Lompat ke isi

Seriawan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Thijs!bot (bicara | kontrib)
k robot Modifying: he, ja, th, zh, zh-min-nan
Koreksi
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(80 revisi perantara oleh 54 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Penyangkalan-medis}}
[[Image:Aphthe Unterlippe.jpg|thumb|200px|Sariawan pada bibir bagian bawah.]]
{{Infobox disease
| Name = Aphthous stomatitis
| Image = Aphthe Unterlippe.jpg
| Caption = Seriawan pada bibir bagian bawah.
| Field = [[dermatologi]]
| DiseasesDB =
| ICD10 = {{ICD10|K|12|0|k|00}}
| ICD9 = {{ICD9|528.2}}
| ICDO =
| OMIM =
| MedlinePlus = 000998
| eMedicineSubj = ent
| eMedicineTopic = 700
| eMedicine_mult = {{eMedicine2|derm|486}} {{eMedicine2|ped|2672}}
| MeshID = D013281
}}


'''Sariawan''' atau '''stomatitis aphtosa'''<ref>{{cite news
'''Seriawan''' (disebut pula '''sariawan''') atau '''stomatitis aftosa''' (''stomatitis aphtosa'')<ref>{{cite news
| last =
|last =
| first =
|first =
| coauthors =
|coauthors =
| title =Sariawan
|title =Seriawan
| work =
|work =
| pages =
|pages =
| language =
|language =
| publisher =Republika Online
|publisher =Republika Online
| date =20 Agustus 2002
|date =20 Agustus 2002
| url =http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=2&id=89875&kat_id=105&kat_id1=150&kat_id2=190
|url =http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=2&id=89875&kat_id=105&kat_id1=150&kat_id2=190
| accessdate = }}</ref> adalah suatu [[kelainan]] pada [[selaput lendir]] [[mulut]] berupa [[luka]] pada mulut yang berbentuk bercak berwarna putih kekuningan dengan permukaan agak [[cekung]]. Munculnya sariawan ini disertai rasa sakit yang tinggi.
|accessdate = }}</ref> adalah suatu [[kelainan]] pada [[selaput lendir]] [[mulut]] berupa [[luka]] pada mulut yang berbentuk bercak berwarna putih kekuningan dengan permukaan agak [[cekung]]. Munculnya Seriawan ini disertai rasa sakit yang tinggi.


Sariawan merupakan penyakit kelainan mulut yang paling sering ditemukan. Sekitar 10% dari populasi menderita dari penyakit ini, dan wanita lebih mudah terserang daripada pria.<ref>{{en}} {{cite web | first=Stephen K. | last=Young | title =Canker Sores & Cold Sores: What's the Difference | url=http://dentistry.ouhsc.edu/intranet-Web/ContEd/OPCE/aaHomeOPCE.html | work = Continuing Education | publisher=University of Oklahoma College of Dentistry | accessdate=}}</ref>
Seriawan merupakan penyakit kelainan mulut yang paling sering ditemukan. Sekitar 10% dari populasi menderita dari penyakit ini, dan wanita lebih mudah terserang daripada pria.<ref>{{en}} {{cite web|first=Stephen K.|last=Young|title=Canker Sores & Cold Sores: What's the Difference|url=http://dentistry.ouhsc.edu/intranet-Web/ContEd/OPCE/aaHomeOPCE.html|work=Continuing Education|publisher=University of Oklahoma College of Dentistry|accessdate=|archive-date=2007-05-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20070531033729/http://dentistry.ouhsc.edu/intranet-Web/ContEd/OPCE/aaHomeOPCE.html|dead-url=yes}}</ref>


Ada beberapa faktor penyebab yang diduga menjadi penyebab munculnya sariawan. Misalnya, luka tergigit, mengkonsumsi makanan atau minuman panas, alergi, kekurangan [[vitamin C]] dan [[zat besi]], kelainan pencernaan, kebersihan mulut tidak terjaga, faktor [[psikologi]], dan kondisi tubuh yang tidak fit.
Ada beberapa faktor penyebab yang diduga menjadi penyebab munculnya seriawan, seperti luka tergigit, mengonsumsi makanan atau minuman panas, alergi, kekurangan [[vitamin C]] dan [[zat besi]], kelainan pencernaan, kebersihan mulut tidak terjaga, faktor [[psikologi]], dan kondisi tubuh yang tidak bugar.


