ref name="rar" /> Bantuan ini bersifat bantuan tunai bersyarat, dengan syarat sebuah keluarga harus menyekolahkan anaknya dan melakukan cek kesehatan terlebih dahulu untuk mendapatkan uang tunai dari pemerintah.<ref name="rar" />


'''Cili''': ''Chilie Solidario'', telah berjalan sejak tahun 2002. Syarat utama untuk memperoleh dana tunai dari program ini adalah sebuah keluarga harus menandatangani perjanjian 53 syarat minimum ciri keluarga sehat dan sejahtera. Jika mereka memenuhi syarat ini, mereka akan memperoleh uang tunai, perlindungan, dan ilmu pengembangan skill, dan pekerjaan.
'''Cili''': ''Chilie Solidario'', telah berjalan sejak tahun 2002.<ref name="cctcot" /> Syarat utama untuk memperoleh dana tunai dari program ini adalah sebuah keluarga harus menandatangani perjanjian 53 syarat minimum ciri keluarga sehat dan sejahtera.<ref name="cctcot" /> Jika mereka memenuhi syarat ini, mereka akan memperoleh uang tunai, perlindungan, dan ilmu pengembangan skill, dan pekerjaan.<ref name="cctcot" />


'''Kolombia''': ''Familias en Acción'' atau disebut ''Families in Action'', sebuah program bantuan langsung tunai bersyarat yang berlangsung pada tahun 2002. Dari segi teknis dan tujuan program ini mirip dengan program [[Oportunidades]] di Meksiko. Dalam program ini, keluarga yang ingin mendapatkan dana tunai harus menyekolahkan anak-anaknya dan memberikan mereka nutrisi yang lengkap.
'''Kolombia''': ''Familias en Acción'' atau disebut ''Families in Action'', sebuah program bantuan langsung tunai bersyarat yang berlangsung pada tahun 2002.<ref name="cctcot" /> Dari segi teknis dan tujuan program ini mirip dengan program [[Oportunidades]] di Meksiko.<ref name="cctcot" /> Dalam program ini, keluarga yang ingin mendapatkan dana tunai harus menyekolahkan anak-anaknya dan memberikan mereka nutrisi yang lengkap.<ref name="cctcot" />
[[Berkas:BLT_di_dunia.gif|thumb|Peta negara-negara penyelenggara program Bantuan Langsung Tunai (''[[cash transfers]]'').|428x428px]]
[[Berkas:BLT_di_dunia.gif|jmpl|Peta negara-negara penyelenggara program Bantuan Langsung Tunai (''[[cash transfers]]'').|428x428px]]
'''Honduras''': ''The Family Allowance Program'' disingkat PRAF II (1998) merupakan terusan dari program sebelumnya PRAF I (1990). Merupakan bantuan berupa uang kompensasi yang diberikan oleh pemerintah Republik [[Honduras]].
'''Honduras''': ''The Family Allowance Program'' disingkat PRAF II (1998) merupakan terusan dari program sebelumnya PRAF I (1990).<ref name="cctcot" /> Merupakan bantuan berupa uang kompensasi yang diberikan oleh pemerintah Republik [[Honduras]].<ref name="cctcot" />


'''Jamaika''': ''Programme of Advancement Through Health and Education'' (PATH) merupakan program yang dikembangkan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Keamanan Sosial yang memberikan uang tunai kepada keluarga miskin dengan syarat bersedia memajukan kekuatan ekonomi dengan jalan bekerja atau berwirausaha. Program PATH didirikan pada tahun 2001 sebagai sistem penanggulangan kesejahteraan di seantero [[Jamaika]].
'''Jamaika''': ''Programme of Advancement Through Health and Education'' (PATH) merupakan program yang dikembangkan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Keamanan Sosial yang memberikan uang tunai kepada keluarga miskin dengan syarat bersedia memajukan kekuatan ekonomi dengan jalan bekerja atau berwirausaha.<ref name="cctcot" /> Program PATH didirikan pada tahun 2001 sebagai sistem penanggulangan kesejahteraan di seantero [[Jamaika]].<ref name="cctcot" />


'''Meksiko''': ''Opportunidades'' adalah program anti-kemiskinan yang diprakarsai oleh pemerintah Meksiko. Program ini fokus pada peningkatan taraf hidup keluarga kurang mampu dengan memberikan dana tunai dengan syarat anak mereka harus sekolah dan sehat bernutrisi. Program ini sebelumnya bernama ''Progresa'', tapi berganti nama pada tahun 2002.
'''Meksiko''': ''Opportunidades'' adalah program anti-kemiskinan yang diprakarsai oleh pemerintah Meksiko.<ref name="cctcot" /> Program ini fokus pada peningkatan taraf hidup keluarga kurang mampu dengan memberikan dana tunai dengan syarat anak mereka harus sekolah dan sehat bernutrisi.<ref name="cctcot" /> Program ini sebelumnya bernama ''Progresa'', tapi berganti nama pada tahun 2002.<ref name="cctcot" />


'''Guatemala''': ''Mi Familia Progresa'', didirikan sejak 16 April 200, sebuah progam bantuan tunai yang bertujuan untuk membantu keluarga di bawah garis kemiskinan, memiliki anak-anak berusia 0 sampai 15 tahun, atau ibu mengandung yang tinggal di daerah terpencil dan terpinggirkan.
'''Guatemala''': ''Mi Familia Progresa'', didirikan sejak 16 April 200, sebuah progam bantuan tunai yang bertujuan untuk membantu keluarga di bawah garis kemiskinan, memiliki anak-anak berusia 0 sampai 15 tahun, atau ibu mengandung yang tinggal di daerah terpencil dan terpinggirkan.<ref name="cctcot" />


'''Nikaragua''': ''The Social Protection Network'', program yang berdiri di tahun 2000 dan dijalankan oleh lembaga ''Social Emergency Fund'' (FISE), namun berhenti pada tahun 2005.
'''Nikaragua''': ''The Social Protection Network'', program yang berdiri pada tahun 2000 dan dijalankan oleh lembaga ''Social Emergency Fund'' (FISE), namun berhenti pada tahun 2005.<ref name="cctcot" />


