Lompat ke isi

Mabaya Seram: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Naval Scene (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Aleirezkiette (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(17 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Taxobox
{{Taxobox
| name = Bandikot Seram<ref name=msw>{{MSW3 Peramelemorphia | id = 10900054 | page = 42}}</ref>
| name = Mabaya seram<ref name=msw>{{MSW3 Peramelemorphia | id = 10900054 | page = 42}}</ref>
| status = EN
| status = EN
| trend = unknown
| trend = unknown
| status_system = iucn3.1
| status_system = iucn3.1
| status_ref = <ref name=iucn>{{IUCN2008|assessors=Leary, T., Wright, D., Hamilton, S., Singadan, R., Menzies, J., Bonaccorso, F., Helgen, K., Seri, L., Allison, A., Aplin, K., Dickman, C. & Salas, L.|year=2008|id=19711|title=Rhynchomeles prattorum|downloaded=28 December 2008}} Database entry includes justification for why this species is listed as endangered </ref>
| status_ref =<ref name=iucn>{{IUCN2008|assessors=Leary, T., Wright, D., Hamilton, S., Singadan, R., Menzies, J., Bonaccorso, F., Helgen, K., Seri, L., Allison, A., Aplin, K., Dickman, C. & Salas, L.|year=2008|id=19711|title=Rhynchomeles prattorum|downloaded=28 December 2008}} Database entry includes justification for why this species is listed as endangered</ref>
| regnum = [[Animal]]ia
| regnum = [[Animal]]ia
| phylum = [[Chordate|Chordata]]
| phylum = [[Chordate|Chordata]]
Baris 16: Baris 16:
| binomial_authority = [[Oldfield Thomas|Thomas]], 1920
| binomial_authority = [[Oldfield Thomas|Thomas]], 1920
| range_map = Seram Bandicoot area.png
| range_map = Seram Bandicoot area.png
| range_map_caption = Penyebaran Bandikot Seram
| range_map_caption = Penyebaran bandikot seram
}}
}}
'''Bandikot Seram''' ([[nama binomial]]: ''Rhynchomeles prattorum'', [[bahasa Inggris|Inggris]]: ''Seram bandicoot''),<ref>{{cite book
'''Mabaya seram'''<ref>{{Cite web|title=Checklist of the mammals of Indonesia : scientific name and distribution area table in Indonesia including CITES, IUCN, and Indonesian category for conservation {{!}} WorldCat.org|url=https://search.worldcat.org/title/53792631|website=search.worldcat.org|language=en|access-date=2023-12-09}}</ref> ([[nama binomial]]: ''Rhynchomeles prattorum'', [[bahasa Inggris|Inggris]]: ''Seram bandicoot''),<ref>{{cite book
| title = Melestarikan Alam Indonesia
|title = Melestarikan Alam Indonesia
| author = Jatna Supriatna
|author = Jatna Supriatna
| url = https://books.google.co.id/books?id=VX0crY5PkFYC&pg=PA32&dq=Bandikot+Seram&hl=id&sa=X&ei=EuJJVazhCc2gugSd1YCwAQ&ved=0CB8QuwUwAA#v=onepage&q=Bandikot%20Seram&f=false
|url = https://books.google.co.id/books?id=VX0crY5PkFYC&pg=PA32&dq=Bandikot+Seram&hl=id&sa=X&ei=EuJJVazhCc2gugSd1YCwAQ&ved=0CB8QuwUwAA#v=onepage&q=Bandikot%20Seram&f=false
| publisher = Yayasan Obor Indonesia
|publisher = Yayasan Obor Indonesia
| year = 2008
|year = 2008
| id = ISBN 9789794616963, 9794616966
|id = ISBN 978-979-461-696-3, 9794616966
| page = 32
|page = 32
}}</ref> atau sebutan lainnya '''[[Bandikot]] hidung panjang Pulau Seram''' (''Seram Island long-nosed bandicoot''),<ref name="Walker"/> adalah anggota dari [[ordo (biologi)|ordo]] [[Peramelemorphia]]. Ia adalah satu-satunya spesies dalam genus ''Rhynchomeles''.<ref name="Walker"/> Spesies endemik ini diklasifikasikan (Thomas, 1920) berdasarkan koleksi yang terdiri dari tujuh spesimen, yang diperoleh pada bulan Februari tahun 1920 di [[Pulau Seram]], [[Indonesia]], dan merupakan satu-satunya catatan mengenai keberadaannya.<ref name="Walker">{{cite book
}}</ref> atau sebutan lainnya '''mabaya''' '''hidung panjang Pulau Seram''' (''Seram Island long-nosed bandicoot''),<ref name="Walker"/> adalah anggota dari [[ordo (biologi)|ordo]] [[Peramelemorphia]]. Ia adalah satu-satunya spesies dalam genus ''Rhynchomeles''.<ref name="Walker"/>
| title = Walker's Mammals of the World
| volume = 1
| author = Ronald M. Nowak
| url = https://books.google.co.id/books?id=T37sFCl43E8C&pg=PA78&dq=rhynchomeles&hl=id&sa=X&ei=ZuBJVeSlEIyWuATB1IFY&ved=0CCAQuwUwAA#v=onepage&q=rhynchomeles&f=false
| edition = berilustrasi
| publisher = JHU Press
| year = 1999
| id = ISBN 9780801857898, 0801857899
| page = 78
}}</ref> Penamaan spesies diambil dari para pengumpulnya, yaitu Felix Pratt dan anak-anaknya Charles dan Joseph Pratt, dan koleksi tersebut sekarang disimpan di [[Natural History Museum, London|British Natural History Museum]] di [[London]], [[Inggris]].<ref name="Walker"/> Penemuan fosil-fosil [[kala (geologi)|kala]] [[Holosen]] di [[Pulau Halmahera]] dan [[Maluku Utara]] yang memperlihatkan kesamaan dengan ''Rhyncomeles'' menimbulkan dugaan bahwa dahulu mungkin penyebarannya lebih luas (Flannery, 1995).<ref name="Walker"/>