Sariawan di tempat yang sama selama dua minggu hingga satu bulan dapat dijadikan indikasi adanya [[kanker rongga mulut]].<ref>{{cite news
Seriawan di tempat yang sama selama dua minggu hingga satu bulan dapat dijadikan indikasi adanya [[kanker rongga mulut]].<ref>{{cite news
| last =
|last =
| first =
|first =
| coauthors =
|coauthors =
| title =Waspadai Sariawan Berkelanjutan
|title =Waspadai Seriawan Berkelanjutan
| work =
|work =
| pages =
|pages =
| language =
|language =
| publisher =Sinar Harapan
|publisher =Sinar Harapan
| date =
|date =
| url =http://www.sinarharapan.co.id/berita/0704/27/ipt03.html
|url =http://www.sinarharapan.co.id/berita/0704/27/ipt03.html
| accessdate = }}</ref>
|accessdate =
|archive-date =2007-09-27
|archive-url =https://web.archive.org/web/20070927225844/http://www.sinarharapan.co.id/berita/0704/27/ipt03.html
|dead-url =yes
}}</ref>


Stomatitis Aphtous/Ulcer bukan hanya disebabkan karena kekurangan Vitamin C, namun sebaliknya SA dikenal disebabkan oleh alergi citrus atau alergi makanan yang mengandung asam, kondisi imun yang lemah, obat-obatan tertentu, trauma fisik (ataupun penggunaan gigi palsu baru), dsb.
==Referensi==

Penyakit kekurangan vitamin C sendiri adalah [[skorbut]] (''scurvy'') atau kegagalan proses sintesis kolagen yang ditandai dengan gusi mudah berdarah, pendarahan kulit ([[purpura]]) dsb.

== Tanda dan gejala ==
Penderita seriawan tidak menunjukkan gejala yang terdeteksi secara sistemik.<ref name=Scully2013>{{cite book|last=Scully C|title=Oral and maxillofacial medicine: the basis of diagnosis and treatment|url=https://archive.org/details/oralmaxillofacia0000scul_r9t5|year=2013|publisher=Churchill Livingstone|location=Edinburgh|isbn=978-0-7020-4948-4|edition=3rd|pages=[https://archive.org/details/oralmaxillofacia0000scul_r9t5/page/226 226]–234}}</ref> Secara umum, gejala yang terjadi meliputi sensasi prodromal seperti terbakar, gatal atau rasa menyengat yang mendahului, beberapa jam sebelum terjadinya luka, serta rasa nyeri yang sering tidak sesuai dengan tingkat ulserasi dan diperparah dengan kontak fisik, terutama dengan [[makanan]] dan [[minuman]] (misalnya, asam) tertentu. Nyeri terburuk terjadi sejak terjadinya seriawan, dan berangsur-angsur berkurang seiring dengan berlangsungnya proses penyembuhan.<ref name=Treister2010>{{cite book|last=Treister JM, Bruch NS|title=Clinical oral medicine and pathology|year=2010|publisher=Humana Press|location=New York|isbn=978-1-60327-519-4|pages=53–56}}</ref> Jika seriawan terjadi di daerah lidah, seriawan tersebut akan membuat berbicara serta mengunyah menjadi tidak nyaman, sementara seriawan yang terjadi di langit-langit mulut atau di kerongkongan dapat menyebapkan nyeri saat menelan.<ref name=Treister2010 />

