Lompat ke isi

Husein Mutahar: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(86 revisi perantara oleh 42 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox officeholder
{{Infobox_President
|honorific-prefix = H.
| honorific-prefix = [[Mayor]]
|name = Mutahar
| name = Muhammad Husein Mutahar
| honorific-suffix =
|image = H Mutahar.jpg
| image = H. Mutahar.jpg
|president =[[Soeharto]]
| caption = H. Mutahar menggunakan baju [[Pramuka]] pada tahun 1998
|office = Duta Besar di Vatikan
| office = [[Daftar Duta Besar Indonesia untuk Takhta Suci|Duta Besar Indonesia untuk Takhta Suci]]
|order =
|term_start = 1969
| term_start = 1969
|term_end = 1973
| term_end = 1973
| predecessor = [[Mohammad Nazir]]
|1= Duta Besar di Vatikan
| successor = Subagio Surjaningrat
|order1 = Sekretaris Jenderal Departemen Luar Negeri
| birth_date = {{Birth date|1916|08|05}}
|term_start1 = 1974
| birth_place = [[Samarang]], [[Jawa Tengah|Midden Java]], [[Hindia Belanda]] (sekarang Semarang, Jawa Tengah, Indonesia)
|term_end1 = 1974
| death_date = {{Death date and age|2004|06|09|1916|08|05}}
|office2 = Pendiri Paskibraka
| death_place = [[Jakarta]]
|order2 =
| nationality = {{flag_icon|Indonesia}} [[Indonesia]]
|term_start2 = 1946
| spouse =
|term_end2 = 1973
| party =
|president2 =[[Soekarno]]
| known_for = Pendiri [[Paskibraka]]
|vicepresident =
| children =
|predecessor =
| residence =
|successor =
| resting_place = [[Taman Pemakaman Umum Jeruk Purut]]<ref name=:'Kemenpora'>{{citeweb |last=Amr |url=http://kemenpora.go.id/index/preview/berita/8936 |date=4 Agustus 2014 |title=Ziarah ke Makam Husein Mutahar, Pendiri Paskibraka |website=Website resmi Kementrian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia |archive-url=https://archive.today/20180324180457/http://kemenpora.go.id/index/preview/berita/8936 |archive-date=2018-03-24 |access-date=26 Maret 2018 |dead-url=yes }}</ref>
|birth_date = {{birth date|1916|8|5}}
| alma_mater = {{plainlist|
|birth_place = [[Berkas:Flag of the Netherlands.svg|border|link=Hindia-Belanda|22px]] [[Semarang]], [[Jawa Tengah]], [[Hindia-Belanda|Hindia Belanda]]
* [[Europeesche Lagere School]]
|death_date = {{death date and age|2004|6|6|1916|8|5}}
* [[Meer Uitgebreid Lager Onderwijs]]
|death_place = {{Flagicon|Indonesia}} [[Jakarta]], [[Indonesia]]
* [[Algemene Middelbare School]]
|nationality = [[Indonesia]]
* [[Universitas Gadjah Mada]]
|party =
}}
|spouse =
| occupation = {{hlist|[[Komposer]]|[[diplomat]]}}
|religion = [[Islam]]
| profession =
|yearsactive =
| blank1 = Nama lain
|signature =
| data1 = H. Mutahar
| blank2 = [[Suku]]
| data2 = [[Arab-Indonesia]]
| relations =
| parents = Salim Mutahar (ayah)
| signature =
| signature_alt =
| website =
| footnotes =
| nickname =
| allegiance = {{flag|Indonesia}}
| serviceyears =
| rank = [[Berkas:Mayor pdh al.png|25px]] [[Mayor]]
| branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian Navy.svg|25px]] [[TNI Angkatan Laut]]
| unit =
| awards = [[Berkas:Bintang gerilya.gif|25px]] <small>[[Bintang Gerilya]]</small> <br><small>[[Berkas:Mahaputra Pratama.gif|25px]] [[Bintang Mahaputra Pratama]]</small>
| battles = [[Pertempuran Lima Hari]]<br>[[Revolusi Nasional Indonesia]]
}}
}}


