Lompat ke isi

Duswanta: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ubah kategori
Raksasabonga (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(28 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{TMH Infobox|
'''Maharaja Duswanta''' atau '''Dushyanta''' ([[Sansekerta]]: '''दुष्‍यंत'''; ''dushyanta'') merupakan leluhur keluarga [[Pandawa]] dan [[Korawa]] dalam kisah epik terbesar di dunia, [[Mahābhārata]]. Maharaja Duswanta salah satu keturunan Sang [[Puru]] yang menurunkan Wangsa [[Paurawa]]. Beliau bertahta di sebuah [[kerajaan India Kuno]] yang kemudian menjadi [[Hastinapura]]. Permaisuri beliau bernama [[Sakuntala]] dan putera beliau bernama Sang [[Bharata]] yang menurunkan keluarga Bharata dalam kisah Mahābhārata.
| Image = 1940s Vintage Hindu Print Dushyant & Shakuntala.jpg
| Caption = Pertemuan Duswanta dengan Sakuntala. Ilustrasi dari tahun 1940-an.
| Nama = Duswanta
| Nama_lain = Dusyanta; Dusmanta
| Devanagari = दुष्‍यंत
| Ejaan_Sanskerta = Dushyaṇta
| Kitab = ''[[Mahabharata]]''; ''[[Purana]]''
| Pasangan = [[Sakuntala]]
| Anak = [[Bharata (raja)|Bharata]]
| Dinasti = [[Dinasti Candra|Candra]]
| Kasta = Ksatriya
}}
'''Duswanta''' atau '''Dushyanta''' ([[Sanskerta]]: दुष्‍यंत; ''dushyanta'') merupakan leluhur keluarga [[Pandawa]] dan [[Korawa]] dalam [[wiracarita]] ''[[Mahabharata]]''. Duswanta merupakan salah satu keturunan Sang [[Puru]] yang menurunkan Wangsa [[Paurawa]]. Ia bertahta di sebuah [[kerajaan India Kuno]] yang kemudian menjadi [[Hastinapura]]. Permaisuri dia bernama [[Sakuntala]] dan putera dia bernama [[Bharata (raja)|Bharata]] yang menurunkan keluarga Bharata dalam kisah ''Mahabharata''.


== Pertemuan dengan Sakuntala ==
==Kisah Raja Duswanta dalam Mahābhārata==


Dalam ''[[Mahabharata]]'' diceritakan, pada suatu ketika, Duswanta pergi berburu sampai ke tengah hutan di kaki gunung [[Himawan]]. Setelah masuk jauh ke tengah hutan, ia menemukan lokasi pertapaan yang sangat indah, yang ternyata kediaman Bagawan [[Kanwa]]. Di sana ia disambut dengan ramah oleh puteri cantik jelita bernama [[Sakuntala]]. Melihat wajah sang puteri petapa yang sangat elok, timbulah keinginan Sang Raja untuk menikahinya. Sakuntala menolak, tetapi dirayu terus oleh Sang Raja. Akhirnya Sakuntala bersedia menikahi Sang Raja dengan syarat bahwa anak yang dilahirkannya harus menjadi pewaris tahta Sang Raja. Karena diselimuti rasa cinta, Sang Raja bersedia memenuhi permohonan tersebut. Kemudian Sang Raja bercinta dengan Sakuntala. Tak lama setelah itu, ia pergi meninggalkan pertapaan karena terikat oleh kewajibannya sebagai seorang Raja. Ia pun pulang dan berjanji bahwa kelak ia akan kembali lagi ke pertapaan tersebut untuk menjemput Sakuntala beserta anaknya jika sudah lahir.
===Pertemuan dengan Sakuntala===


