Kutacane (kota): Perbedaan antara revisi
Tampilan
Konten dihapus Konten ditambahkan
aceh |
Dialihkan Tag: Pengalihan baru Suntingan visualeditor-wikitext |
||
(44 revisi perantara oleh 20 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
⚫ | |||
{{Infobox settlement|subdivision_name = [[Indonesia]]|subdivision_name1 = [[Aceh]]|subdivision_name2 = [[Aceh Tenggara]]|subdivision_type = Negara|subdivision_type1 = Provinsi|subdivision_type2 = Kabupaten|official_name = Kota Kutacane|nickname = Kocan|website = www.acehtenggarakab.go.id|image_skyline = Kutacane di lihat dari atas.jpg|timezone = [[Waktu Indonesia Barat|WIB]]|Pulau = Sumatera}} |
|||
'''Kutacane''' adalah ibukota [[Kabupaten Aceh Tenggara]], Provinsi [[Aceh]], [[Indonesia]]. Kutacane merupakan pintu masuk ke [[Taman Nasional Gunung Leuser]] dari wilayah [[Aceh]], dapat dicapai lebih kurang 5-6 jam lewat darat melalui [[Kabupaten Karo]] dari [[Medan]], [[Sumatera Utara]]. |
|||
Secara administratif, Kutacane masuk ke dalam kecamatan [[Babussalam, Aceh Tenggara|Babussalam]]. |
|||
== Sejarah Nama Kutacane == |
|||
Pada zaman Pemerintahan [[Belanda]] di [[Indonesia]], desa kecil ini pun tidak ketinggalan untuk ditempati oleh si Bule. Tahun 1908; pertamanya Belanda masuk ke Kutacane, ketika itu Kutacane masih merupakan sebuah desa kecil bernama Pasir Gala dan Pemerintah Belanda sendiri bertempat tinggal di Kutarih.Tahun 1920 dengan pertimbangan tertentu oleh Pemerintah Belanda, pusat pemerintahan dipindahkan ke Pasir Gala, oleh pendatang dan penduduk mulai mendirikan rumah dan warung-warung di sekitar pusat pemerintahan Belanda [yang baru] ini; akhirnya menjadi sebuah kota kecil yang disebut Kutacane. [Pusat Pemerintah Belanda di Kutarih kemudian dinamakan sebagai Kutacane Lama].Berakhirnya Pemerintah Kolonial Belanda, diganti oleh saudara tua kita Dai Nippon; Kutacane tidak berubah dan sampai kekuasaan Pemerintahan Jepang berakhir, Kutacane dipimpin oleh seorang kepala kampung.Pada zaman revolusi fisik, [[Kesultanan Aceh|Aceh]] sebagai daerah modal tidak mampu diduduki oleh tentara Belanda/NICA, Kutacane sebagai kota kecil yang terdekat dengan daerah pertempuran menjadi tempat pelarian yang sangat aman bagi pengungsi-pengungsi dari Sumatera Timur (Sumatera Utara sekarang). Kutacane semakin ramai dan berkembang dari segi kependudukan. Demi kelanjutan hidup mereka, pendatang-pendatang baru mulai membuka hutan lebat menjadi ladang-ladang dan daerah sepanjang Lawe Alas dan Lawe Bulan sebagai daerah persawahan.Tanah yang subur diiringi kerja keras, Kutacane dan daerah di sekitarnya sudah berkembang menjadi daerah surplus beras. Revolusi fisik berakhir, hubungan dagang dengan Sumatera Utara lancar.Faktor komunikasi yang sangat buruk dengan daerah Aceh lainnya, terutama tetangga dekat, Takengon, sebagai ibukota Kabupaten Aceh Tengah (saat itu Aceh Tenggara termasuk Aceh Tengah), maka demi lancarnya roda pemerintahan, di bekas Kewedanaan Tanah Alas dan Gayo Lues tersebut terbentuklah Perwakilan Kabupaten Aceh Tengah di Kutacane. Saat itu Kutacane masih dipimpin oleh seorang kepala kampung yang tunduk pada administrasi Pemerintahan Kecamatan Bambel yang ibukotanya Bambel. Perkembangan Kutacane dengan aktivitas-aktivitas yang ada semakin tidak mampu diurus oleh seorang berpangkat kepala kampung, untuk ini pada tahun 1966 dibentuklah kecamatan Babussalam dengan ibukotanya Kutacane. |
