Lompat ke isi

Endospora: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Febri Gunawan (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Iripseudocorus (bicara | kontrib)
Penambahan referensi #1lib1ref #1lib1refID #1lib1ref2024
 
(12 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Image:Bacillus subtilis Spore.jpg|thumb|260px|Bakteri berspora ''[[Bacillus subtilis]]'' yang telah diwarnai menunjukkan endospora yang berwarna hijau dan sel vegetatif merah.]]
'''Endospora''' merupakan sebuah fasa yang dilakukan oleh beberapa bakteri, seperti ''Bacillus'' dan ''Clostridium'' memproduksi bentuk pertahanan hidup pada kondisi yang tidak menguntungkan. Proses ini dikenal sebagai sporulasi. Spora bakteri berbeda dengan spora pada jamur, pada bakteri sporanya tidak mempunyai fungsi sebagai alat reproduksi. Endospora ini tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrim seperti suhu yang tinggi, kekeringan, senyawa kimia beracun (disinfektan, antibiotik) dan radiasi sinar UV. Endospora dapat disebut sebagai fase tidur dari bakteri. Endospora mampu bertahan sampai kondisi lingkungan kembali menguntungkan, kemudian membentuk proses germinasi, dan membentuk bakteri sel tunggal.
'''Endospora''' adalah sebuah fase yang dilakukan oleh beberapa bakteri, seperti ''[[Bacillus]]'' dan ''[[Clostridium]]'' memproduksi bentuk pertahanan hidup pada kondisi yang tidak menguntungkan. Proses ini dikenal sebagai sporulasi. Spora bakteri berbeda dengan [[spora]] pada [[jamur]]. Spora bakteri tidak mempunyai fungsi sebagai alat reproduksi<ref>{{Cite book|last=Parker|first=Sybil, P|date=1984|title=McGraw-Hill Dictionary of Biology|publisher=McGraw-Hill Company|pages=119|url-status=live}}</ref>. Endospora ini tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrem seperti suhu yang tinggi, kekeringan, senyawa kimia beracun ([[disinfektan]], [[antibiotik]]) dan [[radiasi]] sinar UV. Endospora dapat disebut sebagai fase tidur dari bakteri. Endospora mampu bertahan sampai kondisi lingkungan kembali menguntungkan, kemudian membentuk proses germinasi, dan membentuk bakteri sel tunggal.<ref name="satu">{{en}} Madigan M, Martinko J, Stahl D, Clark D. 2012. ''Brock Biology of Microorganisms''. Ed ke-13. New York: Pearson.</ref>
Mekanisme terjadinya sporulasi adalah sebagai berikut :
# Pada tahap pertama bakteri membentuk filamen aksial. Pembentukan filamen aksial tidak berlangsung lama.
# Pembentukan septum asimetris, menghasilkan sel induk dan calon sel pra-spora. Masing-masing sel menerima DNA anakan. Selanjutnya terjadi fagositosis sel praspora oleh sel induk, sehingga sel praspora menjadi bentukan yang disebut protoplas.
# Tahap ketiga adalah perkembangan protoplas yang disebut perkembangan spora-awal (forespore). Pada perkembangan spora-awal belum terbentuk peptidoglikan, sehingga bentuk spora-awal tidak beraturan (amorfus).
# Pembentukan korteks (peptidoglikan). Spora-awal menyintesis peptidoglikan, sehingga spora-awal mempunyai bentuk pasti. Pembentukan peptidoglikan oleh spora-awal disebut juga pembentukan korteks.
# Pembentukan pembungkus (coat). Spora-awal menyintesis berlapis-lapis pembungkus spora. Pembungkus spora disintesis baik secara terus-menerus maupun terputus-putus, sehingga tampak seperti penebalan korteks. Material korteks dan pembungkus spora berbeda.
# Pematangan spora. Spora bakteri menyintesis asam dipokolinat dan melakukan pengambilan kalsium. Dua komponen ini merupakan karakteristik resistensi dan dormansi endospora.
Tahap terakhir adalah pelepasan spora. Terjadi lisis sel induk, sehingga spora yang telah matang keluar. Tidak ada aktivitas metabolic yang terjadi sampai spora siap untuk melakukan germinasi. Proses sporulasi ini biasanya berlangsung sekitar 15 jam.


