Lompat ke isi

Ebiet G. Ade: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Hakimtea (bicara | kontrib)
k Bot: Mengganti kategori Penyanyi dan komposer country dengan Penyanyi-penulis lagu country
 
(120 revisi perantara oleh 75 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox artis indonesia
{{Infobox person
| name = Ebiet G. Ade
| name = Ebiet G. Ade
| image = Ebiet In Pendopo.jpg
| image = Ebiet G Ade 2023 stamp of Indonesia.jpg
| imagesize =
| image_upright =
| landscape = <!-- yes, if wide image, otherwise leave blank -->
| caption =
| alt = Ebiet G. Ade
| birthdate = {{birth date and age|1954|4|21}}
| caption = Ebiet G. Ade, 2011
| birthplace = {{negara|Indonesia}} [[Wanadadi, Banjarnegara|Wanadadi]], [[Kabupaten Banjarnegara|Banjarnegara]], [[Indonesia]]
| pronunciation =
| birthname = Abid Ghoffar bin Aboe Dja'far
| occupation = {{hlist| [[Penyanyi-penulis lagu]]|[[gitaris]]|[[filantropi]]s|[[produser rekaman]]}}
| othername =
| birth_name = Abid Ghoffar
| deathdate =
| birth_date = {{birth date and age|1954|4|21}}
| deathplace =
| birth_place = [[Wanadadi, Banjarnegara|Wanadadi]], [[Kabupaten Banjarnegara|Banjarnegara]], Indonesia
| yearsactive = 1979 - sekarang
| nationality = Indonesia
| occupation = [[Penyanyi]]
| years_active = 1970-an–sekarang
| spouse = Koespudji Rahayu Sugianto
| height = <!-- Jangan menambahkan data tinggi badan tanpa rujukan -->
| partner =
| spouse = {{marriage|Koespudji Rahayu Sugianto|1982}}
| children = Abietyasakti "Abie" Ksatria Kinasih <br /> [[Adera|Aderaprabu "Dera" Lantip Trengginas]] <br />
| partner = <!-- (unmarried long-term partner) -->
Byatriasa "Yayas" Pakarti Linuwih <br /> Segara "Dega" Banyu Bening
| children = 4, termasuk [[Adera]]<!-- Kolom ini diisi hanya jumlah anak; hanya nama anak yang secara independen sudah terkenal atau telah memiliki artikelnya di Wikipedia; bila ada rujukan/referensi, uraikan pada artikel -->
| parents = Aboe Dja'far (ayah)<br />Saodah (ibu)
| mother = Saodah
| influences =
| father = Aboe Dja'far
| influenced =
| relations = [[Iis Sugianto]] (ipar)
| website = http://www.ebietgade.com/
| website = {{url|ebietgade.com}}
| signature = Signature of Ebiet G Ade.png
| module = {{Infobox musical artist
| embed=yes
| origin = [[Banjarnegara]], Indonesia
| genre = {{hlist|[[Pop]]|[[folk pop]]|[[musik country|country]]|[[soft rock]]}}
| label = {{hlist|Jackson|EGA|[[Trinity Optima Production|Trinity]]|[[Bertelsmann Music Group|BMG Indonesia]]|[[Musica Studios|Musica]]}}
| instruments={{hlist| Vokal|[[gitar akustik]]}}
| associated_acts = {{hlist|[[Billy J. Budiarjo]]|[[Tommy J. Pisa]]|[[Erwin Gutawa]]|[[Purwa Tjaraka]]|[[Embong Rahardjo]]|[[KLa Project]]|[[Dewa 19]]|[[Ian Antono]]|[[Andi Rianto]]|[[Tohpati]]|[[Emha Ainun Nadjib]]|[[Eko Tunas]]}}
}}
}}
| signature = Signature of Ebiet G Ade.png
'''Ebiet G. Ade''' ({{lahirmati|[[Wanadadi, Banjarnegara]], [[Jawa Tengah]]|21|4|1954}}) adalah seorang [[penyanyi]] dan [[penulis lagu]] berkewarganegaraan [[Indonesia]]. Ebiet dikenal dengan lagu-lagunya yang bertemakan alam dan duka derita kelompok tersisih. Lewat lagu-lagunya yang ber-genre [[balada]], pada awal kariernya, ia 'memotret' suasana kehidupan [[Indonesia]] pada akhir tahun 1970-an hingga sekarang. Tema lagunya beragam, tidak hanya tentang [[cinta]], tetap ada juga lagu-lagu bertemakan alam, sosial-politik, bencana, religius, keluarga, dll. Sentuhan musiknya sempat mendorong pembaruan pada dunia [[musik pop]] [[Indonesia]]. Semua [[lagu]] ditulisnya sendiri, ia tidak pernah menyanyikan lagu yang diciptakan orang lain, kecuali lagu ''Surat dari Desa'' yang ditulis oleh [[Oding Arnaldi]] dan ''Mengarungi Keberkahan Tuhan'' yang ditulis bersama dengan [[Presiden Republik Indonesia|Presiden]] [[Susilo Bambang Yudhoyono]].
| signature_size =
| signature_alt = Tanda tangan Ebiet G. Ade
| footnotes =
}}
[[Haji (gelar)|H.]] '''Abid Ghoffar bin Aboe Dja'far''' atau lebih dikenal dengan nama '''Ebiet G. Ade''' ({{lahirmati|[[Wanadadi, Banjarnegara|Wanadadi]], [[Kabupaten Banjarnegara|Banjarnegara]]|21|4|1954}}) adalah seorang [[penyanyi-penulis lagu]] berkewarganegaraan [[Indonesia]]. Ebiet dikenal dengan lagu-lagunya yang bertemakan alam dan duka derita kelompok tersisih. Lewat lagu-lagunya yang bergenre [[folk pop]], [[Musik Country|country]] dan [[soft rock]] serta dikemas dalam format [[balada]], pada awal kariernya, ia memotret suasana kehidupan [[Indonesia]] pada akhir tahun 1970-an hingga sekarang. Tema lagunya beragam, tidak hanya tentang [[cinta]], tetap ada juga lagu-lagu bertemakan alam, sosial-politik, bencana, religius, keluarga, dll. Sentuhan musiknya sempat mendorong pembaruan pada dunia [[musik pop]] [[Indonesia]]. Semua [[lagu]] ditulisnya sendiri, ia tidak pernah menyanyikan lagu yang diciptakan orang lain, kecuali lagu ''Surat dari Desa'' yang ditulis oleh Oding Arnaldi dan ''Mengarungi Keberkahan Tuhan'' yang ditulis bersama dengan [[Presiden Republik Indonesia|Presiden]] [[Susilo Bambang Yudhoyono]]. Nama Ebiet G. Ade sendiri diambil dari pengalamannya saat kursus Bahasa Inggris, sang guru yang merupakan orang asing kesulitan memanggilnya ‘Abid’ Ghoffar. Dengan logat bulenya, Abid selalu dipanggil Ebiet karena dalam Bahasa Inggris ‘A’ dibaca ‘E’.<ref>{{Cite news|url=https://www.viva.co.id/siapa/read/515-ebiet-g-ade|title=Profil Ebiet G Ade - VIVA|date=2017-08-21|work=[[VIVA.co.id]]|language=id|access-date=2019-11-22}}</ref>

== Kehidupan Pribadi ==
Terlahir dengan nama Abid Ghoffar di Wanadadi, Banjarnegara,<ref>Beberapa sumber menyebutkan bahwa Ebiet lahir di [[Banyumas]]. Banyumas sebenarnya adalah sebuah karesidenan pada saat itu, sementara ia lahir di wilayah [[Kabupaten Banjarnegara]]</ref> merupakan anak bungsu dari 6 bersaudara, anak Aboe Dja'far, seorang [[PNS]], dan Saodah, seorang pedagang kain. Dulu ia memendam banyak cita-cita, seperti [[insinyur]], [[dokter]], [[pelukis]]. Semuanya melenceng, Ebiet malah jadi penyanyi—kendati ia lebih suka disebut penyair karena latar belakangnya di dunia seni yang berawal dari kepenyairan.<ref>{{cite web|url=http://www.djarumsuper.com/act_fusebox.asp?fuseaction=smusic&act=display&do=detailnews&id=19964|title=EBIET G. ADE: Apresiasi Musik Indonesia Menurun|accessdate=22-07-2007|publisher=Djarum Super Music}}{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>