|||
== Asal Usul Nama Kutacane == |
|||
Kuta Cane di dirikan sekitar tahun 1904 oleh G.C.E Van Daalen, ada dua versi yang masuk akal awal mula dari kata Kuta Cane : |
|||
1) Kuta Cane berasal dari dua suku kata yakni Kuta dan Cane yang mana kuta dalam bahasa Alas artinya adalah kota sedangkan Cane dalam bahasa Belanda Adalah Tebu. |
|||
2) versi ke dua adalah kuta Cane di ambil dari kata bahasa Inggris yang mana dalam bahasa Inggris cane adalah Rotan atau tempat pemukulan.pada versi ke dua di mana sejak dahulu daerah kuta Cane dan sekitarnya adalah penghasil Rotan yang berkualitas, dan juga yang membuat versi itu semakin kuat adalah sejak kota ini didirikan dan di dorong dengan daerah yang terpencil Pemerintahan Hindia-Belanda membuat Kuta Cane sebagai tempat tahanan atau semacam penjara bagi pemberontak dan lawan politik yang tidak menyukai Belanda tetap bercokol di daerah Aceh, dan kebanyakan dari mereka banyak yang di siksa oleh tentara [[Belanda]].Kenapa kurang percaya dengan versi nomor 1 di karenakan kuta Cane dari dulu sampai sekrang tidak di kenal sabagai penghasil tebu, dan tebu di kutacane tergolong sedikit di antara daerah-daerah lainnya di [[Aceh Tenggara]], maka versi itu kurang di percaya dengan versi nomor sa, kuta cane kini telah beridiri setengah abad lebih dan kini kutacane bukan lagi tempat penjara bagi pemberontak dan lawan politik melainkan sebagai kota yang mulai bergerak menuju kamjuan, etnis yang mendiami kuta Cane juga mualia majemuk tidak saja milik suku Alas kini Kuta cane di diami oleh Suku gayo, Aceh, Minang Kabau, karo, mandailing, Batak, singkil, Nias dan baru-baru ini mulai berdatangan etnis baru yakni suku jawa dan sunda. |
|||
== Galeri Foto == |
|||
[[File:Lokasi awal kutacane.jpg|left|thumb|Lokasi Awal Kutacane]] |
|||
[[File:Rumah Adat Suku Alas.jpg|left|thumb|Rumah Adat Suku Alas Dulu di Kutacane]] |
|||
[[File:Bandara Leuser Antara.jpg|centre|thumb|233x233px|Bandara Alas Leuser]] |
|||
[[Berkas:Masjid agung at-taqwa Kutacane.jpg|centre|thumb|223x223px|Masjid Agung At-taqwa, Kutacane]] |
|||
== Kota Kembar == |
|||
1.{{Flag icon|Indonesia}} [[Blangkejeren, Gayo Lues|BlangKejereun]], [[Indonesia]] |
|||
2.{{Flag icon|Indonesia}} [[Takengon]], [[Indonesia]] |
|||
3.{{Flag icon|Indonesia}} [[Kabanjahe, Karo|kabanjahe]], [[Indonesia]] |
|||
== Lihat pula == |
|||
⚫ | |||
* [[Kutacane Lama, Bambel, Aceh Tenggara|Kutacane Lama]] |
|||
{{indo-geo-stub}} |
|||
[[Kategori:Ibu kota kabupaten di Aceh]] |
|||
[[Kategori:Kabupaten Aceh Tenggara]] |
Revisi terkini sejak 19 Juni 2021 07.44
Mengalihkan ke: