Lompat ke isi

Kritik sastra: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Namun demikian +Namun)
k Dikembalikan ke revisi 24489109 oleh InternetArchiveBot (bicara)(Tw)
Tag: Pembatalan
 
(39 revisi perantara oleh 23 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Sastra}}
'''Kritik sastra''' adalah salah satu cabang [[ilmu sastra]] untuk [[hakim|menghakimi]] suatu [[karya sastra]].<ref name="rahmat"> {{cite book|title=Prinsip-prinsip Kritik Sastra|author=Rachmat Djoko Pradopo|page=10,11,14-15|year=1997|publisher=Gadjah Mada University Press|location=Yogyakarta|ISBN=979-420-298-3}}</ref> Kritik sastra mencakup penilaian guna memberi keputusan bermutu tidaknya suatu karya sastra.<ref name="rahmat"/> Kritik sastra biasanya dihasilkan oleh [[kritikus]] sastra. <ref name="rahmat"/> Penting bagi seorang kritikus sastra untuk memiliki wawasan mengenai ilmu-ilmu lain yang berkaitan dengan karya sastra, [[sejarah]], [[biografi]], penciptaan karya sastra, latar belakang karya sastra, dan ilmu lain yang terkait.<ref name="rahmat"/> Kritik sastra memungkinkan suatu karya dapat di[[analisis]], di[[klasifikasi]] dan akhirnya dinilai <ref name="rahmat"/> Seorang kritikus sastra mengurai pemikiran, paham-paham, [[filsafat]], pandangan hidup yang terdapat dalam suatu karya sastra. <ref name="rahmat"/> Sebuah kritik sastra yang baik harus menyertakan alasan-alasan dan bukti-bukti baik langsung maupun tidak langsung dalam penilaiannya. <ref name="rahmat"/>
'''Kritik sastra''' adalah salah satu cabang [[ilmu sastra]] untuk [[hakim|menghakimi]] suatu [[karya sastra]].<ref name="rahmat">{{cite book|title=Prinsip-prinsip Kritik Sastra|author=Rachmat Djoko Pradopo|page=10,11,14-15|year=1997|publisher=Gadjah Mada University Press|location=Yogyakarta|ISBN=979-420-298-3}}</ref> Selain menghakimi karya sastra, kritik sastra juga memiliki fungsi untuk mengkaji dan menafsirkan karya sastra secara lebih luas.<ref>{{cite book |last=Abrams |first=M.H. |title=The mirror and the lamp: romantic theory and the critical tradition |date=1971-09-15 |url=https://archive.org/details/mirrorlampromant00abra_0|location=London |publisher=Oxford University Press |page= |isbn= |author-link= }}</ref> Kritik sastra biasanya dihasilkan oleh [[kritikus]] sastra.<ref name="rahmat"/> Penting bagi seorang kritikus sastra untuk memiliki wawasan mengenai ilmu-ilmu lain yang berkaitan dengan karya sastra, [[sejarah]], [[biografi]], penciptaan karya sastra, latar belakang karya sastra, dan ilmu lain yang terkait.<ref name="rahmat"/> Kritik sastra memungkinkan suatu karya dapat di[[analisis]], di[[klasifikasi]] dan akhirnya dinilai <ref name="rahmat"/> Seorang kritikus sastra mengurai pemikiran, paham-paham, [[filsafat]], pandangan hidup yang terdapat dalam suatu karya sastra.<ref name="rahmat"/> Sebuah kritik sastra yang baik harus menyertakan alasan-alasan dan bukti-bukti baik langsung maupun tidak langsung dalam penilaiannya.<ref name="rahmat"/>


==Sejarah==
== Sejarah ==
[[Berkas:Aristophanes - Project Gutenberg eText 12788.png|thumb|150 px|Aristophanes menjadi salah satu kritikus sastra paling awal]]
[[Berkas:Aristophanes - Project Gutenberg eText 12788.png|jmpl|150 px|Aristophanes menjadi salah satu kritikus sastra paling awal]]
Kritik berasal dari kata ''κριτεσ''-''krites'' ([[Yunani]]) yang artinya hakim.<ref name="andre"> {{cite book|title=Kritik Sastra, Sebuah Pengantar|author=Andre Hardjana|publisher=Gramedia|year=1981|location=Jakarta|page=1-6|}} </ref> Kata ini berasal dari kata kerja ''κρίνειν''-''krinein'' yang berarti menghakimi.<ref name="andre"/> Selanjutnya muncul kata ''κρητικος''-''kritikos'' yang artinya hakim karya sastra.<ref name="andre"/>
Kritik berasal dari kata ''κριτεσ''-''krites'' ([[Yunani]]) yang artinya hakim.<ref name="andre">{{cite book|title=Kritik Sastra, Sebuah Pengantar|author=Andre Hardjana|publisher=Gramedia|year=1981|location=Jakarta|page=1-6|}}</ref> Kata ini berasal dari kata kerja ''κρίνειν''-''krinein'' yang berarti menghakimi.<ref name="andre"/> Selanjutnya muncul kata ''κρητικος''-''kritikos'' yang artinya hakim karya sastra.<ref name="andre"/>