Setelah lulus [[SD]], Ebiet masuk PGAN (Pendidikan Guru Agama Negeri) [[Banjarnegara]]. Sayangnya ia tidak betah sehingga pindah ke [[Yogyakarta]]. Sekolah di SMP Muhammadiyah 3 dan melanjutkan ke [[SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta]]. Di sana ia sempat aktif di [[PII]] (Pelajar Islam Indonesia). Namun, ia tidak dapat melanjutkan kuliah ke Fakultas Ekonomi [[Universitas Gadjah Mada]] karena ketiadaan biaya. Ia lebih memilih bergabung dengan grup vokal ketika ayahnya yang pensiunan memberinya opsi: Ebiet masuk FE UGM atau kakaknya yang baru ujian lulus jadi sarjana di [[Universitas Jenderal Soedirman]], [[Purwokerto]].<ref>{{cite web|url=http://www.minggupagi.com/article.php?sid=93915|title=Ebit G Ade, Bermusik Karena Tak Ada Kegiatan Lain|accessdate=16-06-2007|publisher=Minggu Pagi Online}}{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
== Kehidupan pribadi ==
Terlahir dengan nama Abid Ghoffar bin Aboe Dja'far di Wanadadi, Banjarnegara<ref>Beberapa sumber menyebutkan bahwa Ebiet lahir di [[Banyumas]]. Banyumas sebenarnya adalah sebuah karesidenan, sementara ia lahir di wilayah [[Kabupaten Banjarnegara]]</ref>, merupakan anak termuda dari 6 bersaudara, anak Aboe Dja'far, seorang [[PNS]], dan Saodah, seorang pedagang kain. Dulu ia memendam banyak cita-cita, seperti [[insinyur]], [[dokter]], [[pelukis]]. Semuanya melenceng, Ebiet malah jadi penyanyi -- kendati ia lebih suka disebut penyair karena latar belakangnya di dunia seni yang berawal dari kepenyairan<ref>{{cite web|url=http://www.djarumsuper.com/act_fusebox.asp?fuseaction=smusic&act=display&do=detailnews&id=19964|title=EBIET G. ADE: Apresiasi Musik Indonesia Menurun|accessdate=22-07-2007|publisher=Djarum Super Music}}</ref>.


Nama Ebiet didapatnya dari pengalamannya kursus [[bahasa Inggris]] semasa [[SMA]]. Gurunya orang asing, biasa memanggilnya Ebiet, mungkin karena mereka mengucapkan A menjadi E. Terinspirasi dari tulisan Ebiet di bagian punggung kaus merahnya, lama-lama ia lebih sering dipanggil Ebiet oleh teman-temannya. Nama ayahnya digunakan sebagai nama belakang, disingkat AD, kemudian ditulis Ade, sesuai bunyi penyebutannya, Ebiet G. Ade. Kalau dipanjangkan, ditulis sebagai Ebiet Ghoffar Aboe Dja'far.<ref>{{cite web|url=http://202.155.15.208/kolom_detail.asp?id=296139&kat_id=85|title=Ebiet G. Ade: Nggak Ada Istri, Nyanyi Jadi Nggak Asyik|accessdate=15-06-2007|publisher=Republika Online}}{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.ebietgade.com/mozaik.html|title=Mozaik Jejak Langkah Ebiet G. Ade|accessdate=26-06-2007|publisher=Ebiet G. Ade Official Website}}{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
Setelah lulus [[SD]], Ebiet masuk PGAN (Pendidikan Guru Agama Negeri) [[Banjarnegara]]. Sayangnya ia tidak betah sehingga pindah ke [[Yogyakarta]]. Sekolah di SMP Muhammadiyah 3 dan melanjutkan ke [[SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta]]. Di sana ia aktif di [[PII]] ([[Pelajar Islam Indonesia]]). Namun, ia tidak dapat melanjutkan kuliah ke Fakultas Ekonomi [[Universitas Gadjah Mada]] karena ketiadaan biaya. Ia lebih memilih bergabung dengan grup vokal ketika ayahnya yang pensiunan memberinya opsi: Ebiet masuk FE UGM atau kakaknya yang baru ujian lulus jadi sarjana di [[Universitas Jenderal Soedirman]], [[Purwokerto]].<ref>{{cite web|url=http://www.minggupagi.com/article.php?sid=93915|title=Ebit G Ade, Bermusik Karena Tak Ada Kegiatan Lain|accessdate=16-06-2007|publisher=Minggu Pagi Online}}</ref>


Sering keluyuran tidak keruan, dulu Ebiet akrab dengan lingkungan seniman muda [[Yogyakarta]] pada tahun [[1971]]. Tampaknya, lingkungan inilah yang membentuk persiapan Ebiet untuk mengorbit. Motivasi terbesar yang membangkitkan kreativitas penciptaan karya-karyanya adalah ketika bersahabat dengan [[Emha Ainun Nadjib]] (penyair), [[Eko Tunas]] ([[cerpen]]is), dan E.H. Kartanegara (penulis). [[Malioboro]] menjadi semacam rumah bagi Ebiet ketika kiprah kepenyairannya diolah, karena pada masa itu banyak seniman yang berkumpul di sana.
Nama Ebiet didapatnya dari pengalamannya kursus [[bahasa Inggris]] semasa [[SMA]]. Gurunya orang asing, biasa memanggilnya Ebiet, mungkin karena mereka mengucapkan A menjadi E. Terinspirasi dari tulisan Ebiet di bagian punggung kaos merahnya, lama-lama ia lebih sering dipanggil Ebiet oleh teman-temannya. Nama ayahnya digunakan sebagai nama belakang, disingkat AD, kemudian ditulis Ade, sesuai bunyi penyebutannya, Ebiet G. Ade. Kalau dipanjangkan, ditulis sebagai Ebiet Ghoffar Aboe Dja'far. <ref>{{cite web|url=http://202.155.15.208/kolom_detail.asp?id=296139&kat_id=85|title=Ebiet G. Ade: Nggak Ada Istri, Nyanyi Jadi Nggak Asyik|accessdate=15-06-2007|publisher=Republika Online}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.ebietgade.com/mozaik.html|title=Mozaik Jejak Langkah Ebiet G. Ade|accessdate=26-06-2007|publisher=Ebiet G. Ade Official Website}}</ref>


Meski bisa membuat [[puisi]], ia mengaku tidak bisa apabila diminta sekadar mendeklamasikan puisi. Dari ketidakmampuannya membaca puisi secara langsung itu, Ebiet mencari cara agar tetap bisa membaca puisi dengan cara yang lain, tanpa harus berdeklamasi. Caranya, dengan menggunakan musik. Musikalisasi puisi, begitu istilah yang digunakan dalam lingkungan kepenyairan, seperti yang banyak dilakukannya pada puisi-puisi [[Sapardi Djoko Damono]]. Beberapa puisi Emha bahkan sering dilantunkan Ebiet dengan petikan gitarnya. Walaupun begitu, ketika masuk dapur rekaman, tidak sebiji pun syair Emha yang ikut dinyanyikannya. Hal itu terjadi karena ia pernah diledek teman-temannya agar membuat lagu dari puisinya sendiri. Pacuan semangat dari teman-temannya ini melecut Ebiet untuk melagukan puisi-puisinya.
Sering keluyuran tidak keruan, dulu Ebiet akrab dengan lingkungan seniman muda [[Yogyakarta]] pada tahun [[1971]]. Tampaknya, lingkungan inilah yang membentuk persiapan Ebiet untuk mengorbit. Motivasi terbesar yang membangkitkan kreativitas penciptaan karya-karyanya adalah ketika bersahabat dengan [[Emha Ainun Nadjib]] (penyair), [[Eko Tunas]] ([[cerpen]]is), dan [[E.H. Kartanegara]] (penulis). [[Malioboro]] menjadi semacam rumah bagi Ebiet ketika kiprah kepenyairannya diolah, karena pada masa itu banyak seniman yang berkumpul di sana.