== Penolakan Duswanta ==
Pada suatu ketika, Prabu Duswanta pergi berburu sampai ke tengah hutan di kaki gungung [[Himawan]]. Setelah masuk jauh ke tengah hutan, ia menemukan lokasi pertapaan yang sangat indah, yang ternyata kediaman Bagawan [[Kanwa]]. Di sana ia disambut dengan ramah oleh puteri cantik jelita bernama [[Sakuntala]]. Melihat wajah sang puteri petapa yang sangat elok, timbulah keinginan Sang Raja untuk menikahinya. Sakuntala menolak, namun dirayu terus oleh Sang Raja. Akhirnya Sakuntala bersedia menikahi Sang Raja dengan syarat bahwa anak yang dilahirkannya harus menjadi pewaris tahta Sang Raja. Karena diselimuti rasa cinta, Sang Raja bersedia memenuhi permohonan tersebut.
{{main|Sakuntala}}


Setelah sekian lama, Duswanta sibuk dengan urusan negara sehingga tidak bisa menjemput [[Sakuntala]] beserta anaknya untuk tinggal di istana. Hal itu membuat Sakuntala tidak tahan sehingga ia memutuskan akan datang menghadap Sang Raja bersama anaknya (Sarwadamana) di ibu kota.
Kemudian Sang Raja bercinta dengan Sakuntala. Tak lama setelah itu, ia pergi meninggalkan pertapaan karena terikat oleh kewajibannya sebagai seorang Raja. Ia pun pulang dan berjanji bahwa kelak ia akan kembali lagi ke pertapaan tersebut untuk menjemput Sakuntala beserta anaknya jika sudah lahir.


Sampai di ibu kota, [[Sakuntala]] menghadap Sang Raja yang sedang bersidang di istana kerajaan. Di depan umum, Sakuntala menjelaskan maksud kedatangannya bahwa ia hendak menyerahkan puteranya, [[Sarwadamana]], sebagai putera mahkota karena janji Sang Raja. Mendengar pengakuan tersebut, Raja Duswanta menolak kebenaran perkataan Sakuntala. Bahkan ia menolak telah menikah dan memiliki anak dari Sakuntala. Ia juga menghina dan mencela Sakuntala di muka umum. Sakuntala menangis karena dipermalukan.
===Penolakan Sang Raja===
: ''Artikel utama: [[Sakuntala]]''


Tiba-tiba terdengar suara dari langit yang membenarkan perkataan Sakuntala. Raja tak bisa mengelak lagi lalu ia menyongsong dan memeluk Sakuntala beserta anaknya. Kemudian ia menagis karena bahagia sambil berkata, "Duhai Sakuntala, sebenarnya aku sangat gembira akan kedatanganmu. Namun aku terhalang karena kedudukanku sebagai Raja. Apa kata dunia bila akau menikahimu yang tidak dikira sebagai istriku? Kini kesangsian itu tak ada lagi, karena semuanya telah mendengar sabda dari langit yang membenarkan ucapanmu. Karena itu, engkau adalah istriku dan Sarwadamana adalah puteraku. Ia akan kuangkat sebagai Raja menggantikan kekuasaanku. Namanya kuganti menjadi Bharata karena berdasarkan sabda dari langit."
Setelah sekian lama, Sang Raja sibuk dengan urusan negara sehingga tidak bisa menjemput [[Sakuntala]] beserta anaknya untuk tinggal di istana. Hal itu membuat Sakuntala tidak tahan sehingga ia memutuskan akan datang menghadap Sang Raja bersama anaknya ([[Sarwadamana]]) di ibukota.


Setelah Raja Duswanta berkata demikian, ia menyerahkan tahta kepada Sarwadamana yang berganti nama menjadi Bharata. Kemudian Bharata menaklukkan daratan India Kuno ([[Bharatawarsha]]) dan menurunkan [[Kuru (raja)|Kuru]], yang menurunkan Wangsa [[Kaurawa]] (Korawa).
Sampai di ibukota, [[Sakuntala]] menghadap Sang Raja yang sedang bersidang di istana kerajaan. Di depan umum, Sakuntala menjelaskan maksud kedatangannya bahwa ia hendak menyerahkan puteranya, [[Sarwadamana]], sebagai putera mahkota karena janji Sang Raja. Mendengar pengakuan tersebut, Raja Duswanta menolak kebenaran perkataan Sakuntala. Bahkan ia menolak telah menikah dan memiliki anak dari Sakuntala. Ia juga menghina dan mencela Sakuntala di muka umum. Sakuntala menangis karena dipermalukan.