===Kritik Sastra Awal===
=== Kritik Sastra Awal ===
Kegiatan kritik sastra pertama kali di dunia dilakukan dua orang Yunani, yaitu [[Xenophanes]] dan [[Heraclitus]] sekitar tahun 500 SM. <ref name="andre"/> Xenophanes dan Heraclitus mengecam keras seorang pujangga besar bernama [[Homerus]] yang sering bercerita tentang hal-hal yang tidak senonoh tentang [[dewa]]-[[dewi]].<ref name="andre"/> Hal inilah yang mengawali pemikiran [[Plato]] tentang "pertentangan purba antara [[puisi]] dan filsafat.<ref name="andre"/> Pada tahun 405 SM [[Aristophanes]] secara lebih tebuka mengkritik [[Euripides]] yang begitu menjunjung nilai [[seni]] tanpa memperhatikan nilai sosial.<ref name="andre"/> [[Aristoteles]] kemudian menulis buku mengenai kritik sastra yang mulai menemukan bentuk yang berjudul ''[[Poetica]]''. <ref name="andre"/> Pada masa ini Plato memunculkan tiga poin penting mengenai baiknya suatu karya sastra : memberikan ajaran [[moral]] yang lebih tinggi; memberikan [[nikmat|kenikmatan]]; dan memberikan ketepatan dalam bentuk pengungkapannya.<ref name="andre"/>
Kegiatan kritik sastra pertama kali di dunia dilakukan dua orang Yunani, yaitu [[Xenophanes]] dan [[Heraclitus]] sekitar tahun 500 SM.<ref name="andre"/> Xenophanes dan Heraclitus mengecam keras seorang pujangga besar bernama [[Homerus]] yang sering bercerita tentang hal-hal yang tidak senonoh tentang [[dewa]]-[[dewi]].<ref name="andre"/> Hal inilah yang mengawali pemikiran [[Plato]] tentang "pertentangan purba antara [[puisi]] dan filsafat.<ref name="andre"/> Pada tahun 405 SM [[Aristophanes]] secara lebih tebuka mengkritik [[Euripides]] yang begitu menjunjung nilai [[seni]] tanpa memperhatikan nilai sosial.<ref name="andre"/> [[Aristoteles]] kemudian menulis buku mengenai kritik sastra yang mulai menemukan bentuk yang berjudul ''[[Poetica]]''.<ref name="andre"/> Pada masa ini Plato memunculkan tiga poin penting mengenai baiknya suatu karya sastra: memberikan ajaran [[moral]] yang lebih tinggi; memberikan [[nikmat|kenikmatan]]; dan memberikan ketepatan dalam bentuk pengungkapannya.<ref name="andre"/>


===Kritik Sastra ''Renaissance''===
=== Kritik Sastra ''Renaissance'' ===
[[Berkas:Julius Caesar Scaliger - Imagines philologorum.jpg|thumb|left|100px|Julius Caesar Scaliger penulis ''Poetica'' zaman ''Renaissance'' ]]
[[Berkas:Julius Caesar Scaliger - Imagines philologorum.jpg|jmpl|kiri|100px|Julius Caesar Scaliger penulis ''Poetica'' zaman ''Renaissance'']]
Pada abad pertengahan istilah kritik hilang sama sekali.<ref name="andre"/> Barulah [[Polizianus]] pada tahun 1492 menggunakan istilah ''criticus'' dan ''grammaticus'' tanpa pembedaan. <ref name="andre"/> ''Grammaticus'' artinya adalah ahli pikir sama dengan ''philosophicus''.<ref name="andre"/> Dengan demikian terjadi persamaan arti antara ''criticus'', ''grammaticus'', dan ''philosophicus'' yang kesemuanya ditujukan bagi orang-orang yang mempelajari sastra [[pustaka]] lama.<ref name="andre"/> [[Kaspar Schopp]] (1576-1649) mengatakan tujuan para kritikus adalah menganalisa kesalahan dan cacat demi perbaikan naskah-naskah karya [[pujangga]] kuno baik dalam bahasa Yunani maupun Latin.<ref name="andre"/> Sementara itu, [[Erasmus]] menggunakan istilah seni kritik (''ars critica'').<ref name="andre"/> Buku yang dipandang menjadi sumber pengertian kritik modern adalah ''Criticus'' karya [[Julius Caesar Scaliger]] (1484-1558). <ref name="andre"/> Buku ini adalah jilid ke-6 dari rangkaian bukunya berjudul ''Poetica''.<ref name="andre"/> Scaliger melakukan analisa dan perbandingan antara pujangga-pujangga Yunani dan Latin.<ref name="andre"/> Dengan munculnya teori kritik modern disertai perkembangannya, para penyair mulai merasa terganggu karena kegiatan kreatif mereka terganggu.<ref name="andre"/>
Pada abad pertengahan istilah kritik hilang sama sekali.<ref name="andre"/> Barulah [[Polizianus]] pada tahun 1492 menggunakan istilah ''criticus'' dan ''grammaticus'' tanpa pembedaan.<ref name="andre"/> ''Grammaticus'' artinya adalah ahli pikir sama dengan ''philosophicus''.<ref name="andre"/> Dengan demikian terjadi persamaan arti antara ''criticus'', ''grammaticus'', dan ''philosophicus'' yang kesemuanya ditujukan bagi orang-orang yang mempelajari sastra [[pustaka]] lama.<ref name="andre"/> [[Kaspar Schopp]] (1576-1649) mengatakan tujuan para kritikus adalah menganalisis kesalahan dan cacat demi perbaikan naskah-naskah karya [[pujangga]] kuno baik dalam bahasa Yunani maupun Latin.<ref name="andre"/> Sementara itu, [[Erasmus]] menggunakan istilah seni kritik (''ars critica'').<ref name="andre"/> Buku yang dipandang menjadi sumber pengertian kritik modern adalah ''Criticus'' karya [[Julius Caesar Scaliger]] (1484-1558).<ref name="andre"/> Buku ini adalah jilid ke-6 dari rangkaian bukunya berjudul ''Poetica''.<ref name="andre"/> Scaliger melakukan analisis dan perbandingan antara pujangga-pujangga Yunani dan Latin.<ref name="andre"/> Dengan munculnya teori kritik modern disertai perkembangannya, para penyair mulai merasa terganggu karena kegiatan kreatif mereka terganggu.<ref name="andre"/>


