Lompat ke isi

Tato: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Чарин (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20240809)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot
 
(38 revisi perantara oleh 22 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Getatoeëerde Dajak Borneo TMnr 10002836.jpg|jmpl|200px|Seorang pria [[Dayak]] menunjukkan tato di dada dan perutnya. Foto dari koleksi [[Tropenmuseum]], [[Amsterdam]].]]
'''Rajah''' atau '''tato''' ({{lang-en|tattoo}}) adalah suatu tanda yang dibuat dengan memasukkan [[pigmen]] ke dalam [[kulit]]. Dalam istilah teknis, rajah adalah implantasi pigmen mikro. Rajah dapat dibuat terhadap kulit [[manusia]] atau [[hewan]]. Rajah pada manusia adalah suatu bentuk modifikasi tubuh, sementara rajah pada hewan umumnya digunakan sebagai identifikasi.
'''Tato''' ({{lang-en|tattoo}}) atau '''cacah''' adalah suatu [[gambar]], [[simbol]], atau [[tulisan]] pada permukaan [[kulit]] yang dibuat dengan memasukkan [[pigmen|zat warna]] ke dalamnya. Dalam istilah teknis, tato adalah implantasi zat warna mikro. Tato dapat dibuat terhadap kulit [[manusia]] atau [[hewan]]. Tato pada manusia adalah suatu bentuk [[modifikasi tubuh]], sementara tato pada hewan umumnya digunakan sebagai identifikasi.


Rajah merupakan praktik yang ditemukan hampir di semua tempat dengan fungsi sesuai dengan adat setempat. Rajah dahulu sering dipakai oleh kalangan suku-suku terasing di suatu wilayah di dunia sebagai penandaan wilayah, derajat, pangkat, bahkan menandakan kesehatan seseorang. Rajah digunakan secara luas oleh orang-orang [[Polinesia]], [[Filipina]], [[Kalimantan]], [[Afrika]], [[Amerika Utara]], [[Amerika Selatan]], [[Mesoamerika]], [[Eropa]], [[Jepang]], [[Kamboja]], serta [[Tiongkok]]. Walaupun pada beberapa kalangan rajah dianggap tabu, seni rajah tetap menjadi sesuatu yang populer di dunia.
Tato merupakan praktik yang ditemukan hampir di semua tempat dengan fungsi sesuai dengan adat setempat. Tato dahulu sering dipakai oleh kalangan suku-suku terasing di suatu wilayah di dunia sebagai penandaan wilayah, derajat, pangkat, bahkan menandakan kesehatan seseorang. Tato digunakan secara luas oleh orang-orang [[Polinesia]], [[Filipina]], [[Kalimantan]], [[Sumatra]], [[Afrika]], [[Amerika Utara]], [[Amerika Selatan]], [[Mesoamerika]], [[Eropa]], [[Jepang]], [[Kamboja]], serta [[Tiongkok]]. Walaupun pada beberapa kalangan tato dianggap tabu, seni tato tetap menjadi sesuatu yang populer di dunia.