== Karir ==
Meski bisa membuat [[puisi]], ia mengaku tidak bisa apabila diminta sekedar mendeklamasikan puisi. Dari ketidakmampuannya membaca puisi secara langsung itu, Ebiet mencari cara agar tetap bisa membaca puisi dengan cara yang lain, tanpa harus berdeklamasi. Caranya, dengan menggunakan musik. Musikalisasi puisi, begitu istilah yang digunakan dalam lingkungan kepenyairan, seperti yang banyak dilakukannya pada puisi-puisi [[Sapardi Djoko Damono]]. Beberapa puisi Emha bahkan sering dilantunkan Ebiet dengan petikan gitarnya. Walaupun begitu, ketika masuk dapur rekaman, tidak sebiji pun syair Emha yang ikut dinyanyikannya. Hal itu terjadi karena ia pernah diledek teman-temannya agar membuat lagu dari puisinya sendiri. Pacuan semangat dari teman-temannya ini melecut Ebiet untuk melagukan puisi-puisinya.
[[Berkas:Ebiet at TBT.jpg|jmpl|200px|Ebiet G. Ade, saat tampil dalam acara Reuni 4E di [[Taman Budaya Tegal]], tahun 2013.]]
Ebiet pertama kali belajar gitar dari kakaknya, Ahmad Mukhodam, lalu belajar gitar di Yogyakarta dengan [[Kusbini]]. Semula ia hanya menyanyi dengan menggelar pentas seni di Senisono, [[Patangpuluhan, Wirobrajan, Yogyakarta]] dan juga di [[Jawa Tengah]], memusikalisasikan puisi-puisi karya [[Emily Dickinson]], ''Nobody'', dan mendapat tanggapan positif dari pemirsanya. Walau begitu ia masih menganggap kegiatannya ini sebagai hobi belaka. Namun atas dorongan para sahabat dekatnya dari PSK (Persada Studi Klub yang didirikan oleh [[Umbu Landu Paranggi]]) dan juga temannya satu kos, akhirnya Ebiet bersedia juga maju ke dunia belantika musik Nusantara. Setelah berkali-kali ditolak di berbagai label rekaman, akhirnya ia diterima di Jackson Record pada tahun [[1979]].<ref>{{cite web|url=http://www.minggupagi.com/article.php?sid=93982|title=Perjalanan Ebiet G. Ade: Cerita Masa Lalu, Ketika Langit di Yogya Masih Biru|accessdate=16-06-2007|publisher=Minggu Pagi Online}}{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>


Pada bulan Mei 1979, saat Ebiet bergabung dengan Jackson Record, Ebiet akhirnya berhasil merilis album debut Camellia I diproduseri oleh Jackson Arief. Dalam album ini, nama Ebiet yang tambahan menjadi Ebiet G AD, singkatan dari Ghoffar dan Aboe Dja'far. Penggunaan nama inipun tidak terlalu lama, dan akhirnya nama tambahan menjadi Ebiet G. Ade.
== Karier ==
[[Berkas:Ebiet.jpg|thumb|right|200px|Ebiet G. Ade bersama Presiden [[Susilo Bambang Yudhoyono]].]]
Ebiet pertama kali belajar gitar dari kakaknya, Ahmad Mukhodam, lalu belajar gitar di Yogyakarta dengan [[Kusbini]]. Semula ia hanya menyanyi dengan menggelar pentas seni di Senisono, [[Patangpuluhan, Wirobrajan, Yogyakarta]] dan juga di [[Jawa Tengah]], memusikalisasikan puisi-puisi karya [[Emily Dickinson]], ''Nobody'', dan mendapat tanggapan positif dari pemirsanya. Walau begitu ia masih menganggap kegiataannya ini sebagai hobi belaka. Namun atas dorongan para sahabat dekatnya dari PSK (Persada Studi Klub yang didirikan oleh [[Umbu Landu Paranggi]]) dan juga temannya satu kos, akhirnya Ebiet bersedia juga maju ke dunia belantika musik Nusantara. Setelah berkali-kali ditolak di berbagai perusahaan rekam, akhirnya ia diterima di [[Jackson Record]] pada tahun [[1979]].<ref>{{cite web|url=http://www.minggupagi.com/article.php?sid=93982|title=Perjalanan Ebiet G. Ade: Cerita Masa Lalu, Ketika Langit di Yogya Masih Biru|accessdate=16-06-2007|publisher=Minggu Pagi Online}}</ref>


Jika semula Ebiet enggan meninggalkan pondokannya yang tidak jauh dari pondok keraton, maka fakta telah menunjuk jalan lurus baginya ke Jakarta. Ia melalui rekaman demi rekaman dengan sukses. Sempat juga ia melakukan rekaman di [[Filipina]] untuk mencapai hasil yang lebih baik, yakni album ''[[Camellia III]]''. Tetapi, ia menolak merekam lagu-lagunya dalam [[bahasa Jepang]], ketika ia mendapat kesempatan tampil di depan publik di sana.
Jika semula Ebiet enggan meninggalkan pondokannya yang tidak jauh dari pondok keraton, maka fakta telah menunjuk jalan lurus baginya ke Jakarta. Ia melalui rekaman demi rekaman dengan sukses. Sempat juga ia melakukan rekaman di [[Filipina]] untuk mencapai hasil yang lebih baik, yakni album ''[[Camellia III]]''. Tetapi, ia menolak merekam lagu-lagunya dalam [[bahasa Jepang]], ketika ia mendapat kesempatan tampil di depan publik di sana.


Pernah juga ia melakukan rekaman di [[Capitol Records]], [[Amerika Serikat]], untuk album ke-8-nya ''[[Zaman]]''. Ia menyertakan [[Addie M.S.]] dan [[Dodo Zakaria]] sebagai rekan yang membantu musiknya.
Pernah juga ia melakukan rekaman di [[Capitol Records]], [[Amerika Serikat]], untuk album ke-8-nya ''Zaman''. Ia menyertakan [[Addie M.S.]] dan [[Dodo Zakaria]] sebagai rekan yang membantu musiknya.


Lagu-lagunya menjadi trend baru dalam khasana musik pop Indonesia. Tak heran, Ebiet sempat merajai dunia musik pop Indonesia di kisaran tahun 1979-[[1983]]. Sekitar 7 tahun Ebiet mengerjakan rekaman di Jackson Record. Pada tahun [[1986]], perusahaan rekam yang melambungkan namanya itu tutup dan Ebiet terpaksa keluar. Ia sempat mendirikan perusahaan rekam sendiri [[EGA Records]], yang memproduksi 3 album, ''[[Menjaring Matahari]]'', ''[[Sketsa Rembulan Emas]]'', dan ''[[Seraut Wajah]]''.
Lagu-lagunya menjadi trend baru dalam khasana musik pop Indonesia. Tak heran, Ebiet sempat merajai dunia musik pop Indonesia di kisaran tahun 1979-[[1983]]. Sekitar 7 tahun Ebiet mengerjakan rekaman di Jackson Record. Pada tahun [[1986]], label yang melambungkan namanya itu tutup dan Ebiet terpaksa keluar. Ia sempat mendirikan label sendiri EGA Records, yang memproduksi 3 album, ''[[Menjaring Matahari]]'', ''[[Sketsa Rembulan Emas]]'', dan ''[[Seraut Wajah]]''.