'''Panama''': ''Red de Oportunidades'', sebuah program yang diurus oleh pemerintah Panama untuk masyarakat berusia di bawah 18 tahun dengan misi program pemberian akses kesehatan dan pendidikan gratis.
'''Panama''': ''Red de Oportunidades'', sebuah program yang diurus oleh pemerintah Panama untuk masyarakat berusia di bawah 18 tahun dengan misi program pemberian akses kesehatan dan pendidikan gratis.<ref name="cctcot" />


'''Filipina''': ''Pantawid Pamilyang Pilipino Program'', sebuah program yang dijalankan oleh Departemen Kesejahteraan dan Pembangunan di [[Filipina]]. Program ini memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan taraf kesehatan, gizi dan pendidikan utnuk anak usia dini dan remaja untuk warga yang berada di bawah garis kemiskinan.
'''Filipina''': ''Pantawid Pamilyang Pilipino Program'', sebuah program yang dijalankan oleh Departemen Kesejahteraan dan Pembangunan di [[Filipina]].<ref name="cctcot" /> Program ini memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan taraf kesehatan, gizi dan pendidikan utnuk anak usia dini dan remaja untuk warga yang berada di bawah garis kemiskinan.<ref name="cctcot" />


'''Peru''': ''Juntos'', program bantuan berupa uang tunai untuk para ibu yang hidup dalam keadaan sangat miskin. Ibu yang bias menerima bantuan ini diharuskan terlebih menyekolahkan anaknya dan melakukan cek kesehatan rutin.
'''Peru''': ''Juntos'', program bantuan berupa uang tunai untuk para ibu yang hidup dalam keadaan sangat miskin.<ref name="cctcot" /> Ibu yang bias menerima bantuan ini diharuskan terlebih menyekolahkan anaknya dan melakukan cek kesehatan rutin.<ref name="cctcot" />


'''Turki''': ''Şartlı Nakit Transferi'', program yang berdiri sejak tahun 2003 dan dijalankan oleh Direktorat Bantuan Sosial dan Solidaritas (''Sosyal Yardımlaşma ve Dayanışma Genel Müdürlüğü'').
'''Turki''': ''Şartlı Nakit Transferi'', program yang berdiri sejak tahun 2003 dan dijalankan oleh Direktorat Bantuan Sosial dan Solidaritas (''Sosyal Yardımlaşma ve Dayanışma Genel Müdürlüğü'').<ref name="cctcot" />


'''Mesir''': ''Program Minhet El-Osra'', dimulai sejak tahun 2009 merupakan program yang masih berjalan di dusun urban [[Kairo]], [[Ain Es-Sira]], dan sejumlah desa di pinggiran Mesir. Program ini dijalankan oleh Menteri Solidaritas Sosial Mesir.
'''Mesir''': ''Program Minhet El-Osra'', dimulai sejak tahun 2009 merupakan program yang masih berjalan di dusun urban [[Kairo]], [[Ain Es-Sira]], dan sejumlah desa di pinggiran Mesir.<ref name="cctcot" /> Program ini dijalankan oleh Menteri Solidaritas Sosial Mesir.<ref name="cctcot" />


'''Amerika''': ''Opportunity NYC atau ONYC''. Program ini telah berakhir sejak tanggal 31 Agustus 2010. Program ini merupakan program bantuan langsung tunai pertama dan terbesar di [[Amerika]]. Tujuan utama program ini adalah untuk mengetahui dampak pemberian insentif cuma-cuma pada warga Amerika yang ditujukan pada pendidikan anak, dan kesehatan keluarga.
'''Amerika''': ''Opportunity NYC atau ONYC''. Program ini telah berakhir sejak tanggal 31 Agustus 2010.<ref name="cctcot" /> Program ini merupakan program bantuan langsung tunai pertama dan terbesar di [[Amerika]].<ref name="cctcot" /> Tujuan utama program ini adalah untuk mengetahui dampak pemberian insentif cuma-cuma pada warga Amerika yang ditujukan pada pendidikan anak, dan kesehatan keluarga.<ref name="cctcot" />


'''Banglades''': ''Female Secondary School Assistance Project'', program yang berdiri di tahun 1994. Program bantuan langsung tunai ini berisi uang dengan syarat bersekolah untuk peningkatan pendidikan untuk anak-anak dan pencegahan pernikahan dini untuk para gadis di Banglades.
'''Banglades''': ''Female Secondary School Assistance Project'', program yang berdiri pada tahun 1994.<ref name="cctcot" /> Program bantuan langsung tunai ini berisi uang dengan syarat bersekolah untuk peningkatan pendidikan untuk anak-anak dan pencegahan pernikahan dini untuk para gadis di Banglades.<ref name="cctcot" />


'''Kamboja''': ''Cambodia Education Sector Support Project'', dijalankan pada tahun 2005. Program ini berisi syarat untuk mendapatkan bantuan dana tunai adalah dengan bersekolah dan menjaga nilai rapot agar jangan sampai turun.
'''Kamboja''': ''Cambodia Education Sector Support Project'', dijalankan pada tahun 2005.<ref name="cctcot" /> Program ini berisi syarat untuk mendapatkan bantuan dana tunai adalah dengan bersekolah dan menjaga nilai rapot agar jangan sampai turun.<ref name="cctcot" />


'''Malaysia''': Bantuan Rakyat 1 [[Malaysia]] (BR1M), suatu program bantuan dana langsung tunai untuk para keluarga dengan pendapatan bulanan di bawah 3000 ringgit malaysia. Bantuan ini telah dikembangkan dari tahun 2012 hingga saat ini (2014).<ref name="koe">{{en}} {{cite journal | author = Departemen Penerangan Malaysia | title = Bantuan Rakyat 1 Malaysia Ringan Beban Rakyat | url =
'''Malaysia''': Bantuan Rakyat 1 [[Malaysia]] (BR1M), suatu program bantuan dana langsung tunai untuk para keluarga dengan pendapatan bulanan di bawah 3000 ringgit malaysia. Bantuan ini telah dikembangkan dari tahun 2012 hingga saat ini (2014).<ref name="bantuanrakyat1">{{en}} {{cite journal | author = Departemen Penerangan Malaysia | title = Bantuan Rakyat 1 Malaysia Ringan Beban Rakyat | url = http://pmr.penerangan.gov.my/index.php/component/content/article/445-kolumnis/12331-bantuan-rakyat-satu-malaysia-ringan-beban-rakyat.html }}{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
http://pmr.penerangan.gov.my/index.php/component/content/article/445-kolumnis/12331-bantuan-rakyat-satu-malaysia-ringan-beban-rakyat.html }}</ref>