== Etimologi ==
== Etimologi ==
Kata "tato" berasal dari [[bahasa Tahiti]], "tatu" berarti menandakan sesuatu.<ref name="covered">{{Cite book |last=Thompson |first=Beverly Yuen |title=Covered in Ink: Tattoos, Women and the Politics of the Body |date=2015 |location=New York, New York USA |publisher=[[New York University Press]] |isbn=978-0-8147-8920-9 |pages=35–64 |chapter="I Want to Be Covered": Heavily Tattooed Women Challenge the Dominant Beauty Culture |chapter-url=https://cpb-us-west-2-juc1ugur1qwqqqo4.stackpathdns.com/hawksites.newpaltz.edu/dist/1/2245/files/2018/01/Yuen-Thompson_Heavily-Tattooed-Women-1cyuu89.pdf}}</ref><ref name="samoa2">{{cite web |title=Meaning of Tatau 1 |url=https://pasefika.com/Culture/Article/19/sa/Meaning-of-Tatau-1 |publisher=Pasefika Design}}</ref> dari bahasa Proto-Oseanik *''sau''₃ yang mengacu kepada [[tulang belikat]] [[kalong]] yang dipakai sebagai alat pencacah.<ref>{{cite web |url=https://acd.clld.org/cognatesets/31345#3/-11.94/168.74 |title=*sau₃ wingbone of flying fox, used in tattooing; tattoo |last1=Blust |first1=Robert |author-link=Robert Blust |last2=Trussel |first2=Stephen |website=Austronesian Comparative Dictionary |date=2010 |publisher=Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology |access-date=8 November 2022}}</ref> Menurut [[Kamus Besar Bahasa Indonesia]], tato berarti [[gambar]] atau [[lukisan]] pada bagian (anggota) tubuh. Istilah lain untuk tato ialah "cacah", yang memiliki pengertian sama, dan berasal dari [[bahasa Jawa Kuno]].<ref>{{citation|url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/cacah| chapter=Definisi 'cacah'| title=Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi VI| place=Jakarta| publisher=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa| year=2016| accessdate=14 Maret 2024}}</ref> Sedangkan kata "rajah" juga dapat memiliki pengertian sama, tetapi lebih mengacu kepada tato atau gambar di media lainnya yang diyakini memiliki kekuatan gaib atau [[sihir]].<ref>{{citation|url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/cacah| chapter=Definisi 'cacah'| title=Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi VI| place=Jakarta| publisher=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa| year=2016| accessdate=14 Maret 2024}}</ref>
Kata "tato" berasal dari [[bahasa Tahiti]], "tatu" berarti menandakan sesuatu. Menurut [[Kamus Besar Bahasa Indonesia]], tato berarti [[gambar]] atau [[lukisan]] pada bagian (anggota) tubuh.


== Sejarah ==
== Sejarah ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Getatoeëerde Dajak Borneo TMnr 10002836.jpg|thumb|200px|Seorang pria Dayak menunjukkan rajahan di dada dan perutnya. Foto dari koleksi Tropenmuseum Amsterdam.]]
Keberadaan merajah tubuh di dalam kebudayaan dunia sudah sangat lama ada dan dapat dijumpai di seluruh sudut dunia. Menurut sejarah, ternyata [[rajah tubuh]] sudah dilakukan sejak 3000 tahun [[SM]] (sebelum Masehi). Tato ditemukan untuk pertama kalinya pada sebuah mumi yang terdapat di [[Mesir]]. Dan konon hal itu dianggap yang menjadikan tato kemudian menyebar ke suku-suku di dunia, termasuk salah satunya suku Indian di [[Amerika Serikat]] dan [[Polinesia]] di [[Asia]], lalu berkembang ke seluruh suku-suku dunia salah satunya suku Dayak di Kalimantan.


Keberadaan mencacah tubuh di dalam kebudayaan dunia sudah sangat lama ada dan dapat dijumpai di seluruh sudut dunia. Menurut sejarah, tato sudah dilakukan sejak ribuan tahun [[Sebelum Masehi]]. Hal ini dibuktikan dengan keberadaan beberapa [[mumi]] dari masa lampau. Dua mumi yang berasal dari zaman [[Mesir Kuno]] (3351 dan 3017 SM) memiliki tato figuratif pada tubuhnya.<ref>{{cite news |last=Ghosh |first=Pallab |date=1 March 2018 |title='Oldest tattoo' found on 5,000-year-old Egyptian mummies |url=https://www.bbc.com/news/science-environment-43230202 |publisher=[[BBC]] |access-date=8 March 2018}}</ref> Mumi [[Ötzi]] dari masa 3250 SM, yang ditemukan di [[pegunungan Alpen]], memiliki 61 tato di tubuhnya.<ref>{{cite news |last1=Scallan |first1=Marilyn |title=Ancient Ink: Iceman Otzi Has World's Oldest Tattoos |url=http://smithsonianscience.si.edu/2015/12/debate-over-worlds-oldest-tattoo-is-over-for-now/ |access-date=19 December 2015 |publisher=Smithsonian Science News |date=9 December 2015}}</ref>
Tato dibuat sebagai suatu symbol atau penanda, dapat memberikan suatu kebanggaan tersendiri bagi si empunya dan simbol keberanian dari si pemilik tato.
Sejak masa pertama tato dibuat juga memiliki tujuan demikian. Tato dipercaya sebagai simbol keberuntungan, status sosial, kecantikan, kedewasaan, dan harga diri.