Sayang, pada tahun [[1990]], Ebiet yang "gelisah" dengan Indonesia, akhirnya memilih "bertapa" dari hingar bingar indutri musik dan memilih berdiri di pinggiran saja. Baru pada tahun [[1995]] ia mengeluarkan album ''[[Kupu-Kupu Kertas]]'' (didukung oleh [[Ian Antono]], [[Billy J. Budiardjo]] (alm), [[Purwacaraka]], dan [[Erwin Gutawa]]) dan ''[[Cinta Sebening Embun]]'' (didukung oleh [[Adi Adrian]] dari [[KLa Project]]). Pada tahun [[1996]] ia mengeluarkan album ''[[Aku Ingin Pulang]]'' (didukung oleh Purwacaraka dan [[Embong Rahardjo]]). Dua tahun berikutnya ia mengeluarkan album ''[[Gamelan (album)|Gamelan]]'' yang memuat 5 lagu lama yang diaransemen ulang dengan musik [[gamelan]] oleh [[Rizal Mantovani]]. Pada tahun [[2000]] Ebiet mengeluarkan album ''[[Balada Sinetron Cinta]]'' dan tahun [[2001]] ia mengeluarkan album ''[[Bahasa Langit]]'', yang didukung oleh [[Andi Rianto]], Erwin Gutawa dan [[Tohpati]]. Setelah album itu, Ebiet mulai lagi menyepi selama 5 tahun ke depan.
Sayang, pada tahun [[1990]], Ebiet yang "gelisah" dengan Indonesia, akhirnya memilih "bertapa" dari hingar bingar industri musik dan memilih berdiri di pinggiran saja. Baru pada tahun [[1995]] ia mengeluarkan album ''[[Kupu-Kupu Kertas]]'' (didukung oleh [[Ian Antono]], Billy J. Budiardjo (alm), [[Purwacaraka]], dan [[Erwin Gutawa]]) dan ''[[Cinta Sebening Embun]]'' (didukung oleh Adi Adrian dari [[KLa Project]]). Pada tahun [[1996]] ia mengeluarkan album ''[[Aku Ingin Pulang]]'' (didukung oleh Purwacaraka dan [[Embong Rahardjo]]). Dua tahun berikutnya ia mengeluarkan album ''[[Gamelan (album)|Gamelan]]'' yang memuat 5 lagu lama yang diaransemen ulang dengan musik [[gamelan]] oleh Dwiki Darmawan dan Kiwir. Pada tahun [[2000]] Ebiet mengeluarkan album ''[[Balada Sinetron Cinta]]'' dan tahun [[2001]] ia mengeluarkan album ''[[Bahasa Langit]]'', yang didukung oleh [[Andi Rianto]], Erwin Gutawa dan [[Tohpati]]. Setelah album itu, Ebiet mulai lagi menyepi selama 5 tahun ke depan.


Ebiet adalah salah satu penyanyi yang mendukung album ''[[Kita Untuk Mereka]]'', sebuah album yang dikeluarkan berkaitan dengan terjadinya [[tsunami 2004]], bersama dengan 57 musisi lainnya. Ia memang seorang penyanyi spesialis tragedi, terbukti lagu-lagunya sering menjadi tema bencana.
Ebiet adalah salah satu penyanyi yang mendukung album ''[[Kita Untuk Mereka]]'', sebuah album yang dikeluarkan berkaitan dengan terjadinya [[tsunami 2004]], bersama dengan 57 musisi lainnya. Ia memang seorang penyanyi yang terilhami oleh alam, sosial, ketuhanan dan kemanusiaan sehingga wajar ada beberapa lagunya yang terinspirasi oleh bencana alam, sehingga lagu-lagunya sering menjadi tema bencana.


Pada tahun [[2007]], ia mengeluarkan album baru berjudul ''[[In Love: 25th Anniversary]]'' (didukung oleh [[Anto Hoed]]), setelah 5 tahun absen rekaman. Album itu sendiri adalah peringatan buat ulang tahun pernikahan ke-25-nya, bersama pula 13 lagu lain yang masih dalam aransemen lama. <ref>{{cite web|url=http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=9&dn=20070428094038|title=Ebiet G. Ade: Kembali Mambaca Tanda Zaman Lewat Album Baru|accessdate=15-06-2007|publisher=Kabar Indonesia}}</ref>
Pada tahun [[2007]], ia mengeluarkan album baru berjudul ''[[In Love: 25th Anniversary]]'' (didukung oleh [[Anto Hoed]]), setelah 5 tahun absen rekaman. Album itu sendiri adalah peringatan buat ulang tahun pernikahan ke-25-nya, bersama pula 13 lagu lain yang masih dalam aransemen lama.<ref>{{cite web|url=http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=9&dn=20070428094038|title=Ebiet G. Ade: Kembali Mambaca Tanda Zaman Lewat Album Baru|accessdate=15-06-2007|publisher=Kabar Indonesia}}</ref>


Kemunculan kembali Ebiet pada 28 September 2008 dalam acara Zona 80 di [[Metro TV]] cukup menjadi obat bagi para penggemarnya. Dengan dihadiri para sahabat di antaranya [[Eko Tunas]], Ebiet G Ade membawakan lagu lama yang pernah popular pada dekade 80-an.
Kemunculan kembali Ebiet pada 28 September 2008 dalam acara Zona 80 di [[Metro TV]] cukup menjadi obat bagi para penggemarnya. Dengan dihadiri para sahabat di antaranya [[Eko Tunas]], Ebiet G Ade membawakan lagu lama yang pernah popular pada dekade 80-an.


== Singles ==
== Singel ==
Sebagian besar lagu Ebiet G. Ade didasarkan tentang bencana. Di bulan Juni 1978, ia menulis " Berita Kepada Kawan " setelah bencana gas beracun di [[Dataran Tinggi Dieng]]. Pada tahun 1981, ia menulis " Sebuah Tragedi 1981 " mengenai tenggelamnya [[KMP Tampomas II]] di [[Kepulauan Masalembu]]. Setelah letusan [[Gunung Galunggung]] pada 1982, ia menulis " Untuk Kita Renungkan ". Lagu " Masih Ada Waktu " juga didasarkan saat kejadian [[kecelakaan kereta api Bintaro]].
Sebagian besar lagu Ebiet G. Ade didasarkan tentang bencana. Di bulan Juni 1978, ia menulis "Berita kepada Kawan" setelah bencana gas beracun di [[Dataran Tinggi Dieng]]. Pada tahun 1981, ia menulis "Sebuah Tragedi 1981" mengenai tenggelamnya [[KMP Tampomas II]] di [[Kepulauan Masalembu]]. Setelah letusan [[Gunung Galunggung]] pada 1982, ia menulis "Untuk Kita Renungkan". Lagu "Masih Ada Waktu" juga didasarkan saat kejadian kecelakaan [[Kecelakaan kereta api Bintaro 1987|kereta api Bintaro]].


== Keluarga ==
== Keluarga ==
{{unreferenced section}}
Menikah dengan Koespudji Rahayu Sugianto (atau lebih dikenal sebagai Yayuk Sugianto, kakak penyanyi [[Iis Sugianto]]) pada tanggal [[4 Februari]] [[1982]], ia dikaruniai 4 anak, 3 laki-laki dan 1 perempuan:
Menikah dengan Koespudji Rahayu Sugianto (atau lebih dikenal sebagai Yayu Sugianto, kakak penyanyi [[Iis Sugianto]]) pada tanggal [[4 Februari]] [[1982]],<ref>{{cite web|url=https://www.liputan6.com/showbiz/read/225644/ebiet-g-ade-merayakan-hut-pernikahan-perak|title=Ebiet G Ade Merayakan HUT Pernikahan Perak|date=26 April 2007|website=[[Liputan6.com]]|access-date=3 September 2023}}</ref> ia dikaruniai 4 anak, 3 laki-laki dan 1 perempuan, Abietyasakti "Abie" Ksatria Kinasih (lahir [[8 Desember]] [[1982]]), [[Adera|Aderaprabu "Adera" Lantip Trengginas]] (lahir [[6 Januari]] [[1984]]), Byatriasa "Yayas" Pakarti Linuwih (lahir [[6 April]] [[1987]]), dan [[Segara "Dega" Banyu Bening]] (lahir [[11 Desember]] [[1989]]). Mereka bertempat tinggal di kawasan [[Ciganjur, Jagakarsa]], [[Jakarta Selatan]].. Anak sulung Ebiet, Abie berperan sebagai manager ayahnya dan mengelola usaha keluarga. Anak keduanya pun sudah merambah ke dunia musik, dan dikenal dengan [[nama panggung]] Adera Ega. Ebiet juga seorang penggemar [[golf]], namun sejak terjadinya [[Gempa bumi Samudra Hindia 2004|bencana tsunami]] [[2004]], ia tidak pernah lagi main golf.
* Abietyasakti "Abie" Ksatria Kinasih (lahir [[8 Desember]] [[1982]])
* [[Adera|Aderaprabu "Dera" Lantip Trengginas]] (lahir [[6 Januari]] [[1986]])
* Byatriasa "Yayas" Pakarti Linuwih (lahir [[6 April]] [[1987]])
* Segara "Dega" Banyu Bening (lahir [[11 Desember]] [[1989]]).
Mereka bertempat tinggal di kawasan [[Ciganjur, Jagakarsa]], [[Jakarta Selatan]].