'''India''': Janani Suraksha Yojana, program ini berdiri di tahun 2005 dengan tujuan utama mengurangi tingkat kematian anak dan ibu yang mati saat melahirkan. Dengan adanya program ini, pemerintah memberikan dana insentif bagi para ibu dengan syarat mereka harus bersalin di rumah sakit dengan fasilitas yang mumpuni. <ref name="yoja">{{cite news
'''India''': ''Janani Suraksha Yojana'', program ini berdiri pada tahun 2005 dengan tujuan utama mengurangi tingkat kematian anak dan ibu yang mati saat melahirkan.<ref name="yoja" /> Dengan adanya program ini, pemerintah memberikan dana insentif bagi para ibu dengan syarat mereka harus bersalin di rumah sakit dengan fasilitas yang mumpuni.<ref name="yoja">{{cite news
| url= http://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(10)60744-1/abstract
|url= http://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(10)60744-1/abstract
| title= India's Janani Suraksha Yojana, a conditional cash transfer programme to increase births in health facilities: an impact evaluation
|title= India's Janani Suraksha Yojana, a conditional cash transfer programme to increase births in health facilities: an impact evaluation
}}</ref>
}}</ref>

== Lihat juga ==
* [[Bantuan Langsung Sementara Masyarakat]]
* [[Raskin]]
== Pranala luar ==
* Risnawati Ridwan (2023) "[https://writingthon.id/pustaka/Napak%20Tilas,%20Cerita%20Bersama%20Pe%20Ka%20Ha Napak Tilas : Cerita Bersama Program Keluarga Harapan]"


== Rujukan ==
== Rujukan ==
{{Reflist|2}}
{{Reflist|2}}


[[Kategori:Politik di Indonesia]]
[[Kategori:Politik Indonesia]]

Revisi terkini sejak 5 September 2024 18.12

Bantuan Langsung Tunai (bahasa Inggris: cash transfers) atau disingkat BLT adalah program bantuan pemerintah berjenis pemberian uang tunai atau beragam bantuan lainnya, baik bersyarat (conditional cash transfer) maupun tak bersyarat (unconditional cash transfer) untuk masyarakat miskin.[1] Negara yang pertama kali memprakarsai BLT adalah Brasil, dan selanjutnya diadopsi oleh negara-negara lainnya.[2] Besaran dana yang diberikan dan mekanisme yang dijalankan dalam program BLT berbeda-beda tergantung kebijakan pemerintah di negara tersebut.[2]

Seorang ibu mengambil dana Bantuan Langsung Tunai (cash transfers) di Kantor Pos. BLT adalah sebuah program bantuan uang cuma-cuma di Indonesia yang digalakan pemerintah dalam rangka menyambut kenaikan bahan bakar minyak.

Indonesia juga merupakan negara penyelenggara BLT, dengan mekanisme berupa pemberian kompensasi uang tunai, pangan, jaminan kesehatan, dan pendidikan dengan target pada tiga tingkatan: hampir miskin, miskin, sangat miskin.[3] BLT dilakukan pertama kali pada tahun 2005, berlanjut pada tahun 2009 dan di 2013 berganti nama menjadi Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM).[4] Program BLT diselenggarakan sebagai respon kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) dunia pada saat itu, dan tujuan utama dari program ini adalah membantu masyarakat miskin untuk tetap memenuhi kebutuhan hariannya.[4] Dalam pelaksanaannya, program BLT dianggap sukses oleh beberapa kalangan, meskipun timbul kontroversi dan kritik.[5]

Sejarah BLT

[sunting | sunting sumber]
Presiden Lula memberikan pidato kepada penerima bantuan langsung tunai pertama di dunia, Bolsa Familia, di Diadema, Brazil.

Bantuan langsung tunai pertama kali diciptakan di Brasil pada tahun 1990-an dengan nama Bolsa Escola dan berganti nama menjadi Bolsa Familia.[6] Program ini sifatnya adalah bantuan langsung tunai bersyarat yang diprakarsai oleh Luiz Inácio Lula da Silva, presiden Brasil ke-35.[6] Bolsa Familia masih bertahan hingga saat ini sebagai bantuan langsung tunai bersyarat terbesar di dunia, dan telah berhasil menolong sekitar 26 persen penduduk miskin di Brasil hingga tahun 2011, sehingga program ini ditiru negara-negara lain.[7]

BLT di Indonesia

[sunting | sunting sumber]

Asal usul BLT di Indonesia

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 2004 Pemerintah Indonesia memastikan harga minyak dunia naik, mereka pun memutuskan memotong subsidi minyak.[8] Hal ini dilakukan dengan alasan BBM bersubsidi lebih banyak digunakan oleh orang-orang dari kalangan industri dan berstatus mampu.[8] Lalu, setelah didata lebih lanjut, diketahui dari tahun 1998 sampai dengan 2005 penggunaan bahan bakar bersubsidi telah digunakan sebanyak 75 persen.[8] Pemotongan subsidi terus terjadi hingga tahun 2008 dengan kenaikan sebesar 50 persen dari harga awal, karena harga minyak dunia kembali naik saat itu.[8] Akibatnya, harga bahan-bahan pokok pun ikut naik.[8]

Tabel mengenai poin-poin perbedaan program BLT di Indonesia sekitar tahun 2006 dan 2008.