===Kritik Sastra di Inggris===
=== Kritik Sastra di Inggris ===
Di Inggris sampai abad-15 pada zaman pemerintahan [[Ratu Elizabeth]] istilah kritik sastra sama sekali belum dikenal.<ref name="andre"/> [[Francis Bacon]] dengan bukunya ''[["Advancement of Learning"]]'' adalah orang pertama yang kemungkinan besar menggunakan istilah kritik dalam [[Sastra Inggris]] pada tahun 1605.<ref name="andre"/> Tahun 1607 [[Ben Johnson]] menggunakan ungkapan "kritikus terpelajar dan berhati besar", yang tugasnya secara jujur menentukan nilai karya sastra dan pengarangnya.<ref name="andre"/> Akan tetapi sampai tahun 1670-an belum muncul banyak kritikus-kritikus di Inggris.<ref name="andre"/> Pada abad-17 istilah ''critic'' dipakai untuk menunjuk kritikus sastra maupun kritik itu sendiri.<ref name="andre"/> Kemudian muncul [[Samuel Johnson]] yang menggunakan istilah ''critick'' untuk kritikus dan ''critic'' untuk kritik sastra, yang kemudian menjadi ''criticism''.<ref name="andre"/> Awal abad-18 menjadi saat meluasnya ''criticism'' atau kritik sastra.<ref name="andre"/> Era ini ditandai dengan kemunculan buku-buku seperti ''[["The Grounds of Criticm Poetry"]]'', ''[["Essay on Criticism"]]'' juga ''[["The Art of Criticism"]]''.<ref name="andre"/>
Di Inggris sampai abad-15 pada zaman pemerintahan [[Ratu Elizabeth]] istilah kritik sastra sama sekali belum dikenal.<ref name="andre"/> [[Francis Bacon]] dengan bukunya ''[["Advancement of Learning"]]'' adalah orang pertama yang kemungkinan besar menggunakan istilah kritik dalam [[Sastra Inggris]] pada tahun 1605.<ref name="andre"/> Tahun 1607 [[Ben Johnson]] menggunakan ungkapan "kritikus terpelajar dan berhati besar", yang tugasnya secara jujur menentukan nilai karya sastra dan pengarangnya.<ref name="andre"/> Akan tetapi sampai tahun 1670-an belum muncul banyak kritikus-kritikus di Inggris.<ref name="andre"/> Pada abad-17 istilah ''critic'' dipakai untuk menunjuk kritikus sastra maupun kritik itu sendiri.<ref name="andre"/> Kemudian muncul [[Samuel Johnson]] yang menggunakan istilah ''critick'' untuk kritikus dan ''critic'' untuk kritik sastra, yang kemudian menjadi ''criticism''.<ref name="andre"/> Awal abad-18 menjadi saat meluasnya ''criticism'' atau kritik sastra.<ref name="andre"/> Era ini ditandai dengan kemunculan buku-buku seperti ''[["The Grounds of Criticm Poetry"]]'', ''[["Essay on Criticism"]]'' juga ''[["The Art of Criticism"]]''.<ref name="andre"/>


===Kritik Sastra di Indonesia===
=== Kritik Sastra di Indonesia ===
Kritik sastra, dari segi pengertian dan istilah bukan merupakan tradisi asli masyarakat Indonesia.<ref name="andre"/> Istilah dan pengertian kritik sastra baru muncul ketika para sastrawan Indonesia mendapat pendidikan dengan sistem Eropa pada awal abad ke-20.<ref name="andre"/> Sebelum itu, penilaian karya-karya sastra dalam bahasa daerah didasarkan pada kepercayaan, agama, dan mistik.<ref name="andre"/> Kapan pertama kali kritik sastra dipergunakan di Indonesia tidak dapat diketahui dengan pasti.<ref name="andre"/> Namun, kritik sastra mulai mendapat perhatian di Indonesia setelah terbitnya kumpulan karangan "''Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Essay''" karya [[H.B. Jassin]].<ref name="andre"/>
Kritik sastra, dari segi pengertian dan istilah bukan merupakan tradisi asli masyarakat Indonesia.<ref name="andre"/> Istilah dan pengertian kritik sastra baru muncul ketika para sastrawan Indonesia mendapat pendidikan dengan sistem Eropa pada awal abad ke-20.<ref name="andre"/> Sebelum itu, penilaian karya-karya sastra dalam bahasa daerah didasarkan pada kepercayaan, agama, dan mistik.<ref name="andre"/> Kapan pertama kali kritik sastra dipergunakan di Indonesia tidak dapat diketahui dengan pasti.<ref name="andre"/> Namun, kritik sastra mulai mendapat perhatian di Indonesia setelah terbitnya kumpulan karangan "''Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Essay''" karya [[H.B. Jassin]].<ref name="andre"/>