== Reuni 4E ==
Anak sulung Ebiet, Abie juga memiliki bakat musik, dan sering mewakili Ebiet dalam mengecek ''sound system'' menjelang ayahnya manggung. Anak keduanya pun sudah merambah ke dunia musik, dan dikenal dengan [[nama panggung]] Adera.
Sejak berpisah selama lebih dari 30 tahun lantaran menjalani kehidupan masing-masing, empat sekawan yang terdiri Ebiet G. Ade, [[Emha Ainun Nadjib]], [[Eko Tunas]], dan E.H. Kartanegara akhirnya dipertemukan kembali dalam sebuah acara Reuni 4E yang diselenggarakan oleh CressinDo Press di [[Taman Budaya Tegal]], [[6]] [[April]] [[2013]], bersamaan dengan peluncuran buku kumpulan cerita pendek ([[cerpen]]) ''Tunas'', karya [[Eko Tunas]].<ref>http://www.beritasatu.com/musik/107406-reuni-4e-nostalgia-persahabatan-empat-dekade.html Berita satu, diakses 29 Januari 2015</ref><ref>http://koran.tempo.co/konten/2013/04/05/305936/Ebiet-dan-Cak-Nun-Reuni-4E Koran Tempo, Diakses 29 Januari 2015</ref>


== MemBers EGA ==
Ebiet juga seorang penggemar [[golf]], namun sejak terjadinya [[Gempa bumi Samudra Hindia 2004|bencana tsunami]] [[2004]], ia tidak pernah lagi main golf.
Sejak merilis album pertama sampai sekarang, Ebiet tidak pernah kehilangan penggemar. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan sebagaian berada di luar negeri. Kelompok nirlaba itu bernama MemBers EGA (Membumi Bersama Ebiet G. Ade), yang saat ini diketuai oleh Harsono Anest. Selain menjadi ajang apresiasi, komunitas ini dibentuk untuk menjalin komunikasi, kekerabatan, dan persaudaraan antar sesama pencinta lagu Ebiet. Tak jarang Ebiet beserta keluarganya terlibat langsung dalam kegiatan sosial yang diselenggarakan oleh komunitas itu, antara lain penanaman pohon dan penyerahan bantuan di daerah bencana.<ref>http://satelitnews.co/ebiet-beri-bantuan-untuk-korban-longsor/{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} Satelit News, diakses 29 Januari 2015</ref><ref>http://www.aktual.co/sosial/085608ebiet-g-ade-luncurkan-album-anyar-di-malam-tahun-baru Aktual, diakses 29 Januari 2015</ref>


== Diskografi ==
== Diskografi ==
Tidak seluruh album yang dikeluarkan Ebiet G. Ade berisi lagu baru. Pada tahun-tahun terakhir, ia sering mengeluarkan rilis ulang lagu-lagu lamanya, baik dengan aransemen asli maupun dengan aransemen ulang. Dan pada tahun-tahun terakhir Ebiet banyak memilih berkolaborasi dengan musisi-musisi berbakat.
Tidak seluruh album yang dikeluarkan Ebiet G. Ade berisi lagu baru. Pada tahun-tahun terakhir, ia sering mengeluarkan rilis ulang lagu-lagu lamanya, baik dengan aransemen asli maupun dengan aransemen ulang. Dan pada tahun-tahun terakhir Ebiet banyak memilih berkolaborasi dengan musisi-musisi berbakat.


Jumlah album kompilasinya yang dikeluarkan melebihi album studionya. Sejauh ini terdapat sedikitnya 25 album kompilasinya yang diterbitkan oleh berbagai perusahaan rekam.
Jumlah album kompilasinya yang dikeluarkan melebihi album studionya. Sejauh ini terdapat sedikitnya 25 album kompilasinya yang diterbitkan oleh berbagai label rekaman.


=== Album studio ===
=== Album Studio ===
{{col-css3-begin|3}}
{{col-css3-begin|3}}
* ''[[Camellia I]]'' (1979)
* ''[[Camellia I]]'' (1979)
Baris 99: Baris 111:
{{col-css3-end}}
{{col-css3-end}}


=== Kompilasi ===
=== Album Kompilasi ===
{{col-css3-begin|3}}
{{col-css3-begin|3}}
* ''Lagu-Lagu Terbaik I Ebiet G. Ade'' (1987)
* ''Lagu-Lagu Terbaik I Ebiet G. Ade'' (1987)
Baris 121: Baris 133:
* ''12 Lagu Terbaik Ebiet G. Ade Volume II'' (1979-1986; 1997)
* ''12 Lagu Terbaik Ebiet G. Ade Volume II'' (1979-1986; 1997)
* ''Ilham Seni'' (1998)
* ''Ilham Seni'' (1998)
* ''Best of the Best'' (1999)
* ''Best Of The Best'' (1999)
* ''Akustik'' (2001)
* ''Akustik'' (2001)
* ''Balada Country'' (2002)
* ''Balada Country'' (2002)
* ''M. Nasir vs Ebiet G. Ade - Penyair Nusantara'' (2002)
* ''M. Nasir vs Ebiet G. Ade - Penyair Nusantara'' (2002)
* ''Nyanyian Cinta'' (2003)
* ''Nyanyian Cinta'' (2003)
* ''Tembang Renungan Hati'' (2003)
* ''Tembang Renungan Hati'' (2003)
* ''Tembang Slow'' (2004)
* ''Tembang Slow'' (2004)
* ''Kumpulan Lagu-Lagu Terbaik'' (2004)
* ''Kumpulan Lagu-Lagu Terbaik'' (2004)
* ''22 Lagu Hits Sepanjang Masa'' ([[2005]])
* ''22 Lagu Hits Sepanjang Masa'' ([[2005]])
* ''Yogyakarta'' ([[2006]])
* ''Tembang Cantik'' (2006)
* ''Tembang Cantik'' (2006)
* ''Yogyakarta'' ([[2008]])
{{col-css3-end}}
{{col-css3-end}}

=== Album bersama [[Dewa 19]] ===
* ''[[Format Masa Depan]]'' (1994)


=== Lagu dari album lain ===
=== Lagu dari album lain ===

* ''Untuk Anakku Tercinta'' (1982) dalam album "ASEAN Pop Song Festival ke 2".
* ''Surat Dari Desa'' ([[1987]]) dalam album "[[Lomba Cipta Lagu Pembangunan 1987]]" ditulis oleh Oding Arnaldi.
* ''Untuk Anakku Tercinta'' (1982) - dalam album "ASEAN Pop Song Festival ke 2"
* ''Surat Dari Desa'' ([[1987]]) - dalam album "[[Lomba Cipta Lagu Pembangunan 1987]]" ditulis oleh Oding Arnaldi
* ''Berita kepada Kawan'' (1995; versi duet dengan [[M. Nasir]])
* ''Mengarungi Keberkahan Tuhan'' (2007; ditulis bersama [[Presiden Indonesia|Presiden]] [[Susilo Bambang Yudhoyono]]) dalam album "[[Rinduku Padamu]]".
* ''Berita Kepada Kawan'' (1996) - versi duet dengan [[M. Nasir]]
* ''Mengarungi Keberkahan Tuhan'' (2007) - ditulis bersama [[Presiden Indonesia|Presiden]] [[Susilo Bambang Yudhoyono]] dalam album "[[Rinduku Padamu]]"
* ''Untuk Kita Renungkan'' (2019) - versi duet dengan [[Adera]]
* ''Masih Ada Waktu'' (2020) - versi duet dengan [[Adera]] dan Segara.