== Penyebab ==
Penyebabnya seriawan tidak sepenuhnya jelas,<ref name = Scully2013 /> tetapi diperkirakan banyak faktor yang dapat menyebabkannya.<ref name=Brocklehurst2012>{{cite journal|author=Brocklehurst P, Tickle M, Glenny AM, Lewis MA, Pemberton MN, Taylor J, Walsh T, Riley P, Yates JM|title=Systemic interventions for recurrent aphthous stomatitis (mouth ulcers)|journal=Cochrane Database of Systematic Reviews|date=September 12, 2012| volume=9|pages=CD005411|doi=10.1002/14651858.CD005411.pub2|pmid=22972085|url=}}</ref> Diperkirakan seriawan tidak disebabkan oleh penyebab tunggal, melainkan beberapa kondisi yang memicu timbulnya seriawan.<ref name = Scully2013 /> Beberapa penelitian telah berusaha untuk mengidentifikasi organisme penyebab seriawan, tetapi tampaknya seriawan bukan penyakit menular <ref name = Scully2013 /> Kerusakan mukosa kemungkinan disebabkan sebagai hasil dari reaksi kekebalan mediator [[Sel T]] (T limfosit) yang melibatkan terbentuknya [[interleukin]] dan [[faktor nekrosis tumor-alfa]] (TNF-α) <ref name=Brocklehurst2012 /> [[Mastosit]] dan [[makrofaga]] juga terlibat, mensekresi TNF-α bersama dengan sel T.

== Kekebalan ==
Setidaknya 40% orang penderita seriawan memiliki riwayat keluarga yang juga penderita seriawan. Hal ini menunjukkan bahwa beberapa orang secara genetik memiliki kecenderungan untuk menderita seriawan.<ref name=Brocklehurst2012 /> [[HLA-B12]], [[HLA-B51]], [[HLA-Cw7]], [[HLA-A2]], [[HLA-A11]], dan [[HLA-DR2]] merupakan contoh jenis [[antigen leukosit manusia]] yang berhubungan dengan seriawan.<ref name=Scully2013 /><ref name=Neville2008>{{cite book|author=Neville BW, Damm DD, Allen CM, Bouquot JE|title=Oral & maxillofacial pathology|year=2008|publisher=W.B. Saunders|location=Philadelphia|isbn=978-1-4160-3435-3|pages=331–336|edition=3rd}}</ref> Namun, jenis HLA tersebut tidak secara konsisten terkait dengan kondisi tersebut, serta bervariasi tergantung pada etnis.<ref name=Preeti2011>{{cite journal|last=Preeti L, Magesh KT, Rajkumar K, Karthik R|title=Recurrent aphthous stomatitis|journal=Journal of Oral and Maxillofacial Pathology|date=January 1, 2011 |volume=15|issue=3|pages=252–6|doi=10.4103/0973-029X.86669|pmid=22144824}}</ref> Orang yang memiliki riwayat keluarga positif terhadap seriawan cenderung mengembangkan sistem kekebalan yang lebih baik sejak usia dini dibanding mereka yang tidak memiliki riwayat keluarga positif terhadap seriawan.<ref name=Preeti2011 />

[[Stres]] memiliki efek pada sistem kekebalan tubuh,<ref name=Swain2012>{{cite journal|date=September–December 2012|author=Swain N, Pathak J, Poonja LS, Penkar Y|title=Etiological Factors of Recurrent Aphthous Stomatitis: A Common Perplexity|journal=Journal of Contemporary Dentistry '''2''' (3): 96–100|url=http://www.jaypeejournals.com/eJournals/ShowText.aspx?ID=4017&Type=FREE&TYP=TOP&IN=_eJournals/images/JPLOGO.gif&IID=315&isPDF=YES|access-date=2021-03-07|archive-date=2016-03-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20160304052731/http://www.jaypeejournals.com/eJournals/ShowText.aspx?ID=4017&Type=FREE&TYP=TOP&IN=_eJournals%2Fimages%2FJPLOGO.gif&IID=315&isPDF=YES|dead-url=yes}}</ref> yang mungkin menjelaskan mengapa beberapa kasus seriawan berkorelasi langsung dengan kondisi stres. Sering dikatakan bahwa seriawan banyak timbul pada masa-masa ujian, serta berkurang pada saat musim liburan.<ref name=Scully2013 /><ref name=Neville2008 />

== Pengobatan ==
Pengobatan seriawan pada dasarnya ditujukan untuk mengurangi rasa sakit, antara lain:
# Anti inflamasi, seperti: Asam hyaluronat, [[kortikosteroid]], herbal dll
# [[Antibiotik]], seperti: Larutan tetrasiklin
# Covering Agent, seperti: Orabase & Plester Seriawan
# [[Antiseptik]], seperti: Chlorhexidine gluconate, dll

== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}
{{Authority control}}


{{penyakit-stub}}
[[Kategori:Penyakit]]
[[Kategori:Penyakit]]
[[Kategori:Gejala penyakit]]

[[Kategori:Patologi mulut]]
[[de:Aphthe]]
[[en:Aphthous ulcer]]
[[eo:Afto]]
[[es:Afta]]
[[fi:Afta]]
[[fr:Aphte]]
[[gl:Afta]]
[[he:אפתה]]
[[it:Afta]]
[[ja:口内炎]]
[[la:Ulcus Aphthous]]
[[nl:Afte]]
[[pl:Afta]]
[[pt:Afta]]
[[sq:Afta]]
[[sv:Afte]]
[[th:แผลร้อนใน]]
[[zh:口疮]]
[[zh-min-nan:Chhiūⁿ-iam-ke-lâ]]

Revisi terkini sejak 7 September 2024 02.22

Seriawan
Seriawan pada bibir bagian bawah.
Informasi umum
SpesialisasiGastroenterologi Sunting ini di Wikidata

Seriawan (disebut pula sariawan) atau stomatitis aftosa (stomatitis aphtosa)[1] adalah suatu kelainan pada selaput lendir mulut berupa luka pada mulut yang berbentuk bercak berwarna putih kekuningan dengan permukaan agak cekung. Munculnya Seriawan ini disertai rasa sakit yang tinggi.

Seriawan merupakan penyakit kelainan mulut yang paling sering ditemukan. Sekitar 10% dari populasi menderita dari penyakit ini, dan wanita lebih mudah terserang daripada pria.[2]

Ada beberapa faktor penyebab yang diduga menjadi penyebab munculnya seriawan, seperti luka tergigit, mengonsumsi makanan atau minuman panas, alergi, kekurangan vitamin C dan zat besi, kelainan pencernaan, kebersihan mulut tidak terjaga, faktor psikologi, dan kondisi tubuh yang tidak bugar.

Seriawan di tempat yang sama selama dua minggu hingga satu bulan dapat dijadikan indikasi adanya kanker rongga mulut.[3]

Stomatitis Aphtous/Ulcer bukan hanya disebabkan karena kekurangan Vitamin C, namun sebaliknya SA dikenal disebabkan oleh alergi citrus atau alergi makanan yang mengandung asam, kondisi imun yang lemah, obat-obatan tertentu, trauma fisik (ataupun penggunaan gigi palsu baru), dsb.

Penyakit kekurangan vitamin C sendiri adalah skorbut (scurvy) atau kegagalan proses sintesis kolagen yang ditandai dengan gusi mudah berdarah, pendarahan kulit (purpura) dsb.

Tanda dan gejala

[sunting | sunting sumber]

Penderita seriawan tidak menunjukkan gejala yang terdeteksi secara sistemik.[4] Secara umum, gejala yang terjadi meliputi sensasi prodromal seperti terbakar, gatal atau rasa menyengat yang mendahului, beberapa jam sebelum terjadinya luka, serta rasa nyeri yang sering tidak sesuai dengan tingkat ulserasi dan diperparah dengan kontak fisik, terutama dengan makanan dan minuman (misalnya, asam) tertentu. Nyeri terburuk terjadi sejak terjadinya seriawan, dan berangsur-angsur berkurang seiring dengan berlangsungnya proses penyembuhan.[5] Jika seriawan terjadi di daerah lidah, seriawan tersebut akan membuat berbicara serta mengunyah menjadi tidak nyaman, sementara seriawan yang terjadi di langit-langit mulut atau di kerongkongan dapat menyebapkan nyeri saat menelan.[5]

Penyebabnya seriawan tidak sepenuhnya jelas,[4] tetapi diperkirakan banyak faktor yang dapat menyebabkannya.[6] Diperkirakan seriawan tidak disebabkan oleh penyebab tunggal, melainkan beberapa kondisi yang memicu timbulnya seriawan.[4] Beberapa penelitian telah berusaha untuk mengidentifikasi organisme penyebab seriawan, tetapi tampaknya seriawan bukan penyakit menular [4] Kerusakan mukosa kemungkinan disebabkan sebagai hasil dari reaksi kekebalan mediator Sel T (T limfosit) yang melibatkan terbentuknya interleukin dan faktor nekrosis tumor-alfa (TNF-α) [6] Mastosit dan makrofaga juga terlibat, mensekresi TNF-α bersama dengan sel T.