'''M. Husein Mutahar''' ({{lahirmati|[[Kota Semarang|Semarang]], [[Jawa Tengah]]|5|8|1916|[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]|9|6|2004}}), atau lebih dikenal dengan nama '''H. Mutahar''', adalah seorang komponis [[musik]] [[Indonesia]], terutama untuk kategori lagu kebangsaan dan anak-anak.
'''[[Sayyid]] Muhammad Husein bin Salim bin Ahmad bin Salim bin Ahmad [[al-Muthahar]]''' atau yang lebih dikenal dengan nama '''H. Mutahar''' ({{lahirmati|[[Kota Semarang|Semarang]], [[Jawa Tengah]]|5|8|1916|[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]|9|6|2004}}), adalah tokoh [[negarawan]] dalam masa-masa awal [[kemerdekaan Indonesia]]. Namanya paling dikenal sebagai seorang [[komponis]] [[musik]] [[Indonesia]], terutama untuk kategori lagu nasional dan [[kepanduan]].


Lagu ciptaannya yang populer adalah [[hymne]] ''[[Syukur (lagu nasional)|Syukur]]'' (diperkenalkan Januari 1945) dan mars ''[[Hari Merdeka (lagu nasional)|Hari Merdeka]]'' (1946).<ref name=obituari /> Karya terakhirnya, ''[[Dirgahayu Indonesiaku (lagu nasional)|Dirgahayu Indonesiaku]] '', menjadi lagu resmi ulang tahun ke-50 Kemerdekaan Indonesia.<ref name=obituari /> Lagu anak-anak ciptaannya, antara lain: "Gembira", "Tepuk Tangan Silang-silang", "Mari Tepuk", "Slamatlah", "Jangan Putus Asa", "Saat Berpisah", dan "[[Hymne Pramuka]]".<ref name=ppi-jp>{{cite web |url=http://paskibraka-jp.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=32:hmutaharpotretseorangmusikusulung&catid=4:tokoh&Itemid=2 |title=H. Mutahar - Potret Seorang Musikus Ulung |author= |date=2009-2-8 |work= |publisher=Purna Paskibraka Indonesia |accessdate=2012-08-17}}</ref>
Lagu ciptaannya yang populer adalah [[hymne]] ''[[Syukur (lagu nasional)|Syukur]]'' (diperkenalkan Januari 1945) dan mars ''[[Hari Merdeka (lagu nasional)|Hari Merdeka]]'' (1946).<ref name=obituari /> Karya terakhirnya, ''[[Dirgahayu Indonesiaku (lagu nasional)|Dirgahayu Indonesiaku]] '', menjadi lagu resmi ulang tahun ke-50 Kemerdekaan Indonesia.<ref name=obituari /> Lagu kepanduan ciptaannya, antara lain "Gembira", "Tepuk Tangan Silang-silang", "Mari Tepuk", "Slamatlah", "Jangan Putus Asa", "Saat Berpisah", dan "[[Hymne Pramuka]]".<ref name=ppi-jp>{{cite web |url=http://paskibraka-jp.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=32:hmutaharpotretseorangmusikusulung&catid=4:tokoh&Itemid=2 |title=H. Mutahar - Potret Seorang Musikus Ulung |author= |date=2009-2-8 |work= |publisher=Purna Paskibraka Indonesia |accessdate=2012-08-17 |archive-date=2012-12-18 |archive-url=https://archive.today/20121218142211/http://paskibraka-jp.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=32:hmutaharpotretseorangmusikusulung&catid=4:tokoh&Itemid=2 |dead-url=yes }}</ref>