Demi menanggulangi efek kenaikan harga bagi kelompok masyarakat miskin, pemerintah memperkenalkan program BLT kepada masyarakat untuk pertama kalinya pada tahun 2005.[9] Program ini dicetuskan oleh Jusuf Kalla tepat setelah dirinya dan Susilo Bambang Yudhoyono memenangkan pemilihan umum presiden dan wakil presiden Indonesia pada tahun 2004.[2][9] Akhirnya, berdasarkan instruksi presiden nomor 12, digalakanlah program Bantuan Langsung Tunai tidak bersyarat pada Oktober tahun 2005 hingga Desember 2006 dengan target 19,2 juta keluarga miskin.[3] Lalu, karena harga minyak dunia kembali naik, BLT pun kembali diselenggarakan pada tahun 2008 berdasarkan instruksi presiden Indonesia nomor 3 tahun 2008.[1] Dan terakhir, pada tahun 2013, pemerintah kembali menyelenggarakan BLT tetapi dengan nama baru: Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM).[1] Secara mekanisme, BLSM sama seperti BLT, dan jumlah anggaran yang dikeluarkan untuk program ini adalah 3,8 triliun rupiah untuk 18,5 juta keluarga miskin, dengan uang tunai 100 ribu rupiah per bulannya.[1]

Selain program BLT tak bersyarat, pemerintah juga menyelenggarakan program BLT bersyarat dengan nama Program Keluarga Harapan (PKH).[10] PKH adalah program bantuan untuk keluarga miskin dengan syarat mereka harus menyekolahkan anaknya dan melakukan cek kesehatan rutin.[10] Target utama dari program ini adalah keluarga miskin dengan anak berusia antara 0 sampai 15 tahun, atau ibu yang sedang hamil pada saat mendaftar.[10] Dana tunai akan diberikan kepada keluarga pendaftar selama enam tahun.[10] Program ini menargetkan sekitar 2,4 juta keluarga miskin, dan telah diberikan ke 20 provinsi, 86 daerah, dan 739 sub daerah dengan jumlah telah menyentuh 816.000 keluarga miskin.[10]

Teknis penyaluran BLT di Indonesia

[sunting | sunting sumber]

Tahapan pelaksanaan program bantuan langsung tunai di Indonesia umumnya dimulai dari sosialisasi, verifikasi data nama nominasi Rumah Tangga Sasaran (RTS) yang akan diberikan bantuan, pembagian kartu BLT, pencairan dana, dan terakhir pembuatan laporan dan evaluasi.[4] Mekanisme pembagian BLT yang terstruktur baru diberlakukan pada tahun 2008, dan mekanisme ini tetap digunakan pada tahun 2013.[4] Tetapi pada tahun 2013 penyelenggaran BLT tidak lagi menggunakan kartu, melainkan langsung dengan kartu penerima beras miskin (raskin).[11] Rincian kerja dan mekanisme BLT adalah:

  1. Sosialisasi dilaksanakan oleh Departemen Komunikasi dan Informatika dan Departemen Sosial bersama dengan elemen masyarakat lainnya seperti kepala pemerintah di daerah-daerah, lembaga sosial kemasyarakatan, dan tokoh-tokoh masyarakat.[5]
  2. Setelah nama dan alamat para nominasi penerima BLT terdaftar, selanjutnya data dikirimkan ke PT Pos Indonesia untuk diproses.[5]
  3. Selesai diproses, kartu penerima BLT dicetak dengan tanda tangan dari Menteri Keuangan.[5] Selanjutnya kartu-kartu tersebut dikirim kembali ke kantor kelurahan masing-masing untuk dicek, setelah itu baru dibagikan.[5]
  4. Kartu yang telah dimiliki dapat digunakan untuk meminta pencairan dana BLT di Kantor Pos atau di tempat-tempat tertentu sesuai jadwal masing-masing.[5] Jika kartu BLT hilang atau data tidak sesuai, warga tetap bisa meminta dengan bukti berupa identitas diri seperti Kartu Tanda Penduduk, Surat Izin Mengemudi, atau Surat Keterangan dari Kelurahan.[5] Tetapi kartu asli tanda terima BLT tetap tidak bisa diganti.[5]
  5. Terakhir, BLT yang telah berjalan tiap bulannya akan dievaluasi dan diperiksa oleh tim khusus dan hasil laporannya dikirim ke Departemen Sosial.[5]
Alur sederhana pembagian BLT pada tahun 2008 dan 2013. Tahapan pelaksanaan program bantuan langsung tunai di Indonesia umumnya dimulai dari sosialisasi, verifikasi data daftar nama nominasi penerima BLT, pembagian kupon BLT, pencairan dana, dan terakhir pembuatan laporan evaluatif.

Kontroversi program BLT di Indonesia

[sunting | sunting sumber]

Selama penyelenggaraannya, banyak kontroversi berkembang terkait program BLT dari tahun ke tahun.[5] Kontroversi tersebut berkembang dengan beragam anggapan seperti program BLT sebagai alat pendongkrak popularitas jelang pemilu, pembodohan bangsa, dan penambah beban dengan hutang.[12][13][14] Konflik yang berjalan pun berkembang menjadi protes dengan demo dari masyarakat, atau perdebatan di kalangan para politikus.[15]

BLT sebagai alat pendongkrak popularitas

[sunting | sunting sumber]

Kecurigaan bahwa BLT sebagai alat penarik simpati berkembang karena pemberian BLT selalu bertepatan dengan masa-masa pemilihan umum.[13] Beberapa akademisi maupun kritikus menganggap program BLT yang diselenggarakan presiden Susilo Bambang Yudhoyono adalah semata-mata demi meningkatkan popularitas partainya yang sedang menurun.[12] Kecurigaan tersebut diucapkan pada sebuah seminar diskusi di Universitas Gadjah Mada:

Kemungkinan besar SBY akan mereplikasi program tersebut untuk dijalankan lagi menjelang pemilu 2014. Replikasi yang dilakukan bisa dalam bentuk BLT ataupun program sosial populis lainnya guna menaikkan popularitas dan memobilisasi pemilih dalam waktu singkat

— Mulyadi Sumarto, Peneliti Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan, Universitas Gadjah Mada.