Tiba-tiba terdengar suara dari langit yang membenarkan perkataan Sakuntala. Raja tak bisa mengelak lagi lalu ia menyongsong dan memeluk Sakuntala beserta anaknya. Kemudian ia menagis karena bahagia sambil berkata: “Duhai Sakuntala, sebenarnya aku sangat gembira akan kedatanganmu. Namun aku terhalang karena kedudukanku sebagai Raja. Apa kata dunia bila akau menikahimu yang tidak dikira sebagai istriku? Kini kesangsian itu tak ada lagi, karena semuanya telah mendengar sabda dari langit yang membenarkan ucapanmu. Karena itu, engkau adalah istriku dan Sarwadamana adalah puteraku. Ia akan kuangkat sebagai Raja menggantikan kekuasaanku. Namanya kuganti menjadi Bharata karena berdasarkan sabda dari langit”.

Setelah Raja Duswanta berkata demikian, ia menyerahkan tahta kepada Sarwadamana yang berganti nama menjadi [[Bharata]]. Kemudian Bharata menaklukkan daratan India Kuno ([[Bharatawarsha]]) dan menurunkan [[Kuru (Mahabharata)|Kuru]], yang menurunkan Wangsa [[Kaurawa]] (Korawa).

==Silsilah Raja Duswanta==
: ''Untuk silsilah yang lebih lengkap, lihat [[Silsilah Dinasti Kuru dan Yadu]]''


== Silsilah ==
<!--silsilah yang digunakan dalam artikel ini berasal dari templat Keluarga Bharata-->
<!--silsilah yang digunakan dalam artikel ini berasal dari templat Keluarga Bharata-->


{{Keluarga Bharata}}
{{Keluarga Bharata}}


==Referensi==
== Referensi ==
* '''[[Adiparwa]]''', buku pertama dari seri [[Astadasaparwa]] kitab '''[[Mahābhārata]]'''
* ''[[Adiparwa]]'', buku pertama dari seri [[Astadasaparwa]] kitab ''[[Mahabharata|Mahābhārata]]''


{{start box}}
{{succession box|
before=Ilina|
years=Leluhur keluarga Bharata|
title=[[Dinasti Candra|Raja Dinasti Candra]]|
after=[[Bharata (raja)|Bharata]]}}
{{end box}}

{{tokoh mitologi hindu}}


[[Kategori:Leluhur Pandawa dan Korawa]]
[[Kategori:Leluhur Pandawa dan Korawa]]
[[Kategori:Raja dalam mitologi Hindu]]

[[en:Dushyanta]]

Revisi terkini sejak 21 Februari 2024 07.43

Duswanta
दुष्‍यंत
Pertemuan Duswanta dengan Sakuntala. Ilustrasi dari tahun 1940-an.
Pertemuan Duswanta dengan Sakuntala. Ilustrasi dari tahun 1940-an.
Tokoh dalam mitologi Hindu
NamaDuswanta
Ejaan Dewanagariदुष्‍यंत
Ejaan IASTDushyaṇta
Nama lainDusyanta; Dusmanta
Kitab referensiMahabharata; Purana
KastaKsatriya
DinastiCandra
AnakBharata

Duswanta atau Dushyanta (Sanskerta: दुष्‍यंत; dushyanta) merupakan leluhur keluarga Pandawa dan Korawa dalam wiracarita Mahabharata. Duswanta merupakan salah satu keturunan Sang Puru yang menurunkan Wangsa Paurawa. Ia bertahta di sebuah kerajaan India Kuno yang kemudian menjadi Hastinapura. Permaisuri dia bernama Sakuntala dan putera dia bernama Bharata yang menurunkan keluarga Bharata dalam kisah Mahabharata.