== Karier ==
== Karier ==
Ia mengecap pendidikan setahun di Fakultas Hukum [[Universitas Gadjah Mada]] periode 1946-1947,<ref name=ismail>{{cite book |title=Kumpulan Lagu Nasional: Persembahan untuk Indonesiaku |last=Ismail |first=Gunawan |authorlink= |coauthors= |year=2007 |publisher=Niaga Swadaya |location= |isbn=9791133719, 9789791133715 |page=173 |pages= |url= |accessdate=2012-08-17}}</ref> setelah tamat dari [[MULO]] B (1934) dan [[AMS]] A-I (1938).<ref name=ismail /> Pada tahun 1945, Mutahar bekerja sebagai Sekretaris Panglima [[TNI Angkatan Laut|Angkatan Laut]] RI di [[Kota Yogyakarta|Jogjakarta]], kemudian menjadi pegawai tinggi Sekretariat Negara di Jogjakarta (1947).<ref name=ismail /> Selanjutnya, ia mendapat jabatan-jabatan yang meloncat-loncat antardepartemen. Puncak kariernya barangkali adalah sebagai [[Duta Besar]] RI di [[Tahta Suci]] (Vatikan) (1969-1973).<ref name=ismail /> Ia diketahui menguasai paling tidak enam [[bahasa]] secara aktif. Jabatan terakhirnya adalah sebagai Penjabat Sekretaris Jenderal Departemen Luar Negeri (1974).<ref name=ismail />
Ia mengecap pendidikan setahun di Fakultas Hukum [[Universitas Gadjah Mada]] periode 1946-1947,<ref name=ismail>{{cite book|title=Kumpulan Lagu Nasional: Persembahan untuk Indonesiaku|last=Ismail|first=Gunawan|authorlink=|coauthors=|year=2007|publisher=Niaga Swadaya|location=|isbn=9791133719, 9789791133715|page=173|pages=|url=|accessdate=2012-08-17}}</ref> setelah tamat dari [[MULO]] B (1934) dan [[SMA Negeri 1 Surakarta|AMS A-I]] (1938).<ref name=ismail /> Pada tahun 1945, Mutahar bekerja sebagai Sekretaris Panglima [[TNI Angkatan Laut|Angkatan Laut]] RI di [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]], kemudian menjadi pegawai tinggi [[Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia|Sekretariat Negara]] di Yogyakarta (1947).<ref name=ismail /> Selanjutnya, ia mendapat jabatan-jabatan yang meloncat-loncat antardepartemen. Puncak kariernya sebagai pejabat negara barangkali adalah sebagai [[Duta Besar]] RI di [[Tahta Suci]] (Vatikan) (1969-1973).<ref name=ismail /> Ia diketahui menguasai paling tidak enam [[bahasa]] secara aktif. Jabatan terakhirnya adalah sebagai Pejabat Sekretaris Jenderal Departemen Luar Negeri (1974).<ref name=ismail />


== Kepanduan ==
== Kepanduan ==
Mutahar aktif dalam kegiatan [[kepanduan]]. Ia adalah salah seorang tokoh utama '''Pandu Rakyat Indonesia''',<ref name=ppi-jp /> gerakan kepanduan independen yang berhaluan nasionalis. Ia juga dikenal anti-komunis. Ketika seluruh gerakan kepanduan dilebur menjadi [[Gerakan Pramuka]], Mutahar juga menjadi tokoh di dalamnya. Namanya juga terkait dalam mendirikan dan membina Pasukan Pengibar Bendera Pusaka ([[Paskibraka]]), tim yang beranggotakan [[pelajar]] dari berbagai penjuru Indonesia yang bertugas mengibarkan [[Bendera Pusaka]] dalam upacara peringatan '''Hari Kemerdekaan''' RI.
Mutahar aktif dalam kegiatan [[kepanduan]]. Ia adalah salah seorang tokoh utama [[Pandu Rakyat Indonesia]],<ref name=ppi-jp /> gerakan kepanduan independen yang berhaluan nasionalis. Ia juga dikenal anti-komunis. Ketika seluruh gerakan kepanduan dilebur menjadi [[Gerakan Pramuka]], Mutahar juga menjadi tokoh di dalamnya. Namanya juga terkait dalam mendirikan dan membina Pasukan Pengibar Bendera Pusaka ([[Paskibraka]]), tim yang beranggotakan [[pelajar]] dari berbagai penjuru Indonesia yang bertugas mengibarkan [[Bendera Pusaka]] dalam upacara peringatan Hari Kemerdekaan RI.


== Paskibraka ==
== Paskibraka ==
{{utama|Paskibraka}}
{{utama|Paskibraka}}
Sebagai salah seorang ajudan Presiden, Mutahar diberi tugas menyusun upacara pengibaran bendera ketika Republik Indonesia merayakan hari ulang tahun pertama kemerdekaan, 17 Agustus 1946.<ref name=pamuji /> Menurut pemikirannya, pengibaran bendera sebaiknya dilakukan para pemuda yang mewakili daerah-daerah Indonesia. Ia lalu memilih lima pemuda yang berdomisili di Yogyakarta (tiga laki-laki dan dua perempuan) sebagai wakil daerah mereka.<ref name=pamuji />
Sebagai salah seorang [[ajudan Presiden]], Mutahar diberi tugas menyusun upacara pengibaran bendera ketika Republik Indonesia merayakan hari ulang tahun pertama kemerdekaan, 17 Agustus 1946.<ref name=pamuji /> Menurut pemikirannya, pengibaran bendera sebaiknya dilakukan para pemuda yang mewakili daerah-daerah Indonesia. Ia lalu memilih lima pemuda yang berdomisili di [[Yogyakarta]] (tiga laki-laki dan dua perempuan) sebagai wakil daerah mereka.<ref name=pamuji />