Sebelumnya BLT dianggap sukses pada tahun 2005 tepat setelah SBY dilantik menjadi presiden, lalu diwujudkan kembali pada tahun 2009 di saat musim pemilihan presiden.[3] Hingga pada tahun 2013, kecurigaan kembali menguat ketika program BLT kembali digelontorkan tepat menjelang musim pemilu.[16] Hal ini sama seperti pada tahun 2009, hanya saja program tersebut berganti nama menjadi Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM).[17] Para pengamat pun mengatakan, program BLT sebenarnya tidak diperlukan sebagai kompensasi jelang kenaikan harga BBM, karena masyarakat Indonesia tidak terkena imbas berupa kesulitan ekonomi pasca kenaikan BBM.[16] Program BLT juga disinyalir rawan manipulasi politik dalam hal pengelolaannya.[17] Strategi manipulasi itu mencakup jangka waktu distribusi, jumlah penerima, metode pembagian bantuan, serta landasan hukum yang menyertainya.[15]

Anwar Nasution, ketua Badan Pemeriksa Keuangan Indonesia, mengatakan bahwa dana BLT berasal dari hutang, dan merugikan rakyat.

Dana BLT dari hutang

[sunting | sunting sumber]

Temuan paling kontroversial adalah ketika Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Anwar Nasution, membeberkan bahwa uang yang diperoleh untuk program BLT ternyata berasal dari hutang.[18] Hal itu dibuktikan oleh International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) ketika melakukan penelusuran pada dokumen-dokumen perjanjian hutang.[18] Mereka juga menemukan bahwa program BLT adalah salah satu program kebijakan yang didesain oleh Bank Dunia dan didukung oleh Asian Development Bank (ADB), dan Jepang.[19] Komentarnya mengenai program BLT dan hutang adalah:

Langsung atau tidak langsung memang benar BLT adalah hutang. Hanya saja yang jadi pokoknya sekarang bukan asalnya melainkan pemanfaatannya

— Anwar Nasution, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Meski begitu, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Aburizal Bakrie mengatakan tidak semua pembiayaan BLT menggunakan hutang.[20] Lalu, menteri keuangan Sri Mulyani membantah segala tuduhan tersebut.[20] Katanya, program BLT bukan dari hutang, melainkan dari kompensasi kenaikan harga BBM.[20] Sumber pendanaan biaya ini telah berjalan sejak tahun 2005 lalu.[20] Dan, menurutnya, dewan pemeriksa keuangan telah salah memahami laporan keuangan yang diberikan oleh pemerintah mengenai sumber keuangan BLT.[20]

Program BLT tidak mendidik

[sunting | sunting sumber]

Selain itu, beberapa pihak mengatakan program BLT juga dianggap sebagai program pembodohan masyarakat yang mengubah mental bangsa menjadi pemalas, peminta-minta, dan manja.[14]

"Program BLT mendidik mental masyarakat menjadi pengemis,"

— Muhammad Arwani Thomafi, ketua DPP PPP. 1 Maret 2014.

Uang yang diberikan dari program tersebut juga dapat disalahgunakan oleh rakyatnya sendiri, seperti membeli rokok, minum-minuman, atau hal-hal yang melanggar tujuan utama dari program BLT.[21][22]

Golongan pendukung BLT

[sunting | sunting sumber]

Tetapi, ada juga beberapa kalangan yang mendukung program BLT.[23][24][25] Mereka berpendapat program BLT adalah program yang mampu membantu masyarakat miskin.[25] Meskipun tidak berpengaruh langsung dari segi daya beli masyarakat, uang tunai tersebut dapat menjadi tabungan dan modal usaha bagi warga miskin.[25] Jadi program BLT mampu meningkatkan kesejahteraan sebagian kecil masyarakat, meskipun penyalurannya belum sepenuhnya efektif.[26]

Anas Urbaningrum, ketua umum Partai Demokrat ke-3, mendukung program BLT.

Menteri Perdagangan dan Menteri Pembangunan Nasional mengatakan, program BLT pada tahun 2005 hanya terjadi sekitar lima hingga enam persen kegagalan, sedangkan 95 persen lainnya tepat sasaran.[24] Dan berdasarkan survei atas 56 perguruan tinggi negeri maupun swasta membuktikan bahwa 90 persen penyaluran BLT kepada 19,1 juta warga miskin sukses.[27]

Dukungan serupa terhadap BLT juga disampaikan oleh Anas Urbaningrum, ketua Partai Demokrat ke-3, yang menekankan bahwa program tersebut harus dilihat dari asas manfaat.[28] Dia menambahkan, pandangan ini penting karena untuk mempertahankan daya beli masyarakat tidak bisa menunggu lebih lama setelah BBM dinaikkan.[28]

"Kalau (ada kenaikan harga) BBM, pasti ada inflasi. Kalau ada inflasi, tentu harga barang naik, maka daya beli rakyat miskin turun. Daya beli yang turun ini harus diobati secara langsung,"

Kelemahan program BLT di Indonesia

[sunting | sunting sumber]

Meskipun program BLT di Indonesia telah banyak dinilai sukses oleh beberapa tokoh, tidak sedikit kritik dan penilaian kurang memuaskan dari beberapa kalangan dari segi teknisnya.[29] Hal yang menyangkut teknis tersebut adalah pertama, pembagian tidak merata disebabkan data yang digunakan adalah data lama.[29] Contoh kasusnya adalah kasus pemberian dana BLT pada tahun 2008 yang tidak merata dan salah sasaran karena data yang digunakan adalah data warga miskin tahun 2005.[29] Kedua, program BLT kerap kali menciptakan peluang korupsi, dengan jalan pemotongan dana bantuan dengan beragam cara.[30] Contohnya penyunatan dana BLT di Pekalongan Jawa Tengah yang dilakukan oleh kelurahan sekitar dengan alasan pemerataan untuk keluarga yang tidak mendapatkan BLT.[31] Ketiga, kurangnya koordinasi antara pemerintah pusat dengan para pengurus tingkat daerah.[30] Buktinya adalah kota Manado Sulawesi Utara dan Kotabaru Kalimantan belum mendapat BLT karena PT Pos Indonesia belum mendapatkan pesan dari presiden.[30] Keempat, jumlah nominal insentif BLT sama sekali tidak memiliki pengaruh signifikan bagi kesulitan yang dihadapi warga miskin.[30] Uang 100 ribu per bulan sama sekali tidak memenuhi kebutuhan harian, padahal harga sembako naik.[30] Yang kelima, program BLT disinyalir memicu konflik sosial di tengah masyarakat.[30] Contohnya, di Cirebon terdapat ratusan kepala desa yang menolak kebijakan pemberian BLT sebagai kompensasi kenaikan BBM.[30]