Penamaan spesies diambil dari para pengumpulnya, yaitu Felix Pratt dan anak-anaknya Charles dan Joseph Pratt, dan koleksi spesies tersebut sekarang disimpan di [[Natural History Museum, London|British Natural History Museum]] di [[London]], [[Inggris]].<ref name="Walker"/>
Panjang dari kepala hingga tubuh 245-330 mm, panjang ekor 105-30 mm.<ref name="Walker"/> Bulunya kering, mengkilat, dan tidak sama sekali tak bertulang (''nonspinous''), serta terdapat sedikit bulu halus bagian dalam (''underfur'').<ref name="Walker"/> Tubuh bagian atas dan bawah berwarna coklat gelap, dan sebidang bagian dada berwarna putih.<ref name="Walker"/> Bagian kepala sedikit lebih ringan daripada bagian belakang, dan terdapat area yang keputih-putihan pada kaki depan, sedangkan ekor hampir tidak berbulu dan berwarna coklat kehitaman.<ref name="Walker"/> Moncong berbentuk panjang, dengan perpanjangan pada tulang-tulang nasal pada tengkoraknya. Telinga kecil dan berbentuk oval.<ref name="Walker"/> Seperti ''[[Echymipera]]'' tidak terdapat gigi seri atas kelima.<ref name="Walker"/> Perbedaan utama dengan ''Echymipera'' adalah moncongnya yang sangat panjang dan langsing, gigi geraham terakhir yang amat kecil, serta susunan gigi pipi yang cukup berjarak.<ref name="Walker"/>


== Penyebaran ==
Bandikot Seram digolongkan sebagai spesies yang terancam punah pada [[Daftar merah IUCN|Daftar merah]] [[IUCN]] (Kennedy, 1992) karena lingkup penyebarannya yang sempit dan tercatat sebagai spesis yang kekurangan data.<ref name="Walker"/> Konservasi spesies ini, apabila masih belum punah, terancam karena pembukaan hutan dataran rendah yang dekat dengan lingkungan hidupnya. Tersebarnya babi, anjing, dan [[organisme meliar|hewan meliar]] lainnya juga dapat menyebabkan penurunan populasi. Koleksi tipe spesimen diperoleh di [[montane|hutan pegunungan atas]] tropis di [[Taman Nasional Manusela]], di mana satu spesimen diperoleh pada ketinggian 1.800 meter [[Permukaan laut|dpl]].<ref name="Walker"/> Ekspedisi yang dilakukan pada tahun 1991 tidak berhasil menemukan keberadaannya, namun pembicaraan dengan penduduk setempat menunjukkan peluang spesies ini mungkin masih bertahan hidup di area hutan montane yang belum tergangu (Kitchener et al., 1993).<ref name="Walker"/> Wilayah sekitarnya belum disurvei untuk mengetahui keberadaannya, meskipun sebuah kemunculan diduga terjadi di [[Pulau Buru]].<ref name=iucn/>
Spesies endemik ini diklasifikasikan (Thomas, 1920) berdasarkan koleksi yang terdiri dari tujuh spesimen, yang diperoleh pada bulan Februari tahun 1920 di [[Pulau Seram]], [[Indonesia]], dan merupakan satu-satunya catatan mengenai keberadaannya.<ref name="Walker">{{cite book
|title = Walker's Mammals of the World
|volume = 1
|author = Ronald M. Nowak
|url = https://books.google.co.id/books?id=T37sFCl43E8C&pg=PA78&dq=rhynchomeles&hl=id&sa=X&ei=ZuBJVeSlEIyWuATB1IFY&ved=0CCAQuwUwAA#v=onepage&q=rhynchomeles&f=false
|edition = berilustrasi
|publisher = JHU Press
|year = 1999
|id = ISBN 978-0-8018-5789-8, 0801857899
|page = 78
}}</ref> Koleksi tipe spesimen diperoleh di [[montane|hutan pegunungan atas]] tropis di [[Taman Nasional Manusela]], di mana satu spesimen diperoleh pada ketinggian 1.800 meter [[Permukaan laut|dpl]].<ref name="Walker"/>