== Penghargaan ==
== Penghargaan ==
Ebiet G. Ade telah menerima sejumlah penghargaan, antara lain<ref>{{cite web|url=http://www.ebietgade.com/biodata.html|title=Biodata Ebiet G. Ade|accessdate=22-07-2007|publisher=Ebiet G. Ade Official Website}}</ref>:
Ebiet G. Ade telah menerima sejumlah penghargaan, antara lain:<ref>{{cite web|url=http://www.ebietgade.com/biodata.html|title=Biodata Ebiet G. Ade|accessdate=22-07-2007|publisher=Ebiet G. Ade Official Website}}{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
{{col-css3-begin|2}}
{{col-css3-begin|2}}
* 18 Golden dan Platinum Record dari Jackson Record dan label lainnya dari album ''Camellia I'' hingga ''Isyu!''
* 18 Golden dan Platinum Record dari Jackson Record dan label lainnya dari album ''Camellia I'' hingga ''Isyu!''
Baris 150: Baris 168:
* Penghargaan Lomba Cipta Lagu Pembangunan (1987)
* Penghargaan Lomba Cipta Lagu Pembangunan (1987)
* Penyanyi kesayangan Siaran Radio ABRI (1989-[[1992]])
* Penyanyi kesayangan Siaran Radio ABRI (1989-[[1992]])
* [[BASF Awards]] ([[1984]] - [[1988]])
* [[BASF Awards]] ([[1984]] - [[1988]])
* Penyanyi solo dan balada terbaik [[Anugerah Musik Indonesia]] ([[1997]])
* Penyanyi solo dan balada terbaik [[Anugerah Musik Indonesia]] ([[1997]])
* Lagu Terbaik AMI Sharp Award (2000)
* Lagu Terbaik AMI Sharp Award (2000)
* Planet Muzik Awards dari [[Singapura]] ([[2002]])
* Planet Muzik Awards dari [[Singapura]] ([[2002]])
Baris 164: Baris 182:


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==

* {{id}} [http://www.ebietgade.com Ebiet G. Ade Official Website]
* {{id}} [http://www.ebietgade.com Ebiet G. Ade Official Website]
* {{kapanlagi|e|ebiet g ade}}
* {{kapanlagi|e|ebiet g ade}}
* {{id}} [http://www.pdat.co.id/hg/apasiapa/html/A/ads,20030616-06,A.html Apa dan Siapa - Abdul Gafar Abdullah (Ebiet G. Ade)]
* {{id}} [http://www.pdat.co.id/hg/apasiapa/html/A/ads,20030616-06,A.html Apa dan Siapa - Abdul Gafar Abdullah (Ebiet G. Ade)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100108075914/http://www.pdat.co.id/hg/apasiapa/html/A/ads,20030616-06,A.html |date=2010-01-08 }}
* {{ms}} [http://muziknusantara.com/ebiet.html Muzik Nusantara - Ebiet G. Ade]
* {{ms}} [http://muziknusantara.com/ebiet.html Muzik Nusantara - Ebiet G. Ade] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090202082343/http://muziknusantara.com/ebiet.html |date=2009-02-02 }}
* {{en}} [http://lyricwiki.org/Ebiet_G._Ade Ebiet G. Ade] di [[LyricWiki]]
* {{en}} [http://lyricwiki.org/Ebiet_G._Ade Ebiet G. Ade] di [[LyricWiki]]
* (Indonesia) [http://www.maingitardulu.com/2015/01/ebiet-g-ade-full-album.html Halaman web lirik lagu dan kunci gitar Ebiet G Ade lengkap]
* (Indonesia) [http://www.maingitardulu.com/2015/01/ebiet-g-ade-full-album.html Halaman web lirik lagu dan kunci gitar Ebiet G Ade lengkap]


{{Ebiet G. Ade}}
{{Ebiet G. Ade}}
{{Authority control}}

{{lifetime|1954||Ade, Ebiet G.}}
{{lifetime|1954||Ade, Ebiet G.}}


[[Kategori:Penyanyi Indonesia]]
[[Kategori:Penyair Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Banjarnegara]]
[[Kategori:Ebiet G. Ade| ]]
[[Kategori:Ebiet G. Ade| ]]
[[Kategori:Pemenang BASF Award]]
[[Kategori:Penyanyi-penulis lagu country]]
[[Kategori:Penyanyi-penulis lagu Indonesia]]
[[Kategori:Penyanyi laki-laki Indonesia]]
[[Kategori:Gitaris Indonesia]]
[[Kategori:Penyair Indonesia]]
[[Kategori:Produser rekaman Indonesia]]
[[Kategori:Filantropis Indonesia]]
[[Kategori:Pemenang Anugerah Musik Indonesia]]
[[Kategori:Pemenang Anugerah Musik Indonesia]]
[[Kategori:Pemusik Jawa]]
[[Kategori:Penyanyi suku Jawa]]
[[Kategori:Pop Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Banjarnegara]]
[[Kategori:Tokoh dari Kecamatan Wanadadi]]
[[Kategori:Tokoh PII]]

Revisi terkini sejak 9 September 2024 14.37

Ebiet G. Ade
Ebiet G. Ade
Ebiet G. Ade, 2011
LahirAbid Ghoffar
21 April 1954 (umur 70)
Wanadadi, Banjarnegara, Indonesia
KebangsaanIndonesia
Pekerjaan
Tahun aktif1970-an–sekarang
Suami/istri
Koespudji Rahayu Sugianto
(m. 1982)
Anak4, termasuk Adera
Orang tua
  • Aboe Dja'far (bapak)
  • Saodah (ibu)
KerabatIis Sugianto (ipar)
Karier musik
AsalBanjarnegara, Indonesia
Genre
Instrumen
Label
Artis terkait
Situs webebietgade.com
Tanda tangan
Tanda tangan Ebiet G. Ade
Musicbrainz: 73e52c6a-2be8-4b74-ab38-aa0ce91db93e Modifica els identificadors a Wikidata

H. Abid Ghoffar bin Aboe Dja'far atau lebih dikenal dengan nama Ebiet G. Ade (lahir 21 April 1954) adalah seorang penyanyi-penulis lagu berkewarganegaraan Indonesia. Ebiet dikenal dengan lagu-lagunya yang bertemakan alam dan duka derita kelompok tersisih. Lewat lagu-lagunya yang bergenre folk pop, country dan soft rock serta dikemas dalam format balada, pada awal kariernya, ia memotret suasana kehidupan Indonesia pada akhir tahun 1970-an hingga sekarang. Tema lagunya beragam, tidak hanya tentang cinta, tetap ada juga lagu-lagu bertemakan alam, sosial-politik, bencana, religius, keluarga, dll. Sentuhan musiknya sempat mendorong pembaruan pada dunia musik pop Indonesia. Semua lagu ditulisnya sendiri, ia tidak pernah menyanyikan lagu yang diciptakan orang lain, kecuali lagu Surat dari Desa yang ditulis oleh Oding Arnaldi dan Mengarungi Keberkahan Tuhan yang ditulis bersama dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Nama Ebiet G. Ade sendiri diambil dari pengalamannya saat kursus Bahasa Inggris, sang guru yang merupakan orang asing kesulitan memanggilnya ‘Abid’ Ghoffar. Dengan logat bulenya, Abid selalu dipanggil Ebiet karena dalam Bahasa Inggris ‘A’ dibaca ‘E’.[1]

Kehidupan Pribadi

[sunting | sunting sumber]

Terlahir dengan nama Abid Ghoffar di Wanadadi, Banjarnegara,[2] merupakan anak bungsu dari 6 bersaudara, anak Aboe Dja'far, seorang PNS, dan Saodah, seorang pedagang kain. Dulu ia memendam banyak cita-cita, seperti insinyur, dokter, pelukis. Semuanya melenceng, Ebiet malah jadi penyanyi—kendati ia lebih suka disebut penyair karena latar belakangnya di dunia seni yang berawal dari kepenyairan.[3]

Setelah lulus SD, Ebiet masuk PGAN (Pendidikan Guru Agama Negeri) Banjarnegara. Sayangnya ia tidak betah sehingga pindah ke Yogyakarta. Sekolah di SMP Muhammadiyah 3 dan melanjutkan ke SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Di sana ia sempat aktif di PII (Pelajar Islam Indonesia). Namun, ia tidak dapat melanjutkan kuliah ke Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada karena ketiadaan biaya. Ia lebih memilih bergabung dengan grup vokal ketika ayahnya yang pensiunan memberinya opsi: Ebiet masuk FE UGM atau kakaknya yang baru ujian lulus jadi sarjana di Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.[4]

Nama Ebiet didapatnya dari pengalamannya kursus bahasa Inggris semasa SMA. Gurunya orang asing, biasa memanggilnya Ebiet, mungkin karena mereka mengucapkan A menjadi E. Terinspirasi dari tulisan Ebiet di bagian punggung kaus merahnya, lama-lama ia lebih sering dipanggil Ebiet oleh teman-temannya. Nama ayahnya digunakan sebagai nama belakang, disingkat AD, kemudian ditulis Ade, sesuai bunyi penyebutannya, Ebiet G. Ade. Kalau dipanjangkan, ditulis sebagai Ebiet Ghoffar Aboe Dja'far.[5][6]

Sering keluyuran tidak keruan, dulu Ebiet akrab dengan lingkungan seniman muda Yogyakarta pada tahun 1971. Tampaknya, lingkungan inilah yang membentuk persiapan Ebiet untuk mengorbit. Motivasi terbesar yang membangkitkan kreativitas penciptaan karya-karyanya adalah ketika bersahabat dengan Emha Ainun Nadjib (penyair), Eko Tunas (cerpenis), dan E.H. Kartanegara (penulis). Malioboro menjadi semacam rumah bagi Ebiet ketika kiprah kepenyairannya diolah, karena pada masa itu banyak seniman yang berkumpul di sana.