Manfaat dan kesuksesan program BLT

[sunting | sunting sumber]

Bank dunia belum lama ini mengumumkan bahwa baik program BLT bersyarat maupun tak bersyarat memiliki pengaruh positif terhadap aspek kesejahteraan hidup di beberapa negara penyelenggara seperti di kawasan Amerika Latin, Afrika, Eropa, dan Asia.[32] Penurunan angka kurang gizi terjadi pada anak-anak di banyak negara seperti Meksiko, Kolombia, dan Jamaika.[32] Program BLT bersyarat di negara-negara tersebut fokus pada peningkatan gizi anak, karena permasalahan utama di negara tersebut adalah pengembangan sumber daya manusia dari segi kesehatan.[32] Di Nikaragua misalnya, angka anak dan bayi kekurangan gizi merosot beberapa persen setelah dua tahun program bantuan bernama Red de Protección Social (RPS) diselenggarakan.[32] Selain pada kesehatan, BLT juga mempermudah masyarakat di Amerika Latin dan Afrika sub-Sahara untuk memperoleh makanan yang cukup.[32] Di Etiopia, berkat program sejenis BLT bernama Meket dari Inggris, hampir 75 persen masyarakatnya membeli makanan bergizi seperti daging, minyak, dan gula.[32] Hal yang sama terjadi di Malawi, dengan program serupa bernama Mchinji, masyarakatnya mampu mengkonsumsi daging dan ikan selama 3 hari per minggu di bandingkan rumah tangga yang tidak mendapat program tersebut.[32][33]

Program bantuan langsung tunai juga bermanfaat untuk pendidikan dan pemberdayaan perempuan; hal ini dibuktikan dari survei yang dilakukan di Amerika Latin dan Afrika.[32] Program BLT di negara tersebut mengutamakan penerimanya adalah perempuan, sehingga hal ini berdampak pada status kontrol dan keputusan keuangan berada di tangan para ibu.[32] Di Meksiko, Peru, dan Ekuador menunjukkan bahwa para wanita penerima program BLT di negara tersebut merasa lebih percaya dirin dalam hal pengambilan keputusan seputar manajemen keluarga.[32] Dan yang lebih utama, posisi mereka menjadi sangat penting dalam keluarga, dan diakui oleh para lelaki.[32]

Manfaat dan Kesuksesan program BLT di Indonesia

[sunting | sunting sumber]
Kepala Bappenas, Paskah Suzetta, meninjau langsung pembagian dana bantuan langsung tunai (blt) di Kantor Pos Condet. Menurutnya penyaluran dana BLT berlangsung efektif dan sukses.

Meskipun program BLT di Indonesia sering dinilai memiliki banyak kelemahan, beberapa lembaga masih mengklaim program tersebut sukses.[34] Bank Dunia melaporkan, Indonesia termasuk Negara yang paling sukses menyelenggarakan bantuan berjenis langsung tunai kepada masyarakat miskin dibandingkan Negara lain.[34] Hal ini mereka buktikan dengan laporan triwulanan ketiga pada tahun 2010.[34] Dalam laporan itu mereka berkomentar pemerintah Indonesia berhasil menyalurkan kepada sepertiga rumah tangga di Indonesia hanya dalam waktu kurang dari 5 bulan.[34] Penyaluran ke keluarga sasaran di Indonesia juga dinilai tepat waktu oleh Bank Dunia, dan hal itu berdampak positif pada pembangunan masyarakat dan menjadi insentif bagi yang tidak produktif.[34]

Selain itu, Menteri Sosial, Bachtiar Hamzah juga menyatakan keberhasilan program BLT sebagai salah satu program yang bertujuan menurunkan jumlah warga miskin.[24] Hal itu dia buktikan dengan bukti bahwa pada tahun 2007 warga miskin berjumlah 37 juta, namun berkurang pada tahun 2008 menjadi 35 juga warga miskin.[24] Paskah Suzetta, kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), juga memuji keberhasilan program BLT.[24] Menurutnya BLT dapat menjaga daya beli masyarakat dan melepas keterpurukan.[25]

Jenis lain dari BLT, Program Keluarga Harapan (PKH), juga diklaim berhasil memenuhi target penyaluran yang mencapai 1,5 juta penerima.[23] Karena sasaran utama dari program ini adalah kaum ibu, program ini menjadi program yang tidak hanya menekan angka kemiskinan, tetapi juga memberdayakan kaum perempuan.[23] Karena kesuksesan tersebut, Program PKH yang telah berjalan sejak 2007 tahun itu tetap dilanjutkan hingga tahun 2014.[23] Sebuah penelitian masif tentang evaluasi PKH di tujuh propinsi di Indonesia merekomendasikan sejumlah hal, yakni landasan pelaksanaan PKH perlu memiliki cara pandang yang lebih tepat mengenai orang miskin, intervensi PKH perlu memperhatikan rantai proses menuju PKH yang efektif berdasarkan hasil riset yang menggunakan analisis jalur (path analysis), perlunya revitalisasi kerja pendamping PKH, pelibatan masyarakat setempat perlu lebih dilibatkan dalam pendataan, serta PKH perlu diintegrasikan dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Nasional.[35]

Program BLT di negara-negara lainnya

[sunting | sunting sumber]

Program sejenis BLT juga terdapat di beberapa Negara lain.[6][36] Bahkan, program BLT sendiri diketahui merupakan temuan dari Brasil.[6] Berikut negara-negara yang menyelenggarakan BLT:

Menteri Pengembangan Sosial dan Penurunan Kelaparan, Patrus Ananias, mendiskusikan program Bolsa Familia, sebuah program bantuan langsung tunai dari Brasil.