==Referensi==
== Struktur ==
Ketika dilakukan pengamatan menggunakan mikroskop cahaya, struktur ini sangat [[refraktif]] karena [[impermeabel]] terhadap pewarna yang umumnya digunakan untuk pengamatan bakteri. Strukturnya harus diamati oleh [[malakit green]] sehingga pewarna ini akan meresap ke dalam struktur ini dan dibantu dengan ''steam''. Pengamatan menggunakan [[mikroskop elektron]] menunjukkan perbedaan yang sangat besar antara sel vegetatif dan endospora. Endospora memiliki lapisan terluar, yaitu [[eksosporium]]. Di dalamnya terdapat beberapa lapisan [[protein]]. Dibawah eksosporium terdapat [[korteks]], yang terdiri atas [[peptidoglikan]] yang terhubung silang secara longgar. Di dalam korteks, terdapat sebuah inti, yang mengandung dinding inti, [[membran sitoplasma]], [[sitoplasma]], [[nukleoid]], [[ribosom]], dan beberapa seluler yang esensial.<ref name="satu"/>
== Mekanisme ==
Mekanisme terjadinya sporulasi adalah sebagai berikut:
# Pada tahap pertama bakteri membentuk [[filamen aksial]]. Pembentukan filamen aksial tidak berlangsung lama.
# Pembentukan [[septum]] asimetris, menghasilkan sel induk dan calon sel pra-spora. Masing-masing sel menerima DNA anakan.
# Selanjutnya terjadi [[fagositosis]] sel pra-spora oleh sel induk, sehingga sel pra-spora menjadi bentukan yang disebut protoplas.
# Tahap ketiga adalah perkembangan protoplas yang disebut perkembangan spora-awal (''forespore''). Pada perkembangan spora-awal belum terbentuk peptidoglikan, sehingga bentuk spora-awal tidak beraturan (amorf).
# Pembentukan korteks (peptidoglikan). Spora-awal menyintesis peptidoglikan sehingga spora-awal mempunyai bentuk pasti. Pembentukan peptidoglikan oleh spora-awal disebut juga pembentukan korteks.
# Pembentukan pembungkus (''coat''). Spora-awal menyintesis berlapis-lapis pembungkus spora. Pembungkus spora disintesis baik secara terus-menerus maupun terputus-putus, sehingga tampak seperti penebalan korteks. Material korteks dan pembungkus spora berbeda.
# Pematangan spora. Spora bakteri menyintesis [[asam dipokolinat]] dan melakukan pengambilan kalsium. Dua komponen ini merupakan karakteristik resistensi dan dormansi endospora.
# Tahap terakhir adalah pelepasan spora. Terjadi [[lisis]] sel induk, sehingga spora yang telah matang keluar. Tidak ada aktivitas metabolik yang terjadi sampai spora siap untuk melakukan [[germinasi]]. Proses sporulasi ini biasanya berlangsung sekitar 15 jam.

==Lihat pula==
*[[Pewarnaan Schaeffer-Fulton]], teknik pewarnaan untuk mengamati endospora.

== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}

{{Authority control}}

[[Kategori:Biologi]]


{{biologi-stub}}

Revisi terkini sejak 30 Januari 2024 10.13

Bakteri berspora Bacillus subtilis yang telah diwarnai menunjukkan endospora yang berwarna hijau dan sel vegetatif merah.

Endospora adalah sebuah fase yang dilakukan oleh beberapa bakteri, seperti Bacillus dan Clostridium memproduksi bentuk pertahanan hidup pada kondisi yang tidak menguntungkan. Proses ini dikenal sebagai sporulasi. Spora bakteri berbeda dengan spora pada jamur. Spora bakteri tidak mempunyai fungsi sebagai alat reproduksi[1]. Endospora ini tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrem seperti suhu yang tinggi, kekeringan, senyawa kimia beracun (disinfektan, antibiotik) dan radiasi sinar UV. Endospora dapat disebut sebagai fase tidur dari bakteri. Endospora mampu bertahan sampai kondisi lingkungan kembali menguntungkan, kemudian membentuk proses germinasi, dan membentuk bakteri sel tunggal.[2]

Ketika dilakukan pengamatan menggunakan mikroskop cahaya, struktur ini sangat refraktif karena impermeabel terhadap pewarna yang umumnya digunakan untuk pengamatan bakteri. Strukturnya harus diamati oleh malakit green sehingga pewarna ini akan meresap ke dalam struktur ini dan dibantu dengan steam. Pengamatan menggunakan mikroskop elektron menunjukkan perbedaan yang sangat besar antara sel vegetatif dan endospora. Endospora memiliki lapisan terluar, yaitu eksosporium. Di dalamnya terdapat beberapa lapisan protein. Dibawah eksosporium terdapat korteks, yang terdiri atas peptidoglikan yang terhubung silang secara longgar. Di dalam korteks, terdapat sebuah inti, yang mengandung dinding inti, membran sitoplasma, sitoplasma, nukleoid, ribosom, dan beberapa seluler yang esensial.[2]

Mekanisme

[sunting | sunting sumber]

Mekanisme terjadinya sporulasi adalah sebagai berikut:

  1. Pada tahap pertama bakteri membentuk filamen aksial. Pembentukan filamen aksial tidak berlangsung lama.
  2. Pembentukan septum asimetris, menghasilkan sel induk dan calon sel pra-spora. Masing-masing sel menerima DNA anakan.
  3. Selanjutnya terjadi fagositosis sel pra-spora oleh sel induk, sehingga sel pra-spora menjadi bentukan yang disebut protoplas.
  4. Tahap ketiga adalah perkembangan protoplas yang disebut perkembangan spora-awal (forespore). Pada perkembangan spora-awal belum terbentuk peptidoglikan, sehingga bentuk spora-awal tidak beraturan (amorf).
  5. Pembentukan korteks (peptidoglikan). Spora-awal menyintesis peptidoglikan sehingga spora-awal mempunyai bentuk pasti. Pembentukan peptidoglikan oleh spora-awal disebut juga pembentukan korteks.
  6. Pembentukan pembungkus (coat). Spora-awal menyintesis berlapis-lapis pembungkus spora. Pembungkus spora disintesis baik secara terus-menerus maupun terputus-putus, sehingga tampak seperti penebalan korteks. Material korteks dan pembungkus spora berbeda.
  7. Pematangan spora. Spora bakteri menyintesis asam dipokolinat dan melakukan pengambilan kalsium. Dua komponen ini merupakan karakteristik resistensi dan dormansi endospora.
  8. Tahap terakhir adalah pelepasan spora. Terjadi lisis sel induk, sehingga spora yang telah matang keluar. Tidak ada aktivitas metabolik yang terjadi sampai spora siap untuk melakukan germinasi. Proses sporulasi ini biasanya berlangsung sekitar 15 jam.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Parker, Sybil, P (1984). McGraw-Hill Dictionary of Biology. McGraw-Hill Company. hlm. 119. 
  2. ^ a b (Inggris) Madigan M, Martinko J, Stahl D, Clark D. 2012. Brock Biology of Microorganisms. Ed ke-13. New York: Pearson.