Kekebalan

[sunting | sunting sumber]

Setidaknya 40% orang penderita seriawan memiliki riwayat keluarga yang juga penderita seriawan. Hal ini menunjukkan bahwa beberapa orang secara genetik memiliki kecenderungan untuk menderita seriawan.[6] HLA-B12, HLA-B51, HLA-Cw7, HLA-A2, HLA-A11, dan HLA-DR2 merupakan contoh jenis antigen leukosit manusia yang berhubungan dengan seriawan.[4][7] Namun, jenis HLA tersebut tidak secara konsisten terkait dengan kondisi tersebut, serta bervariasi tergantung pada etnis.[8] Orang yang memiliki riwayat keluarga positif terhadap seriawan cenderung mengembangkan sistem kekebalan yang lebih baik sejak usia dini dibanding mereka yang tidak memiliki riwayat keluarga positif terhadap seriawan.[8]

Stres memiliki efek pada sistem kekebalan tubuh,[9] yang mungkin menjelaskan mengapa beberapa kasus seriawan berkorelasi langsung dengan kondisi stres. Sering dikatakan bahwa seriawan banyak timbul pada masa-masa ujian, serta berkurang pada saat musim liburan.[4][7]

Pengobatan

[sunting | sunting sumber]

Pengobatan seriawan pada dasarnya ditujukan untuk mengurangi rasa sakit, antara lain:

  1. Anti inflamasi, seperti: Asam hyaluronat, kortikosteroid, herbal dll
  2. Antibiotik, seperti: Larutan tetrasiklin
  3. Covering Agent, seperti: Orabase & Plester Seriawan
  4. Antiseptik, seperti: Chlorhexidine gluconate, dll

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Seriawan". Republika Online. 20 Agustus 2002. 
  2. ^ (Inggris) Young, Stephen K. "Canker Sores & Cold Sores: What's the Difference". Continuing Education. University of Oklahoma College of Dentistry. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-05-31. 
  3. ^ "Waspadai Seriawan Berkelanjutan". Sinar Harapan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-09-27. 
  4. ^ a b c d e f Scully C (2013). Oral and maxillofacial medicine: the basis of diagnosis and treatment (edisi ke-3rd). Edinburgh: Churchill Livingstone. hlm. 226–234. ISBN 978-0-7020-4948-4. 
  5. ^ a b Treister JM, Bruch NS (2010). Clinical oral medicine and pathology. New York: Humana Press. hlm. 53–56. ISBN 978-1-60327-519-4. 
  6. ^ a b c Brocklehurst P, Tickle M, Glenny AM, Lewis MA, Pemberton MN, Taylor J, Walsh T, Riley P, Yates JM (September 12, 2012). "Systemic interventions for recurrent aphthous stomatitis (mouth ulcers)". Cochrane Database of Systematic Reviews. 9: CD005411. doi:10.1002/14651858.CD005411.pub2. PMID 22972085. 
  7. ^ a b Neville BW, Damm DD, Allen CM, Bouquot JE (2008). Oral & maxillofacial pathology (edisi ke-3rd). Philadelphia: W.B. Saunders. hlm. 331–336. ISBN 978-1-4160-3435-3. 
  8. ^ a b Preeti L, Magesh KT, Rajkumar K, Karthik R (January 1, 2011). "Recurrent aphthous stomatitis". Journal of Oral and Maxillofacial Pathology. 15 (3): 252–6. doi:10.4103/0973-029X.86669. PMID 22144824. 
  9. ^ Swain N, Pathak J, Poonja LS, Penkar Y (September–December 2012). "Etiological Factors of Recurrent Aphthous Stomatitis: A Common Perplexity". Journal of Contemporary Dentistry 2 (3): 96–100. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 2021-03-07.