Tradisi menato pada umumnya dilakukan pada masa lampau oleh [[bangsa Austronesia]]. Itu merupakan salah satu teknologi yang ditemukan oleh orang-orang Pra-Austronesia dan pesisir Cina Selatan sejak masa 1500 SM, sebelum persebaran bangsa Austronesia ke kepulauan [[Indo-Pasifik]].<ref name="robitaille">{{cite book|author=Benoît Robitaille|title =A Preliminary Typology of Perpendicularly Hafted Bone Tipped Tattooing Instruments: Toward a Technological History of Oceanic Tattooing in Bones as Tools: Current Methods and Interpretations in Worked Bone Studies.Editors: Christian Gates St-Pierre and Renee Walker|publisher =Archaeopress|year =2007|pages=159–174|isbn =|url =https://www.researchgate.net/publication/286450624}}</ref><ref name="kirch">{{cite book|author=Patrick Vinton Kirch|title =A Shark Going Inland Is My Chief: The Island Civilization of Ancient Hawai'i|publisher =University of California Press|year =2012|pages=31–32|isbn = 9780520273306|url =https://books.google.com/books?id=VFJpUG5Nzh4C&pg=PA31}}</ref><ref name="fuery">{{cite book|first1=Louise |last1=Furey|author-link1=Louise Furey|editor =Lars Krutak & Aaron Deter-Wolf|title =Ancient Ink: The Archaeology of Tattooing|chapter =Archeological Evidence for Tattooing in Polynesia and Micronesia|publisher =University of Washington Press|year =2017|pages=159–184|isbn =9780295742847|chapter-url =https://books.google.com/books?id=RKZGDwAAQBAJ&pg=PT171}}</ref> Ada kemungkinan bahwa tradisi tersebut berkaitan dengan kegiatan [[perburuan kepala]].<ref name="bald">{{cite book|author=Julian Baldick|title =Ancient Religions of the Austronesian World: From Australasia to Taiwan|publisher =I.B.Tauris|year =2013|page=3|isbn =9781780763668|url =https://books.google.com/books?id=2c2KRnKqWgoC&pg=PA3}}</ref> Tato menyebar ke suku-suku di dunia, termasuk salah satunya suku Indian di [[Amerika Serikat]] dan [[Polinesia]] di [[Asia]], lalu berkembang ke seluruh suku-suku dunia salah satunya [[suku Dayak]] di [[Kalimantan]].<ref name="dayak">{{cite web|url=https://tattmag.com/dayak-tattoos/|author=Tattmag Team |date=16 December 2019|title=40 DAYAK TATTOOS: ORIGINS, MEANINGS & MORE|website=tattmag.com/|access-date=6 December 2023}}</ref>
== Teknik pembuatan ==