Brasil: Bolsa Familia (dahulunya Bolsa Escola) sebuah program yang eksis sejak 1990-an dan berkembang pesat pada tahun 2001 dan 2002.[6] Bantuan ini bersifat bantuan tunai bersyarat, dengan syarat sebuah keluarga harus menyekolahkan anaknya dan melakukan cek kesehatan terlebih dahulu untuk mendapatkan uang tunai dari pemerintah.[6]

Cili: Chilie Solidario, telah berjalan sejak tahun 2002.[7] Syarat utama untuk memperoleh dana tunai dari program ini adalah sebuah keluarga harus menandatangani perjanjian 53 syarat minimum ciri keluarga sehat dan sejahtera.[7] Jika mereka memenuhi syarat ini, mereka akan memperoleh uang tunai, perlindungan, dan ilmu pengembangan skill, dan pekerjaan.[7]

Kolombia: Familias en Acción atau disebut Families in Action, sebuah program bantuan langsung tunai bersyarat yang berlangsung pada tahun 2002.[7] Dari segi teknis dan tujuan program ini mirip dengan program Oportunidades di Meksiko.[7] Dalam program ini, keluarga yang ingin mendapatkan dana tunai harus menyekolahkan anak-anaknya dan memberikan mereka nutrisi yang lengkap.[7]

Peta negara-negara penyelenggara program Bantuan Langsung Tunai (cash transfers).

Honduras: The Family Allowance Program disingkat PRAF II (1998) merupakan terusan dari program sebelumnya PRAF I (1990).[7] Merupakan bantuan berupa uang kompensasi yang diberikan oleh pemerintah Republik Honduras.[7]

Jamaika: Programme of Advancement Through Health and Education (PATH) merupakan program yang dikembangkan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Keamanan Sosial yang memberikan uang tunai kepada keluarga miskin dengan syarat bersedia memajukan kekuatan ekonomi dengan jalan bekerja atau berwirausaha.[7] Program PATH didirikan pada tahun 2001 sebagai sistem penanggulangan kesejahteraan di seantero Jamaika.[7]

Meksiko: Opportunidades adalah program anti-kemiskinan yang diprakarsai oleh pemerintah Meksiko.[7] Program ini fokus pada peningkatan taraf hidup keluarga kurang mampu dengan memberikan dana tunai dengan syarat anak mereka harus sekolah dan sehat bernutrisi.[7] Program ini sebelumnya bernama Progresa, tapi berganti nama pada tahun 2002.[7]

Guatemala: Mi Familia Progresa, didirikan sejak 16 April 200, sebuah progam bantuan tunai yang bertujuan untuk membantu keluarga di bawah garis kemiskinan, memiliki anak-anak berusia 0 sampai 15 tahun, atau ibu mengandung yang tinggal di daerah terpencil dan terpinggirkan.[7]

Nikaragua: The Social Protection Network, program yang berdiri pada tahun 2000 dan dijalankan oleh lembaga Social Emergency Fund (FISE), namun berhenti pada tahun 2005.[7]

Panama: Red de Oportunidades, sebuah program yang diurus oleh pemerintah Panama untuk masyarakat berusia di bawah 18 tahun dengan misi program pemberian akses kesehatan dan pendidikan gratis.[7]

Filipina: Pantawid Pamilyang Pilipino Program, sebuah program yang dijalankan oleh Departemen Kesejahteraan dan Pembangunan di Filipina.[7] Program ini memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan taraf kesehatan, gizi dan pendidikan utnuk anak usia dini dan remaja untuk warga yang berada di bawah garis kemiskinan.[7]

Peru: Juntos, program bantuan berupa uang tunai untuk para ibu yang hidup dalam keadaan sangat miskin.[7] Ibu yang bias menerima bantuan ini diharuskan terlebih menyekolahkan anaknya dan melakukan cek kesehatan rutin.[7]

Turki: Şartlı Nakit Transferi, program yang berdiri sejak tahun 2003 dan dijalankan oleh Direktorat Bantuan Sosial dan Solidaritas (Sosyal Yardımlaşma ve Dayanışma Genel Müdürlüğü).[7]

Mesir: Program Minhet El-Osra, dimulai sejak tahun 2009 merupakan program yang masih berjalan di dusun urban Kairo, Ain Es-Sira, dan sejumlah desa di pinggiran Mesir.[7] Program ini dijalankan oleh Menteri Solidaritas Sosial Mesir.[7]

Amerika: Opportunity NYC atau ONYC. Program ini telah berakhir sejak tanggal 31 Agustus 2010.[7] Program ini merupakan program bantuan langsung tunai pertama dan terbesar di Amerika.[7] Tujuan utama program ini adalah untuk mengetahui dampak pemberian insentif cuma-cuma pada warga Amerika yang ditujukan pada pendidikan anak, dan kesehatan keluarga.[7]

Banglades: Female Secondary School Assistance Project, program yang berdiri pada tahun 1994.[7] Program bantuan langsung tunai ini berisi uang dengan syarat bersekolah untuk peningkatan pendidikan untuk anak-anak dan pencegahan pernikahan dini untuk para gadis di Banglades.[7]

Kamboja: Cambodia Education Sector Support Project, dijalankan pada tahun 2005.[7] Program ini berisi syarat untuk mendapatkan bantuan dana tunai adalah dengan bersekolah dan menjaga nilai rapot agar jangan sampai turun.[7]

Malaysia: Bantuan Rakyat 1 Malaysia (BR1M), suatu program bantuan dana langsung tunai untuk para keluarga dengan pendapatan bulanan di bawah 3000 ringgit malaysia. Bantuan ini telah dikembangkan dari tahun 2012 hingga saat ini (2014).[37]

India: Janani Suraksha Yojana, program ini berdiri pada tahun 2005 dengan tujuan utama mengurangi tingkat kematian anak dan ibu yang mati saat melahirkan.[36] Dengan adanya program ini, pemerintah memberikan dana insentif bagi para ibu dengan syarat mereka harus bersalin di rumah sakit dengan fasilitas yang mumpuni.[36]