Pada tahun 1967, sebagai direktur jenderal urusan pemuda dan [[Pramuka]], [[Departemen Pendidikan dan Kebudayaan]], Mutahar diminta Presiden [[Soeharto]] untuk menyusun tata cara pengibaran [[Bendera Pusaka]].<ref name=pamuji>{{Cite thesis |type=Magister |chapter=4 |title=Komunikasi dan Edukasi di Museum Istana Kepresidenan Jakarta |url=http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/131472-T%2027477-Komunikasi%20dan%20edukasi-Analisis.pdf |author= |last=Pamuji |first=Kukuh |year=2010 |page=114 |accessdate= |docket= |oclc= }}</ref> Tata cara pengibaran Bendera Pusaka disusunnya untuk dikibarkan oleh satu pasukan yang dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok 17 sebagai pengiring atau pemandu; kelompok 8 sebagai kelompok inti pembawa bendera; kelompok 45 sebagai pengawal. Pembagian menjadi tiga kelompok tersebut merupakan simbol dari tanggal [[Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia]].<ref name=pamuji />
Pada tahun 1967, sebagai direktur jenderal urusan pemuda dan [[Pramuka]], [[Departemen Pendidikan dan Kebudayaan]], Mutahar diminta Presiden [[Soeharto]] untuk menyusun tata cara pengibaran [[Bendera Pusaka]].<ref name=pamuji>{{Cite thesis |type=Magister |chapter=4 |title=Komunikasi dan Edukasi di Museum Istana Kepresidenan Jakarta |url=http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/131472-T%2027477-Komunikasi%20dan%20edukasi-Analisis.pdf |author= |last=Pamuji |first=Kukuh |year=2010 |page=114 |accessdate= |docket= |oclc= }}</ref> Tata cara pengibaran Bendera Pusaka disusunnya untuk dikibarkan oleh satu pasukan yang dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok 17 sebagai pengiring atau pemandu; kelompok 8 sebagai kelompok inti pembawa bendera; kelompok 45 sebagai pengawal. Pembagian menjadi tiga kelompok tersebut merupakan simbol dari tanggal [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]].<ref name=pamuji />


== Keluarga ==
== Kehidupan pribadi ==
H. Mutahar tidak menikah, namun mempunyai 8 anak semang (6 laki-laki dan 2 perempuan). Sebagian merupakan ”se­rahan” dari ibu mereka —yang janda— atau bapak me­reka —beberapa waktu sebelum meninggal dunia. Ada pula bapak/ibu yang sukarela menyerahkan anaknya untuk diakui sebagai anak sendiri. Semua sudah beru­mah tangga dan mempunyai 15 orang cucu (7 laki-laki dan 8 perempuan).
H. Mutahar terlahir dari keluarga Arab-Indonesia yang mapan dan termasuk kelompok [[sayyid]]. Selama hidup ia tidak menikah, namun mempunyai delapan anak semang (6 laki-laki dan 2 perempuan). Sebagian merupakan ”se­rahan” dari ibu mereka —yang janda— atau bapak me­reka —beberapa waktu sebelum meninggal dunia. Ada pula bapak/ibu yang sukarela menyerahkan anaknya untuk diakui sebagai anak sendiri. Semua sudah beru­mah tangga dan mempunyai 15 orang cucu (7 laki-laki dan 8 perempuan).