Tato dibuat sebagai suatu simbol atau penanda, dapat memberikan suatu kebanggaan tersendiri bagi si empunya dan simbol keberanian dari si pemilik tato. Sejak masa pertama tato dibuat juga memiliki tujuan demikian. Tato dipercaya sebagai simbol keberuntungan, status sosial, kecantikan, kedewasaan, dan harga diri.
Ada berbagai cara dalam pembuatan tato. Ada yang menggunakan tulang binatang sebagai jarum seperti yang dapat dijumpai pada orang-orang [[Eskimo]], [[suku Dayak]] dengan duri pohon jeruk, dan ada pula yang menggunakan [[tembaga]] panas untuk mencetak gambar naga di kulit seperti yang dapat ditemui di [[Tiongkok]]. Bukannya tidak sakit dalam proses membuat tato. Sebenarnya rasa sakit pasti dialami ketika membuat tato di tubuh, namun karena nilai yang tinggi dari tato, dan harga diri yang didapatkan, maka rasa sakit itu tidak dianggap masalah.


== Kebudayaan ==
Ada berbagai jenis dan ragam bentuk tato, tergantung dengan apa yang dipercaya oleh suku-suku bersangkutan, dan di setiap daerah umumnya memiliki persepsi yang berbeda-beda tentang tato, meski pada prinsipnya hampir sama.
[[Berkas:Tato Mentawai.jpg|jmpl|Tato [[Suku Mentawai]]]]
Di [[Borneo]] ([[Kalimantan]]), di beberapa sub-Suku [[Suku Dayak|Dayak]] tato merupakan aspek spritual serta juga dapat melambangkan identitas dan status sosial yang tinggi.<ref name="dayak"/>


Di [[Tiongkok]], pada masa zaman [[Dinasti Ming]] (kurang lebih 350 tahun yang lalu), wanita dari [[suku Derung]] membuat tato di wajah dan pantatnya untuk sebagai tanda bagi keturunan yang baik.<ref>{{cite news |title=The Derung People: the Face Tattooed Tribal Women of China |url=https://china-underground.com/2016/09/22/20-rare-images-last-tattooed-women-china/ |access-date=14 August 2021 |work=China-Underground |date=22 September 2016}}</ref>
== Tato di beberapa daerah ==


Di [[Sumatra]], [[suku Mentawai]] memandang tato sebagai suatu hal yang sakral dan berfungsi sebagai simbol keseimbangan alam.<ref name="ink">{{cite book|author=Dale Rio|title=Planet Ink: The Art and Studios of the World's Top Tattoo Artists|url=https://archive.org/details/planetinkartstud0000riod|publisher=Voyageur Press|year=2012|isbn=978-0-7603-4229-9}}</ref> Suku Mentawai juga meyakini bahwa dengan tato, mereka dapat membawa harta kekayaan ke alam setelah kematian dan sebagai tanda pengenal saat berjumpa roh para leluhur di alam baka.<ref>{{Cite web |title=Mentawai Tribe |url=https://www.mentawaitribe.com/ |website=www.mentawaitribe.com |access-date=2020-03-30}}</ref>
Di [[Borneo]] ([[Kalimantan]]), penduduk asli wanita disana menganggap bahwa tato merupakan sebuah simbol yang menunjukkan keahlian khusus.


== Teknik pembuatan ==
Di [[Tiongkok]], pada masa zaman Dinasti Ming (kurang lebih 350 tahun yang lalu), wanita dari suku Drung membuat tato di wajah dan pantatnya untuk sebagai tanda bagi keturunan yang baik.
[[Berkas:Dajak bezig met tatoeëren aan boord van één van de expeditieschepen tijdens de Lorentzexpedtie naar Nederlands Nieuw-Guinea, KITLV 406006.tiff|jmpl|Teknik pembuatan tato oleh [[Suku Dayak]].]]
Ada berbagai cara dalam pembuatan tato. Ada yang menggunakan tulang binatang sebagai jarum seperti yang dapat dijumpai pada orang-orang [[Eskimo]], [[suku Dayak]] dengan duri pohon jeruk, dan ada pula yang menggunakan [[tembaga]] panas untuk mencetak gambar naga di kulit seperti yang dapat ditemui di [[Tiongkok]]. Bukannya tidak sakit dalam proses membuat tato. Sebenarnya rasa sakit pasti dialami ketika membuat tato di tubuh, namun karena nilai yang tinggi dari tato, dan harga diri yang didapatkan, maka rasa sakit itu tidak dianggap masalah.