Lihat juga

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d (Indonesia) Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (2009). "PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN UNTUK RUMAH TANGGA SASARAN DALAM RANGKA PENANGGULANGAN KEMISKINAN" (PDF).  [pranala nonaktif permanen]
  2. ^ a b c "SBY Diminta Belajar dari JK". World Bank. 27 May 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-10-28. Diakses tanggal 2014-05-13. 
  3. ^ a b c (Indonesia) Jamsostek Indonesia. "Social Security in Indonesia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-08-26. Diakses tanggal 2014-05-12. 
  4. ^ a b c d (Indonesia) Hasbi Iqbal (2008). "Implementasi Kebijakan Program Bantuan Langsung Tunai Tahun 2008 di Kabupaten Kudus" (Portable Document File). 
  5. ^ a b c d e f g h i j (Indonesia) Naipospos Tunggun. Universitas Sumatera Utara (2000). "Evaluasi Dampak Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) Bagi Pengentasan Kemiskinan Di Kabupaten Toba Samosir" (PDF). 39 (14-Feb-2013). Diarsipkan dari versi asli (Portable Document File) tanggal 2014-05-13. 
  6. ^ a b c d e f Diary, Bansos (3 September 2024). "Benarkah Bantuan Sosial Akan Dihapus? Fakta di Balik Isu yang Meresahkan KPM". Diary Bansos. Diary Bansos. Diakses tanggal 2024-09-06. 
  7. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae "Conditional Cash Transfers - Country Overviews & Project Info". World Bank. 27 May 2010. 
  8. ^ a b c d e (Inggris) World Bank (2012). "BLT Temporary Unconditional Cash Transfer: Social Assistance Program and Public Expenditure Review 2" (Portable Document File): 9–10. 
  9. ^ a b "Wiranto: BLT Konsep dari Jusuf Kalla". Rakyat Merdeka. 13 Juni 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-24. Diakses tanggal 2014-05-13. 
  10. ^ a b c d e (Indonesia) Departemen Sosial. "KEPESERTAAN PKH 2012-2013". 
  11. ^ "Menkokesra: Mekanisme Penyerahan BLSM Mirip Seperti BLT". Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat. 27 May 2010. [pranala nonaktif permanen]
  12. ^ a b (Indonesia) KR Jogja. "Pencairan BLT Untungkan Partai Demokrat". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-12-22. Diakses tanggal 2014-05-12. 
  13. ^ a b (Indonesia) Center for Population and Policy Studies University of Gadjah Mada. "Manipulasi Program BLT untuk Memenangkan Pilpres 2009". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-03-21. Diakses tanggal 2014-05-12. 
  14. ^ a b (Indonesia) Karawang News. "BLT = Pembodohan Masyarakat". 
  15. ^ a b (Indonesia) Antara News. "Amien Rais Menilai Pemberian BLT Pembodohan Bagi Masyarakat". 
  16. ^ a b (Indonesia) Viva News. Politik. "UGM: Kompensasi BBM Subsidi Dongkrak Citra Demokrat". 
  17. ^ a b (Indonesia) SinarHarapan.com Indonesia. "Eksploitasi Kemiskinan dan Penyuapan Jelang Pemilu". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-12. Diakses tanggal 2014-05-12. 
  18. ^ a b "Analis: Bohong Besar BLT Bukan Dari Hutang". Waspada.co.id. 30 Juni 2009. 
  19. ^ "Indonesia Dinilai Kecanduan Utang". Tempo.co. Tempo. 17-8-2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-17. Diakses tanggal 2014-05-15. 
  20. ^ a b c d e (Indonesia) OkeZone.com. "Menkeu Bantah BLT Dibayar Pakai Utang". 
  21. ^ (Indonesia) Antara News. "BLT Tidak Mendidik". 
  22. ^ (Inggris) Kompas Regional. "BLT Pembodohan Rakyat". 
  23. ^ a b c d (Indonesia) Satu News. "Mensos Mengklaim BLT-PKH berhasil diterapkan". [pranala nonaktif permanen]
  24. ^ a b c d e (Indonesia) Tempo. "Menteri Bachtiar Klaim Berhasil Turunkan Jumlah Warga Miskin". [pranala nonaktif permanen]
  25. ^ a b c d (Indonesia) Kompas Female. "Paskah: BLT Indonesia Dinilai Berhasil". 
  26. ^ (Inggris) Antara News. "Nurhayati: Program BLT Membantu Masyarakat Miskin". 
  27. ^ (Indonesia) Kompas Tekno. "Tolok Ukur Sukses BLT Belum Jelas". 
  28. ^ a b Mustholih (18/3/2012). ""BLT Harus Dilihat Dari Asas Manfaat"". Okezone.com. Okezone: Ekonomi. 
  29. ^ a b c Ma'ruf, Muhammad (19/5/2008). "Lima Kelemahan Program BLT". Okezone.com. Okezone: Ekonomi. 
  30. ^ a b c d e f g (Indonesia) Tim Penulis Lembaga Penelitian Smeru (2011). "Kajian Cepat Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) 2008 dan Evaluasi Penerima Program BLT 2005 di Indonesia" (PDF): xi. ISBN 978-979-3872-88-9.  [pranala nonaktif permanen]
  31. ^ (Inggris) Liputan 6. "Dana BLT Disunat dan Sulit Dicairkan". 
  32. ^ a b c d e f g h i j k (Inggris) Save The Children (2009). "Lasting Benefits: The Role of Cash Transfers in Tackling Child Morality" (Portable Document File). [pranala nonaktif permanen]
  33. ^ Santoso, Wahyu Budi. "5 Cara Mendaftar BLT BBM Secara Online, Buruan Daftar di Sini!". Sindonews.com. Diakses tanggal 2022-09-16. 
  34. ^ a b c d e (Indonesia) Media Indonesia. "Bank Dunia Puji Keberhasilan Bantuan Tunai". [pranala nonaktif permanen]
  35. ^ Abraham, Juneman. "Program Keluarga Harapan di Indonesia: Dampak Pada Rumah Tangga Sangat Miskin di Tujuh Provinsi". ISBN 9786028427708; Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial (P3KS) Press, Jakarta 2012 (dalam bahasa Inggris). 
  36. ^ a b c "India's Janani Suraksha Yojana, a conditional cash transfer programme to increase births in health facilities: an impact evaluation". 
  37. ^ (Inggris) Departemen Penerangan Malaysia. "Bantuan Rakyat 1 Malaysia Ringan Beban Rakyat". [pranala nonaktif permanen]