Penemuan fosil-fosil [[kala (geologi)|kala]] [[Holosen]] di [[Pulau Halmahera]] dan [[Maluku Utara]] yang memperlihatkan kesamaan dengan ''Rhyncomeles'' menimbulkan dugaan bahwa dahulu mungkin penyebarannya lebih luas (Flannery, 1995).<ref name="Walker"/>

== Deskripsi ==
Panjang dari kepala hingga tubuh 245–330&nbsp;mm, panjang ekor 105–30&nbsp;mm.<ref name="Walker"/> Bulunya kering (''crisp''), mengilat, dan sama sekali tidak bertulang (''nonspinous''), serta terdapat sedikit bulu halus bagian dalam (''underfur'').<ref name="Walker"/> Tubuh bagian atas dan bawah berwarna cokelat gelap, dan sebidang bagian dada berwarna putih.<ref name="Walker"/> Bagian kepala sedikit lebih ringan daripada bagian belakang, dan terdapat area yang keputih-putihan pada kaki depan, sedangkan ekor hampir tidak berbulu dan berwarna coklat kehitaman.<ref name="Walker"/> Moncong berbentuk panjang, dengan perpanjangan pada tulang-tulang nasal pada tengkoraknya. Telinga kecil dan berbentuk oval.<ref name="Walker"/> Seperti ''[[Echymipera]]'' tidak terdapat gigi seri atas kelima.<ref name="Walker"/> Perbedaan utama dengan ''Echymipera'' adalah moncongnya yang sangat panjang dan langsing, gigi geraham terakhir yang amat kecil, serta susunan gigi pipi yang cukup berjarak.<ref name="Walker"/>

== Status ==
Mabaya seram digolongkan sebagai spesies yang terancam punah pada [[Daftar merah IUCN|Daftar merah]] [[IUCN]] (Kennedy, 1992) karena lingkup penyebarannya yang sempit dan tercatat sebagai spesis yang kekurangan data.<ref name="Walker"/> Konservasi spesies ini, apabila masih belum punah, terancam karena pembukaan hutan dataran rendah yang dekat dengan lingkungan hidupnya.<ref>{{cite book
|title = Socio-economic considerations for land use planning: The case of Seram, Central Maluku
|volume = 109 dari CIFOR Working Paper
|author = Nining Liswanti, Emily Fripp, Thomas Silaya, Marthina Tjoa, Yves Laumonier
|url = https://books.google.co.id/books?id=4rDRBQAAQBAJ&pg=PA3&dq=seram+bandicoot&hl=id&sa=X&ei=p_tJVc_9LZaGuATXiIDQDw&ved=0CEcQuwUwBQ#v=onepage&q=seram%20bandicoot&f=false
|publisher = CIFOR
|page = 2-4
}}</ref> Tersebarnya babi, anjing, dan [[organisme meliar|hewan meliar]] lainnya juga dapat menyebabkan penurunan populasi.<ref name=iucn/> Ekspedisi yang dilakukan pada tahun 1991 tidak berhasil menemukan keberadaannya, namun pembicaraan dengan penduduk setempat menunjukkan peluang spesies ini mungkin masih bertahan hidup di area hutan pegunungan yang belum terganggu (Kitchener et al., 1993).<ref name="Walker"/> Wilayah sekitarnya belum disurvei untuk mengetahui keberadaannya, meskipun sebuah kemunculan diduga terjadi di [[Pulau Buru]].<ref name=iucn/>


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}
{{Taxonbar|from=Q1054600}}


[[Kategori:Pulau Seram]]
[[Kategori:Pulau Seram]]

Revisi terkini sejak 9 Desember 2023 08.55

Mabaya seram[1]
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Rhynchomeles

Thomas, 1920
Spesies:
R. prattorum
Nama binomial
Rhynchomeles prattorum
Thomas, 1920
Penyebaran bandikot seram

Mabaya seram[3] (nama binomial: Rhynchomeles prattorum, Inggris: Seram bandicoot),[4] atau sebutan lainnya mabaya hidung panjang Pulau Seram (Seram Island long-nosed bandicoot),[5] adalah anggota dari ordo Peramelemorphia. Ia adalah satu-satunya spesies dalam genus Rhynchomeles.[5]