Ada berbagai jenis dan ragam bentuk tato, tergantung dengan apa yang dipercaya oleh suku-suku bersangkutan, dan di setiap daerah umumnya memiliki persepsi yang berbeda-beda tentang tato, meski pada prinsipnya hampir sama.
Di [[Indian]], melukis tubuh {{lang-en|body painting}} dan mengukir kulit dilakukan untuk mempercantik (sebagai tujuan [[estetika]]) dan menunjukkan [[status sosial]].


==Referensi==
Suku [[Mentawai]] memandang tato sebagai suatu hal yang sakral dan berfungsi sebagai simbol keseimbangan alam.
{{reflist}}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
{{commonscat|Tattoos}}
{{commons|category:Tattoos|Tato}}
* {{en}} [http://www.momentmag.com/features/jun06/2006-06_Tattoo.html Marked for Life: Jews and Tattoos] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060813213253/http://www.momentmag.com/features/jun06/2006-06_Tattoo.html |date=2006-08-13 }}
* {{en}} [http://ttattoo.com/ Ttattoo.com]
* {{en}} [http://www.harrisinteractive.com/news/allnewsbydate.asp?NewsID=691 Harris Interactive: A Third of Americans With Tattoos Say They Make Them Feel More Sexy] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20061029021233/http://www.harrisinteractive.com/news/allnewsbydate.asp?NewsID=691 |date=2006-10-29 }}
* {{en}} [http://www.momentmag.com/features/jun06/2006-06_Tattoo.html Marked for Life: Jews and Tattoos]
* {{en}} [http://www.harrisinteractive.com/news/allnewsbydate.asp?NewsID=691 Harris Interactive: A Third of Americans With Tattoos Say They Make Them Feel More Sexy]
* {{en}} [http://www.cdc.gov/ncidod/diseases/hepatitis/c/tattoo.htm CDC's Position on Tattooing and HCV Infection]
* {{en}} [http://www.cdc.gov/ncidod/diseases/hepatitis/c/tattoo.htm CDC's Position on Tattooing and HCV Infection]
* {{en}} [http://www.cfsan.fda.gov/~dms/cos-204.html United States Food and Drug Administration - Tattoos and Permanent Makeup]
* {{en}} [http://www.cfsan.fda.gov/~dms/cos-204.html United States Food and Drug Administration - Tattoos and Permanent Makeup] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060615191356/http://www.cfsan.fda.gov/~dms/cos-204.html |date=2006-06-15 }}
*[https://quikknowledge.com Gambar Tato] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210818101625/https://quikknowledge.com/ |date=2021-08-18 }}


[[Kategori:Dermatologi]]
[[Kategori:Dermatologi]]
[[Kategori:Modifikasi tubuh]]
[[Kategori:Modifikasi tubuh]]

{{Link GA|fr}}

Revisi terkini sejak 17 Agustus 2024 06.09

Seorang pria Dayak menunjukkan tato di dada dan perutnya. Foto dari koleksi Tropenmuseum, Amsterdam.

Tato (bahasa Inggris: tattoo) atau cacah adalah suatu gambar, simbol, atau tulisan pada permukaan kulit yang dibuat dengan memasukkan zat warna ke dalamnya. Dalam istilah teknis, tato adalah implantasi zat warna mikro. Tato dapat dibuat terhadap kulit manusia atau hewan. Tato pada manusia adalah suatu bentuk modifikasi tubuh, sementara tato pada hewan umumnya digunakan sebagai identifikasi.

Tato merupakan praktik yang ditemukan hampir di semua tempat dengan fungsi sesuai dengan adat setempat. Tato dahulu sering dipakai oleh kalangan suku-suku terasing di suatu wilayah di dunia sebagai penandaan wilayah, derajat, pangkat, bahkan menandakan kesehatan seseorang. Tato digunakan secara luas oleh orang-orang Polinesia, Filipina, Kalimantan, Sumatra, Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, Mesoamerika, Eropa, Jepang, Kamboja, serta Tiongkok. Walaupun pada beberapa kalangan tato dianggap tabu, seni tato tetap menjadi sesuatu yang populer di dunia.

Etimologi

[sunting | sunting sumber]

Kata "tato" berasal dari bahasa Tahiti, "tatu" berarti menandakan sesuatu.[1][2] dari bahasa Proto-Oseanik *sau₃ yang mengacu kepada tulang belikat kalong yang dipakai sebagai alat pencacah.[3] Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tato berarti gambar atau lukisan pada bagian (anggota) tubuh. Istilah lain untuk tato ialah "cacah", yang memiliki pengertian sama, dan berasal dari bahasa Jawa Kuno.[4] Sedangkan kata "rajah" juga dapat memiliki pengertian sama, tetapi lebih mengacu kepada tato atau gambar di media lainnya yang diyakini memiliki kekuatan gaib atau sihir.[5]

Keberadaan mencacah tubuh di dalam kebudayaan dunia sudah sangat lama ada dan dapat dijumpai di seluruh sudut dunia. Menurut sejarah, tato sudah dilakukan sejak ribuan tahun Sebelum Masehi. Hal ini dibuktikan dengan keberadaan beberapa mumi dari masa lampau. Dua mumi yang berasal dari zaman Mesir Kuno (3351 dan 3017 SM) memiliki tato figuratif pada tubuhnya.[6] Mumi Ötzi dari masa 3250 SM, yang ditemukan di pegunungan Alpen, memiliki 61 tato di tubuhnya.[7]

Tradisi menato pada umumnya dilakukan pada masa lampau oleh bangsa Austronesia. Itu merupakan salah satu teknologi yang ditemukan oleh orang-orang Pra-Austronesia dan pesisir Cina Selatan sejak masa 1500 SM, sebelum persebaran bangsa Austronesia ke kepulauan Indo-Pasifik.[8][9][10] Ada kemungkinan bahwa tradisi tersebut berkaitan dengan kegiatan perburuan kepala.[11] Tato menyebar ke suku-suku di dunia, termasuk salah satunya suku Indian di Amerika Serikat dan Polinesia di Asia, lalu berkembang ke seluruh suku-suku dunia salah satunya suku Dayak di Kalimantan.[12]

Tato dibuat sebagai suatu simbol atau penanda, dapat memberikan suatu kebanggaan tersendiri bagi si empunya dan simbol keberanian dari si pemilik tato. Sejak masa pertama tato dibuat juga memiliki tujuan demikian. Tato dipercaya sebagai simbol keberuntungan, status sosial, kecantikan, kedewasaan, dan harga diri.

Kebudayaan

[sunting | sunting sumber]
Tato Suku Mentawai

Di Borneo (Kalimantan), di beberapa sub-Suku Dayak tato merupakan aspek spritual serta juga dapat melambangkan identitas dan status sosial yang tinggi.[12]

Di Tiongkok, pada masa zaman Dinasti Ming (kurang lebih 350 tahun yang lalu), wanita dari suku Derung membuat tato di wajah dan pantatnya untuk sebagai tanda bagi keturunan yang baik.[13]

Di Sumatra, suku Mentawai memandang tato sebagai suatu hal yang sakral dan berfungsi sebagai simbol keseimbangan alam.[14] Suku Mentawai juga meyakini bahwa dengan tato, mereka dapat membawa harta kekayaan ke alam setelah kematian dan sebagai tanda pengenal saat berjumpa roh para leluhur di alam baka.[15]

Teknik pembuatan

[sunting | sunting sumber]
Teknik pembuatan tato oleh Suku Dayak.

