Lompat ke isi

Gua Maria Pohsarang: Perbedaan antara revisi

Koordinat: 7°50′1.5″S 111°56′57.9″E / 7.833750°S 111.949417°E / -7.833750; 111.949417
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Alcatrank (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi '== Gua Maria Puh Sarang == Yang dikenal juga dengan nama gua Maria Lourdes Puh Sarang adalah merupakan salah satu tujuan para peziarah dari kalangan umat Katolik, ya...'
 
k clean up, removed stub tag
 
(44 revisi perantara oleh 22 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{coord|7|50|1.5|S|111|56|57.9|E|display=title}}
== Gua Maria Puh Sarang ==
'''Gua Maria Pohsarang''', sering disebut ''Puhsarang'', atau dikenal dengan nama '''Gua Maria Lourdes Pohsarang''', adalah salah satu tempat ziarah [[agama]] [[Katolik]] yang terletak di kompleks [[Gereja Pohsarang]], di [[Puhsarang, Semen, Kediri|Desa Puhsarang]], [[Semen, Kediri|Kecamatan Semen]], [[Kabupaten Kediri]], [[Provinsi]] [[Jawa Timur]]. Gua Maria Pohsarang terletak di lereng [[Gunung Wilis]] dan berada pada ketinggian 400 meter di atas permukaan laut dengan suhu udara yang cukup sejuk, yakni rata-rata 21-25 derajat [[Celcius]]. Gua ini terletak sekitar 10 km arah barat daya [[Kota Kediri]].


== Sejarah ==
Yang dikenal juga dengan nama gua Maria Lourdes Puh Sarang adalah merupakan salah satu tujuan para peziarah dari kalangan umat [[Katolik]], yang terletak di kompleks gereja Puhsarang, yang terletak di Puh Sarang yaitu sebuah desa yang berada wilayah Kecamatan Semen, sekitar 10 km arah tenggara kota [[Kediri]].
Pada kompleks gereja yang lama terdapatlah miniatur gua Maria Lourdes yak dikemudian hari oleh karena terlalu kecil bentuknya maka pada tanggal 11 Oktober 1998, dimulailah pembangunan gua Lourdes yang merupakan tiruan atau replika Gua Maria [[Lourdes]] yang ada di [[Perancis]].
Pada kompleks gereja yang lama terdapat miniatur Gua Maria Lourdes yang dikemudian hari oleh karena terlalu kecil bentuknya maka pada tanggal 11 Oktober 1998, dimulailah pembangunan gua Lourdes yang merupakan tiruan atau replika Gua Maria [[Lourdes]] yang ada di [[Prancis]].
Dinamakan Gua [[Maria]] Lourdes sebab dalam Gereja yang lama terdapat tiruan gua Lourdes dalam bentuk yang kecil.
Di seputar patung yang kecil dalam gua pertama tertulis tulisan di atas kuningan dengan menggunakan bahasa [[Jawa]] ejaan lama: ''Iboe Maria ingkang pinoerba tanpa dosa asal, moegi mangestonana kawoela ingkang ngoengsi ing Panjenenengan Dalem''. (Bunda Maria yang terkandung tanpa noda dosa asal, semoga berkenan merestui aku yang datang berlindung kepada Engkau)


Dinamakan Gua [[Maria]] Lourdes sebab dalam gereja yang lama terdapat tiruan Gua Lourdes di Prancis, dalam bentuk yang kecil.
Patung Maria yang terdapat di Gua Maria Lourdes Puh Sarang ini merupakan replika atau tiruan dari patung Maria Lourdes, yang terbuat dari semen kemudian dicat berwarna bagian luarnya. Patung itu lebih tinggi dari contoh aslinya yang hanya 1,75 meter dimana patung Maria yang sekarang ini tingginya 3,5 meter dan kalau dihitung dari alas kakinya patung ini tingginya dari bawah menjadi 4 meter.
Di seputar patung yang kecil dalam gua pertama tertulis tulisan di atas kuningan dengan menggunakan [[bahasa Jawa]] ejaan Belanda: ''Iboe Maria ingkang pinoerba tanpa dosa asal, moegi mangestonana kawoela ingkang ngoengsi ing Panjenenengan Dalem''. (Bunda Maria yang terkandung tanpa noda dosa asal, doakanlah aku yang datang berlindung kepadaMu). Gua kecil yang berada di sebelah kanan Gereja ini merupakan sebuah gua yang banyak didatangi oleh bukan hanya umat Katolik untuk berdoa [[rosario]] atau [[novena]], melainkan juga oleh umat lain yang bukan Katolik untuk melakukan [[meditasi]] dan memohon ujub kepada Tuhan yang Mahapemurah.