Meski bisa membuat puisi, ia mengaku tidak bisa apabila diminta sekadar mendeklamasikan puisi. Dari ketidakmampuannya membaca puisi secara langsung itu, Ebiet mencari cara agar tetap bisa membaca puisi dengan cara yang lain, tanpa harus berdeklamasi. Caranya, dengan menggunakan musik. Musikalisasi puisi, begitu istilah yang digunakan dalam lingkungan kepenyairan, seperti yang banyak dilakukannya pada puisi-puisi Sapardi Djoko Damono. Beberapa puisi Emha bahkan sering dilantunkan Ebiet dengan petikan gitarnya. Walaupun begitu, ketika masuk dapur rekaman, tidak sebiji pun syair Emha yang ikut dinyanyikannya. Hal itu terjadi karena ia pernah diledek teman-temannya agar membuat lagu dari puisinya sendiri. Pacuan semangat dari teman-temannya ini melecut Ebiet untuk melagukan puisi-puisinya.

Ebiet G. Ade, saat tampil dalam acara Reuni 4E di Taman Budaya Tegal, tahun 2013.

Ebiet pertama kali belajar gitar dari kakaknya, Ahmad Mukhodam, lalu belajar gitar di Yogyakarta dengan Kusbini. Semula ia hanya menyanyi dengan menggelar pentas seni di Senisono, Patangpuluhan, Wirobrajan, Yogyakarta dan juga di Jawa Tengah, memusikalisasikan puisi-puisi karya Emily Dickinson, Nobody, dan mendapat tanggapan positif dari pemirsanya. Walau begitu ia masih menganggap kegiatannya ini sebagai hobi belaka. Namun atas dorongan para sahabat dekatnya dari PSK (Persada Studi Klub yang didirikan oleh Umbu Landu Paranggi) dan juga temannya satu kos, akhirnya Ebiet bersedia juga maju ke dunia belantika musik Nusantara. Setelah berkali-kali ditolak di berbagai label rekaman, akhirnya ia diterima di Jackson Record pada tahun 1979.[7]

Pada bulan Mei 1979, saat Ebiet bergabung dengan Jackson Record, Ebiet akhirnya berhasil merilis album debut Camellia I diproduseri oleh Jackson Arief. Dalam album ini, nama Ebiet yang tambahan menjadi Ebiet G AD, singkatan dari Ghoffar dan Aboe Dja'far. Penggunaan nama inipun tidak terlalu lama, dan akhirnya nama tambahan menjadi Ebiet G. Ade.

Jika semula Ebiet enggan meninggalkan pondokannya yang tidak jauh dari pondok keraton, maka fakta telah menunjuk jalan lurus baginya ke Jakarta. Ia melalui rekaman demi rekaman dengan sukses. Sempat juga ia melakukan rekaman di Filipina untuk mencapai hasil yang lebih baik, yakni album Camellia III. Tetapi, ia menolak merekam lagu-lagunya dalam bahasa Jepang, ketika ia mendapat kesempatan tampil di depan publik di sana.

Pernah juga ia melakukan rekaman di Capitol Records, Amerika Serikat, untuk album ke-8-nya Zaman. Ia menyertakan Addie M.S. dan Dodo Zakaria sebagai rekan yang membantu musiknya.

Lagu-lagunya menjadi trend baru dalam khasana musik pop Indonesia. Tak heran, Ebiet sempat merajai dunia musik pop Indonesia di kisaran tahun 1979-1983. Sekitar 7 tahun Ebiet mengerjakan rekaman di Jackson Record. Pada tahun 1986, label yang melambungkan namanya itu tutup dan Ebiet terpaksa keluar. Ia sempat mendirikan label sendiri EGA Records, yang memproduksi 3 album, Menjaring Matahari, Sketsa Rembulan Emas, dan Seraut Wajah.

Sayang, pada tahun 1990, Ebiet yang "gelisah" dengan Indonesia, akhirnya memilih "bertapa" dari hingar bingar industri musik dan memilih berdiri di pinggiran saja. Baru pada tahun 1995 ia mengeluarkan album Kupu-Kupu Kertas (didukung oleh Ian Antono, Billy J. Budiardjo (alm), Purwacaraka, dan Erwin Gutawa) dan Cinta Sebening Embun (didukung oleh Adi Adrian dari KLa Project). Pada tahun 1996 ia mengeluarkan album Aku Ingin Pulang (didukung oleh Purwacaraka dan Embong Rahardjo). Dua tahun berikutnya ia mengeluarkan album Gamelan yang memuat 5 lagu lama yang diaransemen ulang dengan musik gamelan oleh Dwiki Darmawan dan Kiwir. Pada tahun 2000 Ebiet mengeluarkan album Balada Sinetron Cinta dan tahun 2001 ia mengeluarkan album Bahasa Langit, yang didukung oleh Andi Rianto, Erwin Gutawa dan Tohpati. Setelah album itu, Ebiet mulai lagi menyepi selama 5 tahun ke depan.

Ebiet adalah salah satu penyanyi yang mendukung album Kita Untuk Mereka, sebuah album yang dikeluarkan berkaitan dengan terjadinya tsunami 2004, bersama dengan 57 musisi lainnya. Ia memang seorang penyanyi yang terilhami oleh alam, sosial, ketuhanan dan kemanusiaan sehingga wajar ada beberapa lagunya yang terinspirasi oleh bencana alam, sehingga lagu-lagunya sering menjadi tema bencana.

Pada tahun 2007, ia mengeluarkan album baru berjudul In Love: 25th Anniversary (didukung oleh Anto Hoed), setelah 5 tahun absen rekaman. Album itu sendiri adalah peringatan buat ulang tahun pernikahan ke-25-nya, bersama pula 13 lagu lain yang masih dalam aransemen lama.[8]

Kemunculan kembali Ebiet pada 28 September 2008 dalam acara Zona 80 di Metro TV cukup menjadi obat bagi para penggemarnya. Dengan dihadiri para sahabat di antaranya Eko Tunas, Ebiet G Ade membawakan lagu lama yang pernah popular pada dekade 80-an.

Sebagian besar lagu Ebiet G. Ade didasarkan tentang bencana. Di bulan Juni 1978, ia menulis "Berita kepada Kawan" setelah bencana gas beracun di Dataran Tinggi Dieng. Pada tahun 1981, ia menulis "Sebuah Tragedi 1981" mengenai tenggelamnya KMP Tampomas II di Kepulauan Masalembu. Setelah letusan Gunung Galunggung pada 1982, ia menulis "Untuk Kita Renungkan". Lagu "Masih Ada Waktu" juga didasarkan saat kejadian kecelakaan kereta api Bintaro.

Menikah dengan Koespudji Rahayu Sugianto (atau lebih dikenal sebagai Yayu Sugianto, kakak penyanyi Iis Sugianto) pada tanggal 4 Februari 1982,[9] ia dikaruniai 4 anak, 3 laki-laki dan 1 perempuan, Abietyasakti "Abie" Ksatria Kinasih (lahir 8 Desember 1982), Aderaprabu "Adera" Lantip Trengginas (lahir 6 Januari 1984), Byatriasa "Yayas" Pakarti Linuwih (lahir 6 April 1987), dan Segara "Dega" Banyu Bening (lahir 11 Desember 1989). Mereka bertempat tinggal di kawasan Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan.. Anak sulung Ebiet, Abie berperan sebagai manager ayahnya dan mengelola usaha keluarga. Anak keduanya pun sudah merambah ke dunia musik, dan dikenal dengan nama panggung Adera Ega. Ebiet juga seorang penggemar golf, namun sejak terjadinya bencana tsunami 2004, ia tidak pernah lagi main golf.