Ada berbagai cara dalam pembuatan tato. Ada yang menggunakan tulang binatang sebagai jarum seperti yang dapat dijumpai pada orang-orang Eskimo, suku Dayak dengan duri pohon jeruk, dan ada pula yang menggunakan tembaga panas untuk mencetak gambar naga di kulit seperti yang dapat ditemui di Tiongkok. Bukannya tidak sakit dalam proses membuat tato. Sebenarnya rasa sakit pasti dialami ketika membuat tato di tubuh, namun karena nilai yang tinggi dari tato, dan harga diri yang didapatkan, maka rasa sakit itu tidak dianggap masalah.

Ada berbagai jenis dan ragam bentuk tato, tergantung dengan apa yang dipercaya oleh suku-suku bersangkutan, dan di setiap daerah umumnya memiliki persepsi yang berbeda-beda tentang tato, meski pada prinsipnya hampir sama.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Thompson, Beverly Yuen (2015). ""I Want to Be Covered": Heavily Tattooed Women Challenge the Dominant Beauty Culture" (PDF). Covered in Ink: Tattoos, Women and the Politics of the Body. New York, New York USA: New York University Press. hlm. 35–64. ISBN 978-0-8147-8920-9. 
  2. ^ "Meaning of Tatau 1". Pasefika Design. 
  3. ^ Blust, Robert; Trussel, Stephen (2010). "*sau₃ wingbone of flying fox, used in tattooing; tattoo". Austronesian Comparative Dictionary. Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology. Diakses tanggal 8 November 2022. 
  4. ^ "Definisi 'cacah'", Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi VI, Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2016, diakses tanggal 14 Maret 2024 
  5. ^ "Definisi 'cacah'", Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi VI, Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2016, diakses tanggal 14 Maret 2024 
  6. ^ Ghosh, Pallab (1 March 2018). "'Oldest tattoo' found on 5,000-year-old Egyptian mummies". BBC. Diakses tanggal 8 March 2018. 
  7. ^ Scallan, Marilyn (9 December 2015). "Ancient Ink: Iceman Otzi Has World's Oldest Tattoos". Smithsonian Science News. Diakses tanggal 19 December 2015. 
  8. ^ Benoît Robitaille (2007). A Preliminary Typology of Perpendicularly Hafted Bone Tipped Tattooing Instruments: Toward a Technological History of Oceanic Tattooing in Bones as Tools: Current Methods and Interpretations in Worked Bone Studies.Editors: Christian Gates St-Pierre and Renee Walker. Archaeopress. hlm. 159–174. 
  9. ^ Patrick Vinton Kirch (2012). A Shark Going Inland Is My Chief: The Island Civilization of Ancient Hawai'i. University of California Press. hlm. 31–32. ISBN 9780520273306. 
  10. ^ Furey, Louise (2017). "Archeological Evidence for Tattooing in Polynesia and Micronesia". Dalam Lars Krutak & Aaron Deter-Wolf. Ancient Ink: The Archaeology of Tattooing. University of Washington Press. hlm. 159–184. ISBN 9780295742847. 
  11. ^ Julian Baldick (2013). Ancient Religions of the Austronesian World: From Australasia to Taiwan. I.B.Tauris. hlm. 3. ISBN 9781780763668. 
  12. ^ a b Tattmag Team (16 December 2019). "40 DAYAK TATTOOS: ORIGINS, MEANINGS & MORE". tattmag.com/. Diakses tanggal 6 December 2023. 
  13. ^ "The Derung People: the Face Tattooed Tribal Women of China". China-Underground. 22 September 2016. Diakses tanggal 14 August 2021. 
  14. ^ Dale Rio (2012). Planet Ink: The Art and Studios of the World's Top Tattoo Artists. Voyageur Press. ISBN 978-0-7603-4229-9. 
  15. ^ "Mentawai Tribe". www.mentawaitribe.com. Diakses tanggal 2020-03-30. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]