Sementara patung Maria yang terdapat di Gua Maria Lourdes Pohsarang (di luar kompleks Gereja lama) merupakan replika atau tiruan dari patung Maria Lourdes, yang terbuat dari semen kemudian dicat berwarna bagian luarnya. Patung itu lebih tinggi dari contoh aslinya yang hanya 1,75 meter, sedangkan patung Maria yang kini tingginya 3,5 meter, bahkan kalau dihitung dari alas kakinya 4 meter.
Patung ini dibuat lebih besar dari contohnya sebab disesuaikan dengan besarnya gua yang tingginya mencapai hampir 18 meter.


Patung ini dibuat lebih besar dari contohnya sebab disesuaikan dengan besarnya gua yang tingginya mencapai hampir 18 meter.


== Arsitektur gereja ==
== Gereja dengan arsitektur kuno ==
[[Gereja Puhsarang]] didirikan atas inisiatif dari Romo [[Jan Wolters]] CM dengan bantuan arsitek terkenal waktu itu, Ir. Henricus Maclaine Pont pada tahun [[1936]]. Romo Jan Wolters, CM dikenal sebagai seorang misionaris yang sangat menghormati kebudayaan Jawa dan mencintai orang Jawa dengan segala kekayaan kulturalnya. Gereja Pohsarang adalah emblem inkulturasi yang amat mendahului semangat Gereja pada waktu itu, dimana hampir setiap bangunan Gereja yang didirikan selalu memiliki bentuk seperti yang ada di Eropa. Sementara Insinyur Maclaine Pont adalah arsitek yang juga menangani pembangunan Museum di [[Trowulan]], [[Mojokerto]], yang menyimpan peninggalan sejarah [[Kerajaan Majapahit]].


Bangunan gereja Pohsarang mirip dengan bangunan museum [[Trowulan]] yang sudah hancur karena tidak terawat dan ketiadaan dana perawatan pada tahun 1960, maka dengan melihat gereja sekarang kita bisa membayangkan bagaimanakah bentuk museum Trowulan dulu kala.
Gereja Katolik di Puh Sarang didirikan oleh Ir. Henricus Maclaine Pont pada tahun 1936 atas permintaan pastor paroki Kediri pada waktu itu, Pastor H. Wolters, CM. Insinyur tersebut juga menangani pembangunan Museum di [[Trowulan]], [[Mojokerto]], yang menyimpan peninggalan sejarah [[Kerajaan Majapahit]].
Sayangnya gedung museum di Trowulan itu sudah hancur pada tahun 1960 yang hancur pada tahun 1960, karena kurang dirawat dengan baik oleh karena kurangnya dana untuk pemeliharaan dan perawatan.
Bangunan gereja Puh Sarang mirip dengan bangunan museum Trowulan, maka dengan melihat gereja sekarang kita bisa membayangkan bagaimanakah bentuk museum Trowulan dulu kala.
Pastor Wolters, CM, lah yang meminta agar sedapat mungkin digunakan budaya lokal dalam membangun gereja di stasi Puh Sarang, yang merupakan salah satu stasi dari paroki Kediri pada waktu itu.


Pastor Wolters, CM, lah yang meminta agar sedapat mungkin digunakan budaya lokal dalam membangun gereja di stasi Pohsarang, yang merupakan salah satu stasi dari paroki Kediri pada waktu itu. Pastor Jan Wolters CM adalah pecinta orang Jawa dengan kebudayaannya. Sebagai seorang misionaris yang mengajukan "dialog" antara iman dan kebudayaan, Pastor Wolters CM dapat disebut sebagai pionir dalam inkulturasi di Gereja lokal Keuskupan Surabaya.
Kompleks gereja Puh Sarang merupakan suatu usaha untuk menampilkan iman kristiani dan tempat ibadat katolik dalam budaya setempat. Banyak orang berpendapat bahwa bangunan yang dibuat di Puh Sarang indah dan unik serta merupakan karya monumental yang patut untuk dipelihara dan dijaga agar jangan musnah seperti museum Trowulan.