Sejak berpisah selama lebih dari 30 tahun lantaran menjalani kehidupan masing-masing, empat sekawan yang terdiri Ebiet G. Ade, Emha Ainun Nadjib, Eko Tunas, dan E.H. Kartanegara akhirnya dipertemukan kembali dalam sebuah acara Reuni 4E yang diselenggarakan oleh CressinDo Press di Taman Budaya Tegal, 6 April 2013, bersamaan dengan peluncuran buku kumpulan cerita pendek (cerpen) Tunas, karya Eko Tunas.[10][11]

MemBers EGA

[sunting | sunting sumber]

Sejak merilis album pertama sampai sekarang, Ebiet tidak pernah kehilangan penggemar. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan sebagaian berada di luar negeri. Kelompok nirlaba itu bernama MemBers EGA (Membumi Bersama Ebiet G. Ade), yang saat ini diketuai oleh Harsono Anest. Selain menjadi ajang apresiasi, komunitas ini dibentuk untuk menjalin komunikasi, kekerabatan, dan persaudaraan antar sesama pencinta lagu Ebiet. Tak jarang Ebiet beserta keluarganya terlibat langsung dalam kegiatan sosial yang diselenggarakan oleh komunitas itu, antara lain penanaman pohon dan penyerahan bantuan di daerah bencana.[12][13]

Diskografi

[sunting | sunting sumber]

Tidak seluruh album yang dikeluarkan Ebiet G. Ade berisi lagu baru. Pada tahun-tahun terakhir, ia sering mengeluarkan rilis ulang lagu-lagu lamanya, baik dengan aransemen asli maupun dengan aransemen ulang. Dan pada tahun-tahun terakhir Ebiet banyak memilih berkolaborasi dengan musisi-musisi berbakat.

Jumlah album kompilasinya yang dikeluarkan melebihi album studionya. Sejauh ini terdapat sedikitnya 25 album kompilasinya yang diterbitkan oleh berbagai label rekaman.

Album Studio

[sunting | sunting sumber]

Album Kompilasi

[sunting | sunting sumber]
  • Lagu-Lagu Terbaik I Ebiet G. Ade (1987)
  • Lagu-Lagu Terbaik II Ebiet G. Ade (1987)
  • Lagu-Lagu Terbaik III Ebiet G. Ade (1987)
  • Lagu-Lagu Terbaik IV Ebiet G. Ade (1987)
  • 20 Lagu Terpopuler Ebiet G. Ade (1988)
  • Perjalanan Vol. I (1988)
  • Perjalanan Vol. II (1988)
  • Seleksi Album Emas (1990)
  • Seleksi Album Emas II (1994)
  • 16 Lagu Puisi Cinta Ebiet G. Ade (1995)
  • Kumpulan Lagu-Lagu Religius (1996)
  • Hidupku MilikMu - Kumpulan Lagu-Lagu Religius Vol. II (1996)
  • 21 Tembang Puisi Dan Kehidupan (1996)
  • 20 Lagu Terpopuler (1997)
  • Lagu-Lagu Terbaik (1997)
  • Renungan Reformasi (1997)
  • 16 Koleksi Terlengkap Ebiet G. Ade (1997)
  • 12 Lagu Terbaik Ebiet G. Ade (1979-1986; 1997)
  • 12 Lagu Terbaik Ebiet G. Ade Volume II (1979-1986; 1997)
  • Ilham Seni (1998)
  • Best Of The Best (1999)
  • Akustik (2001)
  • Balada Country (2002)
  • M. Nasir vs Ebiet G. Ade - Penyair Nusantara (2002)
  • Nyanyian Cinta (2003)
  • Tembang Renungan Hati (2003)
  • Tembang Slow (2004)
  • Kumpulan Lagu-Lagu Terbaik (2004)
  • 22 Lagu Hits Sepanjang Masa (2005)
  • Tembang Cantik (2006)
  • Yogyakarta (2008)

Album bersama Dewa 19

[sunting | sunting sumber]

Lagu dari album lain

[sunting | sunting sumber]

Penghargaan

[sunting | sunting sumber]

Ebiet G. Ade telah menerima sejumlah penghargaan, antara lain:[14]

  • 18 Golden dan Platinum Record dari Jackson Record dan label lainnya dari album Camellia I hingga Isyu!
  • Biduan Pop Kesayangan PUSPEN ABRI (1979-1984)
  • Pencipta Lagu Kesayangan Angket Musica Indonesia (1980-1985)
  • Penghargaan Diskotek Indonesia (1981)
  • 10 Lagu Terbaik ASIRI (1980-1981)
  • Penghargaan Lomba Cipta Lagu Pembangunan (1987)
  • Penyanyi kesayangan Siaran Radio ABRI (1989-1992)
  • BASF Awards (1984 - 1988)
  • Penyanyi solo dan balada terbaik Anugerah Musik Indonesia (1997)
  • Lagu Terbaik AMI Sharp Award (2000)
  • Planet Muzik Awards dari Singapura (2002)
  • Penghargaan Lingkungan Hidup (2005)
  • Duta Lingkungan Hidup (2006)
  • Penghargaan Peduli Award Forum Indonesia Muda (2006)
  • Sejumlah penghargaan dari berbagai lembaga independen.

Catatan dan rujukan

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Profil Ebiet G Ade - VIVA". VIVA.co.id. 2017-08-21. Diakses tanggal 2019-11-22. 
  2. ^ Beberapa sumber menyebutkan bahwa Ebiet lahir di Banyumas. Banyumas sebenarnya adalah sebuah karesidenan pada saat itu, sementara ia lahir di wilayah Kabupaten Banjarnegara
  3. ^ "EBIET G. ADE: Apresiasi Musik Indonesia Menurun". Djarum Super Music. Diakses tanggal 22-07-2007.  [pranala nonaktif permanen]
  4. ^ "Ebit G Ade, Bermusik Karena Tak Ada Kegiatan Lain". Minggu Pagi Online. Diakses tanggal 16-06-2007.  [pranala nonaktif permanen]
  5. ^ "Ebiet G. Ade: Nggak Ada Istri, Nyanyi Jadi Nggak Asyik". Republika Online. Diakses tanggal 15-06-2007.  [pranala nonaktif permanen]
  6. ^ "Mozaik Jejak Langkah Ebiet G. Ade". Ebiet G. Ade Official Website. Diakses tanggal 26-06-2007.  [pranala nonaktif permanen]
  7. ^ "Perjalanan Ebiet G. Ade: Cerita Masa Lalu, Ketika Langit di Yogya Masih Biru". Minggu Pagi Online. Diakses tanggal 16-06-2007.  [pranala nonaktif permanen]
  8. ^ "Ebiet G. Ade: Kembali Mambaca Tanda Zaman Lewat Album Baru". Kabar Indonesia. Diakses tanggal 15-06-2007. 
  9. ^ "Ebiet G Ade Merayakan HUT Pernikahan Perak". Liputan6.com. 26 April 2007. Diakses tanggal 3 September 2023. 
  10. ^ http://www.beritasatu.com/musik/107406-reuni-4e-nostalgia-persahabatan-empat-dekade.html Berita satu, diakses 29 Januari 2015
  11. ^ http://koran.tempo.co/konten/2013/04/05/305936/Ebiet-dan-Cak-Nun-Reuni-4E Koran Tempo, Diakses 29 Januari 2015
  12. ^ http://satelitnews.co/ebiet-beri-bantuan-untuk-korban-longsor/[pranala nonaktif permanen] Satelit News, diakses 29 Januari 2015
  13. ^ http://www.aktual.co/sosial/085608ebiet-g-ade-luncurkan-album-anyar-di-malam-tahun-baru Aktual, diakses 29 Januari 2015
  14. ^ "Biodata Ebiet G. Ade". Ebiet G. Ade Official Website. Diakses tanggal 22-07-2007.  [pranala nonaktif permanen]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]