==Aspek-aspek dalam Kritik Sastra==
== Aspek-aspek dalam Kritik Sastra ==
===Fungsi Kritik Sastra===
=== Fungsi Kritik Sastra ===
Kritik sastra merupakan studi sastra yang secara langsung berhadapan dengan karya sastra dengan fokus utama penilaian.<ref name="pradopo"> {{cite book|title=Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya| author=Rachmat Djoko Pradopo|year=1995|publisher=Pustaka Pelajar|page=93|location=Yogyakarta|ISBN=979-8581-15-6}} </ref> Sementara fungsi kritik sastra adalah :<ref name="pradopo"/>
Kritik sastra merupakan studi sastra yang secara langsung berhadapan dengan karya sastra dengan fokus utama penilaian.<ref name="pradopo">{{cite book|title=Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya|author=Rachmat Djoko Pradopo|year=1995|publisher=Pustaka Pelajar|page=93|location=Yogyakarta|ISBN=979-8581-15-6}}</ref> Sementara fungsi kritik sastra adalah:<ref name="pradopo"/>
#Mengembangkan ilmu sastra sendiri.<ref name="pradopo"/> Kritik sastra dapat mengembangkan teori sastra dan sejarah sastra.<ref name="pradopo"/>
# Mengembangkan ilmu sastra sendiri.<ref name="pradopo"/> Kritik sastra dapat mengembangkan teori sastra dan sejarah sastra.<ref name="pradopo"/>
#Mengembangkan kesusastraan.<ref name="pradopo"/> Kritik sastra mengembangkan kesusastraan suatu bangsa dengan penilaiannya.<ref name="pradopo"/>
# Mengembangkan kesusastraan.<ref name="pradopo"/> Kritik sastra mengembangkan kesusastraan suatu bangsa dengan penilaiannya.<ref name="pradopo"/>
#Memberikan masukan terhadap masyarakat umum.<ref name="pradopo"/> Hasil analisis kritik sastra dapat membantu masyarakat dalam memahami dan mengapresiasi suatu karya sastra.<ref name="pradopo"/>
# Memberikan masukan terhadap masyarakat umum.<ref name="pradopo"/> Hasil analisis kritik sastra dapat membantu masyarakat dalam memahami dan mengapresiasi suatu karya sastra.<ref name="pradopo"/>
===Teori Pendekatan dalam Kritik Sastra===
=== Teori Pendekatan dalam Kritik Sastra ===
Beberapa pendekatan yang ada dalam kritik sastra adalah : <ref name="barry"> {{cite book|author=Peter Batty|title=Beginning Theory|year=2010|publisher=Jalasutra|location=Yogyakarta|ISBN=978-602-8252-31-7}} </ref> <ref name="raman"> {{cite book|title=Panduan Pembaca Teori Sastra Masa Kini|author=Raman Selden|publisher=Gajah Mada University Press|year=1985|page=53-159|ISBN=979-420-207-X|location=Yogyakarta}} </ref>
Beberapa pendekatan yang ada dalam kritik sastra adalah:<ref name="barry">{{cite book|author=Peter Batty|title=Beginning Theory|year=2010|publisher=Jalasutra|location=Yogyakarta|ISBN=978-602-8252-31-7}}</ref><ref name="raman">{{cite book|title=Panduan Pembaca Teori Sastra Masa Kini|author=Raman Selden|publisher=Gajah Mada University Press|year=1985|page=53-159|ISBN=979-420-207-X|location=Yogyakarta}}</ref>
*Pendekatan [[Strukturalisme|Stukturalis]], tokoh-tokohnya : [[Ferdinand de Saussure]], [[Levi Strauss]], [[Jonathan Culler]].<ref name="raman"/>
* Pendekatan [[Strukturalisme|Stukturalis]], tokoh-tokohnya: [[Ferdinand de Saussure]], [[Levi Strauss]], [[Jonathan Culler]].<ref name="raman"/>
*Pendekatan [[Paststuktulalisme|Post-strukturalis]], tokoh-tokohnya : [[Roland Barthes]], [[Jaques Lacan]], [[Jaques Derrida]].<ref name="raman"/>
* Pendekatan [[Poststrukturalisme|Poststrukturalis]], tokoh-tokohnya: [[Roland Barthes]], [[Jacques Lacan]], [[Derrida|Jacques Derrida]].<ref name="raman"/>
* Pendekatan [[Marxisme]], tokoh-tokohnya: [[Karl Marx]], [[Louis Althusser]], [[Georg Lukács|György Lukács]], [[Walter Benjamin]], [[Leon Trotsky]], [[Theodor Adorno|Theodor W. Adorno]], [[Terry Eagleton]], [[Fredric Jameson|Frederic Jameson]], [[Jürgen Habermas]].<ref>{{Cite web|url=https://owl.english.purdue.edu/owl/resource/722/05/|title=Purdue OWL: Literary Theory and Schools of Criticism|website=owl.english.purdue.edu|language=en|access-date=2018-04-15}}</ref>
*Pendekatan [[Feminis]], tokoh-tokohnya :[[Simeone de Beauvoir]], [[Michele Barrett]], [[Kate Milett]].<ref name="raman"/>
* Pendekatan [[Feminis]], tokoh-tokohnya:[[Simone de Beauvoir]], [[Michele Barrett]], [[Kate Milett]].<ref name="raman"/>


===Jenis-jenis Kritik Sastra===
=== Jenis-jenis Kritik Sastra ===
Berdasarkan pendekatannya terhadap karya sastra, jenis kritik sastra dapat dibedakan menjadi : <ref name="atar"> {{cite book|title=Kritik Sastra|author=Atar Semi|publisher=Angkasa|year=1989|page=11-14|location=Bandung|ISBN=979-404-457-1}} </ref>
Berdasarkan pendekatannya terhadap karya sastra, jenis kritik sastra dapat dibedakan menjadi:<ref name="atar">{{cite book|title=Kritik Sastra|author=Atar Semi|publisher=Angkasa|year=1989|page=11-14|location=Bandung|ISBN=979-404-457-1}}</ref>
*Kritik Mimetik
* Kritik Mimetik
Kritik ini bertolak pada pandangan bahwa suatu karya sastra adalah gambaran atau rekaan dari dunia dan kehidupan manusia.<ref name="atar"/>
Kritik ini bertolak pada pandangan bahwa suatu karya sastra adalah gambaran atau rekaan dari dunia dan kehidupan manusia.<ref name="atar"/>
*Kritik Pragmatik
* Kritik Pragmatik
Kritik ini melihat kegunaan suatu karya sastra.<ref name="atar"/>Kegunaan ini dilihat dari segi hiburan, estetika, pendidikan, dan hal lainnya.<ref name="atar"/>
Kritik ini melihat kegunaan suatu karya sastra.<ref name="atar"/> Kegunaan ini dilihat dari segi hiburan, estetika, pendidikan, dan hal lainnya.<ref name="atar"/>
*Kritik Ekspresif
* Kritik Ekspresif
Kritik yang menekankan analisis pada kemampuan pengarang dalam mengekspresikan atau menuangkan idenya dalam wujud sastra.<ref name="atar"/> Biasanya pendekatan ini untuk mengkaji [[puisi]].<ref name="atar"/>
Kritik yang menekankan analisis pada kemampuan pengarang dalam mengekspresikan atau menuangkan idenya dalam wujud sastra.<ref name="atar"/> Biasanya pendekatan ini untuk mengkaji [[puisi]].<ref name="atar"/>
*Kritik Objektif
* Kritik Objektif
Pendekatan ini melihat karya sastra sebagai karya yang berdiri sendiri.<ref name="atar"/> Karya sastra adalah objek yang mandiri dan memiliki dunianya sendiri.<ref name="atar"/>
Pendekatan ini melihat karya sastra sebagai karya yang berdiri sendiri.<ref name="atar"/> Karya sastra adalah objek yang mandiri dan memiliki dunianya sendiri.<ref name="atar"/>