== Lyrik lagu Syukur ==
== Meninggal dunia ==
Mutahar meninggal dunia di Jakarta tanggal 9 Juni 2004 pada usia 87 tahun akibat sakit tua. Jenazahnya dimakamkan di [[Taman Pemakaman Umum Jeruk Purut|Pemakaman Jeruk Purut]], Jakarta Selatan.<ref name=obituari>{{Cite news|title=H Mutahar Telah Pergi|author=|url=http://kompas.com/kompas-cetak/0406/10/humaniora/1074490.htm|work=[[Kompas.com]]|date=2004-6-10|archiveurl=https://web.archive.org/web/20070929145059/http://kompas.com/kompas-cetak/0406/10/humaniora/1074490.htm|archivedate=2007-09-29|accessdate=2012-08-17|dead-url=no}}</ref>
'''Syukur''' adalah lagu nasional Indonesia yang diciptakan oleh [[Husein Mutahar]] dan dipenyanyikan oleh Twitle Chorus. Lagu lagu berisi tentang menjelang Agresi Militer Belanda I pada tahun 1947, [[Soekarno]] pelantik [[Soeharto]], Pesawat air asia jatuh di selat kalimarta, TNI AL, kecelakaan [[Malaysia Airlines Penerbangan 17]] dari [[Sabang]] sampai [[Merauke]] juga merupakan lagu penutup yang digunakan beberapa stasiun televisi pada akhir siarannya. stasiun televisi yang menggunakan lagu ini sebagai lagu penutup siaran antara lain kecuali [[Fajar TV]] yang dipenyanyikan oleh [[Reza Rahardian]], [[Depok TV]], [[JPTV Jakarta]] 22 UHF (sebelumnya CB Channel Depok, [[RTV Sukabumi]], [[Banten TV]], KCTV Karawang, [[IMTV]], BCTV Bandung, [[DhohoTV]], [[RTV Malang]], [[Rajawali Televisi]], [[Bekasi TV]], [[Garuda Vision TV]], Teman TV Bogor & Badar TV Cikarang), [[Warna TV]] 54 UHF member of [[ALatief Corporation]] (nama sebelumnya [[tvone]], [[RTV Medan]], [[Bukittinggi TV]], [[JMTV]] [[Jember]], [[RTV Mataram]], [[Linggau TV]], [[RTV Batam]] & [[Jak TV]]) kecuali [[SINDOtv]] yang dipernyanyikan oleh Tri Ubaya Cakti, [[AFB TV]], [[Batam TV]], kecuali [[Green TV IPB]] yang dipenyanyikan oleh [[Reza Rahadian]], [[Kompas TV Dewata]], [[TV Cianjur]] & [[Srijunjungan TV]].
[[tvOne]] & [[Sindo TV]] yang dipernyanyikan Tri Ubaya Cakti
=== Lagu ke-1 ===
==== Song ====
:Dari yakinku teguh
:Hati ikhlasku penuh
:Akan karuniamu
==== Refrain ====
:Tanah air pusaka
:Indonesia merdeka
:Syukur aku sembahkan
:Kehadiratmu Tuhan
=== Lagu ke-2 ===
==== Song ====
:Dari yakinku teguh
:Hati ikhlasku penuh
:Akan karuniamu
==== Refrain ====
:Tanah air pusaka
:Indonesia merdeka
:Syukur aku sembahkan
:Kehadiratmu Tuhan
===== Refrain terakhir =====
:Tanah air pusaka
:Indonesia merdeka
:Syukur aku sembahkan
:Kehadiratmu Tuhan
===== Ending =====
:Kehadiratmu Tuhan
(and of logo tarian orang papua melihat dari bhineka tunggal ika melihat dari bendera indonesia)
[[Fajar TV]], [[Srijunjungan TV]] & [[Green TV IPB]] yang dipernyanyikan oleh [[Reza Rahardian]]
=== Lagu ke-1 ===
==== Song ====
:Dari yakinku teguh
:Hati ikhlasku penuh
:Akan karuniamu
==== Refrain ====
:Tanah air pusaka
:Indonesia merdeka
:Syukur aku sembahkan
:Kehadiratmu Tuhan
=== Lagu ke-2 ===
==== Song ====
:Dari yakinku teguh
:Hati ikhlasku penuh
:Akan karuniamu
==== Refrain ====
:Tanah air pusaka
:Indonesia merdeka
:Syukur aku sembahkan
:Kehadiratmu Tuhan
===== Refrain terakhir =====
:Tanah air pusaka
:Indonesia merdeka
:Syukur aku sembahkan
:Kehadiratmu Tuhan
===== Ending =====
:Kehadiratmu Tuhan (and of logo dari bhineka tunggal ika melihat dari bendera indonesia)


