Lompat ke isi

Sensibilitas: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
BP86Johanes (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi '{{inuseBP|BP86Johanes|27Juni2014|26Juni2014}} '''Sensibilitas''' berasal dari kata berbahasa Latin ''sensibile'' dengan akar kata ''sensus'' yang artinya pencera...'
Tag: BP2014
 
HsfBot (bicara | kontrib)
k +{{Authority control}}
 
(3 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
'''Sensibilitas''' berasal dari kata berbahasa [[Latin]] ''sensibile'' dengan akar kata ''sensus'' yang artinya [[pencerapan]] dengan [[indra]], [[rasa]], [[perasaan]] dan [[kesan]].<ref name="a">{{cite book|author=Lorens Bagus|title=Kamus Filsafat|publisher=Gramedia|place=Jakarta|year=1996|page=994-995}}</ref> Sensibilitas dapat diartikan dalam 4 pengertian.<ref name="a"/> Pertama, sensibilitas dalam bidang [[pengetahuan]] merupakan daya terima pencerapan atau [[sensasi]].<ref name="a"/> Penyebab dari daya terima ini adalah terjadinya pertemuan antara hal [[jasmani]] dan [[dunia]] yang dapat dipersepsi secara jasmani. Sensibilitas menangkap yang [[individual]] dan yang [[konkret]].<ref name="a"/> Kedua, menurut [[filsafat]] [[Immanuel Kant]], sensibilitas merupakan daya terima [[murni]] yang memungkinkan kita menghasilkan [[intuisi]] ketika berhadapan dengan objek tertentu.<ref name="a"/> Pemikiran dibangun di atas intuisi yang muncul. Ketiga, dalam bidang keinginan, sensibilitas menunjukkan fungsi spontan dorongan seseorang sejauh hal-hal ini mendahului petunjuk pribadi [[rohani]] yang sadar serta yang dikehendaki.<ref name="a"/> Kant menyebut sensibilitas dalam artian ini sebagai rintangan alamiah terhadap pelaksanaan kewajiban menjalankan [[hukum moral]].<ref name="a"/> Keempat, jika sensibilitas atau [[sensualitas]] digunakan dalam arti negatif dari segi [[etis]], ia menujukkan [[rangsangan]] [[indrawi]] atau pencarian [[kenikamatan]].<ref name="a"/>
{{inuseBP|BP86Johanes|27Juni2014|26Juni2014}}
'''Sensibilitas''' berasal dari kata berbahasa [[Latin]] ''sensibile'' dengan akar kata ''sensus'' yang artinya [[pencerapan]] dengan [[indra]], [[rasa]], [[perasaan]] dan [[kesan]].<ref name="a"> {{cite book|author=Lorens Bagus|title=Kamus Filsafat|publisher=Gramedia|place=Jakarta|year=1996|page=994-995}}</ref> Sensibilitas dapat diartikan dalam 4 pengertian. Pertama, sensibilitas dalam bidang [[pengetahuan]] merupakan daya terima pencerapan atau [[sensasi]]. Penyebab dari daya terima ini adalah terjadinya pertemuan antara hal [[jasmani]] dan [[dunia]] yang dapat dipersepsi secara jasmani. Sensibilitas menangkap yang [[individual]] dan yang [[konkret]]. Kedua, menurut [[filsafat]] [[Immanuel Kant]], sensibilitas merupakan daya terima [[murni]] yang memungkinkan kita menghasilkan [[intuisi]] ketika berhadapan dengan obyek tertentu. Pemikiran dibangun di atas intuisi yang muncul. Ketiga, dalam bidang keinginan, sensibilitas menunjukkan fungsi spontan dorongan seseorang sejauh hal-hal ini mendahului petunjuk pribadi [[rohani]] yang sadar serta yang dikehendaki. Kant menyebut sensibilitas dalam artian ini sebagai rintangan alamiah terhadap pelaksanaan kewajiban menjalankan [[hukum moral]]. Keempat, jika sensibilitas atau [[sensualitas]] digunakan dalam arti negatif dari segi [[etis]], ia menujukkan [[rangsangan]] [[indrawi]] atau pencarian [[kenikamatan]].


==Rujukan==
== Rujukan ==


{{reflist}}
{{reflist}}


{{Authority control}}
[[kategori: Filsafat]]

[[Kategori:Filsafat]]

Revisi terkini sejak 5 Juli 2021 08.25

Sensibilitas berasal dari kata berbahasa Latin sensibile dengan akar kata sensus yang artinya pencerapan dengan indra, rasa, perasaan dan kesan.[1] Sensibilitas dapat diartikan dalam 4 pengertian.[1] Pertama, sensibilitas dalam bidang pengetahuan merupakan daya terima pencerapan atau sensasi.[1] Penyebab dari daya terima ini adalah terjadinya pertemuan antara hal jasmani dan dunia yang dapat dipersepsi secara jasmani. Sensibilitas menangkap yang individual dan yang konkret.[1] Kedua, menurut filsafat Immanuel Kant, sensibilitas merupakan daya terima murni yang memungkinkan kita menghasilkan intuisi ketika berhadapan dengan objek tertentu.[1] Pemikiran dibangun di atas intuisi yang muncul. Ketiga, dalam bidang keinginan, sensibilitas menunjukkan fungsi spontan dorongan seseorang sejauh hal-hal ini mendahului petunjuk pribadi rohani yang sadar serta yang dikehendaki.[1] Kant menyebut sensibilitas dalam artian ini sebagai rintangan alamiah terhadap pelaksanaan kewajiban menjalankan hukum moral.[1] Keempat, jika sensibilitas atau sensualitas digunakan dalam arti negatif dari segi etis, ia menujukkan rangsangan indrawi atau pencarian kenikamatan.[1]

  1. ^ a b c d e f g h Lorens Bagus (1996). Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia. hlm. 994-995.