==Kritik Sastra dan Sejarah Sastra==
== Kritik Sastra dan Sejarah Sastra ==
Kritik sastra dan [[sejarah sastra]] memiliki hubungan yang erat, maka tidak ada kritik sastra tanpa sejarah sastra. <ref name="rene"> {{cite book|title=Teori Kesusastraan|author=Rene Wellek dan Austin Warren|publisher=Gramedia Pustaka Utama|year=2013|location=Jakarta|ISBN=978-602-03-0126-6|page=36-41}} </ref> Akan tetapi, keduanya memiliki wilayahnya sendiri dalam dunia sastra dan memiliki perbedaan.<ref name="rene"/> Sejarah sastra akan menjelaskan "A" berasal dari "B", sementara kritik sastra menilai "A" lebih baik dari "B".<ref name="rene"/> Sejarah sastra berdasarkan pembuktian data-data [[historis]], sementara kritik sastra berdasarkan pada pendapat dan keyakinan seorang kritikus sastra.<ref name="rene"/> Kaitan yang pasti antara sejarah sastra dan kritik sastra adalah kritik sastra yang baik akan menganalisa suatu karya sastra dengan melibatkan pemikiran dan sikap orang-orang dalam suatu zaman lahirnya sebuah karya sastra.<ref name="rene"/> Hal ini penting karena setiap [[periode sastra]] memiliki konsep dan pemikiran yang berbeda-beda.<ref name="rene"/> Sementara itu, tidak ada sejarah sastra yang ditulis tanpa dasar penilaian dan [[seleksi]] yang menjadi ciri khas kritik sastra.<ref name="rene"/> Sejarah sastra berperan menghasilkan kritik sastra yang melampaui penilaian atas dasar suka atau tidak suka.<ref name="rene"/> Kritikus sastra yang sadar akan sejarah sastra mempunyai kemampuan untuk membedakan asli atau tidaknya sebuah karya sastra yang sedang dihadapi. <ref name="rene"/>
Kritik sastra dan [[sejarah sastra]] memiliki hubungan yang erat, maka tidak ada kritik sastra tanpa sejarah sastra.<ref name="rene">{{cite book|title=Teori Kesusastraan|author=Rene Wellek dan Austin Warren|publisher=Gramedia Pustaka Utama|year=2013|location=Jakarta|ISBN=978-602-03-0126-6|page=36-41}}</ref> Akan tetapi, keduanya memiliki wilayahnya sendiri dalam dunia sastra dan memiliki perbedaan.<ref name="rene"/> Sejarah sastra akan menjelaskan "A" berasal dari "B", sementara kritik sastra menilai "A" lebih baik dari "B".<ref name="rene"/> Sejarah sastra berdasarkan pembuktian data-data [[historis]], sementara kritik sastra berdasarkan pada pendapat dan keyakinan seorang kritikus sastra.<ref name="rene"/> Kaitan yang pasti antara sejarah sastra dan kritik sastra adalah kritik sastra yang baik akan menganalisis suatu karya sastra dengan melibatkan pemikiran dan sikap orang-orang dalam suatu zaman lahirnya sebuah karya sastra.<ref name="rene"/> Hal ini penting karena setiap [[periode sastra]] memiliki konsep dan pemikiran yang berbeda-beda.<ref name="rene"/> Sementara itu, tidak ada sejarah sastra yang ditulis tanpa dasar penilaian dan [[seleksi]] yang menjadi ciri khas kritik sastra.<ref name="rene"/> Sejarah sastra berperan menghasilkan kritik sastra yang melampaui penilaian atas dasar suka atau tidak suka.<ref name="rene"/> Kritikus sastra yang sadar akan sejarah sastra mempunyai kemampuan untuk membedakan asli atau tidaknya sebuah karya sastra yang sedang dihadapi.<ref name="rene"/>
==Perkembangan Kritik Sastra di Indonesia==
== Perkembangan Kritik Sastra di Indonesia ==
[[Berkas:Hb jassin.jpg|thumb|left|150px|H.B. Jassin, pelopor kritik sastra di Indonesia ]]
[[Berkas:Hb jassin.jpg|jmpl|kiri|150px|H.B. Jassin, pelopor kritik sastra di Indonesia]]