Pertemuan dengan Sakuntala

[sunting | sunting sumber]

Dalam Mahabharata diceritakan, pada suatu ketika, Duswanta pergi berburu sampai ke tengah hutan di kaki gunung Himawan. Setelah masuk jauh ke tengah hutan, ia menemukan lokasi pertapaan yang sangat indah, yang ternyata kediaman Bagawan Kanwa. Di sana ia disambut dengan ramah oleh puteri cantik jelita bernama Sakuntala. Melihat wajah sang puteri petapa yang sangat elok, timbulah keinginan Sang Raja untuk menikahinya. Sakuntala menolak, tetapi dirayu terus oleh Sang Raja. Akhirnya Sakuntala bersedia menikahi Sang Raja dengan syarat bahwa anak yang dilahirkannya harus menjadi pewaris tahta Sang Raja. Karena diselimuti rasa cinta, Sang Raja bersedia memenuhi permohonan tersebut. Kemudian Sang Raja bercinta dengan Sakuntala. Tak lama setelah itu, ia pergi meninggalkan pertapaan karena terikat oleh kewajibannya sebagai seorang Raja. Ia pun pulang dan berjanji bahwa kelak ia akan kembali lagi ke pertapaan tersebut untuk menjemput Sakuntala beserta anaknya jika sudah lahir.

Penolakan Duswanta

[sunting | sunting sumber]

Setelah sekian lama, Duswanta sibuk dengan urusan negara sehingga tidak bisa menjemput Sakuntala beserta anaknya untuk tinggal di istana. Hal itu membuat Sakuntala tidak tahan sehingga ia memutuskan akan datang menghadap Sang Raja bersama anaknya (Sarwadamana) di ibu kota.

Sampai di ibu kota, Sakuntala menghadap Sang Raja yang sedang bersidang di istana kerajaan. Di depan umum, Sakuntala menjelaskan maksud kedatangannya bahwa ia hendak menyerahkan puteranya, Sarwadamana, sebagai putera mahkota karena janji Sang Raja. Mendengar pengakuan tersebut, Raja Duswanta menolak kebenaran perkataan Sakuntala. Bahkan ia menolak telah menikah dan memiliki anak dari Sakuntala. Ia juga menghina dan mencela Sakuntala di muka umum. Sakuntala menangis karena dipermalukan.

Tiba-tiba terdengar suara dari langit yang membenarkan perkataan Sakuntala. Raja tak bisa mengelak lagi lalu ia menyongsong dan memeluk Sakuntala beserta anaknya. Kemudian ia menagis karena bahagia sambil berkata, "Duhai Sakuntala, sebenarnya aku sangat gembira akan kedatanganmu. Namun aku terhalang karena kedudukanku sebagai Raja. Apa kata dunia bila akau menikahimu yang tidak dikira sebagai istriku? Kini kesangsian itu tak ada lagi, karena semuanya telah mendengar sabda dari langit yang membenarkan ucapanmu. Karena itu, engkau adalah istriku dan Sarwadamana adalah puteraku. Ia akan kuangkat sebagai Raja menggantikan kekuasaanku. Namanya kuganti menjadi Bharata karena berdasarkan sabda dari langit."

Setelah Raja Duswanta berkata demikian, ia menyerahkan tahta kepada Sarwadamana yang berganti nama menjadi Bharata. Kemudian Bharata menaklukkan daratan India Kuno (Bharatawarsha) dan menurunkan Kuru, yang menurunkan Wangsa Kaurawa (Korawa).

 
 
 
 
Keturunan
Yayati
 
Wangsa
Paurawa
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Sakuntala
 
Duswanta
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Watsa
 
Bharata
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Dinasti
Bharata
 
Keluarga
Bharata
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Kuru
 
Yamadi
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Para Raja
Hastinapura
 
Dinasti
Kuru
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Sunanda
 
Pratipa
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Gangga
 
Santanu
 
 
 
Satyawati
 
 
 
Parasara
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Bisma
 
Citrānggada
 
Wicitrawirya
 
2 istri
 
Byasa
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Gandari
 
Dretarastra
 
Kunti
 
Pandu
 
Madri
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
100 Korawa
 
Dursala
 
Yuyutsu
 
 
5 Pandawa
 
 
 
 

Referensi

[sunting | sunting sumber]
Didahului oleh:
Ilina
Raja Dinasti Candra
Leluhur keluarga Bharata
Diteruskan oleh:
Bharata