Kompleks gereja Pohsarang merupakan suatu usaha untuk menampilkan iman kristiani dan tempat ibadat katolik dalam budaya setempat. Banyak orang berpendapat bahwa bangunan yang dibuat di Pohsarang indah dan unik serta merupakan karya monumental yang patut untuk dipelihara dan dijaga agar jangan musnah seperti museum Trowulan.
Syukurlah ada gereja Puh Sarang yang menampilkan gaya Majapahit tapi dikombinasikan dengan gaya dari daerah lain dan iman kristiani. Yulianto Sumalyo dalam buku yang berjudul `Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 1993" menulis demikian mengenai gereja Puh Sarang: "Seperti pada bangunan Trowulan, Tegal dan lain-lain untuk membangun gereja Pohsarang selalu menggunakan bahan-bahan lokal. Maclaine Pont menggunakan juga buruh setempat selain beberapa tukang yang sudah berpengalaman pada saat membangun museum. Gereja yang sarat dengan simbolisme ini merupakan suatu karya arsitektur yang sangat berhasil dilihat dari berbagai segi: mulai dari lokasi, tata massa, bahan bangunan, struktur dan ten tu saja fungsi dan keindahannya. Semua aspek termasuk budaya setempat dan filsafat agama dipadukan dalam bentuk arsitektur dengan amat selaras"


[[Gereja Puhsarang]] yang menampilkan gaya Majapahit tetapi dikombinasikan dengan gaya dari daerah lain dan iman kristiani.
Yulianto Sumalyo dalam buku yang berjudul `Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 1993" menulis mengenai gereja Puh Sarang sebagai berikut: "Seperti pada bangunan Trowulan, Tegal dan lain-lain untuk membangun gereja Pohsarang selalu menggunakan bahan-bahan lokal. Maclaine Pont menggunakan juga buruh setempat selain beberapa tukang yang sudah berpengalaman pada saat membangun museum.

Gereja yang sarat dengan simbolisme ini merupakan suatu karya arsitektur yang sangat berhasil dilihat dari berbagai segi: mulai dari lokasi, tata massa, bahan bangunan, struktur dan ten tu saja fungsi dan keindahannya. Semua aspek termasuk budaya setempat dan filsafat agama dipadukan dalam bentuk arsitektur dengan amat selaras"

== Lihat pula ==
* [[Gereja Pohsarang]]
* [[Goa Maria]]


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==


* {{id}} [http://www.arsitekturindis.com/index.php/archives/1999/12/24/gereja-puh-sarang-yang-berwarna-jawa/ Arsitektur indis] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070704035132/http://www.arsitekturindis.com/index.php/archives/1999/12/24/gereja-puh-sarang-yang-berwarna-jawa/ |date=2007-07-04 }}
* {{id}} [http://www.eastjava.com/books/puh-sarang/gua-maria.html/ Situs Gua Maria Lordes, Puh Sarang, Kediri]
* {{id}} [http://www.guamaria.com/kisah/cgi-bin/showarticle.pl?id=1152249763/ Gua Maria di Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070928095001/http://www.guamaria.com/kisah/cgi-bin/showarticle.pl?id=1152249763%2F |date=2007-09-28 }}
* {{id}} [http://www.arsitekturindis.com/index.php/archives/1999/12/24/gereja-puh-sarang-yang-berwarna-jawa/ Arsitektur indis]
* {{id}} [http://www.guamaria.com/kisah/cgi-bin/showarticle.pl?id=1152249763/ Gua Maria di Indonesia]


[[Category:Katolik]]
[[Kategori:Tempat ziarah agama Katolik]]
[[Category:Tempat ziarah]]
[[Kategori:Semen, Kediri]]

Revisi terkini sejak 8 Januari 2023 01.17

7°50′1.5″S 111°56′57.9″E / 7.833750°S 111.949417°E / -7.833750; 111.949417 Gua Maria Pohsarang, sering disebut Puhsarang, atau dikenal dengan nama Gua Maria Lourdes Pohsarang, adalah salah satu tempat ziarah agama Katolik yang terletak di kompleks Gereja Pohsarang, di Desa Puhsarang, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur. Gua Maria Pohsarang terletak di lereng Gunung Wilis dan berada pada ketinggian 400 meter di atas permukaan laut dengan suhu udara yang cukup sejuk, yakni rata-rata 21-25 derajat Celcius. Gua ini terletak sekitar 10 km arah barat daya Kota Kediri.

Pada kompleks gereja yang lama terdapat miniatur Gua Maria Lourdes yang dikemudian hari oleh karena terlalu kecil bentuknya maka pada tanggal 11 Oktober 1998, dimulailah pembangunan gua Lourdes yang merupakan tiruan atau replika Gua Maria Lourdes yang ada di Prancis.