Ada beberapa istilah kritik sastra yang muncul di Indonesia dalam perkembangannya, yaitu kritik sastra [[impresionistis]], [[akademis]], dan [[sekretaris]]. <ref name="hb"> {{cite book|title=Sastra Indonesia sebagai Warga Sastra Dunia|author=H.B. Jassin|year=1983|location=Jakarta|publisher=Gramedia|page=30-31}} </ref> Ketiga istilah tersebut muncul sebelum perang hingga tahun 1950-an.<ref name="hb"/> Kritik sastra impresionistis tidak didasari pengetahuan ilmiah dan hadir sebagai pengetahuan elementer untuk pengajaran di sekolah menengah.<ref name="hb"/> Barulah muncul kritik sastra akademis pada tahun 1950-an yang dimulai oleh para kritikus kompeten secara ilmiah dari Universitas Indonesia.<ref name="hb"/> Pada tahun 1960-an muncul aliran kritik baru yang dipelopori oleh kalangan seniman dan pengarang sendiri.<ref name="hb"/> Aliran ini memnggunakan pendekatan bercirikan pandangan yang sangat subjektif menurut kritik dari pengarang sendiri.<ref name="hb"/> Hal ini berbeda dengan aliran sebelumnya yang menggunakan pendekatan akademis yang kritis analitis maupun strukturalis.<ref name="hb"/> Aliran baru ini menggunakan pendekatan yang disebut ''Ganzeith-approach''.<ref name="hb"/> Seiring perkembangannya beberapa aliran kritik ini menuai banyak perdebatan mengenai kelebihan dan kekurangan yang sulit menemukan penyelesaian.<ref name="hb"/> Setiap aliran memiliki ciri khas masing-masing untuk melakukan pendekatan.<ref name="hb"/>
Ada beberapa istilah kritik sastra yang muncul di Indonesia dalam perkembangannya, yaitu kritik sastra [[impresionistis]], [[akademis]], dan [[sekretaris]].<ref name="hb">{{cite book|title=Sastra Indonesia sebagai Warga Sastra Dunia|author=H.B. Jassin|year=1983|location=Jakarta|publisher=Gramedia|page=30-31}}</ref> Ketiga istilah tersebut muncul sebelum perang hingga tahun 1950-an.<ref name="hb"/> Kritik sastra impresionistis tidak didasari pengetahuan ilmiah dan hadir sebagai pengetahuan elementer untuk pengajaran di sekolah menengah.<ref name="hb"/> Barulah muncul kritik sastra akademis pada tahun 1950-an yang dimulai oleh para kritikus kompeten secara ilmiah dari Universitas Indonesia.<ref name="hb"/> Pada tahun 1960-an muncul aliran kritik baru yang dipelopori oleh kalangan seniman dan pengarang sendiri.<ref name="hb"/> Aliran ini memnggunakan pendekatan bercirikan pandangan yang sangat subjektif menurut kritik dari pengarang sendiri.<ref name="hb"/> Hal ini berbeda dengan aliran sebelumnya yang menggunakan pendekatan akademis yang kritis analitis maupun strukturalis.<ref name="hb"/> Aliran baru ini menggunakan pendekatan yang disebut ''Ganzeith-approach''.<ref name="hb"/> Seiring perkembangannya beberapa aliran kritik ini menuai banyak perdebatan mengenai kelebihan dan kekurangan yang sulit menemukan penyelesaian.<ref name="hb"/> Setiap aliran memiliki ciri khas masing-masing untuk melakukan pendekatan.<ref name="hb"/>


===Tokoh-tokoh Kritik Sastra di Indonesia===
=== Tokoh-tokoh Kritik Sastra di Indonesia ===
Tokoh-tokoh kritik sastra di Indonesia dalam perkembangannya adalah:<ref name="atar"/>
[[George Lucas|Tokoh]]-tokoh kritik sastra di Indonesia dalam perkembangannya adalah:<ref name="atar"/>
* [[A. Teeuw]]
* [[A. Teeuw]]
* [[H.B. Jassin]]
* [[H.B. Jassin]]
Baris 57: Baris 59:
* [[Sitor Situmorang]]
* [[Sitor Situmorang]]


===Kritik Sastra di Media Massa===
=== Media massa ===
Majalah yang memuat kritik sastra di Indonesia : <ref name="atar"/>
Majalah yang memuat kritik sastra di Indonesia:<ref name="atar"/>
* [[Mimbar Indonesia]]
* [[Mimbar Indonesia]]
* [[Siasat]]
* [[Siasat]]
Baris 64: Baris 66:
* [[Horison]]
* [[Horison]]


Surat kabar yang memuat kritik sastra di Indonesia :<ref name="atar"/>
Surat kabar yang memuat kritik sastra di Indonesia:<ref name="atar"/>
* [[Sinar Harapan]]
* [[Sinar Harapan]]
* [[Kompas]]
* [[Kompas]]
Baris 70: Baris 72:
* [[Merdeka]]
* [[Merdeka]]


==Rujukan==
== Lihat juga ==
* [[Resepsi sastra]]

== Rujukan ==
{{reflist}}
{{reflist}}

{{Authority control}}


[[Kategori:Sastra]]
[[Kategori:Sastra]]

Revisi terkini sejak 13 Desember 2023 11.35

Kritik sastra adalah salah satu cabang ilmu sastra untuk menghakimi suatu karya sastra.[1] Selain menghakimi karya sastra, kritik sastra juga memiliki fungsi untuk mengkaji dan menafsirkan karya sastra secara lebih luas.[2] Kritik sastra biasanya dihasilkan oleh kritikus sastra.[1] Penting bagi seorang kritikus sastra untuk memiliki wawasan mengenai ilmu-ilmu lain yang berkaitan dengan karya sastra, sejarah, biografi, penciptaan karya sastra, latar belakang karya sastra, dan ilmu lain yang terkait.[1] Kritik sastra memungkinkan suatu karya dapat dianalisis, diklasifikasi dan akhirnya dinilai [1] Seorang kritikus sastra mengurai pemikiran, paham-paham, filsafat, pandangan hidup yang terdapat dalam suatu karya sastra.[1] Sebuah kritik sastra yang baik harus menyertakan alasan-alasan dan bukti-bukti baik langsung maupun tidak langsung dalam penilaiannya.[1]

Aristophanes menjadi salah satu kritikus sastra paling awal

Kritik berasal dari kata κριτεσ-krites (Yunani) yang artinya hakim.[3] Kata ini berasal dari kata kerja κρίνειν-krinein yang berarti menghakimi.[3] Selanjutnya muncul kata κρητικος-kritikos yang artinya hakim karya sastra.[3]