== Referensi ==
== Referensi ==

{{reflist}}
{{reflist}}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* {{id}} [https://archive.is/20121203160013/ppicilegon.blogspot.com/2012/02/bapak-paskibraka-indonesia.html Bapak Paskibraka Indonesia]


* {{id}} [https://archive.today/20121203160013/ppicilegon.blogspot.com/2012/02/bapak-paskibraka-indonesia.html Bapak Pramuka Indonesia]
{{lifetime|1916|2004|Mutahar, H.}}

{{Pramuka-stub}}
{{kotak mulai}}
{{s-dip}}
{{kotak suksesi
| jabatan = [[Daftar Duta Besar Indonesia untuk Takhta Suci|Duta Besar Indonesia untuk Takhta Suci]]
| pendahulu = [[Mohammad Nazir]]
| pengganti = Soebagio Surjaningrat
| tahun = 1969–1973
}}
{{kotak selesai}}
{{Authority control}}


[[Kategori:Pencipta lagu Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Semarang]]
[[Kategori:Komponis Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Pramuka]]
[[Kategori:Tokoh Pramuka]]
[[Kategori:Duta Besar Indonesia]]
[[Kategori:Komponis Indonesia]]
[[Kategori:Penulis lagu Indonesia]]
[[Kategori:Alumni Universitas Gadjah Mada]]
[[Kategori:Alumni SMA Negeri 1 Surakarta]]
[[Kategori:Arab-Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh dari Semarang]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Duta Besar Indonesia untuk Takhta Suci]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Pratama]]
[[Kategori:Penerima Bintang Gerilya]]

Revisi terkini sejak 5 Mei 2024 11.37

Muhammad Husein Mutahar
H. Mutahar menggunakan baju Pramuka pada tahun 1998
Duta Besar Indonesia untuk Takhta Suci
Masa jabatan
1969–1973
Sebelum
Pengganti
Subagio Surjaningrat
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir(1916-08-05)5 Agustus 1916
Samarang, Midden Java, Hindia Belanda (sekarang Semarang, Jawa Tengah, Indonesia)
Meninggal9 Juni 2004(2004-06-09) (umur 87)
Jakarta
MakamTaman Pemakaman Umum Jeruk Purut[1]
KebangsaanIndonesia Indonesia
Orang tuaSalim Mutahar (ayah)
Alma mater
Pekerjaan
Dikenal karenaPendiri Paskibraka
Penghargaan sipil Bintang Gerilya
Bintang Mahaputra Pratama
Nama lainH. Mutahar
SukuArab-Indonesia
Karier militer
Pihak Indonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Laut
Pangkat Mayor
Pertempuran/perangPertempuran Lima Hari
Revolusi Nasional Indonesia
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Sayyid Muhammad Husein bin Salim bin Ahmad bin Salim bin Ahmad al-Muthahar atau yang lebih dikenal dengan nama H. Mutahar (5 Agustus 1916 – 9 Juni 2004), adalah tokoh negarawan dalam masa-masa awal kemerdekaan Indonesia. Namanya paling dikenal sebagai seorang komponis musik Indonesia, terutama untuk kategori lagu nasional dan kepanduan.

Lagu ciptaannya yang populer adalah hymne Syukur (diperkenalkan Januari 1945) dan mars Hari Merdeka (1946).[2] Karya terakhirnya, Dirgahayu Indonesiaku , menjadi lagu resmi ulang tahun ke-50 Kemerdekaan Indonesia.[2] Lagu kepanduan ciptaannya, antara lain "Gembira", "Tepuk Tangan Silang-silang", "Mari Tepuk", "Slamatlah", "Jangan Putus Asa", "Saat Berpisah", dan "Hymne Pramuka".[3]

Ia mengecap pendidikan setahun di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada periode 1946-1947,[4] setelah tamat dari MULO B (1934) dan AMS A-I (1938).[4] Pada tahun 1945, Mutahar bekerja sebagai Sekretaris Panglima Angkatan Laut RI di Yogyakarta, kemudian menjadi pegawai tinggi Sekretariat Negara di Yogyakarta (1947).[4] Selanjutnya, ia mendapat jabatan-jabatan yang meloncat-loncat antardepartemen. Puncak kariernya sebagai pejabat negara barangkali adalah sebagai Duta Besar RI di Tahta Suci (Vatikan) (1969-1973).[4] Ia diketahui menguasai paling tidak enam bahasa secara aktif. Jabatan terakhirnya adalah sebagai Pejabat Sekretaris Jenderal Departemen Luar Negeri (1974).[4]