Dinamakan Gua Maria Lourdes sebab dalam gereja yang lama terdapat tiruan Gua Lourdes di Prancis, dalam bentuk yang kecil. Di seputar patung yang kecil dalam gua pertama tertulis tulisan di atas kuningan dengan menggunakan bahasa Jawa ejaan Belanda: Iboe Maria ingkang pinoerba tanpa dosa asal, moegi mangestonana kawoela ingkang ngoengsi ing Panjenenengan Dalem. (Bunda Maria yang terkandung tanpa noda dosa asal, doakanlah aku yang datang berlindung kepadaMu). Gua kecil yang berada di sebelah kanan Gereja ini merupakan sebuah gua yang banyak didatangi oleh bukan hanya umat Katolik untuk berdoa rosario atau novena, melainkan juga oleh umat lain yang bukan Katolik untuk melakukan meditasi dan memohon ujub kepada Tuhan yang Mahapemurah.

Sementara patung Maria yang terdapat di Gua Maria Lourdes Pohsarang (di luar kompleks Gereja lama) merupakan replika atau tiruan dari patung Maria Lourdes, yang terbuat dari semen kemudian dicat berwarna bagian luarnya. Patung itu lebih tinggi dari contoh aslinya yang hanya 1,75 meter, sedangkan patung Maria yang kini tingginya 3,5 meter, bahkan kalau dihitung dari alas kakinya 4 meter.

Patung ini dibuat lebih besar dari contohnya sebab disesuaikan dengan besarnya gua yang tingginya mencapai hampir 18 meter.

Arsitektur gereja

[sunting | sunting sumber]

Gereja Puhsarang didirikan atas inisiatif dari Romo Jan Wolters CM dengan bantuan arsitek terkenal waktu itu, Ir. Henricus Maclaine Pont pada tahun 1936. Romo Jan Wolters, CM dikenal sebagai seorang misionaris yang sangat menghormati kebudayaan Jawa dan mencintai orang Jawa dengan segala kekayaan kulturalnya. Gereja Pohsarang adalah emblem inkulturasi yang amat mendahului semangat Gereja pada waktu itu, dimana hampir setiap bangunan Gereja yang didirikan selalu memiliki bentuk seperti yang ada di Eropa. Sementara Insinyur Maclaine Pont adalah arsitek yang juga menangani pembangunan Museum di Trowulan, Mojokerto, yang menyimpan peninggalan sejarah Kerajaan Majapahit.

Bangunan gereja Pohsarang mirip dengan bangunan museum Trowulan yang sudah hancur karena tidak terawat dan ketiadaan dana perawatan pada tahun 1960, maka dengan melihat gereja sekarang kita bisa membayangkan bagaimanakah bentuk museum Trowulan dulu kala.

Pastor Wolters, CM, lah yang meminta agar sedapat mungkin digunakan budaya lokal dalam membangun gereja di stasi Pohsarang, yang merupakan salah satu stasi dari paroki Kediri pada waktu itu. Pastor Jan Wolters CM adalah pecinta orang Jawa dengan kebudayaannya. Sebagai seorang misionaris yang mengajukan "dialog" antara iman dan kebudayaan, Pastor Wolters CM dapat disebut sebagai pionir dalam inkulturasi di Gereja lokal Keuskupan Surabaya.

Kompleks gereja Pohsarang merupakan suatu usaha untuk menampilkan iman kristiani dan tempat ibadat katolik dalam budaya setempat. Banyak orang berpendapat bahwa bangunan yang dibuat di Pohsarang indah dan unik serta merupakan karya monumental yang patut untuk dipelihara dan dijaga agar jangan musnah seperti museum Trowulan.

Gereja Puhsarang yang menampilkan gaya Majapahit tetapi dikombinasikan dengan gaya dari daerah lain dan iman kristiani. Yulianto Sumalyo dalam buku yang berjudul `Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 1993" menulis mengenai gereja Puh Sarang sebagai berikut: "Seperti pada bangunan Trowulan, Tegal dan lain-lain untuk membangun gereja Pohsarang selalu menggunakan bahan-bahan lokal. Maclaine Pont menggunakan juga buruh setempat selain beberapa tukang yang sudah berpengalaman pada saat membangun museum.

Gereja yang sarat dengan simbolisme ini merupakan suatu karya arsitektur yang sangat berhasil dilihat dari berbagai segi: mulai dari lokasi, tata massa, bahan bangunan, struktur dan ten tu saja fungsi dan keindahannya. Semua aspek termasuk budaya setempat dan filsafat agama dipadukan dalam bentuk arsitektur dengan amat selaras"

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]