Kritik Sastra Awal

[sunting | sunting sumber]

Kegiatan kritik sastra pertama kali di dunia dilakukan dua orang Yunani, yaitu Xenophanes dan Heraclitus sekitar tahun 500 SM.[3] Xenophanes dan Heraclitus mengecam keras seorang pujangga besar bernama Homerus yang sering bercerita tentang hal-hal yang tidak senonoh tentang dewa-dewi.[3] Hal inilah yang mengawali pemikiran Plato tentang "pertentangan purba antara puisi dan filsafat.[3] Pada tahun 405 SM Aristophanes secara lebih tebuka mengkritik Euripides yang begitu menjunjung nilai seni tanpa memperhatikan nilai sosial.[3] Aristoteles kemudian menulis buku mengenai kritik sastra yang mulai menemukan bentuk yang berjudul Poetica.[3] Pada masa ini Plato memunculkan tiga poin penting mengenai baiknya suatu karya sastra: memberikan ajaran moral yang lebih tinggi; memberikan kenikmatan; dan memberikan ketepatan dalam bentuk pengungkapannya.[3]

Kritik Sastra Renaissance

[sunting | sunting sumber]
Julius Caesar Scaliger penulis Poetica zaman Renaissance

Pada abad pertengahan istilah kritik hilang sama sekali.[3] Barulah Polizianus pada tahun 1492 menggunakan istilah criticus dan grammaticus tanpa pembedaan.[3] Grammaticus artinya adalah ahli pikir sama dengan philosophicus.[3] Dengan demikian terjadi persamaan arti antara criticus, grammaticus, dan philosophicus yang kesemuanya ditujukan bagi orang-orang yang mempelajari sastra pustaka lama.[3] Kaspar Schopp (1576-1649) mengatakan tujuan para kritikus adalah menganalisis kesalahan dan cacat demi perbaikan naskah-naskah karya pujangga kuno baik dalam bahasa Yunani maupun Latin.[3] Sementara itu, Erasmus menggunakan istilah seni kritik (ars critica).[3] Buku yang dipandang menjadi sumber pengertian kritik modern adalah Criticus karya Julius Caesar Scaliger (1484-1558).[3] Buku ini adalah jilid ke-6 dari rangkaian bukunya berjudul Poetica.[3] Scaliger melakukan analisis dan perbandingan antara pujangga-pujangga Yunani dan Latin.[3] Dengan munculnya teori kritik modern disertai perkembangannya, para penyair mulai merasa terganggu karena kegiatan kreatif mereka terganggu.[3]

Kritik Sastra di Inggris

[sunting | sunting sumber]

Di Inggris sampai abad-15 pada zaman pemerintahan Ratu Elizabeth istilah kritik sastra sama sekali belum dikenal.[3] Francis Bacon dengan bukunya "Advancement of Learning" adalah orang pertama yang kemungkinan besar menggunakan istilah kritik dalam Sastra Inggris pada tahun 1605.[3] Tahun 1607 Ben Johnson menggunakan ungkapan "kritikus terpelajar dan berhati besar", yang tugasnya secara jujur menentukan nilai karya sastra dan pengarangnya.[3] Akan tetapi sampai tahun 1670-an belum muncul banyak kritikus-kritikus di Inggris.[3] Pada abad-17 istilah critic dipakai untuk menunjuk kritikus sastra maupun kritik itu sendiri.[3] Kemudian muncul Samuel Johnson yang menggunakan istilah critick untuk kritikus dan critic untuk kritik sastra, yang kemudian menjadi criticism.[3] Awal abad-18 menjadi saat meluasnya criticism atau kritik sastra.[3] Era ini ditandai dengan kemunculan buku-buku seperti "The Grounds of Criticm Poetry", "Essay on Criticism" juga "The Art of Criticism".[3]

Kritik Sastra di Indonesia

[sunting | sunting sumber]

Kritik sastra, dari segi pengertian dan istilah bukan merupakan tradisi asli masyarakat Indonesia.[3] Istilah dan pengertian kritik sastra baru muncul ketika para sastrawan Indonesia mendapat pendidikan dengan sistem Eropa pada awal abad ke-20.[3] Sebelum itu, penilaian karya-karya sastra dalam bahasa daerah didasarkan pada kepercayaan, agama, dan mistik.[3] Kapan pertama kali kritik sastra dipergunakan di Indonesia tidak dapat diketahui dengan pasti.[3] Namun, kritik sastra mulai mendapat perhatian di Indonesia setelah terbitnya kumpulan karangan "Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Essay" karya H.B. Jassin.[3]

Aspek-aspek dalam Kritik Sastra

[sunting | sunting sumber]

Fungsi Kritik Sastra

[sunting | sunting sumber]

Kritik sastra merupakan studi sastra yang secara langsung berhadapan dengan karya sastra dengan fokus utama penilaian.[4] Sementara fungsi kritik sastra adalah:[4]

  1. Mengembangkan ilmu sastra sendiri.[4] Kritik sastra dapat mengembangkan teori sastra dan sejarah sastra.[4]
  2. Mengembangkan kesusastraan.[4] Kritik sastra mengembangkan kesusastraan suatu bangsa dengan penilaiannya.[4]
  3. Memberikan masukan terhadap masyarakat umum.[4] Hasil analisis kritik sastra dapat membantu masyarakat dalam memahami dan mengapresiasi suatu karya sastra.[4]

Teori Pendekatan dalam Kritik Sastra

[sunting | sunting sumber]

Beberapa pendekatan yang ada dalam kritik sastra adalah:[5][6]

Jenis-jenis Kritik Sastra

[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan pendekatannya terhadap karya sastra, jenis kritik sastra dapat dibedakan menjadi:[8]