Kepanduan

[sunting | sunting sumber]

Mutahar aktif dalam kegiatan kepanduan. Ia adalah salah seorang tokoh utama Pandu Rakyat Indonesia,[3] gerakan kepanduan independen yang berhaluan nasionalis. Ia juga dikenal anti-komunis. Ketika seluruh gerakan kepanduan dilebur menjadi Gerakan Pramuka, Mutahar juga menjadi tokoh di dalamnya. Namanya juga terkait dalam mendirikan dan membina Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka), tim yang beranggotakan pelajar dari berbagai penjuru Indonesia yang bertugas mengibarkan Bendera Pusaka dalam upacara peringatan Hari Kemerdekaan RI.

Paskibraka

[sunting | sunting sumber]

Sebagai salah seorang ajudan Presiden, Mutahar diberi tugas menyusun upacara pengibaran bendera ketika Republik Indonesia merayakan hari ulang tahun pertama kemerdekaan, 17 Agustus 1946.[5] Menurut pemikirannya, pengibaran bendera sebaiknya dilakukan para pemuda yang mewakili daerah-daerah Indonesia. Ia lalu memilih lima pemuda yang berdomisili di Yogyakarta (tiga laki-laki dan dua perempuan) sebagai wakil daerah mereka.[5]

Pada tahun 1967, sebagai direktur jenderal urusan pemuda dan Pramuka, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Mutahar diminta Presiden Soeharto untuk menyusun tata cara pengibaran Bendera Pusaka.[5] Tata cara pengibaran Bendera Pusaka disusunnya untuk dikibarkan oleh satu pasukan yang dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok 17 sebagai pengiring atau pemandu; kelompok 8 sebagai kelompok inti pembawa bendera; kelompok 45 sebagai pengawal. Pembagian menjadi tiga kelompok tersebut merupakan simbol dari tanggal Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.[5]

Kehidupan pribadi

[sunting | sunting sumber]

H. Mutahar terlahir dari keluarga Arab-Indonesia yang mapan dan termasuk kelompok sayyid. Selama hidup ia tidak menikah, namun mempunyai delapan anak semang (6 laki-laki dan 2 perempuan). Sebagian merupakan ”se­rahan” dari ibu mereka —yang janda— atau bapak me­reka —beberapa waktu sebelum meninggal dunia. Ada pula bapak/ibu yang sukarela menyerahkan anaknya untuk diakui sebagai anak sendiri. Semua sudah beru­mah tangga dan mempunyai 15 orang cucu (7 laki-laki dan 8 perempuan).

Meninggal dunia

[sunting | sunting sumber]

Mutahar meninggal dunia di Jakarta tanggal 9 Juni 2004 pada usia 87 tahun akibat sakit tua. Jenazahnya dimakamkan di Pemakaman Jeruk Purut, Jakarta Selatan.[2]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Amr (4 Agustus 2014). "Ziarah ke Makam Husein Mutahar, Pendiri Paskibraka". Website resmi Kementrian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-24. Diakses tanggal 26 Maret 2018. 
  2. ^ a b c "H Mutahar Telah Pergi". Kompas.com. 2004-6-10. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-09-29. Diakses tanggal 2012-08-17. 
  3. ^ a b "H. Mutahar - Potret Seorang Musikus Ulung". Purna Paskibraka Indonesia. 2009-2-8. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-12-18. Diakses tanggal 2012-08-17. 
  4. ^ a b c d e Ismail, Gunawan (2007). Kumpulan Lagu Nasional: Persembahan untuk Indonesiaku. Niaga Swadaya. hlm. 173. ISBN 9791133719, 9789791133715 Periksa nilai: invalid character |isbn= (bantuan). 
  5. ^ a b c d Pamuji, Kukuh (2010). "4". Komunikasi dan Edukasi di Museum Istana Kepresidenan Jakarta (Tesis Magister). p. 114. http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/131472-T%2027477-Komunikasi%20dan%20edukasi-Analisis.pdf. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
Jabatan diplomatik
Didahului oleh:
Mohammad Nazir
Duta Besar Indonesia untuk Takhta Suci
1969–1973
Diteruskan oleh:
Soebagio Surjaningrat