Penamaan spesies diambil dari para pengumpulnya, yaitu Felix Pratt dan anak-anaknya Charles dan Joseph Pratt, dan koleksi spesies tersebut sekarang disimpan di British Natural History Museum di London, Inggris.[5]

Penyebaran

[sunting | sunting sumber]

Spesies endemik ini diklasifikasikan (Thomas, 1920) berdasarkan koleksi yang terdiri dari tujuh spesimen, yang diperoleh pada bulan Februari tahun 1920 di Pulau Seram, Indonesia, dan merupakan satu-satunya catatan mengenai keberadaannya.[5] Koleksi tipe spesimen diperoleh di hutan pegunungan atas tropis di Taman Nasional Manusela, di mana satu spesimen diperoleh pada ketinggian 1.800 meter dpl.[5]

Penemuan fosil-fosil kala Holosen di Pulau Halmahera dan Maluku Utara yang memperlihatkan kesamaan dengan Rhyncomeles menimbulkan dugaan bahwa dahulu mungkin penyebarannya lebih luas (Flannery, 1995).[5]

Deskripsi

[sunting | sunting sumber]

Panjang dari kepala hingga tubuh 245–330 mm, panjang ekor 105–30 mm.[5] Bulunya kering (crisp), mengilat, dan sama sekali tidak bertulang (nonspinous), serta terdapat sedikit bulu halus bagian dalam (underfur).[5] Tubuh bagian atas dan bawah berwarna cokelat gelap, dan sebidang bagian dada berwarna putih.[5] Bagian kepala sedikit lebih ringan daripada bagian belakang, dan terdapat area yang keputih-putihan pada kaki depan, sedangkan ekor hampir tidak berbulu dan berwarna coklat kehitaman.[5] Moncong berbentuk panjang, dengan perpanjangan pada tulang-tulang nasal pada tengkoraknya. Telinga kecil dan berbentuk oval.[5] Seperti Echymipera tidak terdapat gigi seri atas kelima.[5] Perbedaan utama dengan Echymipera adalah moncongnya yang sangat panjang dan langsing, gigi geraham terakhir yang amat kecil, serta susunan gigi pipi yang cukup berjarak.[5]

Mabaya seram digolongkan sebagai spesies yang terancam punah pada Daftar merah IUCN (Kennedy, 1992) karena lingkup penyebarannya yang sempit dan tercatat sebagai spesis yang kekurangan data.[5] Konservasi spesies ini, apabila masih belum punah, terancam karena pembukaan hutan dataran rendah yang dekat dengan lingkungan hidupnya.[6] Tersebarnya babi, anjing, dan hewan meliar lainnya juga dapat menyebabkan penurunan populasi.[2] Ekspedisi yang dilakukan pada tahun 1991 tidak berhasil menemukan keberadaannya, namun pembicaraan dengan penduduk setempat menunjukkan peluang spesies ini mungkin masih bertahan hidup di area hutan pegunungan yang belum terganggu (Kitchener et al., 1993).[5] Wilayah sekitarnya belum disurvei untuk mengetahui keberadaannya, meskipun sebuah kemunculan diduga terjadi di Pulau Buru.[2]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Groves, C. P. (2005). "Order Peramelemorphia". Dalam Wilson, D. E.; Reeder, D. M. Mammal Species of the World (edisi ke-3rd). Johns Hopkins University Press. hlm. 42. ISBN 978-0-8018-8221-0. OCLC 62265494. 
  2. ^ a b c Leary, T., Wright, D., Hamilton, S., Singadan, R., Menzies, J., Bonaccorso, F., Helgen, K., Seri, L., Allison, A., Aplin, K., Dickman, C. & Salas, L. (2008). "Rhynchomeles prattorum". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 28 December 2008.  Database entry includes justification for why this species is listed as endangered
  3. ^ "Checklist of the mammals of Indonesia : scientific name and distribution area table in Indonesia including CITES, IUCN, and Indonesian category for conservation | WorldCat.org". search.worldcat.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-12-09. 
  4. ^ Jatna Supriatna (2008). Melestarikan Alam Indonesia. Yayasan Obor Indonesia. hlm. 32. ISBN 978-979-461-696-3, 9794616966. 
  5. ^ a b c d e f g h i j k l m n o Ronald M. Nowak (1999). Walker's Mammals of the World. 1 (edisi ke-berilustrasi). JHU Press. hlm. 78. ISBN 978-0-8018-5789-8, 0801857899. 
  6. ^ Nining Liswanti, Emily Fripp, Thomas Silaya, Marthina Tjoa, Yves Laumonier. Socio-economic considerations for land use planning: The case of Seram, Central Maluku. 109 dari CIFOR Working Paper. CIFOR. hlm. 2-4.