  • Kritik Mimetik

Kritik ini bertolak pada pandangan bahwa suatu karya sastra adalah gambaran atau rekaan dari dunia dan kehidupan manusia.[8]

  • Kritik Pragmatik

Kritik ini melihat kegunaan suatu karya sastra.[8] Kegunaan ini dilihat dari segi hiburan, estetika, pendidikan, dan hal lainnya.[8]

  • Kritik Ekspresif

Kritik yang menekankan analisis pada kemampuan pengarang dalam mengekspresikan atau menuangkan idenya dalam wujud sastra.[8] Biasanya pendekatan ini untuk mengkaji puisi.[8]

  • Kritik Objektif

Pendekatan ini melihat karya sastra sebagai karya yang berdiri sendiri.[8] Karya sastra adalah objek yang mandiri dan memiliki dunianya sendiri.[8]

Kritik Sastra dan Sejarah Sastra

[sunting | sunting sumber]

Kritik sastra dan sejarah sastra memiliki hubungan yang erat, maka tidak ada kritik sastra tanpa sejarah sastra.[9] Akan tetapi, keduanya memiliki wilayahnya sendiri dalam dunia sastra dan memiliki perbedaan.[9] Sejarah sastra akan menjelaskan "A" berasal dari "B", sementara kritik sastra menilai "A" lebih baik dari "B".[9] Sejarah sastra berdasarkan pembuktian data-data historis, sementara kritik sastra berdasarkan pada pendapat dan keyakinan seorang kritikus sastra.[9] Kaitan yang pasti antara sejarah sastra dan kritik sastra adalah kritik sastra yang baik akan menganalisis suatu karya sastra dengan melibatkan pemikiran dan sikap orang-orang dalam suatu zaman lahirnya sebuah karya sastra.[9] Hal ini penting karena setiap periode sastra memiliki konsep dan pemikiran yang berbeda-beda.[9] Sementara itu, tidak ada sejarah sastra yang ditulis tanpa dasar penilaian dan seleksi yang menjadi ciri khas kritik sastra.[9] Sejarah sastra berperan menghasilkan kritik sastra yang melampaui penilaian atas dasar suka atau tidak suka.[9] Kritikus sastra yang sadar akan sejarah sastra mempunyai kemampuan untuk membedakan asli atau tidaknya sebuah karya sastra yang sedang dihadapi.[9]

Perkembangan Kritik Sastra di Indonesia

[sunting | sunting sumber]
H.B. Jassin, pelopor kritik sastra di Indonesia

Ada beberapa istilah kritik sastra yang muncul di Indonesia dalam perkembangannya, yaitu kritik sastra impresionistis, akademis, dan sekretaris.[10] Ketiga istilah tersebut muncul sebelum perang hingga tahun 1950-an.[10] Kritik sastra impresionistis tidak didasari pengetahuan ilmiah dan hadir sebagai pengetahuan elementer untuk pengajaran di sekolah menengah.[10] Barulah muncul kritik sastra akademis pada tahun 1950-an yang dimulai oleh para kritikus kompeten secara ilmiah dari Universitas Indonesia.[10] Pada tahun 1960-an muncul aliran kritik baru yang dipelopori oleh kalangan seniman dan pengarang sendiri.[10] Aliran ini memnggunakan pendekatan bercirikan pandangan yang sangat subjektif menurut kritik dari pengarang sendiri.[10] Hal ini berbeda dengan aliran sebelumnya yang menggunakan pendekatan akademis yang kritis analitis maupun strukturalis.[10] Aliran baru ini menggunakan pendekatan yang disebut Ganzeith-approach.[10] Seiring perkembangannya beberapa aliran kritik ini menuai banyak perdebatan mengenai kelebihan dan kekurangan yang sulit menemukan penyelesaian.[10] Setiap aliran memiliki ciri khas masing-masing untuk melakukan pendekatan.[10]

Tokoh-tokoh Kritik Sastra di Indonesia

[sunting | sunting sumber]

Tokoh-tokoh kritik sastra di Indonesia dalam perkembangannya adalah:[8]

Media massa

[sunting | sunting sumber]

Majalah yang memuat kritik sastra di Indonesia:[8]

Surat kabar yang memuat kritik sastra di Indonesia:[8]

Lihat juga

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e f Rachmat Djoko Pradopo (1997). Prinsip-prinsip Kritik Sastra. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. hlm. 10,11,14-15. ISBN 979-420-298-3. 
  2. ^ Abrams, M.H. (1971-09-15). The mirror and the lamp: romantic theory and the critical tradition. London: Oxford University Press. 
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af Andre Hardjana (1981). Kritik Sastra, Sebuah Pengantar. Jakarta: Gramedia. hlm. 1-6. 
  4. ^ a b c d e f g h Rachmat Djoko Pradopo (1995). Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. hlm. 93. ISBN 979-8581-15-6. 
  5. ^ Peter Batty (2010). Beginning Theory. Yogyakarta: Jalasutra. ISBN 978-602-8252-31-7. 
  6. ^ a b c d Raman Selden (1985). Panduan Pembaca Teori Sastra Masa Kini. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. hlm. 53-159. ISBN 979-420-207-X. 
  7. ^ "Purdue OWL: Literary Theory and Schools of Criticism". owl.english.purdue.edu (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-04-15. 
  8. ^ a b c d e f g h i j k Atar Semi (1989). Kritik Sastra. Bandung: Angkasa. hlm. 11-14. ISBN 979-404-457-1. 
  9. ^ a b c d e f g h i Rene Wellek dan Austin Warren (2013). Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. hlm. 36-41. ISBN 978-602-03-0126-6. 
  10. ^ a b c d e f g h i j H.B. Jassin (1983). Sastra Indonesia sebagai Warga Sastra Dunia. Jakarta: Gramedia. hlm. 30-31.